Anda di halaman 1dari 11

Teori Dasar Musik

Materi Perkuliahan Pendidikan Seni Musik


Pertemuan 3-4

ndw, af.
---Nama Not Paranada, Fungsi Kunci G, F dan C---
Penggunaan notasi balok sebagai media kreativitas di bidang musik dalam pembelajaran
instrumen musik maupun vokal. Selain notasi balok juga terdapat bentuk notasi lain yang
sering digunakan untuk penulisan karya musik, yaitu notasi angka.
Penulisan musik dengan struktur penggunaan garis lima berdasarkan sistem diatonis,
disebut notasi balok. Dalam penulisan musik dengan menggunakan notasi balok, naik turunnya
melodi atau tinggi rendahnya nada dapat terlihat pada letak setiap not atau sesuai grafik not
yang tertulis dalam garis dan spasi paranada. Semakin tinggi letak not pada paranada semakin
tinggi pula nada yang harus dimainkan atau dinyanyikan, sebaliknya untuk nada-nada rendah
grafik not akan terlihat turun. Sedangkan penulisan musik dengan menggunakan notasi angka,
perbedaan naik turunnya melodi ditentukan besar-kecilnya satuan angka yang digunakan.
Selain itu untuk membedakan wilayah oktaf (range) ditentukan oleh letak titik di atas atau di
bawah angkanya.
Penulisan notasi balok sistem diatonis berdasarkan pada struktur paranada yaitu setiap
not dapat diletakan pada setiap garis atau diantara dua garis (spasi). Paranada itu sendiri terdiri
dari lima garis utama. Di samping itu, di atas dan di bawah paranada dapat ditambah dengan
beberapa garis bantu (garis pendek). Penggunaan garis bantu disesuaikan dengan kebutuhan.
Setiap jarak antara garis yang satu dengan garis yang lainnya harus sama seperti jarak garis
yang terdapat pada paranada utama. Not-not yang diletakan pada paranada belum memiliki
nama dan belum dapat dinyanyikan atau dimainkan. Not-not tersebut dapat dibaca apabila pada
paranada telah dibubuhkan tanda kunci.
Paranada terdiri dari 5 garis dan 4 spasi, setiap not dapat diletakan pada garis atau spasi

4444444444
not pada garis
garis 1
garis 2
garis 3
garis 4
garis 5
spasi 1
spasi 2
spasi 3
spasi 4

not pada spasi


spasi
garis

garis bantu

'r=t=v=x=z!=|=~!=s=u=w=y={=}!
garis bantu

ndw, af.
'=r=s=t=u=v=w=x=y=z={=|=}=~=!
Pada dasarnya penulisan tangkai pada not tergantung kebutuhan, demikian pula letak
tangkai. Namun biasanya untuk penulisan notasi atau melodi satu jalur suara, apabila not
berada di bawah garis ke tiga, letak tangkai di sebelah kanan not mengarah ke atas. Bila posisi
not berada di atas garis ke tiga, letak tangkai di sebelah kiri not mengarah ke bawah. Adapun
panjang sesuai kebutuhan, hanya saja panjang antara tangkai not satu dengan tangkai not yang
lainnya harus sama.

'=`=a=b=c=d=e=f=g=o=i=j=k=l=m=n!
h
tangkai boleh ke atas atau ke bawah

Bentuk Kunci (Lambang)


Pemberian setiap kunci pada notasi balok harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
Artinya penggunaan kunci pada paranada sangat berhubungan dengan instrumen musik yang
akan dipergunakan. Misalnya kunci G sering disebut juga kunci biola. Kunci tersebut
digunakan untuk instrumen biola, flute, gitar, vokal anak-anak, vokal jenis sopran dan lain-
lain. Begitu pula dengan kunci F, kunci tersebut dipergunakan untuk instrumen cello, bass,
thrombone, piano untuk tangan kiri dan lain-lain. Sedangkan kunci C dipergunakan untuk
vokal maupun instrumen biola alto, cello pada wilayah tertentu.
Penggunaan kunci pada karya-karya untuk instrumen musik yang memiliki wilayah nada
cukup luas, kadang-kadang bisa terjadi pemakaian lebih dari satu kunci atau perubahan bentuk
kunci. Perubahan atau penambahan tanda kunci biasanya terjadi pada karya-karya untuk
instrumen yang memiliki karakter suara rendah dan memiliki wilayah nada luas seperti cello,
bass dan lain-lain.
Fungsi kunci dalam penulisan notasi balok adalah sebagai “pembuka pintu” untuk
mengetahui nama dan tinggi rendahnya nada, artinya bahwa not-not yang terdapat dalam
paranada tidak dapat dibaca atau dinyanyikan apabila tidak memakai lambing kunci. Dalam
notasi balok dikenal dengan kunci G, F dan C. Paranada dan kunci atau lambang tersebut
merupakan satu kesatuan dalam penulisan notasi balok. Tanda kunci diletakan pada awal garis
paranada.

ndw, af.
Kunci G Kunci F Kunci C

G ? ð
Penulisan beberapa paranada dengan beberapa kunci (biasanya untuk penulisan bentuk
ansambel/lebih dari satu instrumen), letak paranada kunci F berada paling bawah atau diantara
paranada dengan tanda kunci lainnya. Karena kunci F digunakan untuk penulisan bunyi yang
menghasilkan karakter suara bass, misal kontra bass dan lain-lain. Berikut contoh penulisan
dua paranada dengan skor tertutup

Nama Not Balok dalam Sistem Lima (5) Garis


1) Not pada garis dan spasi paranada kunci G
a. Not pada garis

`ryip]ad c e g b d f a
b. Not pada spasi

`tuo[\s d f a c e g

ndw, af.
Jika not pada garis dan spasi paranada kunci G disatukan, maka:

`rtyuiop[]\asd
c d e f g a b c d e f g a

2) Not pada garis dan spasi paranada kunci F


a. Not pada garis

1ryip]ad e g b d f a c

b. Not pada spasi

14tuo[\s4 f a c e g b

Jika not pada garis dan spasi paranada kunci F disatukan, maka:

1rtyuiop[]\asd
e f g a b c d e f g a b c

Not pada Paranada


Apabila paranada dibubuhkan lambing kunci, maka not pada setiap garis dan spasi akan
memiliki nama. Bila lebih dari satu oktaf, nama nada yang digunakan masih tetap sama, tetapi
pada not tersebut akan ditambahkan nama oktafnya. Contoh not g2, artinya not tersebut

ndw, af.
posisinya berada pada wilayah oktaf dua. Nama-nama not diambil dari nama abjad yaitu A, B,
C, D, E, F dan G. Nama-nama not yang berada pada paranada kunci G dapat berbeda dengan
not yang berada pada paranada kunci F. Misalnya not yang terletak di garis pertama pada
paranada yang menggunakan kunci G disebut e1, sedangkan not yang terletak di garis pertama
pada paranada kunci F disebut not g.

`rtyuiop[]\asdfg
c1 d1 e1 f1 g1 a1 b1 c2 d2 e2 f2 g2 a2 b2 c3

sama

1rtyuiop[]\asdfg
E F G A B c d e f g a b c1 d1 e1

Dua paranada apabila diberi kunci G dan F, maka balok not G berada diatas balok not kunci F.

`44444444444444rtyuiop[]\asdfg
14rtyuiop[]\asd44444444444444
E F G A B c d e f g a b c1 d1 e1 f1 g1 a1 b1 c2 d2 e2 f2 g2 a2 b2 c3

24r4t4y4u4i4o4p4[4]4\4a4s4d4f4g
d e f g a b c1 d1 e1 f1 g1 a1 b1 c2 d2

ndw, af.
---RITME---
Terdapat beberapa unsur dasar dalam sebuah karya musik seperti bentuk (form),
kerangka dasar (struktur), tinggi rendahnya nada (pitch), melodi, harmoni, warna suara dan
ritme. Ritme merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah komposisi. Dalam mempelajari
ritme terdapat tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu tanda birama, bentuk not dan tanda
istirahat.
Tanda birama merupakan bagian penting dalam musik karena harus dapat mewakili dan
membedakan perasaan (metris). Bahkan bentuk-bentuk irama musik khas seperti mars, waltz,
tango dan sejenisnya dapat dirasakan karena perbedaan tanda birama. Tanda birama
dipergunakan baik dalam penulisan musik yang menggunakan notasi balok maupun notasi
angka. Disamping tanda birama, bentuk not dan tanda diam merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam ritme.
Pembelajaran bentuk, nama dan nilai not sangat berhubungan dengan ritme yaitu cara
membirama atau memberikan ketukan sesuai dengan ketukan dasar yang bertekanan dan
ketukan dasar yang tidak bertekanan (tesis-arsis). Nilai ketukan atau hitungan setiap not dan
tanda diam ditentukan pula oleh tanda birama. Artinya cara mengetuk setiap not tergantung
pada tanda birama yang digunakan. Membaca panjang pendeknya bunyi not (durasi) atau saat
diam (istirahat) digunakan sistem notasi. Setiap not dan tanda diam masing-masing memiliki
perbedaan dari segi bentuk not, nama not dan nilai not.

Nama Not Bentuk Not Tanda Diam (Istirahat)

Not Penuh
w W
Not ½
h H
Not ¼
q Q
Not 1/8
e E
Not 1/16
s S
Not 1/32 y ®

ndw, af.
1) Not-not diatas bila diuraikan:
w

h h

q q q q

e e e e e e e e = n

s ss s = y
Catatan: Penulisan not berbendera untuk vokal biasanya dipisahkan, karena berkaitan dengan
suku kata. Sebaliknya penulisan untuk instrumen, bendera disatukan

2) Tanda diam bila diuraikan:

W
H H

Q Q Q Q
E E E E E E E E

S S S S
Berdasarkan bagan di atas, maka dapat diuraikan berbagai kemungkinan nilai
hitungan/ketukan dari setiap not dan tanda diam. Nilai setiap not tidak mutlak tergantuk bentuk
not yang dijadikan satuan hitungan.

1) apabila not qmempunyai nilai satu hitungan/ketukan, maka:


not w dan diam W = empat hitungan /ketukan
not h dan diam H = dua hitungan /ketukan
not q dan diam Q = satu hitungan /ketukan
not e dan diam E = setengah hitungan /ketukan

ndw, af.
2) apabila not e mempunyai nilai satu hitungan/ketukan, maka:
not w dan diam W = delapan hitungan /ketukan
not h dan diam H = empat hitungan /ketukan
not q dan diam Q = dua hitungan /ketukan
not e dan diam E = satu hitungan /ketukan
not e dan diam S = setengah hitungan /ketukan

3) apabila not h mempunyai nilai satu hitungan/ketukan, maka:


not w dan diam W = dua hitungan /ketukan
not h dan diam H = satu hitungan /ketukan
not q dan diam Q = setengah hitungan /ketukan
not e dan diam E = seperempat hitungan /ketukan

Fungsi Titik dan Tanda Legatura


Titik (.) dan tanda legatura merupakan bagian dari ritme. Penggunaan titik dan tanda
legatura banyak ditemukan dalam berbagai bentuk penulisan karya-karya musik. Penggunaan
kedua tanda tersebut hanya berhubungan dengan durasi atau nilai not dan tanda diam (istirahat).
Setiap bentuk not dan tanda diam dapat ditambah titik. Fungsi titik adalah menambah nilai
setengah dari not atau tanda diam.
a. Legatura
Legatura atau busur hubung, berfungsi untuk menghubungkan dua not sehingga nilai not
yang ke dua ditambahkan ke-not sebelumnya.

qUq = h

eUe = q

ndw, af.
b. Not Bertitik

d = h + q
j = q + e
i = e + s
D = H + Q
J = Q + E
1) apabila not q mempunyai nilai satu hitungan/ketukan, maka:
not d dan diam D = tiga hitungan /ketukan
not j dan diam J = satu setengah hitungan /ketukan
not i dan diam I = tiga perempat hitungan /ketukan
2) apabila not e mempunyai nilai satu hitungan/ketukan, maka:
not d dan diam D = enam hitungan /ketukan
not j dan diam J = tiga hitungan /ketukan
not i dan diam I = satu setengah hitungan /ketukan

Tanda Birama
Tanda birama berhubungan dengan menentukan hubungan bentuk not, tanda diam dan
nilai not. Untuk itu cara membaca setiap karya musik, harus memperhatikan tanda birama.
Karya musik yang mempergunakan birama 2/4, 3/4 maupun 4/4, perbedaannya bukan hanya
pada jumlah ketukan setiap bar dan pengelompokan not pada setiap bar, akan tetapi juga
berbeda dalam cara membirama (mengetuk). Tekanan kuat dan lemah pada ketukan dasar harus
dapat dirasakan baik oleh pemain maupun penikmat musik.
Fungsi tanda birama adalah untuk mempertegas perasaan metris (ketukan bertekanan dan
tidak bertekanan), menentukan jumlah ketukan dalam setiap bar, dan menentukan not yang
digunakan untuk ketukan dasar (kerangka dasar).

ndw, af.
4 Setiap ruas birama ada 4 hitungan/ketukan
4 Not seperempat qmendapat satu hitungan/ketukan

2 Setiap ruas birama ada 2 hitungan/ketukan


4 Not seperempat qmendapat satu hitungan/ketukan

3 Setiap ruas birama ada 3 hitungan/ketukan


4 Not seperempat qmendapat satu hitungan/ketukan

4 Setiap ruas birama ada 4 hitungan/ketukan


8 Not seperdelapan emendapat satu hitungan/ketukan

6 Setiap ruas birama ada 6 hitungan/ketukan


8 Not seperdelapan emendapat satu hitungan/ketukan

5 Setiap ruas birama ada 5 hitungan/ketukan


8 Not seperdelapan emendapat satu hitungan/ketukan

4 Setiap ruas birama ada 4 hitungan/ketukan


2 Not setengah hmendapat satu hitungan/ketukan

c = $ C = !
Pola ritmik di bawah ini dijumpai dalam bentuk triol, artinya ada tiga not diberi lambang
angka 3 di atas atau di bawahnya dibunyikan dalam satu hitungan/ketukan.

T = artinya 3 not dibunyikan selama 1 hitungan/ketukan

ndw, af.

Anda mungkin juga menyukai