Anda di halaman 1dari 21

Pemeriksaan fisik head to toe

(ekstermitas atas dan bawah


Disusu oleh:
1. sabila miftahul zanah 1032201041
2. Hannisya Tofiqurrohma 1032201019
3. Diana Dwi Lestari 1032201048
4. Malahayati 1032201025
Dosen pengampun
Ns. Martha K, SKep., MKep (MK)
• Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis
adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk
menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis.
Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan
perencanaan perawatan pasien.
• Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan
komprehensif,memastikan /membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan Tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. (Dewi Sartika,2010).
• Tujuan pemeriksaan fisik
1. untuk mengumpulkan data dasar tentang Kesehatan klien.
2. untuk menambah,mengkonfirmasi,atau menyangkal data yang di peroleh dalam
Riwayat keperawatan.
3. untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status Kesehatan klien dan
penatalaksaan.
5. untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
Teknik – Teknik pemeriksaan fisik
1. inspeksi
inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukandengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan
mata atau kaca pembesar. "Dewi Sartika, 2010)’
fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,kesimetrisan, lesi, dan
penonjolan'pembengkakan.setelah inspeksi perlu dibandingkan hasilnormal dan abnormal bagian tubuh satu dengan
bagian tubuh lainnya.
2. palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba 3 tangan dan jari- jari, untuk mendeterminasi
ciri- ciri jaringan atau organ seperti : temperatur, keelastisan, bentuk,ukuran, kelembaban dan penonjolan.“(Dewi
Sartika,2010)”
Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhanatau massa, edema, krepitasi
dan sensasi.
3. Perkusi
perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan
bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas-batas
lokasi dan konsistensi jaringan.(DewiSartika,2010).
4. auskultasi
auskultasi dalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh.
Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.
Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(DewiSartika, 2010)
Pemeriksaan Ekstermita atas
A. Bahu
1. Atur posisi
Minta klien duduk berhadapan dengan pemeriksa,berdiri atau tidur dengan posisi
supine.

2. Inspeksi
• Kulit sekitar sendi bahu,perhatikan warna dan keutuhan kulit.
• Bahu dan arah frontal,perhatikan kesimetrisan bahu kanan dan kiri.perhatikanukuran dan
bentuk klavikula dan scapula dari arah anterior dan postetior.

3. Palpasi
• Sendi stemoklavikular
• Tendon otot biseps dan triseps
4. Periksa rentang pergerakan sendi
a. Fleksi - Ekstensi
Fleksi : minta klien untuk mengangkat tangan keatas hingga lengan berada disisi telinga
dengan sudut 180°.
Ekstensi : mintal klien untuk menurunkan lengan hingga melewati garis koronal tubuh
dengan sudut 50°.

b. Abduksi - Adduksi
Minta klien mengangkat lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat (ke arah
samping). kemudian menurunkan lengan .

c. Eksternal Rotasi - Internal Rotasi


Minta klien untuk mengangkat lengan kearah samping setinggi bahu dan menekuk siku
hingga jari menghadap ke atas .kemudian gerakkan lengan hingga ujung jari menghadap
ke bawah.
luruskan kembali.
5. Periksa kekuatan otot- otot bahu
Minta klie melakukan gerakan-gerakan pada poit 5,tetapi beri tahanan pada saat klien
bergerak.nilai kekuatan otot dengan standar skala 0-5
B. Siku
1. Inspeksi
Dukung lengan klien dengan tangan non dominan lalu inspeksi aspek lateral dan
medial siku. Perhatikan kesimetrian kedua siku dan kulit pada area siku.

2. Palpasi
a. Aspek lateral dan medial prosesus olekranon
b. Otot biseps brach dan triseps untuk mengetahui tonus dan masa otot
c. Arteri brancialis
Minta klien untuk meluruskan siku palpasi arteri pada area superior fossa
antecubiti,
C. Pergelangan tangan dan telapak tangan

1. Inspeksi
a. Pergelangan tangan dan punggung tangan perhatikan warna kulit dan kesimetrisan
kedua pergelangan tangan,perhatikan bengkak fan deformitas.
b. Telapak tangan perhatikan warna kulit dan benjolan pada daerah proksimal ibu jari.

2. Palpasi
a. Pergelangan tangan dan telaoak tangan untuk mengetahui tekstur dan suhu area
tetsebut.pada keadan normal suhu dikedua area sama.
b. Palpasi sendi di pergelangan tangan dan jari-jari tangan.
c. Otot-otot yang menggerakan pergelangan tangan jari-jari .palpasi otot disisi anterior
dan postetior lengan bawah klien untuk mengetahui tonus otot.
d. Arteri radialis, letakkan 3 jari diatas arteri dan perhatikan kecepatan,frekuensi,irama
amplitudo dan kesimetrisan pada kedua lengan.
3. Periksa rentang pergerakan sendi
a. Fleksi - ekstensi pergelangan tangan
Minta klien untuk menekuk telapak tangan kearah atas dan kemudian kearah bawah
b. Radial dan ulna deviasi
Minta klien untuk menekuk telapak tangan kearah sisi ibu jari kemudian kearah sisi
jari kelingking.
c. Fleksi - ekstensi jari- jari tangan
Minta klien untuk menekuk jari-jari tangan ke arah bawah kemudian kearah atas
sejauh mungkin.
d. Abduksi - adduksi jari-jari tangan
Minta klien untuk meregangkan jari-jari dan kemudian merpatkannya kembali.
e. Radial dan ulna deviasi ibu jari
Minta klien untuk menggerakkan ibu jari kearah medial kemudian kearah lateral.
f. Oposisi
Minta klien untuk menyentuh ujung ibu jari dengan ujung jari lainnya secara
bergantian .
perhatikan kemudahan bergerak.
f. Oposisi
minta klien untuk menyentuh ujung ibu jari dengan ujung jari lainnya secara bergantian .perhatikan kemudahan bergerak.

4. Periksa kekuatan otot


a. Peegelangan tangan
Letakkan lengan bawah klien diatas mega dengan telapak tangan menghadap keatas. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi tepaka tangan dengan melawan tahanan.
b. Jari-jari
Minta klien untuk merenggangkan jari'jafi dengan melawan tahanan.

5. Periksa refleks brachioradialis


Minta klien duduk dan meletakkan telapak tangan diatas paha dengan posisi pronasi .
Pukulkan refleks hammer diatas tendon(2-3 inci dari pergelangan tangan)
observasi gerakan fleksi dan supinasi telaoak tangan.
Pemeriksaan Ekstermitas Bawah
Pemeriksaan HIP
1. Inspeksi pada hip
a. Melakukan inspeksi dari anterior.
b. Menilai ada tidaknya edema.
c. Menilai posisi dan ada tidaknya deformitas hip.
d. Tes trenselenburg
2. Palpasi pada hip
a. Memberikan penekanan ringan pada hip,nilai ada tidaknya nyeri
tekan.
b. Melakukan fleksi pada hip : jika timbul nyeri maka
mengidentifikasi iritasi nervus sciaticus yang dapat diisebabkan oleh
herniasi discus atau spasimen piriformis.
c. Melakukan palpasi pada jaringan otot(ada tidaknya
spasme,nyeri):lakukan pada keempat kelompom otot secara simetris
bilateral.
d. Menilai status neuri
Pemeriksaan khusus
a. Thomas sign b. Leg Length Discrepancy
 Pasien dalam posisi supinasi - Ukur panjang kaki sebenarnya (true length)
 Salah satu lutut diangkat ke dada dari pertengahan hip ke ankle
 Posit jika paha sisi berlawanan
terangkat menjauhi meja. - Ukur apparent length dari umbilicus ke
malleolus medialis Positif jika perbedaan
>1cm.
c. Trendelenburg Test:
• Pasien diminta mengangkat salah satu lutut.
• Jika pelvis pada lutut yang diangkat naik <>
negative <> normal
• Jika pelvis sisi berlawanan yang naik <> positif
<> kekuatan otot abductor panggul yang
berkurang C.
1. Pemeriksaan knee

● Pasien diperiksa dalam 3 posisi: berdiri, berjalan,


dan berbaring
● Pemeriksaan harus selalu dilakukan dengan
membandingkan kedua sisi (kanan dan kiri)
a. Inspeksi knee

- Menilai simetrisan kiri dan kanan


- menilai tanda-tanda
inflamasi(kemerahan ,edema),muscle
wasting,perubahan warna
kulit(hematima,echymosis,dll)
- menilai tanda-tanda deformitas yang
menetap
b. palpasi knee

• Raba lutut dan nilai suhu permukaan kulit,bandingkan dengan suhu sekitarnya.
• Lakukan palpasi pada kedua sisi patella dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk meraba ada
tidaknya tanda-tanda udem dan nyeri di sepanjang patella hingga titik insersi tendon patella.
• Penilaian sudut patella Pegang kedua tepi patella dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk hingga
tampak axis patella terhadap permukaan horizontal lutut. Normal jika tidak lebih dari 10
• Penilaian efusi (Tes ballotemen)
• Menilai deformitas flexi yang menetap
• Apprehension Sign.
• Tes Patellar Grind
• Pemeriksaan Menisci
2. Pemeriksaan ROM knee
c. Eksorotasi dan Endorotasi
d. Gerak pasif varus dan valgus
a. Flexi

e. Tes menilai fungsi ligamentum


b. Extensi
cruciatum tes drawer
3. Pemeriksaan khusus Menisci

a. Tes McMurray

● Posisi pasien telentang dengan panggul ± 110˚ fIeksi,


tungkai bawah maksimal feksi.
● Letakkan tangan tidak dominan pada tungkai atas sedekat
mungkin dengan lutut, tangan dominan memegang kaki.
● Ekstensikan tungkai bawah disertai dengan tekanan ke
valgus dan eksorotasi
● Ekstensikan tungkai bawah dengan tekanan ke varus dan
endorotasi
b. Tes apley

● Posisi pasien telungkup dengan lutut fleksi ± 90˚.


● Letakkan kedua tanga pada telapak kaki disertai
dengan pemberian tekanan vertikal ke bawah.
● Putar kaki ke eksorotasi (kompresi pada meniscus
lateralis) dan endorotasi (kompresi pada meniscus
medialis)
c. Tes steinman

● Posisi pasien telentang dengan lutut lurus


● Letakkan tangan dominan pada kaki, tangan lainnya memegang
lutut dari arah depan dengan ibu jari memberi tekanan pada
celah sendi bagian medial (letak berpindah-pindah) untuk
provokasi nyeri tekan.
● Gerakkan tungkai bawah ke arah fleksi dan ekstensi, positif bila
ada nyeri tekan yang berpindah letak saat posisi lutut (ROM)
berubah.
4. Pemeriksaan ankle 5. Pemeriksaan ROM ankle

Inspeksi ankle :
a. Bandingkan kedua ankle kiri dan kanan
b. Menilai perubahan warna kulit: tanda-
tanda inflamasi, hematom, echymosis, dll

Menilai deformitas Palpasi Ankle


a. Raba dan bandingkan suhu permukaan a. Pasien dalam posisi duduk, dengan
kulit ankle dengan sekitarnya tungkai bawah menggantung pada
b. Berikan penekanan ringan pada ankle ujung meja pemeriksaan.
untuk menilai nyeri tekan b. Dorsoflexi: dilakukan oleh
musculus tibialis anterior, extensor
digitorum longus, dan extensor
hallucis longus
Daftar pusaka
Via E (2008).
Orthopedic and Osteophatic Evaluation of the Knee. Virginia College of Osteophatic Medicine. Monteleone GP.
Physical Exam Skills.
West Virginia School of Medicine. Ankle Goniometry, Viewed on 30 March 2013, Available at
http://www.lhup.edu/yingram/jennifer/webpage/ankle_goniometry.htm
file:///C:/Users/User/Downloads/Manual-Pemeriksaan-Ekstremitas-Bawah.pdf

https://www.academia.edu/11154038/PEMERIKSAAN_FISIK_HEAD_TO_TOE
Thank you

Anda mungkin juga menyukai