Anda di halaman 1dari 13

BAB 3

Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung


KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu Tahun Anggaran 2023

TA 2023
Bangunan Gedung sebagai tempat manusia melakukan aktivitas dan interaksi
dalam banyak hal, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
pembentukan karakter perwujudan aktivitas dan produktivitas serta jati diri
manusia. Oleh karena itu untuk keberlangsungan dan peningkatan kehidupan
serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan Bangunan Gedung
yang fungsional, andal, berjati diri serta seimbang, serasi dan selaras dengan
lingkungannya, perlu adanya pengaturan yang menjamin Keandalan Bangunan
Gedung oleh pihak penyelenggara Bangunan Gedung

Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II


KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

BAB 3
METODOLOGI

Metodologi yang diuraikan ini secara umum dan khusus berkaitan


dengan pengujian struktur bangunan Gedung meliputi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Metode pemeriksaan
meliputi pendekatan lapangan, pendekatan kepustakaan, dan analisa
data untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi.
Pendekatan lapangan meliputi pengumpulan data primer dan data
sekunder pada lokasi bangunan. Data primer yang dikumpulkan terdiri
dari data hasil pemeriksaan visual dan data hasil uji laboratorium
(untuk struktur). Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan terdiri
dari Asbuilt drawing, SOP/manual book pemeliharaan gedung dan MEP.
Pendekatan kepustakaan bertujuan untuk mempelajari ketentuan/
standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
persyaratan keandalan suatu bangunan.
Analisa data bertujuan untuk mengolah data hasil pendekatan
lapangan dan membandingkan dengan standar yang ada baik standar yang
berlaku secara nasional maupun internasional. Hasil analisa data ini
dipergunakan untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi.

3.1. Survey Instansional, Koordinasi dan Review Dokumen


Kegiatan meliputi koordinasi dengan pihak terkait untuk
menentukan arah kegiatan dan proses sinkronisasi rencana kegiatan
yang berhubungan dengan perizinan dan koordinasi wilayah pemeriksaan
pada gedung, review dokumen dan data eksisting gedung dari pihak
owner.
Dokumen-dokumen teknis struktur, arsitektur dan MEP yang dimiliki
oleh pemilik bangunan sangat penting untuk dicermati sebelum
dilakukan pemeriksaan. Data-data yang bersumber pada dokumen tersebut
harus diverifikasi dengan pemeriksaan lapangan bila dianggap perlu.

Bab 3 | 41
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

Sementara data-data penting yang tidak tersedia harus dapat diperoleh


melalui pemeriksaan lapangan. Dokumen teknis arsitektur, struktur dan
MEP antara lain:
 Dokumen-dokumen dan gambar-gambar perencanaan
 Dokumen-dokumen dan gambar-gambar pelaksanaan (As-built-
drawing)
 Dokumen-dokumen sertifikat bahan dan hasil uji bahan
 Dokumen pemeliharaan berkala

3.2. Pengumpulan Data Primer


3.2.1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual dilakukan untuk memberikan gambaran awal
kondisi Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
Eksisting Bangunan Gedung yang kemudian membantu menentukan
penyelidikan apa saja yang diperlukan sesuai dengan dengan kondisi
komponen Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing di
lapangan.

Gambar 3.1. Flow Chart Pemeriksaan Visual

Hasil dari pemeriksaan visual & pemetaan Arsitektur, Struktur,


Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing adalah kuantifikasi besaran

Bab 3 | 42
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

kesesuaian teknis dan tingkat kerusakan yang terjadi. Hasil dari


pemeriksaan visual dapat meninterpretasikan pemenuhan keandalan
bangunan Gedung dan tindak lanjut pemeriksaan berikutnya, jika
ditemukan kerusakan/cacat/gagal pada bangunan Gedung.

3.2.2. Pemeriksaan Khusus


Merupakan pengamatan/pengujian/pengukuran yang dilakukan lebih
cermat dan mendetail yang merupakan tindak lanjut dari pengamatan
kerusakan pada pemeriksaan visual. Pemeriksaan khusus dilakukan untuk
memperoleh data yang lebih akurat dari kerusakan yang terjadi pada
elemen bangunan khususnya elemen structural.

3.3. Metode dan Alat Pengetesan


3.3.1. Non Destructive Test (NDT)
3.3.1.1. Hammer Test
Concrete Hammer Test merupakan metode uji beton yang paling
popoler saat ini, dikarenakan aplikasinya mudah, bentuk yang portable
serta ringan sehingga praktis untuk dibawa oleh personil penguji dan
juga telah terbukti kehandalannya dalam memperkirakan mutu beton,
kinerja dan hasil dari pengujiannya bisa diteri dengan baik. Gambar
di bawah ini merupakan alat Concrete Hammer dan Prinsip kerja.

Gambar 3.2 Alat Hammer Test


 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari alat Concrete Hammer adalah dengan memberikan
beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan
suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energy yang
besarnya tertentu.

Bab 3 | 43
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan


beton, massa tersebut akan dipantulkan Kembali. Jarak pantulan
massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton.
Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat tekannya.
 Cara Penggunaan Concrete Hammer Test
a. Alat Concrete Hammer dipegang dengan kuat dan tegap.
b. Posisi palu tegak lurus dengan permukaan media yang akan
diuji.
c. Tekan alat secara perlahan menghadap kea rah permukaan medan
uji sampai palu menumbuk hulu palu.
d. Setelah menumbuk, tanah tekanan dan jika perlu kunci hulu pada
posisinya, dengan cara menekan tombol pada bagian sisi.
e. Lihat angka hasil pengujian yang tertera di alat dan catat.
f. Lakukan 10 titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan
jarak masing-masing titik bacaan tidak boleh lebih kecil dari
25 mm.
g. Selalu cek permukaan media pengujian, jika benturan palu
menghancurkan beton, sebab adanya rongga udara di dalamnya
maka batalkan. Lakukan titik bacaan pada titik yang lainnya.
 Yang harus diperhatikan dalam Pengujian
a. Karena alat ini hanya membaca kekerasan beton pada lapisan
permukaan (+ 4 cm), sehingga untuk elemen struktur dengan dimensi
yang besar, concrete hammer hanya menjadi indikasi awal bagi mutu
dan keragaman mutu.
b. Sebelum memulai pengujian, permukaan beton yang akan diuji harus
dibersihkan dan diratakan dengan batu penggosok karena alat ini
peka terhadap variasi yang ada di permukaan beton.
 Perhitungan Hammer Test
Hubungan Empirik dari Nilai Hammer Rebound dengan kuat tekan seperti
ditunjukkan pada grafik berikut.

Bab 3 | 44
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

Gambar 3.3 Perhitungan Hammer Test


Pada grafik di atas terlihat beberapa hubungan korelasi antara
Nilai. Hammer Rebound, yang tergantung dari arah beban impact ke
struktur beton A, B atau C.

3.3.1.2. Pengujian Kerapatan Mutu Beton (UPV Test)


 Umum
Metoda pengujian dilakukan dengan alat PUNDIT dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui
suatu media padat bergantung pada sifat-sifat elastik media padat
tersebut. Jika digunakan dengan baik dan benar, alat ini dapat
memberikan informasi yang banyak mengenai kondisi bagian permukaan
ataupun bagian dalam beton. Alat ini secara tak langsung juga
dapat memberikan informasi mengenai nilai kuat tekan beton, jika
hubungan antara sifat-sifat elastik suatu benda padat dengan nilai
kuat tekannya diketahui.
Sebuah sinyal getaran longitudinal yang dihasilkan transduser
elektroakustik, yang dibuat dengan cara kontak dengan permukaan
beton yang akan diuji. Ketika sinyal ditransmisikan dari
transduser melalui permukaan beton menggunakan cairan penghubung
seperti minyak atau pasta selulosa, beton mengalami berbagai
refleksi pada material-material yang berbeda di dalamnya. Sebuah
sistem yang lengkap dari perkembangan gelombang tegangan, termasuk
di dalamnya gelombang longitudinal dan gelombang geser dan

