Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN


KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

KOORDINASI PEMBANGUNAN DESA DAN


PERDESAAN DALAM MENJAWAB
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERDESAAN
Mustikorini Indrijatingrum
ASISTEN DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MOBILITAS SPASIAL

2 Februari 2023
Kemenkopmk.go.id

kemenkopmkri @kemenkopmk @kemenko_pmk kemenkopmk


1. Koordinasi dan harmonisasi pembangunan desa dan
perdesaan dengan sektor-sektor menjawab
tantangan pembangunan perdesaan
2. Pembagian peran dalam pembangunan desa
terutama mengenai isu-isu lintas sektor
3. Pemikiran mengenai muatan pembangunan
perdesaan dalam rangka penyusunan RPJPN dan
RPJMN periode berikutnya
1. Koordinasi dan harmonisasi pembangunan desa dan
perdesaan dengan sektor-sektor menjawab tantangan
pembangunan perdesaan
TANTANGAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
Dana Desa tahun 2023 sebesar Rp 70 Triliun yang dialokasikan kepada
74.954 Desa di 434 Kab/Kota.
 program pemulihan ekonomi, berupa perlindungan sosial dan
penanganan kemiskinan ekstrem dalam bentuk BLT Desa paling sedikit
10% dan paling banyak 25%,
 program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20%.
 dana operasional pemerintah desa paling banyak 3% (tiga persen) dari
pagu Dana Desa.
 dukungan program sektor prioritas di desa serta program atau kegiatan
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tantangan
Data Potensi Desa (Podes) 2021
 84.096 wilayah administrasi pemerintah  Berdasarkan analisis dari BPKP, dari tahun 2019 hingga tahun 2021
setingkat desa: 75.584 desa, 8.461 kelurahan, terjadi tren komposisi Pendapatan Asli Desa (PADes) terhadap sumber
 51 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT)/Satuan keuangan Desa semakin menurun yaitu tahun 2019 sebesar 33,08%,
Permukiman Transmigrasi (SPT).
 Jumlah kecamatan: 7.274
tahun 2020 sebesar 32,30% dan tahun 2021 sebesar 30,91%. Porsi
 Jumlah kabupaten/kota: 514. terbesar APBDes yaitu Dana Desa.  perlu analisis lebih lanjut.
TANTANGAN KOORDINASI, SINKRONISASAI DAN
PENGENDALIAN SERTA PENGAWASAN

TERBATASNYA KUALITAS SDM DESA MINIMNYA PROGRAM DAN ANGGARAN


TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA DESA 74,55% PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BERPENDIDIKAN SMA DAN SMA KEBAWAH. PEMBINAAN KEMASYARAKATAN
DESA BELUM TERSTUKTUR
KUALITAS BELANJA DESA BELUM OPTIMAL
RENTANG KENDALI SANGAT LUAS DAN
PROGRAM DAN KEGIATAN KETERBATASAN SUMBER DAYA
PEMBANGUNAN DESA MELIBATKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BANYAK K/L DAN PEMDA. SEHINGGA PENGAWASAN DAN
PEMBINAAN BELUM OPTIMAL
LEMAHNYA KOORDINASI ANTAR PROGRAM TIM KOORDINASI DAERAH:
DAN KEGIATAN DI LAPANGAN LINTAS OPD PEMBANGUNAN DESA DAN
KAWASAN BELUM TERBENTUK.
BANYAKNYA APLIKASI DAN DATA TTP BELUM
TERINTEGRASI DALAM SATU DATA DESA CAMAT BELUM OPTIMAL DALAM
MELAKSANAKAN KOORDINASI
PENDAMPING PEMBANGUNAN YANG
ADA DI WILAYAH KECAMATAN
Desa
Desa Rempah
BerInovasi (Kementan,
Desa Stunting (Kemenristek &
(Kemendagri) Bappenas,
Kemendes
Desa Benih, Kemendes PDTT,
Desa Ramah PDTT) Desa Wisata
KSP)
Desa Sapi, Desa Digital
Perempuan dan
(Kementan) (Kominfo,
Peduli Anak (Kemen Kemendesa PDTT,
TANTANGAN
Bonus demografi
PPPA) Kemendagri,
Kemenkop UKM)
Desa Mandiri
KOORDINASI
sangat menguntungkan Energi (DME) Desa Sehat
Desa Cemara
(Kemensos, (Kemendes PDTT,
Kemenkes) (Bappennas)
bagi pembangunan
PROGRAM/KEGIATAN
Kemendes PDTT)

