Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP NIAT KUNJUNGAN ULANG

WISATAWAN DENGAN KEPUASAN WISATAWAN SEBAGAI VARIABEL


INTERVENING PADA TAMAN SAFARI INDONESIA CISARUA BOGOR
Oleh:
AJENG FITRI NURLESTARI
Strata Satu Program Usaha Perjalanan Wisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor
E-mail : ajengfitrinurlestari@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, pertama untuk mengetahui pengaruh daya
tarik wisata terhadap kepuasan wisatawan, tujuan kedua untuk mengetahui pengaruh
kepuasan wisatawan terhadap niat kunjungan ulang dan tujuan yang ketiga untuk
mengetahui pengaruh langsung daya tarik wisata terhadap niat kunjungan ulang wisatawan
di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode analisis deskriptif, teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan kuesioner kepada 100 responden di lokasi wisata dan metode pengujian
hipotesis menggunakan analisis jalur dengan program IBM SPSS Statistik 20.0. hasil
pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa daya tarik wisata berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (H1 diterima), hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan
bahwa kepuasan wisatawan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat
kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia (H2 ditolak) dan hasil hipotesis
ketiga menunjukan bahwa daya tarik wisata memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap niat kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia (H3 diterima).
Kata Kunci : Daya Tarik Wisata, Kepuasan Wisatawan, Niat Kunjungan Ulang Wisatawan

PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan industri yang tidak Menurut data dari kementrian pariwisata
memproduksi barang melainkan hanya Indonesia tahun 2010 hingga 2014, industri
memasarkan objek daya tarik wisata yang pariwisata menempati peringkat 4 nasional
telah ada di setiap daerah dan menyertakan dibawah minyak gas bumi, batu bara dan
pelayanan terbaik sebagai fasilitas penunjang minyak kelapa sawit.
kepada berbagai kelas masyarakat, industri ini Dalam usaha menarik minat wisatawan
membentuk sebuah kombinasi dari berbagai diperlukan penanganan yang profesional atas
industri lain seperti perdagangan, industri sektor pariwisata terutama tentang produk
makanan, transportasi dan industri perhotelan wisata yang berhubungan dengan kepuasan
sebagai akomodasinya. wisatawan. Produk wisata menurut Yoeti
(2006) yang menyatakan bahwa produk
Perkiraan kunjungan wisatawan global di wisata sebagai salah satu objek penawaran
kawasan Asia tahun 2014 menurut World dalam pemasaran pariwisata yang memiliki
Tourism Organization akan mencapai 263 unsur utama terdiri atas 3 bagian, yaitu : (1)
juta wisatawan dengan pertumbuhan rata-rata Daya Tarik Wisata, termasuk didalamnya
5% setiap tahunnya dimana pertumbuhan pariwisata yang bersumber dari alam (natural
terbesar berada di kawasan Asia Tenggara and cultural based tourism), (2) Fasilitas yang
termasuk Indonesia sebesar 7,6% setiap dimiliki objek wisata meliputi akomodasi,
tahunnya. Berdasarkan angka tersebut maka industri makanan, parkir, area rekreasi, dan
perekonomian indonesia akan didominasi oleh (3) kemudahan dalam mencapai objek tujuan
sektor pariwisata sebagai penerima devisa dan wisata tersebut.
akan menyerap banyak investasi di Indonesia.

1
Jurnal Pariwisata 2016
Prinsip utama kepuasan wisatawan menjadi destinasi populer di Kabupaten
adalah perbandingan antara apa yang Bogor. Akan tetapi, kepopuleran suatu
diharapkan dengan tingkat kinerja yang destinasi wisata belum tentu bisa menunjukan
dirasakan oleh wisatawan. Artinya kepuasan tingkat kepuasan wisatawan terhadap
itu merupakan perbandingan antara kinerja destinasi wisata tersebut, bila berfokus pada
dan harapan, jika kinerja produk dirasakan niat kunjungan ulang dan rekomendasi,
lebih tinggi dari harapan, maka wisatawan wisatawan yang memiliki niat untuk
akan senang dan puas. Sebaliknya jika kinerja melakukan kunjungan ulang akan sangat logis
yang dirasakan lebih rendah dari harapan untuk merekomendasikan destinasi wisata,
maka wisatawan akan kecewa dan tidak puas sementara wisatawan yang bersedia
(unsatisfaction). (Coban, 2012) merekomendasikan destinasi belum tentu
akan melakukan kunjungan ulang ke destinasi
Terdapat hubungan positif antara wisata tersebut. (Ahmad dan Badarneh, 2011)
kepuasan wisatwan dengan niat kunjungan
ulang wisatawan yang berarti bahwa Berdasarkan latar belakang tersebut maka
wisatawan akan merasa terpenuhi tingkat peneliti merumuskan malalah sebagai berikut:
harapannya setelah melakukan kunjungan
sehingga meningkatkan komitmen pembelian 1. Bagaimana pengaruh antara daya tarik
untuk berkunjung kembali ke objek tujuan wisata terhadap kepuasan wisatawan di
wisata tersebut. (Rozak, 2012) Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor?
2. Bagaimana pengaruh antara kepuasan
Saat ini Kabupaten Bogor memiliki wisatawan terhadap niat kunjungan ulang
beragam pilihan destinasi wisata yang dapat wisatawan di Taman Safari Indonesia
menarik minat wisatawan baik wisatawan Cisarua Bogor?
domestik maupun internasional, dikarenakan 3. Bagaimana pengaruh langsung antara daya
lokasi Bogor yang strategis berdekatan tarik wisata terhadap niat kunjungan ulang
dengan ibukota negara Jakarta dan Ibukota wisatawan di Taman Safari Indonesia
Provinsi Jawa Barat yaitu Bandung, Cisarua Bogor ?
memungkinkan wisatawan menjadikan Bogor
sebagai kota transit atau sebagai pilihan TINJAUAN PUSTAKA
alternatif dalam berwisata. Hingga tiga tahun 1. Daya Tarik Wisata (Variabel Dependen)
terakhir sejak 2013-2015 posisi destinasi Berdasarkan Undang-undang Republik
wisata paling diminati di Kabupaten Bogor Indonesia No.10 tahun 2009 menjelaskan
khususnya kawasan puncak masih ditempati bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala
oleh Taman Safari Indonesia yang berlokasi sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan
di daerah Cisarua, Puncak. Alasan Taman dan nilai yang berupa keanekaragaman
Safari Indonesia Cisarua Bogor masih kekayaan alam, budaya dan hasil buatan
menduduki peringkat tertinggi sebagai manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan
destinasi yang paling diminati wisatawan wisatawan.
disebabkan tidak adanya kompetitor destinasi Menurut Nyoman (1994) mendefinisikan
wisata yang serupa diwilayah Kabupaten dan Daya Tarik Wisata sebagai segala sesuatu
Kota Bogor, walaupun untuk destinasi wisata yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi
lain memiliki wahana rekreasi yang hampir dan dilihat. Sedangkan menurut Yoeti (2002)
sama dengan Taman Safari Indonesia namun menyatakan bahwa Daya Tarik Wisata atau
tetap saja Taman Safari Indonesia memiliki tourism attraction ialah segala sesuatu yang
keunggulan tersendiri karena selain menjadi menjadi daya tarik bagi orang untuk
area rekreasi wisatawan, destinasi wisata ini mengunjungi daerah wisata tertentu.
termasuk kedalam lembaga konsevasi satwa Daya tarik tempat tujuan wisata
yang diperuntukan pula sebagai media merupakan motivasi utama bagi wisatawan
edukasi kepada masyarakat luas tentang untuk melakukan kunjungan wisata
keberlangsungan habitat berbagai satwa (Witt,1994 dalam Basiya R dan Hasan Rozak,
dialam bebas yang populasi satwanya kian 2012). Menurutnya destinasi wisata
menurun setiap tahun. dikelompokan menjadi empat daya tarik,
Bila dilihat dari antusias wisatawawan yaitu:
hingga saat ini Taman Safari Indonesia masih

