Anda di halaman 1dari 106

NAMA : FITRI ANNISA PERMATA

NPM : 185310356
Analisis Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Value For Money
Pada Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan


Pendekatan Value for Money di Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Kecaamatan
Limapuluh dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 secara value for money.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
digunakan adalah data primer yaitu Laporan Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP).
Data sekunder adalah data dari penelitian-penelitian terkait kepustakaan.
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, kinerja keuangan indikator
ekonomi Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru tergolong ekonomis karena nilai
persentase ekonominya kurang dari 100% setiap tahun. Yakni pada tahun 2018
dinilai ekonomis dengan persentase 93%, di tahun 2019 nilai ekonomis dengan
persentase 76%, tahun 2020 dinilai ekonomis dengan persentase 77% sehingga
realisasi biaya masih dalam batas tahun anggaran. Tingkat efisiensi adalah 103%
pada 2018, 108% pada 2019, dan 119% pada 2020 dan keseluruh selama tahun
2018 sampai 2020 dikategorikan efisien, tetapi tingkat efektifnya kurang dari
100%, sehingga dapat dikatakan belum efektif, tetapi pada tahun 2018 persentase
100% dikatakan efektif seimbang, sedangkan pada tahun 2019 persentase 96%
dikatakan tidak efektif dan 89% pada tahun 2020% dikatakan tidak efektif.
Kata kunci : Value for money, kinerja keuangan

1
2

ABSTRACT
The title of this study is Financial Performance Analysis with Value for
Money Approach in Limapuluh District, Pekanbaru City. The purpose of this
study was to determine the financial performance of the Limapuluh district from
2018 to 2020 using the value for money method. This research uses a qualitative
descriptive research method. The data used is primary data such as the Agency
Performance Report (LAKIP). Secondary data are data obtained from research-
related literature. Based on the results of the data analysis in this study, the
financial performance of the economic indicators of Limapul Kota Pekanbaru is
not economical as the economic percentage value is less than 100% each year
and the percentage score is described as 93%. It has become clear that there is
Economic in 2018 and 93% in 2019. With a 76% percentage considered
economical and a 77% percentage considered economical in 2020, spending
realization is still below the annual budget. Looking at the efficiency ratio, it was
efficient with a percentage value of 103% in 2018, 108% in 2019, and 119% in
2020. From the effective ratio, it can be said that the lower the percentage value,
the less effective it is. If the percentage in 2018 is 100%, 100% or more is
considered valid. However, in 2019 a 96% percentage was declared ineffective
and in 2020 89% were declared ineffective.
Keywords: Value for money, financial performance
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pemerintah dalam pengelolaan dan pembangunan adalah

mewujudkan otonomi daerah yang luas serta bertanggungjawab terhadap daerah.

Hal ini akan memberikan peluang bagi pembangunan pedesaan sesuai dengan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Syahputra &

Rahmat, 2021).

Pemerintahan daerah menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 adalah

penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan

perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwa otonomi daerah

sedapat mungkin berlaku asas otonomi, dalam arti setiap daerah mempunyai

kekuasaan untuk mengurus dan mengatur segala urusan pemerintahan di luar

kewenangan pemerintah pusat. Setiap daerah memiliki kewenangan untuk

menetapkan kebijakan daerah untuk memberdayakan masyarakat dengan tujuan

memberikan pelayanan, meningkatkan peran infrastruktur dan meningkatkan


4

kesejahteraan masyarakatnya. Ada keuangan kabupaten dan kota yang

sepenuhnya dikelola dan diatur oleh pemerintah daerah.

Keuangan daerah disusun untuk memberikan informasi yang relevan tentang

posisi keuangan dan semua transaksi yang dilakukan oleh entitas pelapor selama

suatu periode. Laporan keuangan terutama digunakan untuk menentukan nilai

sumber daya ekonomi dimana digunakan untuk melaksanakan kegiatan

pemerintah, menilai posisi keuangan serta menilai efektivitas dan efisiensi atas

keuangan daerah (Pranata, 2018)

Laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi Anggaran(LRA), Laporan

Perubahan Surplus Anggaran (SAL), Neraca, Laporan Operasi (LO), Laporan

Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan

(CALK). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara menyatakan bahwa anggaran adalah alat akuntabilitas,

manajemen dan kebijakan ekonomi. Anggaran sebagai kebijakan ekonomi yang

berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta

pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan Negara.

Sebelum melaksanakan suatu program, harus ada perencanaan yang maksimal

untuk mencapai tujuan program yang ingin dicapai. Dalam pemerintahan atau

sektor publik, anggaran merupakan alat untuk mencapai tujuan atau target yang

ingin dicapai selama periode waktu tertentu. Kinerja keuangan organisasi sektor

publik bisa ditinjau dalam Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah (APBD).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu

rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama
5

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan ditetapkan dengan peraturan

daerah. Anggaran perimbangan daerah merupakan dasar pengelolaan keuangan

daerah tahun berjalan. Oleh karena itu APBD berfungsi sebagai pedoman bagi

pemerintah daerah dalam merencanakan kegiatan mereka untuk tahun tersebut.

Anggaran pada hakikatnya merupakan rincian kuantitatif dari tujuan, sasaran

pemerintah daerah dan tugas pokok serta fungsi unit kerja, sehingga harus disusun

dalam struktur yang berorientasi pada pencapaian tingkat kinerja tertentu. Untuk

itu dilakukan pengukuran kinerja keuangan dalam penentuan kebijakan keuangan

untuk tahun anggaran berikutnya. Keberhasilan otonomi daerah sendiri tidak lepas

dari pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Pengukuran kinerja adalah elemen kunci dalam organisasi sektor publik.

Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai akuntabilitas organisasi dalam

memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan tepat sasaran. Pengukuran

kinerja sektor publik memiliki tiga tujuan. Pertama, pengukuran kinerja sektor

publik bertujuan untuk meningkatkan kinerja pemerintah. Kedua, indikator kinerja

sektor publik digunakan untuk alokasi sumber daya dan pengambilan keputusan.

Ketiga, pengukuran kinerja sektor publik dirancang untuk mencapai akuntabilitas

publik dan meningkatkan komunikasi kelembagaan. (Indrayani 2018).

“Value for money (Renyowijoyo 2013 : 4) adalah sebuah konsep yang

mengatur organisasi sektor publik berdsarkan pada tiga faktor utama yaitu

ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Dimana ekonomi terletak pada perolehan dan

alokasi sumber daya, efisiensi merupakan penggunaan sumber daya dalam artian

penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan serta efektif dalam


6

artian pencapaian tujuan dan sasaran”. Dua unsur lain ditambahkan: keadilan

(aquity) dan pemerataan (equality). Pemerataan mengacu pada adanya kesempatan

sosial yang sama untuk pelayanan publik yang berkualitas dan kemakmuran

ekonomi. Selain keadilan, kita membutuhkan pemerataan (equaity).

Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya

input paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai

tujuan organisasi. Implementasi konsep value for money pada sektor publik

gencar dilakukan seiring dengan meningkatnya tuntutan akuntabilitas publik dan

pelaksanaan good governance. Untuk mendukung pelaksanaan berdasarkan

konsep value for money, maka diperlukan sistem pengelolaan keuangan daerah

dalam anggaran daerah yang baik (Rinaldy, 2018).

Dalam penganggaran yang baik digunakan pengukuran kinerja keuangan

sebagai kepentingan untuk menilai tanggung jawab pemerintah daerah dalam

pengelolaan keuangan daerah tersebut. Akuntabilitas bukan hanya kemampuan

lembaga sektor publik untuk menunjukkan bagaimana dana publik dibelanjakan,

tetapi juga penggunaan sumber daya secara ekonomis, efisien dan efektif,

termasuk kemampuan untuk memberikan jaminan penggunaannya, tetapi juga

pengelolaan dana publik, termasuk alokasi yang sesuai Artinya setiap uang yang

dikeluarkan harus berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat sesuai dengan

tuntutannya dan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat (Halim 2019 : 124).

Dalam sistem manajemen strategis, pengukuran kinerja berfungsi sebagai alat

untuk mengevaluasi keberhasilan strategi yang ditetapkan. Hasil pengukuran


7

kinerja dapat meningkatkan kinerja pada periode perencanaan, pengembangan,

dan implementasi berikutnya (Wibowo 2017 : 3)

Penelitian sebelumnya oleh Khalikussabir (2017) berjudul Analisis Kinerja

Keuangan dengan value for money (studi kasus Dinas PU Pengairan, PU Bina

Marga, dan pekerjaan PU di Kabupaten Probolinggo) dengan menggunakan

metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor

Pekerjaan Umum Bina Marga memiliki perkiraan nilai ekonomis tertinggi dalam

tiga tahun dibandingkan dengan Cipta Karya dan Pengairan, pada tahun 2014 dan

2015 PU Cipta Karya adalah satu-satunya dinas pekerjaan umum yang memiliki

kinerja yang efektif. Namun pada tahun 2016 PU Bina Marga paling efektif dalam

pekerjaannya. Di sisi lain, dari sisi efisiensi, sektor pekerjaan umum masih

didominasi oleh kinerja yang sangat efisien, dengan pekerjaan pengairan memiliki

nilai paling efisien pada tahun 2014, dan nilai efisiensi pada tahun 2015 dan 2016

yang dominan adalah PU Cipta Karya.

Penelitian selanjutnya disusun oleh Imanuel & Saerang (2020) yang berjudul

Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Pengukuran Kinerja Keuangan

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Konsep Value for Money

Metode analisis yang digunakan berupa deskripsi kualitatif pada Pemerintah

negara bagian Sulawesi Utara. Menurut hasil penelitian ini dengan menggunakan

indikator ekonomi, kinerja keuangan Pemprov Sulut dari tahun 2015 hingga 2017

sudah di atas 100% dan tergolong ekonomis. Efisiensi menunjukkan bahwa

kinerja keuangan dinilai efisien karena hasil perhitungan rasio yang dihasilkan

berada pada kisaran 90% sampai dengan 99%. Dalam Penghitungan tingkat
8

keberhasilannya berada di kisaran 85% hingga 99%, dan kinerja keuangannya

dianggap sangat efektif.

“Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Evaluasi Tahapan, Penyusunan, Pengelolaan dan Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), harus

menyusun Rencana Kerja OPD (Renja OPD)”.

Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru merupakan salah satu pemerintah

daerah yang ada di Kota Pekanbaru, dimana memiliki kewajiban untuk mengurus

otonomi daerah dan tugas umum pemerintah. Selain itu kecamatan Limapuluh

juga melaksanakan fungsi sebagai wilayah pelayanan dengan melakukan

koordinasi dengan satuan kerja lainnya dan instansi diatasnya yang berada

diwilayah kecamatan.

Rencana Kerja Kecamatan Limapuluh satu tahun disusun berdasarkan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru. Rencana tersebut

meliputi program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh

pemerintah daerah baik secara langsung maupun melalui dorongan partisipasi

masyarakat.

Dalam melaksanakan kegiatan operasional organisasi, pengukuran kinerja

yang digunakan oleh Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru adalah laporan

Kinerja Instansi pemerintah (LKjIP). Penyusunan LKjIP pada Kecamatan

Limapuluh Kota Pekanbaru periode 2018-2020 sebagai bentuk

pertanggungjawaban dan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang


9

dicerminkan dari pencapaian kinerja sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah daerah wajib

membuat dan melaporkan akuntabilitas kinerja instansi dalam bentuk laporan

kinerja instansi pemerintah (LkjIP) yang dibuat setiap tahun. Berikut ini diketahui

Realisasi program/kegiatan APBD Pada Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru.

Tabel 1.1
Rincian APBD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Tahun 2018-2020
NO PROGRAM TAHUN
2018 2019 2020
1. Pelayanan administrasi 87.76 89.39 76.26
perkantoran
2. Peningkatan sarana dan 84.00 3.66 64.62
prasarana aparatur

3. Program peningkatan 100 40.03 47.17


kapasitas sumber daya
aparatur

4. Program peningkatan 99.80 90.23 66.73


pengembangan sistem
pelaporan pencapaian
kinerja dan keuangan
5. Program perencanaan 94.74 - -
pembangunan daerah
6. Program peningkatan 82.33 79.87 99.74
keberdayaan masyarakat
pedesaan
7. Program pemberdayaan 98.72 61.79 86.42
masyarakat berbasis rukun
warga (PMB-RW)
8. Program pengembangan 99.83 83.77 83.22
wawasan kebangsaan
10

9. Program kemitraan 97.05 99.13 91.15


pengembangan wawasan
kebangsaan
Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kecamatan Limapuluh Kota
Pekanbaru Tahun 2018-2020

Dari tabel 1.1 LKjIP di Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru secara umum

pencapaian sasaran melalui program dan kegiatan telah berhasil dengan nilai

cukup baik dengan maksud sudah Akuntabilitas, namun terdapat beberapa persen

(%) indikator kinerja yang belum tercapai sehingga pencapaianya kurang dari

100%. Hal ini disebabkan karena anggaran belanja yang dianggarkan sebesar Rp.

1.221.561.752.00 dan terealisasi sebesar Rp. 358.076.000.00. dimana Kecamatan

Limapuluh belum mampu memanfaatkan dana anggaran sesuai dengan anggaran

yang ditetapkan yang menyebabkan program belum terealisasi dengan baik.

Terlihat di tahun 2019 dan 2020 dimana program pencapain kinerja realisasinya

rata-rata tidak mencapai 70%. Terutama pada program sarana prasarana dan

program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur serta program perencanaan

pembangunan daerah yang memiliki realisasi terendah dikarenakan tidak adanya

anggaran pada APBD di Kecamatan limapuluh kota Pekanbaru dan adanya

kebijakan pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan yang tidak diprioritaskan

karena terjadinya defisit anggaran. Perlambatan di masyarakat khususnya di

bidang pelayanan pemerintahan, adanya permasalahan administrasi di kantor-

kantor kecamatan dan dampaknya terhadap sarana dan prasarana, kurangnya

masyarakat terhadap kebersihan dan keindahan masyarakat. Kota Pekanbaru..


11

Berikut ini merupakan capaian indikator kinerja utama Kecamatan

Limapuluh Kota Pekanbaru tahun 2018-2020 sebagai berikut :

Tabel 1.2
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2018
Kecamatan Limapuluh
No. Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian
Strategis Kinerja Utama (%) (%) (%)

1 2 3 4 5 6 7
1 Mewujudkan Indeks kepuasan % 81.26 79,07 97.30
Reformasi Masyarakat
(Jumlah
Birokrasi
pelayanan yang
dapat
diselesaikan)
2 Mewujudkan Nilai Nilai B C C
Kapasitas dan Akuntabilitas
Akuntabilitas Kinerja
Kinerja Kecamatan
Birokrasi (AKIP)
3 Meningkatnya Tingkat % 75 75 100
pemberdayaan
Pemberdayaan
masyarakat
Lembaga
Kemasyarakatan
Sumber : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKJIP) 2018 Kecamatan
Limapuluh Kota Pekanbaru
12

Tabel 1.3
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
Kecamatan Lima Puluh
No. Tujuan Indikator Kinerja Baselin 2019 Realisasi
e
1 2 4 5 6 7
Indeks
Pelayanan/Indeks
n/a 82 85
Kepuasan
Masyarakat
Mewujudkan Indeks
1 Pelayanan Prima Akuntabilitas
Kinerja n/a B B
Kecamatan (AKIP)

Persentase
Meningkatkan pelayanan
Kinerja administrasi umum
2 yang n/a 80 80
Penyelenggaraan
terselesaikan
Tugas Umum
Pemerintahan
Kecamatan

Mewujudkan
Masyarakat yang
Tingkat Lembaga
13

3 berdaya dalam Masyarakat yang n/a 85 85


pembangunan berdaya
Persentase prioritas
pembangunan
masyarakat yang n/a 25 0
terealisasi
Sumber : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKJIP)2019- Kecamatan
Limapuluh Kota Pekanbaru

Tabel 1.4
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020
Kecamatan Limapuluh
Realisasi Target
Indikator Kinerja
Kinerja Pada
N Kinerja Pada
Tujuan Sasaran Tahun Ke-
o Tahun
Tujuan Ke-
/Sasaran
2018 2019 2020

1 Terwujudnya
Masyarakat Mewujudkan
yang berdaya
Pemberdayaan n.a n.a 70
dalam
Masyarakat
pembangunan
dalam
pembangunan

Persentase
Meningkatnya
Keikutsertaan
Peran Serta
Masyarakat
Masyarakat n.a n.a 25
dalam
dalam
Kegiatan
Pembangunan
Pemberdayaan

Meningkatnya Persentase 75 85 90
14

Partisipasi
Pemberdayaan Lembaga
Lembaga Masyarakat

Masyarakat aktif dalam


Pembangunan

2 Meningkatkan
Kualitas IKM Kota 80 81.7 82.6
Pelayanan
AKIP Kota 54 57.2 61.0
Publik dan
meningkatkan Meningkatkan Nilai Indeks

kinerja Kualitas Kepuasan


Pelayanan
Penyelenggaraa Masyarakat
79 79,0 82
n Publik dan (IKM)
meningkatkan
Pemerintahan Kecamatan
kinerja
Penyelenggara
an Nilai
Pemerintahan Akuntabilitas
Kinerja 50 75 71,4
Instansi

Sumber : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKJIP) 2020 Kecamatan


Limapuluh Kota Pekanbaru

Dari tabel indikator kinerja utama di atas, terlihat bahwa 3 (tiga)

indikator pada tahun anggaran 2018 yang ditetapkan Kecamatan Limapuluh

dengan realisasi 79.07 untuk indeks kepuasan masyarakat, C untuk nilai

Akuntabilitas Kinerja Kecamatan yang mana ini belum mencapai target yang

ditetapkan dan 75% untuk tingkat pemberdayaan masyarakat. Di Tahun 2019 B

untuk indeks mewujudkan pelayanan prima serta kurang dalam terealisasinya

kegiatan pembangunan masyarakat dan di tahun 2020 C untuk indeks

mewujudkan masyarakat yang berdaya dalam pembangunan yang menyebabkan

kurang terealisasinya keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan.


15

Dalam pelaksanaannya, penulis menyadari bahwa masih banyak kendala

yang mungkin menghalangi pencapaian hasil tersebut. Salah satu kendala yang

dihadapi Kecamatan Limapuluh adalah terbatasnya anggaran yang dialokasikan

untuk Kecamatan. Namun dalam prakteknya kita bisa meminimalisir kendala

tersebut dengan mengoptimalkan segala kemungkinan.

Berbekal komitmen, semangat dan usaha yang dilakukan oleh

pemerintah Kecamatan Limapuluh, Pemerintah Kecamatan Limapuluh akan

terus berupaya meningkatkan kinerjanya untuk menunaikan tugas dan tanggung

jawabnya di masa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan

Dengan Pendekatan Value For Money Pada Kecamatan LimaPuluh Kota

Pekanbaru

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kinerja keuangan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru ditinjau

melalui pendekatan ekonomi?

2. Bagaimana kinerja keuangan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru ditinjau

melalui pendekatan efisiensi?

3. Bagaimana kinerja keuangan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru ditinjau

melalui pendekatan efektivitas.


16

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan

dengan beberapa pendekatan value for money.

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

ditinjau melalui pendekatan ekonomi.

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

ditinjau melalui pendekatan efisiensi.

3. Untuk mengetahui kinerja keuangan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

ditinjau melalui pendekatan efektivitas.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat untuk pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun

manfaatnya sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan tentang kinerja keuangan mengenai anggaran serta

realisasi anggaran yang digunakan pada Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru.

2. Memberikan informasi bahwa setiap anggaran yang diberikan oleh

pemerintah yang dapat dipertanggungjawabkan

3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang bagaimana

kinerja keuangan sektor publik khususnya di Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru
17

4. Menambah referensi pustaka dalam karya ilmiah bagi mahasiswa

Universitas Islam Riau.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini berpacu pada Panduan Penyusunan dan Penulisan

Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Riau tahun 2021 dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar dan

jelas dalam hal penulisan skripsi. Berikut ini sistematika pembahasan:

BAB I PENDAHULUAN

Menjabarkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini memaparkan mengenai teori-teori pendukung yang digunakan

sebagai acuan dalam pembahasan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai cara yang digunakan dalam melakukan

penelitian oleh penulis, meliputi objek penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang analisis dari hasil pengamatan peneliti untuk

mengungkap kinerja keuangan Kabupaten Limapuluh Kota Pekanbaru


18

sehingga pengolahan data dapat diolah secara efektif dan efisien untuk

mempermudah pengambilan keputusan..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.


BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Konsep Kinerja Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Undang-Undang Pemerintah Nomor 22 dan Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah menekankan pada proses reformasi lembaga-lembaga sektor

publik di Indonesia. Kedua undang-undang ini menjadi dasar dari serangkaian

reformasi kelembagaan untuk membangun pemerintahan yang bersih, ekonomis,

efektif, transparan, responsif, dan akuntabel.

“Menurut Hasthoro (2016) Kinerja keuangan mempunyai arti penentuan

ukuran - ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi

dalam memperoleh pendapatan. Dengan kata lain, kinerja keuangan adalah suatu

ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan. Analisis kinerja keuangan

pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu dengan melakukan

berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas

entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut”.

“Ulum dan Murtin dalam UU Nomor 17 tahun 2003 pasal 31 ayat 2

mengamanatkan satuan kerja perangkat daerah perlu membuat Laporan Realisasi

Anggaran guna menilai prestasi kinerja. Begitu pula dalam Peraturan Pemerintah

No.108 tahun 2000 yang berisi perlunya prestasi kinerja kepala daerah, yaitu

dengan meminta pertanggungjawaban kepala daerah di setiap akhir tahun

16
17

anggaran untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang terdiri dari

Laporan Perhitungan APBD, Norma Perhitungan APBD, Laporan Arus Kas, dan

Neraca Daerah yang dilengkapi dengan penilaian kinerja”.

Sanjaya & Priyadi (2019) mengemukakan kinerja adalah gambaran

pencapaian pelaksanaan kegiatan atau program untuk mencapai tujuan, sasaran,

misi, dan visi suatu organisasi. Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa

pemahaman dan persetujuan sejumlah pemangku kepentingan tertentu diperlukan

untuk mengetahui sejauh mana derajat pencapaian hasil lembaga terkait dengan

visi yang ingin diwujudkan organisasi atau perusahaan. Juga untuk mengetahui

dampak positif atau negatif dari kebijakan operasional yang diterapkan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja

keuangan merupakan tujuan keberhasilan dan kegagalan kinerja keuangan dan

dengan demikian menjadi pedoman dalam mengukur keberhasilan atau

kegagalan lembaga dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.1.2 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Ulum (2012 : 20) sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah

suatu sistem yang bertujuan untuk membantu para manajer publik untuk menilai

pencapaian suatu strategis melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Sistem

pengukuran kinerja dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena

pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward dan punishment system.

Adapun tujuan dari pengukuran kinerja sebagai berikut :

1. Mengkomunikasikan strategi dengan lebih baik (top-down dan bottom-up)


18

2. Pengukuran kinerja keuangan dan non-keuangan yang seimbang untuk

memahami kemajuan menuju pencapaian strategi

3. Mempertimbangkan pemahaman tentang kepentingan tingkat manajemen

menengah dan bawah dan memotivasi mereka untuk mencapai keselarasan

tujuan.

4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individu

yang rasional dan keterampilan kolektif.

2.1.1.3 Manfaat Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Farida Efriyanti (2012) manfaat pengukuran kinerja sebagai

berikut :

1. Untuk mengukur hasil yang dicapai oleh suatu organisasi selama periode

waktu tertentu, yang mencerminkan tingkat keberhasilannya dalam

melaksanakan kegiatannya

2. Ukuran kinerja dapat digunakan tidak hanya untuk melihat kinerja

organisasi secara keseluruhan, tetapi juga untuk menilai kontribusi bagian-

bagian untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.

3. Dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi masa depan

4. Memberikan panduan untuk pengambilan keputusan dan kegiatan

organisasi secara umum, dan untuk departemen atau area organisasi pada

khususnya.

5. Sebagai dasar pengambilan keputusan kebijakan investasi untuk

meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha.

2.1.1.3 Kelebihan Pengukuran Kinerja Keuangan


19

“Menurut Ulum (2012) kelebihan dalam pengukuran kinerja adalah

sebagai berikut:

1) Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai

kinerja.

2) Memberikan arahan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

3) Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pinjaman dalam rangka

memperbaiki kinerja organisasi.

4) Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman.

5) Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

6) Memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkan

dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki

kinerja”.

2.1.1.4 Indikator kinerja

“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014

menetapkan beberapa indikator-indikator kinerja sebagai berikut :

1. Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria tertentu, terukur,

dapat dicapai, relevan dan mencakup periode waktu tertentu.

2. Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan yang mewakili

kinerja utama sesuai dengan tugas, fungsi serta tugas yang dijalankan (core

business)

3. IKU dipilih dari serangkaian indikator kinerja yang di identifikasi dengan

mempertimbangkan proses bisnis organisasi dan kriteria untuk indikator

kinerja yang baik


20

4. IKU harus ditetapkan sebagai dasar evaluasi untuk setiap level organisasi.

Indikator kinerja paling kurang merupakan indikator hasil (outcame)

menurut hak, tugas dan fungsi.

5. Indikator kinerja pada unit kerja (setingkat Eselon I) adalah indikator hasil

(outcame) dan atau keluaran (output) unit kerja dibawahnya

6. Indikator kinerja pada satuan kerja (setingkat Eselon II) sekurang-

kurangnya adalah indikator keluaran (output)”.

2.1.2 Value For Money

2.1.2.1 Pengertian Value For Money

Menurut Alif (2012), value for money adalah konsep pemerintah daerah

yang menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, efisiensi dan efektivitas dalam

menyalurkan dana untuk kepentingan umum. Value for Money menerapkan tiga

prinsip dalam proses pengelolaan organisasi yaitu prinsip ekonomi, efisiensi dan

efektivitas. artinya pemerintah daerah harus selalu memperhatikan setiap

sen/rupiah (uang) yang diperoleh dan dipergunakan. Ekonomi berkaitan dengan

pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu

dengan harga terendah. Efisiensi berarti bahwa penggunaan dana masyarakat

(public money) tersebut dapat menghasilkan output yang maksimal (berdaya

guna). Efektivitas berarti penggunaan anggaran harus mencapai suatu tujuan yaitu

untuk kepentingan umum.

Value for money adalah suatu konsep untuk menilai kinerja suatu

organisasi sektor publik yang tidak hanya ditinjau dari aspek keuangan saja,
21

tetapi juga dapat ditinjau dari aspek non keuangan untuk menilai tingkat

keberhasilan suatu program kerja sektor publik (Ardila 2015).

Value for money adalah apresiasi terhadap nilai uang dan merupakan titik

fokus dari pengukuran kinerja dalam organisasi pemerintah. Pengertian value

for money merupakan salah satu cara evaluasi yang dapat dipertimbangkan

dalam melakukan pengukuran kinerja, mulai dari tahap perencanaan anggaran

sampai pada tahap pelaksanaan anggaran (Khalikussabir, 2017).

Dapat disimpulkan dalam kinerja pemerintah tidak boleh diukur

berdasarkan keluaran yang dihasilkan saja, tetapi harus mempertimbangkan

masukan (input), keluaran (output), dan hasil bersama-sama(outcame).

Berdasarkan ketiga faktor tersebut, organisasi dapat mengukur tingkat ekonomi,

efisiensi dan efektivitas.

2.1.2.2 Gambaran Skema Value For Money

Value For Money diartikan sebagai konsep dari organisasi sektor

publik, untuk memahami mengenai konsep value for money, berikut

adalah gambaran skema value for money.


22

Gambar 2.1
Skema Value For Money

Sumber : Siagian, 2014

1. Pengertian input

Input adalah jenis sumber daya yang digunakan oleh proses tertentu untuk

menghasilkan output. Input berupa bahan mentah yang diolah dengan

memasukkan manusia dan pengetahuan teknis ke dalam infrastruktur seperti

gedung dan fasilitas yang menggunakan teknologi seperti perangkat keras dan

perangkat lunak.

Input memiliki dua jenis : yaitu input primer dan input sekunder. Input primer

adalah kas, sedangkan input sekunder adalah bahan baku,proses,infrastruktur dan

teknologi yang digunakan untuk menghasilkan suatu output.

2. Pengukuran input

Pengukuran input yaitu pengukuran sumber daya yang diproses untuk

menghasilkan output. Proses tersebut berupa program dan aktivitas. Pengukuran

input dilakukan dengan membandingkan jenis input sekunder dengan input

primer.
23

3. Pengertian output

Output adalah hasil pencapaian dari suatu program kegiatan,aktivitas,dan

kebijakan.

4. Pengukuran output

Pengukuran output adalah membuktikan dan meyakinkan hasil dari

implementasi program atau aktivitas

5. Pengertian outcame

Outcome merupakan hasil yang ditimbulkan dari suatu aktivitas program

tertentu. Outcame terhubung dengan target atau tujuan yang akan dicapai.

6. Pengukuran outcame

Tujuan pengukuran outcame untuk mengukur nilai dari suatu aktivitas

kegiatan dan program. Pengukuran outcame mengukur kualitas dari output

tersebut. Kualitas output artinya dampak yang terdapat pada masyarakat.

Pengukuran outcame tidak dapat ditentukan sampai hasil dari suatu program atau

aktivitas ditetapkan, karena outcame berupa perbandingan hasil dari pencapaian

dengan hasil yang ditargetkan. Maka untuk mengukur outcame dengan baik

biasanya dibutuhkan waktu yang cukup panjang.

2.1.2.3 Manfaat implementasi Value For Money


24

“Arif (2012) menyatakan manfaat implementasi value for money pada

organisasi sektor publik antara lain :

1. Meningkatkan efektifitas pelayanan publik dalam artian pelayanan yang

diberikan tepat sasaran

2. Meningkatkan mutu dan pelayanan dalam publik

3. Menurunkan biaya dalam pelayanan publik karena hilangnya efisiensi dan

terjadinya penghematan dalam penggunaan input

4. Alokasi biaya yang lebih berorientasi pada kepentingan publik

5. Meningkatkan kesadaraan akan uang publik”.

Berdasarkan manfaat di atas, menerapkan konsep nilai ketika mengukur

kinerja organisasi sektor publik dapat sangat membantu dalam memungkinkan

instansi pemerintah untuk melayani masyarakat dengan cara yang tepat dan tepat

sasaran. Bekerja sama untuk menciptakan kualitas layanan yang unggul dengan

penggunaan ekonomi dan efisiensi sumber daya.

2.1.2.4 Langkah-langkah pengukuran Value For Money

1. Pengukuran Ekonomi

Menurut Ulum (2012 : 25) ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut

kehematan yang m encangkup juga pengelolaan secara hati-hati attau cermat dan

tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan ekonomis apabila dapat menghilangkan

atau mengurangi biaya yang tidak perlu.

Sedangkan Mahmudi (2016 : 129) Ilmu ekonomi berkaitan dengan

penghematan anggaran untuk memperoleh informasi dengan tidak menyia-


25

nyiakannya dalam pelaksanaan program, kegiatan dan operasi. Mengukur

penghematan pengeluaran oleh organisasi sektor publik. Tingkat ekonomi diukur

dengan membandingkan pencapaian anggaran dengan target anggaran.

input
Ekonomis = . X 100
nilai input

Keterangan :
Input : Realisasi Anggaran Kecamatan Limapuluh
Nilai input : Anggaran Kecamatan Limapuluh

“Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun

1996, kriteria tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut:

1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan

sangat ekonomis.

2. Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja dikatakan

ekonomis.

3. Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja dikatakan

cukup ekonomis.

4. Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja dikatakan

kurang ekonomis.

5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan sangat

tidak ekonomis”.

Dapat disimpulkan pengertian diatas bahwa ekonomis itu bagaimana

menggunakan sumber daya yang ada dengan baik, apabila sumber daya yang
26

dikeluarkan berada dibawah anggaran maka terjadi penghematan sedangkan

sebaliknya apabila diatas anggaran maka terjadi pemborosan.

2. Pengukuran Efisiensi

Menurut Ardila (2015) Efisiensi adalah perbandingan output/input relatif

terhadap kriteria kinerja atau tujuan yang diberikan. Organisasi sektor publik

dinilai semakin besar rasio maka semakin tinggi tingkat efisiensinya.

Sanjaya & Priyadi (2019) mengemukakan efisiensi erat kaitannya dengan

konsep produktivitas. Efisiensi diukur dengan membandingkan output yang

dihasilkan dengan input yang digunakan. Efisien adalah ketika produk atau

pekerjaan tertentu dapat diselesaikan dengan menggunakan sumber daya yang

masuk akal dan sarana yang digunakan minimal

Dari pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah

perbandingan antara barang dan jasa (output) yang dihasilkan dari suatu kegiatan

dengan menggunakan suatu kegiatan atau sumber daya (input) tanpa membuang

waktu, tenaga dan biaya. Efisiensi diukur dengan membandingkan upaya yang

diperlukan untuk menghasilkan pendapatan dan realisasi anggaran pendapatan.

output
Efisiensi = X 100%
input

Keterangan :
Output : persentase capaian kinerja
Input : persentase capaian anggaran
27

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996, kriteria

tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut :

1. jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan

tidak efisien.

2. Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja dikatakan

kurang efisien.

3. Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja dikatakan

cukup efisien.

4. Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja dikatakan

efisien.

5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan sangat

efisien

3. Pengukuran Efektivitas

Menurut Purwiyanti (2017) Efektivitas adalah hubungan antara keluaran

(output) dengan tujuan yang ditetapkan. Kegiatan operasional dianggap efektif

jika proses kegiatan tersebut mencapai tujuan akhir dan berorientasi pada tujuan.

Menurut Mahmudi (2016 : 21) Efektivitas adalah perbandingan antara

hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya dicapai. Dimana ekonomi

berfokus pada input dan output atau efisiensi proses, efektivitas berfokus pada

hasil (outcomes).

Tingkat efektivitas diukur dengan cara membandingkan capaian kinerja

dengan target anggaran.

outcame
Efektif = X 100%
output
28

Keterangan :
Outcame : Realisasi kinerja Kecamatan Limapuluh
Output : Target kinerja Kecamatan Limapuluh

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996, kriteria

tingkat efektivitas sebagai berikut :

1) Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan

sangat efektif.

2) Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja dikatakan

efektif.

3) Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja dikatakan

cukup efektif.

4) Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja dikatakan

kurang efektif.

5) Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan tidak

efektif.

2.1.3 Anggaran

2.1.3.1 Pengertian Anggaran

Anggaran menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 merupakan

wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan

Peraturan Daerah. Anggaran disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah.


29

Menurut Pranata (2018) Anggaran merupakan bagian yang sangat

penting dalam pemerintah daerah. Dalam konteks akuntansi sektor publik

anggaran dijadikan sumber informasi keuangan yang penting. Informasi keuangan

berupa anggaran pada pemerintah daerah tersaji dalam bentuk angka dengan

jumlah tertentu yang termuat di dalam APBD.

Menurut Deddi Nordiawan (2012 : 19) anggaran dikatakan sebagai

pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu

tertentu dalam ukuran finansial. “Sedangkan menurut Mahmudi (2016:59)

Anggaran merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian manajemen yang

berperan penting dalam suatu organisasi yang dinyatakan dalam bentuk

keuangan”.

Dari pengertian anggaran di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa

anggaran adalah rencana keuangan yang disusun selama periode waktu tertentu,

biasanya satu tahun, untuk mengevaluasi kinerja anggaran selama periode waktu

tertentu. waktu.

2.1.3.2 Fungsi Anggaran

“Menurut Deddi Nordiawan (2012 : 20) fungsi anggaran dalam organisasi

sektor publik adalah :

1. Anggaran sebagai alat perencanaan, dengan adanya anggaran organisasi

tahu apa yang harus dilakukan dan kemana arah kebijakan akan dibuat

2. Anggaran sebagai alat pengendalian, dengan adanya anggaran organisasi

publik dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar atau

adanya penggunaan dana yang tidak semestinya


30

3. Anggaran sebagai alat kebijakan, melalui anggaran organisasi sektor

publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu

4. Anggaran sebagai alat politik, dalam organisasi sektor publik, komitmen

pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan

dapat dilihat melalui anggaran.

5. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja, dimana anggaran adalah suatu

ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian/unit kerja telah

mencapai target baik berupa pelaksanaan aktivitasnya maupun

terpenuhinya efisiensi biaya”.

2.1.3.3 Siklus Anggaran

Menurut Peraturan Kementrian Dalam Negeri No.77 tahun 2020 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri dari :

a) Perencanaan

b) Pelaksanaan dan penatausahaan

c) Akuntansi dan pelaporan

d) Pertanggungjawaban pelaksanaan.

Perencanaan dan penganggaran merupakan peran menjadi vital dalam

mengendalikan konsisten dan korelasi logis antara kinerja (input,outcame,output)

dan keuangan dalam setiap dokumen perencanaan pembangunan dan penggaran

disusun oleh Perangkat Daerah.

Tahap pelaksanaan akan selalu akan selalu tersaji informasi pada setiap

transaksi penatausahaan yang bersanding dengan transaksi akuntansi juga


31

pencapaian kinerja secara bersamaan sebagai bagian dari Sistem Pengendalian

Intern (SPI) di perangkat daerah.

Pengawasan dan pemeriksaan merupakan penyajian kebutuhan informasi

yang dapat dilakukan secara realtime dan secara berjenjang dari level perangkat

daerah, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.

2.1.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

2.1.4.1 Pengertian APBD

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara pasal 1 menyatakan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) merupakan suatu rencana keuangan pemerintah daerah di indonesia yang

disetujui oleh Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Tahun anggaran APBD

berlangsung selama satu tahun, terhitung sejak 1 januari sampai dengan 31

desember.

Anggaran belanja adalah anggaran yang digunakan untuk mendanai

pelaksanaan tugas-tugas Pemerintah Daerah. Pendanaan berarti membayar

kembali seluruh pendapatan dan/atau pengeluaran, baik pada tahun anggaran

berjalan maupun pada tahun anggaran berikutnya.

2.1.4.2 Fungsi APBD

“Peraturan Kementerian Nomor 13 Tahun 2006 yang diubah terakhir kali

dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ada enam fungsi

APBD yang wajib diterapkan dalam setiap penyusunan APBD yaitu”:


32

1. “Fungsi Otorisasi“

“Anggaran daerah berfungsi sebagai dasar realisasi pendapatan dan

pengeluaran untuk tahun yang bersangkutan. Otorisasi itu sendiri berarti

'pertanggungjawaban', yaitu jika dikaitkan dengan APBD, seseorang atau unit

kerja yang diberi wewenang untuk melaksanakan setiap anggaran, pendapatan,

pengeluaran, dan pembukuan keuangan yang dianggarkan dalam otorisasi

APBD. Bagi SKPD yang pendapatannya dianggarkan dan disesuaikan dalam

APBD, sebaiknya berusaha mencapai pendapatan yang menjadi

tanggungjawab SKPD. Oleh karena itu, sumber-sumber pendapatan ini dapat

digunakan untuk membiayai sebagian pengeluaran yang juga dianggarkan

dalam APBD”.

2. “Fungsi Perencanaan”

“Anggaran daerah berfungsi sebagai pedoman pengelolaan dalam

merencanakan kegiatan untuk tahun yang bersangkutan. Melaksanakan suatu

kegiatan jika sudah direncanakan sejak awal akan meminimalisir hambatan dalam

proses pelaksanaannya. Setelah APBD teridentifikasi, setiap pengguna anggaran

wajib menyusun anggaran kas agar kegiatan yang dianggarkan dalam APBD

dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini

tentunya dengan memperhatikan arus masuk dan ketersediaan likuiditas di reksa

dana daerah. Hubungan yang kooperatif dan harmonis antara kepala SKPD dan
33

SKPKD dalam penyusunan anggaran kas akan berperan aktif dalam pelaksanaan

kegiatan yang benar dan tepat waktu”.

Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi keluhan dari masyarakat seperti

keterlambatan penyediaan fasilitas umum untuk pelayanan dasar karena

keterbatasan dana dan ketidakmampuan untuk mengeluarkan dana.

3. “Fungsi Pengawasan”

“Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kinerja pemerintah

daerah sudah sesuai dengan kondisi yang ditetapkan. Tidak seperti di sektor

korporasi, di mana anggaran adalah dokumen perusahaan yang bersifat rahasia, di

sektor publik, anggaran adalah dokumen publik yang dapat diakses oleh publik

untuk mendapatkan informasi. Dokumen peraturan daerah APBD mencakup

program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu tahun anggaran.

Program dan kegiatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan pelaksanaan

dan pelaksanaan pekerjaan yang diamanatkan oleh pemerintah pusat dan daerah,

baik yang bersifat wajib maupun tidak wajib”.

4. “Fungsi Alokasi”

“Anggaran daerah harus bertujuan untuk menciptakan lapangan

kerja/mengurangi pengangguran dan sumber daya yang terbuang, serta

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. Menyusun program dan

kegiatan yang akan dianggarkan dalam APBD untuk lebih fokus pada kegiatan

yang berpotensi menarik tenaga kerja, yang secara signifikan akan mengurangi

pengangguran di daerah yang bersangkutan”.


34

Pada dasarnya, APBD sesuai dengan belanja publik di tingkat daerah yang

secara teoritis seharusnya memiliki dampak eksponensial terhadap pertumbuhan

ekonomi. APBD yang dikelola dan dilaksanakan dengan baik tentunya akan

mengoptimalkan penggunaan semua sumber daya yang dimiliki oleh sektor terkait

untuk menghasilkan efisiensi dan efektivitas ekonomi yang pada akhirnya

mengarah pada kesejahteraan masyarakat setempat yang lebih baik.

5. “Fungsi Distribusi”

“Kebijakan fiskal daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kewajaran.

Dalam kajian ini, istilah yang digunakan oleh kalangan profesional dan

masyarakat awam seringkali dipahami bahwa APBD adalah uang semua orang.

Jika APBD benar-benar uang semua orang, seharusnya digunakan untuk sebesar-

besar kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakat di daerah yang terkena

bencana. Dalam melaksanakan fungsi distributif rancangan APBD, harus

memprioritaskan kegiatan yang outputnya dapat diapresiasi oleh masyarakat.

Masyarakat harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses manfaat dari

hasil proses yang didanai publik”.

6. “Fungsi Stabilisasi”

“Anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk menjaga dan

menyeimbangkan perekonomian dasar di daerah. Pelaksanaan fungsi stabilisasi

dimungkinkan melalui alokasi belanja subsidi dalam APBD. Alokasi anggaran

hibah diberikan kepada organisasi/usaha yang menghasilkan barang/jasa yang


35

dibutuhkan masyarakat setempat. Subsidi ini terutama diberikan untuk

mendukung biaya produksi organisasi/perusahaan”.

Penawaran subsidi ini tidak mengurangi keuntungan perusahaan, tetapi harga

barang/jasa yang dihasilkan dapat dicapai oleh masyarakat. Kebijakan alokasi

APBD untuk belanja subsidi akan meningkatkan daya beli masyarakat dan

memungkinkan mereka menggunakan pendapatannya sesuai kebutuhan.

2.1.4.3 Unsur-Unsur APBD

“Peraturan-peraturan di era reformasi keuangan daerah mengisyaratkan agar

laporan keuangan semakin normatif. Untuk itu dalam bentuk yang baru APBD

terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut”:

a. “Pendapatan, meliputi :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah

yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Dimana PAD ini

dipisahkan menjadi 4 jenis pendapatan yang terdiri dari:

a) Pajak Daerah.

b) Retribusi.

c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.

d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

2. Dana perimbangan merupakan dana yang bersumber dari penerimaan

anggaran pendapatan belanja negara yang dialokasikan kepada daerah yang

membiayai kebutuhan daerah. Adapun dana perimbangan terdiri atas :

a) Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak.
36

b) Dana Alokasi Umum.

c) Dana Alokasi khusus.

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

a) Dana Darurat.

b) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi.

c) Dana Penyesuaian.

d) Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemerintah Daerah lainnya.

e) Lain-lain pendapatan yang sah.

b. Anggaran Belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas

pemerintah daerah.

c. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali”.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis dan Judul Metode Hasil
tahun penelitian
1. Nur Zeni Analisis Value Deskriptif Analisis Value For
Amilia Putri, For Money Pada Kualitatif Money Pada Kinerja
(2020) Kinerja Keuangan Dinas
Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi
Kesehatan Jawa Timur terhadap
Provinsi Jawa Program Kesehatan
Timur masyarakat,program
perbaikan gizi
masyarakat dan
program kefarmasian
2. Deni Solihin Analisis kinerja Deskriptif Analisis Value For
(2019) Keuangan Money pada kinerja
37

Berdasarkan kualitatif politeknik TEDC


Value For bandung Periode 1
Money Pada september-31 agustus
Politeknik 2018 ditinjau dari
TEDC Bandung segi ekonomi cukup
(Periode 1 ekonomis dengan
september 2017 tingkat rasio ekonomi
s/d 31 agustus 87,69%, dari rasio
2018 efisiensi untuk
pendapatan
dikategorikan cukup
efisien dan suduk
efektivitas
dikategorikan cukup.
3. Rifka Rinaldy “Analisis kinerja Deskriptif Hasil penelitian
(2018) keuangan dengan kuantitatif menunjukan bahwa
pendekatan value Kecamatan Susoh
for Money Pada dari elemen
Kecamatan ekonomis,efisiensi
Susoh“ dan efektivitas cukup
baik
4. Khalikussabir “Analisis kinerja Analisis Dinas PU Bina
(2017) keuangan deskriptif Marga menempatkan
berdasarkan kuantitatif predikat nilai sangat
Value For ekonomi yang paling
Money (studi besar selama 3 tahun
kasus pada Dinas dibandingkan dengan
PU pengairan, Cipta Karya dan
PU Bina Marga Pengairan sedangkan
dan PU Cipta analisis value For
Karya Money dari
Kabupaten perspektif efektivitas
Probolinggo” cukup baik.
38

2.3 Kerangka Penelitian

Gambar 2.2
Kerangka penelitian

2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan telaah pustaka diatas, maka penelitian dapat
menarik hipotesis yaitu :
Akuntabilitas Kinerja Keuangan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru belum

memenuhi Prinsip Value For Money.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif merupakan

analisis mengenai fakta-fakta dan kejadian yang sebenarnya terhadap kinerja

pemerintahan di Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru. Penelitian ini berfokus

pada dasar untuk mengetahui tingkat rasio. Rasio yang digunakan untuk mengukur

kinerja melalui konsep Value For Money yang dikembangkan dalam keuangan,

rasio tersebut terdiri dari rasio ekonomi, rasio efisiensi, dan rasio efektif. Data

kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Kinerja di Instansi

Pemerintah (LKjIP) di Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Periode 2018

sampai 2020.

3.2 Objek Penelitian

Objek kajian dalam penelitian ini dilakukan Pada Kecamatan Limapuluh

Kota Pekanbaru, yang beralamat di Jl. Sultan Syarif Qasim No.123.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah atribut atau karakteristik atau nilai seseorang, benda, atau

aktivitas yang memiliki warna tertentu yang diteliti dan ditentukan oleh peneliti

untuk mencapai suatu kesimpulan (Sugiyono, 2015).

39
40

Sesuai dengan judul penelitian ini adalah “Analisis Kinerja Keuangan

Dengan Pendekatan Value For Money Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru”.

Maka definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Value For Money menurut (Mahmudi, 2016) merupakan suatu konsep

dalam pengelolaan suatu organisasi sektor publik di dasarkan pada tiga

faktor utama yaitu :

a. Rasio Ekonomi yaitu menentukan bagaimana Kecamatan

Limapuluh mengelola keuangan untuk menghindari pengeluaran

yang tidak produktif dalam menjalankan kegiatan.

b. Rasio Efisiensi yaitu suatu hubungan dengan membandingkan

output (keluaran) atau input yang berkaitan dengan standar kinerja

yang ditetapkan atau target yang ditentukan pada Kecamatan

Limapuluh Kota Pekanbaru

c. Rasio Efektif yaitu ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru dalam mencapai tujuan.

Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi

telah berjalan dengan efektif .

2. Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan yaitu manifestasi mengukur

keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam kegiatan operasional

yang menjadi alat ukur keberhasilan atau tidaknya suatu instansi dalam

mencapai tujuan yang diharapkan (Hasthoro, 2016).


41

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data diperoleh langsung dari subjeknya, namun masih harus dilakukan

pengelolaan lebih lanjut mengenai data Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) periode 2018 sampai 2020.

3.4.2 Sumber Data

1. Data Primer

Data yang berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian yakni

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) periode tahun 2018-

2020.

2. Data Sekunder

Data sekunder untuk penelitian ini berupa literatur, jurnal, buku dan

skripsi sebelumnya yang berkaitan dengan analisis value for money dalam

mengukur kinerja sektor publik sebagai penunjang penelitian ini..

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mencari segala

informasi yang dibutuhkan melalui dokumen,buku-buku, atau sumber data tertulis

lainya baik yang berupa teori, laporan penelitian, atau penemuan sebelumnya.
42

Laporan yang diolah adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru tahun 2018 sampai 2020.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan

langsung pada objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian ini melakukan pengamatan secara langsung

pada lokasi Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif. Analisis kualitatif ini bertujuan untuk menyajikan dan mengukur kinerja

program Kecamatan Limapuluh dengan menggunakan value for money dari segi

ekonomi, efisiensi dan efektivitas..

a. Ekonomi

Ekonomi berkaitan dengan sejauh mana organisasi sektor publik dalam hal

ini dapat meminimalkan sumber daya yang digunakannya untuk menghindari

pemborosan pengeluaran (Sanjaya & Priyadi, 2019)

input
Ekonomis = . X 100
nilai input

“Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996, kriteria

tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut:

1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja

dikatakan sangat ekonomis.


43

2. Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja

dikatakan ekonomis.

3. Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja

dikatakan cukup ekonomis.

4. Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja

dikatakan kurang ekonomis.

5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan

sangat tidak ekonomis”.

b. Efisiensi

Hubungan antara input dan output dimana input persentase anggaran dan

output persentase pencapaian atau realisasi fisik.

output
Efisiensi = X 100%
input

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996, kriteria

tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut :

1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja

dikatakan tidak efisien.

2. Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja

dikatakan kurang efisien.

3. Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja

dikatakan cukup efisien.

4. Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja

dikatakan efisien.
44

5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan

sangat efisien

c. Efektivitas

Efektif adalah tingkat pencapaian hasil program atau kegiatan dengan

target yang telah ditetapkan. Efektif merupakan hubungan antara keluaran (output)

dengan tujuan. Efektif tidak menyatakan tentang seberapa besar biaya yang

dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

outcame
Efektif = X 100%Type equation here .
output

“Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996, kriteria

tingkat efektivitas sebagai berikut :

1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja

dikatakan sangat efektif.

2. Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja

dikatakan efektif.

3. Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja

dikatakan cukup efektif.

4. Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja

dikatakan kurang efektif.

5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan

tidak efektif”.
45
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran umum objek penelitian

Kecamatan merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di

bawah pemerintahan yang memiliki misi mendukung pimpinan daerah dan

menjadi tolak ukur pelayanan publik. Letak dan fungsi pemerintahan kecamatan

sangat penting karena harus mampu memberikan pelayanan publik dan memenuhi

kebutuhan masyarakat yang berkembang di wilayahnya.

Pemerintah Kota Pekanbaru telah menerbitkan Peraturan Daerah tentang

Pemerintah Kecamatan dengan Nomor 9 Tahun 2016 tentang pembentukan dan

susunan perangkat daerah Kota Pekanbaru (Lembaran Daerah Kota Pekanbaru

tahun 2016 Nomor 9 Tambahan Lembaran Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9)

yang kemudian diperkuat lagi dengan Peraturan Walikota Nomor 121 Tahun 2016

tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja

kecamatan Tipe B di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru pasal 2 point (1)

dimana dinyatakan bahwa kecamatan menyelenggarakan urusan pemerintah

bidang koordinasi penyelenggaraan pemerintah, pelayanan publik dan

pemberdayaan masyarakat atau sebutan lain dan kelurahan.

Berdasarkan peraturan tersebut berarti Pemerintah Kecamatan Limapuluh

merupakan kecamatan Tipe B yang memiliki konsekuensi untuk lebih berupaya

46
47

meningkatkan kemampuan pelayanan yang lebih profesional, efektif dan efisiensi

dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat.

1.1.1 Geografi Kecamatan Limapuluh

Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru ialah satu dari dua belas

kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru. Luas dari wilayah Kecamatan Limapuluh

kurang lebih 3,26 Km. Kecamatan Limapuluh terdiri dari 4 kelurahan yaitu :

1. Kelurahan Rintis

2. Kelurahan tanjung Rhu

3. Kelurahan Sekip

4. Kelurahan Pesisir

Tabel 4.1
Luas wilayah Kelurahan
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
NO Kelurahan Luas (Km) % Luas wilayah
1 Rintis 0.68 16.83
2 Tanjung Rhu 0.86 21.29
3 Sekip 0.82 20.30
4 Pesisir 1.68 41.58
Jumlah 4.04 100.00

Berdasarkan pembentukannya batas Kecamatan Limapuluh adalah :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Sungai Siak dan Kecamatan Rumbai

Pesisir
48

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sail dan Kecamatan

Limapuluh

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Senapelan dan Kecamatan

Limapuluh

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan raya dan sungai

Sail.

6. Kepemimpinan

Sejak dibentuknya Kecamatan Limapuluh hingga saat ini sudah dipimpin

oleh 17 orang Camat. Camat Limapuluh mulai terbentuk sampai sekarang dapat

dilihat sebagai berikut :

a. Camat : Indra Maulana M,S.STP,M.SI

b. Sekcam : Ahmad Junaidy, SP,M.SI

1. Kasubag umum : Azwar, SH

2. Kasubag keuangan : Rae Shinta Waas, SE

c. Kasi Pemerintah dan Ketertiban : Ir. Farida Ariyani, MMA

d. Kasi Pembangunan Masyarakat : Erwan Hadimulya ,S.SOS

e. Kasi Kesejahteraan Sosial : Arifah Abbas, S.SOS

f. Kasi Pelayanan Terpadu : Dona Christina, SH

g. Jabatan Fungsional

h. Kelurahan

7. Jumlah Penduduk
49

Penduduk Kecamatan Limapuluh dalam tahun 2019 yg terbesar pada 4

kelurahan merupakan 38.916 jiwa yg terdiri menurut 19.983 jiwa pria & 18.933

jiwa perempuan, untuk detail rincian penduduk Kecamatan Limapuluh pada

setiap kelurahan bisa dipandang dalam tabel berikut :

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan KK
Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Limapuluh
No Kelurahan Jumlah penduduk
L P L+ P
1 Rintis 4,124 4,103 8,227
2 Tanjung Rhu 4,491 4,676 9,167
3 Sekip 7,499 5,767 13,266
4 Pesisir 3,869 4,387 8,256
Jumlah 19,983 18,933 38,916

8. Gambaran Pelayanan

Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat untuk wilayah Kecamatan

Limapuluh sejauh ini telah berjalan dengan baik dengan jangkauan pelayanan

oleh 4 kelurahan, 30 RW dan 121 RT. Selain itu telah dibuka loket pelayanan di

kantor kelurahan dan telah didirikan loket pelayanan di setiap kelurahan sehingga

masyarakat dapat lebih cepat menerima pelayanan.

Proses, mekanisme, waktu, biaya, dan dasar hukum penyampaian layanan

didefinisikan secara transparan di meja layanan. Sebaran penduduk yang dilayani

pada RW dan RT di masing-masing Kelurahan pada Kecamatan Limapuluh

dapat dilihat sebagai berikut :


50

Tabel 4.3
Jumlah sebaran penduduk yang dilayani
No Kelurahan Luas Jumlah Rw Rt
wilayah penduduk
1 Rintis 0,68 8,227 8 29
2 Tanjung 0,86 9,167 7 42
Rhu
3 Sekip 0,82 13,266 7 24
4 Pesisir 1,68 8,256 8 26

9. Susunan Organisasi

“Peraturan Walikota Nomor 121 tahun 2016 tentang Kedudukan,Susunan

organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Kecamatan Tipe B di lingkup

pemerintah Kota Pekanbaru susunan organisasi Kecamatan sebagai berikut” :

Gambar 4.4
Susunan Organisasi Kecamatan

a.“Camat

Camat mempunyai tugas sebagai berikut :


51

1. Membantu Walikota dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintah

dan tugas pembantu lainnya.

2. Camat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a) Penyelenggaraan urusan pemerintah umum

b) Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat

c) Pelaksanaan koordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman

dan ketertiban umum

d) Pelaksanaan koordinasi penerapan dan penegakan Peraturan

daerah dan Peraturan Walikota

e) Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan prasarana dan sarana

pelayanan umum

f) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan

kelurahan

g) Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan”

b. Sekretaris camat

1. “Sekretaris kecamatan bertanggung jawab untuk merencanakan,

menyiapkan, mengembangkan dan melaksanakan rencana bisnis

sekretariat sesuai dengan persyaratan hukum.

2. Sekretaris camat dalam melaksanakan tugas :

a) Perumusan, penyelenggaraan dan pelaksanaan pelayanan teknis

administratif, penyelenggaraan urusan pemerintah umum dan


52

penyelenggaraan pemerintah yang dipercayakan oleh Walikota

Pekanbaru.

b) Merencanakan kegiatan pelayanan teknis administrasi guna

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan serta pembinaan dan

penguatan masyarakat di lingkungan kecamatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai pedoman bagi

aparatur administrasi dan pelaksanaan tugasnya.

c) Merencanakan program kerja pemerintah kecamatan.

d) Mengkoordinasikan pelaksanaan amanat pemerintah kecamatan,

mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi serta pelaporan.

e) mengkoordinir perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).

f) Mengarahkan, mengawasi dan mengelola kelurahan dan

lembaga kelurahan dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah

daerah.

g) Memberikan tugas kepada bawahan untuk diproses lebih lanjut,

baik secara tertulis maupun lisan.

h) Memberikan instruksi tertulis atau lisan kepada bawahan agar

mereka mengerti dan memahami pekerjaaanya.

i) Meninjau pekerjaan bawahan berdasarkan hasil pekerjaannya,

mengidentifikasi kesalahan atau kekeliruan dan melakukan

upaya untuk memperbaikinya.


53

j) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis.

k) Melakukan dan menyempurnakan penilaian pemerintah

kecamatan berdasarkan informasi, data dan laporan yang

diterima”.

c.Sub Bagian Umum

“Sub bagian umum memuat rincian tugas perencanaan, penyusunan, perumusan

dan pelaksanaan program kerja Sub Bagian Umum berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, bagian umum

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a) organisasi dan pelaksanaan urusan kepegawaian, umum dan

perlengkapan

b) Perencanaan program kerja sub bagian kepegawaian, umum dan

perlengkapan meliputi koordinasi dan pelaksanaan tugas di

bidang kepegawaian, umum dan perlengkapan sesuai petunjuk

atasan dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan tugas.

c) Perencanaan program kerja dan inventarisasi aset kecamatan

dan kelurahan.

d) Perencanaan program kerja penyelenggaraan pelayanan

kebersihan, keindahan dan pertamanan.


54

e) Perumusan dan pelaksanaan inventarisasi permasalahan yang

berhubungan kepegawaian, pembinaan aparatur serta

peningkatan kualitas pegawai.

f) Perancangan dan pelaksanaan pelayanan administrasi,

inventarisasi kantor dan dokumentasi kegiatan kantor.

g) Melakukan hal-hal protokoler, upacara, pertemuan resmi dan

kegiatan hubungan masyarakat.

h) Melakukan kegiatan penyiapan perbekalan dan bahan untuk

satuan kerja kecamatan”.

d. Sub Bagian Keuangan

“Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas merencanakan dan

melaksanakan program atau rencana keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Sub Bagian Keuangan dalam melaksanakan tugas

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a) Menyelenggaran dan melaksanakan pengembbangan keuangan

kantor camat.

b) Perencanaan program kerja sub bagian keuangan sekretariat

kecamatan meliputi koordinasi pengarahan keuangan kantor

camat sesuai dengan petunjuk atasan dan ketentuan peraturan

perundang-undangan

c) Melakukan validasi kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran

(SPP) dan pemeriksaan integritas

d) Pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM)


55

e) Melakukan pemeriksanaan dokumen harian

f) Melakukan review atas Laporan Pertanggungjawaban

Akuntannsi Penerimaan dan Pengeluaran (SPJ)

g) Melakukan pembukuan kantor camat

h) Penyusunan laporan keuangan kantor camat

i) Penyusunan rencana kerja tahunan ditingkat kecamatan

j) Pelaksanaan program kerja pengelolaan biaya perjalanan dinas

k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh manajemen sesuai

dengan tugasnya”

e. Seksi Pemerintahan

“Seksi pemerintah mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan

program kerja seksi pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Seksi pemerintah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut :

a) Mengembangkan, menyelenggarakan, dan melaksanakan

pelayanan pemerintah untuk ketentraman dan ketertiban di

kecamatan

b) Satuan kerja dan organisasi daerah yang mempunyai kekuasaan

vertikal dibidang penyelenggaraan pemerintahan, hukum dan

ketertiban

c) Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi rencana dengan

satuan kerja perangkat daerah dan organisasi vertikal di bidang

pekerjaan pemerintahan, penegakan hukum dan ketertiban


56

d) Evaluasi tindakan pemerintah, pelaksanaan hukum dan

ketertiban

e) Menyelenggarakan kegiatansosal politik, memajukan ideologi

nasional dan persatuan bangsa

f) Serta pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

sesuai dengan tugas dan fungsinya”.

f. Seksi Pembangunan dan pemberdayaan Masyarakat

“Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas

merencanakan dan melaksanakan program kerja seksi pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Melaksanakan tugas sebagai berikut :

a) Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan urusan pembangunan

masyarakat dan kelurahan

b) Melaksanakan insentif masyarakat untuk partisipasi dalam

rencana pembangunan di kelurahan dan kecamatan

c) Merencanakan program kerja pengembangan ekonomi, produksi

dan distribusi di tingkat kecamatan

d) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan seluruh satuan kerja

baik pemerintah maupun swasta, melaksanakan program kerja

dan kegiatan pengutan masyarakat diwilayah kerja kecamatan


57

e) Pelaksanaan tugas lainnya dibidang pemberdayaan masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

g. Seksi Kesejahteraan Sosial

“Seksi kesejahteraan sosial mempunyai tugas merencanakan dan

melaksanakan program kerja seksi kesejahteraan sosial berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan. program kerja bidang sosial berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Seksi kesejahteraan sosial

melaksanakan tugas sebagai berikut :

a) Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan sosial

b) Evaluasi kegiatan di bidang kesejahteraan sosial

c) Penjabaran program kerjaa pengembangan kehidupan beragama,

pembinaan budaya

d) Pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah atau

instansi vertikal yang tugas dan fungsinya dibidang kesejahteraan

sosial

e) Pembagian tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan

agar dapat diproses lebih lanjut

f) Pemeriksaan pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk

mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya

penyempurnaanya”.

h. Seksi Pelayanan Terpadu


58

“Seksi pelayanan terpadu mempunyai tugas merencanakan dan

melaksanakan program kerja seksi pelayanan terpadu berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Area layanan terpadu saat melakukan tugas yang

melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :

a) Mengembangkan, mengkoordinir dan melaksanakan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

b) Pelaksanaan recana pelayanan terpadu kecamatan melakukan

evaluasi pelaksanaan pelayanan terpadu pemerintah kecamatan

c) Pemeriksaan pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk

mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya

penyempurnaan

d) Pelaporan pelaksanaan tugas urusan pelayanan umum kepada

Walikota melalui camat secara lisan maupun tertulis

berdasarkan hasil kerja sebagai bahan evaluasi bagi atasan”

i. Kelompok Jabatan Fungsional

a) “Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagai tugas kecamatan sesuai dengan bidang keahlian dan

ketentuan perundang-undangan

b) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1)

terdiri atas jumlah tenaga kerja ahli dalam jenjang jabatan

fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan

keahlian
59

c) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ayat (2)

dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk

oleh Walikota dan bertanggung jawab kepada camat

d) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ayat (2)

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja

e) Jenis jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

1.1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pada Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru

a. Visi

Memperhatikan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki serta kondisi dan

proyeksi yang diinginkan ke depan, maka Visi Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru adalah ; “Terwujudnya kualitas pelayanan yang prima dan

koordinasi yang baik dengan OPD atau Instansi Vertikal dalam program

pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Limapuluh”.

Pernyataan visi diatas dimaksud untuk menjadikan Kecamatan Limapuluh

sebagai Lembaga yang berkompeten dalam pelayanan prima dan profesional

kepada masyarakat dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan

yang berlaku sesuai dengan tuntutan global dalam melayani masyarakat dengan

transparan,akuntabel dan partisipasi untuk mendukung terwujudnya Kota

Pekanbaru sebagai kota metropolitan yang madani.


60

b. Misi

Untuk mencapai Visi maka ada beberapa Misi yang harus dicapai dalam

rangka terwujudnya kualitas pelayanan yang prima dan koordinasi yang baik

dengan OPD atau Instansi Vertikal dalam program pelaksanaan pembangunan di

Kecamatan Limapuluh yaitu :

a) Menciptakan pelayanan yang cepat, tepat,transparan dan

memiliki kapasitas hukum

b) Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik

c) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pembangunan,sosial kemasyarakatan dan K3 (Kebersihan,

Ketertiban dan Keindahan)

d) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur kelurahan dan

kecamatan yang memiliki kompetensi tinggi,bermoral,beriman

dan bertaqwa

e) Menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis

f) Serta meningkatkan stabilitas keamanan di Kecamatan

Limapuluh

c. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari persyaratan misi dan

tujuan merupakan hasil akhir yang di ingin diwujudkan atau dihasilkan dalam

jangka waktu 5(lima tahun). Dalam perumusan tujuan mengacu kepada

pernyataan visi dan misi sehingga dapat menggambarkan kondisi ideal yang ingin
61

dicapai. Untuk itu tujuan disusun untuk memperjelas sasaran yang ingin

diwujudkan dari masing-masing misi. Adapun tujuan sebagai berikut :

a) Terlaksananya pelayanan yang prima sesuai dengan Standar

Pelayanan Publik(SPP)

b) Terciptanya hubungan yang responsive atar kecamatan dan

satker terkait serta tata kelola pemerintah yang transparan

c) Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan

pembangunan sosial kemasyarakatan

d) Tersedianya aparatur kelurahan dan kecamatan yang dimiliki

kepekaan dan responsif terhadap tuntutan masyarakat

e) Untuk dapat mempersatukan perbedaan etnis,ras dan agama

dengan pendekatan sosial kemasyarakatan

f) Terlaksananya koordinasi pemberdayaan masyarakat dengan

rukun warga

g) Terciptanya kualitas sumber daya manusia di lingkungan rukun

warga

d. Sasaran

Sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai dalam bentuk rumusan yang

spesifik dan terukur dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Adapun saran nya sebagai berikut :

a) “Terciptanya pelayanan masyarakat yang sesuai dengan Standar

operasional pelayanan (SOP)


62

b) Komunikasi yang lancar antara kecamatan dengan Satker terkait

dan pemenuhan kebutuhan satker terkait dengan cepat dan tepat

serta terciptanya tata kelola pemerintah yang transparan

c) Pelaksanaan program pembangunan yang sesuai dengan aspirasi

masyarakat

d) Terwujudnya peran serta warga dalam berbagai kegiatan sosial

kemasyarakatan

e) Aparatur kelurahan dan kecamatan yang peka terhadap keluhan

masyarakat dibidang pelayanan

f) Aparatur yang handal dalam bidang pelayanan masyarakat”.

1.1.3 Penetapan kinerja pada Tahun 2018-2020

Dalam rangka sinkronisasi antara formulasi visi, misi, tujuan, sasaran,

strategi dan kebijakan yang dimiliki Kecamatan Limapuluh dengan RPJM daerah

Kota Pekanbaru, maka program dan kegiatan yang akan dijalankan selama periode

2018-2020 adalah program dan kegiatan yang dilaksanakan lebih sebagai bentuk

sinkronisasi dengan program dan kegiatan yang telah didukung oleh sumber

pendanaan APBD Kota Pekanbaru.

Spesifikasi kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

mengungkapkan komitmen dan komitmen untuk mencapai kinerja tertentu yang

terukur mengingat sumber daya yang dikelola selama periode tertentu dalam satu

tahun. Tujuan khusus untuk evaluasi kinerja mencakup format berikut :


63

a) Akuntanblitas, transparansi dan kinerja perangkat yang lebih

baik

b) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan

pemberi amanah

c) Sebagai dasar untuk mengevaluasii keberhasilan/kegagalan

pencapaian tujuan dan sasaran organisasi

d) Pembuatan tolok ukur kinerja sebagai dasar untuk mengevaluasi

kinerja aparatur

Kecamatan Limapuluh telah melaksanakan review kinerja secara bertahap

setiap tahun sesuai dengan jabatan, tugas dan fungsi yang ada. Peringkat kinerja

ini menjadi tolak ukur untuk menilai akuntabilitas kinerja pada setiap akhir tahun

anggaran.. Evaluasi kinerja Kecamatan Limapuluh didasarkan didasarkan pada

rencana kinerja tahunan yang menguraikan tujuan Kecamatan Limapuluh, sasaran

strategis, indikator kinerja dan target dari RPJMD, RKT dan Penentuan Kinerja

(PC). Adapun program dan anggaran kegiatan untuk tahun 2018-2020 di

Kecamatan Limapuluh sebagai berikut:

Tabel 4.5
Program kinerja Tahun 2018
No Program Kinerja Anggaran (Rp)
1 Program pelayanan administrasi 844.801.396
perkantoran
2 Program peningkatan disiplin aparatur 49.000.000
3 Program peningkatan kapasitas sumber 3.750.000
daya aparatur
4 Program pengembangan sistem pelaporan 3.464.100
capaian kinerja dan keuangan
64

5 Program perencanaan dan pembangunan 14.104.050


daerah
6 Program peningkatan keberdayaan 1.032.123.500
masyarakat pedesaan
7 Program pemberdayaan masyarakat 376.292.600
berbasis rukun warga
8 Program pengembangan wawasan 868.781.600
kebangsaaan
9 Program kemitraan pengembangan 121.800.000
wawasan kebangsaan
Sumber : LkjIP Kecamatan Limapuluh tahun 2018

Tabel 4.6
Program Kinerja Tahun 2019
No Program kinerja Anggaran (Rp)
1 Program pelayanan administrasi 1.009.236.868
perkantoran
2 Program peningkatan sarana dan 109.212.300
prasarana aparatur
3 Program peningkatan kapasitas sumber 88.380.480
daya aparatur
4 Program peningkatan pengembangan 5.123.400
sistem pelaporan
5 Program peningkatan keberdayaan 1.306.926.270
masyarakat perdesaan
6 Program pemberdayaan masyarakat 1.983.167.512
berbasis rukun warga
7 Program pengembangan wawasan 696.060.660
kebangsaan
8 Program kemitraan pengembangan 120.906.116
wawasan kebangsaan
Sumber : LkjIP Kecamatan Limapuluh tahun 2019

Tabel 4.7
65

Program Kinerja Tahun 2020


No Program kinerja Anggaran (Rp)
1 Program pelayanan administrasi 1.014.976.047,00
perkantoran
2 Program peningkatan sarana dan prasarana 185.000.000
aparatur
3 Program peningkatan disiplin aparatur 39.000.000
4 Program peningkatan kapasitas sumber 53.000.000
daya aparatur
5 Program peningkatan pengembangan 6.758.400
sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
6 Program peningkatan keberdayaan 1.020.550.000
masyarakat pedesaan
7 Program pemberdayaan masyarakat 1.835.000.000
berbasis rukun warga
8 Program pengembangan wawasan 775.741.270,00
kebangsaan
9 Program kemitraan pengembangan 92.225.806,00
wawasan kebangsaan
Sumber : LkjIP kecamatan Limapuluh tahun 2020

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Kinerja Keuangan pada Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru dari Rasio Ekonomi

Menurut Maryanti & Munandar (2021) Pengukuran Rasio Ekonomi adalah

anggaran yang didistribusikan untuk membiayai kegiatan tertentu. Penghematan

terjadi ketika sumber daya yang dikeluarkan lebih kecil dari anggaran. Di sisi lain,

menggunakan sumber daya melebihi anggaran adalah pemborosan. Ekonomi

dapat dirumuskan sebagai berikut :


66

input
Ekonomis = . X 100
nilai iput

Keterangan :

Input : Realisasi anggaran Kecamatan Limapuluh


Nilai input : Anggaran Kecamatan Limapuluh

Dengan standar ekonomis menurut (Mahsun 2016 : 186) sebagai berikut :

<100% maka dinyatakan sebagai ekonomis

=100% maka dinyatakan sebagai ekonomi berimbang

>100% maka dinyatakan sebagai tidak ekonomis

Formula tersebut digunakan untuk mengukur tingkat ekonomi pada

Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru periode 2018-2020 akan diuraikan

kedalam tabel yang ada di bawah ini.

a. Tahun 2018

Tabel 4.8
Rasio Ekonomis
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Periode 2018
Program kegiatan Input Nilai input Tingkat Keterangan
ekonomis
(%) = (1):
(2)
Program pelayanan
administrasi
perkantoran
Penyediaan jasa surat 6.255.000 6.255.000 100% Ekonomis
menyurat berimbang
Penyediaan jasa 90.534.980 78.418.689 87%
komunikasi,sumber daya ekonomis
air dan listrik
Penyediaan jasa 304.648.256 81.708.830 27% ekonomis
pemeliharaan dan
perizinan kendaraan
dinas/operasional
Penyediaan jasa 304.648.256 288.945.300 95% ekonomis
kebersihan kantor
67

Penyedia jasa perbaikan 15.410.000 14.835.000 96% ekonomis


peralatan kantor
Penyediaan alat tulis 52.423.000 52.218.200 99% Ekonomis
kantor
Penyediaan barang 14.326.000 14.293.200 99% Ekonomis
cetakan dan pengadaan
Penyediaan komponen 9.796.100 9.376.000 95% ekonomis
instalasi listrik/
penerangan bangunan
kantor
Penyediaan bahan bacaan 8.640.000 8.640.000 100% Ekonomis
dan peraturan perUndang- berimbang
undangan
Penyediaan makanan dan 90.476.250 83.413.000 92% ekonomis
minuman
Penyediaan rapat-rapat 150.040.800 130.324.621 87% ekonomis
koordinasi dan konsultasi
ke luar daerah
Program peningkatan
disiplin aparatur
Pengadaan pakaian 19.600.000 16.100.000 82% ekonomis
melayu
Pengadaan PDH 29.400.000 25.200.000 86% ekonomis
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Bimbingan teknis 3.750.000 3.750.000 100% Ekonomis
implementasi peraturan berimbang
perundang-undangan
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Penyusunan laporan 1.044.700 1.041.300 99% Ekonomis
capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi
Penyusunan pelaporan 1.044.700 1.041.300 99% Ekonomis
semesteran
Penyusunan laporan 1.374.700 1.374.500 99% Ekonomis
akhir tahun
Program perencanaan
dan pembangunan
daerah
Musrembang 14.104.050 13.362.800 95% Ekonomis
Kecamatan dan
68

keluarahan
Program peningkatan
keberdayaan
masyarakat perdesaan
Pemberdayaan lembaga 1.032.123.500 849.725.000 82% Ekonomis
dan organisasi
masyarakat pedesaan
Program pemberdayaan
masyarakat berbasis
rukun warga (OMBRE)
Pemberdayaan 39.660.000 37.000.000 93% Ekonomis
masyarakat berbasis
rukun warga
kecamatan limapuluh
Pemberdayaan 87.709.650 87.136.300 99% Ekonomis
masyarakat berbasis
rukun warga kelurahan
rintis
Pemberdayaan 80.606.650 80.103.300 99% Ekonomis
masyarakat berbasis
rukun warga kelurahan
Tg. Rhu
Pemberdayaan 80.606.650 80.103.300 99% Ekonomis
masyarakat berbasis
rukun warga kelurahan
sekip
Pemberdayaan 87.709.650 87.136.300 99% Ekonomis
masyarakat berbasis
rukun warga kelurahan
pesisir
Program
pengembangan
wawasan kebangsaan
Pembinaan dan 868.781.600 862.988.500 99% Ekonomis
pengembangan masjid
paripurna kota
Pekanbaru
Program kemitraan
pengembangan
wawasan kebangsaan
Pelaksanaan MTQ 121.800.000 118.201.400 97% Ekonomis
tingkat kelurahan,
kecamatan dan Kota
Pekanbaru
Ekonomi 3.516.514.492 3.032.692.04 93% Ekonomis
0
69

Sumber : data diolah (2021)

Berdasarkan tabel diatas perhitungan ekonomi Kecamatan Limapuluh

Kota Pekanbaru tahun 2018 adalah sebesar 93% dengan perhitungan terkecil sebesar

27% dan perhitungan terbesar sebesar 100% atau ekonomis berimbang pada indikator

kinerja penyediaan surat menyurat, penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan serta pada indikator bimbingan teknis implementasi peraturan

perundang-undangan. Dengan capaian dibawah 100% yang mana dapat diartikan

bahwa program kegiatan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru tahun 2018 sudah

berjalan dengan Ekonomi dan program/ kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan

target yang telah ditentukan.

Peneliti juga melakukan perhitungan ekonomi pada program/ kegiatan

pada tahun 2019. Berikut perhitungan ekonomi program/kegiatan pada Kecamatan

Limapuluh Kota Pekanbaru.

b. Tahun 2019
Tabel 4.9
Perhitungan Ekonomis
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Periode 2019
70

Program Kegiatan Input Nilai input Tingkat keterangan


ekonomis
(%) =
(1) : (2)
Program pelayanan
administrasi
perkantoran
Penyediaan jasa 4.170.000 2.085.000 50% Ekonomis
surat menyurat
Penyediaan jasa 142.959.233 110.755.015 77% Ekonomis
komunikasi
sumber daya air
dan listrik
Penyediaan jasa 100.061.600 85.958.650 86% Ekonomis
pemeliharaan dan
perizinan
kendaraan dinas
Penyedia jasa 298.416.500 290.705.000 97% Ekonomis
kebersihan kantor
Penyediaan jasa 22.786.000 22.480.000 99% Ekonomis
perbaikan
peralatan kerja
Penyediaan alat 87.189.500 87.189.500 100% Ekonomis
tulis kantor berimbang
Penyediaan barang 37.282.480 17.272.000 46% Ekonomis
cetakan dan
pengadaan
Penyediaan 7.437.600 7.427.900 99% Ekonomis
komponen berimbang
instalasi
listrik/penerangan
bangunan kantor
Penyediaan bahan 12.600.00 12.600.000 100% Ekonomis
bacaan dan berimbang
peraturan
perundang-
undangan
Penyediaan 156.333.955 144.490.000 93% Ekonomis
makanan dan
minuman
Rapat-rapat 140.000.000 121.390.516 87% Ekonomis
koordinasi dan
konsultasi keluar
daerah
Program
peningkatan sarana
71

dan prasarana
Pengadaan - - - -
perlengkapan
kantor
Pengadaan 109.212.300 4.000.000 4% Ekonomis
peralatan gedung
kantor
Program
peningkatan
kapasitas sumber
daya aparatur
Bimbingan teknis 88.380.480 35.281.607 42% Ekonomis
implementasi
Peraturan
Perundang-
Undangan
Program
peningkatan
pengembangan
sistem pelaporan
Penyusunan 1.847.800 1.361.000 74% Ekonomis
laporan capaian
kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Penyusunan 1.427.800 1.421.000 99% Ekonomis
laporan keuangan
semesteran
Penyusunan 1.847.800 1.841.000 99% Ekonomis
laporan akhir
tahun
Program
peningkatan
keberdayaan
masyarakat
pedesaan
Pemberdayaan 1.306.926.27 1.043.891.000 80% Ekonomis
lembaga dan 0
organisasi
masyarakat
pedesaan
Program
pemberdayaan
masyarakat
berbasis rukun
72

warga (PMB-RW)
Pemberdayaan 43.508.400 38.550.000 89% Ekonomis
masyarakat
berbasis rukun
warga Kecamatan
Limapuluh
Pemberdayaan 120.403.708 119.802.300 99% Ekonomis
masyarakat
berbasis rukun
warga Kelurahan
Rintis
Pemberdayaan 109.149.848 108.148.000 99% Ekonomis
masyarakat
berbasis rukun
warga Kelurahan
Tanjung Rhu
Pemberdayaan 109.149.848 108.550.500 99% Ekonomis
masyarakat
berbasis rukun
warga Kelurahan
Sekip
Pemberdayaan 120.403.708 119.326.000 99% Ekonomis
masyarakat
berbasis rukun
warga Kelurahan
pesisir
Pembangunan 370.138.000 184.978.700 50% Ekonomis
sarana prasarana
dan pemberdayaan
masyarakat
kelurahan rintis
Pembangunan 370.138.000 177.212.700 48% Ekonomis
sarana prasarana
dan pemberdayaan
masyarakat
kelurahan Tj rhu
Pembangunan 370.138.000 184.451.400 50% Ekonomis
sarana prasarana
dan pemberdayaan
masyarakat
kelurahan sekip
Pembangunan 370.138.000 184.471.400 50% Ekonomis
sarana prasarana
dan pemberdayaan
masyarakat
kelurahan pesisir
73

Program
pengembangan
wawasan
kebangsaan

Pembinaan dan 789.308.470 661.223.000 84% Ekonomis


pengembangan
masjid paripurna
kota Pekanbaru
Program kemitraan
pengembangan
wawasan
kebangsaan
Pelaksanaan MTQ 140.814.002 139.588.000 99% Ekonomis
tingkat kelurahan,
kecamatan kota
Pekanbaru
Ekonomi 5.427.169.30 4.016.451.188 76% Ekonomis
2
Sumber : data diolah (2021)

Berdasarkan tabel diatas perhitungan ekonomi Kecamatan Limapuluh

Kota Pekanbaru adalah sebesar 76% dengan perhitungan terkecil sebesar 4%

pada indikator kinerja pengadaan barang kantor dan perhitungan terbesar

sebesar 100% (ekonomis berimbang) pada kegiatan penyediaan alat tulis kantor,

penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor. Dengan

capaian dibawah 100% dapat diartikan program kegiatan pada kecamatan

Limapuluh tahun 2019 sudah berjalan dengan Ekonomi, dan program/kegiatan

telah dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

c. Tahun 2020
Tabel 4.10
Perhitungan Ekonomis
Keecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Periode 2020
74

Program Kegiatan input Nilai input Tingkat Keterangan


ekonom
is (%) =
(1) : (2)
Program
pelayanan
administrasi
perkantoran
Penyediaan jasa 6.255.000 6.255.000 100% Ekonomis
surat menyurat berimbang
Penyediaan jasa 176.079.662 115.091.946 65% Ekonomis
komunikasi,
sumber daya air
dan listrik
Penyediaan jasa 114.968.000 81.241.500 71% Ekonomis
pemeliharaan
dan perizinan
kendaraan dinas
Penyediaan jasa 327.031.600 298.156.000 91% Ekonomis
kebersihan
kantor
Penyediaan jasa 24.286.000 22.490.000. 93% Ekonomis
perbaikan
peralatan kantor
Penyediaan alat 93.385.700 92.015.100 99% Ekonomis
tulis kantor
Penyediaan 35.076.156 14.589.000 42% Ekonomis
barang cetakan
dan pengadaan
Penyediaan 10.985.800 10.650.000 97% Ekonomis
komponen
instalasi
listrik/peneranga
n bangunan
kantor
Penyediaan 12.600.000 12.600.000 100% Ekonomis
bahan bacaan berimbang
dan peraturan
perundang-
undangan
Penyediaan 145.574.880 95.360.000 66% Ekonomis
makanan dan
minuman
Rapat-rapat 68.733.249 25.561.997 37% Ekonomis
kordinasi dan
konsultasi
75

keluar daerah
Program
peningkatan
sarana dan
prasarana
aparatur
Pengadaan 65.000.000 0,00 0,00 -
peralatan
gedung kantor
Pemeliharaan 120.000.000 119.541.000 99% Ekonomis
rutin berkala
gedung kantor
Program -
peningkatan
disiplin aparatur
Pengadaan 39.000.000 0,00 0,00 -
pakaian khusus
hari-hari tertentu
Program
peningkatan
kapasitas sumber
daya aparatur
Bimbingan 53.000.000 25.000.000 47% Ekonomis
teknis
implementasi
peraturan
perundang-
undangan
Program
peningkatan
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
Penyusunan 2.821.200 2.814.500 99%% Ekonomis
laporan capaian
kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Penyusunan 1.768.600 1.697.000 95% Ekonomis
laporan
keuangan
semesteran
Penyusunan 2.168.600 0,00 0,00 -
pelaporan
keuangan akhir
76

tahun
Program
peningkatan
keberdayaan
masyarakat
pedesaan
Pemberdayaan 1.020.550.000 966.930.000 95% Ekonomis
lembaga dan
organisasi
masyarakat
pedesaan
Program
pemberdayaan
masyarakat
berbasis rukun
warga
Pemberdayaan 35.000.000 35.000.000 100% Ekonomis
masyarakat berimbang
berbasis rukun
warga Kec.
Limapuluh
Pemberdayaan 100.000.000 100.000.000 100% Ekonomis
masyarakat berimbang
berbasis rukun
warga Kel.
Rintis
Pemberdayaan 100.000.000 100.000.000 100% Ekonomis
masyarakat bermbang
berbasis rukun
warga Kel. Tj
Rhu
Pemberdayaan 100.000.000 100.000.000 100% Ekonomis
masyarakat berimbang
berbasis rukun
warga Kel.
Sekip
Pemberdayaan 100.000.000 100.000.000 100% Ekonomis
masyarakat berimbang
berbasis rukun
warga Kel.
Pesisir
Pembangunan 350.000.000 291.836.000 83% Ekonomis
sarana,prasarana
kelurahan dan
pemberdayaan
masyarakat Kel
77

Rintis
Pembangunan 350.000.000 348.693.450 99% Ekonomis
sarana prasarana
kelurahan dan
pemberdayaan
masyarakat Kel.
Tj Rhu
Pembangunan 350.000.000 166.424.077 45% Ekonomis
sarana dan
prasarana
kelurahan dan
pemberdayaan
masyarakat Kel.
sekip
Pembangunan 350.000.000 343.930.400 98% Ekonomis
sarana dan
prasarana
kelurahan dan
pemberdayaan
masyarakat Kel.
Pesisir
Program
pengembangan
wawasan
kebangsaan
Pembinaan dan 775.741.270 645.585.000 83% Ekonomis
pengembangan
masjid paripurna
di Kota
Pekanbaru
Program
kemitraan
pengembangan
wawasan
kebangsaan
Pelaksanaan 92.225.806 84.065.700 91% Ekonomis
MTQ tingkat
kelurahan,
kecamatan dan
kota
Ekonomis 5.022.251.523 4.205.527.67 77% Ekonomis
0
Sumber : data diolah (2021)
78

Berdasarkan tabel diatas perhitungan ekonomi Kecamatan Limapuluh

Kota Pekanbaru pada tahun 2020 adalah sebesar 77% dengan perhitungan

terkecilnya sebesar 0,00% dan perhitungan terbesar sebesar 100% (ekonomis

berimbang) pada program pemberdayaan masyarakat berbasis rukun warga terdiri

dari 5 indikator kinerja keuangan. Dengan capaian dibawah 100% , maka sudah

berjalan kegiatan Kecamatan Limapuluh dengan Ekonomis dan program/kegiatan

telah dilaksanakan sesuai dengan target yang ditentukan.

4.2.2. Analisis Kinerja Keuangan pada Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru dari Rasio Efisien

Efisiensi diukur dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan

input yang digunakan. Suatu proses kegiatan operasional dikatakan efisien jika

dapat mencapai hasil produk atau jasa tertentu dengan menggunakan sumber daya

dan sarana yang sesedikit mungkin. Pengukuran organisasi sektor publik dikatakan

efisien jika dapat menghasilkan output yang maksimal dan menggunakan input

yang minimal. Efisiensi dirumuskan sebagai berikut :

output
Efisiensi = X 100%
input

Keterangan :

Output = persentase capaian kinerja

input = persentase capaian anggaran

Dengan standar efisiensi menurut (Mahsun 2016 : 187 ) :

<100% maka dinyatakan sebagai tidak efisien

=100% maka dinyatakan sebagai efisien berimbang


79

>100% maka dinyatakan sebagai efisien

Analisis dari perhitungan efisien untuk seluruh kegiatan pada program

Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru pada tahun 2018 sampai 2020 akan

diuraikan kedalam tabel yang ada di bawah ini.

a. Tahun 2018

Tabel 4.11
Perhitungan efisiensi
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Tahun 2018
Program Kegiatan Output input Tingkat Keterangan
efisiensi(%) =
(1) : (2)
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Penyediaan jasa surat 100% 100 100% Efisien
menyurat % berimbang
Penyediaan jasa komunikasi, 100% 87% 115% Efisien
sumber daya air dan listrik
Penyediaan jasa 40% 80% 50% Tidak
pemeliharaan dan perizinan efisien
kendaraan dinas
Penyediaan jasa kebersihan 100% 95% 105% Efisien
kantor
Penyediaan jasa perbaikan 100% 96% 104% Efisien
peralatan kantor
Penyediaan alat tulis kantor 100% 99% 100,39% Efisien
Penyediaan barang cetakan 100% 99% 100,23% Efisien
dan pengadaan
Penyediaan komponen 100% 96% 104% Efisien
instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor
Penyediaan bahan bacaan 100% 100 100% Efisien
dan peraturan perundang- % berimbang
undangan
Penyediaan makanan dan 100% 99% 101% Efisien
minuman
Rapat-rapat koordinasi dan 100% 67% 104% Efisien
konsultasi ke luar daerah
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
80

dan keuangan
Penyusunan laporan capaian 100% 99% 145% Efisien
kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Penyusunan laporan 100% 99% 100,33% Efisien
keuangan semesteran
Penyusunan laporan akhir 100% 99% 100,01% Efisien
tahun
Program perencanaan
pembangunan
Kegiatan musrembang 100% 95% 106% Efisien
tingkat kecamatan dan
kelurahan

Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelaksanaan pembinaan 100% 82% 122% Efisien
pemberdayaan lembaga
kemasyarakatan
Program program
pengembangan wawasan
kebangsaan
Pelaksanaan pembinaan dan 100% 99% 101% Efisien
pengembangan masjid
paripurna di kecamatan dan
kelurahan
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
pelaksanaan kegiatan MTQ 100% 97% 103% Efisien
tingkat kelurahan,
kecamatan dan kota
Program pemberdayaan
masyarakat berbasis rukun
warga (PMB-RW)
Pelaksanaan rapat koordinasi 100% 99% 101,01% Efisien
pemberdayaan dan
pemeliharaan infrastruktur
masyarakat di kelurahan
rintis
pelaksanaan rapat koordinasi 100% 99% 101,01% Efisien
pemberdayaan dan
pemeliharaan infrastruktur di
kelurahan pesisir
pelaksanaan rapat koordinasi 100% 99% 101,01% Efisien
81

pemberdayaan dan
pemeliharaan infrastruktur
masyarakat kelurahan Tj rhu
Pelaksanaan rapat 100% 99% 101,01% Efisien
koordinasi masyarakat dan
pemeliharaan infrastruktur di
kelurahan sekip
Efisien 103% Efisien
Sumber : data diolah (2021)

Berdasarkan perhitungan efisiensi Kecamatan Limapuluh Kota


Pekanbaru tahun 2018 adalah sebesar 103% dengan perhitungan terkecil 50%
pada kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas dan
perhitungan terbesar 145% pada kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja
dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD. Dengan capaian lebih dari 100% maka dapat
diartikan bahwa program kegiatan pada Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
tahun 2018 berjalan dengan efisien dan program / kegiatan telah dilaksanakan
sesuai dengan target yang ditentukan.

b. Tahun 2019
Tabel 4.12
Perhitungan efisiensi
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Tahun 2019
Program Kegiatan Output input Tingkat Keterangan
efisiensi(%) =
(1) : (2)
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Penyediaan jasa surat 90% 50% 180% Efisien
menyurat
Penyediaan jasa komunikasi, 100% 77% 130% Efisien
sumber daya air dan listrik
Penyediaan jasa 100% 86% 116% Efisien
pemeliharaan dan perizinan
kendaraan dinas
Penyediaan jasa kebersihan 100% 97% 103% Efisien
kantor
Penyediaan jasa perbaikan 100% 99% 101% Efisien
peralatan kantor
Pengadaan peralatan gedung 0 4% 0,00% Tidak
kantor efisien
82

Penyediaan alat tulis kantor 100% 100 100% Efisien


%
Penyediaan barang cetakan 100% 46% 217% Efisien
dan pengadaan
Penyediaan komponen 0 100 0,00% Tidak
instalasi listrik/penerangan % efisien
bangunan kantor
Penyediaan bahan bacaan 100% 42% 238% Efisien
dan peraturan perundang-
undangan
Penyediaan makanan dan 100% 93% 108% Efisien
minuman
Rapat-rapat koordinasi dan 100% 87% 115% Efisien
konsultasi keluar daerah
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Dokumen laporan capaian 100% 42% 238% Efisien
kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Dokumen laporan keuangan 100% 100 100% Efisien
semesteran %
Penyusunan laporan 100% 99% 101% Efisien
keuangan akhir tahun
Program perencanaan
pembangunan
Kegiatan musrembang 100% 0 0,00% Tidak
tingkat kecamatan dan efisien
kelurahan

Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Terlaksananya pembinaan 100% 80% 125% Efisien
lembaga kemasyarakatan
Program program
pengembangan wawasan
kebangsaan
Terlaksananya pembinaan 100% 84% 119% Efisien
dan pengembangan masjid
paripurna di kecamatan dan
kelurahan
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
83

Terlaksananya kegiatan 100% 99% 101% Efisien


MTQ tingkat kelurahan,
kecamatan dan kota
Program pemberdayaan
masyarakat berbasis rukun
warga (PMB-RW)
pemberdayaan masyarakat di 100% 100 100% Efisien
kelurahan rintis %
Terlaksananya rapat 100% 99% 101% Efisien
koordinasi pemberdayaan di
kelurahan pesisir
Terlaksananya rapatt 100% 99% 101% Efisien
koordinasi pemberdayaan
masyarakat dikeluruhan Tj
rhu
Terlaksananya rapat 100% 99% 101% Efisien
koordinasi masyarakat di
kelurahan sekip
Pembangunan sarana 100% 83% 120% Efisien
prasarana pemberdayaan
masyarakat kelurahan rintis
Pembangunan sarana 100% 99% 101% Efisien
prasarana dan pemberdayaan
masyarakat kelurahan Tj rhu
Pembangunan sarana 100% 48% 208% Efisien
prasarana dan pemberdayaan
kelurahan sekip
Pembangunan sarana 100% 98% 102% Efisien
prasarana dan pemberdayaan
masyarakat kelurahan pesisir
Efisien 108% Efisien
Sumber : data diolah (2021)

Berdasarkan tabel perhitungan efisien Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

tahun 2019 adalah sebesar 108% dengan perhitungan terkecil 0,00% untuk kegiatan

musrembang, kegiatan pengadaan peralatan kantor dan kegiatan pengadaan komponen

instalasi listrik dan perhitungan terbesar yaitu sebesar 238% terdapat pada kegiatan

penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar kinerja SKPD dan pada kegiatan

penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. Dengan capaian yang


84

lebih dari 100% dapat diartikan program kegiatan pada Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru tahun 2019 sudah berjalan dengan efisien dan program kegiatan telah

dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

c. Tahun 2020

Tabel 4.13
Perhitungan efisiensi
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Tahun 2020
Program kegiatan Outpu input Tingkat Keterangan
t efisiensi(%) =
(1) : (2)
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Penyediaan jasa surat 100% 100% 100% Efisien
menyurat berimbang
Penyediaan jasa 100% 65% 153% Efisien
komunikasi, sumber daya
air dan listrik
Penyediaan jasa 100% 70% 142% Efisien
pemeliharaan dan perizinan
kendaraan dinas
Penyediaan jasa kebersihan 100% 91% 109% Efisien
kantor
Penyediaan jasa perbaikan 100% .92% 108% Efisien
peralatan kantor
Penyediaan alat tulis kantor 100% 98% 102% Efisien
Penyediaan barang cetakan 100% 41% 243% Efisien
dan pengadaan
Penyediaan komponen 100% 96% 104% Efisien
instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor
Penyediaan bahan bacaan 20% 100% 20% Tidak
dan peraturan perundang- efisien
undangan
Penyediaan makanan dan 100% 66% 152% Efisien
minuman
Rapat-rapat koordinasi dan 100% 37% 270% Efisien
konsultasi ke luar daerah
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
85

dan keuangan
Dokumen laporan capaian 100% 99% 101% Efisien
kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Dokumen laporan keuangan 100% 95% 105% Efisien
semesteran
Laporan keuangan akhir 100% 95% 105% Efisien
tahun
Program perencanaan
pembangunan
Kegiatan musrembang 0.00% 0,00% 0,00% Tidak
tingkat kecamatan dan efisien
kelurahan

Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelaksanaan pembinaan 90% 94% 96% Tidak
lembaga kemasyarakatan efisien
Program program
pengembangan wawasan
kebangsaan
Terlaksananya pembinaan 90% 83% 108% Efisien
dan pengembangan masjid
paripurna di kecamatan dan
kelurahan
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Terlaksananya kegiatan 90% 91% 98% Tidak
MTQ tingkat kelurahan, efisien
kecamatan dan kota
Program pemberdayaan
masyarakat berbasis rukun
warga (PMB-RW)
pemberdayaan masyarakat 90% 83% 108% Efisien
di kelurahan rintis
pemberdayaan di kelurahan 90% 98% 91% Tidak
pesisir efisien
pemberdayaan masyarakat 90% 99% 90% Tidak
kelurahan Tj rhu efisien
Pemberdayaan masyarakat 90% 47% 191% Efisien
di kelurahan sekip
Pembangunan sarana 90% 83% 108% Efisien
prasarana dan
pemberdayaan masyarakat
86

kelurahan rintis
Pembangunan sarana 90% 99% 91% Tidak
prasarana dan efisien
pemberdayaan masyarakat
kelurahan Tj rhu
Pembangunan sarana 90% 46% 196% Efisien
prasarana dan
pemberdayaan masyarakat
di kelurahan sekip
Pembangunan sarana 90% 98% 92% Tidak
prasarana dan efisien
pemberdayaan masyarakat
di kelurahan pesisir
Efisien 119% Efisien
Sumber : data diolah (2021)

Berdasarkan tabel perhitungan efisien kecamatan limapuluh Kota

Pekanbaru tahun 2020 adalah sebesar 119% dengan perhitungan terkecil sebesar

0,00% pada kegiatan musrembang tingkat kecamatan dan kelurahan dan

perhitungan terbesar sebesar 270% pada kegiatan rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi keluar daerah. Dan terdapat 8 kegiatan yang berkriteria tidak efisien

pada kegiatan penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan,

kegiatan musrembang, pelaksanaan pembinaan lembaga kemasyarakatan dan 7

kegiatan pada program pemberdayaan rukun warga yang berkriteria tidak efisien.

Dengan capaian nilai persentase yang lebih besar 100% dapat diartikan program

kegiatan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru telah berjalan efisien dan

program/kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan target yang ditentukan.

4.2.3 Analisis Kinerja Keuangan pada Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru dari Rasio Efektivitas

Menurut Harmain (2020) Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan atau

kegagalan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Efektivitas tidak


87

menunjukkan berapa banyak yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Sebuah organisasi sektor publik efektif jika dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan. Sehingga ukuran efektif sebagai suatu standar terpenuhinya atau tidak

sasaran dan tujuan yang dicapai suatu organisasi.

outcame
Efektif = X 100%
output

Keterangan :

Outcame : Realisasi Kinerja Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

Output : Target kinerja Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

Dengan kriteria menurut (Mahsun 2016 : 188) sebagai berikut :

>100% : efektif

=100% : efektif berimbang

<100% : tidak efektif

Formulasi tersebut digunakan untuk menganalisis tingkat efektivitas yang

dilakukan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru pada Periode tahun 2018-2020

sebagai berikut :

a.Tahun 2018

Tabel 4.14
Perhitungan efektif
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
88

Tahun 2018
Program kegiatan Outpu outcame Tingkat Keterangan
t efektivitas
(%) = (1) :
(2)
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Penyediaan jasa surat 100% 100% 100% Efektif
menyurat berimbang
Penyediaan jasa 100% 100% 100% Efektif
komunikasi, sumber daya berimbang
air dan listrik
Penyediaan jasa 40% 40% 100% Efektif
pemeliharaan dan perizinan berimbang
kendaraan dinas
Penyediaan jasa kebersihan 100% 100% 100% Efektif
kantor berimbang
Penyediaan jasa perbaikan 100% 98% 102% Efektif
peralatan kantor
Penyediaan alat tulis kantor 100% 100% 100% Efektif
berimbang
Penyediaan barang cetakan 100% 100% 100% Efektif
dan pengadaan berimbang
Penyediaan instalasi 100% 100% 100% Efektif
listrik/penerangan berimbang
bangunan kantor
Penyediaan bahan bacaan 100% 100% 100% Efektif
dan peraturan perundang- berimbang
undangan
Penyediaan makanan dan 100% 100% 100% Efektif
minuman berimbang
Rapat-rapat koordinasi dan 100% 100% 100% Efektif
konsultasi keluar daerah berimbang
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Dokumen laporan capaian 100% 100% 100% Efektif
kinerja dan ikhtisar berimbang
realisasi kinerja SKPD
Dokumen laporan 100% 100% 100% Efektif
keuangan semesteran berimbang
Laporan keuangan akhir 100% 100% 100% Efektif
tahun berimbang
Program perencanaan
89

pembangunan
Kegiatan musrembang 100% 100% 100% Efektif
tingkat kecamatan dan berimbang
kelurahan

Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelaksanaan pembinaan 100% 100% 100% Efektif
lembaga kemasyarakatan berimbang
Program program
pengembangan wawasan
kebangsaan
Terlaksananya pembinaan 100% 100% 100% Efektif
dan pengembangan masjid berimbang
paripurna di kecamatan dan
kelurahan
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Terlaksananya kegiatan 100% 100% 100% Efektif
MTQ tingkat kelurahan, berimbang
kecamatan dan kota
Program pemberdayaan
masyarakat berbasis rukun
warga (PMB-RW)
Pelaksanaan rapat 100% 100% 100% Efektif
koordinasi pemberdayaan berimbang
masyarakat
pemberdayaan di kelurahan 0.00% 0.00% 0.00% Tidak
pesisir efektif
pemberdayaan masyarakat 0.00% 0.00% 0.00% Tidak
kelurahan Tj rhu efektif
Pemberdayaan masyarakat 0.00% 0.00% 0.00% Tidak
di kelurahan sekip efektif
Pembangunan sarana 100% 100% 100% Efektif
prasarana dan berimbang
pemberdayaan masyarakat
kelurahan rintis
Pembangunan sarana 100% 100% 100% Efektif
prasarana dan berimbang
pemberdayaan masyarakat
kelurahan Tj rhu
Pembangunan sarana 100% 100% 100% Efektif
prasarana dan berimbang
pemberdayaan masyarakat
90

di kelurahan sekip
Pembangunan sarana 100% 100% 100% Efektif
prasarana dan berimbang
pemberdayaan masyarakat
di kelurahan pesisir
Efektivitas 100% Efektif
berimbang

Sumber : data olahan (2021)

Berdasarkan tabel perhitungan efektif Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru tahun 2018 adalah sebesar 100% dengan perhitungan terkecil sebesar

0.00% pada program pemberdayaan masyarakat berbasis rukun warga dan

perhitungan terbesar yaitu 100% hampir di semua kegiatan efektif berimbang di

tahun 2018. Dengan capaian nilai persentase yang 100% maka dapat diartikan

bahwa program kegiatan pada Kecamatan Limapuluh tahun 2018 dikategorikan

sebagai efektif berimbang dan program/kegiatan Kecamatan Limapuluh telah

dilaksanakan sesuai dengan target yang ditentukan.

Peneliti juga melakukan perhitungan efektif pada program/kegiatan di

tahun 2019 dan di tahun 2020. Berikut perhitungan efektif pada program/kegiatan

Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru di tahun 2019 :

b. Tahun 2019
91

Tabel 4.15
Perhitungan Efektif
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Tahun 2019
Program kegiatan Outpu outcame Tingkat Keterangan
t efektivitas
(%) = (1) :
(2)
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Penyediaan jasa surat 100% 100% 100% Efektif
menyurat berimbang
Penyediaan jasa 100% 100% 100% Efektif
komunikasi, sumber daya berimbang
air dan listrik
Penyediaan jasa 100% 100% 100% Efektif
pemeliharaan dan perizinan berimbang
kendaraan dinas
Penyediaan jasa kebersihan 100% 100% 100% Efektif
kantor berimbang
Penyediaan jasa perbaikan 100% 100% 100% Efektif
peralatan kantor berimbang
Penyediaan alat tulis kantor 100% 100% 100% Efektif
berimbang
Penyediaan barang cetakan 100% 100% 100% Efektif
dan pengadaan berimbang
Penyediaan komponen 100% 100% 100% Efektif
instalasi listrik/penerangan berimbang
bangunan kantor
Penyediaan bahan bacaan 0.00% 100% 0.00% Tidak
dan peraturan perundang- efektif
undangan
Penyediaan makanan dan 100% 100% 100% Efektif
minuman berimbang
Rapat-rapat koordinasi dan 100% 100% 100% Efektif
konsultasi keluar daerah berimbang
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Dokumen laporan capaian 100% 100% 100% Efektif
kinerja dan ikhtisar berimbang
realisasi kinerja SKPD
Dokumen laporan 100% 100% 100% Efektif
keuangan semesteran berimbang
92

Laporan keuangan akhir 100% 100% 100% Efektif


tahun berimbang
Program perencanaan
pembangunan
Kegiatan musrembang 100% 0.00% 0.00% Tidak
tingkat kecamatan dan efektif
kelurahan

Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelaksanaan pembinaan 100% 100% 100% Efektif
lembaga kemasyarakatan berimbang
Program program
pengembangan wawasan
kebangsaan
Terlaksananya pembinaan 100% 100% 100% Efektif
dan pengembangan masjid berimbang
paripurna di kecamatan dan
kelurahan
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Terlaksananya kegiatan 100% 100% 100% Efektif
MTQ tingkat kelurahan, berimbang
kecamatan dan kota
Program pemberdayaan
masyarakat berbasis rukun
warga (PMB-RW)
pemberdayaan masyarakat 100% 0.00% 0.00% Tidak
di kelurahan rintis efektif
pemberdayaan di kelurahan 100% 0.00% 0.00% Tidak
pesisir efektif
pemberdayaan masyarakat 100% 0.00% 0.00% Tidak
kelurahan Tj rhu efektif
Pemberdayaan masyarakat 100% 0.00% 0.00% Tidak
di kelurahan sekip efektif
Pembangunan sarana 100% 0.00% 0.00% Tidak
prasarana dan efektif
pemberdayaan masyarakat
kelurahan rintis
Pembangunan sarana 100% 0.00% 0.00% Tidak
prasarana dan efektif
pemberdayaan masyarakat
kelurahan Tj rhu
Pembangunan sarana 100% 0.00% 0.00% Tidak
93

prasarana dan efektif


pemberdayaan masyarakat
di kelurahan sekip
Pembangunan sarana 100% 0.00% 0.00% Tidak
prasarana dan efektif
pemberdayaan masyarakat
di kelurahan pesisir
Efektivitas 61.7% Tidak
efektif
Sumber : data olahan (2021)

Berdasarkan tabel perhitungan efektif Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru tahun 2019 adalah sebesar 61.7% dengan perhitungan terkecil sebesar

0.00% pada program pemberdayaan masyarakat berbasis rukun warga dengan 9

indikator kinerja dan perhitungan terbesar 100% pada program pelayanan

administrasi kantor dan program peningkatan pengembangan capaian kinerja dan

keuangan di tahun 2019. Dengan capaian nilai persentase yang kurang dari 100%

maka dapat diartikan program kegiatan Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

dikategorikan tidak efektif, dan program/kegiatan telah dilaksanakan sesuai

dengan target yang ditentukan.

Peneliti juga melakukan perhitungan efektif pada program/kegiatan di

tahun 2020. Berikut perhitungan efektif program/kegiatan di Kecamatan

Limapuluh Kota Pekanbaru tahun 2020.

c. Tahun 2020
Tabel 4.16
Perhitungan Efektif
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
94

Tahun 2020
Program kegiatan Output Outcam Tingkat Keterangan
e efektivitas
(%) = (1) :
(2)
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Penyediaan jasa surat 100% 100% 100% Efektif
menyurat berimbang
Penyediaan jasa 100% 100% 100% Efektif
komunikasi, sumber daya berimbang
air dan listrik
Penyediaan jasa 100% 100% 100% Efektif
pemeliharaan dan berimbang
perizinan kendaraan dinas
Penyediaan jasa 100% 100% 100% Efektif
kebersihan kantor berimbang
Penyediaan jasa perbaikan 100% 100% 100% Efektif
peralatan kantor berimbang
Penyediaan alat tulis 100% 100% 100% Efektif
kantor berimbang
Penyediaan barang cetakan 100% 100% 100% Efektif
dan pengadaan berimbang
Penyediaan komponen 20% 100% 20% Tidak
instalasi listrik/penerangan efektif
bangunan kantor
Penyediaan bahan bacaan 100% 100% 100% Efektif
dan peraturan perundang- berimbang
undangan
Penyediaan makanan dan 100% 100% 100% Efektif
minuman berimbang
Rapat-rapat koordinasi dan 100% 100% 100% Efektif
konsultasi keluar daerah berimbang
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Dokumen laporan capaian 100% 100% 100% Efektif
kinerja dan ikhtisar berimbang
realisasi kinerja SKPD
Dokumen laporan 100% 100% 100% Efektif
keuangan semesteran berimbang
Laporan keuangan akhir 100% 100% 100% Efektif
tahun berimbang
Program perencanaan
95

pembangunan
Kegiatan musrembang 0.00% 0.00% 0.00% Tidak
tingkat kecamatan dan efektif
kelurahan

Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelaksanaan pembinaan 90% 100% 90% Tidak
lembaga kemasyarakatan efektif
Program program
pengembangan wawasan
kebangsaan
Terlaksananya pembinaan 90% 100% 90% Tidak
dan pengembangan masjid efektif
paripurna di kecamatan
dan kelurahan
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Terlaksananya kegiatan 90% 100% 90% Tidak
MTQ tingkat kelurahan, efektif
kecamatan dan kota
Program pemberdayaan
masyarakat berbasis rukun
warga (PMB-RW)
Pelaksanaan dan 90% 100% 90% Tidak
koordinasi pemberdayaan efektif
masyarakat
Pembangunan sarana 90% 100% 90% Tidak
prasarana dan efektif
pemberdayaan masyarakat
kelurahan rintis
Pembangunan sarana 90% 100% 90% Tidak
prasarana dan efektif
pemberdayaan masyarakat
kelurahan Tj rhu
Pembangunan sarana 90% 100% 90% Tidak
prasarana dan efektif
pemberdayaan masyarakat
di kelurahan sekip
Pembangunan sarana 90% 100% 90% Tidak
prasarana dan efektif
pemberdayaan masyarakat
di kelurahan pesisir
Efektivitas 89% Tidak
96

efektif
Sumber : data diolah (2021)

Berdasarkan tabel perhitungan efektif Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

tahun 2020 adalah sebesar 89% dengan perhitungan terkecil sebesar 0.00% pada

kegiatan musrembang tingkat kecamatan dan perhitungan terbesar 100% pada

program pelayanan administrasi perkantoran dengan 11 indikator kinerja, dan juga

pada program peningkatan sistem pelaporan capaian kinerja dengan 3 indikator

dan 90% pada program pemberdayaan masyarakat berbasis rukun warga dengan 9

indikator di atas. Dengan capaian kurang dari 100% maka dapat diartikan bahwa

program kegiatan Kecamatan limapuluh Kota Pekanbaru tahun 2020

dikategorikan tidak efektif, dan program/kegiatan telah dilaksanakan sesuai

dengan target yang ditentukan.

4.3 Pembahasan

Kinerja Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru yang di ukur dengan

menggunakan Value for Money mengalami kenaikan dan penurunan dan

hasil data berdasarkan program/kegiatan yang dilaksanakan Kecamatan

Limapuluh Kota Pekanbaru dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.17
Pengukuran tingkat ekonomi, efisien dan efektif
Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru
Tahun 2018-2020
97

Kriteria Tahun Hasil pengukuran Keterangan


Ekonomis 2018 93% Ekonomis
2019 76% Ekonomis
2020 77% Ekonomis
Efisien 2018 103% Efisien
2019 108% Efisien
2020 119% Efisien
Efektif 2018 100% Efektif berimbang
2019 62% Tidak efektif
2020 89% Tidak efektif

1. Rasio Ekonomi

Dapat dilihat pada tahun 2018 sampai dengan 2020 Kinerja Keuangan

yang diukur menggunakan metode value for money pada program kinerja

Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru sudah berkategoris ekonomis. Pada tahun

2018 terdapat 3 kegiatan yang ekonomis berimbang yaitu pada kegiatan

penyediaan surat menyurat, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-

undangan dan bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan.

Pada tahun 2019 terdapat 2 kegiatan dari 28 kegiatan di tahun 2019 yang

ekonomis berimbang yaitu pada kegiatan penyediaan alat tulis kantor dan

penyediaan makanan dan minuman. Pada tahun 2020 terdapat 7 kegiatan yang

berkriteria ekonomis berimbang yaitu pada kegiatan penyediaan jasa surat

menyurat, penyediaan bahan bacaan dan peraturan serta pada program kegiatan

pemberdayaan masyarakat berbasis rukun warga, meskipun di tahun 2019 dan

2020 mengalami penurunan nilai persentase namun hal ini menunjukan bahwa
98

anggaran serta realisasi pada tahun 2018 sampai 2020 sudah dijalankan sesuai

dengan yang ditetapkan dan Kecamatan Limapuluh telah mampu menggunakan

anggaran dengan hemat dan bisa dikatakan ekonomis. Faktor yang mempengaruhi

tingkat keberhasilan ekonomis yaitu bagaimana kemampuan dalam mengelola

keuangannya kemudian menghasilkan sebuah kegiatan yang berjalan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat (Rinaldy, 2018).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Purwiyanti, 2017)

yang menyatakan pengukuran rasio ekonomi pada pekerjaan irigasi Donggala

Kodi mayoritas pekerjaan yang dilakukan pada pekerjaan irigasi Donggala Kodi

telah terjadi penghematan. Dan penelitian ini juga sesuai dengan penelitian (Rai

Dwi Andayani W, 2019) yang menyatakan pengukuran rasio ekonomi pada

pekerjaan irigasi Kabupaten Badung, mayoritas pekerjaan yang dilakukan pada

pekerjaan irigasi Kabupaten Badung telah terjadi penghematan atau berkategori

ekonomis.

2. Rasio Efisiensi

Pengukuran efisien pada LAKIP Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

tahun 2018 sampai dengan 2020 menggunakan metode value for money pada

kinerja Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru sudah termasuk kedalam kategori

yang efisien. Ini berarti hasil perhitungan tingkat efisien nya yang lebih dari

persentase 100%. Pada tahun 2018 terdapat 12 kegiatan yang dikategorikan

efisien, 1 kegiatan dikategorikan efisien berimbang dan 1 kegiatan dikategorikan

tidak efisien yaitu pada kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan

kendaraan dinas.
99

Pada tahun 2019 ada 24 kegiatan yang efisien dan 3 kegiatan yang

dikategorikan tidak efisien yakni pada kegiatan pengadaan peralatan gedung

kantor, penyediaan barang cetakan dan pengadaan serta pada kegiatan

musrembang tingkat kecamatan dan kelurahan.

Pada tahun 2020 ada 17 kegiatan dikategorikan efisien, 1 berkategori

efisien berimbang dan 8 berkategori tidak efisien yaitu pada kegiatan penyediaan

bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, pada kegiatan musrembang

tingkat kecamatan dan kelurahan, pada kegiatan pelaksanaan pembinaan lembaga

kemasyarakatan,, kegiatan pelaksanaan kegiatan MTQ tingkat kelurahan,

kecamatan dan kota serta kegiatan pemberdayaan masyarakat di kelurahan pesisir

dan Tj Rhu dan pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana di kelurahan Tj

Rhu dan pesisir. Efisien membandingkan input dengan output. Suatu organisasi

dapat dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan input yang rendah (Pratama,

2021)

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Indriyani, 2018) yang

menyatakan kinerja Pemerintah Kota Lhokseumawe telah efisien dan hasil

penelitian tidak sesuai menurut (Maryanti & Munandar, 2021) yang mengatakan

bahwa ingkat efisiensi performa keuangan Pemkot Surabaya tahun 2015 sampai

dengan tahun 2019 kurang efisien. Ketidak efisiensinya anggaran pemerintah

daerah Kota Surabaya disebabkan karena pemborosan di beberapa sektor yang

tidak semestinya terjadi.

3. Rasio efektivitas
100

Pengukuran tingkat efektif pada LAKIP Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru tahun 2018 sampai 2020 menggunakan metode value for money pada

kinerja Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru di tahun 2018 sudah berkategori

efektif berimbang atau dengan nilai persentase 100% sedangkan di tahun 2019

dikategorikan tidak efisien dengan persentase sebesar 62%, terdapat 10 kegiatan

yang berkriteria tidak efektif dan di tahun 2020 berkategori cukup efektif dengan

persentase sebesar 89% terdapat 8 kegiatan yang tidak efektif. Dimana Kecamatan

Limapuluh belum mencapai seluruh program kinerja dengan baik sesuai dengan

target yang ditentukan , tetapi hal ini menunjukan bahwa pencapaian hasil suatu

kegiatan program yang ditentukan sudah berjalan dengan baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan (Solihin, 2019) yang menyatakan

bahwa kinerja Politeknik TEDC Bandung periode 1 September 2017 s/d 31

Agustus 2018 ditinjau dari sudut pandang efektivitas adalah cukup efektif yaitu

sebesar 85%. Dan penelitian ini juga sesuai dengan (Syahputra & Rahmat, 2021)

yang menyatakan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Sumbawa

Tahun Anggaran 2015-2019 dapat dikatakan cukup efektif karena rata- rata hasil

perhitungan rasio berada di angka 99,74%.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Tingkat ekonomi tahun 2018 sampai 2020 dikategorikan sebagai ekonomi

karena berada dibawah rasio 100%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

pengelolaan anggaran Kecamatan Limapuluh sudah melakukan sumber

daya finansial yang seminimal mungkin dalam merealisasikan anggaran

untuk program/kegiatan meskipun di tahun 2019 dan 2020 mengalami

penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya tetapi

Kecamatan Limapuluh masih mampu menggunakan anggaran sesuai

dengan yang di targetkan.

2. Tingkat efisien untuk realisasi anggaran di tahun 2018 sampai tahun 2020

berada di kategori efisien dikarenakan hasil rasio efisien menunjukkan

lebih dari 100%. Hal ini menunjukkan Kecamatan Limapuluh dalam

pengelolaan program/kegiatan sudah efisien dalam penggunaan dana yang

minimum untuk mencapai hasil yang maksimum.

3. Dilihat dari tingkat efektif, Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru untuk

tahun 2018 udah dikategori sebagai efektif berimbang yang mana target

dengan apa yang ingin dicapai sudah sesuai dengan yang ditetapkan

namun di tahun 2019 dan 2020 tingkat efektifnya dikategorikan tidak

101
102

efektif karena banyak kegiatan yang tidak didanai atau dana nya dialihkan

karena adanya dampak Covid -19 yang menyebabkan target dengan apa

yang ingin dicapai belum sesuai dengan yang ditetapkan..

4. Akuntabilitas kinerja keuangan di Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru

belum memenuhi prinsip value for money.

5.2 Saran

Saran yang penulis sampaikan untuk Kecamatan Limapuluh Kota

Pekanbaru sebagai berikut :

1. Dilihat dari tingkat ekonomi, Kecamatan Limapuluh diharapkan dapat

mempertahankan dan meningkatkan kinerja pada setiap program/kegiatan

sehingga dapat memaksimalkan kinerja pada program/kegiatan agar

terlaksana sesuai target dan tujuan yang diharapkan

2. Dilihat dari efisien, Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru harus tetap

dan akan terus memperhatikan perencanaan dan pengendalian realisasi

anggaran belanjanya dan secara keseluruh rasio efisiensi sudah

dikategorikan sebagai efisien di tahun 2018 sampai dengan 2020.

3. Dilihat dari tingkat efektif, Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru di

tahun 2018 hasil perhitungan sudah efektif berimbang namun di tahun

2019 dan 2020 hasilnya tidak efektif karena masih ada kegiatan/program

yang belum dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan. Untuk tahun

selanjutnya Kecamatan Limapuluh Kota harus dapat meningkatkan

kinerjanya agar tercipta tata kelola pemerintah yang baik ( good

governance).
103

Anda mungkin juga menyukai