Anda di halaman 1dari 66

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, UKURAN


PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2019-
2021

Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Riau

Oleh:

MUHAMMAD RIZKY FADLI


195310084

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti secara empiris tentang


pengaruh corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage terhadap
kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan property and real estate yang
terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2019-2021. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder, populasi penelitian ini
meliputi 67 perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI tahun 2019-
2021. Metode purposive sampling digunakan dengan sampel yang didapat sebanyak
30 perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI Tahun 2019-2021.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial corporate social
responsibility dan leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Kemudian hasil uji simultan menunjukkan bahwa seluruh
variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Variabel independen dapat menjelaskan pengaruh terhadap nilai
perusahaan sebesar 20,4% sedangkan sisanya sebesar 79,% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak dalam model regresi ini.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan Perusahaan, Corporate Social Responsibility,


Ukuran Perusahaan, Leverage

i
ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence about the effect of corporate social
responsibility, company size and leverage on company financial performance in
property and real estate companies listed on the Indonesian stock exchange for the
2019-2021 period. This research is a quantitative study using secondary data, the
population of this study includes 67 property and real estate companies listed on the
IDX in 2019-2021. The purposive sampling method was used with a sample of 30
property and real estate companies listed on the IDX for 2019-2021. The results of
data analysis show that partially corporate social responsibility and leverage affect
the company's financial performance. Meanwhile, the company size variable has no
effect on the company's financial performance. Then the results of the simultaneous
test show that all independent variables simultaneously influence the company's
financial performance. The independent variable can explain the effect on firm value
of 20.4% while the remaining 79.% is influenced by other factors that are not in this
regression model.

Keywords: Company Financial Performance, Corporate Social Responsibility,


Company Size, Leverage

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Memeriksa kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu teknik untuk

mengukur kinerja perusahaan tersebut. Kinerja keuangan mengacu pada bagaimana

sebuah perusahaan melakukan operasi bisnisnya dan hasil dari operasi tersebut.

Dengan menghasilkan laba, maka kegiatan usaha suatu perusahaan dikatakan

berhasil. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suputra et al. (2017) bahwa faktor utama

dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah kemampuannya menghasilkan

laba. Dasar penggunaan laba sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja keuangan

adalah kenyataan bahwa suatu perusahaan harus memperoleh laba agar dapat

bertahan. Jayati, 2016.

Laba merupakan salah satu indikator yang berfungsi sebagai kinerja keuangan

dan dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan bisnis dari perspektif keuangan.

Dengan penggunaan indikator-indikator pengukuran ini, bisnis dapat menganalisis

dan menilai kinerjanya untuk menentukan prospeknya di masa mendatang dan

menjaga keberlanjutannya. Hal ini karena operasi bisnis organisasi dapat berfungsi

dan memerlukan dukungan keuangan untuk bisnis. Konsekuensinya, dapat dikatakan

bahwa tanggung jawab perusahaan berbentuk kinerja keuangan.

Kinerja keuangan biasanya digunakan oleh investor sebagai tolak ukur. Dalam

memilih investasi, investor akan mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan.

Periode sekarang akan dikontraskan dengan periode sebelumnya saat melakukan

1
analisis kinerja keuangan. Jika temuan penelitian menunjukkan bahwa perusahaan

berkinerja baik secara finansial, itu akan menarik uang dari investor. Akibatnya,

kinerja keuangan perusahaan sangat penting untuk mendapatkan pendanaan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan output yang dihasilkannya selama

periode waktu tertentu dan dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan. (2010). Cendrawati, K., dan Fuadati. Salah satu metode yang sering

digunakan peneliti untuk menilai kinerja bisnis adalah metode pelaporan keuangan

menurut Ujunwa (2012). Pendekatan pelaporan keuangan mengevaluasi kinerja

keuangan dengan menggunakan angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan.

Return On Assets (ROA) adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mengukur kesuksesan finansial. ROA menunjukkan profitabilitas perusahaan dan

penggunaan semua aset secara efektif. ROA ini singkatan dari rasio profitabilitas,

yang mengukur kapasitas perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari seluruh

portofolio asetnya.

Kenaikan return on aset perusahaan akan berhubungan langsung dengan

kenaikan laba. Saat berinvestasi di saham, setiap investor perlu menyadari tingkat

pengembalian aset karena mengungkapkan seberapa baik perusahaan menggunakan

asetnya untuk menghasilkan keuntungan.

Korporasi berutang kewajiban kepada masyarakat dan lingkungan selain

pemegang saham atau pihak lain dengan kepentingan keuangan. Melalui praktik

tanggung jawab sosial perusahaan, atau CSR seperti yang lebih sering dikenal,

kewajiban sosial lingkungan perusahaan untuk pembangunan berkelanjutan tercapai

2
secara implisit. Saidi dkk. (2015) mengklaim bahwa ada hubungan yang termediasi

penuh antara tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan. Akibatnya,

tanggung jawab sosial perusahaan akan meningkatkan profitabilitas melalui reputasi

yang akan diciptakan oleh aktivitas ini. Dengan kata lain, organisasi yang memiliki

komitmen tinggi dalam melaksanakan CSR akan mendapat dukungan dari

masyarakat, yang dapat berdampak pada peningkatan reputasi organisasi dan ikatan

masyarakat. Reputasi perusahaan dan dukungan masyarakat adalah manfaat sosial

yang membantu dan meningkatkan kinerja keuangan bisnis.

Perusahaan harus mengambil tanggung jawab sosial (CSR) untuk menjadi lebih

kompetitif di pasar bisnis. Corporate social responsibility (CSR) sekarang merupakan

kewajiban perusahaan, bukan lagi inisiatif sukarela. Undang-Undang Perseroan

Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, yang disahkan pada 20 Juli 2007, mengatur

tanggung jawab sosial perusahaan. Di sini, tidak hanya masalah keuangan, tetapi juga

masalah sosial dan lingkungan, karena keadaan keuangan saja tidak cukup untuk

menjamin nilai perusahaan secara berkelanjutan. Perusahaan yang

mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan akan bertahan lama. Fakta bahwa

perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan

lingkungan hidupnya menghasilkan tanggapan masyarakat sekitar secara bertahap.

Jelas bahwa citra negatif perusahaan yang sering disajikan di media tidak

membantu fungsi bisnis yang efisien atau meningkatkan produktivitas dan

keuntungan. Saat ini masyarakat semakin menyadari bahwa pelaku usaha tidak akan

dapat maju sebagai pelaku usaha jika memilih untuk mengabaikan atau menolak

3
untuk mempelajari keadaan dan keadaan lingkungan sosial tempat tinggalnya.

Tanggung jawab sosial perusahaan perlu dilaksanakan dalam hal ini. Tanggung jawab

sosial perusahaan (CSR) adalah tugas dan tanggung jawab. Corporate Social

Responsibility adalah tanggung jawab bisnis yang harus tercermin dalam strategi

perusahaan. Akibatnya, bisnis berurusan dengan tantangan yang berkaitan dengan

pembelajaran serta keuntungan. Operasi bisnis harus sadar sosial lingkungan mereka.

Karena perusahaan harus mempertimbangkan implikasi sosial dan lingkungan

bersamaan dengan implikasi keuangan ketika membuat keputusan, tanggung jawab

sosial perusahaan (CSR) adalah cara bagi bisnis untuk mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang mereka. Oleh karena itu, semakin efektif sebuah

perusahaan mengkomunikasikan tanggung jawab sosialnya, semakin baik perusahaan

tersebut terlihat oleh para pemangku kepentingannya. Karena fakta bahwa banyak

investor saat ini lebih suka berinvestasi dalam bisnis yang menganut CSR, hal ini

dapat membantu bisnis dalam meningkatkan kesuksesan finansial mereka. Menurut

penelitian Nugroho dan Raharjo (2012), terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan kinerja keuangan

perusahaan.

Perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi besar atau kecil menurut berbagai

cara, seperti total aset, ukuran log, harga pasar saham, dan lain-lain. Ukuran

perusahaan disebut sebagai skala. Kemampuan suatu perusahaan untuk menghadapi

resiko yang mungkin muncul dari berbagai situasi yang dihadapinya akan

dipengaruhi oleh seberapa besar atau kecilnya perusahaan. Perusahaan besar memiliki

4
resiko yang lebih rendah daripada perusahaan kecil. Ini karena perusahaan besar

memiliki kontrol pasar yang lebih baik, yang memungkinkan mereka untuk bersaing

dalam persaingan ekonomi.

Seberapa mudah perusahaan memperoleh hutang dipengaruhi oleh seberapa

besar atau kecil perusahaan itu. Perusahaan besar memiliki aset yang signifikan yang

dapat dijamin sebagai sumber dana, sehingga ukuran perusahaan tidak sama dengan

sumber pendanaan. Hutang dagang sangat sensitif terhadap nilai bisnis. Struktur

modal perusahaan menentukan nilainya. Semakin banyak hutang, semakin tinggi

harga sahamnya, tetapi pada titik tertentu, peningkatan hutang akan menurunkan nilai

perusahaan karena keuntungan dari hutang lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan.

Studi oleh Krisdamayanti & Retnani (2020), Meiyana and Aisyah (2019), dan

Jonatan (2018) menemukan bahwa ukuran perusahaan berdampak positif pada kinerja

keuangan.

Selain itu, nilai rasio leverage perusahaan dapat memengaruhi kinerja keuangan

perusahaan. Menurut González (2013), peran utang yang dominan dapat membantu

manajemen membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan nilai perusahaan.

Meskipun demikian, utang dapat meningkatkan risiko. Jika situasi keuangan

perusahaan memburuk, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup untuk

menutup biaya bunga, menurunkan kekayaan pemilik dan menurunkan kinerja

keuangan.

Selain menggambarkan risiko keuangan perusahaan, variabel leverage juga

menggambarkan struktur modal perusahaan dan risiko utang yang tidak tertagih.

5
Dengan rasio leverage yang lebih besar, perusahaan mengambil risiko lebih besar,

menarik perhatian pemegang hutang. Kemampuan bisnis untuk memenuhi kewajiban

keuangannya setelah likuidasi jangka pendek dan jangka panjang dikenal sebagai

leverage. Karena perusahaan menggunakan aset dan sumber dana, leverage

menyebabkan biaya tetap selama operasi. Rasio leverage keuangan sangat penting

untuk menentukan rasio keuangan perusahaan dari sudut pandang manajemen

keuangan. Perusahaan dengan leverage yang lebih besar seringkali ingin melaporkan

keuntungan yang lebih besar untuk mengurangi kemungkinan mereka melanggar

kontrak hutang. Leverage menurut penelitian yang dilakukan oleh Churniawati,

Hendra Titisari, and Wijayanti (2019), Wardhani, (2020) menyatakan bahwa leverage

berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Erawati and Wahyuni (2019)

dengan judul pengaruh corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan

leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2017. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu adanya

perubahan objek penelitian dan tahun observasi penelitian. Kemudian pada penelitian

sebelumnya dapat dilihat bahwa hanya variabel leverage yang berpengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan, sedangkan variabel corporate social responsibility dan

ukuran perusahaan tidak berpengaruh sehingga hasil penelitian sebelumnya tidak

konsisten dengan hasil penelitian lainnya yang menyatakan bahwa corporate social

responsibility dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan

6
perusahaan. Sehingga penelitian ini sangat perlu dilakukan untuk melihat konsistensi

hasil dari penelitian sebelumnya.

Alasan penelitian mengambil objek penelitian pada perusahaan property dan real

estate dikarenakan perusahaan property dan real estate memiliki kinerja keuangan

yang selalu berfluktuasi dari tahun ketahun yang dapat dilihat dari rasio keuangan

perusahaan property and real estate. Sehingga peneliti sangat tertarik untuk

menggunakan objek penelitian pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini

karena cukup penting untuk mengetahui Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Setelah

itu peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh variabel independen dapat

mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti

melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian dan penjelasan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2019-2021

7
2. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2019-2021

3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada

perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2019-2021

4. Apakah Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan Dan Leverage

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan property

and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditentukan tujuan dari

penelitian ini, yaitu :

1. Untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan pada

perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2019-2021.

2. Untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran

perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan property

and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021.

3. Untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

Leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan property and

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021.

8
4. Untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap

kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan property and real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan dan pemahaman

yang berhubungan dengan Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran

Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada

perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2019-2021. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dan berguna

untuk berbagai pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat atau kegunaan yang

dapat diperoleh antara lain :

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

pemikiran dalam penelitian lebih lanjut serta menjadi bahan referensi

khususnya bagi pihak yang meneliti dengan kajian yang sama.

2. Bagi Perusahaan dan Investor

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan

dorongan bahwa pentingnya faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja

keuangan perusahaan dan bagi investor sebagai masukan atau alat

penimbang ketika hendak melakukan penanaman modal.

3. Bagi Pembaca

9
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada para pembaca

mengenai pengaruh pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran

Perusahaan dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

4. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan informasi yang berkaitan dengan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dari Kinerja Keuangan Perusahaan

pada suatu perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran umum mengenai sistematika penulisan proposal

ini, maka penulis menguraikan secara ringkas dari isi masing-masing bab dengan

sistematika berikut ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, rumusan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian dibahas dalam bab pendahuluan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas apa saja landasan teori yang akan

digunakan dalam penelitian. Membahas variabel apa saja yang akan

digunakan agar mudah dipahami dan mempermudah dalam

melakukan penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metodologi penelitian, termasuk teknik

pengumpulan data, dan pengukuran dan pengujian. Ini juga

10
menjelaskan variabel-variabel yang akan digunakan, variabel

independen dan dependen.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang analisis deskriptif data,

penentuan range, uji kualitas data, uji hipotesis, dan pembahasan

hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisikan penjelasan tentang kesimpulan hasil

penelitian dan saran.

11
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan, menurut Rahayu (2014), adalah hasil kerja yang telah dicapai

oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan dilaporkan dalam laporan keuangan

yang sesuai. Kinerja perusahaan adalah usaha formal yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mengevaluasi seberapa efisien dan efektif operasinya selama periode waktu

tertentu. Salah satu kinerja keuangan yang digunakan oleh perusahaan adalah rasio

profitabilitas (ROA). Return on Assets (ROA) menunjukkan keuntungan bisnis dan

efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan aset secara keseluruhan. ROA juga

merupakan rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba bersih dengan menggunakan semua aset yang dimilikinya.

Perusahaan akan menggunakan lebih banyak aset (baik aset fisik maupun non-fisik)

dengan nilai ROA yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat

menghasilkan lebih banyak uang dengan investasi yang lebih sedikit.

Fahmi (2012) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah mematuhi peraturan

pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Kinerja perusahaan adalah gambaran

kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat analisis keuangan,

sehingga dapat diketahui apakah keadaan keuangan suatu perusahaan baik atau buruk.

12
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah

usaha formal yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur keberhasilannya

dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat pertumbuhan, prospek, dan potensi

perkembangan yang baik. Suatu perusahaan dianggap berhasil jika ia telah mencapai

tujuan dan standar yang telah ditetapkan.

2.1.2 Corporate Social Responsibility

Corporate social responsibility seperti yang didefinisikan oleh vans and

Kartikaningdyah (2019), adalah gagasan bahwa organisasi, dalam hal ini perusahaan,

bertanggung jawab terhadap semua aspek operasinya terhadap pelanggan, karyawan,

pemegang saham, komunitas, dan lingkungan. Tanggung jawab Sosial Perusahaan

(CSR) menyoroti fakta bahwa menjadi warga korporat yang bertanggung jawab

sekarang tidak hanya mencakup kegiatan ekonomi yang menghasilkan laba untuk

operasi bisnis yang sedang berlangsung, tetapi juga tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

Menurut Hery (2013), tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah

komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi berkelanjutan terhadap masalah

sosial atau lingkungan tertentu untuk memperbaiki lingkungan.

Menurut Hery (2013) Pengungkapan tanggung jawab sosial terbagi kedalam

tujuh kategori yaitu:

1. Lingkungan

Aspek lingkungan dari proses pengendalian pencemaran operasional, biaya

penelitian dan pengembangan untuk pengurangan pencemaran, klaim bahwa

13
pencemaran operasional telah atau akan dikurangi, pencegahan atau perbaikan

kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pengolahan sumber daya alam, studi

dampak lingkungan untuk memantau dampak lingkungan perusahaan, dan

perlindungan lingkungan semuanya termasuk dalam kategori ini.

2. Energi

Kategori ini mencakup kegiatan perusahaan yang menggunakan energi secara

lebih efektif dalam kegiatan operasi, memanfaatkan produk daur ulang untuk

menghasilkan energi, menghemat energi melalui pengurangan konsumsi energi,

meningkatkan efisiensi energi produk, melakukan penelitian yang menghasilkan

peningkatan efisiensi energi produk, dan membahas kebijakan energi perusahaan.

3. Keselamatan dan kesehatan kerja

Kategori ini mencakup inisiatif perusahaan untuk mengurangi polusi,

ketidaknyamanan, atau risiko di tempat kerja, untuk mempromosikan kesehatan fisik

atau mental, dan keselamatan tenaga kerja untuk mematuhi peraturan standar

kesehatan dan keselamatan kerja, untuk menerima penghargaan atas prestasi terkait

keselamatan kerja, untuk membangun keselamatan komite, untuk melakukan

penelitian dalam meningkatkan keselamatan kerja, dan untuk memberikan pelayanan

kesehatan bagi karyawan.

4. Lain tenaga kerja

Inisiatif perusahaan untuk mencari atau menggunakan pekerja termasuk dalam

area ini. Tindakan ini mencakup perekrutan, rencana pendidikan, pengungkapan gaji

dan tunjangan, dan aktivitas terkait pekerjaan lainnya.

14
5. Produk

Kategori ini mencakup kegiatan perusahaan dalam menciptakan produk

perusahaan, seperti pengemasan, penjelasan tentang biaya penelitian dan

pengembangan produk, detail proyek penelitian perusahaan untuk menyempurnakan

produk, menciptakan produk yang aman bagi konsumen, melakukan penelitian

tentang tingkat keamanan produk perusahaan, meningkatkan kebersihan/ kesehatan

dalam pengolahan dan penyiapan produk, informasi keamanan produk perusahaan,

dan informasi kualitas produk. (ISO 9000).

6. Keterlibatan masyarakat

Kategori ini mencakup prakarsa komunitas oleh bisnis afiliasi, seperti

kontribusi keuangan, barang dan jasa untuk mendukung organisasi nirlaba, usaha

pendidikan dan seni, pekerjaan paruh waktu pelajar/mahasiswa, pendanaan program

beasiswa, pembukaan fasilitas perusahaan untuk umum, dukungan terhadap

kampanye nasional, dan mensponsori inisiatif kesehatan masyarakat.

7. Umum

Pengungkapan tujuan dan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan

tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat, serta informasi terkait dengan

tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas, termasuk dalam

topik ini.

Menurut Rusdianto (2013) ada banyak hal yang membuat perusahaan

mengungkapkan CSR-nya, yaitu:

15
1. Keinginan untuk memenuhi persyaratan yang terkandung dalam undang-

undang.

2. Pertimbangan rasionalitas ekonomi.

3. Keyakinan dalam proses akuntabilitas pelaporan.

4. Keinginan untuk memenuhi persyaratan pinjaman.

5. Memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.

6. Akibat adanya ancaman terhadap legitimasi perusahaan.

7. Mengukur kelompok pemangku kepentingan yang memiliki pengaruh kuat.

8. Memenuhi persyaratan industri tertentu.

9. Mendapatkan penghargaan pelaporan tertentu.

Inisiatif CSR memiliki tujuan strategis untuk bisnis, khususnya sebagai

komponen manajemen risiko, khususnya dalam penciptaan katup pengaman sosial.

Perusahaan yang mempraktikkan CSR harus bekerja untuk meningkatkan

kesejahteraan jangka panjang dan taraf hidup masyarakat dan lingkungan di samping

kesuksesan finansial jangka pendek. Rusdianto (2013) berpendapat bahwa CSR

memiliki keuntungan bagi bisnis yang menggunakannya, antara lain:

1. Menjaga dan meningkatkan reputasi perusahaan.

2. Membangun citra perusahaan.

3. Memperluas cakupan bisnis perusahaan.

4. Menjaga posisi merek perusahaan.

5. Menjaga sumber daya manusia yang berkualitas.

6. Kemudahan memperoleh akses terhadap modal (equity)

16
7. Meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis.

8. Mempermudah pengelolaan manajemen resiko (risk management)

2.1.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan penjelasan variasi pengungkapan dalam laporan

tahunan perusahaan untuk menggunakan variabel yang digunakan oleh perusahaan.

Munawaroh SE., Ak., MM., CA., CSRS. and Febriani (2022) menyatakan bahwa

untuk mengevaluasi bisnis melalui indikator total aktiva, perusahaan dapat

menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva. Perusahaan besar, perusahaan

menengah, dan perusahaan kecil adalah tiga kategori perusahaan berdasarkan

ukurannya. Perusahaan besar akan menjadi perhatian karena akan diawasi oleh

pengawas pemerintah dan masyarakat yang lebih ketat. Perusahaan besar dan kecil

lebih rentan terhadap risiko politik karena mereka lebih banyak mengungkapkan

informasi daripada perusahaan kecil. Ini disebabkan oleh fakta bahwa pemegang

saham perusahaan yang lebih besar akan memperhatikan program sosial yang

ditawarkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan tahunan mereka, yang

digunakan untuk menyebarkan informasi tentang tanggung jawab dan lingkungan

perusahaan Untari (2010). Menurut Siti (2015), total aktiva dan jumlah penjualan

menentukan ukuran perusahaan.

Menurut Darmayanti & yanti, (2020), ukuran perusahaan dapat ditentukan

dengan melihat jumlah penjualan, total ekuitas, atau total asetnya. Kepemilikan total

aset yang besar adalah tanda bahwa perusahaan telah matang ke titik di mana ia

17
menghasilkan arus kas positif dan dianggap memiliki prospek kinerja yang

menjanjikan dalam waktu yang cukup lama.

Perusahaan besar cenderung menerbitkan saham baru untuk memenuhi

tuntutan perusahaan dibandingkan perusahaan kecil karena perusahaan besar dengan

sebaran saham perusahaan yang luas juga memiliki pengaruh yang minimal terhadap

hilangnya kendali dari pihak dominan atas perusahaan (Darmayanti & yanti, (2020).

Perusahaan besar akan memiliki aset keseluruhan yang cukup untuk

menjalankan operasi bisnisnya. Semakin substansial suatu perusahaan, semakin

banyak investor yang tertarik untuk membeli saham di dalamnya. Hal ini

dimungkinkan karena jika ukuran perusahaan tumbuh, kinerjanya pasti lebih baik.

Akibatnya, harga saham perusahaan di pasar modal meningkat sehingga

meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. Seluruh aset perusahaan yang

digunakan dalam operasinya dapat digunakan untuk menentukan ukurannya.

2.1.4 Leverage

Kasmir (2015) menyebut leverage sebagai rasio yang digunakan untuk

menghitung sejauh mana hutang membiayai aktiva perusahaan. Oleh karena itu,

jumlah hutang yang telah ditanggung perusahaan dihitung dengan

mempertimbangkan aktivanya.

Jenis leverage yang berbeda adalah leverage operasional dan leverage keuangan.

Yang pertama menunjukkan tingkat sekuritas berpenghasilan tetap, seperti hutang

dan saham preferen, yang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Penggunaan

18
leverage keuangan dimaksudkan untuk meningkatkan pengembalian ke para

pemegang saham biasa. Leverage yang menguntungkan (favorable) atau positif

terjadi jika perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak uang dengan menggunakan

dana yang didapat dalam bentuk biaya tetap (dana yang didapat dengan menerbitkan

utang bersuku bunga tetap atau saham preferen dengan tingkat dividen yang tetap)

daripada biaya pendanaan tetap yang harus dibayar.

Biaya operasional tetap yang terkait dengan produksi barang atau jasa

perusahaan dikenal sebagai leverage operasional. Risiko bisnis perusahaan akan

tinggi jika sebagian besar biaya perusahaan adalah biaya tetap dan tidak menurun

apabila permintaan menurun. Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah

memiliki resiko rugi yang lebih rendah jika ekonomi menurun, tetapi juga memiliki

hasil pengembalian yang lebih rendah jika ekonomi pulih. Oleh karena itu, keputusan

untuk menggunakan leverage harus menyeimbangkan hasil pengembalian resiko.

Penelitian ini menggunakan rasio utang ke ekuitas pemegang saham (DER) untuk

menunjukkan ketergantungan perusahaan terhadap utang.

2.1.5 Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan

Untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya, perusahaan harus

melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial (CSR). Oleh

karena itu, perusahaan tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan

keuntungan keuangan tetapi juga berdasarkan dampak sosial dan lingkungan.

Akibatnya, CSR terkait erat dengan pembangunan berkelanjutan, yang berdampak

jangka panjang pada perusahaan.

19
Dengan lebih banyak pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh

bisnis, investor akan mengetahui bahwa bisnis tersebut peduli terhadap lingkungan

dan akan lebih bersedia untuk menambah investasi untuk meningkatkan nilai

pasarnya di masa depan.

2.1.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan

Dengan menggunakan variabel yang digunakan oleh perusahaan, ukuran

perusahaan menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan.

Menurut Munawaroh SE., Ak., MM., CA., CSRS., dan Febriani (2022) adalah

mungkin untuk menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva untuk

mengevaluasi perusahaan dengan indikator total aktiva. Perusahaan besar, perusahaan

menengah, dan perusahaan kecil adalah tiga kategori perusahaan berdasarkan

ukurannya.

Perusahaan besar diharapkan dapat meningkatkan skala ekonomi dan

mengurangi biaya pengumpulan dan pemrosesan informasi karena ukuran perusahaan

menunjukkan tingkat aktivitas operasi yang rendah. Akibatnya, perusahaan besar

dapat mengurangi biaya produksi yang rendah dibandingkan dengan perusahaan

kecil. Di mana kinerja perusahaan sangat penting untuk pelaporan tersebut.

2.1.7 Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan

Kasmir (2015) telah menggunakan alat yang dikenal sebagai leverage untuk

menghitung sejauh mana hutang membiayai aktiva perusahaan. Oleh karena itu,

jumlah hutang yang telah ditanggung perusahaan ditunjukkan dalam hubungannya

dengan aktivanya.

20
Tingkat leverage adalah ukuran seberapa banyak aset yang dimiliki oleh

perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Semakin rendah rasio hutang, semakin sedikit

alat perusahaan yang dibiayai dengan hutang, dan sebaliknya, semakin besar rasio

hutang, semakin banyak leverage yang dimiliki perusahaan. Peningkatan nilai utang

akan menghasilkan peningkatan nilai aktiva perusahaan, yang akan memungkinkan

perusahaan untuk membiayai semua operasinya dan meningkatkan profitabilitasnya.

Dengan sumber dana yang lebih besar, besar kemungkinan keuntungan meningkat,

tetapi juga peningkatan risiko.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Penulis Dan Metode


No Judul Hasil
Tahun Penelitian

Luh Komang Pengaruh Ukuran Metode ukuran perusahaan


Aryaningsih dkk Perusahaan, Kuantitatif memiliki pengaruh
(2022) Corporate Social positif terhadap
Responsibility, kinerja keuangan,
tetapi solvabilitas,
1 Solvabilitas, Dan likuiditas, dan
Likuiditas corporate social
Terhadap Kinerja responsibility tidak
Keuangan berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan.

2 Sulaeman Sarmo Pengaruh Kinerja Metode Secara parsial


(2022) Lingkungan, Kuantitatif kepemilikan saham
Kepemilikan public dan publikasi

21
Saham Publik, CSR berpengaruh
Publikasi Csr, terhadap kinerja
Ukuran Perusahaan keuangan. Kinerja
terhadap Kinerja lingkungan dan
ukuran perusahaan
Keuangan
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan.

3 Agam Mei Yudha Pengaruh Metode Intellectual Capital,


(2021) Intellectual Capital, Kuantitatif Ukuran Perusahaan,
Ukuran Csr, Dan Struktur
Perusahaan, Csr, Kepemilikan
Dan Struktur berpengaruh
Kepemilikan terhadap kinerja
Terhadap Kinerja keuangan.
Keuangan Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei

4 Pramudya Pengaruh Metode Pengungkapan


Wardhani,Wiyadi, Pengungkapan Kuantitatif orporate social
dan Ihwan Susila Corporate Social responsibiluty dan
(2020) Responsibility, ukuran perusahaan
Leverage, tidak mempengaruhi
Likuiditas, Dan kinerja keuangan;
Ukuran Perusahaan sedangkan leverage
Terhadap Kinerja dan likuiditas
Keuangan berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan.

5 Alfi Churniawati, Pengaruh Good Metode Kinerja Keuangan


Kartika Hendra Corporate Kuantitatif dipengaruhi oleh
Titisari dan Anita Governance, Dewan Komisaris
Wijayanti (2020) Leverage Dan Firm Independen dan

22
Size Terhadap Leverage; Ukuran
Kinerja Keuangan perusahaan, Komite
Audit, dan
Kepemilikan
Institusional tidak.

6 Dhea Cipta Pengaruh Metode Kinerja keuangan


Krisdamayanti Corporate Social Kuantitatif perusahaan tidak
(2020) Responsibility, dipengaruhi oleh
Ukuran Perusahaan Corporate Social
Dan Leverage Responsibility
Terhadap Kinerja sedangkan variabel
Keuangan ukuran perusahaan
Perusahaan berpengaruh, dan
leverage tidak
berpengaruh.

7 Made Cahyani Pengaruh Metode Hasil penelitiian


Prasuti dan Corporate Social Kuantitatif menunjukkan bahwa
I.G.A.N Budiasih Responsibility dan variabel corporate
(2019) Intellectual Capital social responsibility
terhadap Kinerja tidak berpengaruh
Keuangan terhadap kinerja
keuangan.
Sedangkan variabel
intellectyal capital
berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan.

8 Teguh Erawati Pengaruh Metode Hasil penelitian


dan Fitri Wahyuni Corporate Kuantitatif menunjukkan bahwa
(2019) Governance, variabel corporate
Ukuran governance, ukuran
Perusahaan, dan perusahaan dan
Leverage terhadap leverage memiliki
Kinerja Keuangan pengaruh terhadap
kinerja keuangan.

23
9 Aida Meiyana dan Pengaruh Kinerja Metode Hasil penelitian
Mimin Nur Lingkungan, Biaya Kuantitatif menunjukkan bahwa
Aisyah (2019) Lingkungan dan Corporate Social
Ukuran Perusahaan Responsibility
terhadap Kinerja berpengaruh positif
Keuangan dengan terhadap Kinerja
Corporate Social Keuangan - Kinerja
Responsibility Lingkungan tidak
sebagai variabel berpengaruh
Intervening terhadap Kinerja
Keuangan - Biaya
Lingkungan
berpengaruh negatif
terhadap Kinerja
Keuangan - Ukuran
Perusahaan
berpengaruh positif
terhadap Kinerja
Keuangan

10 Ingrid Brigita Pengaruh Struktur Metode Hasil penelitian


Jonatan (2018) Modal, Ukuran Kuantitatif menunjukkan bahwa
Perusahaan, variabel Struktur
Pertumbuhan Modal dan Ukuran
Perusahaan Perusahaan
Terhadap Kinerja berpengaruh
Keuangan terhadap Kinerja
Keuangan
sedangkan
Pertumbuhan
Perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap Kinerja
Keuangan

Sumber : Data Olahan 2022

24
2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diilustrasikan model penelitian

mengenai Pengaruh pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan

Dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Property

and Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2021,

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

CSR
(X1)

Ukuran Perusahaan Kinerja Keuangan


(X2) (Y)

Leverage
(X3)

Sumber : Data olahan 2023

2.4 Hipotesis

25
Berdasarkan latar belakang dengan landasan teori penelitian diatas, dapat

dirumuskan lima hipotesis berikut ini:

H1 Diduga Corporate Social Responsibility Berpengaruh Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Property and Real Estate Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021.

H2 Diduga Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Pada Perusahaan Property and Real Estate Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021.

H3 Diduga Leverage Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada

Perusahaan Property and Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019-2021.

H4 Diduga Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan Dan Leverage

Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan

Property and Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2021.

26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2014) penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai metode yang

didasarkan pada filosofi positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif/statistik dengan

tujuan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Objek Penelitian

Objek yang ada dalam penelitian ini merupakan perusahaan property and real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan property and real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 67 perusahaan. Dalam

pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu

menentukan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu.

3.3 Definisi Variabel Penelitian

Variabel terbagi atas dua jenis yaitu variabel dependen (Y) yang merupakan

variabel yang menjadi praduga dan variabel independen (X). Pada penelitian ini yang

menjadi variabel dependen yaitu Kinerja Keuangan Perusahaan dan yang menjadi

variabel independen nya yaitu Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan

dan Leverage.

3.3.1 Variabel Dependen

27
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja

Keuangan Perusahaan. Kinerja keuangan, menurut Rahayu (2014), adalah hasil kerja

yang telah dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan dilaporkan

dalam laporan keuangan yang sesuai. Kinerja perusahaan adalah usaha formal yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi seberapa efisien dan efektif

operasinya selama periode waktu tertentu. Salah satu kinerja keuangan yang

digunakan oleh perusahaan adalah rasio profitabilitas (ROA). Return on Assets

(ROA) menunjukkan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan

aset secara keseluruhan. ROA juga merupakan rasio profitabilitas, yang mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan menggunakan semua

aset yang dimilikinya. Perusahaan akan menggunakan lebih banyak aset (baik aset

fisik maupun non-fisik) dengan nilai ROA yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa

perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak uang dengan investasi yang lebih

sedikit.

Fahmi (2012) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah mematuhi peraturan

pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Kinerja perusahaan adalah gambaran

kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat analisis keuangan,

sehingga dapat diketahui apakah keadaan keuangan suatu perusahaan baik atau buruk.

Rasio return on assets bisa dihitung sebagai berikut:

Laba Bersih
ROA=
Total Aset

28
3.3.2 Variabel Independen

1. Corporate Social Responsibility

Corporate social responsibility seperti yang didefinisikan oleh vans and

Kartikaningdyah (2019), adalah gagasan bahwa organisasi, dalam hal ini perusahaan,

bertanggung jawab terhadap semua aspek operasinya terhadap pelanggan, karyawan,

pemegang saham, komunitas, dan lingkungan. Tanggung jawab Sosial Perusahaan

(CSR) menyoroti fakta bahwa menjadi warga korporat yang bertanggung jawab

sekarang tidak hanya mencakup kegiatan ekonomi yang menghasilkan laba untuk

operasi bisnis yang sedang berlangsung, tetapi juga tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

Menurut Hery (2013), tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah

komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi berkelanjutan terhadap masalah

sosial atau lingkungan tertentu untuk memperbaiki lingkungan.

Pendekatan untuk menghitung CSR pada dasarnya menggunakan pendekatan

dikotomi yaitu setiap pengungkapan item Corporate Social Responsibility tersebut

ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika item

pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan diberi skor 0.

Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut:

CSRIi = ∑Xyi / ni

Keterangan :

CSRI : Corporate Social Responsibility Item

29
∑Xyi : Nilai 1 = jika item CSR diungkapkan, Nilai 0 = jika item CSR tidak

diungkapkan

ni : Jumlah item untuk perusahaan I, ni ≤ 91

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan penjelasan variasi pengungkapan dalam laporan

tahunan perusahaan untuk menggunakan variabel yang digunakan oleh perusahaan.

Munawaroh SE., Ak., MM., CA., CSRS. and Febriani (2022) menyatakan bahwa

untuk mengevaluasi bisnis melalui indikator total aktiva, perusahaan dapat

menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva. Perusahaan besar, perusahaan

menengah, dan perusahaan kecil adalah tiga kategori perusahaan berdasarkan

ukurannya. Perusahaan besar akan menjadi perhatian karena akan diawasi oleh

pengawas pemerintah dan masyarakat yang lebih ketat. Perusahaan besar dan kecil

lebih rentan terhadap risiko politik karena mereka lebih banyak mengungkapkan

informasi daripada perusahaan kecil. Ini disebabkan oleh fakta bahwa pemegang

saham perusahaan yang lebih besar akan memperhatikan program sosial yang

ditawarkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan tahunan mereka, yang

digunakan untuk menyebarkan informasi tentang tanggung jawab dan lingkungan

perusahaan Untari (2010). Menurut Siti (2015), total aktiva dan jumlah penjualan

menentukan ukuran perusahaan.

Menurut Wardhani (2021) ukuran perusahaan merupakan cerminan dari total aset

yang dimiliki suatu perusahaan. Alat ukur yang digunakan untuk ukuran perusahaan

30
diproksikan dengan size, satuan yang digunakan adalah persentase dan dapat

dirumuskan sebagai berikut Yanti dan Darmayanti,( 2019) :

¿ ln ( Total Assets )

3. Leverage

Kasmir (2015) menyebut leverage sebagai rasio yang digunakan untuk

menghitung sejauh mana hutang membiayai aktiva perusahaan. Oleh karena itu,

jumlah hutang yang telah ditanggung perusahaan dihitung dengan

mempertimbangkan aktivanya.

Jenis leverage yang berbeda adalah leverage operasional dan leverage keuangan.

Yang pertama menunjukkan tingkat sekuritas berpenghasilan tetap, seperti hutang

dan saham preferen, yang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Penggunaan

leverage keuangan dimaksudkan untuk meningkatkan pengembalian ke para

pemegang saham biasa. Leverage yang menguntungkan (favorable) atau positif

terjadi jika perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak uang dengan menggunakan

dana yang didapat dalam bentuk biaya tetap (dana yang didapat dengan menerbitkan

utang bersuku bunga tetap atau saham preferen dengan tingkat dividen yang tetap)

daripada biaya pendanaan tetap yang harus dibayar. Formula leverage bisa dihitung

sebagai berikut:

Total Utang
DER=
Total Modal

31
3.4 Populasi Dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah kategori luas yang terdiri dari hal-hal

atau individu dengan atribut dan karakteristik tertentu yang telah dipilih peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah

mencakup seluruh perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2019-2021 yaitu berjumlah 67 perusahaan.

3.4.2 Sampel

Populasi yang diteliti property and real estate diwakili oleh atau termasuk

dalam sampel. Sampel penelitian ini adalah perusahaan property and real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019 sampai dengan tahun 2021. Perusahaan

tersebut dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan

sampel berdasarkan kriteria tertentu untuk mendapatkan data sebanyak mungkin.

Standar yang harus diperhatikan adalah:

1. Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan property and real estate

yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan yaitu tahun 2019-2021

2. Perusahaan property and real estate yang listing secara continue selama

tahun 2019-2021.

3. Perusahaan property and real estate yang tidak mengalami kerugian pada

periode penelitian yaitu tahun 2019-2021.

32
Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel (Purposive Sampling)

No. Keterangan Jumlah Perusahaan

Perusahaan property and real estate yang


1. tercatat di Bursa Efek Indonesia mulai 2019 67
hingga 2021,

Perusahaan yang menghentikan pencatatan di


2. (18)
BEI antara tahun 2019 dan 2021

Perusahaan yang mengalami Rugi selama


3. (19)
periode 2019-2021

4. Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria 30

Jumlah Observasi yang digunakan dalam


5. 90
penelitian ( 30 x 3 tahun)

Sumber : www.idx.com

3.5 Jenis Dan Sumber Data

Data kuantitatif merupakan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini.

Sumber data dalam penelitian ini memanfaatkan informasi sekunder yang diperoleh

dari laporan keuangan yang dimuat dalam laporan tahunan perusahaan property and

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2019 sampai

dengan 2021. Dengan mengunjungi www.idx.co.id situs resmi BEI, dapat diperoleh

data sekunder.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan metode perpustakaan dan dokumentasi untuk

mendapatkan data yang mereka butuhkan untuk melakukan penelitian mereka.

33
Penulis menggunakan “teknik perpustakaan” untuk mengumpulkan informasi dengan

mempelajari buku-buku, literatur, penelitian terdahulu, catatan, dan laporan yang

relevan dengan masalah yang dihadapi. Kemudian muncul prosedur dokumentasi,

atau metode pengumpulan data, yang meliputi mencari, mengumpulkan,

mendokumentasikan, dan mengevaluasi data yang berhubungan dengan variabel

berupa catatan, dokumen, transkrip, buku, agenda, dan lain sebagainya.

Peneliti menggunakan data sekunder untuk penelitian ini, antara lain laporan

keuangan dari website resmi perusahaan dan website Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id). Data dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan di BEI

melalui website www.idx.co.id dikumpulkan dengan menggunakan teknik

dokumentasi yang selanjutnya diolah kembali oleh peneliti. Jurnal ilmiah dan literatur

lain yang membahas hal tersebut digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian

ini.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah tahap dalam pengujian data, di mana hasil

pengujiannya akan dipakai sebagai bukti yang layak untuk penarikan kesimpulan

penelitian. Adapun tujuan dalam teknik analisis data yaitu untuk membantu dalam

mendapatkan informasi yang relevan sebagai langkah dalam pemecahan masalah

penelittian.

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data berupa analisis deskriptif

yang memberikan gambaran kuantitatif terhadap variabel penelitian dengan bantuan

34
alat pengolah data. Menurut Winarno (2011), analisis regresi data panel digunakan

dalam penelitian ini. Jenis data yang disebut data panel menggabungkan data lintas

bagian dan deret waktu. Metode analisis data panel dipilih oleh para peneliti karena

memiliki kelebihan data yang lebih informatif dan lebih baik dalam mengidentifikasi

dan mengontrol efek yang dapat diamati dalam time series dan cross section.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan memberikan

gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian. Menurut

Sugiyono (2014) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

menggambarkan atau memberikan gambaran tentang objek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan umum. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data

dilihat dari nilai (mean), standar deviasi, varians, maksimum, minimum, sum, range,

quotosis dan skewness (distribusi menang).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk menentukan apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan atau tidak. Uji Normalitas, Uji

Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heteroskedastisitas digunakan dalam uji

asumsi klasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah data yang digunakan

memiliki distribusi normal. Data dengan distribusi normal akan mengurangi bias,

35
menurut Ghozali (2013). Salah satu uji statistik Kalmogrov Smirnov digunakan untuk

menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Oleh karena itu, penelitian

ini menggunakan taraf signifikansi 5%. Artinya, jika nilai signifikansi nilai

Kalmogrov Smirnov lebih dari 5%, maka data tersebut berdistribusi normal, dan

sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 5%, maka data tersebut tidak

berdistribusi normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

menemukan korelasi yang tinggi atau sempurna antara satu variabel independen dan

variabel lainnya. Model regresi yang baik tidak akan menemukan korelasi antara

variabel independennya. Variabel independen tidak ortogonal jika berkorelasi.

Menurut Ghozali (2013), orthogonal adalah variabel bebas dengan nilai korelasi antar

variabel sama dengan nol.

Nilai toleransi atau Variance Inflation Factor (VIF) adalah cara untuk

mengetahui apakah ada multikolinearitas. Jika nilai toleransi di bawah 0,10 dan nilai

VIF di atas 10, maka ada multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai toleransi di atas

0,10 dan nilai VIF di bawah 10, maka tidak ada multikolinearitas dalam penelitian

tersebut.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Dalam model regresi linier, uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan

apakah ada korelasi antara kesalahan perancu pada periode t dan kesalahan perancu

pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi adalah ketika ada korelasi. Hasil

36
autokorelasi ini terjadi karena pengamatan selanjutnya sepanjang waktu terhubung

satu sama lain. Uji Durbin-Watson, atau DW, menentukan apakah ada autokorelasi.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan

variansi antara residual dari satu pengamatan dalam model regresi dengan residual

dari pengamatan lainnya. Model regresi berfungsi dengan baik ketika ada

homoskedastisitas atau heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk menemukan

heteroskedastisitas dalam model regresi linier berganda adalah dengan menggunakan

plot dispersi. Jika scatterplot memiliki pola tertentu (menyebar), regresi tidak

menunjukkan heteroskedastisitas.

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji parsial (t-test) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

yaitu Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan dan leverage terhadap

variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen

digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak

ada pengaruh dari variabel dependen. Sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

3.7.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

37
Dengan mempertimbangkan nilai signifikansi Ghozali (2013), uji signifikansi

simultan (F) menentukan apakah setiap variabel independen dalam model memiliki

pengaruh yang sama terhadap variabel dependen.

Uji parsial (uji-t) dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independent

yaitu corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh

terhadap pada variabel dependen. Untuk menentukan apakah setiap variabel

independen berdampak terhadap variabel dependen sendiri, tingkat signifikansi 0,05

digunakan. Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, variabel dependen tidak

berdampak, tetapi jika lebih rendah dari 0,05, variabel independen berdampak.X`

3.7.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sejauh mana model dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen pada

dasarnya diukur dengan koefisien determinasi (R2). Nilai kisaran 0 sampai 1 untuk

koefisien determinasi. Nilai R2 yang rendah menunjukkan kapasitas faktor

independen yang sangat terbatas untuk menjelaskan variabel dependen. Angka yang

mendeteksi satu menunjukkan bahwa hampir semua informasi yang diperlukan untuk

memprediksi variabel dependen disediakan oleh variabel independen.

38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh corporate social responsibility,

ukuran perusahaan dan leverage terhadap kinerja keaungan perusahaan pada

perusahahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2019 - 2021.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property and

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2021. Populasi

dalam penelitian ini berjumlah sekitar 67 perusahaan. Pemilihan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 30

perusahaan property and real estate pada tahun 2019 – 2021. Berikut nama-nama

perusahaan yang dijadikan sampel yaitu :

Tabel 4.1
Perusahaan yang dijadikan sampel
No Nama Perusahaan Kode
1 Agung Podomoro Land Tbk. APLN
2 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI
3 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA
4 Bumi Citra Permai Tbk. BCIP
5 Bekasi Fajar Industrial Estate BEST
6 Sentul City Tbk. BKSL
7 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE
8 Ciputra Development Tbk. CTRA
9 Intiland Development Tbk. DILD
10 Puradelta Lestari Tbk. DMAS

39
11 Duta Pertiwi Tbk DUTI
12 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII
13 Forza Land Indonesia Tbk. FORZ
14 Aksara Global Development Tbk. GAMA
15 Perdana Gapuraprima Tbk. GPRA
16 Greenwood Sejahtera Tbk. GWSA
17 Indonesian Paradise Property T INPP
18 Jaya Real Property Tbk. JRPT
19 Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA
20 Lippo Cikarang Tbk LPCK
21 Metropolitan Kentjana Tbk. MKPI
22 Mega Manunggal Property Tbk. MMLP
23 Metropolitan Land Tbk. MTLA
24 Plaza Indonesia Realty Tbk. PLIN
25 PP Properti Tbk. PPRO
26 Pudjiadi Prestige Tbk. PUDP
27 Pakuwon Jati Tbk. PWON
28 Roda Vivatex Tbk RDTX
29 Summarecon Agung Tbk. SMRA
30 Agung Semesta Sejahtera Tbk. TARA
Sumber : Data Olahan, Tahun 2023

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan memberikan

gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian. Menurut

Sugiyono (2014) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

menggambarkan atau memberikan gambaran tentang objek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan umum. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data

dilihat dari nilai (mean), standar deviasi, varians, maksimum, minimum, sum, range,

quotosis dan skewness (distribusi menang).

40
Penelitian ini dalam analisis statistik deskriptif ditunjukkan untuk memberikan

gambaran atau deskriptif data dari variabel dependen yaitu nilai perusahaan serta

variabel independen yaitu corporate social responsibility, ukuran perusahaan

leverage dan kinerja keuangan perusahaan. Adapun statistik deskriptif dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


CSR 90 .08 .25 .1619 .04520
Ukuran Perusahaan 90 17.49 31.75 28.3999 2.58166
Leverage 90 .04 1.00 .4185 .25897
Kinerja keaungan
90 .00 5.42 .4897 1.28220
perusahaan
Valid N (listwise) 90

Sumber : Data Olahan, Tahun 2023


Berdasarkan tabel hasil analisis statistik deskriptif yang telah disajikan pada

tabel 4.2 diatas, maka dapat dilihat pada jumlah sampel (N) adalah 90 sampel. Dari

90 sampel diperoleh nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum) nilai rata-

rata (mean) dan standard deviasi (std.deviation). berikut penjelasan untuk masing-

masing variabel :

1. Corporate Social Responsibility

41
Variabel corporate social responsibility memiliki nilai terendah (minimum)

sebesar 0,08, nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,25, nilai rata-rata (mean) sebesar

0,1619 dan standard deviasi (std.deviation) sebesar 0,04520.

2. Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 17,49

nilai tertinggi (maximum) sebesar 31,75, nilai rata-rata (mean) sebesar 28,3999 dan

standard deviasi (std.deviation) sebesar 2,58166.

3. Leverage

Variabel leverage memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,04, nilai

tertinggi (maximum) sebesar 1,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,4185 dan standard

deviasi (std.deviation) sebesar 0,25897.

4. Kinerja keaungan perusahaan

Variabel kinerja keaungan perusahaan memiliki nilai terendah (minimum)

sebesar 0,00, nilai tertinggi (maximum) sebesar 5,42, nilai rata-rata (mean) sebesar

0,4897 dan standard deviasi (std.deviation) sebesar 1,28220.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk menentukan apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan atau tidak. Uji Normalitas, Uji

Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heteroskedastisitas digunakan dalam uji

asumsi klasi.

4.3.1 Uji Normalitas

42
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah data yang digunakan

memiliki distribusi normal. Data dengan distribusi normal akan mengurangi bias,

menurut Ghozali (2013). Salah satu uji statistik Kalmogrov Smirnov digunakan untuk

menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Oleh karena itu, penelitian

ini menggunakan taraf signifikansi 5%. Artinya, jika nilai signifikansi nilai

Kalmogrov Smirnov lebih dari 5%, maka data tersebut berdistribusi normal, dan

sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 5%, maka data tersebut tidak

berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas dapat ditunjukkan melalui tabel berikut :

Tebel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual
N 90
Mean .0000000
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .88173958
Most Extreme Absolute .096
Differences Positive .088
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .908
Asymp. Sig. (2-tailed) .382
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : Data Olahan, Tahun 2023

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan one-sample kolmogro-

smirnov test pada tabel 4.3 diatas, dapat diketahui nilai asym.sig (2-tailed) sebesar

0,382 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.

43
4.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

menemukan korelasi yang tinggi atau sempurna antara satu variabel independen dan

variabel lainnya. Model regresi yang baik tidak akan menemukan korelasi antara

variabel independennya. Variabel independen tidak ortogonal jika berkorelasi.

Menurut Ghozali (2013), orthogonal adalah variabel bebas dengan nilai korelasi antar

variabel sama dengan nol.

Nilai toleransi atau Variance Inflation Factor (VIF) adalah cara untuk

mengetahui apakah ada multikolinearitas. Jika nilai toleransi di bawah 0,10 dan nilai

VIF di atas 10, maka ada multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai toleransi di atas

0,10 dan nilai VIF di bawah 10, maka tidak ada multikolinearitas dalam penelitian

tersebut.

Berikut hasil dari uji multikolinieritas :

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Unstandardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients
B Std. Error Tolerance VIF
1 (Constant) 3.912 1.414
CSR -11.648 2.758 .979 1.021
Ukuran Perusahaan -.039 .049 .964 1.038
Leverage -1.011 .489 .950 1.052

a Dependent Variable: Kinerja keaungan perusahaan


Sumber : Data Olahan, Tahun 2023
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.4 diatas menunjukkan

bahwa semua nilai Tolerance pada masing-masing variabel independen bernilai > 0,1

44
dan semua nilai VIF pada masing-maing variabel independen bernilai < 10, sehingga

dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

terjadi gejala multikolinieritas yaitu korelasi antar variabel independen.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan

variansi antara residual dari satu pengamatan dalam model regresi dengan residual

dari pengamatan lainnya. Model regresi berfungsi dengan baik ketika ada

homoskedastisitas atau heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk menemukan

heteroskedastisitas dalam model regresi linier berganda adalah dengan menggunakan

plot dispersi. Jika scatterplot memiliki pola tertentu (menyebar), regresi tidak

menunjukkan heteroskedastisitas.

Berikut hasi uji heteerokedastisitas dengan menggunakan uji glesjer :

Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficients(a)
Unstandardized
Model Coefficients Sig.
B Std. Error
1 (Constant) 3.698 .823 .422
CSR -10.117 1.605 .236
Ukuran Perusahaan -.033 .028 .513
Leverage -.784 .284 .230
a Dependent Variable: Abs_Ut
Sumber : Data Olahan, Tahun 2023
Dari hasil uji heterokedastisitas pada tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa

variabel corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage masing-

45
masing memiliki nilai signifkan >0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model

yang digunakan di dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berusaha untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara

kesalahan perancu pada periode t dengan kesalahan perancu pada periode t-1

(sebelumnya) dalam model regresi linier. Masalah autokorelasi adalah masalah di

mana ada korelasi. Karena pengamatan selanjutnya sepanjang waktu terikat satu sama

lain, hasil autokorelasi ini. Uji Durbin-Watson (uji DW) digunakan untuk

memastikan apakah ada autokorelasi.

Pada penelitian ini untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi

menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Ketentuan untuk pengambilan keputusan

ada atau tidaknya autokorelasi yaitu (Santoso, 2012) :

1. Autokorelasi positif terjadi apabila D-W terletak dibawah -2

2. Tidak terjadi autokorelasi apabila D-W diantara -2 sampai +2

3. Terjadi autokorelasi negatif apabila D-W terletak diatas +2

Berikut hasil pengolahan uji autokorelasi :

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .452(a) .204 .176 1.16378 .931
a Predictors: (Constant), Leverage, CSR, Ukuran Perusahaan
b Dependent Variable: Kinerja keaungan perusahaan

Sumber : Data Olahan, Tahun 2021

46
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa durbin-watson memiliki nilai

sebesar 1,106 yang mana nilai tersebut terletak diantara -2 sampai +2. Artinya

berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif

maupun negatif sehingga model regresi layak digunakan

4.4 Analisis Regresi Data Panel


Menurut Astuti et al. (2017), data panel terdiri dari gabungan data cross-

section dan data time series yang dapat memberikan lebih banyak data untuk

memberikan tingkat kebebasan yang lebih tinggi. Time series adalah data yang terdiri

dari beberapa periode atau runtut waktu, sedangkan cross-section adalah data dari

objek yang dikumpulkan dalam waktu tertentu. Persamaan model regresi data panel

untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model persamaan model regresi data panel pada penelitian ini yaitu :

𝒀 = 𝜷𝝄 + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 +𝜺

Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Regresi Data Panel
Coefficients(a)
Unstandardized
Model Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) 3.912 1.414
CSR -11.648 2.758
Ukuran Perusahaan -.039 .049
Leverage -1.011 .489
a Dependent Variable: Kinerja keaungan perusahaan
Sumber : Data Olahan, Tahun 2023
Pada tabel 4.7 diinterprestasikan adalah nilai dalam kolom B, baris pertama

menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan variabel independen.

47
Dengan melihat tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

𝒀 = 3,912 - 11,648X2 - 0,039X2 – 1,011X3 +𝜺

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Besarnya konstanta adalah sebesar 3,912 hal ini menunjukkan bahwa jika

variabel corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage

bernilai 0, maka kinerja kauangan perusahaan akan tetap bernilai 3,942.

b. Nilai koefisien variabel corporate social responsibility adalah sebesar -

11,648. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan pada variabel

corporate social responsibility dengan asumsi variabel lainnya bernilai tetap

maka akan menyebabkan kinerja keuangan perusahaan akan menurun sebesar

11,648.

c. Nilai koefisien variabel ukuran perusahaan adalah sebesar -0,039. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan pada variabel ukuran

perusahaan dengan asumsi variabel lainnya bernilai tetap maka akan

menyebabkan kinerja keuangan perusahaan akan nenurun sebesar 0,039.

d. Nilai koefisien variabel leverage adalah sebesar -1,011. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap peningkatan 1 satuan pada variabel leverage dengan asumsi

variabel lainnya bernilai tetap maka akan menyebabkan kinerja keuangan

perusahaan akan menurun sebesar 1,011.

48
4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian variabel secara parsial dilakukan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel independen (corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan

leverage) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (kinerja keuangan

perusahaan).

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen, kepemilikan institusional,

tanggung jawab sosial perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap variabel

dependen, nilai perusahaan, dilakukan uji parsial (uji-t). Tingkat signifikansi 0,05

diterapkan untuk menguji apakah setiap variabel independen memiliki dampak

terhadap variabel dependen secara terpisah. Variabel dependen tidak berpengaruh jika

tingkat signifikansi melebihi 0,05. Sementara itu, ada pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen jika nilai signifikansinya lebih kecil dari

0,05.

Menurut Ghozali (2017), adapun kriteria pengambilan keputusan yang

digunakan dalam pengujian ini adalah :

a. Apabila nilai sig < 0,05 maka : Ha diterima dan H0 ditolak.

b. Apabila nilai sig > 0,05 maka : Ha diterima dan H0 ditolak.

Tabel 4.8
Hasi lUji Signifikansi Parsial (Uji t)
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients

49
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.912 1.414 2.766 .007
CSR -11.648 2.758 -.411 -4.222 .000
Ukuran Perusahaan -.039 .049 -.079 -.805 .423
Leverage -1.011 .489 -.204 -2.070 .041
a Dependent Variable: Kinerja keaungan perusahaan
Sumber : Data Olahan, Tahun 2023

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, pengujian hipotesis untuk variabel

corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh

terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai

berikut :

4.5.1.1 Hasil Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Corporat Social Responsibility (X1) terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui

nilai signifikansi variabel Corporat Social Responsibility (X1) adalah sebesar 0,000

atau < ɑ = 0,05. Maka hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa H 1 diterima,

artinya bahwa variabel Corporate Social Responsibility (X1) berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada perusahaan property and real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019 – 2021.

4.5.1.2 Hasil Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

(Y). Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui nilai

signifikansi variabel Ukuran Perusahaan (X2) adalah sebesar 0,423 atau > ɑ = 0,05.

50
Maka hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa H2 ditolak, artinya bahwa variabel

Ukuran Perusahaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kineja Keuangan

Perusahaan (Y) pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2019 – 2021.

4.5.1.3 Hasil Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Leverage (X3) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui nilai signifikansi

variabel Leverage (X3) adalah sebesar 0,041 atau < ɑ = 0,05. Maka hasil uji hipotesis

ketiga menyatakan bahwa H3 diterima, artinya bahwa variabel Leverage (X3)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada perusahaan

property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019 – 2021.

4.5.2 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2013), Uji Signifikansi Simultan (Uji F) digunakan untuk

menentukan apakah semua variabel independen yang ada dalam model memiliki

dampak gabungan terhadap variabel dependen.

Dengan mengkontraskan nilai F estimasi dengan nilai F tabel, pengujian ini

dilakukan. Model regresi dapat berhasil digunakan sebagai model regresi dalam

penelitian jika F estimasi lebih besar dari F tabel dengan nilai signifikansi 0,05.

Melihat kemungkinan F hitung adalah cara lain untuk melakukan tes ini. Terdapat

pengaruh secara simultan faktor independen terhadap variabel dependen jika nilai

estimasi F lebih besar dari 0,05.

51
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 29.844 3 9.948 7.345 .000(a)
Residual 116.477 86 1.354
Total 146.320 89
a Predictors: (Constant), Leverage, CSR, Ukuran Perusahaan
b Dependent Variable: Kinerja Keuangan Perusahaan

Sumber : Data Olahan, Tahun 2023

Pengujian ini adalah untuk menguji H4 yang menyatakan bahwa corporate

social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikansi secara

simultan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.9 diperoleh F-test (F hitung) sebsar 7,345

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah 0,05) atau F hitung = 7,345 lebih

besar dari Ftabel 2,758 (=FINV(0,05;4;55)). Memperhatikan hasil uji test ini, maka

hipotesis kelima menyatakan bahwa corporate social responsibility, ukuran

perusahaan dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja keuangan

perusahaan. Sehingga H4 yang menyatakan bahwa corporate social responsibility,

ukuran perusahaan dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan diterima.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

52
Sejauh mana model dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen pada

dasarnya diukur dengan koefisien determinasi (R2). Nilai kisaran 0 sampai 1 untuk

koefisien determinasi. Nilai R2 yang rendah menunjukkan kapasitas faktor

independen yang sangat terbatas untuk menjelaskan variabel dependen. Angka yang

mendeteksi satu menunjukkan bahwa hampir semua informasi yang diperlukan untuk

memprediksi variabel dependen disediakan oleh variabel independen.

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .452(a) .204 .176 1.16378 .931
a Predictors: (Constant), Leverage, CSR, Ukuran Perusahaan
b Dependent Variable: Kinerja Keuangan Perusahaan

Sumber : Data Olahan, Tahun 2021

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.10 diatas, besarnya

nilai R Square dalam model regresi diperoleh sebesar 0,204. Hal ini berarti 20,4%

pengaruh variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen,

sedangkan sisanya 79,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi ini seperti

profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan variabel lain yang mempengaruhi Nilai

Perusahaan.

4.6 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

53
4.6.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Corporat Social Responsibility (X1) terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui

nilai signifikansi variabel Corporat Social Responsibility (X1) adalah sebesar 0,000

atau < ɑ = 0,05. Maka hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa H 1 diterima,

artinya bahwa variabel Corporate Social Responsibility (X1) berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada perusahaan property and real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019 – 2021.

CSR merupakan wujud aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya pendek

dan jangka panjang, perusahaan harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya

berdasarkan faktor keuangan, tetapi juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan

lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka tanggung jawab sosial perusahaan

berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan. Dan pembangunan

berkelanjutan tersebut memiliki dampak jangka panjang pada perusahaan.

Jadi makin baik perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan,maka investor akan mengetahui bahwa perusahaan tersebut peduli

terhadap lingkungan, dan untuk jangka waktu kedepan kondisi perusahaan akan

menjadi lebih baik berkaitan dengan isu-isu lingkungan,dan bersedia menambah

investasinya sehingga membuat nilai pasar perusahaan menjadi lebih baik begitu juga

sebaliknya

54
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sulaeman Sarmo

(2022), Agam Mei Yudha (2021), dan Aida Meiyana dan Mimin Nur Aisyah (2019)

yang menyatakan bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Luh

Komang Aryaningsih dkk (2022), Pramudya Wardhani,Wiyadi, dan Ihwan Susila

(2020), Dhea Cipta Krisdamayanti (2020) dan Made Cahyani Prasuti dan I.G.A.N

Budiasih (2019) yang meyatakan bahwa corporate social responsibility tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

4.6.2 Pengaruh Ukuran Perusahaaan terhadap Kinerja Keuangan


Perusahaan

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

(Y). Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui nilai

signifikansi variabel Ukuran Perusahaan (X2) adalah sebesar 0,423 atau > ɑ = 0,05.

Maka hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa H2 ditolak, artinya bahwa variabel

Ukuran Perusahaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kineja Keuangan

Perusahaan (Y) pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2019 – 2021

Hal tersebut dikarenakan ukuran perusahaan yang diukur oleh natural logaritma

total aset belum mencerminkan nilai aset yang seharusnya. Ukuran perusahaan pada

penelitian ini menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik, hal tersebut

berdampak buruk bagi perusahaan dan menjadikan perusahaan kurang stabil dan

55
belum mampu menghasilkan laba yang cukup. Kinerja perusahaan yang baik mampu

mempengaruhi laba yang dihasilkan karena besarnya laba yang dihasilkan adalah

tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ukuran

perusahaan tidak dapat menjadi jaminan atas kinerja perusahaan yang baik.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Agam Mei Yudha (2021), Alfi

Churniawati, Kartika Hendra Titisari dan Anita Wijayanti (2020), Intan (2014) dan

Ajeng dan I. Kt. Yadyana (2014) bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara ukuran perusahaan dengan kinerja keaungan perusahaan. Hasil penelitian ini

bertolak belakang dengan hasil penelitian Dhea Cipta Krisdamayanti (2020), Teguh

Erawati dan Fitri Wahyuni (2019) dan Aida Meiyana dan Mimin Nur Aisyah (2019)

yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

4.6.3 Pengaruh Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Leverage (X3) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui nilai signifikansi

variabel Leverage (X3) adalah sebesar 0,041 atau < ɑ = 0,05. Maka hasil uji hipotesis

ketiga menyatakan bahwa H3 diterima, artinya bahwa variabel Leverage (X3)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada perusahaan

propert and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019 – 2021.

Leverage merupakan rasio yang telah menggunakan alat untuk mengukur sejauh

mana aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang Kasmir (2015). Jadi dikatakan

56
seberapa besar hutang yang telah ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

aktivanya.

Tingkat leverage mengukur aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

Semakin rendah rasio hutang menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil alat

perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Begitu juga sebaliknya, semakin besar rasio

ini berarti semakin besar pula leverage perusahaan. Dengan nilai utang yang semakin

besar, nilai aktiva perusahaan akan mengalami peningkatan sehingga dapat

membiayai segala aktivitas bisnis dengan tujuan meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Dengan sumber dana yang lebih besar, besar kemungkinan keuntungan

meningkat namun diikuti pula dengan peningkatan risiko.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pramudya Wardhani,Wiyadi, dan

Ihwan Susila (2020), Alfi Churniawati, Kartika Hendra Titisari dan Anita Wijayanti

(2020), dan Teguh Erawati dan Fitri Wahyuni (2019) yang menyatakan bahwa

leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian Salim dan Christiawa (2017) yang meyatakan bahwa

leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

4.6.4 Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan dan


Leverage Berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.9 diperoleh F-test (F hitung) sebsar 7,345 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah 0,05) atau F hitung = 7,345 lebih besar dari Ftabel

2,758 (=FINV(0,05;4;55)). Memperhatikan hasil uji test ini, maka hipotesis kelima

menyatakan bahwa corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage secara

57
simultan berpengaruh terhadap Kinerja keuangan perusahaan. Sehingga H4 yang menyatakan

bahwa corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan diterima.

CSR merupakan wujud aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya pendek

dan jangka panjang, perusahaan harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya

berdasarkan faktor keuangan, tetapi juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan

lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka tanggung jawab sosial perusahaan

berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan. Dan pembangunan

berkelanjutan tersebut memiliki dampak jangka panjang pada perusahaan.

Ukuran perusahaan pada penelitian ini menunjukkan kinerja perusahaan yang

kurang baik, hal tersebut berdampak buruk bagi perusahaan dan menjadikan

perusahaan kurang stabil dan belum mampu menghasilkan laba yang cukup. Kinerja

perusahaan yang baik mampu mempengaruhi laba yang dihasilkan karena besarnya

laba yang dihasilkan adalah tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak dapat menjadi jaminan atas kinerja

perusahaan yang baik.

Tingkat leverage mengukur aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

Semakin rendah rasio hutang menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil alat

perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Begitu juga sebaliknya, semakin besar rasio

ini berarti semakin besar pula leverage perusahaan. Dengan nilai utang yang semakin

besar, nilai aktiva perusahaan akan mengalami peningkatan sehingga dapat

membiayai segala aktivitas bisnis dengan tujuan meningkatkan profitabilitas

58
perusahaan. Dengan sumber dana yang lebih besar, besar kemungkinan keuntungan

meningkat namun diikuti pula dengan peningkatan risiko.

59
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh social responsibility, ukuran

perusahaan dan leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan. Periode pengamatan

penelitian ini selama tiga tahun pengamatan, yaitu tahun 2019-2021 dimana jumlah

sampel yang digunakan sebanyak 30 Perusahaan property and real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indoneia (BEI). Dari berbagai hasil pengujian dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Corporate social responsibility berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Corporat Social Responsibility (X1) terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui

nilai signifikansi variabel Corporat Social Responsibility (X1) adalah sebesar 0,000

atau < ɑ = 0,05. Maka hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa H 1 diterima,

artinya bahwa variabel Corporate Social Responsibility (X1) berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada perusahaan property and real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019 – 2021.

b. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan

60
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

(Y). Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui nilai

signifikansi variabel Ukuran Perusahaan (X2) adalah sebesar 0,423 atau > ɑ = 0,05.

Maka hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa H2 ditolak, artinya bahwa variabel

Ukuran Perusahaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kineja Keuangan

Perusahaan (Y) pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2019 – 2021

c. Leverage berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji

bagaimana pengaruh Leverage (X3) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diatas, diketahui nilai signifikansi

variabel Leverage (X3) adalah sebesar 0,041 atau < ɑ = 0,05. Maka hasil uji hipotesis

ketiga menyatakan bahwa H3 diterima, artinya bahwa variabel Leverage (X3)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada perusahaan

propert and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019 – 2021.

d. Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan dan Leverage Berpengaruh

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.9 diperoleh F-test (F hitung) sebsar 7,345 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah 0,05) atau F hitung = 7,345 lebih besar dari Ftabel

2,758 (=FINV(0,05;4;55)). Memperhatikan hasil uji test ini, maka hipotesis kelima

menyatakan bahwa corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage secara

61
simultan berpengaruh terhadap Kinerja keuangan perusahaan. Sehingga H4 yang menyatakan

bahwa corporate social responsibility, ukuran perusahaan dan leverage secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan diterima.

5.2 Saran

Adapun saran peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah:

a. Periode penelitian ini hanya tiga tahun. Peneliti berharap penelitian selanjutnya

disarankan menambah jumlah tahun pengamatan penelitian terhadap perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen (corporate social

responsibility, ukuran perusahaan dan leverage). Peneliti selanjutnya disarankan

untuk menambah jumlah variabel yang diteliti atau mengganti variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, sehingga menghasilkan olah data yang beragam.

c. Bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini masih memugkinkan

untuk mengembangkan dan mendalami persoalan penelitian sehingga dicapai

hasil yang lebih baik dan dengan data yang akurat. Serta disarankan menambah

variabel lain yang mungkin mempengaruhi nilai perusahaan yang tidak tercantum

pada penelitian ini, serta menambah rentang tahun penelitian yang akan

dilakukan.

62

Anda mungkin juga menyukai