Anda di halaman 1dari 66

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PEMERINTAH

DESA DALAM PENGELOLAAN DANA DESA DI DESA


TASIK SERAI BARAT KECAMATAN TALANG MUANDAU
KABUPATEN BENGKALIS

Oleh:

INDAH SRI MULIANI


185310072

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penerapan


akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana desa pada Desa Tasik Serai Barat
Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif karena tidak menggunakan perhitungan angka. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitain deskriptif merupakan penelitian
yang berusaha menguraikan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data
yang ada dilapangan secara terperinci. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata baik secara tertulis maupun lisan dari orang-orang maupun
perilaku yang dapat diamati. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui
penerapan Akuntabilitas dan Transparansi berdasarkan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban Dana Desa
dalam pencapaian Good Governance. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam
pengelolaan alokasi dana desa di Desa Tasik Serai Barat berdasarkan Pemendagri
No 20 Tahun 2018 secara keseluruhan telah cukup sesui dengan prinsip-prinsip
Akuntabilitas dan Transparansi. Akan tetapi pada tahap pelaporan masih terdapat
kekurangan dikarenakan masih ada keterlambatan dalam pelaporan APBDes.
Sedangkan untuk transparansi sudah ada banner yang dipasang di depan kantor
desa sebagai wujud pertanggungjawaban dari pemerintah desa terhadap
masyarakat.
Kata Kunci: Akuntabilitas, dan Transparansi, Pengelolaan Dana Desa.

1
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tata Kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan isu

penting yang paling marak dibahas dalam pengelolaan pemerintahan di Negara

kita saat ini. Masyarakat semakin gencar menuntut kepada pemerintah agar

melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Hal ini disebabkan

semakin meningkatnya tingkat pengetahuan dan Pendidikan masyarakat selain

adanya pengaruh dari globalisasi. Pola penyelenggaraan pemerintahan yang lama,

kini sudah tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah berubah.

Tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya untuk direspon oleh

pemerintah dengan melakukan perubahan yang tentunya tertuju pada terwujudnya

penyelenggaraan pemerintah yang baik.

Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik melahirkan bidang ilmu

akuntansi yang saat ini berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman

yaitu salah satunya adalah akuntansi pemerintahan. Hal ini dikarenakan adanya

tuntutan transparansi dan akuntabilitas politik atas dana-dana masyarakat yang

dikelola pemerintah, sehingga memunculkan kebutuhan atas penggunaan

akuntansi dalam pencatatan dan pelaporan kinerja pemerintah. Akuntansi

pemerintahan memiliki tujuan pokok, yaitu pertanggungjawaban, manajerial, dan

pengawasan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah telah

mengatur mengenai pelaksanaan sistem desentralisasi di negara Indonesia, dimana

pemerintah pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk
3

melakukan serangkaian proses, mekanisme, dan tahapan perencanaan yang dapat

menjamin keselarasan pembangunan (Aprilia, 2019). Proses desentralisasi yang

telah berlangsung memberikan penyadaran tentang pentingnya kemandirian

daerah yang bertumpu pada pemberdayaan potensi lokal. Pemerintah daerah

mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam pengelolaan daerahnya

Pembaharuan pada desa perlu dilakukan guna mendukung pembangunan

desa yang lebih meningkat dan tingkat kehidupan masyarakat desa yang jauh dari

kemiskinan. Berbagai permasalahan yang ada di desa sangat kompleks,

menjadikan alasan bagi desa untuk berkembang. Kemajuan pembangunan disetiap

desa tidak kalah pentingnya. Pembangunan ini juga memerlukan perencanaan,

pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Pelaksanaan pembangunan desa harus

sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam proses perencanaan dan

masyarakat berhak mengetahui dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan

pembangunan desa. (Arif & Halim, 2013) menyatakan kegagalan dalam

perencanaan penganggaran akan berdampak pada tidak berjalannya program kerja

pemerintah yang secara tidak langsung tentunya akan berdampak buruk terhadap

kinerja pemerintah.

Dana Desa adalah dana bantuan langsung yang diberikan oleh pemerintah

pusat terhadap pemerintahan desa yang digunakan untuk meningkatkan sarana

pelayanan masyarakat, kelembagaan dan prasarana desa yang diperlukan serta

diutamakan untuk kepentingan masyarakat, yang pemanfaatan dan administrasi

pengelolaannya dilakukan dan dipertanggungjawabkan oleh kepala desa. Dana

Desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 paling sedikit 10% (sepuluh
4

perseratus) dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD) setelah dikurangi dana alokasi khusus.

Tahun 2018 peraturan mengenai pengelolaan keuangan Desa Kembali

diubah. Perubahan pengelolaan keuangan Desa diatur pada Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang

ditandatangani Menteri Dalam Negeri Thahjo Kumolo pada tanggal 11 April 2018

dan berlaku sejak tanggal 8 Mei 2018. Negara telah membuat kebijakan dalam

Pemendagri No 20 Tahun 2018 mengenai pengelolaan keuangan desa. Unsur

terpenting di dalam APBDes adalah pendapatan dan belanja desa, di APBDes ada

tiga sumber pendapatan desa yaitu PAD desa termasuk kecil dalam anggaran desa,

Transfer adalah komponen yang menompang APBDes, dan pendapatan lain-lain.

Dana yang diperoleh tersebut nantinya digunakan untuk kepentingan belanja desa.

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan

yang baik (Good Governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

daerah untuk menerapkan akuntabilitas publik (Mustangin & Rani, 2020).

Pemendagri No 20 Tahun 2018 menjelaskan terdapat beberapa unsur dalam

pengelolaan keuangan desa yang transparan dan akuntabel terdiri dari proses

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban.

Prinsip akuntabilitas dan transparansi yang tidak diterapkan dengan baik maka

akan mendorong timbulnya permasalahaan yang akan terjadi dalam proses

pelaporan realisasi APBDesa, tentunya hal tersebut akan memicu adanya

penyelewengan dalam pelaporan realisasi dengan fakta yang ada di lapangan.


5

Kinerja pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk melakukan manajemen

yang baik bagi kegiatan dan program yang berkaitan dengan anggaran.

Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa

proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan harus

benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan

masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran

tersebut tetapi juga berhak untuk menutut pertanggungjawaban atas rencana

ataupun pelaksanaan anggaran tersebut (Dewi & Adi, 2019).

Table 1.1. Realisasi dan Anggaran Dana Desa


Bertambah/
Tahun Anggaran Realisasi
Berkurang
2019 4.729.774.615,00 4.665.916.114,00 63. 858.501,00
2020 3.380.407.031,00 3.380.407.031,00 0,00
2021 3.988.126.094,00 3.988.126.094,00 0,00
Sumber : Laporan Realisasi APBDes Pemerintah Desa Tasik Serai Barat.

Pada tahun 2019 anggaran untuk pemerintah desa Tasik Serai Barat sebesar

Rp4.729.774.615,00 sedangkan yang terealisasi sebesar Rp4.665.916.114,00

sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp63.858.501,00. Pada tahun 2020 jumlah

anggaran sebesar Rp3.988.126.094,00 telah sesuai dengan jumlah yang

direalisasikan. Pada tahun 2021 jumlah anggaran sebesar Rp3.988.126.094,00

telah sesuai dengan jumlah yang direalisasikan.

Desa Tasik Serai Barat merupakan pemekaran dari Desa Tasik Serai (Desa

Induk) pada tahun 2017. Desa Tasik Serai Barat baru menerapkan Sistem

Keuangan Desa (SISKEUDES) pada tahun 2019, ada keterlambatan penerapan

sistem keuangan desa yang seharusnya telah berlaku sejak 8 Mei 2018. Maka pada
6

tahun 2019 terjadi perubahan dari Pembukuan ke Sistem Keuangan Desa

(SISKEUDES).

Fenomena masalah yang ditemui oleh penulis pada observasi awal di Desa

Tasik Serai Barat ini bahwa pemerintah Desa menyerahkan laporan realisasi

pelaksanaan APBDes semester pertama lebih dari bulan Juli tahun berjalan ke

kecamatan sehingga terjadi keterlambatan dalam pelaporannya. Penyebabnya

adalah sumber daya manusia yang rendah serta tingkat Pendidikan yang tidak

sesuai juga menjadi salah satu penyebab perangkat desa kurang siap dalam

pengelolaan dana desa di Desa Tasik Serai Barat, keterlambatan APBDes ini

berpengaruh terhadap perekonomian desa karena jika APBDes terlambat

diserahkan maka aliran dana dari pemerintah pusat akan terhambat dan

berpengaruh pada aliran uang dan transaksi yang ada di desa seperti untuk

pembayaran gaji perangkat desa, biaya listrik dan biaya operasinal juga akan

mengalami keterlambatan. Selain itu tidak adanya dokumen atau peraturan

standar biaya umum perhitungan belanja desa.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis dengan malakukan

wawancara kepada sebagian warga dijumpai masih banyak masyarakat yang

belum mengetahui tentang anggaran dana desa pada tiap tahunnya disebabkan

masyarakat tidak mengetahui mengenai penyaluran pendapatan dana yang

diberikan pemerintah tersebut. Selain itu dalam proses penyusunan perencanaan

anggaran, desa tidak melibatkan masyarakat keseluruhan dalam rapat sehingga

masyarakat tidak mengetahui kegiatan yang belum selesai dan belum terlaksana.

Desa Tasik Serai Barat memang telah memasang spanduk di depan kantor desa
7

sebagai media yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada

masyarakat, tetapi spanduk tersebut telah lama rusak dan pemerintah desa tidak

melakukan perbaikan Kembali terhadap media tersebut sehingga sebagain

masyarakat tidak dapat melihat kegiatan apa yang sedang dijalankan oleh

pemerintah desa terkait pengelolaan keuangan desa. Namun belum ada media

elektronik atau website yang dapat diakses oleh masyarakat. Selain itu buku kas

pembantu dan buku pajak tidak disajikan oleh kantor desa Tasik Serai Barat

ketika penulis berkunjung ke kantor desa tersebut sehingga desa tersebut belum

transparan sepenuhnya.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui dilapangan, peneliti merasa tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul Akuntabilitas Dan Transparansi

Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa di Desa Tasik Serai Barat

Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengelolaan dana desa di Desa Tasik Serai Barat Kecamatan Talang

Muandau Kabupaten Bengkalis sudah memenuhi prinsip Akuntabilitas?

2. Apakah pengelolaan dana desa di Desa Tasik Serai Barat Kecamatan Talang

Muandau Kabupaten Bengkalis sudah memenuhi prinsip Transparansi?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusana masalah penelitian di atas, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah:


8

1. Untuk mengetahui apakah pengelolaan dana desa di desa Tasik Serai Barat

Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis sudah memenuhi prinsip

Akuntabilitas.

2. Untuk mengetahui apakah pengelolaan dana desa di desa Tasik Serai Barat

Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis sudah memenuhi prinsip

Transparansi.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang

Akuntabilitas dan Transparansi pemerintah desa dalam pengelolaan dana desa

di Desa Tasik Serai Barat Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis.

2. Bagi Desa Tasik Serai Barat

Penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi aparatur pemerintah desa agar lebih baik lagi dalam

pelaksanaan Akuntabilitas dan Transparansi dalam pengelolaan dana desanya.

3. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat Desa

Tasik Serai Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis mengenai

penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam pengelolaan alokasi dana

desa.

1.5. Sistematika Penulisan


9

Untuk memperoleh gambaran secara umum bagian-bagian yang akan

dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan secara ringkas isi

masing-masing BAB dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Pada bab ini akan diuraikan tentang telaah Pustaka yang memuat

tentang landasan teori, penelitian-penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian, kerangka pemikiran, serta hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang desain penelitian, objek

penelitian, jenis dan sumber data, operasional variabel, Teknik

pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum objek

penelitian beserta deskrispi variabel yang yang digunakan dalam

penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN


10

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian

beserta saran dari penulis.


BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Good Government Governance

Tata kelola pemerintahan yang baik atau good governance merupakan

komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan birokrasi yang bersih, efektif

dan efisien. Lemahnya tata kelola pemerintah yang baik di instansi pemerintahan

ditandai dengan tidak efektifnya organisasi dan biroksasi, rendahnya kualitas

pelayanan terhadap publik, sulitnya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN). Good governance pada sektor publik diartikan sebagai suatu proses tata

kelola pemerintahan yang baik, dengan melibatkan stakeholders, terhadap

berbagai kegiatan perekonomian, sosial politik dan pemanfaatan beragam sumber

daya seperti sumber daya alam, keuangan dan manusia bagi kepentingan yang

dilaksanakan dengan menganut asas: keadilan, pemerataan, persamaan, efisiensi,

transparansi dan akuntabilitas.

Adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan desa, semakin

mencerminkan pentingnya good governance dalam tata kelola pemerintahan desa.

Sebuah tata kelola pemerintahan desa. Sebuah tata kelola yang mengedepankan

prinsip akuntabel, transparan dan responsive. Pengelolaan keuangan pada

organisasi apapun dengan pendekatan good governance telah banyak terbukti

membawa efek yang positif bagi tata kelola pemerintahan. Dengan meningkatnya

tingkat pengetahuan masyarakat yang diiringi kemudahan akses informasi

masyarakat gencar untuk menuntut pemerintah melaksanakan penyelenggaraan

pemerintahan dengan baik atau disebut good governance. Ekspetasi publik

9
10

terhadap good governance adalah hal yang wajar dan semestinya dipenuhi, karena

beberapa kajian ilmiah menunjukkan bahwa krisis ekonomi banyak disebabkan

oleh buruknya tata kelola pemerintahan (bad governance) dan biroksasi

(Mudhofar, 2022)

Prinsip-prinsip good governance dalam pengelolaan dan pemanfaatan

keuangan desa dituangkan dalam (Peraturan Menteri Dalam Negeri, 2018).

Pedoman pengelolaan keuangan desa yang baik berdasarkan Pemendagri tersebut

dirumuskan pada lima indikator, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban. Prinsip-prinsip good governance dapat

diwujudkan melalui partisipasi masyarakat, kepastian hukum, transparansi,

akuntabilitas, responsivenes, berorientasi konsensus, berkeadilan, efektif dan

efisien.

Pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan pemerintahan Desa, perlu adanya

suatu aspek tata pemerintahan yang baik (Good Governance). Salah satu unsur

utama dari good Governance adalah akuntabilitas. Akuntabilitas adalah bentuk

tanggungjawab pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik

(Putra et al., 2017). Selain akuntabilitas untuk pelaksanaan pemerintahan yang

baik juga diperlukan adanya unsur Transparansi. (Putra et al., 2017) menyatakan

bahwa transparansi dan akuntabilitas adalah dua kata kunci dalam

penyelenggaraan pemerintahan maupun penyelenggaraan perusahaan yang baik

(Good Governance).
11

2.2. Akuntabilitas

2.2.1. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas berasal dari istilah Bahasa Inggris accountability yang artinya

pertanggungjawaban atau kondisi untuk dipertanggungjawabkan atau kondisi

untuk dimintai pertanggungjawaban. Kata lainnya akuntabilitas menjelaskan

sebuah kondisi atau keadaan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut (Ghozali & Yanti, 2018) akuntabilitas yaitu:

Kewajiban pihak pemegang Amanah (agent) untuk memberikan


pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak
pemberi Amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut.

“Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa tiap-tiap

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa dapat dipertanggungjawabkan

kepada seluruh lapisan masyarakat secara luas” (Ghozali & Yanti, 2018) Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas adalah pertanggungjawaban

pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya wewenang untuk mengurus

kepentingan mereka. Dilihat dari sudut pandang pemerintahan, akuntabilitas

berarti pertanggungjawaban yang termasuk dari salah satu ciri penerapan prinsip

Good Governance. Akuntabilitas berdasarkan sudut pandang pengendalian

termasuk satu tindakan untuk mencapai tujuan.

2.2.2. Macam-macam Akuntabilitas

Menurut (Pebriyanti & Sudiyanto, 2014) Akuntabilitas publik terbagi

menjadi dua macam akuntabilitas yaitu:

1. Akuntabilitas Vertical (vertical accountability)


12

Merupakan pertanggungjawaban mengenai pengelolaan dana terhadap

otoritas yang lebih tinggi, contohnya pertangungjawaban komponen kerja

(dinas) terhadap pemerintahan daerah, pertanggungjawaban pemerintahan

daerah terhadap pusat serta kemudian terhadap MPR.

2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability)

Pertanggungjawaban horizontal merupakan pertanggungjawaban

pemerintah terhadap para masyarakat.

Akuntabilitas dapat dilaksanakan lewat media yang kemudian bisa

diinformasikan terhadap pihak dalam maupun pihak luar (publik), secara berkala

ataupun secara tak terduga sebagai sebuah peraturan hukum dan tidak karena

sukarela. Akuntabilitas memiliki (dua) tipe diantaranya:

1. Akuntabilitas internal, berlaku terhadap setiap susunan dalam organisasi

internal penyelenggaran negara salah satunya pemerintah yang setiap

jabatan atau petugas publik baik kelompok atau individu diwajiban untuk

melakukan pertanggungjawabkan terhadap atasan langsung tentang

kemajuan kinerja maupun hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara

teratur.

2. Akuntabilitas Eksternal, dilakukan oleh tiap-tiap lembaga negara suatu

organisasi untuk mempertanggungjawabkan seluruh amanah yang sudah

diterima dan yang telah terlaksana untuk selanjutnya diberitahukan dan

diinformasikan kepada pihak eksternal seperti masyarakat dan

lingkungannya.
13

2.2.3. Ciri-ciri Pemerintah Akuntabel

Pengendalian yang berasal dari luar (extern control) menjadi sumber

akuntabilitas yang memicu dan memotivasi perangkat pemerintah untuk bekerja

keras. Masyarakat bertugas sebagai penilai objektif yang menentukan

bertaanggungjawab atau tidaknya sebuah pemerintahan. Adapun ciri pemerintah

yang bertanggungjawab yaitu:

1. Dapat mengatakan informasi pelayanan pemerintah dengan cepat,tepat dan

terbuka, terhadap masyarakat.

2. Dapat menyuguhkan pelayanan yang memuaskan publik.

3. Dapat menjabarkan serta bertanggungjawab terhadap peraturan publik

secara professional.

4. Dapat memberikan ruang bagi masyarakat agar ikut serta terlibat terhadap

proses pemerintahan dan pembangunan.

5. Terdapat tolak ukur bagi publik untuk menilai kinerja (performance)

pemerintah. Pertanggungjawaban pemerintah terhadap publik membuat

masyarakat dapat menilai tingkat pencapaian kinerja program/kegiatan yang

dilaksanakan pemerintah.

2.3. Transparansi

2.3.1. Pengertian Transparansi

Teori pemerintah menjelaskan transparansi merupakan prinsip yang

menjamin kebebasan untuk setiap orang dalam mendapatkan informasi mengenai

pelaksanaan pemerintah, yaitu informasi tentang kebijakan, proses pembuatan,

pelaksanaan, serta hasil yang diperoleh.


14

Pemendagri No 113 Tahun 2014, mengenai panduan pengelolaan keuangan

daerah, mengatakan bahwa transparansi merupakan prinsip keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat untuk memperoleh dan mengetahui akses informasi

seluas-luasnya mengenai keuangan daerah. Transparansi menjamin kebebasan

serta memberi akses setiap orang untuk mendapatkan informasi mengenai

pelaksanaan pemerintahan, yaitu informasi mengenai peraturan, proses

pembuatan, dan penyelenggaraan serta hasil-hasil yang diperoleh.

Menurut (Dewi & Adi, 2019), transparansi berarti keterbukaan pemerintah

atas aktivitas pengelolaan sumber daya public. Transparansi informasi terutama

informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan

mudah dipahami. Transparansi dapat dilakukan apabila ada kejelasan tugas

kewenangan, ketersediaan informasi kepada public, proses penganggaran yang

terbuka, dan jaminan integritas dari pihak independent mengenai prakiraan fisikal,

informasi dan penjabarannya.

Transparansi sangat penting bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan

dalam menjalanakan amanat dari rakyat. Mengingat saat ini pemerintah memiliki

wewenang mengambil berbagai keputusan penting yang berdampak bagi orang

banyak, sehingga pemerintah harus menyediakan informasi yang lengkap

mengenai apa yang dikerjakannya. Dengan transparansi, kebohongan maupun

manipulasi sulit untuk disembunyikan. Dengan demikian transparansi menjadi

instrument penting yang dapat menyelamatkan uang rakyat dari perbuatan

korupsi.
15

2.3.2. Manfaat Transparansi

Transparansi pengelolaan keuangan publik termasuk salah satu prinsip good

governance yang wajib dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Dengan

dilaksanakannya transparansi, masyarakat akan mendapat informasi yang dapat

dipercaya, sehingga masyarakat dapat menggunakan informasi tersebut untuk:

1. Membandingkan kinerja keuangan yang direncanakan dengan yang dicapai

(anggaran vs realisasi).

2. Menilai ada tidaknya korupsi dan manipulasi dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.

3. Menetapkan tingkat kepatuhan terhadap kebijakan perundang-undangan

yang berlaku.

4. Mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu antara

manajemen organisasi sektor publik dengan masyarakat dan dengan pihak

lain yang terkait.

2.3.3. Prinsip Dasar Transparansi

Menurut (Pebriyanti & Sudiyanto, 2014)Transparansi memiliki arti

keterbukaan organisasi dalam memberikan informasi yang terkait aktivitas

pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang menjadi pemangku

kepentingan. Transparansi juga berarti adanya penjelasan manajemen organisasi

tentang aktivitas, program dan kebijakan yang sudah dilakukan serta sumber daya

yang digunakan.

Prinsip ini mempunyai 2 aspek, diantaranya:

1. Komunikasi Publik, dan


16

2. Hak masyarakat terhadap akses informasi.

Komunikasi publik memaksa usaha afirmatif untuk membuka dan

mendiseminasikan informasi ataupun kegiatannya yang relevan. Transparansi

harus seimbang, antara kebutuhan akan kerahasiaan lembaga dengan informasi-

informasi yang mempengaruhi data dalam jumlah besar, maka diperlukan petugas

profesional, tidak untuk membuat dalih atas keputusan pemerintah tetapi untuk

menyebarkan keputusan-keputusan yang penting terhadap masyarakat serta

menjabarkan alasan dari setiap kebijakan tersebut. Fungsi media juga ikut penting

bagi transparansi pemerintah atau organisasi, baik sebagai suatu kesempatan

untuk berkomunikasi kepada publik ataupun menjabarkan berbagai informasi

yang relevan, juga sebagai “watchdog” atas berbagai perilaku pemerintah dan

perilaku menyimpang dari petugas birokrasi.

2.3.4. Dimensi Transparansi

Transparansi merupakan keterbukaan atas seluruh kebijakan dan tindakan

yang dibuat oleh pemerintah. Transparansi terdiri dari beberapa dimensi, dimensi

transparansi menurut (Mardiasmo, 2011) yaitu:

1. Informatif (invormativeness)

Pemberian arus informasi, berita, penjelasan mekanisme, prosedur, data, fakta,

kepada Stakeholder yang memerlukan informasi secara jelas dan tepat.

Indikator dari Informatif menurut (Mardiasmo, 2019)yaitu:

a. Tepat waktu
17

Laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

ekonomi, sosial, politik serta untuk menghindari tertundanya pengambilan

keputusan tersebut maka harus disajikan tepat waktu.

b. Memadai

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang

memadai atas hal-hal material.

c. Jelas

Informasi yang diberikan harus jelas dan dapat dengan mudah dimengerti

agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

d. Akurat

Informasi harus benar-benar sesuai, bebas dari kesalahan-kesalahan dan

tidak menyesatkan bagi pengguna yang memperoleh dan memanfaatkan

informasi tersebut. Informasi harus jelas mencerminkan maksud yang

sebenarnya.

e. Dapat diperbandingkan

Laporan keuangan sebaiknya dapat dibandingkan antara periode waktu dan

dengan instansi yang sejenis. Dengan demikian daya banding berarti bahwa

laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi

dengan organisasi lain yang sejenis.

f. Mudah diakses

Informasi harus mudah diakses oleh seluruh pihak.

2. Pengungkapan (disclosure)
18

Pengungkapan kepada masyarakat atau public (stakeholders) atas aktifitas dan

kinerja finansial.

a. Kondisi keuangan

Suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas keuangan organisasi selama

periode atau kurun waktu tertentu.

b. Susunan Pengurus

Komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi, struktur organisasi

menunjukan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-

fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan

(koordinasi).

c. Perbedaan perencanaan dan hasil

Serangkaian Tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2.3. Dana Desa

2.3.1. Desa

Menurut peraturaan Pemerintah Republik Nomor 72. Tahun 2005 Tentang

Desa, dana desa merupakan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan

daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh

persen) yang pembangiannya untuk desa secara profesional.

Menurut ((Bender, 2016), Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang


memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
Prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintah NKRI, kewenangan berdasarkan hak
asal-usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan
Prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat.
19

Desa memiliki kewenangan yang tertuang dalam undang-undang No 6

Tahun 2014 tentang desa, yang meliputi kewenangan dibidang penyelenggaraan

pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat, dan

pemberdayaan masyarakat desa. Tujuan pembentukan desa adalah untuk

meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintah terhadap pelayanan

masyarakat sesuai dengan tingkat pengembangan dan kemajuan pembangunan

desa. Pemerintah desa menurut undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

desa, pemerintah desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintah dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan negara kesatuan

republik Indonesia.

2.3.2. Pendapatan dan Belanja Desa

Pendapatan desa terdiri dari semua penerimaan uang melalui rekening desa

yang termasuk hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak pernah dibayar

kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri dari kelompok:

1. Pendapatan Asli Desa (PADes)

a) Hasil usaha seperti hasil Bumdes, tanah, kas daerah

b) Swadaya, partisipasi dan gotong royong sebagaimana dimaksud ialah

membangun dengan kekuatan sendiri yang mengikutsertakan peran

masyarakat berupa tenaga, barang, ialah dinilai dengan uang.

2. Transfer

Kelompok transfer sebagaimana dimaksud yaitu:

a) Dana desa

b) Bagian dari hasil pajak daerah kabupaten/kota dan retribusi daerah


20

c) Alokasi dana desa (ADD)

d) Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan,

e) Bantuan keuangan APBD Kabupaten/Kota

3. Pendapatan Lain-Lain

Kelompok pendapatan lain-lain sebagaimana dimaksud:

a) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat dan

b) Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

Belanja desa meliputi semua penghargaan dari rekening desa yang

merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan

diperoleh pembayaran Kembali oleh desa. Belanja desa digunakan dalam rangka

mendanai pelaksanaan otoritas desa. Kelompok belanja desa terdiri dari:

1. Penyelenggaraan Pemerintah Desa terbagi menjadi:

a) Belanja pegawai

Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan

tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa serta tujuan BPD yang

dibayarkan setiap bulan.

b) Belanja barang

Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan

barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan. Belanja

barang/jasa terdiri dari: 1) alat tulis kantor, 2) benda pos, 3) bahan/material,

4) pemeliharaan, 5) cetak/penggandaan, 6) sewa kantor desa, 7) sewa

perlengkapan dan peralatan kantor, 8) makanan dan minuman, 9) pakaian

dinas dan atributnya, 10) perjalanan dinas, 11) upah kerja, 12) honorarium
21

narasumber/ahli, 13) operasional pemerintah desa, 14) operasional BPD, 15)

insentif rukun tetangga/rukun warga, dan 16) pemberiaan barang pada

masyarakat/kelompok masyarakat.

c) Belanja Modal

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka

pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih

dari 12 (dua belas) bulan.

2. Pelaksanaan pembangunan desa

3. Pembinaan kemasyarakatan desa

4. Pemberdayaan masyarakat desa

5. Belanja tak terduga.

Pembiayaan Desa merupakan semua penerimaan yang perlu dibayarkan

kembali atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

berjalan ataupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan desa

sebagaimana dimaksud terdiri atas kelompok:

a. Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan mencakup:

1. Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya.

SiLPA merupakan pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja,

penghematan belanja, dan sisa kegiatan lanjutan, SiLPA merupakan

pembiayaan yang digunakan untuk:

a. Menutup defisit anggaran jika realisasi belanja lebih besar dari pendapatan

b. Mendanai penyelenggaraan kegiatan lanjutan


22

c. Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran

belum diselesaikan.

2. Pencairan Dana Cadangan

Pencairan dana cadangan dilakukan untuk menganggarkan pencairan dana

cadangan dari rekening dan cadangan ke rekening kas desa dalam tahun

anggaran berkenaan.

3. Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang Dipisahkan

Hasil kekayaan desa yang dipisahkan dibutuhkan untuk menggambarkan hasil

penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

b. Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan terdiri dari:

1. Pembentukan Dana Cadangan

Pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan kebijakan desa, kebijakan desa

paling sedikit memuat:

a. Penetapan tujuan pembentukan dana cadangan

b. Program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan

c. Besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan

d. Sumber dana cadangan

e. Tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan

2. Penyertaan Modal Desa

2.3.3. Pengelolaan Dana Desa

Pengelola dana desa merupakan tim yang pemerintah desa bentuk dengan

surat ketetapan kepala desa, tim ini disebut dengan tim pelaksana kegiatan dana
23

desa. Anggota tim pengelola dana desa terdiri atas kepala desa sebagai ketua,

sekretaris desa sebagai penanggungjawab operasional kegiatan (POJK), kemudian

anggota yang terdiri dari tokoh organisasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

Pemberian dana desa oleh negara termasuk salah satu perwujudan untuk

memenuhi hak desa dalam melaksanakan otonomi desa agar tumbuh dan

berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri. Menurut pada

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan

masyarakat. Agar pelaksanaan pengelolaan dana desa yang diberikan oleh

pemerintah kabupaten kepada desa berjalan maksimal, maka dana desa

mempunyai tujuan diantaranya:

1. Mencegah kemiskinan dan mengurangi ketimpangan sosial

2. Mengembangkan perencanaan dan penganggaran pembangunan ditingkat

desa dan memberdayaan masyarakat.

3. Mengembangkan pembangunan infrastruktur desa

4. Meningkatkan pengalaman terhadap nilai-nilai sosial, budaya, serta

keagamaaan dalam rangka mewujudkan pengembangan sosial.

5. Meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat

6. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat desa sebagai upaya

mengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat

7. Menunjang terjadinya peningkatan gotong royong dan keswadayaan

masyarakat

8. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa dengan adanya badan

usaha milik desa (BUMDES).


24

Menurut (Desa et al., 2022) mengenai pengalokasian dana desa yang lebih

lanjutnya dijabarkan dalam PP No 60 Tahun 2014 mengenai petunjuk pelaksanaan

dan teknisnya. terdapat 7 sumber pendapatan desa yaitu:

1. Hasil usaha, hasil asset, swadaya, dan partisipasi, gotong royong dan lain-

lainnya termasuk pendapatan asli desa.

2. Alokasi belanja negara dan anggaran pendapatan

3. Hasil retribusi daerah dan pajak daerah kabupaten/kota

4. Alokasi dana desa yang termasuk bagian dari dana perimbangan yang

diperoleh kabupaten/kota

5. Bantuan keuangan dari belanja daerah provinsi, anggaran pendapatan dan

belanja daerah kabupaten/kota

6. Sumbangan dan hibah yang tidak terikat dari pihak ketiga dan

7. Pendapatan sah desa

Sebagian ADD yang digunakan untuk pelaksanaan pemerintah desa sebesar-

besarnya 30% (tiga puluh persen) dan 70% (tujuh puluh persen) diperuntukkan

untuk program pemberdayaan masyarakat. Untuk pelaksanaan pemerintah desa

sebesar-besarnya 30% (tiga puluh persen) yang digunakan untuk:

a. Pembeliaan alat tulis kantor

b. Membayar telpon, tagihan listrik, dan air kantor

c. Biaya fotocopy, cetak dan penggandaan

d. Beban pemeliharaan kantor

e. Beban perlengkapan kantor

f. Beban perawatan kantor


25

g. Beban konsumsi rapat-rapat

h. Biaya perjalanan dinas apparat desa dan BPD

i. Uang kehormatan BPD

j. Dan kegiatan lain yang termasuk penting

Untuk kegiatan program pemberdayaan masyarakat sebesar-besarnya 70%

(tujuh puluh persen) dipergunakan untuk:

a. Biaya perbaikan sarana publik skala kecil

b. Penyertaan modal usaha masyarakat melalui BUMDes

c. Biaya untuk pengadaan ketahanan pangan

d. Perbaikan lingkungan dan pemukiman

e. Teknologi tepat guna

f. Perbaikan Kesehatan dan Pendidikan

g. Pengembangan sosial, budaya dan keagamaan

h. Biaya kegiatan bulan bhakti gotong royong

i. Biaya kegiataan perlombaan desa

j. Kegiatan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK)

k. Kegiatan kepemudaan (karang taruna, olahraga, dsb)

l. Kegiatan peringatan hari besar nasional/islam

m. Bantuan biaya pemilihan kepala desa dan kepala dusun

n. Pembinaan RT dan RW

o. Dan kegiatan lain yang dianggap penting


26

2.3.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yaitu penjelasan teoritis antara variabel yang diteliti.

Setiap kegiatan pembangunan desa, membutuhkan dana yang cukup banyak. Tiap

desa di Indonesia akan menerima dana desa setiap tahunnya dengan nominal

tertentu dengan tujuan untuk pembangunan desa. Pemerintah Kabupaten

memberikan dana untuk desa, berasal dari bagi hasil penerimaan retribusi daerah,

bagi hasil penerimaan pajak daerah, dan bagian dana perimbangan keuangan

pemerintah pusat dan daerah yang diperoleh pemerintah kabupaten selain dana

alokasi khusus.

Pemerintahan daerah mengartikan akuntabilitas sebagai kewajiban

pemerintah daerah untuk mempertanggungjawabkan penyelenggaraan dan

pengelolaan pemerintahan di daerah sebagai upaya otonomi daerah guna

memperoleh tujuan yang telah diatur melalui media pertanggungjawaban yang

bisa diukur baik dari segi kuantitasnya maupun kualitasnya. (Hantono et al., 2021)

mengatakan,

Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah

sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Lembaga publik mendapat

tuntutan dari masyarakat untuk dikelola secara transparan dan bertanggungjawab.

Dalam proses transparansi pemerintah harus memberikan informasi

terhadap masyarakat sehingga masyarakat mengetahui banyaknya jumlah

pendapatan dan pengeluaran yang bersumber dari dana transfer maupun pajak.

Kegiatan akuntabilitas tersebut wajib disampaikan melalui informasi baik dengan


27

menggunakan spanduk informasi di balai desa ataupun dengan mengadakan rapat

evaluasi dan musyawarah tentang pembangunan desa.

Dana desa keseluruhannya ditangani secara swadaya oleh kepala daerah

masing-masing dan juga masyarakat. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk

meneliti tentang hal ini karena jika pengelolaan dana dilakukan dengan jujur dan

baik, maka hasil pembangunan akan jelas terlihat begitupun sebaliknya.

Berdasarkan penjabaran di atas adapun kerangka berfikirnya yaitu.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran


Desa Tasik Serai Barat

Pengelolaan Dana Desa

Pemendagri No 20 Tahun 2018 Tentang


Pengelolaan Keuangan Desa

Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan

Pertanggungjawaban Pelaporan

Transparansi dan
Akuntabilitas pemerintah
desa

Hasil Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan pada penelitian

ini. Sugiyono (Ekonomi et al., 2019) menjelaskan bahwa Metode penelitian

kualitatif merupakan metode penelitian yang berpedoman pada filsafat

postpositivme, yang dilakukan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Pengumpulan data dilakukan dengan

Teknik gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

lebih mengutamakan makna dari pada generalisasi.

3.2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah Desa Tasik Serai Barat Kecamatan Talang

Muandau Kabupaten Bengkalis.

3.3. Operasional Variabel

3.3.1. Akuntabilitas pengelolaan dana desa

Pengelolaan dana desa dengan akuntabilitas dikelola berpedoman pada

praktik-praktik pemerintahan yang sehat. Berdasarkan Permendagri No 20 Tahun

2018 mengenai pengelolaan keuangan desa terdapat indikator akuntabilitas yang

digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini adalah.

Table 3.2 Indikator Tahap Perencanaan


No Indikator
1 Penyusunan Rancangan APBDesa dikoordinasikan oleh Sekretaris Desa
Sekretaris Desa menyampaikan rancangan peraturan desa mengenai APB
2
Desa terhadap Kepala Desa
Rancangan Peraturan Desa mengenai APBDesa disampaikan terhadap
BPD untuk disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun
3
berjalan

28
29

Kepala Desa menyiapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa mengenai


4
penjabaran APBDesa
Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh Kepala
5
Desa kepada Bupati/Walikota

Table 3.3 Indikator Tahap Pelaksanaan


No Indikator
Kepala Desa melaporkan nomor rekening kas Desa kepada
1 Bupati/Walikota untuk disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan
Menteri melalui Direktur Jendral Bina Pemerintahan Desa
2 Laporan digunakan sebagai pengendalian penyaluran dana transfer
Uang tunai untuk memenuhi kebutuhan operasional Pemerintah Desa
3
disimpan oleh Kaur Keuangan
Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
sesuai tugasnya menyusun DPA paling lambat 3 hari kerja setelah
4
kebijakan desa mengenai APBDesa dan peraturan kepala desa mengenai
penjabaran APBDesa ditetapkan.
Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan rancangan DPA
5 kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lama 6 hari kerja
setelah penugasan

Table 3.4 Indikator Tahap Penatausahaan


No Indikator
Penatausahaan keuangan dilaksanakan oleh Kaur Keuangan sebagai
1
pelaksana fungsi kebendaharaan
Kaur Keuangan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku
2
kas umum
3 Melakukan penutupan buku kas umum setiap akhir bulan

Table 3.1 Indikator Tahap Pelaporan


No Indikator
laporan semester pertama APB Desa yang terdiri atas laporan pelaksanaan
APBDesa dan laporan realisasi anggaran disusun oleh Kepala Desa
1
dengan cara menggabungkan semua laporan paling lama bulan Juli
minggu kedua tahun anggaran.
Kepala Desa melaporakan laporan semester pertama kepada Bupati/Wali
2
Kota melalui Camat.
30

Table 3. 2 Indikator Tahap Pertanggungjawaban


No Indikator
Laporan pertanggungjawaban realisasi APBDesa disampaikan oleh
1 Kepala Desa kepada Bupati/Wali Kota melalui Camat setiap akhir tahun
anggaran
Laporan pertanggungjawaban realisasi APBDesa diserahkan kepada
2
Bupati/Wali Kota paling lama 3 bulan setelah akhir tahun berjalan
Laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa ditetapkan dengan
3
kebijakan desa

3.3.2. Transparansi pengelolaan dana desa

Menurut Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 pengelolaan keuangan desa

harus dilakukan secara transparansi, maka adapun indikator yang dibutuhkan

untuk mengukur penelitian ini adalah sebagai berikut:

Table 3. 3 Indikator Tahap Transparansi


No Indikator
Kegiatan pencatatan kas masuk dan kas keluar dapat diakses dengan mudah
1
oleh mayarakat
2 Ada papan pengumuman mengenai kegiatan yang sedang dijalankan
Laporan pertanggungjawaban diinformasikan kepada masyarakat melalui
3
media informasi
Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
4
ADD disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat

3.4. Sumber Data

Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer pada penelitian ini menggunakan wawancara dengan

kepala desa dan perangkat desa. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini

berupa data yang didapatkan dari dokumen atau data-data yang tersedia berupa

informasi, keterangan-keterangan berasal dari dokumen, laporan yang ada pada

kantor Desa Tasik Serai Barat Kecamatan Talang Muandau.


31

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dengan Teknik wawancara dan

dokumentasi.

a. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap aparatur desa yang

bertanggungjawab yang terdiri atas kepala desa, sekretaris desa, bendahara

desa dan ketua BPD mengenai penggunaan dana desa pada Desa Tasik Serai

Barat Kecamatan Talang Muandau dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan berdasarkan indikator-indikator akuntabilitas dan transparansi

yang ada.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental, dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi,

peraturan dan kebijakan.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisi data yang dilakukan terhadap penelitian ini yaitu metode analisis

deskriptif kualitatif dengan memaparkan penjelasan dan informasi secara

deskriptif. Seluruh data yang telah didapatkan dari hasil proses wawancara dan

dokumentasi selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif, dengan

menghubungkan antara keadaan di lapangan dengan realita dan fakta yang ada.

Semua data yang sudah dikumpulkan akan disortir dan disajikan kemudian

diterjemahkan secara sistematis agar diperoleh suatu pendapat, pemikiran,


32

gagasan, ataupun teori baru yang disebut dengan hasil temuan (findings) dan

masalah penelitian dapat terjawab.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah umum Desa Tasik Serai Barat

Desa Tasik Serai Barat berada di sebelah barat kota kecamatan Talang

Muandau. Desa ini merupakan pemekaran dari Desa Tasik Serai yang dimekarkan

oleh Bupati Bengkalis pada tahun 2017. Sejak dilakukan pemekaran, Desa Tasik

Serai Barat perlahan melakukan perbaikan baik dari segi pembangunan terutama

sarana dan prasarana untuk keperluan masyarakat. Desa Tasik Serai Barat terbagi

menjadi 5 dusun, 12 RW dan 35 RT dan termasuk salah satu dari 9 desa yang

terdapat di Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis.

Berdasarkan tofografi wilayah Desa Tasik Serai Barat berada pada letak

antara Lintang Utara 01.22395 N/ Barat Timur 10138729 E, memiliki luas daerah

sebesar 33.600/Ha. Jarak yang ditempuh dari desa untuk pergi ke Ibu kota

Kecamatan jaraknya adalah 38 km dengan melakukan perjalanan 1,5 jam. Jarak

desa dengan Ibu kota Kabupaten adalah 178 km dengan lama perjalanan 5,5 jam,

serta jarak dengan ibu kota provinsi yaitu 270 km dengan lama perjalanan 6-7

jam. Dilihat dari topografi yang ada, desa ini memiliki bentuk permukaan tanah

yang berbentuk daratan.

Adapun batas-batas wilayah Desa Tasik Serai Barat adalah:

1. Arah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Kerikil/ Desa Tasik Serai

2. Arah Selatan berbatasan dengan Desa Tasik Serai/KEL.Titi Antui

3. Arah Timur berbatasan dengan Desa Tasik Serai

33
34

4. Arah Barat berbatasan dengan KEL.Talang Mandi/Desa Batin

Betuah/Pembesi.

4.1.2. Keadaan Penduduk

Desa ini mempunyai jumlah penduduk sebanyak 6.173 orang yang terbagi

atas jenis kelamin perempuan sebanyak 3.013 jiwa dan laki-laki sebanyak 3.160

jiwa yang keseluruhannya tersebar di 5 (lima) dusun. Agar lebih jelasnya

mengenai jumlah penduduk berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 4.8 Distribusi Penduduk Menurut Usia


No Usia Jumlah
1 Usia 0-25 2.911 jiwa
2 Usia 26-50 2.529 jiwa
3 Usia 51 keatas 733 jiwa
4 Jumlah 6.173 jiwa
Sumber: Profil Desa Tasik Serai Barat Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas terlihat jika jumlah penduduk terbanyak terdapat

pada usia 26-50 tahun, sedangkan paling sedikit pada usia 51 tahun ke atas. Hal

ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Tasik Serai Barat dominannya diisi oleh

penduduk yang berusia dewasa dan berada pada usia produktif. Usia produktif ini

diharapkan mampu membangkitkan perekonomian desa. Meskipun usia

penduduk produktif mendominasi penduduk Desa Tasik Serai Barat, akan tetapi

penduduk berusia muda juga sangat banyak, ini menyebabkan angka keutuhan

pada desa sangat tinggi, sehingga warga masyarakat harus bekerja lebih keras

guna mengembangkan perekonomian yang baik dan bersaing.

1. Agama/Kepercayaan

Berdasarkan agama atau kepercayaan yang dianut jumlah penduduk desa

Tasik Serai Barat di dikelompokkan menjadi:


35

Table 4.9 Jumlah Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan


No Agama/kepercayaan Jumlah
1 Islam 4.650 jiwa
2 Kristen 1.478 jiwa
3 Katholik 45 jiwa
Jumlah 6.173 jiwa
Sumber: Profil Desa Tasik Serai Barat Tahun 2021

2. Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan yang layak serta pemahaman akan

pentingnya menduduki jenjang pendidikan baik formal maupun non-formal akan

berdampak bagi peningkatan taraf pendidikan, kebudayaan, agama, adat istiadat

dan kebiasaan. Agar lebih jelas berikut jumlah penduduk berdasarkan pendidikan

dilihat dari tabel dibawah ini:

Table 4.10 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah(jiwa)
1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 342
2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play group 30
3 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 6
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 1401
5 Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah 182
6 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat 692
7 Tamat SD/sederajat 1454
8 Tamat SMP/sederajat 869
9 Tamat SMA/sederajat 1084
10 Tamat D1-S1/sederajat 112
11 Tamat SLB B 1
Jumlah 6.173/jiwa
Sumber: profil Desa Tasik Serai Barat Tahun 2021
3. Ekonomi

Penduduk Desa Tasik Serai Barat memiliki beraneka ragam mata

pencaharian, mulai dari petani, pedagang, pegawai negeri ataupun swasta. Untuk

lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk Desa Tasik Serai Barat

Kecamatan Talang Muandau dapat dilihat pada table berikut:


36

Table 4.11 Mata Pencaharian Penduduk Desa Tasik Serai Barat


No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)
1 Petani 1229
2 Buruh Tani 47
3 Pegawai Negeri Sipil 10
4 Montir 1
5 Dokter Swasta 1
6 Perawat Swasta 4
7 Bidan Swasta 6
8 POLRI 3
9 Guru Swasta 48
10 Karyawan Perusahaan Swasta 10
11 Wiraswasta 236
12 Belum Bekerja 858
13 Pelajar 2256
14 Ibu Rumah Tangga 1416
15 Purnawirawan/Pensiunan 1
16 Perangkat Desa 5
17 Buruh Harian Lepas 19
18 Sopir 1
19 Tukang Jahit 1
20 Karyawan Horoner 17
21 Pialang 3
22 Wartawan 1
Jumlah 6.173/Jiwa
Sumber: Profil Desa Tasik Serai Barat Tahun 2021

Menurut tabel terlihat jika mata pencaharian yang paling banyak digeluti

penduduk ialah Petani dengan menggunakan alam sebagai sektor pertanian untuk

mensejahterakan kehidupan mereka.

