Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN: GASTRITIS PADA TN. B DI


RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN

OLEH

EVA NUR KHOMARIYAH

NIM. 2022035148

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA


LAMONGAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-nya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir karya ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan: Gastritis Pada Tn. B Di Rsi Nashrul Ummah
Lamongan
Dalam penyusunan tugas ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
banyak pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir karya
ilmiah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan ini. Tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada :
1. Ketua STIKES Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes.M.M
2. Kaprodi S1 Keperawatan Sylvie Puspita, S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Berpikir Kritis dan Proses Keperawatan Sylvie
Puspita, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Gevi Mellya Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dengan penulisan Askep ini,
penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. penulis akan sangat
berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik dan saran dari
pembaca untuk menyempurnakan tugas karya ilmiah ini.
Harapan penulis semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga
amal kebaikan kita semua dibalas oleh Allah SWT
Lamongan, November 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................1
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................................................2
A. KONSEP Gastritis....................................................................................................................2
B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................................7
BAB II............................................................................................................................................16
LAPORAN KASUS...........................................................................................................................16
A. Pengkajian.........................................................................................................................16
Data Fokus................................................................................................................................28
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................................30
C. Rencana Tindakan Keperawatan.......................................................................................31
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.........................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................c

1
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Gastritis

1. Pengertian

Menurut Mimh (2016), Gastritis adalah gangguan atau peradangan

dinding lambung yang disebabkan peningkatan produksi asam lambung.

Gastritis adalah adalah inflamasi dari mukosa lambung, keadaan peradangan

atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,

difusi atau local merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada

lapisan mukosa gaster. Gastritis merupakan peradangan lokal atau

penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri ,

Gastritis disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau

meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau

peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.

Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.

2. Penyebab Gastritis

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya

sebagai berikut :

a. Gastritis Akut

Sel pariental mengeluarkan asam lambung (HCl) sedangkan sel peptik

mengeluarkan pepsinogen oleh HCl diubah menjadi pepsin, dimana

pepsin dan HCl adalah faktor agresif, terutama pepsin mileu pH< 4 sangat

2
agresif terhadap mukosa lambung, keduanya merupakan produk utama

yang dapat menimbulkan kerusakan mukosa lambung sehingga disebut

sebagai penyebab endogen (Vera Uripi, 2011).

Bahan iritan seperti rokok, alkohol, dan aspirin akan menimbulkan efek

mukosa barrier dan terjadi difusi balik ion histamin (H+), histamin (H+)

terangsang untuk lebih banyak mengeluarkan asam lambung, timbul

dilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh kapiler, kerusakan

mukosa lambung, dan gastritis (Vera Uripi, 2011).

b. Gastritis kronik

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gastritis kronik belum dapat

diketahui secara pasti tetapi ada dua faktor predisposisi penting yang bisa

meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi.

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan

manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi antara

lain bakteri H. Pylori. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan

Syphilis, infeksi parasit dan infeksi virus. Gastritis non infeksi meliputi

gastropati akibat zat kimia dan gastropati uremik yang terjadi akibat gagal

ginjal. (Agus P dan Sri L, 2011)

3. Patofisiologi

Zat iritatif yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung.

Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :


a. Iritasi lambung sebagai kompensasi

Lambung dimana setelah mendapatkan zat iritatif akan meningkatkan

sekresi mukosa yang berupa HCO3, dimana zat ini akan berikatan dengan
3
NaCl sehingga terbentuk HCl dan NaCO3 yang meningkatkan asam

lambung. Peningkatan ini memberikan efek mual dan muntah, maka akan

terjadi gangguan nutrisi, cairan dan elektrolit.

b. Iritasi menyebabkan inflamasi mukosa

Erosi mukosa lambung menjadi penyebab utama perdarahan

gastrointestinal bagian atas. Erosi lambung terjadi karena kegagalan

mukosa lambung melindungi lambung dari kerusakan akibat HCl, jika

erosi terjadi sampai pada lampisan pembuluh darah maka akan terjadi

perdarahan yang menyebabkan nyeri dan hipovolemik

Gastritis akut yang berulang-ulang sehingga terjadi iritasi mukosa

lambung yang berulang akan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna

akibatnya akan terjadi atropi kelenjar epitel dan hilangnya sel parietal dan sl

chief. Kehilangan sel-sel tersebut akan menurunkan produksi HCl dan Pepsin

dimana fungsi intrinsiknya akan menurun dan dinding lambung juga akan

menipis serta mukosanya rata. Hal ini memudahkan terjadinya perdarahan

dan ulserasi.

Aspirin dan obat antiinflamasi non steroid merusak lambung dengan

menghambat siklooksigenasi mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim

yang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat.

Prostaglandin merupakan salah satu faktor defensif mukosa lambung yang

sangat penting. Kerusakan topikal tersebut terjadi karena kandungan asam

yang bersifat korosif sehingga dapat merusak sel sel epitel mukosa dan juga

4
menurunkan sekresi bikarbonat mukus oleh lambung sehingga kemampuan

defensif terganggu. (Hirlan, 2011).

gambar. 1. Clinical Patway Gastritis (Hirlan, 2011).

4. Manifestasi Klinik

Nyeri, pedih atau rasa terbakar/ tertusuk/ teriris di uluhati, dapat juga

dibelakang tulang dada atau menjalar ke belakang (punggung). Rasa sakit ini

dapat berkurang, tetap atau bertambah jika perut diisi makanan (sesudah

makan). Pada penderita sakit maag/ gsatritis berkurang setelah muntah. Rasa

sakit ini ada yang dirasakan pada pagi/ siang hari, dan ada juga yang

5
dirasakan terutama pada malam hari, sampai-sampai penderita terbangun dari

tidurnya ditengah malam akibat rasa sakit yang hebat

5. Komplikasi

Pendarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena

yang berakhir sebagai syok hemoragik merupakan kedaruratan medis,

terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian. Ulkus peptik jika prosesnya hebat dapat

menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat,

komplikasi pada gastritis kronik dapat berupa devisiensi vitamin B 12 akibat

penyerapan terganggu dan menjadi penyebab anemia pernesiosa. Diagnosa

pasti ditegakkan dengn endoskopi (Mimh, 2016).

6. Patogenesis

Kerusakan mukosa barier terjadi karena kerusakan pada mukosa

lambung sehingga difusi balik ion H+ meninggi, perfusi jaringan lambung

yang terganggu, jumah asam lambung yang meningkat. Faktor-faktor ini

saling berhuubungan, misalnya stress fisik yang dapat menyebabkan perfusi

mukosa lambung terganggu, sehinggga timbul lokasi-lokasi infark kecil.

Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu suasana asam yang

terdapat pada lumen lambbung yang mempercepat kerusakan mukosa barier

oleh cairan HCl.

(Mimh, 2016).

7. Pengobatan

6
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan

lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam,

berhenti merokok dan minum minuman beralkohol dan mengkonsumsi

antasida sebelum makan (Agus P dan Sri L, 2011).

Upaya pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis yang terjadi

dan menghindari penyebab yang dijumpai, serta pemberian obat-obatan H2

blocking, antasid atau obat-obatan ulkus lambung lainnya. Pengobatan

gastritis akibat infeksi kuman H. Pylori bertujuan untuk mengeradikasi

kuman tersebut. (Mimh, 2016). Indikasi yang telah disetujui secara universal

untuk melakukan eradikasi adalah infeksi kuman H. Pylori yang ada

hubungannya dengan tukak peptik yaitu antibotik yang dianjurkan adalah

klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin. (Hirlan, 2011).

8. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alkohol dan makanan pedas sampai gejala berkurang bila pasien akan makan

melalui mulut, diet mengandung gizi seimmbang dinjurkan, bila gejala

menetap perlu diberikan cairan secara parenteral. Bila pendarahan terjadi,

maka penatalaksanaannya adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan

pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh

mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi penunjang

mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasid serta cairan intravena.

Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin

diperlukan untuk
7
mengangkat jaringan perforasi. (Potter dan Perry, 2016).

B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang sangat

menentukan keberhasilan sebuah proses keperawatan oleh karen itu

membutuhkan kecermatan dan ketelitian pada tahap ini. Pengkajian dapat

dilakukan minimal sekali, tetapi dapat dilakukan beberapa kali secara

teratur, misal setiap jam pada pasien kritis. Teknik pengkajian meliputi :

a. Anamnesa ; terdiri dari 1) biodata yaitu nama lengkap, umur, jenis

kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,

pekerjaan dan alamat. dan 2) riwayat penyakit dan kesehatan antara

lain: a) keluhan utama; biasanya pada penyakit gastritis ini, nyeri di ulu

hati dan perut sebelah kanan bawah sering menjadi alasan pertama

klien ke fasilitas pelayanan kesehatan, b) riwayat kesehatan sekarang

meliputi awal dari perjalanan penyakitnya, gejala yang dirasakan klien,

keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor

pencetus dan upaya untuk mengatasi masalah tersebut, c) riwayat

kesehatan masa lalu meliputi penyakit yang berhubungan dengan

penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat

dan d) riwayat kesehatan keluarga. 3) riwayat psikososial 4) riwayat

spiritual

b. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat

nyeri tekan di kwadran epigastrik.


8
2) Tanda-tanda vital

Suhu tubuh kadang akan meningkat, pernapasan cepat dan dangkal

dan tekanan darah cenderung menurun

3) B1(breath) : takhipnea

4) B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,

pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

5) B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

6) B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.

7) B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak

toleran terhadap makanan pedas.

8) B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

c. Fokus Pengkajian Aktifitas sehari-hari

1) Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan


Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap

aktivitas)

2) Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

Tanda : - hipotensi (termasuk postural)

- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)

- nadi perifer lemah

- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)

9
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan

darah)

- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan

status syok,

nyeri akut, respons psikologik)

3) Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),

perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,

perhatian

menyempit, gemetar, suara gemetar.

4) Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena

perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan

dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah

gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik

feses.

Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi

- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah

perdarahan.

- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau

kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea),

konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

10
- haluaran urine : menurun, pekat.

5) Makanan / Cairan

Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang

diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka

duodenal).

- masalah menelan : cegukan

- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah

Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan

atau tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan

produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

6) Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar,

kelemahan.

Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak

cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma

(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

7) Nyeri / Kenyamanan

Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,

perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa

ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan

hilang dengan makan (gastritis akut).

11
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung

terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus

gaster).

- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi

kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang

dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).

- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).

- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-

obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor

psikologis.

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,

berkeringat, perhatian menyempit.

8) Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA


Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar

(menunjukkan sirosis / hipertensi portal)

9) Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang

mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan

perdarahan GI.

Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau

diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus,

atau episode muntah berat.

12
Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme,

hepatitis, gangguan makan (Gangguan Gastrointestinal )

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut SDKI, 2018. Diagnosa Keperawatan pada kasus gastritis yaitu ;

a. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.

b. Hpovolemia berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output

cair yang berlebih (mual dan muntah)

c. Defisit nutrisi b/d anorexia

d. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

e. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit


3. Rencana Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan /luaran SLKI Intervensi (SIKI)

Keperawatan

Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


berhubungan perawatan selama 3 x Aktifitas perawat;
dengan agen 24 jam 1. Puasakan pasien di
cedera Klien dapat mencapai; 6jam pertama,
biologis Tingkat Nyeri 2. Berikan makanan
menurun lunak sedikit demi sedikit
kriteria hasil ; dan berikan minuman
- Nyeri klien hangat,
berkurang 3. Atur posisi yang
atau hilang. nyaman
- Skala nyeri 0. bagi klien.
- Klien dapat 4. Ajarkan teknik
relaks. - Keadaan distraksi dan reklasasi.
umum klien baik. 5. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik.

13
hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen cairan 1.
berhubungan tindakan keperawatan Penuhi kebutuhan
dengan intake 3x24jam, individual. Anjurkan
yang tidak Klien Dapat klien untuk minum
mencapai Intake (dewasa :
adekuat dan
cairan membaik 40-
output cair
Kriteria Hasil : 60 cc/kg/jam).
yang berlebih
Mempertahankan 2.Awasi tanda-tanda vital,
(mual dan evaluasi turgor kulit,
muntah) volume cairan
adekuat dengan pengisian kapiler dan
dibuktikan oleh membran mukosa
3. Pertahankan tirah
mukosa bibir
baring,
lembab, turgor kulit
mencegah muntah dan
baik, pengisian tegangan pada defekasi
kapiler berwarna 4. Berikan terapi IV
merah muda, input line sesuai indikasi
5. Kolaborasi pemberian
cimetidine dan ranitidine

Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


b/d malabsopsi tindakan keperawatan 1. Anjurkan pasien
3x24jam, untuk makan sedikit
Klien Dapat mencapai : demisedikit dengan porsi
Intake nutrisi membaik kecil namun sering.
Kriteria Hasil 2. Berikan makanan
- Keadaan yang lunak dan makanan
umum cukup yang di sukai pasien/di
-Turgor kulit baik gemari.
- BB meningkat 3. lakukan oral higyne
- Kesulitan menelan 2x sehari
berkurang 4. timbang BB pasien
setiap hari dan pantau
turgor kulit,mukosa bibir dll
5. Konsultasi dengan tim
ahli gizi dalam pemberian
menu.

14
Intoleransi Setelah dilakukan Terapi akrifitas
aktifitas b/d tindkaan keperawatan 1. Observasi sejauh
kelemahan selama 3 x 24 jam Klien mana klien dapat
fisik dapat mencapai : melakukan aktivitas.
Toleransi aktifitas 2. Berikan lingkungan
membaik yang tenang.
Kriteria hasil : - 3. Berikan bantuan
Klien dapat dalam aktivitas.
beraktivitas tanpa 4. Jelaskan
bantuan, pentingnya beraktivitas
- saturasi bagi klien.
oksigen dalam rentang 5. Tingkatkan tirah
normal baring atau duduk dan
- T Tujuan : Klien
berikan obat sesuai dengan
dapat beraktivitas.
indikasi klien melakukan
Kriteria hasil : - Klien
dapat sesuatu sendiri.
beraktivitas tanpa
bantuan,TTV dalam
rentang normal
Ansietas b/d Setelah dilakukan Reduksi cemas
perubahan tindakan keperwatan 1. Awasi respon fisiologi
status misalnya: takipnea,
palpitasi, pusing, sakit

15
kesehatan,anca man kematian mencapai ; Kontrol 2.Dorong pernyataan takut
dan nyeri. cemas dan ansietas, berikan
Kriteria hasil : umpan balik.
-Mengungkapkan 3. Berikan informasi yang
perasaan dan akurat.
pikirannya secara 4.Berikan lingkungan yang
terbuka -Melaporkan tenang untuk istirahat.
berkurangnya cemas 5. Dorong orang
dan takut terdekat untuk tinggal
-Mengungkapkan dengan pasien.
mengerti tentang 6. Tunjukan teknik
proses penyakit relaksasi.
-Mengemukakan luar, meningkatkan
menyadari terhadap relaksasi, dapat
apa yang meningkatkan
diinginkannya yaitu keterampilan koping.
menyesuaikan diri
terhadap perubahan
fisiknya

1x24jam klien dapat kepala, sensasi kesemutan.


17
BAB II
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

1. Biodata Klien

Identitas Klien

Nama Lengkap : Tn. B


Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur/Tanggal Lahir : 50 tahun/10 September 1970
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ojek
Pendapatan : Rp.90.000,-100.000/hari
Tanggal masuk : 25 NOV 2022 pukul 08.00
Diagnosa medis : Gastritis

Identitas Penanggung
Nama Lengkap : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Kel.Plosowahyu

2. Riwayat kesehatan sekarang


a. Keluhan utama
Klien datang ke puskesmas karena merasakan nyeri uluhati, disertai mual dan

muntah :

P : rasa nyeri terasa setelah telat makan dan makan makanan pedas

Q : seperti tertusuk-tusuk dan terus menerus

R : pada area ulu hati

S : skala nyeri 5 (sedang)


18
T : Nyeri terus menerus

b. Faktor pencetus

Klien mengatakan nyeri terjadi sejak 3 hari yang lalu dan terjadi saat telat

makan dan makan makanan pedas

c. Upaya untuk meringankan


Klien mengatakan untuk mengurangi nyeri klien meminum air gula yang hangat

namun hanya berefek sementara saja. Klien juga mengkonsumsi obat-obatan

seperti Milanta.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan tidak pernah dioperasi dan dirawat di rumah sakit sebwelumnya,

klien tidak ada riwayat alergi dengan obat-obatan maupun makanan, klien tidak

memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

19
4. Genogram

K eterangan :
: l ak i-laki

: Perempuan

: Meninggal
20
: Klien

: Tinggal serumah
Keterangan :

G1 : Orangtua laki-laki pasien meninggal karena penyakit paru-paru pada usia

67 tahun, orangtua perempuan pasien meninggal karena stroke pada usia

58 tahun, orang tua perempuan dari istri pasien meninggal karena

hipertensi pada usia 63 tahun.

G2. Pasien Gastritis usia 50 tahun saat ini

5. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan mekanisme untuk mengetahui kondisi fisiologis

klien yang terjadi setelah menderita suatu penyakit bilamana ditemukan kondisi yang

patologis.

Pemeriksaan fisik yang penulis temukan adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Umum dan Tanda tanda vital

Kondisi pasien lemah, kesadaran kompos mentis, pemeriksaan tanda tanda vital

didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 80 x/menit,

pernapasan 24 kali/menit, suhu badan 37,1 0C, Tinggi Badan 156 cm dan berat

badan 48 kg, IMT : 19,73 kg/m2

b. Kepala

Bentuk Kepala bulat, tidak ada massa, keadaan kulit kepala bersih tidak ada lesi

dan ketombe, klien merasa pusing dan mual, rambut lebat, distribusi merata,

rambut tidak mudah tercabut, tidak botak.

c. Mata

21
Mata simetris kiri dan kanan, tidak ada edema, ptosis, sklera tidak ikterik,

konjungtiva merah muda, pupil isokor, visus 6/6, pergerakan bola mata baik,

lapangan pandang dapat mengjangkau lateral mata, tidak diplopia, tidak

photopobia, refleks kornea positif dan tidak terdapat nyeri tekan

d. Telinga

Simetris Kiri dan Kanan, tidak ada secret, tidak ada secret, tidak ada serumen,

ketajaman pendengaran baik (tes arloji), tidak ada tinnitus dan tidak ada nyeri

telinga.

e. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada perdarahan luar, tidak ada secret, fungsi

penciuman baik (tes pembauan) tidak ada nyeri.

f. Mulut

Fungsi bicara baik tidak ada hambatan, bibir lembab, posisi ovula normal tidak ada

radang, keadaan tonsil baik, tidak ada stomatitis, warna lidah merah muda, lidah

bersih, mulut sedikit bau, graham lengkap, gigi bersih, tidak ada kesulitan

menelan, kemampuan mengunyah baik dan fungsi mengecap baik dapat

membedakan rasa.

g. Leher

Mobilitas leher tidak kaku, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran Kelenjar Limfe, tidak ada distensi vena jugularis, tidak nyeri pada

trakhaea.

22
h. Thoraks
1) Paru paru

Bentuk dada normal chest, pengembangan simetris, tidak ada retraksi, tidak

terdapat tanda jejas, vokal fremitus teraba kiri dan kanan paru, perkusi kesan

sonor dan tidak terdapat bunyi napas tambahan.

2) Jantung

Iktus kordis terlihat normal tidak terdapat pembesaran jantung, nyeri dada

tidak ada, bunyi jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan.

i. Abdomen

Warna kulit sawo matang, tidak ada distensi abdomen, ostomi tidak ada, peristaltik

12x/menit, kesan perkusi abdomen timpani, nyeri tekan pada area lambung.

j. Ekstremitas

Tidak ada atropi otot, tidak ada purpura/ekimosis, tidak ada lesi, pigmentasi dan

luka, tidak mengalami tremor, tidak ada varises dan edema, turgor kulit normal

CRT 2 detik, kekuatan otot : 5, tonus otot baik, kekuatan sendiri baik dan tidak

terdapat nyeri.

2. Pengkajian Kebutuhan Dasar

a. Kebutuhan Oksigenasi

Tidak ada batuk , dispnea, orthopnea dan tidak menggunakan alat bantu

pernafasan.

23
b. Kebutuhan nutrisi

Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Frekuensi makan sehari 2-3x 2x/Hari
Waktu makan 10-15x/m 5-8x/m
Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi (habis) 1/2 porsi ( tak habis )
Penggunaan alat bantu makan Tidak Tidak

Makanan pantang /yang tidak Tidak ada Tidak ada


disukai
Makanan yang disukai Semua suka Semua suka
Pembatasan makanan Tidak ada ada
Jenis makanan yang dibatasi Makanan pedas
Komsumsi makanan berserat : jarang

Nafsu makan Baik Kurang


Mual Tidak ada
Hipersalivasi Tidak ada
Sensasi asam pada mulut Tidak ada
Muntah Tidak ada ada
Perasaan cepat kenyang setelah Tidak ada Ada
makan
Perasaan kembung Tidak ada ada
Lain-lain

c. Kebutuhan cairan dan elektrolit

Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Frekuensi minum sehari 5-6 gelas 4-5 gelas
Jumlah minum yang 1800cc 800cc
dikonsumsi setiap hari
Jenis minuman yang tidak Alkohol dan minuman Alkohol dan
disukai bersoda Minuman Bersoda
Jenis minuman yang di sukai Air mineral Air mineral

Perasaan haus Tidak ada Tidak ada


Kelemahan Tidak ada Ya
Program pembatasan cairan Tidak ada Ada
Lain-lain
Perhitungan balance cairan

Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit


Intake Cairan

24
Minum 1300cc
Makan 90cc
Cairan intavena Tidak ada 500cc
Obat cair Tidak ada 500cc
Total 3210 cc
Output Cairan
Sensibel water loss (SWL)
BAK 1300cc
BAB 150cc
Cairan stoma Tidak ada
Drainase Tidak ada
Insensible water loss (IWL) IWL : 15 cc X
77/24
= 43,230
Pernafasan 150cc
Kulit
Peningkatan suhu tubuh Tidak ada Tidak ada
Lain lain Tidak ada Tidak ada
Total output 2,048 CC
Input-output 1114 cc

d. Kebutuhan eliminasi
Buang air kecil
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Frekuensi BAK 5-6x/ Hari 4-5x/ hari
Pancaran
Jumlah <_ 1300-1500 cc <_ 1300 cc
Warna Bening Kuning
Dysuria Tidak ada Tidak ada
Nokturia Tidak ada Tidak ada
Perasaan penuh pada Iya Tidak ada
kandung kemih
Perasaan setelah BAK Lega
Kesulitan memulai Tidak ada
berkemih
Dorongan berkemih Ada Tidak ada

Inkontinensia urine Tidak ada Tidak ada


Total produksi urine <_ 1700 cc <-1500

25
Lain-lain Tidak ada Tidak ada

Buang air besar (BAB)


Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Frekuensi 1x 1x
Konsistensi Lunak Lunak
Bau Bau Bau
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Flatulans Normal Normal
Nyeri saat defekasi Tidak ada Tidak ada
Sensasi penuh pada rectal Tidak Tidak
Dorongan kuat untuk defekasi Ya Ya

Kemampuan menahan Ya Ya
defekasi
Mengejan yang kuat saat Ya Ya
defekasi
Laim-lain

e. Kebutuhan istirahat tidur

Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit


Jumlah jam tidur siang 2-3 jam 1 jam
Jumlah jam tidur malam 7 jam 5 jam
Kebiasaan konsumsi obat Tidak ada Tidak ada
tidur/stimulant/penenang
Kegiatan pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Perasaan waktu bangun tidur
Kesulitan memulai tidur Tidak ada Tidak ada
Mudah terbangun Tidak ada Ya
Penyebab gangguan tidur Tidak ada Nyeri
Perasaan mengantuk Ya Ya
Lain-lain

f. Kebutuhan aktivitas
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Kegiatan rutin Berkebun Duduk dan
istirahat
Waktu senggang Berkendara Duduk, baring
Kemampuan berjalan Baik Baik
Kemampuan merubah posisi saat Baik Baik
berbaring
Kemampuan berubah posisi : Baik Baik
berbaring ke duduk
26
Kemampuan mempertahankan Baik Baik
posisi duduk
Kemampuan berubah posisi : Baik Baik
duduk ke berdiri
Kemampuanmempertahankan Baik Baik
posisi berdiri
Kemampuan berjalan Baik Baik
Kemampuan alat bantudalam Tidak ada Tidak ada
pergerakan
Despnea setelah beraktivitas Tidak Ya
Ketidaknyamanan setelah
beraktivitas
Pergerakan lambat Tidak ya

g. Kebutuhan perawatan diri


1. Mandi
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Motivasi dalam perawatan diri Baik dan di lakukan Baik/ di
mandiri, mencuci rambut dan pertahankan
kebersihan kuku
Frekuensi mandi 2x sehari 1x sehari
Kebersihan kulit Terawat dengan baik Terawat

Frekuensi mencuci rambut 2x/hari 1x/ hari


Kebersihan rambut Baik Baik
Frekuensi memotong kuku 1x/ mingggu 1x/ minggu
Kebersihan kuku Baik Baik
Kemampuan mengakses kamar Baik/ mandiri Baik/ mandiri
mandi

Kemampuan mengambil Baik/ mandiri Baik/ mandiri


perlengkapan mandi
Kemampuan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
membasuhtubuh saat mandi
Kemampuan mengeringkan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
tubuh saat mandi

2. Berpakaian
keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan diri Baik Baik
menganti pakaian
27
Kebersihan pakaian Terjaga Terjaga
Frekuensi mengganti pakaian Baik/ mandiri Baik/ mandiri

Kemampuan memilih dan Baik/ mandiri Baik/ mandiri


menggambil pakaian
Kemampuan mengenakan Mampu Mampu
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan menggunakan Mampu/mandiri Mampu/mandiri
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan melepaskan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan melepaskan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan mengancing atau Baik/ mandiri Baik/ mandiri
menggunakan resleting
Lain-lain

3. Makan

Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Motivasi dalam perawatan diri Baik Baik
makan

Kemampuan memasukkan Baik/mampu Baik/mampu


makanan ke mulut
Kemampuan mengunyah Baik/mampu Baik/ mampu
Kemampuan memegang Baik/ mandiri Baik/ mandiri
peralatan makan
Lain-lain

4. Eliminasi

Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Motivasi dalam perawatan Baik Baik
diri eliminasi BAB dan
BAK
Kemampuan maniulasi Baik/ mampu Baik mampu
pakaian untuk eliminasi mengkondisikan mengkondisikan
28
Kemampuan mencapai Mampu Mampu
toilet
Kemampuan naik ke toilet Mampu Mampu
Kemampuan menyiram Mampu Mampu
toilet
Lain-lain

h. Kebutuhan keamanan
1) Riwayat paparan terhadap kontaminan : Tidak ada
2) Riwayat perdarahan : Tidak ada perdarahan
3) Riwayat pemeriksaan dengan media kontras : Rontgen
4) Pemasangan kateter IV dalam waktu lama : Tidak pernah

5) Penggunaan larutan IV yang mengiritasi : Tidak pernah

6) Pengguanaan larutan IV dengan aliran yang cepat : Tidak pernah

7) Pemasangan kateter urine dalam waktu lama : Tidak pernah

8) Imobilitas : Tidak
9) Luka pada kulit / jaringan : Tidak ada

10) Benda asing pada luka : Tidak ada

11) Riwayat jatuh : Tidak pernah

12) Penyebab jatuh : Tidak ada

13) Kelemahan umum : setelah beraktivas berat

14) Lain-lain : tidak ada

i. Kebutuhan kenyamanan :

1) Keluhan nyeri : Nyeri, lokasi : area lambung

2) Pencetus nyeri : gastritis

3) Upaya yang meringankan nyeri : Berbaring

4) Karakteristik nyeri : Tertusuk- tusuk

29
5) Intensitas nyeri : Skala 6

6) Durasi nyeri : hilang timbul

7) Dampak nyeri terhadap aktivitas : Menghambat aktivitas

8) Lain – lain : Tidak ada

j. Kebutuhan seksualitas
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Perubahan aktivitas seksual Tidak ada Tidak ada

Gangguan kepuasan Tidak ada Tidak ada


seksualitas
Penurunan hasrat seksual Tidak ada Tidak ada
Gangguan yang Tidak ada Tidak ada
mempengaruhi hubungan
seksual
Dyspareunia tidak tidak
Lain-lain - -
k. Kebutuhan psikososial

1) Persepsi terhadap penyakit : cemas dan takut

2) Harapan klien terhadap kesehatannya : agar kembali sehat

3) Pengaruh penyakit terhadap pekerjaan : aktivitas pekerjaan terganggu

4) Pola interaksi dengan orang terdekat : baik

5) Sejauh mana keterlibatan orang terdekat bila klien menghadapi masalah :


dukungan penuh,tetap berada disamping klien

6) Pola pemecahan klien yang digunakan bila mempunyai masalah: terbuka pada

keluarga

7) Hubungan dengan orang lain : baik

8) Hubungan klien dengan tenaga kesehatan / keperawatan selama dirawat :


baik, sangat koperatif

9) Organisasi kemasyarakatan yang diikut :tidak ada , sebagai apa: tidak ada

30
10) Lain-lain : tidak ada

l. Kebutuhan spiritual :

1) Kemampuan menjalankan ibadah : tetap sholat

2) Hambatan mengikuti ritual keagamaan : tidak ada

3) Perasaan yang dialami terkait aktivitas keagamaan : tidak ada

4) Lain-lain : tidak ada

6. Terapi medis

Terapi yang didapatkan saat ini adalah infus RL 28 tetes permenit, injeksi ranitidin 1

ampul/8jam IV dan vitamin B6 2 x1 sehari.

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium dengan hasil :

HB : 11,6

Data Fokus

Nama pasien : Tn. B

Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosa medis : Gastritis

Tanggal pengkajian : 25 NOV 2022 pukul 09.00 wib

Tabel 1. Data fokus

Data Subyektif Data Obyektif


1. Klien mengatakan nyeri ulu hati 1. Ku Lemah
2. Klien mengatakan mual dan 2. Ekspresi wajah meringis
muntah 3. Porsi makan tidak dihabiskan (1/2
3. Klien mengatakan kurang nafsu porsi)
makan 4. Klien nampak muntah setiap kali
4. Klien mengatakan minumnya makan

31
sedikit 5. TTV : TD;100/70mmHg,
5. Klien mengatakan tidak mengerti cara RR;20x/m, HR; 80x/m; T;
pengobatan penyakit saat ini 37,10C)
6. Skala nyeri : 6 (nyeri sedang) 6. Terpasang infus RL 28 tetes
permenit
Sumber : pengkajian yang di olah
Analisis Data

Tabel.2. Analisa data

Data Etiologi Masalah


DS: Inflamasi mukosa lambung Nyeri Akut
 Klien mengatakan berhubungan dengan
nyeri ulu hati Sekresi asam lambung inflamasi mukosa
 Skala nyeri : 6 (nyeri meningkat lambung
sedang) DO :
 KU lemah Iritasi lambung
 Ekspresi wajah
nampak meringis Nyeri
 TTD : 100/70 mmHg
DS: peningkatan asam lambung Defisit nutrisi
 Klien mengatakan perangsangan kolinergi berhubungan dengan
mual dan muntah menstimulus saraf fagus anoreksia
 Klien mengatakan pada hipotalamus anoreksia
kurang nafsu makan DO
nutrisi kurang dari
:
kebutuhan tubuh
 KU lemah
 Terpasang infus RL 28
tetes per menit
 Porsi makan tidak
dihabiskan (hanya ½
porsi)
 Muntah setiap kali
makan
DS: peningkatan asam lambung Defisit Pengetahuan
 Klien mengatakan perubahan status kesehatan berhubungan dengan

32
mual dan muntah kurang informasi kurangnya informasi
 Klien mengatakan kesehatan kurangnya tentang penyakit yang
minumnya sedikit 3- pengetahuan diderita.
4 gelas perhari DO :
 KU lemah
 Terpasang infus RL
28 tetes per menit 
HR : 88x/m

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakit yang diderita.

33
C. Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan


Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi
No. dx Diagnosa keperawatan Indonesia (SLKI). Keperawatan Indonesia
(SIKI)
1. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri :
mukosa lambung DS: perawatan selama 3 x 24 1. Lakukan pengkajian
 Klien mengatakan nyeri ulu hati jam. Klien diharapkan : nyeri secara
 Skala nyeri : 6 (nyeri sedang) DO : Tingkat Nyeri kriteria hasil : komprehensif termasuk
 KU lemah - mampu mengotrol lokasi, karakteristik,
 Ekspresi wajah nampak meringis nyeri - Skala nyeri ringan (0- frekuensi, durasi kualitas
 TTD : 100/70 mmHg 3). dan faktor
- Keadaan umum baik. partisipasi
2. Observasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
penglaman nyeri pasien
4. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan ,
pencahayaan dan
kebisingan

3
4
5. Ajarkan tentang teknik
mengurangi nyeri
dengan non farmakologi
6. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
7. Tingkatkan kualitas
istirahat
8. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain bila ada
keluhan dan tindakan
nyeri yang tidak berhasil
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia DS: Setelah dilakukan tindakan Terapi Nutrisi
 Klien mengatakan mual dan muntah Keperawatan selama 3x24 1. kaji pola dan porsi
 Klien mengatakan kurang nafsu makan DO : jam, Klien diharapkan Dapat : makan klien
 KU lemah Status Nutrisi : Intake 2. berikan makanan dalam
 Terpasang infus RL 28 tetes per menit Nutrisi porsi sedikit tapi sering
 Porsi makan tidak dihabiskan (hanya ½ porsi) Kriteria Hasil : 3. anjurkan keluarga
 Muntah setiap kali makan - Keadaan umum baik menyajikan makanan
- BB meningkat dalam kondisi hangat
- nafsu makan kembali baik dan sesuai kesukaan.
- porsi makanan di habiskan 4. anjurkan pasien menjaga
kebersihan oral.
5. kolaborasi dengan Tim
Gizi.

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Pengajaran


kurangnya informasi tentang penyakit yang Keperawatan 1x24 jam klien 1. Berikan penilaian
diderita. diharapkan dapat : tentang tingkat
DS: pengetahuan pasien

3
5
 Klien mengatakan mual dan muntah Tingkat pengetahuan tentang proses penyakit
 Klien mengatakan minumnya sedikit 3-4 meningkat yang spesifik
gelas perhari DO : Kriteria hasil : 2. Gambarkan tanda dan
 KU lemah - Klien dan keluarga gejala yang biasa muncul
 Terpasang infus RL 28 tetes per menit menyatakan memahami penyakit gastritis dengan
tentang penyakit, kondisi cara yang tepat
 HR : 80x/m
pencegahan dan 3. Identifikasi
pengobatan kemungkinan penyebab
- Klien dan keluarga mempu dengan cara yang tepat
melaksanakan prosedur 4. Sediakan informasi pada
yang dijelaskan dengan pasien tentang kondisi
benar dengan cara yang tepat
5. Diskusikan perubahan
gaya hidup yng mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi di
masa mendatang atau
proses mengontrolan
penyakit.

3
6
D. Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan

Diagnosa Hari/Tgl Hari/tgl


Keperawatan Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi Paraf
Nyeri akut b/d , 1. Mengkaji lokasi dan skala , S. pasien mengatakan masih nyeri
inflamasi mukosa 25/11- nyeri. Hasil : lokasi nyeri 25/11- pada ulu hati
lambung 2022 ulu hati, skala nyeri ; 6 2022 O. KU tampak lemah
2. Memeriksa TTV. Hasil; 12.00 A. Masalah belum teratasi
10.00 TD:120/80 mmHg P. Lanjutkan semua intervensi
3. Anjurkan untuk menghindari
makanan yang dapat
merangsang peningkatan
asam lambung
4. Penatalaksanaan pemberian
obat:
Ranitidine. Hasil; injeksi
ranitidine 1 amp/8 jam

3
7
Defisit nutrisi b/d , 1. Mengkaji pola dan , S. pasien mengatakan masih mual
anoreksia 25/11- frekuensi makan klien. 25/11- dan muntah
2022 Hasil: pasien hanya mampu 2022 O. KU Lemah
11.00 menghabiskan ½ porsi 13.00 A. Masalah belum teratasi
menu makanan yang P. Intervensi dilanjutkan
dianjurkan
2. Memberikan makanan
sedikit tapi sering. Hasil:
pasien menghabiskan ½
porsi

3. Menganjurkan keluarga
menyajikan makanan yang
bervariasi
4. Kolaborasi dengan tim gizi.
Hasil : makanan lunak
diberikan kepada pasien

3
8
Defisit , 1. Memberikan penilaian , S. Klien mengatakan mengerti
Pengetahuan b/d 25/11- tentang tingkat 25/11- tentang penanganan
kurangnya 2022 pengetahuan pasien 2022 penyakitnya
informasi tentang terhadap proses Klien mengatakan berharap
penyakitnya penyakitnya 14.00 ingin cepat sembuh dan bisa
13.00 2. Gambarkan tanda dan pulang
gejala yang biasa muncul O. Keadaan umum baik. Klien
pada penyakitnya dengan terlihat tenang.
cara yang tepat Klien dapat menyebutkan
3. Identifikasi tentang proses penyakitnya A.
kemungkinan penyebab Masalah teratasi sebagian
dengan cara yang tepat. P. intervensi dilanjutkan
Hasil: klien mengatakan
saat telat makan akan
merasakan nyeri pada ulu
hati.
4. Sediakan bagi keluarga,
informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat. Hasil :
keluarga memahami

perkembangan kesehatan
klien.
5. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
dan proses pengontrolan
penyakit

3
9
Nyeri akut b/d , 1. Mengkaji lokasi dan skala , S. pasien mengatakan nyeri pada
inflamasi mukosa 26/11- nyeri. Hasil : lokasi nyeri 26/11- ulu hati mulai berkurang
lambung 2022 ulu hati, skala nyeri ; 4 2022 O. KU tampak lemah Pasien
2. Memeriksa TTV. Hasil; 13.30 tampak tenang
TD:100/70 mmHg A. Masalah belum teratasi
09.35 3. Menganjurkan untuk P. Lanjutkan semua intervensi
menghindari makanan
yang dapat merangsang
peningkatan asam
lambung
4. Penatalaksanaan
pemberian obat:
Ranitidine. Hasil; injeksi
ranitidine 1 amp/8 jam

Defisit nutrisi b/d , 1. Mengkaji pola dan frekuensi Minggu, S. pasien mengatakan tidak
anoreksia 26/11- makan klien. Hasil: pasien 26/4- mual dan muntah O. KU
2022 hanya 2020 mulai membaik

10.10 mampu menghabiskan ½ 13.00 A. Masalah teratasi sebagian P.


porsi menu makanan yang Intervensi dilanjutkan
dianjurkan
2. Memberikan makanan
sedikit tapi sering. Hasil:
pasien menghabiskan ½
porsi
3. Menganjurkan keluarga
menyajikan makanan yang
bervariasi
4. Menganjurkan pasien
menjaga kebersihan oral.

4
0
Defisit 1. Memberikan penilaian , S. Klien mengatakan mengerti
pengetahuan b/d 26/11- tentang tingkat 26/11- tentang penanganan
kurangnya 2022 pengetahuan pasien 2022 penyakitnya
informasi tentang terhadap proses Klien mengatakan berharap
penyakitnya 11.10 penyakitnya ingin cepat sembuh dan bisa
2. Gambarkan tanda dan pulang
gejala yang biasa muncul O. KU membaik. Klien terlihat
pada penyakitnya dengan tenang.
cara yang tepat Klien dapat menyebutkan
3. Identifikasi tentang proses penyakitnya A.
kemungkinan penyebab Masalah teratasi sebagian
dengan cara yang tepat. P. intervensi dilanjutkan
Hasil: klien mengatakan
saat telat makan akan
merasakan nyeri pada ulu
hati.

4. Sediakan bagi keluarga,


informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat. Hasil :
keluarga memahami
perkembangan kesehatan
klien.
5. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
dan proses pengontrolan
penyakit

4
1
Nyeri akut b/d 1. Mengkaji lokasi dan skala Senin, S. pasien mengatakan nyeri pada
inflamasi mukosa 27/11- nyeri. Hasil : lokasi nyeri ulu 27/4- ulu hati sudah jauh berkurang
lambung 2022 hati, skala nyeri ; 1 2020 O. KU membaik
09.10 2. Memeriksa TTV. Hasil; Ekspresi wajah tenang
TD:120/70 mmHg A. Masalah teratasi
3. Anjurkan untuk P. pasien pulang
menghindari makanan yang
dapat merangsang
peningkatan asam
lambung. Hasil: pasien
makan bubur dan
menghindari makanan
pedas dan bergas

4. Penatalaksanaan pemberian
obat:
Ranitidine. Hasil; injeksi
ranitidine 1 amp/8 jam

4
2
Defisit nutrisi b/d 1. Mengkaji pola dan S. pasien mengatakan tidak
anoreksia 27/11- frekuensi makan klien. 27/4- mual dan muntah lagi O. KU
2022 Hasil: pasien mampu 2020 baik
menghabiskan porsi menu 14.05 A. Masalah teratasi
makanan yang dianjurkan P. Intervensi selesai
11.25 2. Memberikan makanan Pasien boleh pulang
sedikit tapi sering. Hasil:
pasien menghabiskan 1
porsi
3. Menganjurkan keluarga
menyajikan makanan yang
bervariasi
4. Menganjurkan pasien
menjaga kebersihan oral
5. Kolaborasi dengan tim gizi.
Hasil : makanan lunak
diberikan kepada pasien

Defisit 1. Memberikan penilaian S. Klien mengatakan sudah


pengetahuan b/d 27/11- tentang tingkat 27/11- paham dan mengerti tentang
kurangnya 2022 pengetahuan pasien 2022 penyakitnya
informasi terhadap proses 14.10
12.15 penyakitnya

tentang 2. Gambarkan tanda dan O. Keadaan umum baik. Klien


penyakitnya gejala yang biasa muncul terlihat tenang. A. Masalah
pada penyakitnya dengan teratasi
cara yang tepat P. intervensi selesai. Pasien
3. Sediakan bagi keluarga, pulang
informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat. Hasil :

4
3
keluarga memahami
perkembangan kesehatan
klien.
4. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
dan proses pengontrolan
penyakit

4
4
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2011). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika Aziz.

Alimul, (2010). Konsep Dasar Manusia. Salemba Medika. Jakarta Chandrasoma, &

Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta


:EGC

Bidayatul H, (2017). Penanganan Gastritis Menggunakan Kombinasi Terapi Akupunktur Pada


Titik Zusanli (St36), Neiguan (Pc6), Neiting (St 44) Dengan Herbal Kunyit
(Curcuma Domestica Val.). Unair. Surabaya.

Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta

Friedman, Marilyn, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan praktik. EGC.
Jakarta.

Haryanto, A., dan Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Ar-Ruzz Media.

Yogyakarta

Mimh. (2016). Gastritis basic and definition.


https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001150.htm diaks es
17 Juli 2020.

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif, A. H., dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Mediaction Jogja. Yogjakarta

Potter dan Perry, 2016. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses dan praktik.
Vol.1. edisi 9. EGC. Jakarta

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.

Vera Uripi, 2011. Menu penderita hepatitis dan gangguan saluran pencernaan.
Jakarta. Puspaswara.

SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta


41

Anda mungkin juga menyukai