Anda di halaman 1dari 4

KOORDINASI, SINKRONISASI, DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN LEGALITAS PERKAWINAN


Oleh: ….

PENDAHULUAN Dalam dokumen RPJMN yang


Kebijakan legalitas perkawinan adalah menyinggung pencegahan permasalahan
aspek penting dalam memastikan ketertiban perkawinan disebutkan dalam Arah dan
dan keadilan dalam sistem hukum perkawinan. Kebijakan RPJMN yaitu Meningkatkan kualitas
Kebijakan ini memiliki dampak yang signifikan anak, perempuan, dan pemuda,
pada individu dan masyarakat. Namun, melalui:Perwujudan Indonesia Layak Anak
implementasi kebijakan ini seringkali melalui penguatan Sistem Perlindungan Anak
menghadapi berbagai kendala yang yang responsif terhadap keragaman dan
memerlukan perbaikan dalam hal koordinasi, karakteristik wilayah anak untuk memastikan
sinkronisasi, dan pengendalian. anak menikmati haknya, dimana dalam point 5,
Legalitas perkawinan mengacu pada huruf g dijelaskan bahwa penguatan koordinasi
persyaratan hukum dan administratif yang dan sinergi upaya pencegahan perkawinan anak
harus dipenuhi oleh individu yang ingin dengan melibatkan berbagai pemangku
menikah secara sah. Hal ini mencakup kepentingan.
persyaratan seperti usia minimal, kebebasan Kemenko PMK memiliki peran strategis
dalam memilih pasangan, dan pernikahan dalam merumuskan dan mengkoordinasikan
berdasarkan agama, budaya, atau hukum yang kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
berlaku. perkawinan dan keluarga. Koordinasi ini
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mencakup berbagai instansi pemerintah,
tentang Perkawinan (UU Perkawinan) termasuk Kementerian Agama, Kementerian
merupakan peraturan yang mendasari legalitas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
perkawinan di Indonesia. UU ini mengatur Anak, dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
berbagai aspek perkawinan, termasuk Manusia.
persyaratan, prosedur, dan hak-hak individu
yang ingin menikah. LATAR BELAKANG
RPJMN mencakup strategi dan Saat ini, berbagai undang-undang dan
kebijakan terkait perkawinan yang tidak peraturan mengatur legalitas perkawinan,
diinginkan, seperti perkawinan anak dan termasuk pernikahan berdasarkan agama,
pernikahan paksa. Tujuan RPJMN adalah budaya, dan hukum. Hal ini dapat menghasilkan
mengurangi angka perkawinan yang tidak keraguan hukum dan ketidakjelasan di antara
diinginkan dan melindungi hak-hak individu, pemohon, yang pada akhirnya dapat
terutama perempuan dan anak-anak. mempengaruhi hak-hak individu dan stabilitas
Khusus permasalahan perkawinan sosial.
dibawah umur, RPJMN juga menempatkan Terdapat kendala dalam koordinasi
permasalahan ini menjadi prioritas yang harus antara lembaga-lembaga yang terlibat dalam
segera ditangani dengan memasukan proses legalisasi perkawinan, seperti
Rancangan Peraturan Presiden tentang tentang Kementerian Agama, Kantor Catatan Sipil, dan
Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak pengadilan. Ini dapat menghasilkan penundaan
kedalam Agenda Pembangunan Meningkatkan yang tidak perlu dalam proses.
Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Perkawinan adalah aspek penting dalam
Berdaya Saing. masyarakat yang memerlukan perhatian serius