regional Indonesia
KEMENTERIAN/LEMBAGA Padat Karya Desa Ekspor
(Kemendesa PDTT)
Desa Bersinar –
Tunai Desa Bersih Narkoba
DI DESA
dengan syarat: (BNN)
Desa
Desa Bambu Lumbung Pangan
Belum terintegrasi dalam Sejahtera Mandiri (KLHK, Kemenkop UKM, Desa (Kementan,
(Kemensos,
pelaksanaan dan pelaporan Kemendes PDTT)
Kementerian Kemendes PDTT)
Perindustrian)

Desa Pinter Desa Tangguh


Desa Siaga
(Kemenkominfo) Bencana
(Kemenkes)
(BNPB)
Desa Sadar Desa SBS/Stop
Desa Pesisir Desa Terang Hukum Buang Air Besar
Tangguh (Kemendesa PDTT,
(Kemenkumham) Sembarangan
(KKP) Kementerian ESDM)
(Kemenkes)
KOORDINASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN DESA
DAN PERDESAAN DENGAN SEKTOR-SEKTOR
1. Perlu dibentuk Tim Koordinasi dan Harmonisasi pembangunan Desa dan Perdesaan dengan
Sektor-sektor (Pentahelix) di Pusat.
2. Perlu dibentuk Tim Koordinasi dan Harmonisasi pembangunan Desa dan Perdesaan dengan
Sektor-sektor (Pentahelix) di Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)
3. Pelaporan dan Evaluasi disampaikan Kementerian/Lembaga (sektor) kepada Bappennas
dengan tembusan kepada Kementerian Koordinator dan Kementerian Desa PDTT dan
Kementerian Dalam Negeri.
4. Pelaporan dari Daerah berjenjang di Daerah hingga ke Pusat.
5. Perlu dibangun system data terintegrasi desa dan perdesaan secara spasial.
6. Keterbukaan informasi dan data lintas Kementerian/Lembaga dan Daerah serta mitra yang
memiliki program/kegiatan di Desa.
7. Penginputan data ke system data terintegrasi berdasarkan data eksisting dan valid dengan
telah diverifikasi oleh Kepala Desa sehingga menjadi satu data desa.
2. Pembagian peran dalam pembangunan desa terutama
mengenai isu-isu lintas sektor
PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN

Pembinaan dan Pengawasan Terpadu dari Pemerintah


Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemkab/Pemkot,
Kecamatan dan Lembaga Non Pemerintah Meningkatkan
Pemberdayaan kualitas hidup
manusia
Pembangunan desa mengacu pada: Masyarakat
Pembangunan
Desa Meningkatkan
Prioritas Nasional dan Prioritas Pengembangan KESEJAHTERAAN
Daerah Pembinaan Kaw. Perdesaan Masyarakat Desa
Penyelenggaraan Kelembagaan
Pemerintahan Mengurangi
Potensi Desa Kemasyarakatan Kemiskinan
(SDM, SDA, Aset Desa) Desa
di Desa

Kebutuhan dan
Permasalahan Desa
Pemenuhan SPM Desa
(Pelayanan Dasar Publik)
Regulasi Kewenangan
Desa

Hasil Kesepakatan Musyawarah Desa


Keberhasilan pembangunan Desa dan Perdesaan tidak dapat berjalan parsial
tanpa kerjasama dan integrasi lintas sector. Strategi sektor pertanian dan
pangan memerlukan integrasi yang kuat lintas sector antara lain :
• Sektor pendidikan Penyiapan SDM melalui pendidikan vokasi yang siap kerja
dan siap menjadi pelaku usaha di Desa. Dukungan perguruan tinggi dengan
mengembangkan KKN tematik di Desa dan kerja magang di Desa; mendorong
petani muda untuk menjadi penggerak usaha Bersama yang kreatif dan inovatif
• Sektor Keuangan  kemudahan berusaha dengan memberikan insentif modal
usaha dan afirmasi kepada petani dan nelayan
• Sektor social  pelibatan keluarga miskin untuk ikut serta dalam palaksanaan
program/kegiatan  perlu disiapkan skill dan mental menjadi enterpreuner.
• Sektor kesehatan  memadukan program kesehatan dengan pembangunan
Desa, produktifitas dan pemanfaataan produk pangan Desa.
• Sektor pangan  integrasi sektor pangan dengan pembangunan Desa, OPD
terkait saling berkoordinasi terlibat aktif dalam mengawal pelaksanaan dana
desa; penguatan peran Camat dan Kepala Desa; kerjasama antar Desa dalam
konsep Kawasan;
• Sektor industri  hilirisasi produk pangan di Desa; peningkatan produktifitas
perlu inovasi dan teknologi terapan.
3. Pemikiran mengenai muatan pembangunan perdesaan
dalam rangka penyusunan RPJPN dan RPJMN periode
berikutnya
GAMBARAN TONGGAK CAPAIAN UU DESA
TERINTEGRASI ISU UTAMA DENGAN
PILAR UU DESA
ISU UTAMA PEMBANGUNAN DESA DAN
PERDESAAN

`
MASUKAN MENGENAI PEMBANGUNAN PERDESAAN KE DEPAN
(Dalam rangka penyusunan RPJPN dan RPJMN periode berikutnya)
Integrasi Keterhubungan Desa-Kota Aglomerasi Perdesaan

• Dalam menguatkan keterhubungan desa-kota Perubahan mendasar perencanaan pembangunan


diperlukan untuk memperbanyak dan desa dari semula bersifat sektoral menjadi
mendiversifikasi aktivitas ekonomi perdesaan; kewilayahan yang berbasis aset dan potensi
• Membangun konektifitas perdagangan dan sumberdaya Desa, serta pengembangan
distribusi produk Desa lintas desa dan kawasan Kerjasama antar Desa (KSD)
hingga ke kota. Ekonomi Perdesaan
• Kerjasama Desa dan Kota untuk saling memasok
produk sehingga ada jaminan pasar. Meningkatkan produksi unggulan seperti
pertanian perdesaan dengan
memperhatikan konsep pembangunan
berkelanjutan. Peningkatan produksi
diarahkan melalui peningkatan kualitas
Peningkatan Kesejahteraan dan Konektifitas dan Sosbud Perdesaan
SDM, penguatan kelembagaan dan
Produktivitas Desa peningkatan daya saing produk.
• Kebijakan untuk mendorong pengembangan Afirmasi program/kegiatan
Membangun pusat2 ekonomi di perdesaan dan anggaran pada daerah
agroindustri padat karya (Food Estate) di Desa; diharapkan mampu menekan urbanisasi
• Meningkatkan kapasitas modal manusia dan remote area dalam
sosial di perdesaan; Tata Kelola Perdesaan pembangunan pelayanan
• Menyediakan layanan dasar dan infrastruktur dasar infrastruktur, dan
Sinergi satu data menjadi satu keharusan untuk Pengembangan budaya
fisik yang akan meningkatkan produksi
mempermudah pelaksanaan KOORDINASI dan dasar literasi pada masyarakat
perdesaan;
pengambilan kebijakan. perdesaan sebagai
• Membuka akses yang lebih luas terhadap
Selain itu perlu adanya kelembagaan dan mekanisme pemberdayaan diri untuk
informasi, pasar, lembaga keuangan, dan
koordinasi nasional secara berjenjang dari pusat hingga menemukenali kemampuan
teknologi terapan.
daerah untuk peningkatan percepatan pembangunan dan ketrampilan yang dimiliki
• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
perdesaan sehingga dapat meningkatkan kualitas output diserta dengan pelatihan.
dalam mengelola produk unggulan Desa
dari anggaran yang dialokasikan.
T E R I M A KA S I H

D E P U T I BI D AN G KO O R D I N AS I P E M E R AT AAN P E M BAN G U N AN
W I LAYAH D AN P E N AN G G U LAN G AN BE N C AN A, KE M E N KO P M K

dep.ppwpb_kemenkopmk

Anda mungkin juga menyukai