Kel.10 - Tugas Bab 2 & Bab 3 - Metlit
Kel.10 - Tugas Bab 2 & Bab 3 - Metlit
Disusun Oleh :
Anggi Maudy A 1032201004
Diana Dwi Lestari 1032201048
Fitri Yani 1032201049
Nadhira Nur Alifiana 1032201050
Novi Indriyani 1032201030
Secara umum Diabetes melitus dibagi menjadi tiga, yaitu tipe 1, 2 dan
gestasional (terjadi saat kehamilan). DM tipe 1 diabetes yang bergantung pada insulin.
Faktor penyebabnya adalah virus atau reaksi auto-imun (rusaknnya sistem kekebalan
tubuh) yang merusak sel-sel penghasil insulin, yaitu sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin. Diabetes tipe ini
biasanya mengenai anak-anak dan remaja. Sedangkan, DM tipe 2 disebut diabetes life
style karena selain faktor keturunan, disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.
Diabetes tipe 2 tidak bergantung insulin karena pankreas masih menghasilkan insulin
tetapi insulin yang diproduksi, jumlahnya tidak mencukupi dan kerja insulin tidak efektif
karena adanya hambatan pada insulin yang disebut resistensi insulin (Nurrahmani,
2015).
Adapun beberapa upaya untuk mengurangi faktor pemicu terjadinya Diabetes
Melitus yaitu denga mengubah gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan berat
badan, dan pengaturan pola makan ( Kemenkes RI, 2013)
Kepatuhan adalah menjalankan aturan diet sesuai apa yang telah di berikan.
Ketidakpatuhan penderita terhadap diet DM dapat disebabkan berbagai faktor, salah
satunya adalah kurangnya informasi atau pengetahuan tentang diet terhadap penyakit
DM serta motivasi yang kurang tinggi terhadap dirinya sendiri. Maka dari itu pentingnya
dukungan keluarga untuk berpartisipasi dalam menjaga makanan atau diet yang
dianjurkan terhadap anggota keluarga yang menderita diabetes melitus. Salah satu wujud
kepatuhan pasien adalah dengan cara mengikuti anjuran diet yang disarankan oleh ahli
gizi (Ilmah dan Rochmah, 2015). Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit Diabetes
Melitus dapat memberikan efek negatif yang sangat besar karena presentase kasus
penyakit tidak menular tersebut diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit
pada tahun 2001 (Bertalina dan Purnama, 2016). Pentingnya dukungan keluarga untuk
berpartisipasi dalam menjaga makanan atau diet yang dianjurkan terhadap anggota
keluarga yang menderita Diabetes Melitus. Salah satu wujud kepatuhan pasien adalah
dengan cara mengikuti anjuran diet yang disarankan oleh ahli gizi (Ilmah dan Rochmah,
2015).
Penderita Diabetes Melitus perlu melakukan diet yang sudah ditentukan dan
rutin melakukan pengecekan gula darah dipelayanan kesehatan terdekat, serta
menghindari beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kenaikan gula darah. Salah
satunya mengurangi makanan yang mengandung tinggi gula, karena dengan melakukan
kepatuhan diet yang sudah ditentukan dapat mengontrol gula darah pada tubuh, serta
faktor dukungan yang diberikan oleh keluarga dapat mempengaruhi kepatuhan diet
tersebut.
Prevalensi diabetes di Jakarta berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas 2018)
meningkat dari 2,5% menjadi 3,4% dari total 10,5 juta jiwa atau sekitar 250 ribu
penduduk di DKI menderita diabetes. Prevalensi diabetes secara nasional 10,9%. DKI
Jakarta menjadi provinsi tertinggi karena banyaknya jumlah penduduk dan sudah banyak
tersedia sarana pemeriksaan gula darah.
Penelitian ini dilakukan untuk menambah informasi dan pengetahuan para
pembaca khususnya usia remaja yang menderita penyakit Diabetes Melitus, agar lebih
menerapkan gaya hidup yang sehat dan mengontrol kadar gula agar tidak menimbulkan
komplikasi resiko pada Diabetes Melitus. Namun apabila peneilitian ini tidak dilakukan
maka para penderita Diabetes Melitus khususnya usia remaja tidak akan mengetahui
pentingnya gaya hidup yang sehat dan pentingnya keluarga untuk medukung diet yang
sudah ditentukan, karena dukungan keluarga sangat berdampak positif pada
kelangsungan diet yang sedang dilakukan oleh penderita Diabetes Melitus. Dan
penelitian ini dilakukan akan memberikan dampak yang sangat besar bagi pembaca
karena didalam penelitian ini terdapat beberapa informasi yang bisa menambah
pengetahuan pada penderita, salah satunya pentingngya dukungan keluarga terhadap
kepatuhan diet.
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah ”Bagaimana Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Diabetes Militus
Pada Penderita Diabetes Militus Di Puskesmas Kramat Jati.”
2) Tujuan Khusus
a. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diit pada remaja
Diabetes Melitus di wilayah puskesmas kramat jati.
b. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada Remaja dengan DM terkait dengan
kepatuhan responden terhadap diit Diabetes Militus.
c. Mengidentifikasi kepatuhan diit Diabetes Militus pada Remaja Di Wilayah
Pusksesmas Kramat Jati.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil ini dapat digunakan sebagai informadi ilmiah dalam pengembangan ilmu
keperawatan khususnya keperawatan keluarga dalam hal hubungan antara
dukungan keluarga terhadap kepatuhan melakukan diit pada remaja penderita
DM.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi dinas Kesehatan
Dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi institusi terkait untuk
mengoptimalkan pelayanan kesehatan di bidang keperawatan keluarga
2. Bagi perawat
Dapat melakukan intervensi keperawatan dengan melibatkan keluarga untuk
meningkatkan kepatuhan melakukan diit pada penderita diabetes melitus
3. Bagi Pendidikan
Manfaat bagi pendidikan yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan diabetes
melitus.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan judul yang digunakan dalam penelitian ini. Maka fokus penelitian ini
adalah Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit pada remaja
penderita diabetes militus. Dimana penelitian ini akan dilakukan pada saat penelitian
dilakukan,tanpa periode waktu tertentu yang dijelaskan dalam judul.Metode penelitian
ini yaitu studi kuantitatif dengan menggunakan instrumen kuesioner untuk
mengumpulkan data tentang dukungan keluarga dan kepatuhan diit remaja penderita
diabetes militus. Penelitian ini terdiri dari 1 variabel dependen yaitu kepatuhan diit
remaja penderita diabetes militus,variabel independennya yaitu dukungan keluarga
yang diterima oleh remaja penderita diabetes militus. Dalam penelitian ini,peneliti
akan mengidentifikasi faktor dukungan keluarga yang berhubungan dengan kepatuhan
diit pada remaja penderita diabetes militus di wilayah puskesmas Kramat jati. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan dukungan keluarga
dan kepatuhan diit pada remaja penderita diabetes militus.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang sering
terjadi diberbagai usia, khususnya pada usia remaja. Diabetes Melitus adalah
penyakit yang biasanya ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dan toleransi
glukosa terganggu, serta kekurangan insulin.( Awaliyah N, F.2020).
2.1.2 Klasifikasi
Diabetes Tipe 1 terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi insulin, sehingga
insulin di dalam tubuh berkurang. Glukosa di dalam darah terjadi penumpukan
karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Biasanya penderita diabetes tipe 1 ini
banyak ditemukan pada usia dibawah 35 tahun (Bustan 2015).
3. Diabetes Gestasional
Sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa, sehingga ginjal berusaha
mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, pasien buang air kecil lebih
sering daripada orang normal, buang air kecil lebih dari 5 liter setiap hari dan dapat
terus buang air kecil di malam hari.
Ketika tubuh kehilangan air karena sering buang air kecil, pasien haus dan
membutuhkan banyak air. Rasa haus yang berlebihan berarti bahwa tubuh sedang
mencoba untuk mengisi kembali hidrasi yang hilang. Sering buang air kecil dan
rasa haus yang berlebihan adalah bagian dari cara tubuh mengalami hiperglikemia.
Rasa lapar yang berlebihan adalah tanda lain dari diabetes. Ketika kadar gula darah
turun, tubuh berpikir bahwaa kadar gula darah tidak tersuplai dan lebih memilih
glukosa yang dibutuhkan sel.
