Anda di halaman 1dari 6

2.

2 Sumber historis, sosiologis, dan politik integrasi nasional


Indonesia
Mengintegrasikan bangsa umumnya menjadi tugas pertama bagi negara yang baru
merdeka. Hal ini dkarenakan negara baru juga tetap meninginkan agar semua warga yang ada di
dalam wilayah negara bersatu untuk negara yang bersangkutan. Bangsa Indonesia sudah
mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara yang merdeka. Terdapat tiga model
integrasi dalam sejarah perkembangan intergrasi di Indonesia, yaitu :
a. Model integrasi imperium Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur
kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktu konsentris. Dimulai dengan konsentris
pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung), Konsentris kedua adalah wilayah di luar
Jawa (mancanegara dan pasisiran) dan Konsentris ketiga (tanah sabrang)

b. Model integrasi kolonial

Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia
Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentang dari
Sabang sampai Merauke. Dengan kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa
yang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap keragaman
bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada
penguasa kolonial.

c. Model integrasi nasional Indonesia


Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya
pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari
politik etis pemerintah colonial Belanda. Mereka mendirikan organisasi-organisasi
pergerakan baik yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi
perdagangan dan kelompok perempuan. Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran
berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Masa Perintis

b. Masa Penegas
c. Masa Percobaan
d. Masa Pendobrak

A. Bentuk-Bentuk Integrasi Nasional


Dalam implementasi konsepsi wawasan nusantara, integrasi nasional merupakan
perwujudankepulauan nusantara sebagai satu kesatuan wilayah nusantara, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

1. Integrasi Wilayah Nusantara


Negara Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) berarti
pengintegrasian seluruh gugusan pulau besar dan kecil yang berbeda di ruang wilayah
teritorial kedaulatan Negara Kesatuan Indonesia. Bukan negara pulau (island state) sebeb
negara pulau hanya terdiri satu pulau besar yang dikelilingi oleh perairan (laut). Sedangkan
negara kepulauan bermakna jumlah pulaunya banyak berserak tersebar dalam satu wilayah
negara yang dihubungkan oleh perairan (laut). Jadi secara jelas, bahwa negara kepulauan
diintegrasikan, dihubungkan dan disatukan oleh perairan (laut). Integrasi wilayah nusantara,
merupakan perwujudan satu kesatuan pulau dalam ruang wilayah nusantara. Terbentang
dari Sabang sampai Merauke, diapit oleh 2 benua, Benua Asia dan Benua Australia, serta
berada diantara 2 samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Jumlah pulaunya
lebih kurang 17.504 pulau (BPS. 2010). Sebagai konsekwensi logis, negara Indonesia harus
mampu menjaga keutuhan wilayah nusantara. Tidak boleh satu jengkalpun wilayah
nusantara diambil secara paksa oleh negara lain maupun dijual. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tegas menyatakan bahwa bumi dan air
adalah milik negara, dalam hal ini negara Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut,
keutuhan wilayah merupakan harga mati.

2. Integrasi Ideologi
Pancasila adalah Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia. Sebagai ideologi, jelas
Pancasila dipandang mampu mewujudkan integrasi bangsa dan negara Indonesia. Ideologi
Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia, artinya bangsa Indonesia memiliki
wawasan, cara pandang dan pedoman dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Karena Pancasila mempunyai sistem nilai keberadaban,
kemartabatan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu, diketahui juga bahwa
Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
ada di Indonesia. Dengan demikian segala sesuatu yang bertentangan dengan sumber
hukum tidak boleh eksis di bumi nisantara ini.

