Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Di Fasyankes Swasta
Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Di Fasyankes Swasta
PELAYANAN IMUNISASI
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SWASTA
• Penyelenggaraan pelayanan
imunisasi di fasyankes swasta
• Jejaring layanan imunisasi di
Ruang Lingkup fasyankes
Bab II Jejaring Layanan Imunisasi
di Fasyankes Swasta
Bab II
Jejaring Layanan Imunisasi di Fasyankes Swasta (1)
A. Konsep Jejaring Layanan Imunisasi
Meningkatkan jangkauan
Upaya layanan
peningkatan
cakupan Dibutuhkan jejaring layanan
Dikoordinasikan
Imunisasi imunisasi terintegrasi dg
oleh Dinkes Layanan sesuai standar
berkualitas, semua faskes pemerintah
Kab/Kota
tinggi merata maupun swasta
sesuai standar
Hasil layanan masuk ke dalam
sistem hingga ke tk pusat
Pengertian
Jejaring layanan imunisasi di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta
berbasis Kabupaten/Kota adalah jejaring layanan imunisasi dalam satu kabupaten/kota
yang melibatkan seluruh fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Bab II
Jejaring Layanan Imunisasi di Fasyankes Swasta (2)
1. Peningkatan komitmen pemda untuk menyediakan 4. Peningkatan layanan Imunisasi berkualitas dan sesuai
regulasi mengenai Imunisasi di kab/kota standar pd semua faskes
2. Peningkatan peran Dinkes Kab/Kota sbg koordinator 5. Pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk menjangkau
pelaksanaan jejaring layanan imunisasi semua sasaran imunisasi
▪ Jika faskes swasta mengambil vaksin Perhitungan Kebutuhan Vaksin harus memperhatikan
dan logsitik Imunisasi dari Dinkes ▪ Jumlah rata2 layanan per bulan untuk setiap
jenis vaksin
Kab/Kota/Pusk ➔ kebutuhan nya ▪ IP Vaksin (dr bulan sebelumnya atau IP standar)
dihitung per bulan sesuai cak dan ▪ Stok vaksin pd wkt permintaan
sasaran ▪ Penambahan kebutuhan 1 minggu untuk stok
▪ Jika Faskes swasta mendapatkan cadangan
vaksin scr mandiri, perhitungan Perhitungan ADS
▪ untuk setiap jenisnya sesuai dg perhitungan
kebutuhan sesuai waktu pembelian kebutuhan vaksin + Cadangan Maks 5%
dan kapasitas vacc refrigerator
Perhitungan Safety Box & Kantong Plastik kuning
▪ mempertimbangkan kebutuhan jumlah ADS,
sementara jumlah kantong plastik kuning,
mempertimbangkan jumlah safety box
Bab III PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI
DI (FASYANKES) SWASTA (3)
B. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Imunisasi
• Bayi, Anak usia bawah dua tahun (baduta), Balita, Anak usia sekolah, remaja dan
Sasaran Imunisasi dewasa
• Sesuai jadwal & jenis vaksin di faskes tsb
• Peserta BPJS bs mendapatkan layanan Imunisasi di faskes pertama dg vaksin prog pem
Layanan Imunisasi Peserta • Dlm sitkon tertentu, Peserta BPJS bs mendptkan layanan Imunisasi di faskes swasta lanjut dg
vaksin prog pem sesuai ketentuan
BPJS • Bila peserta BPJS ingin mendapatkan vaksin diluar prog pem yg disediakan faskes swasta tsb,
biaya vaksin dan jasa layanan ditanggung peserta
Bab III PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI
DI (FASYANKES) SWASTA (5)
C. Pelaksanaan Layanan Imunisasi
Faskes pemberi layanan Imunisasi prog dan pilihan Harus berkoord dg pusk/Dinkes
Kab/Kota (pengelolaan vaksin, logistik, peralatan CC sesuai standar, termasuk pencatatan
dan pelaporan)
Mekanisme diatur dlm MoU atau PKS antara Faskes Swasta dg Pusk atau Dinkes
Kab/Kota
Peralatan rantai dingin hrs sesuai standar PQS WHO dan SNI
Penyimpanan vaksin sesuai klasifikasi dan karakteristik vaksin (sensitif beku dan sensitif panas)
Memperhatikan suhu rantai dingin dr saat pengambilan vaksin hingga ke tempat pelayanan
Dalam distribusi vaksin hrs menggunakan Vacc Carrier/Cold Box dilengkapi Coolpack
Faskes hanya boleh menggunakan coolpack/Kotak Dingin Cair untuk menyimpan dan distribusi vaksin
Bab III PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI
DI (FASYANKES) SWASTA (8)
Pengelolaan Vaksin
Penempatan vaksin dalam Vacc Refirgerator sangat dipengaruhi oleh sensitifitas nya terhadap suhu.
• Vaksin yg sensitif panas, maka tempatkan vaksin dekat dengan pendingin
• Vaksin yg sensitif beku, simpan jauh dr pendingin
Harus ada alat pemantau paparan suhu beku, untuk memastikan vaksin sensitif beku tidak
pernah beku atau dicurigai beku
Jika alat pemantau paparan suhu beku memberikan tanda silang, artinya vaksin pernah terpapar
suhu beku, lakukan uji kocok
Bab III PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI
DI (FASYANKES) SWASTA (9)
Peralatan Rantai Dingin Vaksin
Alat Penyimpan Vaksin Alat Pembawa Vaksin Alat Mempertahankan Suhu Alat Pemantau Suhu
• Vacc Refrigerator sesuai standar • Cold box atau Vacc Carrier • Kotak dingin cair (coolpack), • Alat perekam suhu kontinyu
PQS WHO dan SNI standar PWS WHO dan SNI disimpan min 12 jam sblm • Alat pemantau paparan suhu
• Faskes yg jauh dr pusk dapat • Untuk membawa vaksin dr tempat digunakan di vacc refrigerator Tp beku
menggunakan lemari es buka simpan ke tempat pelayanan, tdk boleh beku • Indikator paparan suhu panas
depan dg kontrol suhu yg ketat atau dr pusk/Dinkes kab/Kota ke • Jumlah coolpack yg dipakai
menggunakan alat pemantau tempat simpan di faskes swasta sesuai ukuran vacc carrier atau
suhu standar PQS WHO coldbox
• Dapat menggunakan lemari es • Tidak boleh menggunakan kotak
buka depan, tp harus mengikuti dingin beku/ice pack/gel pack
kaidah penyusunan vaksin
berdasarkan sensitifitasnya pd
suhu
• Tidak boleh digunakan untuk
menyimpan selain vaksin
• Pembukaan vacc refrigerator
maks 2x sehari
• Faskes swasta dapat mengambil
vaksin ke pusk/Dinkes Kab/Kota
setiap hari pelayanan atau sesuai
arahan Dinkes Kako
Bab III PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI
DI (FASYANKES) SWASTA (10)
Logistik Imunisasi Lainnya
Kartu Monitoring Suhu
• Setiap faskes swasta yg memiliki alat penyimpan vaksin hrs memiliki kartu
monitoring suhu standar
• Satu Vacc Refrigerator, satu kartu monitoring suhu
• Pencatatan suhu dilakukan setiap hari sebanyak 2x sehari pd pagi dan sore hari
• Pencatatan harus dilengkapi grafi dan informasi wkt pencatatan
• Kartu monitoring suhu hrs disimpan baik setiap bulan minimal selama 5 thn
Kit Anafilaktik
Harus memuat informasi identitas penerima Imunisasi dan status Imunisasi scr lengkap
(mencantumkan semua jenis vaksin yg didapat, jumlah pemberian dan tgl pemberian
Hasil Imunisasi harus dapat dicetak sewaktu-waktu apabila diperlukan dan menampilkan
seluruh informasi riwayat Imunisasi
Harus tersimpan dengan baik tidak dihapus atau dihilangkan dari sistem untuk
dipergunakan sewaktu-waktu dalam situasi dan kondisi tertentu
Setiap faskes swasta pemberi layanan Imunisasi wajib melaporkan hasil layanan
imunisasinya ke Pusk/Dinkes KabKota sesuai wilayah
Pelaporan selain berbasis individu sasaran juga rekapitulasi hasil layanan sesuai
format
Monitoring : memastikan
Evaluasi : menilai dan
keg dilaksanakan sesuai
mengetahui kemajuan
standar, dan memberikan
program yang dicapai dlm
umpan balik untuk
periode tertentu
perbaikan
Bab VI Monitoring dan Evaluasi (2)
• dilakukan oleh tim monev (dibentuk oleh jejaring)
Monitoring pelayanan • Minimal 3 bulan sekali
Imunisasi di fasyankes •
•
Dilakukan saat pelayanan imunisais berlangsung
Menggunakan sntrumen standar
swasta • Memantau kepatuhan atas : renc kerja, SOP, pedoman, SDM, komunikasi dan logistik