Anda di halaman 1dari 3

5.

*Pengertian Kepemimpinan Dalam Tim*

Tim adalah kelompok di dalam organisasi yang anggota-anggotanya saling

bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama. Dan dicirikan oleh adanya satu orang yang
mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka. Koordinasi tersebut dilakukan demi mencapai tujuan
bersama. Contoh dari sebuah tim adalah tim manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim
pegembang organisasi.

Di dalam tim, fungsi utama kepemimpinan adalah berupaya mencapai tujuan organisasi (tim) secara
kolektif, bukan individual. Tim umumnya memiliki seorang pemimpin yang telah ditentukan. Pemimpin
tersebut dapat berasal dari dalam tim itu sendiri maupun dari luar. Peran kepemimpinan di dalam tim
dapat saja di rotasi sehingga mungkin saja diisi oleh para anggota lain antarwaktu.

Peran kepemimpinan di dalam tim juga bisa disebar diantara sejumlah anggota tim tanpa harus
ditentukan seorang pemimpin secara formal. Kepemimpinan yang tersebar tersebut umum ditentukan
dalam kepemimpinan tim. Posisi kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak satu pemimpin formal
selaku pemegang tanggung jawab utama melainkan jatuh ke tangan beberapa orang yang
berpengalaman di dalam tim.

Kepemimpinan di dalam tim umumnya digariskan ke daftar serangkaian keputusan utama yaitu
sejumlah kondisi yang menentukan kapan dan bagaimana seorang pemimpin baru ikut campur guna
meningkatkan fungsi tim. Pertimbangan pertama apakah lebih baik meneruskan pengamatan dan
memonitoring tim ataukah mengintervensi kegiatan tim dengan mengambil tindakan. Pertimbangan
kedua, apakah intervesi yang dilakukan lebih kepada tugas yang tengah dilaksanakan ataukah dlam
konteks hubungan yang dengan anggota tim lain. Pertimbangan ketiga apakah intervensi sebaiknya
dilakukan pada tingkat internal (di dalam tim itu sendiri) atau eksternal (di lingkungan sekeliling tim).

*Tahap-Tahap Dalam Membangun Tim*

Semua tahap perkembangan manusia tersebut mempunyai karakteristik

masing-masing. Sebuah tim yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang bekerja sama, tak lepas dari
tahap-tahap perkembangan yang akan dilalui. Tahap-tahap perkembangan tim adalah sebagai berikut:

 Pembentukan Tim (Forming)

Pada tahap awal ini individu-individu yang tergabung dalam tim masih membawa nilai-nilai, pendapat,
dan cara kerja yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Anggota tim masih mencari bentuk, mulai
beradaptasi dengan lingkungan, berusaha berhubungan dan melakukan kerja sama dengan rekan kerja,
sehingga saling mengetahui karakter dari setiap individu. Pada tahap ini jarang sekali timbul konflik atau
keributan, karena semua dipenuhi rasa optimis yang tinggi. Anggota tim cenderung meraba-raba
perilaku apa yang dapat diterima, posisi mereka di dalam tim, prosedur, dan aturan kelompok. Tahap ini
terselesaikan jika anggota tim mulai menempatkan diri mereka sebagai bagian dari tim.

 Konflik/Keributan (Storming)

Tahap ini merupakan periode konflik dan kompetisi antaranggota tim. Anggota tim menerima eksistensi
tim, tetapi menolak keterbatasan yang mengganggu individualitas. Karena perasaan tidak nyaman,
beberapa anggota tim dapat bertindak pasif sedangkan anggota lainnya berusaha mendominasi. Tahap
ini terselesaikan jika terdapat hierarki yang jelas mengenai kepemimpinan dalam tim dan anggota tim
berorientasi pada pemecahan masalah.

 Penormaan (Norming)

Norming ditandai dengan terbentuknya hubungan yang dekat antaranggota tim, menunjukkan
kohesivitas (hubungan yang erat) dan merasakan identitas kelompok yang kuat. Anggota tim saling
berbagi perasaan, ide, umpan balik, dan menggali tindakan-tindakan yang diperlukan untuk melakukan
suatu tugas. Tahap ini terselesaikan jika terdapat struktur peran dan norma yang merupakan konsensus
bersama. Pada tahap norming, individu yang ada di dalam sudah mulai merasakan manfaat dari bekerja
dalam satu tim dan berusaha untuk menyelesaikan konflik yang muncul dengan hati terbuka dan
menghindari tim dari kehancuran. Karena semangat kebersamaan sudah terjalin, saling percaya dan
menghormati, anggota tim merasa bebas mengungkapkan perasaan dan pendapat dengan nyaman
tanpa harus merasa tertekan. Mekanisme dan aturan-aturan kerja disepakati dan ditetapkan serta
ditaati oleh setiap anggota tim.

 Pelaksanaan (Performing)

Performing merupaka periode yang belum tentu dapat dicapai oleh semua tim. Performing dicapai jika
struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh. Anggota tim berorientasi pada tugas tetapi sekaligus
berorientasi pada manusia. Anggota tim menjadi semakin cakap dalam bekerja dan memiliki
interdependensi untuk mencapai tujuan kelompok. Tim berhasil membangun sistem yang
memungkinkan untuk bekerja secara produktif dan efisien. Hal ini dapat ditunjukkan dari pencapaian
prestasi tim yang diberikan. Setiap anggota tim menyadari dan benar-benar sadar bahwa setiap individu
dalam kelompok memiliki perannya masing-masing untuk berkontribusi mencapai tujuan tim. Untuk tim
permanen, performing adalah tahap terakhir. Untuk tim yang bersifat sementara adjourning adalah
tahap terakhir.
 Penundaan (Adjourning)

Adjourning adalah tahap persiapan untuk membubarkan diri. Berprestasi sudah bukan menjadi prioritas
utama. Anggota tim lebih memfokuskan perhatian pada penyelesaian aktivitas seperti seremonial
sebagai penutupan. Dapat disimpulkan bahwa model tahapan di atas mengimplikasikan bahwa tim yang
produktif adalah tim yang telah mencapai tahap performing. Tahap forming, storming, dan norming
merupakan tahap kritis sebelum tim berjalan dengan produktif.

6. Keterampilan Dasar Kepemimpinan

Griffin dan Ebert mengemukakan bahwa manajer yang efektif perlu memiliki keterampilan dasar
kepemimpinan, setidaknya dalam 5 (lima) hal sebagai berikut:

 keterampilan teknis (technical skills)

 keterampilan hubungan insani (human relations skills)

 keterampilan konseptual (conceptual skills)

 keterampilan mengambil keputusan (decision-making skills), dan

 keterampilan manajemen waktu (time management skills).

Cocheu menyarankan agar ketua tim memiliki keterampilan dasar kepemimpinan yang meliputi:

 mendemonstrasikan kepemimpinan

 memfasilitasi interaksi di dalam tim,

 melakukan negosiasi dalam hal terjadi perbedaan dan konflik

 melatih anggota tim,

 memberikan pengarahan untuk meningkatkan kinerja tim,

 mempresentasikan gagasan-gagasannya secara persuasif, dan

 membina hubungan dengan berbagai tingkatan manajemen

Anda mungkin juga menyukai