1
dalam konteks hukum, sosial, dan kemanusiaan. perempuan daripada laki-laki. Mereka
Dalam beberapa tahun terakhir, masalah menghadapi risiko lebih besar terhadap
perkawinan beda agama, perkawinan siri (nikah penindasan, penghentian pendidikan,
siri), dan perkawinan dini (di bawah umur) dan kesulitan dalam mengakses
telah menjadi perhatian utama.. Dokumen ini kesempatan ekonomi.
bertujuan untuk mengidentifikasi
permasalahan utama yang berkaitan dengan ANALISIS
ketiga jenis perkawinan ini dan memberikan Kementerian Koordinator Bidang
rekomendasi kebijakan yang dapat mengatasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
permasalahan tersebut. (Kemenko PMK) memiliki peran penting dalam
koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian
PERMASALAHAN: pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan
Permasalahan Perkawinan Beda Agama perkawinan, termasuk perkawinan beda agama,
✓ Konflik Agama: Perkawinan beda perkawinan siri, dan perkawinan dini. Berikut
agama sering kali menyebabkan konflik adalah peran dan upaya Kemenko PMK dalam
antara pasangan dan keluarga mereka, mengatasi permasalahan ini:
yang dapat mengakibatkan 1. Koordinasi Antarlembaga Pemerintah:
ketidakharmonisan dalam rumah Kemenko PMK berperan sebagai lembaga
tangga dan ketegangan sosial. koordinasi antarlembaga pemerintah
✓ Perlindungan Hak Anak: Anak-anak terkait kebijakan perkawinan. Mereka dapat
yang lahir dari perkawinan beda agama memfasilitasi kerjasama antara berbagai
mungkin menghadapi ketidakpastian kementerian dan instansi pemerintah,
hukum terkait agama yang mereka ikuti seperti Kementerian Agama, Kementerian
dan dapat mengalami kesulitan dalam Pemberdayaan Perempuan dan
memutuskan keyakinan agama yang Perlindungan Anak, dan Kementerian
akan mereka anut. Hukum dan Hak Asasi Manusia. Koordinasi
Permasalahan Perkawinan Siri (Nikah Siri) ini penting untuk memastikan keselarasan
✓ Ketidakresmiannya: Perkawinan siri dan sinkronisasi dalam pelaksanaan
adalah perkawinan yang tidak diakui kebijakan perkawinan.
secara hukum. Hal ini dapat 2. Pengembangan Kebijakan Terpadu:
mengakibatkan masalah hukum terkait Kemenko PMK dapat memainkan peran
hak-hak dan kewajiban suami istri, dalam merumuskan kebijakan perkawinan
terutama hak waris dan nafkah. yang terpadu. Mereka dapat
✓ Perlindungan Anak: Anak-anak yang mengoordinasikan penyusunan panduan
lahir dari perkawinan siri sering kali dan pedoman yang komprehensif untuk
tidak mendapatkan perlindungan mengatasi permasalahan perkawinan beda
hukum yang cukup, dan hak mereka agama, perkawinan siri, dan perkawinan
untuk pemenuhan kebutuhan dasar dini. Ini termasuk dalam upaya untuk
seperti pendidikan, kesehatan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat
perlindungan terhadap eksploitasi tentang masalah ini dan mempromosikan
mungkin terancam. perkawinan yang sah secara hukum.
Permasalahan Perkawinan Dini (Di Bawah 3. Advokasi dan Kampanye Pendidikan:
Umur) Kemenko PMK dapat menginisiasi
✓ Pelanggaran Hak Anak: Perkawinan kampanye pendidikan yang bertujuan untuk
dini adalah pelanggaran terhadap hak meningkatkan kesadaran masyarakat
anak-anak untuk tumbuh dan tentang pentingnya perkawinan yang sah
berkembang dalam lingkungan yang secara hukum dan risiko yang terkait
sehat dan aman. Anak-anak yang dengan perkawinan beda agama,
menikah di bawah umur berisiko perkawinan siri, dan perkawinan dini.
mengalami kehamilan dini dan Mereka dapat bekerja sama dengan pihak
komplikasi kesehatan. berwenang, LSM, dan lembaga pendidikan
✓ Ketidaksetaraan Gender: Perkawinan untuk menyampaikan pesan-pesan penting
dini sering kali lebih memengaruhi kepada masyarakat.

2
4. Penguatan Peran Lembaga Agama: menghindari penyalahgunaan dan
Dalam konteks perkawinan beda agama, pelanggaran hukum. Audit dan evaluasi
Kemenko PMK dapat bekerja sama dengan berkala atas prosedur dan praktik yang ada
Kementerian Agama untuk memastikan diperlukan untuk memastikan kualitas dan
bahwa lembaga agama memiliki peran yang integritas pelaksanaan kebijakan.
jelas dalam memberikan pemahaman dan
bimbingan kepada calon pengantin yang REKOMENDASI
ingin menikah beda agama. Ini dapat 1. Pembentukan Mekanisme Koordinasi:
membantu menghindari konflik dan Membentuk lembaga koordinasi yang
meningkatkan pemahaman tentang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan
implikasi agama dalam perkawinan. kebijakan legalitas perkawinan, yang terdiri
5. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dari perwakilan dari Kementerian Agama,
Kebijakan: Kantor Catatan Sipil, dan pengadilan.
Kemenko PMK dapat mengawasi dan 2. Penyusunan Panduan Bersama: Membuat
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan panduan bersama yang menguraikan
perkawinan, termasuk perkawinan beda tindakan dan prosedur yang harus diikuti
agama, perkawinan siri, dan perkawinan oleh semua pihak yang terlibat dalam
dini. Mereka dapat bekerja sama dengan
pelaksanaan kebijakan legalitas
lembaga penegak hukum untuk memantau
perkawinan. Panduan ini harus mencakup
dan menindak pelanggaran hukum terkait
perkawinan. Hal ini penting untuk aspek-aspek seperti perkawinan anak,
memastikan kepatuhan terhadap hukum pernikahan paksa, dan perlindungan hak-
dan perlindungan hak-hak individu, hak individu.
terutama perempuan dan anak-anak. 3. Harmonisasi Hukum: Mendorong
Dengan mengambil peran penting harmonisasi hukum perkawinan diberbagai
dalam koordinasi, sinkronisasi, dan tingkatan pemerintahan untuk
pengendalian pelaksanaan kebijakan meminimalkan ketidakpastian hukum dan
perkawinan, Kemenko PMK dapat membantu konflik antara peraturan yang ada.
mengatasi permasalahan yang ada dalam 4. Pengawasan dan Evaluasi: Melakukan
perkawinan beda agama, perkawinan siri, dan audit dan evaluasi berkala terhadap proses
perkawinan dini. Upaya ini menjadi kunci dalam pelaksanaan kebijakan legalitas perkawinan
menciptakan masyarakat yang lebih adil dan untuk memastikan kualitas, integritas, dan
berkeadilan di Indonesia. efisiensi pelaksanaan.
Berikut ini beberapa upaya yang bisa 5. Penguatan Peran Kemenko PMK:
dilakukan: Memperkuat peran Kemenko PMK dalam
➢ Koordinasi: Diperlukan peningkatan mengkoordinasikan dan memantau
koordinasi antara lembaga-lembaga yang pelaksanaan kebijakan legalitas
terlibat dalam proses legalisasi perkawinan. perkawinan. Kemenko PMK harus berfungsi
Pembentukan suatu mekanisme koordinasi sebagai pusat informasi dan advokasi untuk
yang efektif dapat membantu memastikan perkawinan yang sah dan hak-hak individu
bahwa semua persyaratan dan prosedur 6. Rekomendasi permasalahan
dipatuhi dengan baik dan tepat waktu. Perkawinan:
➢ Sinkronisasi Hukum: Penting untuk a. Perkawinan Beda Agama:
memastikan bahwa hukum perkawinan • Mendorong dialog antaragama dan
yang berlaku di berbagai tingkatan toleransi untuk mengurangi konflik
pemerintahan sejalan dan tidak dalam perkawinan beda agama.
bertentangan satu sama lain. Hal ini akan • Memastikan perlindungan hak
mengurangi kebingungan hukum dan anak-anak yang lahir dari
ketidakpastian bagi individu yang ingin perkawinan beda agama, termasuk
menikah. hak mereka untuk menentukan
➢ Pengendalian Proses: Diperlukan keyakinan agama mereka sendiri.
pengawasan yang lebih efektif terhadap
proses legalisasi perkawinan untuk

3
b. Perkawinan Siri (Nikah Siri): Diperlukan kerja sama antara pemerintah,
• Penegakan hukum yang lebih ketat masyarakat sipil, dan pihak-pihak terkait untuk
terhadap perkawinan siri untuk mencapai hasil yang positif dalam mengatasi
mencegah praktik ini. permasalahan ini.
• Membangun kesadaran masyarakat Koordinasi, sinkronisasi, dan
tentang pentingnya perkawinan pengendalian pelaksanaan kebijakan legalitas
yang sah secara hukum. perkawinan adalah langkah-langkah penting
c. Perkawinan Dini (Di Bawah Umur): untuk memastikan bahwa individu dapat
• Meningkatkan akses anak-anak dengan mudah mengakses hak mereka untuk
terhadap pendidikan dan kesehatan menikah secara sah. Dengan
seksual yang komprehensif. mengimplementasikan rekomendasi ini, kita
dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan
KESIMPULAN: dalam sistem legalitas perkawinan dan
Mengatasi permasalahan perkawinan menghindari ketidakpastian hukum yang
beda agama, perkawinan siri, dan perkawinan merugikan masyarakat.
dini adalah langkah penting dalam menciptakan Dengan mengimplementasikan
masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. kebijakan-kebijakan ini, Kemenko PMK dapat
Dengan implementasi rekomendasi kebijakan berperan aktif dalam mengatasi permasalahan
yang tepat, kita dapat mengurangi dampak pada perkawinan beda agama, perkawinan siri,
negatif dari ketiga jenis perkawinan ini dan dan perkawinan dini, serta membantu
meningkatkan perlindungan hak asasi manusia, menciptakan masyarakat yang lebih adil dan
khususnya hak anak-anak dan perempuan. berkeadilan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai