Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DASAR-DASAR PMI

“TOLERANSI BERAGAMA”

DOSEN PENGAMPU : ZAENUDDIN AMRULLAH, MA

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. M. ZAENUL ABROR ( 220302012)


2. MUHAMMAD SALIM ( 220302017)
3. ARYA SUTANDI ( 220302013)
4. ALINI DINDAYANI ( 220302025)
5. MARDATILA APRIANI ( 220302028)
6. HILWANI AZHARI ( 202203020

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Toleransi Beragama” dengan lancar. Dalam

penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Zaenuddin Amrullah, M.A selaku dosen Pengampu mata kuliah Dasar-

dasar PMI , dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesian penyusunan

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca

pada umumnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mataram, 11 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..................................................................................ii
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...............................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN TOLERANSI................................................................................................2
B. TOLERANSI DALAM BHINNEKA TUNGGAL IKA........................................................3
C. TOLERANSI BERAGAMA MENURUT SILA PERTAMA...............................................3
D. CONTOH-CONTOH TOLERANSI BERAGAMA..............................................................4
BAB III..................................................................................................................................................5
PENUTUP.............................................................................................................................................5
A. KESIMPULAN........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada umumnya, manusia merupakan makhluk yang menginginkan kedamaian di


muka bumi. Nilai-nilai perdamaian menjadi sebuah hal penting yang harus ada dalam
kehidupan. Setiap agama mengajarkan nilai-nilai perdamaian tersebut melalui sikap
toleransi beragama. Toleransi beragama menjadi obat ditengah munculnya berbagai
kekacauan dalam kehidupan, seperti anarkisme beragama, perang antar agama, hingga
terorisme dalam lingkup global. Kekacauan tersebut menimbulkan banyak akibat yang
pada akhirnya akan memunculkan masalah-masalah baru. Umumnya, masalah dalam
kehidupan beragama timbul dalam hubungan kaum mayoritas dan minoritas. Adanya
keinginan untuk saling menguasai dan menjadi pemegang otoritas tertinggi menjadikan
persaingan antara kuam mayoritas dan minoritas menjadi semakin kuat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk toleransi beragama yang dilakukan antara
kaum mayoritas dan minoritas Desa Sukoreno dalam praktek sosial masyarakatnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam proses
pengambilan datanya adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang
diperoleh kemudian diolah kembali menjadi sebuah data valid menggunakan triangulasi
sumber. Sehingga, melalui lima tahapan diatas akan didapati kesimpulan yang telah valid
terkait toleransi beragama dalam praktek sosial masyarakat antara kaum mayoritas dan
minoritas umat beragama Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Yang Dimaksud Toleransi ?


2. Jelaskan toleransi dalam Bhinneka Tunggal Ika !
3. Toleransi beragama dalam perspektif pancasla !
4. Macam-Macam Contoh Toleransi Beragama !

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian toleransi


2. Untuk mengetahui toleransi dalam bhinneka tunggal ika
3. Untuk Mengetahui Toleransi Beragama Dalam Perspektif Pancasila
4. Untuk mengetahui macam-macam contoh toleransi beragama

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TOLERANSI
Toleransi berasal dari kata bahasa Inggris “Tolerance” berarti membiarkan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi diartikan sebagai sikap toleran,
mendiamkan, dan membiarkan. Sedangkan dalam bahasa Arab, toleransi adalah suatu
pendirian atau sikap untuk menerima berbagai pandangan, serta pendirian yang beraneka
ragam meski tidak sependapat. Jadi, toleransi adalah cara menghargai, membolehkan,
membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan yang bertentangan
dengan pendirinya. Sikap toleransi menjaga kedamaian dan kerukunan di dalam
masyarakat. Toleransi merupakan konsep modern untuk menggambarkan sikap saling
menghargai dan kerja sama antara kelompok masyarakat dengan beragam perbedaan.
Maka dari itu, toleransi menjadi sikap yang sangat penting karena merupakan tindakan
yang menghormati keragaman latar belakang, pandangan, dan kepercayaan. Pengertian
Toleransi dan Contoh Sikap dalam Kehidupan Sehari-Hari Toleransi adalah kemampuan
seseorang memperlakukan orang lain yang berbeda. Toleransi termasuk sikap positif
seperti menghargai dan menghormati orang yang berbeda agama, ras, bahasa, suku, dan
budaya. Toleransi merujuk pada sikap saling menghargai antar sesama. Sikap
menghargai ini penting untuk lingkungan yang damai dan beragam. Toleransi termasuk
sikap positif yang baik untuk menjaga kerukuranan, serta mencegah konflik dari
masyarakat. Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama yang bisa memicu
diskriminasi. Banyak kasus intoleransi akibat perbedaan suku dan keyakinan. Sikap
toleransi perlu disiapkan sejak kecil, untuk menjaga perbedaan yang ada di masyarakat.
Toleransi berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan, untuk menumbuhkan toleransi,
tanggung jawab, disiplin, dan berpikir kritis. Nilai-nilai toleransi ini menjadi bekal, untuk
menghargai perbedaan dan pendapat sesama warga negara. Toleransi adalah kemampuan
individu untuk memperlakukan seseorang dengan baik. Sikap toleransi ini membiarkan
orang lain punya pendapat berbeda dari kita. Pada hakikatnya, toleransi menjadi sebuah
kesadaran untuk menerima dan menghargai perbedaan.

2
B. TOLERANSI DALAM BHINNEKA TUNGGAL IKA
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia, tertulis di lambang Garuda
Pancasila. Kata tersebut berada di pita yang dicengkeram di kaki burung Garuda.
Mengutip dari buku Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal, semboyan negara
diatur dalam pasal 36A UUD 1945. Arti kata Bhinneka Tunggal Ika yakni “Berbeda-
beda tetapi tetap satu”. Kata Bhinneka ini menjelaskan keberagaman suku, bahasa,
agama, ras, dan budaya di Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika menjelaskan meski berbeda,
namun tetap satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semboyan ini
menghubungkan toleransi dari bangsa yang majemuk. Sikap dan perilaku toleran perlu
diciptakan, caranya menghormati dan menghargai perbedaan yang ada. Perilaku toleransi
terwujud dari keberagaman suku, agama, ras, dan budaya. Penjelasannya sebagai berikut:
Makna toleransi dalam Bhinneka Tunggal Ika ialah hidup berdampingan secara
damai. Di samping itu juga saling menghargai di antara keragaman suku bangsa, adat
istiadat, agama, dan bahasa. Bhinneka Tunggal Ika dalam keberagaman sosial menjadi
alat pemersatu dan pengikat berragam budaya dari suku bangsa di Indonesia. Harus
dijaga dari segi akidahnya. Kalau bahasa Islam itu, lakum dinukum waliyadin, artinya
bagimu agamamu bagiku agamaku. Artinya, tidak saling menjelekkan. Maka itu perlu
dibangun yaitu teologi kerukunan
C. TOLERANSI BERAGAMA MENURUT SILA PERTAMA
Sila pertama Pancasila, berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Artinya Indonesia
adalah negara Ketuhanan, menghendaki warganya untuk menganut satu agama atau
kepercayaan. Di Indonesia, ada 6 agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, dan Konghucu. Tanpa adanya toleransi umat beragama akan terjadi
diskriminasi, kekerasan, dan konflik antar masyarakat berbeda keyakinan. Pasal 29 Ayat
2 UUD 1945, mengatur setiap warga negara untuk memeluk agama dan menjamin
perlindungan. Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Pasal tersebut menjelaskan setiap orang berhak memeluk agama, serta negara melindungi
warganya untuk beribadah.
Pada landasan dasar negara Pancasila, khususnya sila pertama “Ketuhanan Yang
Maha Esa”, mencerminkan bangsa Indonesia sesungguhnya merupakan bangsa yang
penuh dengan nilai-nilai toleransi. Penyebutan kalimat “Tuhan Yang Maha Esa”,
mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antarpemeluk, membina

3
kerukunan hidup di antara sesama umat beragama, tidak memaksa suatu agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
D. CONTOH-CONTOH TOLERANSI BERAGAMA
1. Tidak memaksakan agama yang dianut ke seseorang yang berbeda keyakinan.
2. Menghargai dan menghormati agama yang dianut orang lain.
3. Tidak menganggu ibadah dan jalannya kegiatan keagamaan orang lain.
4. Tidak merusak tempat ibadah dan mengganggu ketenangan agama lain.
5. Tidak menghina dan merendahkan agama orang lain.
6. Berteman dengan orang yang berbeda keyakinan.
7. Tidak berlaku diskriminasi pada seseorang yang berbeda agama di sekolah, tempat
kerja, dan lingkungan.
8. Tidak mengucilkan warga yang berbeda keyakinan di lingkungan tempat tinggal.
9. Menerima perbedaan orang lain.

4
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Toleransi beragama tidak berarti bahwa seseorang yang telah mempunyai keyakinan
kemudian berpindah atau merubah keyakinanya atau peribadatan agama-agama lainnya,
tidak pula dimaksudkan untuk mengakui kebenaran semua agama atau kepercayaan
melainkan bahwa ia tetap pada suatu keyakinan yang diyakini kebenarannya, serta
memandang benar keyakinan orang lain, sehingga dalam dirinya terdapat kebenaran yang
diyakininya sendiri menurut suara hatinya sendiri yang tidak diperoleh atas dasar paksaan
ornag lain atau diperoleh dari pemberian orang lain

Masyarakat multicultural terpola oleh keragaman budaya termasuk keragaman


agama.didalam perjalananya, agama-agama yang muncul dalam masyarakat multicultural
kemudian dipahami oleh umatnya. Diantara mereka, ada yang memahaminya secara
rasional dan adapula yang memahaminya secara irasional.

5
DAFTAR PUSTAKA
1Hornby AS, Oxford Advanced Learner’sDictionary (Oxford: University Printing House,
1995), 67.

2Michael Walzer, On Toleration Castle Lectures in Ethics, Politics, and Economics (New
York: Yale University Press, 1997), 56. 3J. Cassanova, Public Religions In The Modern
World (Chicago: Chicago University Press, 2008),.87. 4Joachim Wach, The Comparative
Study of Religion (New York: Colombia University Press, 1958), 121 132.

9Dalam James. D. Proctor, Science, Religion and the Human Experience, (New York: Oxford
University Press, 2005), 90.

Anda mungkin juga menyukai