Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL, RISIKO KREDIT DAN

PENDAPATAN BUNGA TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN


INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Hartini Ayu Jenflonita

2227000040

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peran

penting dalam pergerakan perekonomian. Ada banyak usaha yang dilakukan pihak

bank untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan yang secara

keseluruhan dapat dilihat dari perolehan manfaat dari penyediaan atau kebutuhan

pembiayaan dan pinjaman bank. Dalam Undang-Undang No.10 tahun 1998 Pasal 1

ayat (2) mengenai perbankan menuliskan bank merupakan badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam dunia perbankan, profitabilitas merupakan hasil akhir dari serangkaian

kebijakan dan keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak bank. Profitabilitas juga

merupakan salah satu hal yang penting bagi bank untuk memenuhi kewajiban kepada

pemegang saham, untuk meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan modal,

dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan dana yang

dimiliki masyarakat kepada bank dimana yang dinilai dari badan usaha bank itu adalah

untuk mendapatkan laba. Profitabilitas memiliki kemampuan untuk menghasilkan atau

memperoleh laba secara efektif dan efisien.

2
Untuk meningkatkan keuntungan bank, diperlukan sistem pengukuran

keuangan yang mampu menghitung kenaikan profitabilitas, yaitu dengan

menggunakan rasio profitabilitas yang adalah return on assets (ROA). Posisi return on

assets (ROA) yang selalu meningkat tiap tahunnya merupakan kinerja bank yang sehat.

Masalah yang diterbitkan oleh (Damara, 2022) dalam Bisnis.com menyatakan bahwa

OJK mencatat profitabilitas bank menyusut atau menurun dari bulan Februari 2022.

Menurunnya profitabilitas bank tercermin dari rasio margin bunga bersih atau net

interest margin (NIM) yang turun 13 bps atau dari 4,69% pada Januari 2022 menjadi

4,56% pada Februari 2022. Hal ini juga di pengaruhi oleh return on assets (ROA) yang

turun 21 bps menuju angka 2,36%.

Dalam kasus ini, dikaitkan juga bahwa kinerja perbankan dalam bulan Februari

2022 memperlihatkan peningkatan efisiensi bank. Tercermin dari biaya operasional

terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 80,90% pada bulan Januari

2022 menjadi 79,91% bulan Februari 2022.

Dari sisi yang lain, risiko kredit perbankan pada bulan Februari 2022 membaik,

dikarenakan mampu memperkecil rasio kredit bermasalah, dilihat dari non-performing

loan (NPL) secara gross dan nett. NPL gross turun 2 bps menjadi 3,08%, sedangkan

secara nett turun 1 bps menuju 0,87%.

Tingkat profitabilitas dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan

rasio return on assets (ROA) untuk melihat secara detail kemampuan bank

memperoleh penghasilan dalam operasi secara menyeluruh. Nilai profitabilitas bank di

ukur dengan asset yang sebagian besar dananya merupakan nilai dari simpanan

3
masyarakat sehingga return on assets (ROA) lebih ideal untuk dapat mengukur tingkat

profitabilitas perbankan. Posisi return on assets (ROA) yang selalu meningkat tiap

tahunnya merupakan kinerja bank yang sehat, namun kenyataan tahun 2022 perbankan

Indonesia mengalami penurunan dari bulan Februari sampai Desember. Profitabilitas

yang terjadi dari bulan Januari sampai Desember tahun 2022 dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 1.1
Tren Profitabilitas Perbankan Indonesia
Tahun 2020-2022
(Berdasarkan return on asset atau ROA (persen)

Tahun
Bulan
2020 2021 *2022
Januari 2,70 2,17 2,56
Februari 2,49 1,97 2,36
Maret 2,57 1,87 2,20
April 2,34 1,86 2,33
Mei 2,06 1,80 2,36
Juni 1,94 1,88 2,38
Juli 1,90 1,86 2,47
Agustus 1,90 1,90 2,50
September 1,76 1,91 2,53
Oktober 1,70 1,93 2,49
November 1,64 1,91 2,49
Desember 1,59 1,85 2,45
Sumber data: www.ojk.go.id

Dari gambar 1.1 dapat dilihat dari bulan Januari sampai Desember return on

assets (ROA) menurun dari tahun ke tahun. Nilai ROA yang tertinggi berada pada

bulan Januari, setelahnya tiap bulan mengalami penurunan. Untuk tahun 2022, angka

4
yang paling rendah berada pada bulan Maret. Dilihat dari bulan Februari mengalami

penurunan dari bulan Januari, Maret semakin merosot sebesar 16 bps atau 2,20%.

Pada kenyataannya ini menunjukkan masih ada kendala atau masalah bagi

perbankan Indonesia dalam hal profitabilitas mengacu pada return on asset (ROA). Hal

ini sangatlah penting untuk mengetahui apa penyebab dari timbulnya tren yang

menurun dari tiap bulan di tahun 2022, sehingga perlu dilakukannya penelitian

terhadap keefisiensian, risiko kredit dan pendapatan bunga perbankan untuk

mengetahui penyebab terjadinya penurunan dari data diatas.

Beberapa penelitian terdahulu menghubungkan antara pengaruh efisiensi

operasional yang diukur dengan biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO), risiko kredit menggunakan non-performing loan (NPL), dan pendapatan

bunga dengan rasio net interest margin (NIM) terhadap profitabilitas dilihat dari return

on assets (ROA) perbankan di Indonesia. Hasil dari penelitian ini juga tidaklah sama,

terdapat research gap atau kesenjangan penelitian sebelumnya, dimana variabel-

variabel independen mempengaruhi profitabilitas tidak konsisten arah pengaruhnya

terhadap profitabilitas, terdapat beberapa peneliti menemukan hasil pengaruh yang

positif dan yang lain menemukan hasil pengaruh yang negatif. Penelitian yang

dilakukan (Nugroho, Mangantar, & Tulung, 2019) menemukan hasil bahwa biaya

operasional pendapatan operasional (BOPO) tidak berpengaruh signifikan secara

negatif terhadap return on assets (ROA), net interest margin (NIM) berpengaruh

signifikan secara positif terhadap return on assets (ROA), non-performing loan (NPL)

tidak berpengaruh signifikan secara negatif terhadap return on assets (ROA).

5
Penelitian yang dilakukan (Nuryanto, Salam, Sari, & Suleman, 2020) memberikan

hasil bahwa non-performing loan (NPL) dan biaya operasional pendapatan operasional

(BOPO) berpengaruh signifikan terhadap return on assets (ROA). Penelitian yang lain,

(Miswanto, Christiana, & Syaflan, 2022) menyatakan bahwa non-performing loan

(NPL) dan biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif

pada return on assets (ROA), sedangkan net interest margin (NIM) berpengaruh positif

pada return on assets (ROA). Temuan dari hasil penelitian ini memberikan keterangan

bahwa risiko kredit mempengaruhi secara negatif terhadap profitabilitas, efisiensi

operasional mempengaruhi secara positif terhadap profitabilitas. Masih ada banyak

perbedaan hasil penelitian terdahulu sehingga menjadi celah untuk melakukan kajian

ulang pengaruh efisiensi, risiko kredit, dan pendapatan bunga terhadap profitabilitas

perbankan.

Efisiensi operasional pada cost-based banking dapat diukur menggunakan rasio

biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Ketika rasio biaya

operasional pendapatan operasional (BOPO) lebih rendah menunjukkan bukti bahwa

efisiensi bank meningkat dan biaya operasional ditekan atau menurun. Berapa

keuntungan dari bank tergantung pada biaya operasional pendapatan operasional

(BOPO) yang lebih dikenal dengan rasio biaya operasional terhadap pendapatan.

Menurut (Kasmir, 2019) menyatakan dalam bukunya bahwa kredit yang

bermasalah merupakan risiko terhadap kredit yang diberikan, suatu keadaan dimana

nasabah didapati tidak dapat membayar kewajibannya baik secara keseluruhan ataupun

sebagian yang dipinjamkan oleh bank kepada bank sesuai dengan perjanjian yang

6
ditentukan. Risiko kredit dapat dilihat dari macetnya pembayaran kredit terhadap

keseluruhan kredit yang digunakan yang disebut dengan non-performing loan (NPL).

Non-performing loan (NPL) merupakan adanya masalah dalam suatu bank. Masalah

yang membawa dampak bahaya terhadap bank yang mempengaruhi kesehatan asset

dari profitabilitas atau keuntungan dari bank.

Menurut (Kasmir, 2010) Net Interest Margin (NIM) merupakan ukuran

perbedaan antara bunga pendapatan yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan

lain dan nilai bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (relatif

terhadap jumlah bunga produktif asset). NIM digunakan untuk mengukur kemampuan

manajamen bank dalam mengelola aktiva produktifnya agar dapat menghasilkan

pendapatan bunga bersih. Semakin besar nilai net interest margin (NIM) maka

pendapatan bunga bersih akan meningkat sehingga kemungkinan suatu bank dalam

masalah pendapat bunga semakin kecil.

Tingkat profitablitas yang tinggi terlihat dari kinerja perusahaan dan

pengawasan yang baik untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam

jangka waktu panjang. Hal ini menjukkan apakah badan usaha tersebut memiliki

pencapaian atau pertumbuhan yang baik di masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih judul penelitian dalam bentuk

Tulisan Ilmiah yaitu : “PENGARUH EFISIENSI, RISIKO KREDIT DAN

PENDAPATAN BUNGA TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

7
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap efisiensi operasional?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pendapatan bunga?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap efisien operasional,

risiko kredit, dan pendapatan bunga?

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN SEBELUMNYA

2.1 Kajian Teori

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengkaji tentang efisiensi operasional,

risiko kredit, dan pendapatan bunga yang mempengaruhi profitabilitas perbankan.

Terdapat beberapa yang digunakan dalam kajian teori yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

2.1.1 Teory Agency (Teori Keagenan)

Teori keagenan pertama kali dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976).

Teory Agency menyatakan bahwa suatu perusahaan memiliki manajer sebagai agent,

dan adanya pemegang saham perusaahan yang menjadi principal. Teory Agency

memiliki hubungan dengan profitabilitas. Dimana pihak pemilik (principal) maupun

8
manajemen (agent) memiliki tanggungjawab untuk memaksimalkan, meningkatkan

dan mengoptimalkan keuntungan secara bersamaan demi kepentingan stakeholders.

Tetapi pada kenyataannya yang terjadi adalah pihak manajemen lebih banyak

mempunyai informasi internal daripada pihak pemilik, sehingga hal ini mengakibatkan

keputusan manajemen dalam mengambil tindakan untuk keinginan pribadi merupakan

informasi antara principal dan agent yang menjadi pengaruh bagi profitabilitas yang

dilaporkan.

2.1.2 Profitabilitas

Bagi dunia perusahaan, menjaga suatu kepercayaan masyarakat kepada

perusahaan sangatlah penting dan kepercayaan tersebut merupakan hal utama bagi

perusahaan. Profitabilitas dalam perusahaan adalah acuan yang berperan penting untuk

menarik para investor agar menginvestasikan sahamnya dalam suatu perbankan.

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan.

Profitabilitas dari suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal

saham tertentu (Winarso, 2014). Apabila profitabilitas yang diperoleh lebih besar,

maka tujuan perusahaan pasti tercapai atau sebaliknya jika pencapaian profitabilitas

lebih rendah maka terjadilah kebangkrutan, karena perusahaan tidak mempunyai asset

untuk melanjutkannya. Itulah sebabnya penting tujuan profitabilitas dalam suatu

perusahaan.

Return on assets (ROA) digunakan untuk dapat mengukur efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

9
dimiliki perusahaan tersebut. Return on Asset merupakan rasio antara laba bersih

perusahaan sebelum pajak terhadap total asset perusahaan. Semakin besar Return on

Asset yang diperoleh perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik,

karena tingkat kembalian (return) perusahaan semakin besar, berarti profitabilitas

perusahaan meningkat ataupun sebaliknya.

Adapun pengukuran profitabilitas yang dapat digunakan dalam menghitung

return on assets (ROA), adalah:

ROA = Net Income × 100%

Total Assets

2.1.3 Efisiensi Operasional

Efisiensi merupakan upaya untuk mencapai tujuan yang maksimal dengan

meminimalkan penggunaan sumber daya. Dengan sedikitnya biaya, efisiensi memiliki

kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan ataupun usaha dengan waktu dan tenaga

agar mencapai hasil dan tujuan yang maksimal. Efisiensi operasional adalah upaya

perusahaan dalam penggunaan sumber daya menggunakan seluruh aktivanya dalam

menghasilkan penjualan, dengan meminimalkan biaya sehingga keuntungan yang

maksimal akan tercapai. Efisiensi Operasional dapat diukur dengan menggunakan rasio

biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Kemampuan pihak bank

mengevaluasi biaya operasional yang terkait dengan pendapatan usaha dapat diketahui

dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO).

10
Ukuran biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) digunakan

untuk mengukur secara efektif dan efisien suatu bank dalam beroperasi. Bank yang

lebih efektif dalam menjalankan kegiatan usahanya dilihat dari biaya operasional

terhadap pendapatan operasional (BOPO) dengan nilai yang lebih kecil atau tergolong

rendah. Dan apabila didapati rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO) bank kurang dari satu maka dapat dikatakan bank dalam kondisi sehat, dengan

kemampuan untuk meningkatkan keuntungan. Tetapi sebaliknya, pada saat bank

dengan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) lebih besar

daripada satu, hal itu dianggap bank mengalami kondisi yang buruk atau tidak sehat.

Perusahaan yang berupaya untuk melakukan operasionalnya secara efektif dan

efisien akan mudah bersaing dengan kompetitor yang ada. Dikarekan efisiensi dapat

menekan biaya operasional suatu perusahaan sehingga perusahaan berjalan lebih

efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan tingkat kepercayaan dan kepuasan klien akan

meningkat melihat aspek efisiensi yang dilakukan dalam operasional perusahaan

(Nisa', 2023)

Pengukuran efisiensi dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO):

BOPO = Biaya Operasional × 100%

Pendapatan Operasional

2.1.4 Risiko Kredit

11
Risiko kredit adalah risiko yang timbul karena debitur tidak dapat

mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayar kepada bank. Jadi

risiko kredit menjelaskan potensi timbulnya kredit macet dari setiap rupiah yang telah

disalurkan melalui pinjaman atau kredit (Latumaerissa, 2014). Perhitungan yang

digunakan untuk mengukur risiko kredit pada bank adalah rasio non-performing loan

(NPL). Peningkatan risiko kredit biasanya disebabkan oleh adanya penurunan

profitabilitas bank, yang memiliki pinjaman non-performing loan (NPL) tinggi dalam

kaitannya denga total kredit sehingga merugikan pihak bank.

Menurut (Kasmir, 2015) non-performing loan (NPL) merupakan rasio yang

dipergunakan untuk dapat mengukur kemampuan bank dalam menutupi atau

melindungi kondisi risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Non-

performing loan (NPL) mencerminkan risiko kredit, apabila nilai non-performing loan

(NPL) semakin kecil, seharusnya semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh

pihak bank. Rasio ini membandingan total kredit bermasalah termasuk kredit kurang

lancer (under-performing), diragukan dan macet (non-performing) terhadap total

kredit. Ketentuan Bank Indonesia ialah bahwa bank harus menjaga NPL dibawah 5%.

Pengukuran risiko kredit dalam penilitian ini menggunakan non-performing

loan (NPL) dengan formula:

NPL = Total Kredit Bermasalah × 100%

Total Kredit

12
2.1.5 Pendapatan Bunga

Pendapatan merupakan penerimaan sesuatu dari pihak lain atau hasil yang

didapatkan baik berupa nominal uang atau barang dari harta yang belaku saat itu.

Pendapatan bunga merupakan pengembalian yang diterima oleh perusahaan yang

didapatkan dari pendapatan yang berasal dari bunga pinjaman, pendapatan dari

penempatan dana oleh bank yang terkait dalam giro, deposito berjangka, obligasi dan

juga surat utang (Angraini, 2021). Pendapatan bunga perusahaan diambil dari rasio

pendapatan bunga terhadap total aktiva produktif (asset yang menguntungkan). Jika

terdapat tambahan pendapatan dari perusahaan, maka pendapatan bunga perusahaan

semakin tinggi, namun pendapatan tambahan ini bisa berdampak positif atau negatif

terhadap kinerja perusahaan tergantung manajemen perusahaan.

Net interest margin (NIM) merupakan rasio yang dapat menghitung pendapatan

bunga bank yang diukur dari bunga bersih dibandingkan dengan rata-rata aktiva

produktifnya.

NIM = Pendapatan Bunga

Aktiva Produktif

13
2.2 Penelitian Sebelumnya

NO Penulis Teory Variabel Hasil Penelitian

1 (Sabili, 2020) Agency Theory Capital Hasilnya Capital

Adequacy Ratio Adequacy Ratio (CAR)

(CAR), dan Net Interest Margin

Loan on Deposit (NIM) berpengaruh

Ratio (LDR), positif dan signifikan

Net Interest terhadap Return on Assets

Margin (NIM), (ROA) Perusahaan

Return on Assets Perbankan Go Public di

Indonesia Tahun 2016-

2018 dan Loan to Deposit

Ratio (LDR) tidak

berpengaruh terhadap

Return on Assets (ROA)

Perusahaan Perbankan Go

Public di Indonesia Tahun

2016-2018.

14
2 (Susilawati & - Non-Performing Hasil penelitian ini

Nurulrahmatiah, Loan (NPL), menunjukkan bahwa NPL

2021) Loan to Deposit tidak berpengaruh

Ratio (LDR), terhadap NIM, sedangkan

Return on Asset LDR berpengaruh

(ROA) signifikan terhadap NIM.

Net Interest Selanjutnya, NPL

Margin (NIM) berpengaruh signifikan

terhadap ROA, sedangkan

LDR tidak berpengaruh

terhadap ROA. Penelitian

ini juga membuktikan

bahwa NIM berpengaruh

signifikan terhadap ROA,

tetapi NIM tidak

memediasi pengaruh NPL

terhadap

ROA, serta NIM mampu

memediasi pengaruh LDR

terhadap ROA

3 (Rohmiati, - BOPO, NPL, Hasil penelitian ini

Winarni, & NIM, LDR, dan menunjukkan bahwa

Soebroto, 2019) ROA BOPO dan NIM memiliki

15
pengaruh yang signifikan

terhadap

Profitabilitas, sedangkan

NPL dan LDR tidak

berpengaruh signifikan

terhadap Profitabilitas.

4 (Wardana & - CAR, LDR, Hasil penelitian

Setiadi, 2023) BOPO, NPL dan menunjukkan variabel

ROA LDR berpengaruh

positif dan tidak

signifikan terhadap

profitabilitas, CAR

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

profitabilitas, BOPO

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

profitabilitas, dan NPL

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

profitabilitas.

16
5 (Setyarini, - CAR, NPL, NIM, Hasil penelitian ini

2020) BOPO, LDR dan menunjukkan bahwa


ROA variabel NPL tidak

berpengaruh signifikan

terhadap ROA. Variabel

CAR, NIM, dan LDR

berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap ROA. Variabel

BOPO berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap ROA.

17
2.3 Kerangka Pemikiran

Efisiensi Operasional (X1)

Risiko Kredit (X2) Profitabilitas (Y)

Pendapatan Bunga (X3)

Keterangan:

= Pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel


terikat (Y) secara parsial.

= Pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel


terikat (Y) secara simultan.

Kerangka berfikir diatas digunakan untuk memberikan penjelasan dan

menentukan persepsi mengenai pengaruh antara efisiensi operasional (X1), risiko

kredit (X2), dan pendapatan bunga (X3) masing-masing berpengaruh terhadap variabel

terikatnya Profitabilitas (Y).

2.4 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentang sesuatu yang untuk sementara dianggap

benar. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau suatu anggapan yang disarankan

sebagai pemecahan masalah atau sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa

tertentu.

Bank merupakan perusahaan yang saling berhubungan baik antara pihak yang

membutuhkan dana dan pihak yang memiliki kelebihan dana dari besarnya pendapatan

18
yang berasal dari bunga kredit yang ditentukan. Oleh sebab itu, persaingan usaha pihak

bank tidak dapat menentukan begitu saja tingkat bunga atas kredit yang terlalu tinggi

karena akan mempengaruhi pesaing bank yang lain. Untuk itu pendapatan bunga harus

dioptimalkan untuk menambah pemasukan dana dari bank.

Berdasarkan uraian keterkaitan antara efisiensi operasional, risiko kredit dan

pendapatan bunga diatas, mengacu pada pemikiran dan identifikasi masalah, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Efisiensi operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

H2: Risiko kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

H3: Pendapatan bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

19
20

Anda mungkin juga menyukai