Bab 3 | 45
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

merambat melalui beton. Gelombang pertama yang ditangkap oleh


tranduser penerima yaitu gelombang longitudinal dan dikonversi
menjadi sinyal elektrik oleh transduser kedua.
 Standar
Pengujian UPV Pundit dilakukan berdasarkan SNI ASTM C597:2012, BS
1881 : Part 203: 1986 dan ASTM C597-16. Didalam standar ini
dijelaskan bahwa tranduser penerima mendeteksi datangnya komponen
pulse yang tiba lebih awal. Pengukuran Pulse Velocity dapat
dilakukan dengan 3 metode, antara lain:
- Direct transmission
- Semi-direct transmission
- Indirect/surface transmission

Gambar 3.4
Metode Pengambilan Pulse Velocity (a) Direct Transmission, (b) Semi-
direct Transmission, (c) Indirect / Surface Transmission

Tabel 3.1 Kriteria penilaian pengujian dengan gelombang ultrasonik

Pulse Velocity (m/s) Concrete conditions

Concrete > 4500 Excellent


Quality
3500 - 4500 Good
3000 – 3500 Medium
< 3000 Doubtful

Bab 3 | 46
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

 Peralatan
Peralatan UPV Pundit terdiri dari:
- UPV Pundit Lab+ Versi Digital
- Gurinda
- Media kalibrasi
- Ultrasonic gel/Grease
- Meteran
- Sikat Kawat

Gambar 3.5 Alat UPV Test

 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan UPV Pundit dibagi tiga tahap pelaksanaan yaitu:
- Persiapan Lokasi Uji
Tahapan ini adalah persiapan awal untuk menentukan dan
mempersiapkan lokasi titik uji. Penentuan lokasi uji
didasarkan dengan kondisi beton dengan permukaaan yang relatif
bagus diantara lainnya. Setelah itu meratakan permukaan titik
uji (flattening) dengan gerinda dan memberi tanda lokasi uji
dengan pilox (marking).
- Persiapan Alat
Tahapan ini adalah menyetel alat UPV Pundit sesuai keperluan
kemudian dikalibrasi sesuai ketentuan pada benda uji kalibrasi
(Oles permukaan benda uji dengan Gel Ultrasonik).
- Pengujian
Tahapan ini adalah tahapan pengambilan pulse velocity dengan
alat pundit. Sesuai penjelasan singkat standar yang dipakai,
terdapat tiga metode pengambilan pulse velocity. Untuk
pengambilan dengan direct transmission sangat direkomendasikan
karena hasil yang paling akurat namun keterbatasan
pengambilannya di lapangan, pada semi-direct hasil yang
diperoleh bisa dibilang sangat akurat, dan yang terakhir
adalah indirect/surface transmission merupakan metode yang
paling buruk hasilnya dibanding metode yang lainnya, namun

Bab 3 | 47
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

butuh direduksi agar hasilnya mendekati nilai pulse velocity


direct transmission. Setiap melakukan pengujian diwajibkan
mengoleskan ultrasonik gel pada beton yang akan diuji.
 Flowchart Pelaksanaan
Berikut adalah bagan alir Pelaksanaan UPV Pundit Test.

Gambar 3.6 Bagan Alir /Flowchart Pelaksanaan UPV Pundit Test

Bab 3 | 48
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

3.3.2. Destructive Test (DT)


3.3.2.1. Core Drill Test (Pemboran Inti Beton)
 Umum
Pengetesan core drill atau yang disebut juga pemboran beton inti
ialah pengetesan terhadap benda uji beton yang berbentuk silinder
hasil pengeboran pada struktur bangunan yang sudah dilaksanakan.
Cara umum untuk mengukur kekuatan beton pada aktual strukturnya
adalah dengan cara memotong beton dengan bor berbentuk bulat yang
berputar. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa
ke laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tekan.
 Standar
Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
- SNI-1974-2011 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran.
- SNI 2492-2018 Metode Pengambilan Sampel Coring.
- ASTM C 42 Standard Test Method for Obtaining and Testing
Drilled Cores and Sawed Beams Of Concrete.
- SK SNI-61-1990-03 Metode Pengujian Kuta Tekan Inti Pemboran.
 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan adalah sebagai berikut:
- Mesin Core Drill
- Alat untuk menutup lubang bekas pengeboran

Gambar 3.7 Alat Pengujian Core Drill


 Metode Pelaksanaan Core Drill
Adapun metode pemeriksaan yang dilakukan :
1. Alat diletakkan pada lapisan perkerasan beton/aspal yang akan
diuji dengan posisi datar.
2. Setelah itu kita sediakan air dengan alat yang ada sistem
pompa.

