Apresiasi selain syair dan nada, sebuah lagu terdiri atas berbagai bagian yang membentuknya.
Lagu akan terdengar indah karena berbagai unsur musik yang digabungkan. Adapun, unsur-unsur
yang membentuk sebuah lagu adalah sebagai berikut ;
A. Notasi musik .
Nada tidak dapat dilihat atau diperlihatkan , tetapi dapat didengar ataupun diperdengarkan.
Nada adalah bunyi yang getarannya teratur. Untuk menuliskan nada, digunakan notasi ( symbol
). Pada dasarnya, notasi hanya dapat melukiskan dua sifat nada, yaitu tinggi rendah dan
panjang pendek.Warna nada dapat dituliskan dengan notasi. Dengan notasi, kita dapat
mengenal, membaca , menulis, dan menyanyikan lagu.
2. Notasi Balok
Notasi balok adalah symbol atau tanda untuk menyatakan tinggi rendahnya suara yang
diwujudkan dengan gambar. Notasi balok disebut juga notasi mutlak karena mempunyai
patokan tinggi nada yang tetap ( a = 440 Hz ) sehingga sangat efektif digunakan dalam
bermain musik.
Bagian – bagian notasi balok dibagi menjadi tiga, yaitu bendera, tangkai dan kepala.
Sistim not balok ini merupakan perpaduan yang terdiri dari beberapa unsur yang saling
mendukung satu sama lainnya dengan sebutan abjad, yaitu ;
c d e f g a b c’
Dari kedua sistim tersebut di atas, yang banyak dikenal secara menyeluruh adalah sistim not
angka. Oleh karena itu dalam mempelajari cara menulis dan membaca not balok berikut ini, akan
dibantu pula dengan not angka yakni 1= do, 2 = re , 3 = mi, 4 = fa , 5 = sol, 6 = la , 7 = si, 1 = do
tinggi, 2 = re tinggi dst dengan diberi tanda titik di atas angka-angka tersebut, sebaliknya untuk nada
rendah ditandai dengan diberi tanda titik di bawah angka-angka tersebut.
1. Bentuk Titi nada .
Penulisan not balok diletakkan pada tempat not yang disebut garis paranada. Garis paranada
terdiri atas lima buah garis sejajar yang sama panjangnya. Jaraknya bernomor dari bawah ke atas,
yaitu ; 1 , 2 . 3 .4 , 5 , Selang atau jarak antara dua buah garis notasi disebut spasi.
Garis ke – 5
Garis ke – 4
Garis ke - 3
Garis ke – 2
Garis ke - 1
2. Tengahan 2 ketukan
Di atas garis ketiga
.3. Perempatan 1 ketukan
Pada spasi ke- 2 dan ke-
4 Perdelapan 3 ½ ketukan
Tangga nada diatonis yaitu tangga nada yang menggunakan 7 nada pokok sebagai dasar. Deretan nada-
nada yang berurutannya adalah c d e f g a b c dinamai tangga nada diatonis C mayor
( Natural ). Tangga nada C mayor digunakan untuk menyususn lagu-lagu mayor, sedang untuk menulis lagu-
lagu minor digunakan tangga nada diatonis minor.
C D E F G A B C
1 1 1/2 1 1 1 ½
Pada piano nada – nada belahan ini ditekan pada tuts hitam
C D E F G A B C
Disebut tangga nada ber-kruis dan ber-mol, karena di antara nada – nada yang tersusun dalam tangga nada
tersebut mendapat tanda Kruis ( # ) yaitu diinaiikan setengah jarak, dan mendapatkan Mol ( ) yaitu diturunkan
setengah jarak.
Adanya kruis dan mol dalam tangga nada ini adalah untuk menyesuaikan jarak- jarak nadanya menurut
ketentuan yang berlaku dalam susunan tangga nada diatonis mayor, yaitu : 1 - 1 - ½ - 1 - 1 - 1 - ½
Tangga nada ber- kruis dan ber- mol ini merupakan tangga nada baru , yang nada- nadanya berasal dar
tangga nada C mayor. Tangga nada ini juga terdiri Mayor dan Minor.
c d e f g a b c’
Tetra cord Bawah Tetra cord Atas
Nada pertama dari Tetra cord atas menjadi nada dasar ( G = Do ), sehingga susunan huruf
musknya menjadi ; g a b c d e f g’.
1 1 ½ 1 1 1 1
Bila kita perhatikan dari deretan nada-nada itu jarak anatar nada-nadanya belum memenuhi
ketentuan yang berlaku dalam tangga nada diatonis mayor yaitu :
1 - 1 - ½ - 1 - 1 - 1 - ½
Kemudian untuk menyesuaikan jarak nada-nadanya, maka nada urutan ke- 7 yaitu huruf f ,
harus dinaikan ½ jarak menjadi fis, sehingga kini tersusun tangga nada ber – kruis 1 atau g
mayor dengan deretan nada dan jaraknya sebagai berikut :
G - a - b - c - d - e - fis - g
1 1 ½ 1 1 1 ½
Dalam penulisan not balok, tangga nada g mayor ini dijelaskan dengan Tanda Mula diberi tanda Kruis
( # ) sebanyak 1 pada garis para nada ke- 5 , yaitu tempat nada f , sehingga semua nada f yang ada dalam notasi
tersebut dinaikkan ½ jarak menjadi fis.
Nada d yang terletak pada tetra cord atas, adalah sebagai nada awal, kemudian disusun secara
berurutan arah ke atas sehingga menjadi satu oktaf , yaitu :
d e fis g ditambah a b c d’
Kemudian jarak nada –nadanya disesuaikan seperti halnya pada tangga nada ber-kruis 1 ( G Mayor
), yaitu urutan nada ke – 7 ( nada c ) dinaikkan ½ jarak menjadi cis, sehingga susunan tangga
nada ber – kruis 2 ( D mayor ), adalah : d e fs g a b cis d’
1 1 ½ 1 1 1 ½
1. Tangga nada ber-mol 1 ( F Mayor ) ini deretan nadanya diawali dari nada F ( F = Do ) dan
seterusnyatersusunberurutan menurut abjad yang digunakan dalam tangga nada Diatonis mayor.
Cara menyusun tangga nada ini ialah seperti kita menyusun tangga nada ber-kruis juga, bedanya hanya
kalau menyusun tangga nada ber-kruis disusun dari tetra cord Atas sedang tangga nada ber-mol disusun dari
tetra cord Bawah, sebagai berikut:
c d e f g a b c’
Tetra Cord Bawah Tetra Cord Atas
Nada f yang berada pada urutan ke- 4 tetra cord Bawah, adalah sebagai nada awal, kemudian disusun secara
berurutan arah ke atas sehingga menjadi satu oktaf, yaitu :
f g a b c d e f’
1 1 1 1 1 1 ½
Deretan nadanya sudah benar, tetapi jarak nada-nadanya belum memenuhi ketentuan yang berlaku dalam tangga
nada Diatonis Mayor, yaitu : 1 1 ½ 1 1 1 ½
Untuk menyesuaikan jarak nada-nadanya , maka urutan nada yang ke-4 (b ), harus diturunkan 1/2 jarak
menjadi bes , sehingga tersusunlah tangga nada ber-mol 1 ( F Mayor ) ini dengan nada dan jaraknya sebagai
berikut :
f g a bes c d e f’
1 1 ½ 1 1 1 ½
Dalam penulisan not balok, tangga nada ber-mol 1 ( F mayor ) ini dijelaskan dengan Tanda Mula mol ( )
sebanyak 1 pada garis para nada ke-3 , yaitu tempat nada b, sehingga semua nada b yang ada dalam notasi
tersebut diturunkan ½ jarak menjadi bes.
O
O
O
O
f g a bes c d e f
1 2 3 4 5 6 7 1
Tangga nada yang ber-mol 2 ( Bes Mayor ) susunan nadanya diawali dari nada Bes ( Bes = Do ), dan
seterusnya tersusun menurut abjad yang digunakan dalam tangga nada diatonis mayor.
Cara menyusun tangga nada ber-mol 2 ( Bes Mayor ) ini sama seperti kita menyusun tangganada ber-mol 1
juga, yaitu bertolak dari tangga nada F mayor, yang dibagi menjadi dua tetra cord dengan menggunakan tetra
cord bawah, sebagai berikut ;
f g a bes c d e f
Nada bes yang terletak pada urutan ke- 4 tetra cord bawah, adalah sebagai nada awal, kemudian disusun
secara berurutan arah ke atas sehingga menjadi satu oktaf
bes c d e f g a bes
1 1 1 ½ 1 1 ½
Kemudian untuk memenuhi ketentuan jarak yang berlaku dalam tangga nada diatonis mayor, maka nada
yang ke- 4 ( e ) harus diturunkan ½ jarak menjadi es, sehingga tersusunlah tangga nada ber-mol 2 ( Bes Mayor )
denga nada dan jaraknya sebagai berikut :
bes c d es f g a bes’
1 1 ½ 1 1 1 ½
Dalam notasi balok, tangga nada ber-mol 2 ( Bes Mayor ) ini dijelaskan dengan Tanda Mula yang diberi
tanda mol ( ) sebanyak dua buah,yang terletak pada garis paranada ke- 3 yaitu tempat nada b dan spasi ke-4
tempat nada e sehingga semua nada b dan nada e harus diturunkan ½ jarak menjadi bes dan es. Yaitu ;
Tangga nada ber-mol 3 ( Es mayor ) susunan nadanya bertolak dari tangga nada ber-mol 2 ( Bes mayor ),
diawali dari nada es berurutan sampai satu oktaf, kemudian disesuaikan jarak nadanya, yaitu urutan nada yang
ke-4mm( a ) diturunkan ½ jarak menjadi as dan tersusun sebagai berikut
Es f g as bes c d es’
1 1 ½ 1 1 1 ½
Tangga nada Ber- Mol 5 ( Des Mayor ) Latihan menyusun urutan nada- nadanya
Tangga nada Ber – Mol 6 ( Ges Mayor Latihan menyusun urutan nada- nadanya