4.1.3. Sarana Dan Prasarana

1. Sarana Peribadatan

Pembangunan dalam bidang keagamaan bermaksud agar seluruh lapisan

masyarakat mendapatkan dan merasakan kebebasan serta kemudahan dalam

melaksanakan dan menjalankan agamanya. Agar terciptanya kenyamanan maka


37

salah satu upaya yang dilakukan dengan penyediaan sarana ibadah dapat dilihat

dibawah ini:

Table 4.12 Sarana Peribadatan


No Sarana Peribadatan Jumlah
1 Masjid 15 buah
2 Surau/Musholah 11 buah
3 Gereja 12 buah
Jumlah 38 buah
Sumber: profil Desa Tasik Serai Barat tahun 2021

Tabel di atas menjelaskan bahwa tempat ibadah di Desa Tasik Serai Barat

terbagi menjadi 3 pengelompokkan, yaitu masjid sebanyak 15 gedung,

Surau/Musholah sebanyak 11 gedung, dan gereja sebanyak 12 gedung.

2. Sarana Pendidikan

Kemajuan dalam bidang pendididkan di suatu daerah akan meningkatkan

sumber daya manusianya pula. Betapa pentingnya peran pendidikan, sehingga

memang sudah seharusnya pihak pemerintah beserta semua lapisan masyarakat

memperhatikan bidang pendidikan terutama menyediakan sarana untuk

pendidikan tersebut. Berikut ini sarana pendidikan yang terdapat di Desa Tasik

Serai Barat:

Table 4.13 Sarana Pendidikan


No Sarana Pendidikan Jumlah
1 Gedung SMP/sederajat 2 Buah
2 Gedung SD/sederajat 4 Buah
3 Gedung Tk 5 Buah
Jumlah 11 Buah
Sumber: profil Desa Tasik Serai Barat tahun 2021

Menurut data di atas, sarana untuk pendidikan Taman kanak-kanak

berjumlah 5 gedung, sarana untuk pendidikan Sekolah Dasar/sederajat berjumlah

4 gedung, serta sarana untuk pendidikan SMP/sederajat sebanyak 2 gedung.


38

Sementara itu untuk pendidikan SMA/sederajat, desa ini belum memiliki

SMA/sederajat di wilayahnya.

3. Sarana Kesehatan

Sarana dalam bidang kesehatan bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat

dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah dan merata. Dengan

demikian diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik,

yang tujuannya untuk memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Untuk

mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan sarana dan prasarana fasilitas yang dapat

menunjang kesehatan masyarakat. Berikut ini tabel sarana kesehatan yang ada di

Desa Tasik Serai Barat.

Table 4.14 Sarana Kesehatan


No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas Pembantu 1 Buah
2 Posyandu 6 Buah
3 Toko Obat 5 Buah
Jumlah 12 Buah
Sumber: Profil Desa Tasik Serai Barat

Dari data diatas terlihat jika sarana kesehatan di Desa Tasik Serai Barat

masih minim dan belum memadai. Karena puskesmas pembantu hanya ada 1

buah, posyandu sebanyak 6 buah dan toko obat sebanyak 5 buah.

4.1.4. Profil Kantor Desa Tasik Serai Barat

1. Fungsi dan Tugas

Kantor Desa Tasik Serai Barat dipimpin oleh seorang kepala desa. Dalam

melaksanakan fungsinya, Kepala desa bertugas untuk menjalankan pemerintahan

desa, seperti administrasi kependudukan, penerapan peraturan, tata pemerintahan,

pembinaan ketentraman dan ketertiban, melaksanakan upaya perlindungan


39

masyarakat, penataan dan pengelolaan wilayah, melakukan pembangunan seperti

pembangunan sarana dan prasarana perdesaan, pembangunan sarana pendidikan,

sarana kesehatan, pembinaan kemasyarakatan, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

Sedangkan fungsi pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan tugas mengajak

dan mendorong masyarakat dibidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna serta menjalin

hubungan harmonis dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya.

Selanjutnya melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kebijakan dan undang-

undang yang berlaku.

2. Keadaan Perangkat Desa

Perangkat desa merupakan seseorang yang bertugas sebagai unsur pembantu

bagi kepala desa yang bergabung dalam pemerintahan. Adapun jumlah perangkat

desa di Desa Tasik Serai Barat dapat dilihat dibawah ini:

Table 4.15 Jumlah Perangkat Desa


No Perangkat Desa Jumlah
1 Kepala Desa 1
2 Sekretaris Desa 1
3 Bendahara Desa 1
4 KAUR 3
5 KASI 2
6 Kepala Dusun 5
7 RW 12
8 RT 35
9 BPD 9
10 LKMD 10
Jumlah 79 Orang
Sumber: Profil Desa Tasik Serai Barat Tahun 2021

Data di atas menjabarkan jika jumlah perangkat desa berjumlah 79 orang,

yang terdiri dari 1 Kepala desa, 1 Sekretaris desa, 1 Bendahara desa, 3 orang
40

KAUR, 2 orang KASI, 5 orang kepala dusun, 12 orang ketua RW, 35 orang ketua

RT, 9 orang BPD, dan 10 orang LKMD.

3. Sarana dan Prasarana Kantor

Agar penyelenggaraan tugas-tugas di Desa Tasik Serai Barat berjalan

dengan baik dibutuhkan adanya sarana dan prasarana kantor yang dapat

membantu dan mendorong kelancaran tugas sehari-hari. Adapun sarana dan

prasarana kantor yang ada diantaranya:

Table 4.16 Sarana dan Prasarana Kantor Desa


No Prasarana Kantor Jumlah
1 Meja 17
2 Kursi 107
3 Computer/Printer 8
4 Lemari Arsip 6
5 Balai Pertemuan 1
6 Kendaraan Dinas 2
Sumber: Profil Desa tahun 2021

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana pada

kantor desa Tasik Serai Barat sudah baik dan memadai. Sarana dan prasarana

yang terdapat di kantor desa tersebut berguna untuk mendukung kelancaran

aktivitas kerja serta mempermudah perangkat desa untuk menyelesaikan urusan-

urusan pekerjaannya.

4. Struktur Organisasi Desa

Organisasi merupakan sebuah tempat berkumpulnya dua orang atau lebih

untuk bekerja secara besama guna mencapai tujuan bersama yang sudah

ditentukan. Struktur organisasi merupakan suatu susunan dari adanya hierarki

jabatan untuk menjelaskan jenis pekerjaan berdasarkan posisi tugasnya untuk

mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi akan menjabarkan dengan jelas


41

pembagian tugas antara yang satu dengan yang lain serta bagaimana hubungan

aktivitas dan fungsi dibatasi. Adapun struktur organisasi pada kantor Desa Tasik

Serai Barat sebagai berikut:

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Desa

KEPALA DESA:
SYAFARUDIN

SEKRETARIS DESA:
NAZRI AKIR. SH

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


PEMERINTAHAN: KESEJAHTERAAN DAN
PELAYANAN: KAUR KEUANGAN:
LAS AL FAUZI.B,
SH ANTON SUPRIADI DUTA FAJRI S.AP. M. Si

KAUR TATA USAHA KAUR


DAN UMUM: PERENCANAAN:

NORMA YUNITA RIFALDI A.MD

KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN


KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN
III: IV:
I: II: V:
RUSLI IRSAT HASBULLAH
AL PUSRAT, S. Ip SUMARNO NGATIRIN
HSB
42

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengumpulan data merupakan salah satu tahap yang paling strategis dalam

melakukan sebuah penelitian, karena hal tersebut harus memenuhi tujuan utama

dari sebuah penelitian, yaitu mendapatkan data. Sugiyono (2017) mengatakan

teknik pengumpulan data, dengan cara melakukan wawancara, pengamatan,

observasi dan dokumentasi.

Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan data primer dan

sekunder serta menggunakan penghimpunan data yang lebih banyak melalui

wawancara yang mendalam, observasi dan dokumentasi. Wawancara pada

penelitian ini dilakukan kepada pihak berhubungan langsung dalam pengelolaan

dana desa. Hasil wawancara akan dianalisi dengan melakukan pengolahan hasil

wawancara dari satu smber dengan sumber lainnya kemudian membandingkan

dengan dokumen pemeritahan dan peraturan yang berlaku.

Kegiatan wawancara akan dipersiapkan oleh peneliti dengan membuat

daftar pertanyaan yang dapat diajukan kepada narasumber, dengan topik

penelitian yang telah ditetapkan. Kegiatan wawancara pada penelitian ini

dilakukan secara tatap muka langsung kepada narasumber tentunya dengan

mencatat dan merekam semua informasi yang disampaikan oleh narasumber. Unit

analisi yang diteliti pada penelitian ini adalah aparatur desa atau perangkat desa di

Desa Tasik Serai Barat Kecamatan Talang Muandau. Peneliti melakukan

pertimbangan khusus dengan menjadikan pemerintah desa sebagai dasar dalam

penentuan unit analisis pada penelitian ini dengan alasan pemerintah desa
43

memiliki kewenangan dalam proses pengelolaan keuangn, terutama keuangan

dana desa.

Table 4.7 Data Narasumber


Nama Narasumber Posisi Dalam Organisasi Jumlah
Narasumber
Nazri Akir SH Sekretaris Desa 1
Duta Fajri S.Ap. M.Si Bendahara Desa 1
Anton Supriadi Kasi Kesejahteraan Masyarakat 1
Rifaldi A.MD Kaur Perencanaan 1
Kamsah Ketua BPD 1
Total 5
Sumber: Penulis 2022

4.2.1. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Tasik Serai Barat

Akuntabilitas merupakan sebuah pertanggungjawaban oleh pihak-pihak

yang diberi amanah oleh invidu/masyarakat dimana nantinya terdapat

keberhasilan atau kegagalan di dalam proses pelaksanaan tugasnya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan akuntabilitas yaitu untuk

mengembangkan kinerja pemerintah desa dengan menjalankan tugas-tugas yang

telah diberikan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai dan kualitas kegiatan

pelayanan terhadap masyarakat. Kinerja pemerintah desa dalam melakukan tugas

dan tanggungjawabnya akan dinilai berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang ada. Pertanggungjawaban juga harus dilaksanakan melalui media yang dapat

diinformasikan terhadap pihak internal maupun pihak eksternal (publik) secara tak

terduga ataupun secara periodik bukan karena sukarela melainkan sebagai suatu

kewajiban hukum yang harus dilaksanakan.


44

Dana desa yang diperoleh digunakan untuk pembiayaan biaya kegiatan

pelaksanaan pemerintah desa dan biaya pemberdayaan masyarakat. Biaya untuk

pelaksanaan pemerintah meliputi biaya perawatan kantor dan lingkungan kantor,

biaya operasional tim pelaksana pemerintahan, tunjangan dan operasional BPD,

honorarium pengelola keuangan, tunjangan kepala desa, honorarium RT/RW,

honorarium PKK, dan lain-lain. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat

sendiri terdidi dari biaya pembangunan sarana dan prasarana desa, karang taruna,

PKK, belanja penguatan kelembagaan dan biaya lainnya.

Akuntabilitas pada pengelolaan dana desa di Desa Tasik Serai Barat dalam

pelaksanaanya telah mengacu pada Pemendagri No 20 Tahun 2018. Yang mana

dalam pengelolaan dana desa sudah mengikuti prosedur tata cara pengelolaan

dana desa dengan melakukan tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan

serta pelaporan dan pertanggungjawaban.

Desa membuat laporan realisasi sebagai bentuk pertanggungjawaban

pemerintah desa terhadap dana desa. yang dilaporkan dua kali dalam setahun atau

tiap semester. Namun dalam pelaksanaannya Desa Tasik Serai Barat pernah

mengalami keterlambatan dalam pelaporannya melebihi bulan Juli tahun berjalan.

Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes merupakan

pertanggungjawaban pemerintah desa terhadap pengelolaan dana desa secara rinci

yang ditunjukkan terhadap masyarakat agar dapat menjadi lebih terbuka dan

bertanggungjawab mengenai seluruh kegiatan yang sudah dijalankan dengan dana

tersebut.

1. Perencanaan
45

Perencanaan pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan penerimaan

dan pengeluaran pemerintah desa pada tahun anggaran berjalan sesuai dengan

yang dianggarkan dalam APBDes. Pemendagri No 20 Tahun 2018 menyatakan

bahwa penyusunan rancangan APBDes dikoordinasikan oleh Sekretaris desa.

Sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APBDes kepada

kepala desa. Rancangan peraturan desa tentang APBDes disampaikan kepada

BPD untuk disepakati bersama paling lambat bulan oktober tahun berjalan.

Kemudian kepala desa menyiapkan rancangan peraturan kepala desa mengenai

penjabaran APBDes. Setelah itu rancangan peraturan desa tentang APBDes

disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati/Walikota.

Table 4.18 Hasil Wawancara Tahap Perencanaan


Keterangan
Sesuai (S),
Tidak
Indikator Hasil Wawancara Dokumen
Sesuai (TS),
Belum
Terjadi (BS)
Penyusunan rancangan Penyusunan rancangan
APBDes APBDes telah dikoordinasikan Lampiran
S
dikoordinasikan oleh oleh Sekretaris desa 6
Sekretaris desa.
Sekretaris desa Sekretaris desa telah
menyampaikan menyampaikan rancaangan
Lampiran
rancangan peraturan peraturaan desa tentang S
6
desa tentang APBDes APBDes kepada kepala desa
kepada kepala desa.
Rancangan peraturan Rancangan peraturan tentang
desa tentang APBDes APBDes telah disampaikan
disampaikan kepada kepada kepala desa dan BPD
Lampiran
BPD untuk disepakati untuk disepakati bersama,
6
bersama paling lambat
bulan oktober tahun
berjalan.
Kepala desa Rancangan peraturan S Lampiran
menyiapkan rancangan mengenai penjabaran APBDes 6
peraturan kepala desa dibuat oleh kepala desa
mengenai penjabaran
APBDes.
46

Rancangan peraturan kepala desa menyampaikan


desa tentang APBDes rancangan peraturan tentang
disampaikan oleh kepala APBDes kepada Lampiran
S
desa kepada Bupati/Walikota” 6
Bupati/Walikota.

Acuan kegiatan pada satu tahun kedepan diperoleh dengan menghimpun

aspirasi masyarakat yang kemudian dituangkan dalam RPJMDesa. Hal ini sesuai

dengan yang dikatakan oleh Bapak Nazri Akir.SH selaku sekretaris desa Tasik

Serai Barat.

“Di dalam musyawarah desa (musdes) usulan yang ada seperti apa, lalu
akan dimasukkan ke dalam RKPDesa. Ini nantinya digunakan sebagai
acuan anggaran belanja desa. Lalu RKPDesa ini diambilnya dari
RPJMDesa”
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat jika aspirasi yang diusulkan

oleh masyarakat desa akan menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMDesa.

RPJMDesa akan lebih dijabarkan melalui RKPDesa atau Rencana Kerja

Pemerintah Desa satu tahunan. Pemerintah desa akan terlebih dahulu membuat

RAB atau Rancangan Anggaran Biaya untuk setiap program kegiatan yang akan

dilakukan. Rancangan ini akan membentuk APBDesa yang akan digunakan untuk

satu tahun kedepan.

Selain itu dalam penyusan Rancangan APBDes di desa Tasik Serai Barat

akan dikoordinasi langsung oleh sekretaris desa yang kemudian rancangan ini

akan disampaikan kepada Kepala Desa dan BPD untuk disepakati bersama.

Seperti yang dikatakan oleh sekretaris desa bapak Nazri Akir SH,
47

“Jadi mbak dalam hal penyusanan perencanaan rancangan APBDes


Sekretaris desa yang mengkoordinasikan secara langsung. Setelah itu
sekretaris desa akan menyampaikan rancangan peraturan tentang APBDes
kepada kepala desa dan BPD untuk disepakati bersama, setelah itu kepala
desa akan menyampaikan mengenai rancangan peraturan tentang APBDes
kepada Bupati/Walikota”

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat dilihat dalam

tahap perencanaan di Desa Tasik Serai Barat dalam penerapannya sudah

berpedoman kepada Pemendagri Nomor 20 tahun 2018. Di mana perencanaan

yang dilaksanakan oleh pemerintah Desa Tasik Serai Barat dengan menghimpun

semua aspirasi masyarakat kemudian dilakukan perencanaan anggaran yang

matang dengan membuat prioritas kegiatan atau program yang didahulukan

terlebih dulu kemudian sekretaris desa menyampaikan peraturan mengenai

rancangan APBDes kepada Kepala Desa dan BPD untuk disetujui dan selanjutnya

Kepala Desa menyampaikannya kepada Bupati/Walikota.

2. Pelaksanaan

Menurut Pemendagri No 20 Tahun 2018 menyatakan bahwa Kepala Desa

melaporkan nomor rekening kas desa kepada Bupati/Walikota untuk disampaikan

kepada Gubernur dengan tembusan Menteri melalui Direktur Jendral Bina

Pemerintahan Desa. Selanjutnya Laporan digunakan sebagai pengendalian

penyaluran dana transfer. Uang tunai untuk memenuhi kebutuhan operasional

Pemerintah Desa disimpan oleh Kaur Keuangan. kemudian Kepala Desa

menugaskan Kaur dan Kasi pelaksanaan kegiatan anggaran sesuai tugasnya

menyusun DPA paling lambat 3 hari kerja setelah kebijakan desa tentang APB
48

Desa dan peraturan Kepala Desa mengenai penjabaran APBDes ditetapkan. Kaur

dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyampaikan rancangan DPA kepada

Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lama 6 hari kerja setelah penugasan.

Tahap perlaksanaan sudah direncanakan secara terperinci sesuai dengan

APBDes. Tahapan pelaksanaan dilakukan sesuai dengan program kegiatan yang

sudah ditetapkan dari Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun

untuk masing-masing program. Hal ini tentunya masuk dalam pelaksanaan

kegiatan yang dibiayai oleh dana desa. Penyelenggaraan program kegiatan

dilakukan dengan bantuan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Pemilihan anggota

TPK diketuai oleh Kasi Kesejahteraan Masyarakat secara musyawarah untuk

setiap pembahasan program tertentu.

Table 4.19 Hasil Wawancara Tahap Pelaksanaan


Keterangan
Sesuai (S),
Tidak
Indikator Hasil Wawancara Sesuai (TS), Dokumen
Belum
Terjadi
(BT)
Kepala Desa melaporkan Desa telah memiliki
nomor rekening kas desa rekening sendiri. Semua
kepada Bupati/Walikota dana yang masuk dan
untuk disampaikan dana yang keluar
kepada Gubernur dengan ataupun dana transfer
tembusan Menteri melalui menggunakan rekening
S Lampiran 7
Direktur Jendral Bina desa
Pemerintahan Desa.
Selanjutnya Laporan
digunakan sebagai
pengendalian penyaluran
dana transfer
Uang tunai untuk Desa memiliki uang Lampiran 7
memenuhi kebutuhan tunai tapi tidak dengan
operasional Pemerintah jumlah yang banyak dan
Desa disimpan oleh Kaur biasanya ini digunakan
Keuangan. untuk kebutuhan
operasional di desa.
49

Kepala Desa menugaskan Pengelolaan keuangan


Kaur dan Kasi desa akan dibantu oleh
pelaksanaan kegiatan Kaur umum dan Kaur
anggaran sesuai tugasnya Perencanaan. Adapun
menyusun DPA paling tugas Kaur perencanaan
lambat 3 hari kerja setelah seperti perencanaan
kebijakan desa tentang APBDes, perencanaan
S Lampiran 7
APBDes dan peraturan pembangunan, dan
Kepala Desa mengenai lainnya. Nah untuk Kaur
penjabaran APBDes umum bertugas dibidang
ditetapkan. umum misalnya
mempersiapkan absensi
untuk rapat dan untuk
inventaris desa”
Kaur dan Kasi pelaksana Hasil rancangan DPA
kegiatan anggaran disampaikan kepada
menyampaikan rancangan kepala desa melalui
DPA kepada Kepala Desa sekretaris desa S Lampiran 7
melalui Sekretaris Desa
paling lama 6 hari kerja
setelah penugasan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bendahara Desa Tasik

Serai Barat bapak Duta Fajri,S.Ap.M.Si, beliau mengatakan,

“Kalau disini semua sesuai tupoksi mbak. Nah dalam pengelolaan keuangan

ini akan dibantu oleh Kaur umum dan Kaur Perencanaan. Adapun tugas Kaur

perencanaan seperti perencanaan APBDes, perencanaan pembangunan, dan

lainnya. Nah untuk Kaur umum bertugas dibidang umum misalnya

mempersiapkan absensi untuk rapat dan untuk inventaris desa. Sedangkan

untuk Kasi pemerintahan di dalam pengelolaan keuangan desa bertugas

membantu pengerjaan kependudukan dan sistem informasi desa atau data-

data yang telah masuk dalam sistem informasi desa. Jadi setiap tahunnya

untuk anggaran akan dimasukkan ke dalam sistem informasi desa Tasik Serai

Barat. Sedangkan untuk Kasi kesejahteraan bertugas membantu setiap


50

anggaran yang kita kerjakan untuk lembaga atau pembangunan desa. Selain

itu Kasi kesejahteraan juga dijadikan ketua TPK”.

Pada tahap penganggaran yang dilakukan dalam satu program kerja di Desa

Tasik Serai Barat biasanya jarang mengalami kekurangan dana, ini karena sudah

direncanakan dengan matang terkait anggaran yang dibutuhkan melalui

pembuatan RAB. Ketika suatu program kerja yang telah dianggarkaan memiliki

kelebihan dana atau kegiatan yang sudah dianggarkan tetapi tidak terlaksana,

maka dana tersebut akan dikembalikan kedalam kas negara dan masuk dalam

SiLPA dan dapat digunakan pada tahun berikutnya. Seperti hasil wawancara yang

dilakukan dengan bendahara desa Bapak Duta Fajri S.AP. M.Si. beliau

mengatakan,

“Jadi mbak jika ada anggaran sisa atau dana yang belum dibutuhkan maka
anggaran tersebut akan tetap ada direkening daan akan ikut SiLPA. Nah
kan semua kegiatan yang direncanakan belum tentu terlaksana semua jadi
setiap tahunnya biasanya akan ada SiLPA”.

Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Kasi Kesejahteraan Masyarakat

Bapak Anton Supriadi beliau mengatakan

“Untuk kelebihan dana biasanya bisa saja terjadi lalu kelebihan dana ini
akan di SiLPA. Kemudian bisa digunakan pada tahun berikutnya”

Pelaksanaan anggaran desa yang sudah ditetapkan akan menimbulkan

pengeluaran dan penerimaan. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam

rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening desa. Sesuai

dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bendahara desa Bapak Duta Fajri

S.AP. M,Si. yang menyatakan,


51

“Kita punya rekening sendiri mbak. Semua dana yang masuk dan dana yang
keluar ataupun dana transfer menggunakan rekening ini mbak”.

Selain itu beliau juga mengatakan bahwa ada uang tunai yang dipegang oleh

bendahara yang digunakan untuk kegiatan operasional desa.

“Kalau uang tunai ya tentunya ada mbak, tapi tidak dengan jumlah yang
banyak dan biasanya ini digunakan untuk kebutuhan operasional di desa
mbak”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa pelaksanaan

pengelolaan dana desa di Desa Tasik Serai Barat sudah cukup baik dan dapat

dikatakan sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturaan yang berlaku pada

Pemendagri No 20 Tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa. Hal ini dilihat

dari perangkat desa yang sudah cukup baik dalam pelaksanaan penganggaran

dalam suatu program kegiatan yang akan dilakukan.

3. Penatausahaan

Penatausahaan merupakan tahap pencatatan seluruh penerimaan dan

pengeluaran dalam buku kas umum yang dilakukan oleh Kaur keuangan atau

bendahara desa. Menurut Pemendagri No 20 Tahun 2018 menjelaskan bahwa

sebagai pelaksana fungsi keuangan penatausahaan dilakukan oleh Kaur keuangan,

kemudian Kaur keuangan mencatat penerimaan serta pengeluaran dalam buku kas

umum, serta melakukan penutupan buku kas umum setiap akhir bulan. Tim TPK

dan bagian-bagian lain harus membantu Kaur keuangan seperti mengumpulkan

bukti transaksi berupa kwitansi pembelian alat, bahan pembangunan atau

perlengkapan pembinaan yang diperlukan. Bukti-bukti ini akan dimasukkan

kedalam laporan keuangan. Data atau dokumen penatausahaan penerimaan dan

pengeluaran akan diolah melalui sistem aplikasi MS. Excel dan Sistem Keuangan
52

Desa (Siskeudes) yang dapat diakses secara online. Siskeudess merupakan

aplikasi yang dikembangkan oleh badan pemeriksa keuangan, aplikasi ini emng

ditujukan untuk pengelolaan keuangan desa. Aplikasi tersebut mencakup semua

pencatatan pembukuan yang diperlukan oleh Kaur keuangan, seperti buku kas

umum, buku bank, dan buku kas pembantu.

Table 4.20 Hasil Wawancara Tahap Penatausahaan


Keterangan
Sesuai (S),
Tidak
Indikator Hasil Wawancara Dokumen
Sesuai (TS),
Belum
Sesuai (BS)
Penatausahaan keuangan Kaur keuangan
dilakukan oleh Kaur Keuangan melakukan
S Lampiran 7
sebagai pelaksana fungsi penatausahaan
kebendaharaan
Kaur Keuangan mencatat setiap Kaur keuangan
penerimaan dan pengeluaran mencatat setiap
S Lampiran 6
dalam buku kas umum pemasukan dan
pengeluaran.
Melakukan penutupan buku kas Kaur keuangan
umum setiap akhir bulan melakukan tutup
S Lampiran 7
buku setiap
bulannya.

Sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan Bendahara desa Bapak Duta

Fajri S.Ap. M.Si mengatakan,

“Sebagai Bendahara desa adapun tugasnya yaitu melakukan kegiatan


penatausahaan yang berhubungan dengan fungsi keuangan, mencatat
setiap pemasukan dan pengeluaran, serta melakukan tutup buku setiap
bulannya mbak”.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Sekretaris desa bapak Nazri Akir SH

pada saat diwawancarai, beliau mengatakan.

“Kalau untuk mencatat setiap uang masuk dan uang keluar serta hal-hal
yang berkaitan dengan keuangan itu dilakukan oleh bendahara desa
mbak”.
53

Penggunaan sistem keuangan desa (Siskeudes) di Desa Tasik Serai Barat

baru dimulai pada tahun 2019, dimana sebelumnya masih menggunakan sistem

pembukuan. Siskeudes dapat mempermudah dalam melihat penerimaan dana serta

penggunaan dana untuk suatu program atau kegiatan. Selain itu penggunaan

Siskeudes mempermudah penatausahaan yang dilakukan oleh Kaur keuangan

serta dapat mengurangi adanya penggelapan dana atau penggunaan dana yang

tidak tepat sasaran sehingga dapat mendorong transparansi keuangan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bendahara desa bapak

Duta Fajri S.AP. M.Si, diketahui bahwa sebelum adanya pencairan dana untuk

pelaksanaan kegiatan terdapat beberapa proses yang dilakukan pemerintah Desa

Tasik Serai Barat. Diantaranya harus ada pengajuan berupa surat permintaan

pencairan (SPP) dan harus disetujui oleh kepala desa dan sekretaris desa.

Kemudian dalam penggunaan dana tidak boleh digunakan secara langsung 100%

tetapi sudah ditentukan setiap terminnya.

“Desa melakukan pengambilan dana itu secara definitif, jadi setiap


pengerjaan proyek kita ambil uang di bank. Bukannya ambil langsung
dilaksanakan karna kita tidak pakai sistem panjar. Nah kalua sistem panjar
itu kita menyimpan uang sedangkan sistem definitif itu kita ambil dana
sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang dilaksanakan”.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa setiap penggunaan dana

yang dilakukan secara acak atau sembarangan. Hal ini dilakukan agar dapat

mendorong terkontrolnya penggunaan dana desa. Penatausahaan pada Desa Tasik

Serai Barat sudah dapat dikatakan sesuai dengan Pemendagri No 20 Tahun 2018,

karena penatausahaan sudah dilakukan oleh Kaur keuangan serta mencatata setiap

penerimaan dan pengeluaran didalam buku kas umum.


54

4. Pelaporan

Penyampaian laporan dilaksanakan melalui jalur structural yang dimulai

dari tingkat desa dan diketahui kepala desa hingga sampai ke kecamatan. Tahap

pelaporan termasuk sebagai tahap pertanggungjawaban serta salah satu cara

penyampaian informasi mengenai laporan keuangan yang sudah dilaksanakan

oleh pemerintah desa kepada masyarakat. Pelaporan di Desa Tasik Serai Barat

terkait penggunaan dana desa dilakukan menggunakan Sistem keuangan desa

(Siskeudes).

Table 4.21 Hasil Wawancara Tahap Pelaporan


Keterangan
Sesuai (S),
Indikator Hasil Wawancara Tidak Sesuai Dokumen
(TS), Belum
Terjadi (BT)
laporan semester Desa pernah mengalami
pertama APB Desa keterlambatan dalam
yang terdiri dari pelaporan, ini
laporan pelaksanaan mempengaruhi pencairan
APB Desa dan laporan dana untuk tahap
realisasi anggaran selanjutnya
disusun oleh Kepala TS Lampiran 6
Desa dengan cara
menggabungkan
seuruh laporan paling
lambat minggu kedua
bulan Juli ahun
berjalan
Kepala Desa Pelaporan disampaikan oleh
melaporakan laporan kepala desa terhadap Bupati
semester pertama harus melalui camat dan S Lampiran 9
kepada Bupati/Wali dilaksanakan setiap akhir
Kota melalui Camat tahun anggaran berjalan.

Sistem keuangan desa mencakup semua rincian laporan penggunaan dana di

desa Tasik Serai Barat seperti yang dikatakan sekretaris desa bapak Nazri Akir

SH. pada saat di wawancara yaitu,


55

“Jadi mbak semua pencatatan dan pelaporan sudah menggunakan Siskeudes


yang diakses secara online. Misalnya ada penyelewengan sedikit pun pasti
akan ketahuan”.

Sedangkan hasil wawancara dengan bendahara Desa Tasik Serai Barat

bapak Duta Fajri S.AP.M.Si, menjelaskan

“Pelaporan ini dari laporan SPJ yang diambil dari aplikasi Siskeudes.
Nah di dalam Siskeudes itu sudah di sediakan formatnya hanya tinggal
melengkapi bukti-bukti kwitansi atau nota suatu kegiatan, lalu apabila
memerlukan dokumentasi dalam bentuk foto maka hsrus dilengkapi
dengan foto tersebut. Pelaporan ini setiaap penyerahan uang kita
masukkan sesuai yang ada di aplikasi. Nah setiap penggunaan dana wajib
di input ke dalam aplikasi, namun untuk laporan keseluruhan itu di akhir
tahun”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pelaporan yang

dilakukan oleh pemerintah Desa Tasik Serai Barat sudah menggunakan Siskeudes

atau sistem keuangan desa. Sehingga tiap dana yang digunakan dapat di akses ke

dalam sistem tersebut, kemudian laporan keseluruhan akan dilaksanakan di akhir

tahun. Pemendagri No 20 Tahun 2018 mengenai pengelolaan keuangan desa

mengatakan bahwa proses pelaporan pertanggungjawaban realisasi harus

diserahkan kepada Bupati/Walikota melalui camat pada setiap akhir tahun

anggaran. Laporan tersebut akan disampaikan paling lama 3 bulan setelah akhir

tahun anggaran berjalan yang ditetapkan melalui peraturan desa. Seperti yang

dikatakan oleh Kaur perencanaan bapak Rifaldi A.MD pada saat dilakukan

wawancara, beliau mengatakan

“Pelaporan itu adanya ya satu tahun sekali, kalau formatnya kan sudah ada
dari kabupaten. Nah kalau misal pelaporan realisasi tahap dua ya harus
melampirkan laporan realisasi tahap satu dulu”

Sedangkan hasil wawancara dengan ketua BPD Desa Tasik Serai Barat

bapak Kamsah beliau mengatakan,


56

“Laporan akan disampaikan kepada BPD, nah laporan yang disampaikan


kepada BPD itu biasanya dilakukan setiap akhir tahun”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa laporan realisasi yang

dibuat pemerintah desa harus menyertakan lampiran laporan realisasi pada tahap

sebelumnya. Kemudian pelaporan yang disampaikan oleh desa terhadap Bupati

harus melalui camat dan dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran berjalan. Selain

itu, setiap tahunnya pemerintah desa harus melakukan pelaporan kepada BPD

seperti yang tercantum dalam APBDes. Dengan adanya sistem keuangan desa

yang disediakan oleh pemerintah sangat membantu pekerjaan pemerintah desa.

Namun perlu diperhatikan agar berhati-hati ketika menggunakan Siskeudes karena

bisa saja terjadi sistem yang eror dan menyebabkan data yang telah dimasukkan

terhapus.

Selain itu dalam tahap pelaporan pemerintah Desa Tasik Serai Barat pernah

mengalami keterlambatan. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi pencairan dana

untuk kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal yang menyebabkan

keterlambatan ini karena SPJ yang belum selesai pengerjaannya. Untuk itu

dibutuhkan kerja tim yang baik dalam pemerintahan desa agar SPJ yang belum

selesai dan mengalami keterlambatan dapat segera diselesaikan. Perlu diperhatian

yang paling penting dalam pengelolaan dana desa adalah kualitas sumber daya

manusia. Karena dalam pengelolaan dana desa dibutuhkan keterampilan khusus

mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap pertanggungjawaban. Hasil

wawancara dengan Sekretaris desa Bapak Nazri Akir SH terkait keterlambatan

laporan beliau menyatakan,


57

“Pernah mbak, keterlambatan ini dapat mempengaruhi pencairan dana untuk


tahap atau kegiatan selanjutnya. Begini mbak, biasanya keterlambatan ini
disebabkan SPJ yang belum selesai, jadi SPJ yang belum selesai ini otomatis
akan kejar target. Misal SPJ dibuat oleh kaur perencanaan sama TKP dan
belum selesai, otomatis bidang-bidang yang lain juga membantu agar cepat
selesai, kalau tidak ya dana tidak turun”.

Berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan yang dilakukan peneliti

secara langsung, pelaporan yang dilakukan oleh Desa Tasik Serai Barat belum

sesuai dengan Pemendagri No 20 Tahun 2018 pasal 68 tentang pelaporan. Hal ini

dikarenakan Desa Tasik Serai Barat pernah mengalami keterlambatan dalam

pelaporan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi pencairan dana

selanjutnya.

5. Pertanggungjawaban

Menurut Pemendagri No 20 Tahun 2018 menyatakan bahwa laporan

pertanggungjawaban realisasi APB Desa disampaikan oleh Kepala desa kepada

Bupati/Walikota melalui Camat setiap akhir tahun anggaran. Laporan

pertanggungjawaban realisasi APB Desa diserahkan kepada Bupati/Walikota

paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun anggaran. Kemudian laporan

pertanggungjawaban realisasi APB Desa ditetapkan dengan peraturan desa.

Table 4.22 Hasil Wawancara Tahap Pertanggungjawaban


Keterangan
Sesuai (S),
Indikator Hasil Wawancara Tidak Sesuai Dokumen
(TS), Belum
Terjadi (BT)
Laporan Desa membuat laporan S Lampiran 9
pertanggungjawaban realisasi pertanggungjawaban
realisasi APB Desa yang berisi informasi
disampaikan oleh mengenai program yang
Kepala Desa kepada direncanakan dan yang sudah
Bupati/Wali Kota terealisasi. Kemudian
melalui Camat setiap disampaikan oleh Kepala
akhir tahun anggaran desa kepada Bupati/Walikota
58

setiap akhir tahun anggaran.


Laporan Laporan realisasi Lampiran 6
pertanggungjawaban pertanggungjawaban
realisasi APB Desa disampaikan oleh Kepala
disampaikan kepada desa kepada Bupati/Walikota
S
Bupati/Wali Kota melalui camat tiap tahunnya
paling lambat 3 bulan paling lambat 3 bulan setelah
setelah akhir tahun tahun anggaran serta sesuai
anggaran dengan peraturan desa.
Laporan Pemasangan banner di depan Lampiran 6
pertanggungjawaban kantor desa memang sudah
realisasi APBDes menjadi program pemerintah S
ditetapkan dengan dan sudah ada aturannya.
peraturan desa

Tahap pertanggungjawaban adalah proses penerjemahan atas pemanfaatan

dana yang telah dilakukan oleh pemerintah desa. Pertanggungjawaban yang

dilaksanakan atas penggunaan dana desa secara langsung bisa mempengaruhi

proses pertanggungjawaban dan APBDes. Hal ini harus dilakukan dengan adanya

laporan realisasi pelaksanaan APBDes yang dibuat oleh pemerintah desa. Laporan

ini akan berkaitan dengan laporan pelaksanaan yang dilbuat oleh pemerintah desa.

Ketika laporan tersebut selesai, yang dilakukan selanjutnya adalah pengadaan

penginformasian kepada masyarakat desa sebagai bentuk pertanggungjawaban

pemerintah desa dan penerapan transparansi kepada masyarakat. Hasil wawancara

dengan Sekretaris desa Bapak Nazri Akir SH mengatakan,

“Untuk pertanggungjawaban sendiri ada laporan realisasi


pertanggungjawaban Namanya yang akan disampaikan oleh Kepala desa
kepada Bupati/Walikota melalui camat tiap tahunnya mbak paling
lambatnya itu 3 bulan setelah tahun anggaran serta sesuai dengan peraturan
desa”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Rifaldi A.Md selaku Kaur

Perencanaan, beliau mengatakan


59

“Desa akan membuat laporan realisasi pertanggungjawaban mbak, disitu


akan ada informasi mengenai program yang direncanakan dan yang sudah
terealisasi. Laporan ini nantinya akan disampaikan oleh Kepala desa
kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran mbak”

Media yang digunakan sebagai alat transparansi dana oleh pemerintah Desa

Tasik Serai Barat, yaitu dengan adanya banner yang berisikan anggaran dana yang

diletakkan didepan kantor desa. Pemasangan papan informasi atau spanduk

mengenai rincian dana yang diletakkan di depan kantor desa di harapkan

masyarakat mampu membaca sendiri informasi yang telah disediakan. Sesuai

dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris desa Tasik Serai Barat

bapak Nazri Akir SH mengatakan.

“Karna ada keterbatasan jadi mbak kami tidak mungkin


menginformasukan kepada satu demi satu warga yang ada. Dengan
adanya banner yang ada di depan kantor desa para warga bisa membaca
sendiri karena disana ada informasi terkait dana yang digunakan dan
anggaran tahun berjalan. Dan juga pemasangan banner di depan kantor
desa ini memang sudah program pemerintah jadi itu sudah dari sananya
ada aturan seperti itu mbak”.

Proses transparansi dana dalam setiap transaksi pengeluaran keuangan yang

digunakan untuk proses transparansi dana dalam setiap transaksi pengeluaran

keuangan yang digunakan untuk program pembangunan dan pembinaan

masyarakat akan tercantum dalam laporan realisasi APBDes. Dari hasil

wawancara yang telah dilakukan di atas diketahui pertanggungjawaban oleh

pemerintah Desa Tasik Serai Barat sudah sesuai dengan peraturan Pemendagri No

20 Tahun 2018 mengenai pengelolaan keuangan desa yang bisa dilihat melalui

laporan pertanggungjawaban dengan melaksanakan penginformasian kepada

Bupati/Walikota melalui Camat. Sedangkan pertanggungjawaban kepada

masyarakat dilakukan dengan memasang banner di depan kantor desa


60

4.2.2. Transparansi Pengelolaan Dana Desa di Desa Tasik Serai Barat

Aspek yang mendasar agar wujudnya pelaksanaan pemerintahan yang baik

adalah transparansi. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan memberikan

kemudahan dan keterbukaan akses terhadap masyarakat serta turut

mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan

pemerintahan. Penerapan transparansi tidak hanya sekedar penginformasian dan

penyediaan informasi tentang desa tetapi dibarengi kemudahan masyarakat dalam

menerima ainformasi yang relevan. Masyarakat dapat mengetahui proses

pelaksanaan pemerintahan dengan jelas dimulai dari tahap perencanaan hingga

pertanggungjawaban sehingga masyarakat mendapat kebebasan dalam

memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Menurut Pemendagri No 20 Tahun 2018 menyatakan bahwa adapun

indikator transparansi yaitu kegiatan pencatatan kas masuk dan keluar dengan

mudah bisa diakses oleh masyarakat. terdapat papan informasi terkait kegiatan

yang sedang dijalankan. Laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat melalui

media informasi. Serta laporan realisasi dan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan ADD disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat.

Table 4.22 Hasil Wawancara Tentang Transparansi


Keterangan
Sesuai (S),
Tidak
Indikator Hasil Wawancara Sesuai (TS), Dokumen
Belum
Terjadi
(BT)
Kegiatan pencatatan kas Pencatatan kas masuk dan
masuk dan kas keluar kas keluar dilakukan oleh
Lampiran
dapat diakses dengan bendahara desa, hanya saja TS
6
mudah oleh masyarakat belum dapat diakses dengan
mudah oleh masyarakat
61

Ada papan pengumuman


Lampiran
mengenai kegiatan yang
14
sedang dijalankan
Laporan Di depan kantor desa sudah
pertanggungjawaban ada banner yang dipasang
diinformasikan kepada untuk menyampaikan
masyarakat melalui media informasi kepada masyarakat Lampiran
TS
informasi Tetapi belum ada sosial 14
media atau website yang
dapat diakses oleh
masyarakat
Laporan realisasi dan Laporan realisasi dan laporan
laporan pertanggungjawaban realisasi
pertanggungjawaban pelaksanaan ADD telah
Lampiran
realisasi pelaksanaan disampaikan kepada Bupati S
9
ADD disampaikan kepada oleh Kepala Desa
Bupati/Walikota melalui
camat

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris Desa

Tasik Serai Barat bapak Nazri Akir SH. beliau mengatakan.

“Mbak bisa lihat di depan kantor desa sudah ada banner yang dipasang,
nah kita menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui itu salah
satu contohnya yang sudah dipublikasikan secara terbuka”.

Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kasi Kesejahteraan

bapak Anton Supriadi beliau mengatakan.

“Transparansi yang dilakukan desa Tasik Serai Barat berupa pemasangan


spanduk atau banner besar di depan kantor desa ini. Nah kemudian di
dalam banner itu terdapat rincian penggunaan dana dan APBDes tahun
berjalan”.

Melalui hasil wawancara di atas, diketahui jika proses transparansi yang

dilakukan oleh pemerintah Desa Tasik Serai Barat hanya melalui banner yang

berisi rincian anggaran. Pencatatan seluruh data administrasi yeng telah dikelola

melalui Sistem Informasi Desa (SID), tetapi data tersebut belum dapat diakses

melalui website desa ataupun media sosial milik Desa Tasik Serai Barat.
62

Seharusnya penyampaian informasi yang dilakukan oleh pemerintah Desa Tasik

Serai Barat harus mudah dipahami oleh masyarakat sehingga dengan

penyampaian yang sudah tepat sasaran penyampaian informasi dapat dikatakan

sudah efektif. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris

Desa Tasik Serai Barat bapak Nazri Akir SH. beliau mengatakan.

“Tentunya pasti ada pro kontranya karna tidak semua masyarakat


mengerti. Jadi ada yang bisa memahami tetapi ada juga yang tidak paham
dan memang tidak tahu mengenai transparansi dana ini digunakan untuk
apa saja”.

Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua BPD Desa Tasik

Serai Barat bapak Kamsah, beliau mengatakan.

“Yaa memang sudah bisa dikatakan transparansi tetapi akan lebih baik lagi
jika transparansi yang dilakukan bisa dikonfirmasikan kepada masyarakat
sehingga seluruh masyarakat jadi tahu dana yang turun ini digunakan
untuk apa saja”.

Dari hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa penerapan transsparansi

yang dilakukan oleh Desa Tasik Serai Barat dengan menggunakan media banner

belum ccukup efektif karena akan lebih baik jika pelaksanaan transparansi yang

dilakukan oleh pemerintah Desa Tasik Serai Barat lebih gencar lagi. Pelaksanaan

transparansi keuangan daerah pada dasarnya telah diatur dalam Pemendagri

Nomor 20 Tahun 2018 mengenai pengelolaan keuangan daerah mengatakan

bahwa transparansi adalah salah satu prinsip yang mengutamakan keterbukaan

sehingga sangat mungkin bagi masyarakat untuk mengetahui serta memperoleh

akses informasi dengan seluas-luasnya terhadap keuangan daerah. Karena hal

tersebut dapat menambah kepercayaan masyarakat desa terhadap pengelolaan

keuangan desa yang dilakukan oleh pemerintah desa.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan peneliti terkait Akuntabilitas dan Transparansi

dalam pengelolaan dana desa yang telah dilakukan oleh pemerintah Desa Tasik

Serai Barat Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis diperoleh hasil

yang dapat disimpulkan diantaranya:

1. Penerapan prinsip Akuntabilitad dalam pengelolaan alokasi dana desa di

Desa Tasik Serai Barat dapat dikatakan sudah cukup baik dalam tahap

perencanaan, pelaksanaan dan penatausahaan serta pertanggungjawaban

dalam pengelolaan dana desa sudah sesui dengan aturan Pemendagri No

20 Tahun 2018. Akan tetapi dalam tahap pelaporan masih belum optimal

karena masih adanya keterlambatan dari desa dalam melaporkan realisasi

pelaksanaan APBDes.

2. Penerapan prinsip transpraransi di Desa Tasik Serai Barat terhadap

masyarakat desa belum maksimal, karena hanya menggunakan media

informasi berupa banner yang dipasang di depan kantor Desa Tasik Serai

Barat sehingga keterbukaan kepada masyarakat dalam pengelolaan dana

desa masih kurang. Serta masih adanya keterbatasan masyarakat desa

dalam memperoleh informasi mengenai pengelolaan dana desa.

5.2 Saran

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan peneliti dalam mengumpulkan

data maupun hasil wawancara serta mendapatkan hasil analisis yang dilakukan

secara langsung di Desa Tasik Serai Barat, ada beberapa saran dari peneliti:
1. Pemerintah Desa Tasik Serai Barat dapat menggunakan media informasi

digital dalam penyampaian informasi kepada masyarakat agar lebih mudah

untuk diakses dan dipahami. Selain itu pemerintah Desa Tasik Serai Barat

sebaiknya melaksanakan sosialisasi mengenai transparansi pengelolaan

keuangan desa kepada masyarakat.

2. Pemerintah desa harus lebih terbuka dalam menerima setiap usulan

masyarakat. Hal ini akan mempermudah dalam menentukan prioritas

program baru yang akan dianggarkan. Serta kedekatan pemerintah dengan

masyarakat mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat.

3. Dalam program pembangunan di Desa Tasik Serai Barat pada penggunaan

dana desa ada baiknya sebisa mungkin menerapkan pemberdayaan

masyarakat seperti mengikutsertakan masyarakat sebagai pekerja dalam

setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan. Tentunya selalu ada

pengawasan yang dilakukan oleh BPD dan masyarakat desa secara

langsung dalam pelaksanaan pembangunan.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-

variabel baru dengan objek penelitian lainnya pada sektor yang berbeda

dengan menggunakan data yang lebih banyak agar menghasilkan

penelitian yang jauh lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai