Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha Pecah Belah Di Kecamatan Tenayan Raya Dan Kecamatan Sail Kota Pekanbaru
Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha Pecah Belah Di Kecamatan Tenayan Raya Dan Kecamatan Sail Kota Pekanbaru
Oleh:
MUHAMMAD FARHAN
NPM:165310794
Tujuan dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi yang
dilakukan oleh pengusaha toko pecah belah apakah telah sesuai dengan konsep dasar akuntansi
dalam menjalankan usahanya.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail Kota Pekanbaru
Riau, sehubung dengan penelitian ini, yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Usaha Pecah
Belah di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini yaitu data primer dan data sekunder.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
terstruktur dan dokumentasi.Selanjutnya setelah data diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode statistik deskriptif.
Dari hasil survei yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan akuntansi pada
usaha Toko Pecah Belah di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail Kota Pekanbaru belum
sesuai dengan konsep dasar akuntansi.
Kata Kunci: Kesatuan usaha, Kelangsungan usaha, Periode waktu dan Penandingan
i
ABSTRACK
The purpose of this research is to find out the application of accounting carried out by
Divisive Effort store entrepreneurs whether it has been in accordance with the basic concept of
accounting in running their business.
This research was conducted in Tenayan Raya and Sail District of Pekanbaru Riau City, in
connection with this research, which was used as an object of research is the Divisive Effort
Business in Tenayan Raya and Sail District. The data collected in this study is primary data and
secondary data. Data collection techniques are conducted with structured interviews and
documentation. Furthermore, after the data is obtained then analyzed using descriptive statistical
methods.
Based on the results of the study, it can be concluded that the application of accounting in
the business of Divisive Effort in Tenayan Raya and Sail District Pekanbaru city has not been in
accordance with the basic concept of accounting.
Keywords: entity theory, going concern, time periode and matching concept
BAB I
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu usaha yang turut
sektor yang memiliki peranan penting karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup
dalam usaha kecil baik sektor tradisional maupun modern. Usaha kecil ini selain memiliki
arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk pemerataan hasil pembangunan
yang telah dicapai. UMKM menyediakan kesempatan kerja dan pendapatan yang cukup
bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi salah satu permasalahan yang dihadapi
potensi yang besar jika hal ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik yang
tentunya akan dapat mewujudkan usaha menengah yang tangguh. Informasi akuntansi
mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk
bagi usaha kecil. Selama ini masih banyak UMKM yang belum memahami arti penting
akuntansi yang terimplementasi dalam laporan keuangan, padahal hal tersebut sangat besar
perusahaan kecil, menengah dan koperasi justru lebih banyak dibandingkan dengan
perusahaan besar. Saat ini banyak UMKM yang mengalami kesulitan untuk memperoleh
Akuntansi juga berperan penting dalam kemajuan suatu usaha kecil. Tetapi, selama ini
masih banyak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang belum memahami arti
1
2
penting akuntansi yang terimplementasi dalam laporan keuangan, padahal hal tersebut
menunjukkan jumlah perusahaan kecil, menengah dan koperasi justru lebih banyak di
bandingkan dengan perusahaan besar. Tetapi, pada saat ini banyak UMKM yang mengalami
kesulitan untuk memperoleh kredit. Terbatasnya akses terhadap pembiayaan dan kredit
untuk UMKM terlihat dari rendahnya alokasi pinjaman yang diterima sektor tersebut,
berdasarkan data Asian Development Bank pada tahun 2014 menunjukkan bahwa UMKM
hanya menerima sebesar 18,9 persen dari seluruh total pinjaman perbankan yang beredar di
tahun 2012 (Juita, 2016). Setelah ditelusuri mengapa UMKM kesulitan mendapatkan
pinjaman dari bank, jawabannya mereka belum pernah melakukan pencatatan transaksi
keuangan secara tepat, mereka tidak memahami tentang pembukuan dan laporan keuangan
karena bagi mereka yang terpenting adalah mendapatkan keuntungan dari usahanya (Aini &
Rifani, 2015).
keuangan untuk periode tertentu (Soemarso:2009). Proses akuntansi ini terdiri dari
akuntansi, terdapat dua dasa rpencatatan yaitu dasar kas (cashbasic) dan dasar akrual
(acrual basic). Dasar kas merupakan dasar pecatatan yang mengakui dan mecatat transaksi
saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran kas, sedangkan pada dasar akrual adalah dasar
pencatatan yang mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut.
Keuangan- Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK-EMKM ; 2016:08) yaitu laporan
keuangan minimum terdiri dari : Laporan posisi keuangan pada akhir periode, Laporan
3
laba rugi, Catatan atas laporan keuangan yang berisi; tambahan dan rincian pos-pos
Dalam penerapan akuntansi didasarkan dengan prinsip dan konsep dasar akuntansi,
adapun konsep dasar dan strukturr akuntansii menurut Rudiantoo(2010:;20) antara lain : a)
Kesatuan usaha khusus (Economis Entity) adalah suatu perusahaan dipandang sebagai suatu
unit usaha yang terpisah dengan pemiliknya serta unit bisnis lainnya atau memisahkan
transaksi usaha dengan dasar personal yang dilakukan pemiliknya. b) Dasar pencatatan : ada
dua macam dasar pencatatan dalam akuntansi yang dipakai dalam mencatat transaksi
Pada Usaha Toko Tas di plaza Sukaramai Pekanbaru, menyimpulkan bahwa penerapan
akuntansi yang dilakukan oleh para pengusaha toko tas ini belum dapat menghasilkan
Sehubungan dengan hal diatas, penulis melakukan penelitian pada tahun 2021
mengenai usaha Pecah Belah yang belum pernah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya,
adapun alasan penulis melakukan penelitian ini karena peran UMKM sangat penting
sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dari hasi survey yang langsung
dilakukan di Kecamatan Tenayan Raya dan kecamatan sail Kota Pekanbaru ditemukan 33
usaha Pecah Belah dan mengambil 5 survei awal usaha Pecah Belah yang berada di
Pada survei pertama dilakukan pada usaha Pecah Belah Rizky Manalu (Lampiran 3)
yang berada di jalan Hangtuah Ujung dari data yang diperoleh usaha ini melakukan
pencatatan pemasukan (penjualan pecah belah ) dan pengeluaran kas ( biaya listrik,
pembayaran biaya koneksi internet/speedy. kedalam satu buku catatan harian, tidak
4
melakukan pemisahan pencatatan keuangan pecah belah antara keuangan pribadi dengan
keuangan usaha. Dalam melakukan pencatatan penjualan usaha menggunakan buku biasa
Pada survei kedua dilakukan pada Toko Mekar Indah (Lampiran 4) yang berada di
jalan Lintas Timur, usaha ini hanya melakukan pencatatan pemasukan penjualan barang,
sedangkan pemasukan diluar misalnya bensin di tepi jalan dicatat kedalam pencatatan harian
buku kas. Tetapi dalam hal ini pemilik usaha tidak mempublikasikan kepada penulis tentang
hasil pendapatan, bukti transaksi pengeluaran selama berjalannya usaha Pecah belah. Biaya
pengeluarannya seperti gaji perbulan empat anggota yang bekerja, biaya koneksi internet
perbulan, pendapatan harian ,biaya keperluan usaha pecah belah ini dan biaya pribadinya
Pada survei ketiga yang dilakukan pada usaha Maju Jaya (Lampiran 5) jalan Lintas
Sumatera, usaha ini melakukan pencatatanya kedalam buku laporan harian yang hanya
mencatat transaksi bila uang kas telah diterima atau dikeluarkan. Dalam buku laporan harian
ini pemilik usaha atau anggota yang bekerja mencatat biaya penjualan barang dagang ke
dalam satu buku catatan harian dan uang masuk kedalam catatan yang berbeda dan
dikurangi dengan belanja pribadi pemili. Usaha ini melakukan penggabungan pencatatan
pemasukan dengan pengeluaran pribadi dan anggota yang bekerjanya. Pengeluaran biaya
seperti biaya tagihan listrik tidak dicatat kedalam buku catatan harian hanya menggunakan
Pada survei keempat yang dilakukan pada usaha Devin (Lampiran 6) di jalan Imam
Munandar dalam menjalankan usahanya pemilik melakukan pencatatan penerimaan kas dan
pengeluaran kas dalam satu buku kas harian. Adapun penerimaan kas berupa penjualan
tunai serta pengeluaran uang kas seperti uang makan anggota yang bekerja, biaya listrik dan
5
rokok. Untuk perhitungan laba ruginya pemilik tidak melakukannya, tetapi pemilik hanya
Dan yang terahkir pada usaha Pecah Belah Agung Kencana (Lampiran7) yang
menjalankan usahanya dijalan Hangtuah, dari data yang diperoleh oleh usaha ini hanya
melakukan pencatatan pemasukan penjualan barang dagang oleh pengunjung kedalam buku
biasa berbentuk catatan serta belanja anggota yang bekerja sedangkan biaya biaya seperti
mengenai usaha Pecah Belah yang dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul Analisis
Penerapan Akuntansi Pada Usaha Pecah Belah di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan
akuntansi yang dilakukan oleh Usaha Pecah Belah di Kecamatan Tenayan Raya dan
Kecamatan Sail Kota Pekanbaru telah menerapkan Konsep-konsep dasar akuntansi yang
belaku umum.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan
akuntansi yang dilakukan oleh Usaha Pecah Belah di Kecamatan Tenayan Raya dan di
Kecamatan Sail Kota Pekanbaru dengan Konsep-konsep Akuntansi yang berterima umum
A. Bagi penulis sendiri menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sehubungan dengan
6
B. Bagi usaha kecil pecah belah, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan
C. Bagi penulis berikutnya, sebagai referensi dan topik yang sama pada masa yang
akan dating
BAB I : PENDAHULUAN
penelitian.
berasal dari kata asing accounting yang artinya adalah menghitung atau
bahasa inggris.
mengidentifikasi dan mencatat peristiwa ekonomi dan bisnis yang terjadi, tetapi
agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, atau pemiliknya. Bagi manajemen
8
9
dalam membuat keputusan ekonomi untuk membuat pilihan yang tepat di antara
informasi yang baik.\Dalam hal ini penerapan akuntansi ini ada hal-hal yang
yaitu :
dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya.
sebagai suatu usaha bisnis yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik. Harus ada
Konsep periode waktu adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa akuntansi
waktu. Tujuan agar laporan keuangan yang disajikan menjadi laporan keuangan
Menurut Ifat Fauziah (2017:13) konsep kelangsungan usaha adalah konsep yang
dibandingkan dengan biaya biaya yang ditimbulkan untuk mendapatkan laba dari
pendapatan yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi
Kelebihan itu disebut laba bersih. Jika beban melebihi pendapatan disebut laba
bersih
e. Dasar Pencatatan
Ada dua macam dasar pencatatan dalam akuntansi yang dipakai dalam
dan biaya,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
(SAK EMKM 2016:1) bertujuan digunakan oleh entitas, mikro, kecil menengah.
Emtitas mikro, kecil dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik
yang signifikan.
Laporan keuangan yang wajar SAK EMKM (2016: 7) antara lain dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penyajian Wajar
keputusan.
dengan tepat apa yang harus disajikan dan bebas dari salah saji dan
kecenderungan material.
kinerjanya.
yang cukup dan kemauan untuk mempelajari informasi dengan uji tuntas
pernyataan jelas dan implisit tentang kepatuhan terhadap SAK EMKM dalam
sudah terpenuhi terhadap SAK EMKM, kecuali jika laporan keuangan sesuai
3. Frekuensi Pelaporan
14
a. Perubahan penting telah dibuat pada sifat operasi entitas atau jika
akuntansi atau:
5. Informasi kompratif
digunakan dalam proses laporan keuangan saat ini (SAK EMKM 2016:8).
6. Laporan Keuangan
g) Ekuitas.
SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan pos yang disajikan.
Namun, entitas dapat menyajikan pos aset berdasarkan likuiditas dan pos
a. Pendapatan;
b. Beban keuangan;
c. Beban pajak.
Laporan laba rugi mencakup pendapatan dan beban diakui dalam satu
keuangan.
laporan keuangan. Selain itu, entitas dengan jelas mengidentifikasi informasi dan
EMKM:2016)
ENTITAS
31 DESEMBER 20X8
Deposito
LIABILITAS
EKUITAS
2.2 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail , Kota
Pekanbaru. Objek penelitian ini adalah Usaha Toko Pecah Belah di Kec. Tenayan raya dan
Kec. Sail.
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:38). Variabel dalam penelitian ini adalah
konsep dasar penerapan akuntansi pada usaha took harian, yaitu unutuk mengetahui sudah
sejauh mana pengusaha toko harian memahami tentang konsep-konsep dasar akuntansi dan
Tenayan Raya dan di Kecamatan Sail Kota Pekanbaru yang berjumlah 33 Usaha sebagai
populasi di tabel 3.1 dan diambil seluruh jumlah sampel di tabel 3.1
Tabel III.1
Populasi Usaha Toko Pecah Belah di Kec. Tenayan raya dan Kecamatan Sail Kota
Pekanbaru
18
19
penelitian ini adalah metode sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel yang
mana semua anggota populasi digunakan menjadi sampel atau istilah lain dari
sampel ini adalah sensus. Daftar Usaha Pecah Belah di Kecamatan Tenayan
Raya dan di Kecamatan Sail Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 3.1
Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder yaitu
sebagai berikut:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden seperti
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait
dengan penelitian ini yaitu berupa data dan jumlah sampel pengusaha kecil Toko
20
21
1. Wawancara Terstruktur
2. Dokumentasi.
Pecah Belah di Kec. Tenayan raya dan Kecamatan Sail telah menerapkan konsep
dan prinsip dasar akuntansi, kemudian dapat ditarik kesimpulan untuk disajikan
Dalam penelitian ini penulis menjadikan pengelola Toko Pecah Belah yang
berada di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail Kota Pekanbaru sebagai
resoponden dari penelitian ini. Gambaran umum mengenai responden ini akan di
jabarkan data yang diperoleh dari penelitian ini yang telah dilakukan pada 33
responden.
Adapun gambaran umum tentang Toko Pecah Belah yang berada di Kecamatan
Tenayan Raya dan Kecamatan Sail Kota Pekanbaru yang menjadi sampel dalam
Jumlah
Lama
NO NAMA USAHA Anggota yang Modal Awal
bekerja Usaha
Toko Pecah Belah Rizky 2 Anggota
1 6 Tahun Rp10.000.000
Manalu yang bekerja
2 Anggota
2 Duralex Pecah Belah 5 Tahun Rp15.000.000
yang bekerja
3 Anggota
3 Keysa Pecah Belah 10 Tahun Rp12.000.000
yang bekerja
1 Anggota
4 Toko Mekar Indah 8 Tahun Rp9.000.000
yang bekerja
1 Anggota
5 Toko Maju Jaya 11 Tahun Rp10.000.000
yang bekerja
2 Anggota
6 Toko Sinar Surya 6 Tahun Rp10.000.000
yang bekerja
Toko Pecah Belah Agung 0 Anggota
7 7 Tahun Rp18.000.000
Kencana yang bekerja
2 Anggota
8 Toko Pecah Belah Devin 4 Tahun Rp15.000.000
yang bekerja
22
23
1 Anggota
30 Toko Pecah Belah Bambang 8 Tahun Rp16.000.000
yang bekerja
2 Anggota
31 Riyan Pecah Belah 5 Tahun Rp20.000.000
yang bekerja
3 Anggota
32 Toko Pecah Belah Kiki 5 Tahun Rp26.000.000
yang bekerja
0 Anggota
33 Anugrah Pecah Belah 10 Tahun Rp29.000.000
yang bekerja
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Jenjang pendidikan
No Jenjang pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Tamat SMA/SMK 18 54,55%
2 Tamat D3 6 18,18%
3 Tamat S1 9 27.27%
Jumlah 33 100%
Sumber : Data Hasil Penelitian Lapangan
belah yang berada di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail paling banyak
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Lama Berusaha
No Lama Berusaha (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1. 1-5 12 36,36%
2. 6-10 17 51,52%
3. 11-15 4 12,12%
Jumlah 33 100%
Sumber : Data Hasil Penelitian Lapangan
Dari hasil survei 4.3 yang menunjukkan jumlah paling banyak responden
dalam menjalakan usahanya yaitu 6-10 tahun yang berjumlah 17 responden atau
sebesar 51,52%, sementara usaha yang berjalan 1-5 tahun berjumlah 12 responden
atau sebesar 36,36%. Dan usaha yang berjalan selama 11-15 tahun berjumlah 4
kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail, diketahui bahwa pemilik usaha
memiliki modal yang berbeda beda dalam menjalankan usahanya. Dapat dilihat pada
Tabel 4.4
Modal Usaha Responden
No Modal Usaha (Rp) Jumlah Persentase (%)
1. Rp.1.000.000-Rp.10.000.000 4 12,12%
2. Rp.11.000.000-Rp.20.000.000 17 51,52%
3. Rp.21.000.000-Rp.30.000.000 12 36,36%
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan
Dari hasil survei dilihat bahwa modal usaha yang dimiliki responden dalam
26
Dapat diketahui dari hasil penelitian lapangan diatas jumlah modal usaha
Berikut merupakan data jumlah anggota yang bekerja yang dimiliki Pecah
Belah di kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail, disajikan dalam bentuk table
4.5 :
Tabel 4.5
Distribusi Responden Dirinci Menurut Jumlah Anggota yang bekerja
Jumlah Anggota yang
NO NAMA USAHA
bekerja
2 Anggota yang
1 Toko Pecah Belah Rizky Manalu
bekerja
2 Anggota yang
2 Duralex Pecah Belah
bekerja
3 Anggota yang
3 Keysa Pecah Belah
bekerja
1 Anggota yang
4 Toko Mekar Indah
bekerja
1 Anggota yang
5 Toko Maju Jaya
bekerja
2 Anggota yang
6 Toko Sinar Surya
bekerja
7 Toko Pecah Belah Agung Kencana 0 Anggota yang
27
bekerja
2 Anggota yang
8 Toko Pecah Belah Devin
bekerja
1 Anggota yang
9 Toko Pecah Belah Sari Bintang
bekerja
1 Anggota yang
10 Rizky Pecah Belah
bekerja
2 Anggota yang
11 Kevin Pecah Belah
bekerja
2 Anggota yang
12 Berkah Pecah Belah 1
bekerja
2 Anggota yang
13 Toko Pecah Belah Harapan Baru
bekerja
0 Anggota yang
14 Toko Sejahtera
bekerja
0 Anggota yang
15 Toko Luhut Jaya
bekerja
3 Anggota yang
16 Toko Pecah Belah Cantika
bekerja
2 Anggota yang
17 Toko Pecah Belah RZA
bekerja
1 Anggota yang
18 Toko Pecah Belah Sari Bulan
bekerja
1 Anggota yang
19 Toko Pecah Belah Budi
bekerja
1 Anggota yang
20 Toko Mitra Sejati
bekerja
1 Anggota yang
21 Toko Azura
bekerja
2 Anggota yang
22 Grosir Karpet dan Pecah Belah
bekerja
2 Anggota yang
23 Andi PB 1
bekerja
0 Anggota yang
24 Pecah Belah Mitra Anugrah
bekerja
0 Anggota yang
25 Rama Pecah Belah
bekerja
0 Anggota yang
26 Rezki Pecah Belah 1
bekerja
1 Anggota yang
27 Toko Pecah Belah Hani
bekerja
28 Pecah Belah Harapan 1 Anggota yang
28
bekerja
1 Anggota yang
29 Toko Pecah Belah Mantap
bekerja
1 Anggota yang
30 Toko Pecah Belah Bambang
bekerja
2 Anggota yang
31 Riyan Pecah Belah
bekerja
3 Anggota yang
32 Toko Pecah Belah Kiki
bekerja
0 Anggota yang
33 Anugrah Pecah Belah
bekerja
Berdarasrkan tabel 4.5 dapat diketahui jumlah anggota yang bekerja yang ada
pada usaha pecah belah di kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail, jumlah
anggota yang bekerja sebanyak 3 responden. Dan selebihnya yaitu 7 responden tidak
Tabel 4.7
Status Tempat Usaha
No Respon Responden Jumlah Persentase (%)
1. Milik Sendiri 23 69,70%
2 Sewa 10 30.30%
Jumlah 33 100%
Sumber : Data Hasil Penelitian Lapangan
29
Dari hasil survei 4.7 dapat diketahui bahwa usaha pecah belah yang
sedangkan yang membuka usaha ditempat yang disewa sebanyak 10 responden atau
sebesar 30,30%.
Berikut data yang disajikan berdasarkan hasil penelitan usaha pecah belah di
kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail terhadap pembukuan dalam mengelola
Tabel 4.8
Kebutuhan Sistem Pembukuan
No Keterangan Jumlah Persentase (%)
1. Membutuhkan sistem pembukuan 33 100%
2. Tidak membutuhkan sistem - -
Pembukuan
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 4.8 diatas maka dapat disimpulkan
bahwa 33 reponden atau sebesar 100% usaha pecah belah di kecamata Tenayan Raya
Dari hasil survei wawancara dapat diketahui bahwa seluruh responden atau
pemilik usaha pecah belah melakukan pencatatan terhadap penerimaan kas berjumlah
transaksi setiap hasil penjualan pada usaha pecah belah seperti pembelian secara
bahwa terdapat 33 responden tidak melakukan Penjualan secara kredit dan Pembelian
responden tidak melakukan penjualan secara kredit. Alasan para responden hampir
sama,bahwa mereka enggan merugi dengan resiko terjadinya piutang tak tertagih.
Dari hasil survei hasil wawancara, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
seluruh responden melakukan pembelian secara kredit (100%) dengan alasan ketika
me-restock persediaan barang atau dalam melakukan pembelian atau untuk keperluan
diluar usaha.
4.2.3 Persediaan
dianggap tidak diperlukan.Jika tidak ada tersedianya barang maka tidak ada transaksi
jual beli.
Untuk meakukan perhitungan laba rugi daam sebuah usaha yang dijalankan
itu merupakan hal yang penting karena dengan melakukan perhitungan laba rugi
31
maka pemilik usaha dapat mengetahui bagaimana keuntungan dan kerugian dari
Tabel 4.9
Perhitungan Laba Rugi
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Membuat laporan laba rugi 32 96,97%
Jumlah 33 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan
pengusaha pecah belah di kecamatan Tenayan raya dan Kecamatan Sail yang
melakukan perhitungan laba rugi dalam menjalankan usahanya atau sebesar 96,97%.
Adapun point yang diperhitungkan dalam perhitungan laba rugi yaitu seperti biaya
sewa toko, biaya gaji anggota yang bekerja, biaya konsumsi, biaya listrik, dan biaya
lainnya.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan ada beberapa waktu dalam
perhitungan laba rugi yang dilakukan oleh responden. Berikut disajikan dalam bentuk
tabel:
Tabel 4.10
Periode Perhitungan Laba Rugi
No Periode Perhitungan Rugi Jumlah Persentase
1 Setiap hari 12 36,36%
2 Sekali dalam sebulan 20 60,61%
3 Tidak Melakukan Perhitungan Laba Rugi 1 3.03%
Jumlah 33 100%
32
Berdasarkan dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa perhitungan laba rugi yang
yang melakukan perhitungan laba rugi perbulan sebanyak 20 responden atau sebesar
responden atau sebesar 3,03%. Dari data di atas diketahui bahwa beberapa usaha
pendapatanya berasal dari usaha utama sebesar 33 atau sebanyak 100% responden
sedangkan responden yang sumber pendapatan selain usaha utama juga terdapat
Tabel 4.12
Biaya-Biaya Yang Dikeluarkan Periode Perhari
Biaya-biaya yang Ya % Tidak % Jumlah
Dikeluarkan
a. Biaya Gaji 2 16,67% 10 83,33% 100%
b. Biaya Rumah Tangga 8 66,67% 4 33,33% 100%
c. Biaya Kebersihan 5 41,67% 7 58,33% 100%
d. Biaya Makan 12 100% 0 0% 100%
e. Biaya Penyusutan 0 0% 12 100% 100%
f. Biaya Transport 7 58,33% 5 41,67% 100%
g. Biaya Lain-lain 4 33,33% 8 66,67% 100%
33
h.
i. Harga pokok penjualan 0 0% 12 100% 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan
Untuk pembayaran biaya listrik dan biaya sewa toko dilakukan pada setiap
bulan.
a. Biaya gaji
dari uang yang didapat diluar usaha, yakni ada yang suaminya seorang
c. Biaya kebersihan
d. Biaya Makan
e. Biaya penyusutan
f. Biaya transport
selama perhari.
g. Biaya lain-lain
Tabel 4.13
Biaya-Biaya Yang Dikeluarkan Periode Perbulan
Biaya-biaya yang Ya % Tidak % Jumlah
Dikeluarkan
a. Biaya Sewa Toko 10 50% 10 50% 100%
b. Biaya Gaji 14 70% 6 30% 100%
c Biaya Rumah Tangga 8 40% 12 60% 100%
d Biaya Listrik 15 75% 5 25% 100%
e Biaya Kebersihan 13 65% 7 35% 100%
f Biaya Makan 11 55% 9 45% 100%
g Biaya Penyusutan 0 0% 20 100% 100%
h Biaya Tansport 12 60% 8 40% 100%
i Biaya Lain-lain 7 35% 13 65% 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan
Terdapat 10 toko yang di gunakan, pada setiap bulan nya hanya 10 toko
b. Biaya gaji
tanpa anggota yang bekerja atau di kelola sendiri oleh pemilik usaha.
rumah tangga, karena toko tersebut tidak memakai uang usaha untuk
d. Biaya listrik
e. Biaya kebersihan
sebulan.
f. Biaya Makan
tidak mencatat biaya makan, karena ada toko yang tidak memberikan
fasilitas makan, jadi ada anggota yang bekerja yang membawa bekal
sendiri ke toko dan ada pula tidak mencatat biaya makan karena yang
menjaga usaha tersebut adalah pemilik usaha sendiri, jadi tidak perlu
37
g. Biaya penyusutan
penyusutuan
h. Biaya transport
i. Biaya lain-lain
sebulan. Biaya lain lain ini adalah biaya seperti pembuatan spanduk,
reklame dan lain lain. Hal ini membuat laba yang diterima berkurang.
usahanya yaitu sebanyak 33 responden atau sebesar 100% dan yang tidak
Dari hasil survei yang dilakukan yang didapat diketahui bahwa dasar
pencatatan yang digunakan oleh pemilik usaha Pecah Belah di Kecamatan Tenayan
pencatatan yang dilakukan pengelola usaha pecah belah di kecamatan Tenayan raya
Periode waktu merupakan salah satu dasar untuk mengukur kemajuan dari
sebuah usaha yang dijalani. Dari penelitian yang sudah dilakukan, Dari hasil survei
4.10 diketahui bahwa waktu dalam perhitungan laba rugi yang dilakukan usaha pecah
belah berbeda beda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 20 dari 33 usaha pecah belah
di kecamatan Tenayan raya dan Kecamatan Sail sudah menerapkan konsep akuntansi,
tetapi mash ada 12 usaha pecah pelah yang melakukan perhitungan laba rugi selama
perhari.Untuk perhitungan periode waktu yang benar yaitu minimal sekali dalam
sebulan.
keuntungan.
39
Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa seluruh usaha pecah
belah di kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail belum menerapkan konsep
kelangsungan usaha.
BAB V
analisis penerapan akuntansi pada usaha Pecah Belah di Kecamatan Tenayan Raya
dan Kecamatan Sail, maka pada bab ini dapat di tarik kesimpulan bahwa :
5.1 Simpulan
1. Konsep dasar pencatatan, dasar pencatatn yan dilakukan usaha pecah belah di
kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail adalah dasar pencatatan kas.
2. Konsep kesatuan usaha, pada konsep ini beberapa pecah belah di kecamatan
usaha
3. Konsep periode waktu, pada konsep ini beberapa usaha pecah belah di
periode
usaha pecah belah di kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Sail belum
40
41
5.2 Saran
saat transaksi itu terjadi tanpa melihat apakah kas sudah diterima atau
dikeluarkan
Dina Fitria. 2018. Siklus Akuntans. Buku 2 Edisi Kelima. Jakarta. Salemba Empat.
Fauziah. Ifat. 2017. Buku Dasar-Daar Akuntansi untuk Pemula & Orang Awam Secara
Otodidak.
Jakarta : Serambi Baru.
Gani Oktavionaldi. 2014. Analisis Penerapan Akuntansi pada Usaha Toko Burung di
Kota Pekanbaru. Universitas Islam Riau.
Indratno. A. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi Untuk Pemula dan Orang Awam.
Yogyakarta: Dunia Cerdas.
Keuangan : Erlangga. Sadeli. Lili M. 2011. Dasar-Dasar Akutansi. Penerbit PT. Bumi
Aksara. Jakarta.
Sonny Warsono. 2011. Akuntansi Pengatar 1: AB. Yogyakarta.
Sumarsan, T. 2011. Akuntansi Dasar & Aplikasi dalam Bisnis. Jakarta: Indek.
Vebri akbar okta varol. 2015. Analisis Penerapan Akuntansi pada Usaha Toko
Pecah Belah di Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar, Universitas
Islam Riau.
Warren. Carl S. James M.Revee dan Philip E.Fess. 2014. Pengantar Akutansi Adaptasi
Indonesia.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah.
Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia.
42
43
UU No. 20 tahun 2008 mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).