4) Penurunan berat badan
Kadar gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan penurunan berat badan yang
cepat. Hormon insulin tidak menyediakan glukosa untuk digunakan sel sebagai
energi, sehingga tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber energi alternatif.
Keton adalah produk sampingan dari kehilangan otot dan lemak karena tubuh tidak
dapat menggunakan gula untuk energi.
Kulit gatal, mungkin dari kulit kering, sering menjadi tanda peringatan diabetes,
serta kondisi kulit lainya, seperti bercak hitam di sekitar leher dan ketiak.
7) Penyembuhan lambat
Infeksi, luka dan memar yang tidak cepat sembuh adalah tanda lain dari diabetes.
Ini biasanya terjadi karena pembuluh darah rusak oleh glukosa dalam jumlah
berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri.
Kadar gula darah yang tinggi seringkali membuat tidak nyaman, tergantung
lamanya kadar gula darah tersebut. Jika lelah ketika bangun beberapa kali di tengah
malam dan pergi ke kamar mandi, mereka cenderung mudah tersinggung.
9) Pandangan kabur
Penglihatan kabur atau kilatan cahaya sesekali adalah akibat langsung dari kadar
hiperglikemik. Membiarkan kadar gula darah tidak terkontrol untuk waktu yang
lama dapat menyebabkan kerusakan permanen dan dalam beberapa kasus
menyebabkan kebutaan.
10) Kesemutan atau mati rasa
Sakit atau mati rasa pada anggota badan, nyeri terbakar dan bengkak adalah tanda-
tanda bahwa diabetes merusak saraf.
2.1.4 Patoflowdiagram
2.1.5 Faktor Resiko
A. faktor seperti faktor keturunan, berat badan berlebih atau obesitas, gaya hidup
serta pola makan yang tidak baik, aktivitas fisik kurang dilakukan, mengonsumsi
obat- obatan yang berpengaruh pada kadar glukosa darah, adanya proses penuaan,
serta stres (Imelda, 2019; Tandra, 2013).
Faktor Risiko terjadinya Diabetes Mellitus Tipe I terdiri dari beberapa faktor yaitu
terdiri dari Faktor usia, jenis kelamin, riwayat diabetes gestasional, faktor genetik,
penyakit autoimun dan ras. Sedangkan untuk faktor perilaku meliputi kebiasaan
mengonsumsi obat. Faktor sosial ekonomi terdiri dari status pekerjaan dan status
pendidikan. Faktor interemdietnya meliputi IMT dan kondisi psikologis. Faktor
lingkungan terdiri dari virus dan cuaca dingin (Awaliyah, N, F. 2020).
1. Obesitas
2. Aktivitas Fisik
Pengurangan intensitas aktivitas fisik pada kelompok populasi yang berbeda telah
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan obesitas di seluruh
dunia. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kurang olahraga merupakan
salah satu perkembangan DM pada pria ataupun wanita (Persedia & Perkeni 2019).
3. Nutrisi
Total kalori yang tinggi, diet rendah serat, beban glukosa darah tinggi, dan rasio
poly unsaturated fatty acid (PUFA) rendah terhadap lemak jenuh merupakan faktor
risiko DM (Persedia & Perkeni 2019).
5. Alkohol dan Merokok
6. Faktor lainnya
Meskipun faktor genetik dan gaya hidup merupakan faktor risiko terbesar
terjadinya DM. Namun ada beberapa faktor yang dapat diubah yaitu: berat badan
lahir rendah, paparan lingkungan diabetes di dalam rahim dan beberapa komponen
inflamasi (Persedia & Perkeni 2019).
2.1.6 Komplikasi
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Injeksi insulin
Insulin diklasifikasikan berdasarkan lama kerjanya yaitu cepat, pendek atau reguler,
menengah, dan panjang. Penyesuaian dosis insulin selanjutnya ditentukan
berdasarkan pola kadar gula darah sewaktu harian. Pada pemberian insulin kerja
cepat disarankan untuk dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu 1-2 jam setelah
makan untuk menentukan efikasi insulin. Peningkatan gula darah sebelum sarapan
memerlukanpenyesuaian dosis insulin kerja menengah sebelum makan malam atau
sebelum tidur atau insulin kerja panjang. Peningkatan gula darah setelah makan
memerlukan peningkatan dosis insulin kerja cepat atau reguler. Jika peningkatan
gula darah terjadi sebelum makan siang atau makan malam, perlu
dilakukanpenyesuaian dosis insulin basal atau insulin kerja cepat/ pendek sebelum
makan. Dosis insulin sebaiknya ditentukan berdasarkan konsumsi makanan atau
karbohidrat dan hasil pemeriksaan GDS.
3. Aktivitas fisik
4. Edukasi
Nutrisi yang baik dibutuhkan agar tumbuh kembang anak dengan DM tipe-1
optimal, serta mencegah komplikasi akut dan kronik. Prinsip dari terapi nutrisi
adalah makan sehat. Pasien disarankan untuk mengonsumsi buah, sayur, produk
susu, gandum utuh, dan daging rendah lemak dengan jumlah sesuai usia dan
kebutuhan energi. Kebutuhan kalori per hari dapat dihitung berdasarkan berat
badan ideal dan dan kecukupan kalori yang dianjurkan. (Aman B, Pulungan, 2019).
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau
petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet,
latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter. Kepatuhan diet
penderita diabetes militus mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu
mempertahank an berat badan normal, menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolic, menurunkan kadar glukosa darah, memperbaiki profil lipid,
meningkatkan sensitivitas reseptor insulin dan memperbaiki system koagulasi
darah (Supriyadi, 2017)
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus
Ada beberapa factor yang mempengarhui kepatuhan diet pada pasien diabetes
melitus yaitu:
a. Pengetahuan
b. Sikap
Sikap merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kepatuhan. Pasien dengan
sikap positif cenderung mematuhi program diet yang dianjurkan. Mereka yakin
dengan patuh terhadap diet dapat mencegah dan menghambat terjadinya
komplikasi.
c. Motivasi
Motivasi dilator belakangi oleh adanya kesadaran dari individu tentang pentingnya
menjalankan program diet. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki responden maka
semakin tinggi pula kesadaran untuk patuh dalam menjalankan diet DM
d. Dukungan keluarga
Terdapat tiga bentuk perilaku di dalam kepatuhan yaitu (Isdari, et.al, 2021):
a. Konformitas
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap
dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma social yang ada.
b. Penerimaan
c. Ketaatan
Agen
perawatan diri Perawatan Diri
1. Usia
2. Jenis
kelamin
3. Pengeta
huan
Masyarakat Kebutuhan
4. Pendidi
kan Perawatan Diri :
5. Sikap Defisit Dukungan
Kepatuhan Keluarga
Diet DM
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pengetahuan Kepatuhan Diet DM
4. Pendidikan
5. Dukungan keluarga
6. Sikap
H0 : Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan diet pada
remaja penderita DM
H1 : Adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan diet pada
remaja penderita DM
BAB IV
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki
jumlah data dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipeajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah populasi penderita diabetes di kecamatan
cipayung yang berusia (remaja )
Sebanyak …. Orang
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan penelitian dan dianggap mewakili populasi atau
dapat menyebut mereka bagian dari populasi yang mengetahui karakteristik spesifik yang
peneliti putuskan untuk dipelajari dan menarik kesimpulan darinya (Notoatmodjo 2018).
Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling berjumlah 120 responden dengan
kriteria sebagai berikut :
Besar Sampel
(Pa-Po)2
keterangan :
n : Besar Sampel
Z1- : Tingkat Kemaknaan = 1,64 = 5%
Po :
P :
n= {0,58 + 0,38} 2
(0,01)2
n= {0,58 + 0,38} 2
(0,01)2
2
n= {0,92} 2
(0,01) 2
n= 0,92
0,01
n= 92 responden
Kriteria Inklusi
a. Pasien yang di diagnosis Diabetes Melitus yang tercatat di Puskesmas Kramat Jati.
b. pasien dengan usia remaja (…… tahun)
c. Bersedia menjadi responden
Kriteria Eksklusi
a. Orang yang menolak menjadi responden
b. Responden tidak memiliki penyakit DM
1. Data Demografi
Data demografi anak meliputi inisial nama pasien, misal : hanya ditulis (B.A), jenis
kelamin, usia (26 - > 65 tahun), Pendidikan terakhir, pekerjaan, dan lama hemodialisis
yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari responden tersebut.