Bab 3 | 49
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

3. Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil


pada tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut, sehingga
alat tidak mengalami kerusakan terutama mata bor yang
berbentuk silinder selama proses pengujian.
4. Setelah semua siap kemudian alat dihidupkan dengan menggunakan
tali yang dililitkan pada starter alat dan ditarik.
5. Setelah alat hidup mata bor diturunkan secara perlahan-lahan
pada titik yang telah kita tentukan sampai kedalaman tertentu,
kemudian setelah kedalaman tertentu alat dimatikan dan mata
bor dinaikkan.
6. Kemudian hasil dari pengeboran tersebut diambil dengan
menggunakan penjapit, setelah itu diukur tebal dan dimensinya
dan diamati sampel tersebut apakah perkerasan tersebut layak
pakai atau tidak.
 Medote Kerja Core Drill Test
Uji core drill atau bor inti adalah cara uji beton keras dengan
cara mengambil contoh silinder beton dari daerah yang kuat
tekannya diragukan. Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor
yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh
contoh beton berupa silinder.
1. Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-
bornya, umumnya antara 50mm sampai 150 mm. Namun sebaiknya
diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum
agregat betonnya. Jika uji bor inti dipilih maka beberapa hal
yang perlu diperhatikan (SK SNI-61- 1990-03):
2. Umur beton minimal 14 hari.
3. Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang
kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan data hasil uji
contoh beton dari masing-masing bagian struktur. Dari satu
daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh.
4. Dari satu pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan
mutunya) diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat
yang tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat
sambungan tulangan, momen maksimum, dan tulangan utama.
5. Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
6. Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang
mutunya minimal sama. Bila beton yang diambil berada dalam

Bab 3 | 50
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

kondisi kering selama masa layannya, benda ujisilinder beton


(hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi sangat basah
selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40
jam dan diuji dalam kondisi basah. Kuat tekan beton pada titik
pengambilan contoh (daerah beton yang diragukan) dapat dinyatakan
tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3
silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2
(dua) persyaratan sebagai berikut:
1. Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari
0,85 fc’.
2. Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75
fc’.

3.3.2.2. Flow Chart Pelaksanaan


Flowchart/diagram alir Core drill Test Sebagai Berikut

Gambar 3.8 Flow Chart Core Drill Test

Bab 3 | 51
Jasa Konsultansi Layanan Khusus Pekerjaan Analisis Evaluasi Struktur Gedung
KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu TA 2023

3.3.3. Pengujian Baja


3.3.3.1. Pengujian Ketebalan Baja (Tickness Test)
Pengukuran ketebalan ultrasonic adalah salah satu metode
pengujian tanpa rusak, nondestructive test yang diterapkan pada
material logam atau baja untuk mengukur ketebalan material tersebut
dengan bantuan alat Ultrasonic Thickness Gauge (UTG).
UTG biasanya kami terapkan sebagai bagian dalam assesment
struktur suatu bangunan, baik itu berupa Gedung, Jembatan, Pipa Gas
dan lain sebagainya.

Gambar 3.9 Alat Ultrasonic Thickness Gaug Test

3.3.3.2. Pengujian Kekencangan Baut dan Mur (Torsi Momen Test)


Torsi yang pas harus diberikan pada sebuah baut untuk menjaga
agar baut tersebut tidak kehilangan tegangan dalam menahan/menyambung
dua atau lebih komponen struktur baja. Baut harus dikencangkan sesuai
beban aman maksimum yang dapat diberikan tanpa menyebabkan perubahan
bentuk, misalnya bengkok. Metode yang dilakukan adalah mengecek
beberapa baut secara random menggunakan kunci momen. Besar momen
torsinya terlebih dahulu di-setting sesuai dengan diameter baut.
Standar yang digunakan mengacu kepada SNI 8458:2017 tentang Metode
Uji Pengencangan Baut Mutu Tinggi.

Bab 3 | 52

Anda mungkin juga menyukai