2
Jurnal Pariwisata 2016
1. Daya Tarik Wisata Alam (Natural ditempatkan di dalam kandang serta
Attraction) penggunaan kendaran bermotor didalam area
Meliputi pemandangan alam berupa daratan kebun binatang tidak diperbolehkan,
dan lautan wisatawan diharuskan untuk berjalan kaki
2. Daya Tarik Wisata Bangunan dan didalam area kebun binatang
Arsitektur (Building Attraction)
Meliputi bangunan dan arsitektur bersejarah, Taman Safari : memiliki area minimal
bangunan dan arsitektur modern, peninggalan seluas 50 hektar, berbagai satwa tidak
arkeologi dan monumen. ditempatkan didalam kandang, namun
3. Daya Tarik Wisata yang dikelola dibiarkan berkeliaran di area taman safari
khusus ( managed visitor attraction) sehingga hewan-hewan tersebut dapat
Meliputi kawasan yang dikelola oleh bergerak bebas, area taman safari dapat
pemerintah atau pihak swasta seperti taman dikunjungi penggunjung dengan
hiburan, kebun binatang, taman kota. menggunakan kendaraan pribadi.
4. Daya Tarik Wisata Budaya (Cultural
Attraction) 2. Kepuasan Wisatawan (Variabel
Meliputi museum, festival budaya, musik, Intervening)
tarian tradisional, kampung budaya. Definisi kepuasan menurut Philip Kotler
Dari beberapa definisi tersebut maka dapat (2006:70) adalah perasaan senang atau
disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah kecewa seseorang yang muncul setelah
segala sesuatu yang mempunyai nilai daya membandingkan antara kinerja produk yang
tarik, keunikan dan kemudahan untuk dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang
mencapai lokasi wisata yang dapat dijadikan diharapkan. Jika kinerja suatu produk
sebagai tujuan wisatawan untuk datang ke memenuhi atau melebihi ekspektasi dari
suatu daerah tertentu. wisatawan maka akn tercipta rasa puas pada
diri setiap wisatawan, sedangkan jika kinerja
Amusement Park produk berada dibawah harapan maka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia seseorang akan merasa tidak puas dan
Amusement Park atau Taman Hiburan kecewa.
merupakan tempat yang mempunyai berbagai Menurut Simamora (2006 : 18) Kepuasan
jenis pertunjukan hiburan. Sedangkan Pelanggan adalah hasil pengalaman terhadap
menurut Wikipedia (2015) Amusement Park produk, ini merupakan sebuah perasaan
merupakan istilah yang ditujukan untuk pelanggan setelah membandingkan antara
kelompok atraksi hiburan yang hanya harapan (Prepurchase Expectation) dengan
memiliki satu tema atraksi, memiliki lokasi Kinerja Aktual (Actual Performance).
yang tetap dan tidak berpindah dalam jangka Berdasarkan definisi di atas dapat
waktu yang lama. Amusement Park termasuk disimpulkan bahwa kepuasan merupakan
kedalam daya tarik wisata yang dikelola fungsi dari kesan kinerja dan harapan, jika
khusus (Managed Visitor Attraction) yang kinerja sama dengan harapan maka wisatawan
dibangun oleh lembaga atau perusahaan yang akan merasa puas.
ditujukan untuk hiburan masyarakat, menurut Kepuasan wisatawan dapat memberikan
Witt (1994) dalam Rozak (2012) yang beberapa manfaat menurut Assael (2007)
termasuk kedalam Daya Tarik Wisata yang diantaranya :
dikelola khusus (Manage Visitor Attraction) 1. Hubungan antara wisatawan dan host
adalah Theme Park, Kebun Binatang. destinasi wisata akan harmonis
2. Memberikan alasan yang baik untuk
Definisi Kebun Binatang dan Taman Safari melakukan pembelian ulang
Terdapat perbedaan definisi antara kebun 3. Terciptanya loyalitas wisatawan dan
binatang dengan taman safari, menurut membentuk rekomendasi destinasi wisata
Peraturan Mentri Kehutanan Nomor secara word of mouth kepada masyarakat luas.
P.31/Menhut-II/2012 menjelaskan sebagai 4. Kepuasan wisatawan juga memperkuat
berikut : prilaku terhadap merek dan kemungkinan
besar konsumen akan menggunakan merek
Kebun Binatang : memiliki area kurang dari yang sama pada masa yang akan datang.
15 hektar, dihuni oleh satwa yang

3
Jurnal Pariwisata 2016
menjadi suatu prediktor yang baik untuk
Menurut Irawan ( 2002) dalam Ali melakukan niat kunjungan ulang wisatawan..
(2012) faktor pendorong kepuasan pelanggan (Baker dan Crompton, 2000)
terbagi atas beberapa faktor berikut, yaitu : Menurut Parasuraman, Zeitami dan Berry
1. Product Quality dalam penelitian yang dilakukan oleh Fue
Pelanggan akan merasa puas setelah membeli Zeng, Zuohao Hu, Rong Chen dan Zhilin
atau menggunakan produk dan jasa yang Yang (2009), bahwa Behavior Intention
sesuai dengan harapan dengan kualitas yang dibagi menjadi tiga indikator utama, yaitu :
baik. 1. Recommendation
2.Price Suatu niat berprilaku yang mendorong
Untuk konsumen yang sensitif, biasanya wisatawan untuk merekomendasikan daya
harga yang terjangkau dengan kualitas produk tarik wisata tersebut baik secara langsung atau
yang baik akan menjadi nilai lebih tersendiri tidak langsung kepada masyarakat luas.
untuk menciptakan kepuasan pelanggan. 2. Repurchase Intention
3.Service Quality Suatu niat berprilaku yang mendorong
Untuk memuaskan pelanggan, suatu wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang
perusahaan hendaknya terlebih dahulu ke suatu destinasi wisata dalam kurun waktu
meningkatkan pelayanan yang semaksimal tertentu.
mungkin diberikan kepada pelanggan dan 3. Pay More
selalu mengevaluasi pelayanan yang telah Suatu niat berprilaku yang mendorong
diberikan secara langsung baik dengan wisatawan untuk mengunjungi kembali
memberikan training product knowledge destinasi wisata walaupun harga yang
kepada seluruh karyawan ataupun cara ditawarkan terbilang cukup mahal, wisatawan
menghadapi keluhan pelanggan secara benar. berani untuk membayar lebih untuk
4.Easiness menikmati daya tarik wisata tersebut.
Kemudahan dan kenyamanan dalam mencapai
lokasi tujuan wisata dapat mempengaruhi HIPOTESIS
faktor kepuasan pelanggan. HI : Daya tarik wisata memiliki pengaruh
terhadap kepuasan wisatawan di Taman
3. Niat Kunjungan Ulang Wisatawan Safari Indonesia Cisarua Bogor.
(Variabel Independent) H2 : Kepuasan wisatawan memiliki pengaruh
Niat Kunjungan Ulang didefiniskan terhadap niat kunjungan ulang
sebagai minat beli kembali (purchase wisatawan di Taman Safari Indonesia
intention) yaitu keinginan yang kuat untuk Cisarua Bogor.
membeli kembali. (Fullerton dan Taylor, H3 : Daya tarik wisata memiliki pengaruh
2007) langsung terhadap niat kunjungan ulang
Sedangkan menurut Belch (2009) Purchase wisatawan di Taman Safari Indonesia.
Intention adalah kecenderungan untuk
membeli sebuah merek sesuai dengan motif LOKASI PENELITIAN
pembelanjaannya dengan atribut atau Lokasi Penelitian yang dipilih oleh peneliti
karakteristik merek yang dipertimbangkan. adalah Taman Safari Indonesia yang berlokasi
Penerapan purchase intention dalam riset di Jalan Kapten Harun Kabir No.724 Desa
dapat didefinisikan bahwa pelanggan akan Cibereum Kecamatan Cisarua, Kabupaten
melakukan tindakan pembelian kembali Bogor Jawa Barat.
diwaktu yang akan datang sebagai respon
langsung dari prilaku paska pembelian dalam METODE PENELITIAN
jangka waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Purchase Intention dalam hubungannya kuantitatif dan jenis penelitian analisis
dengan kunjungan wisatawan dalam deskriptif serta menggunakan populasi selama
pembelian jasa pariwisata disebut sebagai bulan juni 2016 sebanyak 102.175 wisatawan
behavior intention to visit dimana konsep ini didapatkan sampel dengan rumus slovin
merupakan gabungan dari kualitas pelayanan sebanyak 100 responden menggunakan
yang dirasakan, nilai layanan, kepuasan serta purposive sampling dimana peneliti
prilaku niat membeli, Kepuasan telah terbukti menetapkan kriteria wisatawan yang pernah

4
Jurnal Pariwisata 2016
minimal satu kali melakukan kunjungan ke valid dan variable niat kunjungan ulang
Taman Safari, Tehnik pengumpulan data dengan nilai 0,709 > 0,5 dapat dinilai valid.
dengan menyebarkan kuesioner yang Sedangkan untuk uji reliabilitas
berbentuk skala likert. Tehnik pengujian data menurut Singgih Santosa (2015)dapat dilihat
mengunakan uji validitas dan uji reliabiltas dari nilai cronbach’s alpha > 0,6 maka dapat
kuesioner, dilanjutkan dengan uji asumsi dinyatakan reliable, untuk variable daya tarik
klasik yang terdiri atas: uji normalitas, uji wisata dengan nilai 0,765 > 0,6, variable
multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas, kepuasan wisatawan memiliki nilai 0,775 >
untuk uji analisis data menggunakan analisis 0,6 dan variable niat kunjungan ulang
jalur (path analysis) yang melalui dua tahap memiliki nilai sebesar 0,796 > 0,6 maka dapat
yaitu : uji regresi linier sederhana dan uji disimpulkan bahwa ketiga variable tersebut
regresi linier berganda. dinyatakan reliable dengan tingkat keandalan
yang baik.
HASIL PENELITIAN
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik
Uji validitas dan uji reliabilitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
mengunakan IBM SPSS 20.0 maka apakah dalam model regresi, variable terikat
didapatkan hasil seperti table berikut : dan variable bebas memiliki kontribusi
normal atau tidak. Menurut Singgih Santoso
Table 1. Uji Validitas & Reliabilitas (2015) data yang dinilai normal apabila nilai
probabilitas > 0,5 maka dari hasil pengujian
No Indikat Factor Cronbach Status table one sample Kolmogorov Smirnov dapat
or Loading ’s Alpha diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig
Daya Tarik Wisata (X) 0,765 Reliabel
KMO 0,694
–Tailied) sebesar 0,197. Karena signifikansi
1 DTW1 0,667 Valid lebih dari 0,05 (0,197 > 0,05), maka nilai
2 DTW2 0,704 Valid residual tersebut dapat dinyatakan telah
3 DTW3 0,716 Valid normal. , data yang terdistribusi normal
Kepuasan Wisatawan (Z) 0,775 Reliabel diartikan bahwa data tersebut dianggap dapat
KMO 0,705
mewakili populasi dan data yang terdistribusi
4 KW1 0,596 Valid
5 KW2 0,643 Valid normal merupakan syarat dalam melakukan
6 KW3 0,681 Valid analisis statistik parametrik.
7 KW4 0,807 Valid Uji Multikolineritas bertujuan untuk
8 KW5 0,699 Valid menguji apakah model regresi ditemukan
9 KW6 0,583 Valid adanya korelasi antar variabel bebas
10 KW7 0,691 Valid
(independen).Multikolinieritas dapat dilihat
11 KW8 0,746 Valid
12 KW9 0,778 Valid dari nilai tolerance atau lawannya Variance
13 KW10 0,699 Valid Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum
14 KW11 0,790 Valid digunakan untuk menunjukan adanya
15 KW12 0,721 Valid multikolineritas adalah nilai VIF < 10
16 KW13 0,802 Valid (Ghozali,2011). Dalam penelitian ini didapat
17 KW14 0,809 Valid
nilai VIF untuk variable independent nilainya
Niat Kunjungan Ulang 0,796 Reliabel
(Y) KMO 0,709 berada disekitar angka 1 (1,092 dan 1,092)
18 KU1 0,685 Valid demikian pula dengan nilai Tolerance
19 KU2 0,714 Valid mendekati angka 1( Variabel Daya Tarik
20 KU3 0,735 Valid Wisata memiliki nilai 0,916). Maka dapat
Sumber : IBM SPSS 20.0 Tahun 2016 disimpulkan model regresi dalam penelitian
ini tidak terdapat problem Multikolinieritas.
Berdasarkan table diatas untuk uji validitas
dinyatakan valid dilihat dari nilai KMO > 0,5 Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menurut Ghozali (2005) maka dapat menguji apakah model regresi terjadi
disimpulkan bahwa variable daya tarik wisata kesamaan varians dari residual satu
dengan nilai 0,694 > 0,5 maka variable pengamatan ke pengamatan yang lain
tersebut dinilai valid, variable kepuasan (Ghozali,2011). Dalam penelitian ini
wisatawan dengan nilai 0,705 > 0,5 dinilai menunukan bahwa titik-titik menyebar secara

5
Jurnal Pariwisata 2016
acak tidak membentuk suatu pola tertentu HIPOTESIS II & III
pada grafik serta tersebar baik di atas maupun Uji Regresi Linier Berganda
dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada Table 3. Hasil Regresi Berganda
model regresi sehingga layak dipergunakan
dalam penelitian ini.

Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis Jalur (Path Analysis) adalah suatu


metode penelitian yang pertama kali
dikembangkan oleh seorang ahli genetika
Sewall Wright, menurut Fraenkel dan Wallen Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
(1992) dalam Nidjo Sandjojo (2011: 11) dapat diketahui persamaan regresi berganda
menyatakan bahwa analisis jalur digunakan dilihat dari nilai unstandardized coefficients
untuk menguji kemungkinan dari suatu adalah sebagai berikut :
hubungan sebab akibat diantara tiga variable Y = a + b1.X1 + b2.X2
atau lebih. Sedangkan menurut Muhidin dan = 2.163 + 0.532 Daya Tarik Wisata +
Abdurahman (2007) dalam Nadya (2012) 0.059 Kepuasan Wisatawan
pada dasarnya analisis jalur digunakan untuk
mengetahui hubungan antar variable guna Penjelasan dari persamaan tersebut adalah
mengetahui pengaruh langsung maupun sebagai berikut :
pengaruh tidak langsung antara variable bebas 1. Nilai konstanta (a) adalah 2.163 artinya
(independent variable) terhadap variable jika variable daya tarik wisata dan variable
terikat (dependent variable) baik pengaruhnya kepuasan wisatawan nilainya 0, maka
secara serempak maupun secara sendiri- variable kunjungan ulang wisatawan nilai
sendiri. Path analysis dilakukan dengan dua positifnya yaitu 2.163.
tahap uji hipotesis yaitu : uji regresi linier 2. Nilai koefisien regresi variable daya tarik
sederhana dan uji regresi linier berganda wisata bernilai positif yaitu 0.532, artinya
jika daya tarik wisata mengalami kenaikan
Hipotesis I
sebesar satu-satuan, maka tingkat
Uji Regresi Linier Sederhana
kunjungan ulang wisatawan akan
mengalami peningkatan sebesar 0.532
Table 2. Hasil Regresi Linier Sederhana
satuan.
3. Nilai koefisien variable kepuasan
wisatawan bernilai positif yaitu 0.059,
artinya jika kepuasan wisatawan
mengalami kenaikan sebesar satu-satuan,
maka tingkat kunjungan ulang akan
mengalami peningkatan pula sebesar 0.059
satuan.
Pada table di atas terdapat nilai dari t
hitung > t table sebesar 3.001 > 1.660 dengan Uji T (Statistik )
nilai signifikan 0,003 < 0,05 maka dapat Dapat dilihat dari table 3 diatas nilai
diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima signifikansi dari masing-masing variable
sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik dapat disimpulkan sebagai berikut :
wisata memiliki pengaruh signifikan terhadap 1. Dari hasil uji T statistik secara parsial
kepuasan wisatawan di Taman Safari dipeoleh nilai t table untuk df = n-1 (100 –
Indonesia Cisarua Bogor. 1 = 99) dan probabilitas 0,05 (5%) adalah
1.660 dapat dijelaskan bahawa variable
daya tarik wisata terhadap variable
kunjungan ulang wisatawan memiliki t
hitung > t table sebesar 4.588 > 1.660.

6
Jurnal Pariwisata 2016
sedangkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 Gambar 1.
yang berati Ho ditolak dan secara parisal Model Struktural Hasil Analisis Jalur
variable daya tarik wisata berpengaruh
signifikan terhadap variabel kunjungan
ulang wisatawan.

2. Berdasarkan pengujian secara parsial


antara variable kepuasan wisatawan
terhadap variable kunjungan ulang
wisatawan memiliki nilai t hitung > t table
sebesar 1.874 > 1.660 dengan nilai
signifikansi 0,064 > 0,05 yang berarti Ho
diterima yang secara parsial variable
kepuasan wisatawan tidak memiliki Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
berpengaruh yang signifikan terhadap nilai standardized Coefficients hubungan
variable kunjungan ulang wisatawan. antara tiga variable diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Uji F (Hipotesis)
H1 = Pengaruh Daya Tarik Wisata (X1)
Table 4. Hasil Uji F (ANOVA) terhadap Kepuasan Wisatawan (X2)
memiliki nilai standardized Coefficients
sebesar 0,290

H2 = Pengaruh Kepuasan Wisatawan (X2)


terhadap Niat Kunjungan Ulang
Wisatawan (Y) memiliki nilai
standardized Coefficients sebesar 0,172

H3 = Pengaruh langsung antara daya tarik


wisata (X1) terhadap niat kunjungan ulang
wisatawan (Y) memiliki nilai standardized
Coefficients sebesar 0,422
Table diatas menjelaskan nilai signifikansi
Adapun pengaruh tidak langsung yang
0,000 < 0,05 . dapat dinyatakan variable daya
dilihat dari variable daya tarik wisata (X)
tarik wisata (X1) dan Kepuasan Wisatawan
terhadap niat kunjungan ulang wisatawan (Y)
(X2) secara simultan berpengaruh signifikan
melalui kepuasan wisatawan (Z) sebagai
terhadap variable niat kunjungan ulang
variable intervening menghasilkan nilai
wisatawan (Y).
standardized Coefficients dari hasil perkalian
0,290 X 0,172 sebesar 0,049
PEMBAHASAN Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh
langsung daya tarik wisata terhadap niat
Berdasarkan analisis statistik yang telah kunjungan ulang lebih kuat pengaruhnya
dilakukan terhadap masing-masing variable tanpa harus melalui kepuasan wisatawan
yaitu variable daya tarik wisata, variable sebagai variable intervening di Taman Safari
kepuasan wisatawan dan variable iat Indonesia Cisarua Bogor.
kunjungan ulang wisatawan, maka peneliti
menggambarkan kedalam model struktural
analisis jalur sebagai berikut :

7
Jurnal Pariwisata 2016
KESIMPULAN European Journal of Social Science, 222-
H1 :Pada pengukuran variable Daya Tarik 232.
Wisata terhadap kepuasan wisatawan Correia, A. (2007). Why People Travel to Exotic
didapatkan hasil bahwa Ho ditolak dan Places. International Journal of Culture,
Tourism and Hospitality Reseaarch, 45-
H1 diterima dan menjelaskan bahwa
61.
Daya Tarik Wisata berpengaruh Crompton, D. B. (2000). Quality, Satisfaction and
signifikan terhadap Kepuasan Wisatawan Behavioral Intentions. Annals of Tourism
di Taman Safari Indonesia Cisarua Research, 785-804.
Bogor. Crompton, J. (1979). Motivation or Pleasure
Vacation. Annals of Tourism Research,
H2 : Pada pengukuran variable Kepuasan 409.
Wisatawan terhadap Niat Kunjungan Dhiera, R. A. (2015). Hubungan Faktor Motivasi
Ulang didapatkan hasil bahwa Ho Pendorong dan Faktor Motivasi Penarik
diterima dan H2 ditolak, hal ini terhadap keputusan berwisata Backpacker
menjelaskan bahwa Kepuasan pada komunitas Backpaker Jakarta. 29.
Wisatawan tidak memiliki pengaruh Fani Sartika, J. J. (2014). Pengaruh Produk dan
Bauran Promosi Wisata Terhadap Citra
signifikan terhadap Niat Kunjungan
Destinasi dan Dampaknya pada Niat
Ulang Wisatawan di Taman Safari Wisatawan untuk Melakukan Kunjungan
Indonesia Cisarua Bogor. Ulang ke Provinsi Aceh. Jurnal
Managemen Pascasarjana Universitas
H3 : Pada pengukuran Variabel Daya Tarik Syiah Kuala.
Wisata terhadap Niat Kunjungan Ulang Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian
didapatkan hasil Ho ditolak dan H3 Manajemen. Semarang: Badan Penenrbit
diterima, hal ini menjelaskan bahwa Universitas Diponogoro.
Daya Tarik Wisata memiliki pengaruh Fue Zeng, C. R. (2009). Examining Structural
langsung yang signifikan terhadap Niat Relationship of Destination Image,
Kunjungan Ulang Wisatawan di Taman Tourist Satisfaction and Destination
Safari Indonesia Cisarua Bogor. Loyality. An Integrated Approach
Tourism Management, 624.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate
DAFTAR PUSTAKA dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponogoro.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi ANnalisis Multivariate
Abdul Razak Munir, S. (2010). Aplikasi Analisis
dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5.
Jalur (Path Analysis)dengan SPSS 12.
Semarang: Universitas Diponogoro.
Jurnal Statistika.
Guilford, J. (1956). Fundamental Statistic in
Ahmad dan Badarneh, M. (2011). Tourist
Psychology and Education 3rd Edition.
Satisfaction and Repeater Visitation; new
New York: McGraw-Hill Book
comprehenshive model. International
Company.
Journal of Human and Social Sciences,
Hanyu, Z. M. (2014). Research on the Causal
38-45.
Relationship Between Antecedent Factor,
Ali, H. (2012). Pemasaran Pariwisata.
Tourist Satisfaction and Destination
Yogyakarta.
Loyality. Journal of Economics, Business
Assael. (2007). Consumer Behavior and
and Management Vol.3, 683-686.
Marketing Action Edisi 3. Boston
Hermawan, A. (2009). Penelitian Bisnis. Jakarta:
Massachusset AS: Kent Publishing
PT. Grasindo.
Company.
Horner, J. S. (1999). Consumer Behavior in
Belch, G. (2009). Advertising and Promotion : An
Tourism . British: British Library
Integrated Marketing Communication
Cataloging.
Perpective. New Jersy: Pearson
Horner, S. (1999). Consumer Behaviour in
Education.
Tourism. British: Cataloging in
Bursan, R. (2006). Analisis Pengaruh Dimensi
Publication Data.
Wisata terhadap Loyalitas Wisatawan di
Hyde, K. F. (2008). Information Processing and
Provinsi Lampung. Jurnal Bisnis dan
Touring Planning Theory. Annals of
Managemen.
Tourism Research, 712.
Coban, S. (2012). The Effects of the Image of
Kotler, P. (2006). Managemen Pemasaran Edisi
Destination on Tourist Satisfaction and
11. Jakarta: PT. Indeks.
Loyality : The Case of Cappadocia.
Kotler, P. (2011). Marketing For Hospitality and

8
Jurnal Pariwisata 2016
Tourism. New Jersey: Pearson Education. Tjiptono, F. (2011). Management Jasa.
Kotler, P. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi Yogyakarta: Andi.
13. Jakarta: Erlangga. Witt, S. F. (1994). Tourism Marketing and
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktik Riset. Management. Prentice Hall International.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yoeti. (2006). Atribut Produk Wisata. 211.
Marzuki. (2005). Metodologi Riset. Yogyakarta: Yoeti, A. (2002). Pengantar Ilmu Pariwisata.
Ekonisia. Jakarta.
Nadya, J. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan melalui Kepuasan Terhadap
Loyalitas di Rumah Sakit BMC Padang.
Rozak, B. R. (2012). Kualitas Daya Tarik Wisata,
Kepuasan Wisatawan dan Niat
Kunjungan Kembali Wisatawan
Mancanegara di Jawa Tengah. Dinamika
Kepariwisataan Vol XI No.2.
S, C. R. (2011). Business Research Methods 9th
edition. McGraw-Hill: International
Edition.
Sandjojo, N. (2011). Metode Analisis Jalur (Path
Analysis) dan Aplikasinya. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik
Parametrik Konsep dan Aplikasi SPSS.
Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Sari, F. W. (2007). Pengaruh Bauran Pemasaran
Jasa Terhadap Kepuasan Wisatawan Jawa
Timur Park II Kota Batu.
Sarwono. (2012). Path Analysis dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media.
Satriyo, G. (2014). Bauran Pemsaran Terhadap
Kepuasan dengan Keputusan Wisatawan
Blue Fire sebagai variabel intervening di
Kawah Ijen. Analisa Pariwisata Vol.2.
Simamora, H. (2006). Managemen Sumber Daya
Manusia Edisi 2. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Sitepu, N. S. (1994). Analisis Jalur (Path
Analysis). Bandung: FMIPA UNPAD.
Sopyan. (2015). Analisis Pengaruh Daya Tarik
Wisata dan Kualitas Pelayanan terhadap
Minat Kunjungan Ulang dengan
Kepuasan Sebagai variabel Intervening
pada Cagar Budaya Lawang Sewu.
Sorkin, M. (1992). A Variation on Theme Park:
The New American City and the End of
Public Space. America: US Publisher.
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Suwarso, I. E. (2014). Peningkatan Kunjungan
Wisatawan ke Kota Bogor . Bogor:
AntaraNews.com.
Taylor, G. F. (2007). The Role of Commitment in
Service Relationship. In S. o. University.
Kingston Ontario: Limited Publication.

9
Jurnal Pariwisata 2016

Anda mungkin juga menyukai