Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN IMUNISASI

A. Lingkup Kegiatan
1. Pedoman ini mengatur kegiatan imunisasi dasar,imunisasi lanjutan dan imunisasi
tambahan terhadap penyakit-penyakit yang sudah masuk kedalam program imunisasi
yaitu Tuberculosis, Difteri, Tetanus Pertusis, Haemophilus influensa tipe B, Polio ,
Campak dan Hepatitis.
2. Pedoman ini berlaku untuk penyelenggaraan pelayanan imunisasi di dalam gedung
(Puskesmas) dan di luar gedung (Posyandu, kunjungan rumah dan Sekolah).
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan kesehatan di bidang Imunisasi diperlukan peran petugas
kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator
bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada
masyarakat. Metode yang digunakan adalah:

1. Metode advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung
pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada pengambil keputusan dari
berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program
kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan
kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat pembuat keputusan
dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang,
peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain..
2. Metode kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan dari
berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari
unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh dimasyarakat.
Tujuannnya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan
sebagai pelaksana program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan.
Metode ini dapat dikatakan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Metode pemberdayaan masyarakat.
Adalah metode yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama
pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan
keluarga. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos
obat desa, dan sebagainya.
4. Metode inovasi
Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan capaian imunisasi khususnya antigen DPT-HB-
HIB. Inovasi berupa pemberian obat anti piretik kepada bayi dan batita setelah mendapat
imunisasi. Hal ini dilakukan karena adanya keengganan dari masyarakat untuk imunisasi
bayinya, karena pasca imunisasi sering terjadi panas. Lokus dari inovasi ini berada didesa
Taopa utara karena didesa ini masih sulit diberikan pemahaman terkait dengan pentingnya
pemberianan imunisasi. Dosis anti piretik diseuaikan dengan umur sasaran.
C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan ( P1 )
a. Menentukan jumlah sasaran
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting,karena menjadi dasar
dari perencanaan pelaksanaan,monitoring dan evaluasi program.
b. Menentukan target cakupan
Penentuan target merupakan bagian yang sangat penting dari perencanaan karena target
dipakai sebagai salah satu tolak ukur dalam pelaksanaan pemantauan maupun evaluasi.
Untuk mengurangi faktor subjektivitas diperlukan analisis situasi yang cermat.
1) Analisis situasi
Untuk menunjang analisis situasi diperlukan data yang lengkap mengenai:
 Peta wilayah dengan jumlah penduduk/sasaran
 Data wilayah, jumlah tenaga, jumlah peralatan imunisasi, unit
pelayan imunisasi yang ada.
 Hasil analisis PWS, hasil valuasi.
2) Menghitung target
 Aksesibilitas/jangkauan program(cakupan DPT-1)
Cakupan kontak pertama dapat diperoleh dari jumlah cakupan DPT-
1 dari komponen lapangan dan dari praktek swasta pada tahun
sebelumnya serta ditambah jumlah target sweeping
 Tingkat perlindungan program(cakupan DPT-3/campak)
Secara kasar dapat dihitung dari cakupan kontak pertama kurang
10%, atau jumlah cakupan DPT-3/campak dari komponen statis,
komponen lapangan dan ditambah jumlah target sweeping.
c. Perencanaan kebutuhan vaksin
Cara perhitungan kebutuhan vaksin berdasarkan
- Jumlah sasaran imunisasi
- Target cakupan
- Indeks pemakaian vaksin tahun lalu
d. Perencanaan kebutuhan peralatan Cold chain(rantai vaksin)
Sarana cold chain dibuat secara khusus untuk menjaga potensi vaksin dan setiap jenis
sarana cold chain mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
2. Pelaksanaan ( P2)
Pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan:
2.1 Persiapan petugas
Kegiatan ini meliputi:
2.1.1 Iventarisasi sasaran
2.1.2 Persiapan vaksin dan peralatan rantai vaksin
2.1.3 Persiapan ADS dan Safety box
2.2 Persiapan masyarakat
Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, persiapan dan penggerakan masyarakat
mutlak harus dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kerja sama
lintas program, Lintas Sektor dan Petugas masyarakat/Kader.
2.3 Pemberian pelayanan imunisasi
Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari kegiatan imunisasi rutin dan imunisasi
tambahan.
2.3.1 Kegiatan Pelayanan Imunisasi Rutin
Vaksin yang diberikan pada imunisasi rutin meliputi:
Pada bayi: Hepatitis B, bcg, Polio, DPT dan Campak.
Pada Anak Sekolah: DT, Campak dan Td.
Pada WUS ( Calon pengantin dan Ibu hamil )
2.3.2 Kegiatan Pelayanan Imunisasi Tambahan
Pelayanan imunisasi tambahan hanya dilakukan atas dasar ditemukannya
masalah dari hasil pemantauan, atau evaluasi.
2.4 Koordinasi
Program Imunisasi dituntut untuk melaksanakan ketentuan program secara efektif
dan efisien. Untuk itu pengelola program imunisasi harus dapaat menjalankan
fungsi koordinasi dengan baik. Ada 2 macam fungsi koordinasi, yaitu vertikal dan
horizontal.Koordinasi horizontal terdiri dari terdiri dari kerja sama lintas program
dan kerja sama lintas sektoral.
3. Pengawasan,Pengendalian dan Penilaian ( P3)
a. Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
b. Petugas menganalisa hasil kegiatan.
c. Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti.

Anda mungkin juga menyukai