3. Integrasi Politik
Secara etimologi politik berasal dari bahasa Yunani, politeia, terdiri dari 2 (dua) suku
kata. Polis artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara. Teia, berarti
urusan. Jadi politik adalah kesatuan masyarakat yang mengurus negara. Secara terminologi,
politik berasal dari bahasa Inggris : politic dan policy. Politic mempunyai arti sebagai
serangkaian asas, prinsip, keadaan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai cita- cita
atau tujuan tertentu. Sedangkan policy, bermakna kebijakan yang diambil oleh pengambil
keputusan (negara) untuk kepentingan masyarakat agar keadaan menjadi lebih baik dari
pada sebelumnya. Integrasi politik dapat dimaknai sebagai kesatuan politik untuk
pembangunan bangsa dan pencapaian tujuan nasional. Aktivitas, cara, bentuk, gaya dan
strategi politik berbeda-beda. Politik dalam bentuk aktivitas merupakan segala bentuk
kegiatan mulai dari perorangan, kelompok, organisasi, partai, pemerintah dan negara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Integrasi Ekonomi
Pembangunan ekonomi nasional pada prinsipnya merupakan serangkaian proses
integrasi dari beberapa bentuk, prinsip, cara, model dan strategi ekonomi yang ada di
bawahnya. Indonesia memiliki bentuk pembangunan ekonomi masyarakat dengan model
pemberdayaan koperasi. Koperasi sebagai soko guru perekonomian di Indonesia tidak
dapat berkembang dengan baik. Pengaruh sistem perekonomian neo liberal, etatisme dan
konglomerasi pemodal kuat mengakibatkan model ekonomi koperasi tenggelam dalam
ketidakberdayaan. Sangat disayangkan, ekonomi koperasi sebagai ciri khas ekonomi ke-
Indonesia-an dipandang hanya sebagai pelengkap dari salah satu integrasi nasional dalam
bidang ekonomi. Dalam kaitan dengan aktivitas ekonomi nasional agar dapat memberikan
kesejahteraan kepada masyarakat, maka konsep integrasi ekonomi menurut Kemristek-
Dikti (2016 : 61): integrasi ekonomi berarti terjadi saling ketergantungan antara daerah
dalam memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan, menjadikan
wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling
menguntungkan dan sinergis (mutual simbiosis). Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah
penghapusan (pencabutan) hambatan-hambatan antara daerah yang memungkinkan
ketidaklancaran hubungan antara keduanya. Misalnya: peraturan, norma, prosedur dan
pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan keterpaduan dalam bidang
ekonomi.

5. Integrasi Sosial Budaya


Integrasi sosial budaya pada intinya adalah kemampuan setiap etnis beradaptasi,
menerima dan bertoleransi atas eksistensi keaneka-ragaman suku bangsa, bahasa
daerah/bahasa lokal, adat-istiadat, norma, kebiasaan, sistem sosial-budaya yang berada di
dalam lingkup wilayah nusantara Indonesia menjadi suatu kebersamaan yang kuat dan
utuh. Kesetiaan baru adalah kesetiaan terhadap tanah-air Indonesia, semangat baru adalah
semangat kebangsaan - nasionalisme Indonesia. Sebagai pengikat adalah kemerdekaan dan
kedaulatan negara yang sudah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.

6. Integrasi Perthanan Keamanan


Integrasi pertahanan dan keamanan pada hakekatnya adalah terlaksananya hak dan
kewajiban warga negara dalam pembelaan negara. Salah satu bentuk refleksi bela negara
adalah kewajiban memberikan rasa aman, tenteram, tertib dan kondusif di tengah-tengah
kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, seluruh warga negara, baik secara orangperorangan,
kelompok-kelompok tertentu, organisasi sosial-politik, institusi kemasyarakatan, lembaga
swadaya masyarakat, kesatuan-kesatuan kemanan (Banser), gugus-gugus keamanan,
pertahanan sipil (hansip), perlawanan rakyat (wanra), satuan pengamanan (Satpam), dan
lain-lain, dalam melaksanakan kewajiban bela negara menjaga negara dari segala bentuk
ancaman dari dalam maupun luar negeri, menjaga ketertiban, kenyamanan dan keamanan
harus bersinergi dan berintegrasi dalam satu komando.

B. Proses Integrasi Nasional di Indonesia


Untuk mencapai Integrasi Nasional dibutuhkan suatu proses yang matang agar kelak
keintegrasian tersebut tidak terpecah belah oleh berbagai ancaman, gangguan, dan hambatan
yang datangnya berasal dari dalam ataupun luar negeri. Berikut ini merupakan beberapa proses
dari Integrasi Nasional terutama di Indonesia :

a. Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
b. Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan terlihat,
dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik awal
kebangkitan nasional.
c. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah Indonesia dengan
menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang merdeka
d. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam bernegara harus
ditempuh dengan berbagai peristiwa.

C. Sektor-Sektor Integrasi Nasional


Sektor yang pertama, yaitu sektor sosial dan budaya. Sektor merupakan sektor utama
dalam meningkatkan integrasi nasional. Secara historis ada beberapa faktor-faktor penting
terkait ranah sosial dan budaya bagi pembentukan bangsa Indonesia; adanya persamaan nasib,
penderitaan yang sama ketika penjajahan bangsa asing terhadap rakyat Indonesia yang terjadi
kurang lebih 350 tahun lamanya. Kemudian, adanya keinginan bersama untuk bebas dari
penjajahan. Sektor yang kedua, yaitu sektor ekonomi. Sektor ini termasuk sektor yang paling
sensitif, dikarenakan berkaitan dengan ketimpangan ekonomi, baik kemiskinan, pengganguran.
Faktor ketimpangan modal menjadi salah satu titik rawan yang dapat merusak integrasi nasional.
Oleh karena itu, faktor ekonomi selalu menjadi tolak ukur yang dapat menjadi pemicu
kecemburuan sosial di dalam masyarakat (Modjo, 2020). Sektor yang ketiga, yaitu sektor politik.
Sektor tersebut yang sering mengalami berbagai pasang surut dalam perkembangannya secara
dinamis. Perubahan tersebut dapat dilihat pada masa orde maupun era Indonesia mengalami
lompatan yang sering terjadi, sehingga kurang lebihnya justru malah menjadikan masyarakat
tidak siap menjalankan demokrasi yang dilandasi etika politik. Perubahan tersebut perlu kita
perhatikan, karena perubahan politik tersebut sering menjadi sebuah jalan bagi politik identitas
yang justru berdampak merusak kesatuan dan keutuhan bangsa. Sektor yang terahir adalah
sektor keamanan. Sektor keamanan merupakan salah satu faktor yang cukup penting,
dikarenakan faktor tersebut berguna menjaga kedaulatan bangsa dan negara serta faktor
keamanan menciptakan stabilitas bangsa dan negara. Dalam menjaga stabilitas bangsa dan
negara merupakan bagian dari TNI dan POLRI meskipun, masyarakat dewasa ini sudah
ditanamkan semangat bela negara. Namun sektor keamanan sangat dipengaruhi dan sangat
tergantung pada peran dua elemen masyarakat, yaitu TNI dan POLRI.

D. Strategi Kebijakan Integrasi Nasional


1. Policy Assimilation
Strategi ini dilakukan dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural utama dari komunitas kecil
yang berbeda menjadi kebudayaan nasional. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang
disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.

2. Policy Bhineka Tunggal Ika


Strategi ini dilakukan dengan cara menciptakan sebuah kesetiaan nasional tanpa penghapusan
kebudayaan local.

E. Syarat-syarat Terwujudnya Integrasi Nasional


1. Masyarakat bisa menemukan serta menyepakati nilai nilai fundamental yang dapat dijadikan
rujukan Bersama
2. Masyarakat terhimpun dalam unit social sekaligus memiliki “cross cutting affiliation”
(anggota dari berbagai kesatuan sosial) sehingga menghasilkan “cross cutting loyality (loyalitas
ganda) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
3. Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun di
dalamnya untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi

F. Dimensi Integrasi Nasional


Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horizontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya
menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan massa atau antara
pemerintah dengan rakyat. Jadi integrasi vertikal merupakan upaya mewujudkan integrasi
dengan menjebatani perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional
dalam dimensi yang demikian biasa disebut dengan integrasi politik. Sedangkan dimensi
horizontal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan persatuan
di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri, baik perbedaan wilayah
tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan-
perbedaan lainnya. Jadi integrasi horizontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan
menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional dalam dimensi
ini biasa disebut dengan integrasi teritorial.

G. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia


Salah satu persoalan yang dialami negara-negara berkembang termasuk Indonesia sdalam
mewujudkan integrasi nasional merupakan masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat
goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah
(kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan (Geertz, dalam: Sudarsono,
1982: 5-7). Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global di mana
keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan
kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan sekaligus,
yakni tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas negara-
bangsa, dan tarikan dari dalam yang berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang
sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Di situlah nasionalisme dan keberadaan
negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.

H. Pengembangan Integrasi Indonesia


Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin MaxAndrews (1995) menyebut ada lima
pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa.
Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai faktor yang menentukan tingkat integrasi
suatu negara adalah:

1. Adanya ancaman dari luar


2. Gaya politik kepemimpinan
3. Kekuatan Lembaga-lembaga politik
4. Ideologi Nasional
5. Kesempatan pembangunan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai