Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIKUM 4 :
“IDENTIFIKASI MAKROSKOPIS DA MIKROSKOPIS :
AMILUM DAN FOLIUM”

Nama : Riski
Nim : 22012003
Kelas : B1/Reguler Khusus
Nama Dosen : apt. Eem Masaenah, M.Si.
Hari / Tanggal : Sabtu, 20 Mei 2023

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN
FARMASI
BOGOR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


Melalui kegiatan ini, praktikan diharapkan mampu:
a. Mengidentifikasi berbagai jenis simplisia amilum dan folium secara
makroskopis (ciriciri yang dapat dilihat dengan mata) dan
mikroskopis (karakteristik yang dapat dilihat menggunakan
mikroskop).
b. Mampu memberikan nama ilmiah/Latin dan nama simplisia yang
dijadikan bahan praktikum, juga menyebutkan kandungan dan
khasiat dari simplisia tersebut.

1.2 Dasar Teori


Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau
karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup
seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan,
mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah
melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu tidak akan bisa
dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan
demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan
alat-alat cara kimia dan fisika.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terbagi 2 jenis, yaitu
simplisia nabati dan simplisia hewani. Simplisia nabati adalah simplisia
yang berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara
tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh,
bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican (mineral),
yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni.
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam,
yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-
bijian (Poedjiadi, A. 2009). Amilum merupakan suatu senyawa organik
yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam
daundaun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk
fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar
tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji
gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau
sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum
juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk
tanaman, dalam biji, jari- jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,
dan umbi. Amilum merupakan 50- 65% berat kering biji gandum dan 80%
bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya
adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya
amilopektin.
• Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan
ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
• Amilopektin: Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6 glikosidik.
Adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang,
sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang.
Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena
terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air
(amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis
amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir
secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur
glukosa adalah C6H11O6 dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum
dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis cairan yang dikeluarkan oleh pankreas
terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat pada makanan
kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β –
maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan
diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman
gandum, jagung dan padi; dari umbi kentang; umbi akar Manihot esculenta
(pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi
tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta
arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang
farmasi adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang
(Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon
(Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang
diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne
(Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum
jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam mempunyai garis
tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang
kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda
(Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan
sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi
bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara
suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap
keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien
dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri
farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti
daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya
digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir
baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara
granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang
digunakan sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan
pengibatan tasmbahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan,
luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum yang
terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan
penghancur atau pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu
hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsuni H, A. 2007).
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah
pentingnya dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumya memiliki daun.
Daun dikenal dengan nama ilmiah Folium. Secara umum, daun memiliki
struktur berupa helai, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau
(Nilasari, 2013).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini,
daun bertugas menyerap zatzat makanan dan gas. Daun juga berfungsi
mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu, daun juga berfungsi
sebagai alat transformasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis
keseluruh tubuh tumbuhan, dan daun juga berfungsi sebagai alat transpirasi
(penguapan air) dan respirasi (pertukaran dan pernapasan gas) (Rosanti,
2013).
Daun merupakan bagian terpenting dari suatu tumbuhan dan
berfungsi dalam proses fotosintesis. Pada sayatan epidermis daun bagian
atas (adaksial) hanya memperlihatkan bentuk sel epidermis, sedangkan pada
daun bagian bawah (abaksial) dapat dilihat adanya stomata ada yang
membuka dan ada yang menutup. Adanya stomata pada bagian bawah
berfungsi untuk mengurangi penguapan berlebihan. Tipe stomata pada daun
adalah tipe parasitik dimana tiap sel penutup didampingi satu atau lebih sel
tetangga yang sumbu memanjangnya sejajar dengan sumbu sel penutup
(Yuzammi, 2015).
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan


a. Alat
1) mikroskop cahaya,
2) kaca objek,
3) kaca penutup,
4) pipet tetes,
5) jarum.
b. Bahan untuk identifikasi amilum
1) serbuk pati dari singkong,
2) jagung,
3) beras,
4) kentang,
5) gandum;
6) aquadest,
7) reagen Smith,
8) larutan kloralhidrat.
c. Bahan untuk identifikasi folium
1) daun kering utuh dan serbuk
2) simplisia daun kumis kucing,
3) jambu biji,
4) jati belanda.
Keterangan:
Reagen Smith akan memberikan pengamatan mikroskopis yang lebih jelas
untuk amilum, terbuat dari air, gliserin, dan asam asetat 50% dengan jumlah
yang sama (Philadelphia University 2016).
2.2. Cara Kerja
Sampel amilum:
1. Ambil serbuk amilum/pati, amati makroskopis dan organoleptisnya.
Untuk makroskopis, amati dan catat warna dan teksturnya,
bagaimana butirannya. Untuk organoleptis, dekati butiran amilum
ke hidung Anda dan perhatikan apakah ada aroma dari butiran
amilum tersebut. Lalu, ambil sedikit butir amilum dengan ujung jari
dan letakkan di ujung lidah Anda. Perhatikan bagaimana rasa dari
butir amilum tersebut. Catat hasilnya pada halaman lembar hasil
pengamatan.
2. Untuk pengamatan mikroskopis, terlebih dahulu buatlah
preparat/sediaan dengan mengambil sedikit serbuk amilum
(gunakan jarum pentul) dan letakkan di kaca objek. Teteskan air
secukupnya dengan menggunakan pipet tetes, dan tutup dengan kaca
penutup. Amati di bawah mikroskop mulai dari perbesaran yang
paling kecil sampai besar. Perhatikan bentuk amilum, ada/tidaknya
hilus dan striasi, catat pada lembar pengamatan.
3. Jika Anda sulit menemukan fragmen spesifik dari amilum sampel,
maka gunakan reagen Smith, teteskan pada preparat kemudian
amati.
Sampel daun:
1. Letakkan sampel daun kering utuh dari ketiga simplisia di meja
praktikan, amati morfologi daun sesuai panduan morfologi meliputi
29 bentuk daun, ujung dan pangkal daun, tepi dan tebal/tipisnya
daun, serta tulang daun.
2. Untuk pengamatan serbuk simplisia, lakukan prosedur seperti pada
pengamatan serbuk amilum. Teteskan larutan kloralhidrat pada
preparat untuk melihat fragmen spesifik yang lebih jelas di bawah
mikroskop.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan


Hasil pengamatan makroskopis dan mikroskopis beberapa jenis
amilum dan folium adalah sebagai berikut:
A. Sampel Amilum:
1. Amylum Manihot
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar
Manihot utillissima Pohl (familia Euphorbiaceae). Amilum
manihot relatif mudah didapat dan harganya lebih murah.
Penggunaan amylum manihot dapat memberikan rasa halus dan
lembut.
Mikroskopik: butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak,
butir kecil diameter 5µm sampai 10µm, butir besar bergaris tengah
20µm sampai 35µm, hilus di tengah berupa titik, garis lurus atau
bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir majemuk
sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama
bentuknya. Bahan organik asing: tidak lebih dari sespora sel.
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rata.
Tanaman asal : Manihot esculenta Cranz
Nama Lain : pati singkong
Famili : Euphorbiaceae
Fragmen : Butir Pati
Bentuk : Bulat atau seperti lensa cembung, ukuran
beragam, tunggal atau menggerombol tiga
(triadelphis) yang kecil 2-9 µm, yang besar
20-35 µm
Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk seperti titik
atau garis
Lamela : ada, tidak terlihat jelas
Isi : amilosa, amilopektin, pati
Susunan : Tunggal, ciri khas adalah butiran besar
dikelilingi butiran kecil,
Lamela : tak jelas.
Khasiat : zat tambahan sediaan farmasi dan makanan.
Organoleptis
Bentuk : Serbuk sangat halus
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Kelarutan : paktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol.

Gambar Bentuk Pati

Perbesaran: 400x
Reagen yang digunakan: aquadest / iodium
Deskripsigambar: Berupa butiran tunggal dan jaringan
berkelompok, agak bulat dan persegi banyak berbentuk topi baja,
hilus terletak di tengah bentuk garis dan bercabang 3 dengan lamela
tidak jelas

2. Amylum Maydis
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L
(familia Poaceae) Pemerian, kelarutan, bahan organik asing,
Wadah dan penyimpanan: memenuhi syarat seperti yang tertera
pada Pati jagung.
Mikroskopik: butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2µm
sampai 23µ matau butir bulat dengan diameter 25µm sampai
32µm. Hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah
berjumlah 2 sampai 5, lamela terlihat jelas. Amati di bawah cahaya
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong
pada hilus.
Makroskopik: simplisia amylum maydis berwarna putih,
tidak berbau dan berasa tawar.
Tanaman asal : Zea mays (Graminae)
Nama Lain : Pati jagung, Maizena, Corn starch
Famili : Poaceae
Fragmen : Butir Pati
Bentuk : bulat, agak polygonal tunggal atau
bergerombol
Hillus : Ada, letak sentris, bentuk seperti bintang
Lamella : ada dan terlihat jelas
Isi : amilosa, amilopektin, pati
Khasiat / isi : zat tambahan sediaan farmasi dan makanan.
Amilosa,amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat
Organoleptis
Bentuk : Serbuk halus
Warna : warna putih
Bau : Tidak berbau
Kelarutan : memenuhi syarat seperti yang tertera pada
Pati jagung
Gambar Bentuk Pati

Perbesaran: 400x
Reagen yang digunakan: aquadest / iodium
Deskripsi gambar: Butiran pati bersegi banyak ada yang
bergerombol dan ada yang tunggal, hilus ditengah berupa rongga
yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, lamela terlihat jelas.

3. Amylum Oryzae
Amylum oryzae Pati beras adalah pati yang diperoleh dari
biji Oryza sativa L. (Familia Poaceae). Pemerian,kelarutan,bahan
organik asing,wadah penyimpanan : memenuhi syarat seperti yang
tertera pada Pati oryzae.
Mikroskopik: butir bersegi banyak ukuran 2µm sampai
5µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10µm
sampai 20 µm. Hilus ditengah, tidak terlihat jelas kadang kadang
ada yang berhilus dan letaknya sentris,tidak ada lamela konsentris.
Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
berwarna hitam, memotong pada hilus.
Tanaman asal : Oryza sativa L
Nama Lain : Pati beras
Familia : Graminae (Poaceae)
Fragmen : Butir pati
Bentuk : Poligonal, menggerombol monoadelpus
sampai poliadelpus
Hilus : kadang-kadang ada yang berhilus dan
letaknya sentris
Susunan : Menggerombol atau tunggal (poliadelphis
atau monoadelphus)
Lamela : tidak ada.
Isi : amilosa, amilopektin, air, abu, pati
Khasiat : zat tambahan sediaan farmasi dan makanan.
Organoleptis
Bentuk : Serbuk sangat halus
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Gambar Bentuk Pati

Perbesaran: 400x
Reagen yang digunakan: aquadest / iodium
Deskripsi gambar: Butiran pati bersegi banyak, tunggal atau
majemuk bentuk bulat telur Hilus ditengah,tidak terlihat jelas
kadang kadang ada yang berhilus, tidak ada lamela

4. Amylum Solani
Pati kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum
tuberosum L. (familia Solanaceae) Pemerian,kelarutan,bahan
organik asing,wadah penyimpanan : memenuhi syarat seperti yang
tertera pada Pati kentang.
Mikroskopik: butir tunggal,tidak beraturan, atau bulat
telur ukuran 30µm sampai 100µm, atau membulat ukuran 10µm
sampai 35 µm. Butir majemuk jarang, terdiri dari majemuk 2
sampai 4. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit, dengan lamela
konsentris jelas terlihat.
Tanaman asal : Solanum tuberosum L.
Nama Lain : pati kentang
Familia : Solanaceae
Fragmen : Butir pati
Bentuk : seperti elips, poliadelpus terdiri dari dua
atau tiga
Hilus : ada, letaknya eksentris pada ujung yang
menyempit, berupa titik.
Susunan : Tunggal atau menggerombol sampai tiga
(triadelphis)
Lamela : ada dan terlihat jelas
Isi : Amilosa dan amilopektin
Khasiat : zat tambahan sediaan farmasi dan makanan
Organoleptis
Bentuk : Serbuk halus
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Gambar Bentuk Pati

Perbesaran: 400x
Reagen yang digunakan: aquadest / iodium
Deskripsi gambar: Butiran pati tunggal, tidak beraturan, atau bulat
telur Hilus berupa titik pada ujung yang sempit, lamela konsentris
jelas terlihat.

5. Amylum Tritici
Amylum tritici Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari
biji Triticum aestivum L yang berupa butir bentuk cakram besar
seperti ginjal; bentuk bulat telur sepanjang poros utama; butir
bersegi banyak/bulatan kecil. hilus dan lamella sulit terlihat. Pada
saat pengujian, larutan pati gandum ditetesi dengan iod
menunjukkan hasil yang positif dengan pembentukan warna biru
dongker.
Mikroskopik: butir, bentuk cakram besar atau seperti
ginjal ukuran 10µm sampai 45µm, bentuk bulat telur,terbelah
sepanjang poros utama, butir bersegi banyak atau bulatan kecil,
ukuran 2 µm sampai 10µm. Jarang diketemukan butiran dengan
ukuran sedang. Hilus dan lamela sukar terlihat. Amati di bawah
cahaya terpolarisasi,tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus.
Tanaman asal : Triticum vulgare L
Nama Lain : Pati gandum, Pati terigu
Familia : Graminae/ Poaceae
Fragmrn : Butir Pati
Bentuk : Bulat atau seperti lensa cembung, ukuran
beragam, yang kecil 2-9 µm, yang besar 20-
35 µm
Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk seperti titik
atau garis. Amilum yang besar dikelilingi
yang kecil-kecil.
Susunan : Tunggal, ciri khas adalah butiran besar
dikelilingi butiran kecil Lamela: tak jelas.
Isi : amilosa, amilopektin, pati
Khasiat : zat tambahan sediaan farmasi dan makanan
Organoleptis
Bentuk : Serbuk halus
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Gambar Bentuk Pati

Perbesaran: 400x
Reagen yang digunakan: aquadest / iodium.
Deskripsi gambar: Butiran pati bentuk cakram besar atau
sepertiginjal bentuk bulat telur, terbelah sepanjang poros utama,
butir bersegi banyak ataubulatan kecil, Hilus dan lamela sukar
terlihat.
B. Sampel Folium
1. Strobilanti Folium (Daun Kejibeling)
Keji beling merupakan tanaman yang biasa dijadikan pagar
atau pembatas antar kebun. Tanaman ini biasanya tumbuh
berumpun, Karena cabang ranting dan daun yang banyak. Tanaman
ini ternyata tidak hanya dimanfaatkan sebagai tanaman pagar
namun biasa dijadikan sebagai tanaman obat. Bagian tanaman yang
dijadikan obat adalah akar dan daun.
Sementara akarnya biasa dijadikan obat untuk orang yang
terkena gigitan ular. Keji beling sama seperti bunga kenanga, Tapi
sekarang tanaman keji beling sulit ditemukan. Jadi, Kalau di sekitar
rumah Anda terdapat tanaman ini jangan ditebang biarkan saja
tumbuh subur, karena keji beling memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan.
Makroskopik: Bentuk bundar telur, lonjong, belah ketupat
memanjang atau bentuk lidah tombak, ujung lancip atau tumpul,
panjang 2-12 cm, Iebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi, warna agak
ungu, panjang kurang lebih 1cm. Helai daun dengan tepi bergerigi
kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan
mengulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing.
Tulang daun menyirip halus dan bercabang sedikit.
Mikroskopik: ada sekitar 4 fragmen spesifik yang
seharusnya dapat diamati, antara lain (1) rambut penutup, (2) sel
epidermis yang berbentuk segiempat, (3) terdapat kristal oksalat
prismatik, dan (4) adanya sistolit.
Makroskopik: serbuk yang saya amati tersebut berwarna
hijau tua segar dan berbau namun tidak terlalu menyengat.
Simplisia ini berasal dari daun tanaman yang merupakan daun
tunggal dan bertangkai pendek. Helai daunnya berbentuk jorong
sampai bundar memanjang, tepi daunnya bergerigi, dan rasanya
aga sepat dan agak pahit.
Kencing Batu, Mengobati Wasir, Digigit Ular, dan Mengobati
Demam.
Identifikasi:
a. Serbuk daun ditambahkan 0,5 ml HCl pekat dan serbuk Mg,
perubahan warna merah jingga.
b. Serbuk daun ditambahkan HCl pekat, panaskan 15 menit, terjadi
warna merah tua. Organoleptis
a. Warna simplisia : warna hijau kecokelatan
b. Bau simplisia : tidak berbau, bau aromatik
c. Rasa simplisia : rasa agak asin, agak pahit dan pahit.
d. Deskripsi bentuk serbuk : berupa serpihan lembar daun dan
tangkai baik bersama maupun terpisah.
Gambar pengamatan mikroskopik:

2. Psidii Folium (Daun Jambu Biji)


Jambu biji merupakan salah satu tumbuhan yang banyak
digunakan dalam pengobatan tradisional seperti pengobatan diare
akut dan kronis, perut kembung pada bayi, kadar kolesterol darah
tinggi, sering buang air kecil (anyang anyangan), luka,sariawan,
demam berdarah dan lainlain. Daun jambu biji mengandung tannin
sebanyak 9%, minyak lemak 6%, dammar 3%, minyak atsiri
(eugenol) 0,4%, dan garam-garam mineral. Bagian daun jambu biji
yang lebar terdapat pada tengah-tengah dan memiliki bentuk yang
jorong. Daun dari tanaman jambu biji ini memiliki tulang dengan
daun yang penninervis atau menyirip. Hal ini berarti kalau daun
jambu biji mempunyai tulang punggung dengan membentang pada
pangkal hingga sampai di ujung daun. Makroskopis: Daun tunggal,
panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm, pinggir daun rata agak menggulung
ke atas, permukaan atas agak licin, warna hijau kecokelatan, ibu
tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah,
dan bertulang menyirip.
Mikroskopis: Fragmen pengenal adalah epidermis bawah
dengan kristal kalsium oksalat, epidermis atas terdiri dari 1 lapis
sel pipih, berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak
terdapat stomata dan epidermis bawah sel lebih kecil , pipih bentuk
poligonal, dinding antiklinal lurus, stomata tipe anomositik, rambut
penutup bentuk, berkas pengangkut dan mesofil dengan kelenjar
minyak.
Tanaman asal : Psidium guajava L.
Nama Lain : Daun jambu biji
Familia : Myrtaceae
Fragmen : Trikoma dan fragmen lain
Bentuk : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel
pipih, berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat
stomata dan Epidermis bawah sel lebih kecil, pipih bentuk
poligonal, dinding antiklinal lurus, stomata tipe anomositik, rambut
penutup bentuk kerucut.
Isi : tanin 9-12 %, minyak atsiri 0,4%,
minyak lemak 6%, asam malat
Khasiat : Antidiare
Identifikasi:
a. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P, akan
terbentuk warna cokelat tua.
b. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N, akan
terbentuk warna kuning kehijauan.
c. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pakat P,
akan terbentuk warna kuning kehijauan.
d. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium
hidroksida P 5% b/v, akan terbentuk warna cokelat kemerahan.
e. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P, akan
terbentuk warna kuning kehijauan. f. Pada 2 mg serbuk daun
tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v, akan
terbentuk warna merah.
Organoleptis:
a. Warna simplisia : warna coklat kekuningan sampai
kehijuan
b. Bau simplisia : berbau khas seperti simplisianya
c. Rasa simplisia : rasa pahit
d. Deskripsi bentuk serbuk : berupa serpihan lembar daun dan
tangkai baik bersama maupun terpisah
Gambar pengamatan mikroskopik:
Perbesaran: 400x

3. Piper Betle (Daun Sirih)


Sirih termasuk dalam famili Piperaceae, merupakan jenis
tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain, yang
tingginya 5-15 meter. Sirih memiliki daun tunggal letaknya
berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar telur atau
bundar lonjong, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar
berlekuk sedikit, ujung daun runcing, pinggir daun rata agak
menggulung ke bawah, panjang 5-18 cm, lebar 3-12 cm. Daun
berwarna hijau, permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun
menonjol, bau aromatiknya khas, rasanya pedas.
Makroskopis: Daun tunggal, warna coklat kehijauan
sampai coklat. Helaian daun berbentuk bundar telur sampai
lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak
bundar berlekuk sedikit, pinggir daun rata agak menggulung ke
bawah, panjang 5 cm sampai 18.5 cm, lebar 3 cm sampai 12 cm,
permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak
tenggelam, permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun
menonjol, permukaan atas berwarna lebih tua dari permukaan
bawah Tangkai daun bulat. warna coklat kehijauan, panjang 1.5 cm
sampai 8 cm.
Mikroskopik epidermis atas terdiri dari satu lapis sel,
bentuk persegi empat, kutikula tebal licin, pada pengamatan
tangensial tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping
lurus. Epidermis bawah serupa dengan epidermis atas, pada
pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal dengan
dinding samping agak berombak Pada kedua permukaan daun.
terdapat rambut penutup dan rambut kelenjer Rambut pada
epidermus atas lebih sedikit dari rambut pada epidermis bawah
Rambut penutup terdir dari satu sel. bentuk kerucut pendek, ujung
runcing, panjang sampai 25 μm, dinding tebal, kutikula licin.
Rambut kelenjar mempunyai kepala kelenjar bersel satu, bentuk
bulat. Stomata tipe anomositik, panjang 25um sampai 35um,
terdapat banyak pada epidermis bawah, pada epidermis atas tidak
terdapat stomata. Hipodermis terdapat pada kedua permukaan daun
hipodermis atas terdiri dari dua lapis sel, hipodermis bawah
umumnya satu lapis.
Sel hipodermis berbentuk persegi empat, besar, jernih,
tersusun rapat Pada hipodermis terdapat sel minyak yang berisi
minyak atsiri berwarna kekuningan Jaringan palisade terdiri dari
satu lapis sel, terletak di bawah hipodermis atas, mengandung
banyak butir hijau daun, juga terdapat sel minyak seperti sel
minyak pada hipodermis. Jaringan bunga kurang terdiri dan
beberapa lapis sel. bentuk sel tidak beraturan tersusun agak
mendatar, sel minyak seperti pada palisade. Berkas pembuluh tipe
kolateral, di antara jaringan floem terdapat sel minyak. Di atas
berkas pembuluh pada tulang daun utama umumnya terdapat
saluran sizogen. Pada parenkim yang sederet dengan palisade
terdapat banyak butir hijau daun, terdapat juga sel berisi hablur
bentuk prisma yang tidak larut pada penambahan asam klorida
pekat.
Serbuk wama hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah
fragmen permukaan daun bagian bawah, fragmen permukaan daun
bagian atas, fragmen epidermis atas dan epidermis bawah, fragmen
mesofil, dan fragmen pembuluh kayu.
Tanaman asal : Piper betle L
Nama Lain : Daun Sirih
Familia : Piperacecae
Fragmen : Pengenal, epidermis, mesofil dan fragmen
lain
Bentuk : Daunnya tunggal berbentuk jantung,
berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan bau yang sedap bila diremas.
Isi : Minyak atsiri, tannin, gula dan pati.
Khasiat : Adstrigen, antiseptic dan keputihan.
Identifikasi:
a) Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P, terjadi
warna coklat
b) Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P.
terjadi hijau
c) Pada 2 mg serbuk daim tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P. 5 % bv. terjadi warna coklat muda
d) Pada 2 mg serbuk daun tambahkany 5 tetes best (111) klorida
LP terjadi warna coklat muda
Gambar pengamatan mikroskopik:
Perbesaran: 400x

3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan identifikasi terhadap simplisia, dengan
tujuan praktikan mampu melakukan identifikasi simplisia secara
makroskopik maupun mikroskopik. Secara makroskopik maksudnya
dengan percobaan organoleptis melalui bau, rasa, warna, dan juga
bentukan secara luar, yang dapat dilihat dengan indra. Sedangkan secara
mikroskopik maksudnya dilakukan dengan bantuan mikroskop sehingga
praktikan dapat melihat bentukan spesifik yang dimiliki oleh simplisia
tersebut sehingga nantinya kita dapat membedakan antara yang satu
dengan yang lainnya.
Amilum adalah salah satu jenis senyawa polisakarida yang
merupakan produk dari tanaman yang banyak terdapat di berbagai
tempat/organ dalam tanaman seperti buah, biji, akar, dan rimpang, serta
juga terdapat di daun. Amilum atau pati adalah berupa serbuk-serbuk yang
memiliki ukuran bervariasi. Dalam mengidentifikasi amilum, karakter
yang dapat diamati antara lain adalah ukurannya, bentuk dan strukturnya,
juga posisi hilum dan striasi yang terdapat pada butiran amilum tersebut
(Shah & Seth 2010).
Hilum adalah merupakan titik awal dari granul/butiran di dalam
amiloplas. Pada pemeriksaan mikroskopis, bentuk hilum adalah berupa
titik yang membulat atau celah-celah yang berlapis. Striasi biasanya dapat
dilihat dengan jelas pada butiran amilum yang berukuran besar seperti pati
kentang (Philadelphia University 2016). Simplisia yang sering digunakan
dalam praktikum identifikasi amilum adalah Maydis Amylum/Amylum
Maydis dari tanaman jagung (Zea mays) (Farkas et al. 2014). Selain itu,
bentuk butir amilum yang mudah untuk diidentifikasi adalah Amylum
Manihot atau pati singkong, Amylum Oryzae atau pati beras, Amylum
Solani atau pati kentang, dan Amylum Tritici atau pati gandum.
menunjukkan bentuk-bentuk pati yang umum digunakan dalam bidang
farmasi. Amilum semakin banyak digunakan pada bidang industri, dalam
hal ini industri farmasi, dan juga sebagai sumber energi terbarukan
(Alcazar-Alay & 27 Meireles 2015). Melalui penelitian-penelitian,
modifikasi dapat dilakukan pada amilum untuk meningkatkan manfaatnya
terutama sebagai bahan tambahan dalam pembuatan obat.
Pada praktikum kali ini, Amylum Manihot memiliki butir tunggal,
agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter 5µm sampai 10µm,
butir besar bergaris tengah 20µm sampai 35µm, hilus di tengah berupa
titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir
majemuk sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama
bentuknya.
Pada Amylum Maydis memiliki butir bersegi banyak, bersudut,
ukuran 2µm sampai 23µ matau butir bulat dengan diameter 25µm sampai
32µm. Hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2
sampai 5, lamela terlihat jelas. Amati di bawah cahaya terpolarisasi,
tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Pada
Amylum Oryzae memiliki butir bersegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm,
tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20 µm.
Hilus ditengah, tidak terlihat jelas kadang kadang ada yang berhilus dan
letaknya sentris,tidak ada lamela konsentris. Amati di bawah cahaya
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Pada Amylum Solani memiliki butir tunggal,tidak beraturan, atau
bulat telur ukuran 30µm sampai 100µm, atau membulat ukuran 10µm
sampai 35 µm. Butir majemuk jarang, terdiri dari majemuk 2 sampai 4.
Hilus berupa titik pada ujung yang sempit ,dengan lamela konsentris jelas
terlihat.
Pada Amylum Tritici memiliki butir, bentuk cakram besar atau
seperti ginjal ukuran 10µm sampai 45µm, bentuk bulat telur,terbelah
sepanjang poros utama, butir bersegi banyak atau bulatan kecil, ukuran 2
µm sampai 10µm. Jarang diketemukan butiran dengan ukuran sedang.
Hilus dan lamela sukar terlihat. Amati di bawah cahaya
terpolarisasi,tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Folium atau daun merupakan organ tanaman yang tumbuh pada
batang, memiliki bentuk bervariasi, dengan fungsi dasar fisiologis yaitu
sebagai manufaktur bahan makanan melalui proses fotosintesis dan tempat
penguapan air melalui proses transpirasi. Daun dapat berbentuk isolateral,
isobilateral, dorsiventral, pseudodorsiventral atau bahkan berbentuk jarum
pada irisan melintang. Pada daun tersimpan kloroplas yang terpusat di
antara matriks sitoplasma dari sel sel mesofil terutama di bagian palisade
(Cutler et al. 2007). Sangat banyak jenis tanaman yang dimanfaatkan
bagian daunnya, antara lain sebagai makanan dan obat. Pada praktikum
ini, beberapa jenis daun yang mudah ditemukan di sekitar kita diketahui
memiliki khasiat farmakologi seperti daun kejibeling (Strobilanti Folium),
daun jambu biji (Psidii Folium), dan daun sirih (Piper betle).
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini menggunakan sampel Amylum Maydis dari


tanaman jagung (Zea mays). Amylum Manihot atau pati singkong, Amylum Oryzae
atau pati beras, Amylum Solani atau pati kentang, dan Amylum Tritici atau pati
gandum. menunjukkan bentuk-bentuk pati yang umum digunakan dalam bidang
farmasi. Amilum semakin banyak digunakan pada bidang industri, dalam hal ini
industri farmasi, dan juga sebagai sumber energi terbarukan. Melalui penelitian-
penelitian, modifikasi dapat dilakukan pada amilum untuk meningkatkan
manfaatnya terutama sebagai bahan tambahan dalam pembuatan obat.
Penampang amilum baik hillus, lamella, dan striasi masing masing memiliki
bentuk yang berbeda beda. Secara makroskopik setiap amylum dan folium cukup
mirip secara organolepti. Sementara secara mikroskopik setiap amylum dan folium
memiliki ciri spesifik yang berbada. Untuk mengidenfifikasi amilum dapat
dilakukan dengan uji Iodium yang menghasilkan warna biru kehitaman yang
menandakan amylum tersebut mengandung karbohidrat. Bisa juga dengan Reagen
Smith akan memberikan pengamatan mikroskopis yang lebih jelas untuk amilum,
terbuat dari air, gliserin, dan asam asetat 50% dengan jumlah yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Alcazar-Alay, S., & Meireles, M. (2015). Physicochemical Properties,


Modifications and Applications of Starches From Different Botanical
Sources. Campinas: Food Sci. Technol.

Anonim. (1977). Materi Medika Indonesia Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. Indonesia.

Citrosupomo, G. (1989). In Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press. Anonim. (1981). Materi Medika Indonesia Jilid V.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik.

Cutler, D., Botha, T., & Stevenson, D. (2007). Plant Anatomy An Applies
Approach. Malden: Blackwell Publishing.

Fahn, A. (1995). In Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press. Farkas, A., Horvath, G., & Molnar, P. (2014). In
Pharmacognosy 1. University of Pecs.

Gunawan, D., & Mulyani , S. (2004). In Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1.
Jakarta: Penebar Poedjiadi. (2009). In Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.

Rosanti, D. (2013). In Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Syamsuni, H. (2007). In Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.


Kontribusi Mahasiswa
Kelompok 5:
1. Siti Qoryah :22012001
2. Riski :22012003
3. Ade Adryansyash :22012007

Anda mungkin juga menyukai