Anda di halaman 1dari 9

Modul 3 Teori Praktis bagi Guru Anak Usia Dini

Kegiatan Belajar 1 NOTASI BALOK (Bagi Guru)

Musik memiliki bahasa yang diwakili dengan simbol-simbol tertentu agar karyakarya musik ciptaan komposer dapat disajikan dan dimainkan oleh pemusik lain atau generasi selanjutnya pada waktu dan tempat yang berbeda. Notasi musik di Indonesia ada beberapa jenis baik yang mewakili gramatika musik tradisional maupun yang nontradisional. Di sekolah formal umumnya diperkenalkan notasi musik nontradisional atau orang biasa menyebutnya notasi musik barat, berupa notasi angka dan notasi balok. Namun dalam penggunaannya notasi balok lebih fleksibel karena dapat digunakan untuk notasi musik yang menggunakan berbagai jenis instrumen musik (piano, alat musik tiup, alat musik pukul, alat musik gesek, ataupun alat musik petik). Karena sifatnya yang luwes tersebut, maka dipilihlah notasi ini untuk diperkenalkan kepada guru. Notasi balok memiliki banyak komponen, seperti paranada, nilai notasi not dan nilai istirahat, notasi kunci, notasi tanda khromatik, notasi tanda birama, notasi dinamik.

A. PARANADA DAN JENIS NOTASI KUNCI Paranada sering disebut juga dengan istilah sangkar nada. Disebut demikian karena paranada ini adalah tempat Diana not-not dituliskan atau ditempatkan. Paranada hanya dijumpai pada lagu yang menggunakan notasi balok. Paranada berbentuk lima garis sejajar horizontal yang berjarak sama, seperti dibawah ini.

Bila kita perhatikan paranada ini selain terdiri dari lima buah garis, dia juga memiliki ruang yang disebut dengan spasi sebanyak empat spasi. Kelima baris dan keempat spasi berikut ruang-ruang diatas dan dibawahnya ini sebenarnya punya nama, namun bila dalam keadaan seperti ini, dia belum bernama. Dia akan bernama ketika kita beri sebuah Tanda

Kunci (Key). Ada tiga bentuk kunci, namun yang paling sering digunakan hanya dua jenis, yakni Kunci G (atau juga disebut Kunci Biola) dan Kunci F (atau juga sering disebut dengan Kunci Bas). Berikut adalah paranada yang diberi Lunci G:

Berikut adalah paranada yang diberi Kunci F:

Kelima garis dan keempat spasi, serta ruang-ruang di atas di bawah paranada tersebut akan mempunyai nama. Tadi disebutkan lima garis dan empat spasi, cara menghitungnya dimulai dari bawah yakni garis ke-1, spasi ke-1, garis ke-2, spasi ke-2, garis ke-3, spasi ke3, garis ke-4, spasi ke-4, dan garis ke-5. Kunci G mempunyai bentuk yang unik. Dia punya kepala dan perut. Bagian perutnya dibuat tidak melewati garis ke-1 dan ke-3. Kunci G itu mengikat diri pada garis ke-2. Nah karenanya garis ke-2 itu diberi nama garis G. Nama-nama pada paranada diambil dari abjad A hingga G. Spasi ke-1 bernama F, garis ke-1 bernama E, dibawah garis ke-1 bila diletakkan not Diana maka not tersebut diberi nama D, dan selanjutnya bila dibawahnya lagi ada not, maka not tersebut akan diletakkan pada garis Bantu yang diberi nama C. Sekarang kita bergerak ke arah atas. Spasi ke-2 diberi nama A, garis ke-3 bernama B, spasi ke-3 bernama C, garis ke-4 bernama D, spasi ke-4 bernama E, dan garis ke-5 bernama F.

Kunci F mempunyai bentuk seperti keong dengan dua titik di dekatnya. Bagian kepalanya dibuat mengikat garis ke-4. Karenanya garis ke-4 itu diberi nama garis F. Bila garis ke-4 adalah garis F, maka spasi ke-4 adalah spasi G, garis ke-5 adalah garis A, diatas garis ke-5 adalah B. Sementara ke arah bawah, berturut-turut adalah tempat

not-not yang bernama E, D, C, B, A, G, dan F. Selanjutnya ke bawah lagi dengan menggunakan garis Bantu untuk tempat not-not yang bernama E, D, C dan seterusnya.

Untuk piano diperlukan dua paranada, yakni paranada yang berkunci G untuk tangan kanan dan paranada yang berkunci F untuk tangan kiri pemainnya.

1. Jenis Notasi Not dan Notasi Istirahat

Macam-macam not, ada yang ada yang

, ada yang

, ada yang

, dan ada yang

serta

. Tanda yang seperti cacing tersebut adalah salah satu notasi istirahat. Notasi

ini adalah notasi yang menunjukkan pada tempat tersebut diam atau tidak terdengar bunyi/ suara. Kapan tangkai-tangkai tersebut ke atas dan kapan dia ke bawah? Yakni, bila: a. Garis ke atas, kalau not tersebut berada dibawah atau ada pada garis ke-3, dan garis ke bawah, kalau not berada diatas dan atau pada garis ke-3. b. Pada satu paranada berisi dua jalur melodi yang berbeda; maka not melodi atas tangkainya ke atas, walaupun not tersebut berada di atas garis ke-3. Sedangkan not melodi bawah, tangkai not-notnya akan ke bawah walaupun not tersebut berada dibawah garis ke-3. Coba anda cermati notasi lagu Pelangi di atas. Dalam lingkup yang sempit not-not tersebut mewakili satuan-satuan waktu tertentu yang disebut dengan ketukan/pukulan.

Ada empat jenis notasi istirahat. Notasi yang dimaksud diam selama satu birama adalah tidak terdengar suara/bunyi selama ketukan yang terdapat dalam satu birama. Misalnya birama tersebut berisi 4 ketukan, ya selama 4 ketukan tersebut tidak ada bunyi yang diperdengarkan. Begitu pula notasi diam selama setengah birama, mengandung arti bahwa selama ketukan dalam setengah birama suara/bunyi tidak terdengar atau diam. Misalnya dalam birama terdapat 3 ketukan, selama birama tidak ada bunyi atau suara yang diperdengarkan. Untuk notasi istirahat diam selama sati ketukan, maka selama satu ketukan tidak terdengar bunyi atau diam. Begitu pula untuk notasi diam selama setengah ketukan, maka selama setengah ketukan tak ada bunyi yang diperdengarkan.

2. Beat Beat adalah sebuah istilah yang mengacu pada rangkaian bunyi yang berbunyi secara terus menerus dengan durasi yang sama antar bunyi yang satu dengan bunyi selanjutnya. Beat inilah yang membuat musik itu menjadi hidup, bergerak, berjiwa, tidak statis.

B. JENIS TANDA BIRAMA Tanda birama adalah simbol yang ditempatkan di awal paranada setelah notasi Kunci dan notasi Mula (akan dibahas kemudian). Biasanya berupa angka pecahan yakni 2/4, 3/4, 4/4, atau 6/8. Untuk tanda birama 2/4 acapkali dituliskan dengan tanda tanda birama 4/4 seringkali dituliskan dengan tanda . , dan untuk

C. NOTASI KHROMATIK Simbol musik seperti ini yang terdapat pada awal paranada setelah notasi kunci

atau di depan sebuah not, ini adalah salah satu notasi khromatik. Yang lainnya adalah , not yang disampingnya. 1. Tanda Dinamik Tanda dinamik sering dimaksudkan sebagai salah satu tanda ekspresi pada musik. Notasi ini berkaitan erat dengan rasa dari sang komposer dan pemain musik atau penyanyi yang efek suasananya dapat dirasakan oleh pendengarnya. Notasi ini berfungsi menghidupkan sebuah karya. Tanda dinamik umumnya diambil dari bahasa Italia. p (piano), artinya lembut, tidak keras pp (pianissimo), artinya sedikit lebih lembut dari p f (forte), artinya keras ff (fortessimo), artinya sangat keras mf (mezzoforte), artinya keras yang moderat mp (messopiano), artinya lembut yang moderat , . Notasi khromatik ini mempunyai arti bagi

2. Tanda Ekspresi Tanda ekspresi adalah notasi yang berkaitan dengan waktu kecepatan sebuah karya dimainkan dan perubahan-perubahannya. Berbeda dengan tanda dinamik, tanda ini berlaku pada seluruh bangunan sebuah karya musik, karenanya notasi ini diletakkan di atas kiri dari paranada. Untuk perubahan tempo (kecepatan) biasanya diletakkan di bagian-bagian yang diinginkan oleh komposer atau aranger. Istilah tanda ekspresi diambil dari bahasa Italia seperti berikut ini. allegretto allegro andante artinya agar cepat atau lebih lambat dari allegro artinya cepat, lebih cepat dari allegreto artinya lambat

moderato largo

artinya sedang, seperti orang berjalan biasa artinya sangat lembut

decresendo artinya makin lama makin lembut cresendo artinya makin lama makin keras

accelerando artinya makin lama makin cepat ritartando a tempo legat artinya makin lama makin lambat artinya kembali ke tempo awal artinya beberapa not atau beberapa birama dimainkan atau disuarakan sambung menyambung, tidak terputus-putus.

Untuk cresendo sering digunakan simbol seperti ini simbol seperti ini

, dan decresendo dengan

. Kedua tanda tersebut juga sering disingkat dengan gres. dan

decres. Accelerando dan ritardando disingkat dengan accel. dan rit.

3. Notasi Lain Simbol Nama Fermata Makna Not yang dikenainya akan mendapatkan tambahan beberapa ketukan sesuai dengan rasa pemain, penyanyi, ataupun dirigen. Garis Beberapa not yang dilingkupi garis ini, harus dinyanyikan atau Legato dimainkan secara sambung, tidak boleh terdengar terputus-putus. Garis Dua not yang sama yang dihubungkan dengan garis ini, maka not Legatura yang pertama diperpanjang bunyinya sepanjang not yang kedua. Birama-birama yang diapit kedua tanda ini harus dimainkan dua kali, atau diulang. Kadang tanda ini hanya digunakan yang sebelah kanan saja. Ini berarti semua birama sejak dari awal lagu hingga tanda tersebut, harus dimainkan secara berulang. Biasanya ada notasi lain yang mengikuti tanda ini, yakni seperti yang di bawah ini. Ruang atau garis berangka 1 adalah batas bagian terakhir dari seluruh bagian yang harus dimainkan pertama kali sebelum diulang. Sedangkan ruang atau garis berangka 2, adalah setelah pengulangan pemain atau penyanyi harus meloncati ruang atau garis berangka 1 dan melanjutkan pada birama yang berada pada ruang atau garis berangka 2. Ini adalah tiga dari beberapa simbol aksentuasi yang biasanya diletakkan di atas not yang ingin diberi tekanan. Masing-masing Aksen punya kuantitas tekanan yang berbeda. Titik bertekanan sangat ringan dibandingkan yang garis kecil, dan yang garis kecil ini lebih ringan dari yang satunya.

Kegiatan Belajar 2 Tangga Nada dan Akor

A. TANGGANADA MAYOR Tangganada dalam musik merupakan pijakan seseorang untuk menciptakan, bernyanyi, atau memainkan karya-karya musik. Melalui tangga nada pula seorang penyanyi dapat menyesuaikan tingkat suaranya. Antara satu not dengan not yang lain sebenarnya mempunyai interval atau jarak yang membedakan pitch satu not dengan pitch not yang lainnya. Hal ini terjadi karena asingmasing pitch mempunyai frekuensi bunyi yang berbeda. Interval antara not c d hingga c di atasnya adalah sebagai berikut. c c = 1, d c = 1, e f = , f g = 1, g a = 1, a b = 1, b d = . atau

Tangganada C Mayor ini sering disebut dengan tangganada natural. Untuk mencari tangganada baru yang berikutnya perlu diperhatikan langkah-langkah berikut ini: 1. Dalam menentukan nada tangganada baru, kita terlebih dahulu harus mengambil nada ke-lima (sol) dari tangganada yang sebelumnya (tangganada C Mayor), dan kita menemukan not G. 2. Setelah kita mendapatkan not ke-lima (not G), kita buat rangkaian yang terdiri dari delapan buah not yang berurutan ke atas, seperti berikut:

3. Setelah itu kita menghitung interval yang terjadi pada rangkaian tersebut.

4. Agar terdengar sesuai dengan tangganada mayor yang seharusnya, maka rangkaian not pada bagian yang dilingkari harus dilakukan perubahan yakni dengan memberi notasi khromatik kres atau palang pada not f sehingga intervalnya menjadi sesuai dengan rumusnya. Alhasil rangkaian tersebut menjadi:

Bila khromatik sudah ditempatkan sebagai tanda mula, maka artinya semua not f dimainkan majasi not fis artinya semua not f dalam lagu tersebut harus dinaikkan setengah

nada. Kecuali pada not f tertentu dikenakan notasi pugar

. Bila sebuah not f dikenai

notasi ini, maka not yang bersangkutan dimainkan atau dinyanyikan sebagai not f bukan sebagai not fis. Untuk jelasnya pelajar kembali bagian ini pada kegiatan belajar satu di depan. Menempatkan notasi seperti ini akan memberikan kemudahan bagi pemain/penyanyi untuk mengetahui lagu tersebut dimainkan pada jenis nada dasar atau tangga nadanya. Bila kita hendak mencari tangganada mayor yang menggunakan khromatik kres kita harus mencari nada ke-lima arah ke atas; sedangkan untuk mencari tangganada mayor yang menggunakan khromatik mol kita harus mencari nada ke-empat arah ke atas dari nada pertama tangganada sebelumnya. Dengan demikian untuk tangganada mayor berikutnya adalah tangganada F Mayor. Seperti langkah di depan, kita buat rangkaian not dari not f hingga not f lagi. Lalu kita hitung intervalnya, seperti berikut ini. Pada bagian yang dilingkari terdapat perbedaan dengan rumus tangganada mayor. Kita akan memerlukan sebuah notasi khromatik mol yang dikenakan pada not b sehingga not tersebut membuat interval yang kita harapkan, dan not tersebut otomatis berubah nama menjadi not bes.

Bila kita hendak membuat tangganada F Mayor tersebut dengan menggunakan tanda mula, maka dia akan tampak seperti ini.

B. TANGGANADA MINOR Bila tangganada mayor solmisasinya dimulai dengan do, maka pada tangganada minor dimulai dengan la. Jadi solmisasinya: la-si-do-re-mi-fa-se-la. Not awal tangganada minor diperoleh dari nada la atau not ke-empat dari tangganada mayor-nya. Dari tangganada C Mayor akan diperoleh tangganada A minor. Dari tangganada G Mayor akan diperoleh tangganada E Minor. Seperti kita ketahui bahwa tangganada mayor bertanda mula khromatik mol dimulai dengan tangganada F Mayor. Tangganada F Mayor ini memiliki satu mol pada not b. Untuk mencari tangganada minornya, cukup kita cari nada ke-enamnya yakni not d. Dari not d ini dibuat rangkainnya ke arah atas, seperti ini.

C. AKOR Akor adalah salah satu unsur harmoni dalam karya musik. Akor memberikan kesan kedalaman dan tembok yang kokoh bagi bangunan karya musik. Akor (chord, dalam bahasa Inggris) sering pula disebut trinada. Pada intinya akor terdiri dari tiga nada dari sebuah tangganada, yaitu nada I (do), nada III (mi), dan nada V (sol). Kadangkala ada yang menggunakan empat nada, yakni ditambah dengan nada VIII (do tinggi). Namun ada juga akor yang terdiri dari empat nada pokok, misalnya akor septime.

Anda mungkin juga menyukai