Anda di halaman 1dari 38

Pelibatan Milenial

dalam Percepatan
GERMAS dan PIS-PK
pada
5 Program Nasional
Menuju
Deviden Demografi

PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN


SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan policy paper “Pelibatan Milenial
Dalam Percepatan Germas Dan PIS-PK Pada Lima Isu Prioritas Nasional Menuju
Deviden Demografi” dengan baik. Ungkapan terima kasih dan penghargaan setinggi
tingginya juga kami haturkan kepada para Narasumber dan semua pihak yang telah
memberikan masukan dan turut berpartisipasi dalam penyelesaian policy paper ini.

Kami berharap policy paper ini dapat memberikan penguatan informasi dan
Pemahaman kepada pemerintah Pusat dan Daerah, terutama bagi para pengelola
program dan juga bagi masyarakat sebagai rujukan dalam menyiapkan Generasi
Milenial menghadapi Bonus Demografi pada tahun 2030 – 2045 mendatang.

Kami sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan


policy paper, dikarenakan keterbatasan sumber referensi yang berkaitan dengan
topik policy paper ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya
kepada kita semua dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi tingginya.

Jakarta, 17 Januari 2020


Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan,

Prety Multihartina, Ph.D


ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN:
PELIBATAN MILENIAL DALAM MENDUKUNG PERCEPATAN GERMAS
DAN PIS-PK PADA 5 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL

PENETAPAN
Indonesia bersama 192 negara lainnya Indonesia saat ini tengah
pada Sidang Umum PBB ke-70, 25 menghadapi tantangan besar triple
September 2015 di New York, telah burden, yaitu adanya penyakit infeksi,
mengadopsi Sustainable Development meningkatnya penyakit tidak menular
Goals (SDGs) atau pembangunan (PTM) dan penyakit-penyakit yang
berkelanjutan (TPB) 2030 yang seharusnya tahun 1990 sudah
bertujuan untuk menghilangkan teratasi muncul kembali. Perubahan
kemiskinan, menciptakan lingkungan gaya hidup masyarakat menjadi salah
yang aman dan sejahtera bagi manusia satu penyebab terjadinya pergeseran
yang tinggal di dalamnya. pola penyakit transisi epidemiologi
(Profil Kesehatan RI, 2018).

Sumber : Humainiora Litbangkes

Tingkat keberhasilan pembangunan rendahnya angka Human


dapat dilihat berdasarkan tinggi Development Index atau Indeks

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 1


Pembangunan Manusia (IPM), yaitu dari 66,53 tahun 2010
dengan metode baru selama periode menjadi 71,39 pada tahun 2018.
2010-2018, nilai IPM Indonesia telah
meningkat 4,86 poin,

Sumber : Humaniora Litbangkes

Namun prevalensi penyakit tidak masalah kesehatan, Kementerian


menular tahun 2018 juga mengalami Kesehatan memfokuskan
kenaikan jika dibandingkan dengan Pembangunan Nasional Sektor
Riskesdas 2013, antara lain kanker, Kesehatan dengan menetapkan 5 Isu
stroke, penyakit ginjal kronis, Program Prioritas Nasional, yaitu:
diabetes melitus, dan hipertensi. 1. Angka Kematian Ibu dan Bayi
Kenaikan prevalensi penyakit tidak 2. Stunting
menular ini berhubungan dengan 3. TBC
pola hidup antara lain merokok, 4. Penyakit Tidak Menular (PTM)
konsumsi minuman beralkohol, 5. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
aktivitas fisik, serta konsumsi buah segera dapat diatasi (Rapat Kerja
dan sayur, atau cenderung Nasional tahun 2019)
diakibatkan oleh rendahnya konsumsi
Pilar 1. Paradigma Sehat:
makanan bergizi.
Paradigma sehat merupakan upaya
Dari berbagai permasalahan kesehatan
Kementerian Kesehatan untuk
yang dihadapi masyarakat tersebut,
merubah pola pikir stakeholder dan
dan untuk mempercepat penyelesaian
masyarakat dalam pembangunan

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 2


kesehatan, dengan peningkatan upaya Kesehatan fokus pada
promotif – preventif, pemberdayaan pengembangan benefit package,
masyarakat melalui pendekatan menggunakan sistem pembiayaan
keluarga, peningkatan keterlibatan asuransi dengan asas gotong royong,
lintas sektor dan Gerakan Masyarakat serta melakukan kendali mutu dan
Hidup Sehat. kendali biaya pelayanan kesehatan.
(Renstra Kemkes, 2015 - 2019).

Pilar 2. Penguatan Pelayanan


PKPR dengan Posyandu Remaja
Kesehatan
memiliki fungsi sebagai wadah kaum
Penguatan pelayanan kesehatan
milenial, untuk pembinaan dan media
dimaksudkan untuk menjamin
komunikasi bagi remaja agar para
keterjangkauan dan mutu pelayanan
remaja tidak salah menginterpretasi-
kesehatan. Kegiatan ini dilakukan
kan factor resiko kesehatan dalam
dengan mengacu pada 3 (tiga) hal
upaya promotif dan preventif untuk
penting sebagai berikut:
menghindari perilaku gaya hidup
a. Peningkatan akses terutama pada
yang tidak sehat. Status kesehatan
Fasilitas Kesehatan Tingkat
usia remaja sangat penting, terutama
Pertama (FKTP), Optimalisasi
kesehatan di masa remaja dan
Sistem Rujukan, peningkatan mutu
dewasa muda melalui pola hidup
pelayanan kesehatan
sehat/ Germas.
b. Penerapan pendekatan continuum
of care. A.1. Tujuan Umum percepatan
c. Intervensi berbasis risiko kesehatan Germas dengan pelibatan
(health risk). generasi Milenial
Merekomendasikan Kebijakan
Pilar 3. Jaminan Kesehatan Percepatan Germas melalui
Nasional (JKN) identifikasi konflik kebijakan
Program JKN ini dimaksudkan untuk yang dapat menjadi faktor
memberikan perlindungan kesehatan penghambat, menganalisis
bagi seluruh masyarakat Indonesia, variabel penguatan promotif
baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan preventif melalui Gerakan
ataupun Non-PBI. Dalam Masyarakat Hidup Sehat dan
pengembangan JKN ini Kementerian faktor ketidakadekuatan dalam

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 3


merumuskan kebutuhan dan diterjemahkan dalam
kebijakan untuk mendorong bentuk Gaya dan Bahasa
percepatan keberhasilan Milenial
implementasi Germas dalam b. Mengajak Milenial Terlibat
Peningkatan Perilaku Kesehatan Aktif (Subjek) dan Pasif
Generasi Milenial. Objek) dalam percepatan
Germas dan PIS-PK dalam 5
A.2. Tujuan Khusus : Program Prioritas Nasional
a. Memberikan Pemahaman c. Mengajak Milenial (sebagai
Milenial Terhadap Germas dan AoC) Ikut Mengawal Germas
PIS-PK serta 5 Program dan PIS-PK dalam 5 Program
Prioritas Nasional yang di urai Prioritas Nasional
menjadi beberapa komponen

A.3. Kerangka Konsep :

ALUR PIKIR / KERANGKA KONSEP

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 4


ANALISIS UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat)
Germas (Gerakan Masyarakaat Posyandu merupakan salah satu
Hidup Sehat) bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Daya Masyarakat (UKBM) yang
(GERMAS) merupakan suatu tindakan dikelola dan diselenggarakan dari,
sistematis dan terencana yang oleh, untuk dan bersama masyarakat
dilakukan secara bersama-sama oleh dalam menyelenggarakan
seluruh komponen bangsa dengan pembangunan kesehatan, guna
kesadaran, kemauan dan kemampuan memberdayakan masyarakat dan
berperilaku sehat untuk meningkatkan memberikan kemudahan kepada
kualitas hidup. masyaraka dalam memperoleh
Pelaksanaan Germas harus dimulai pelayanan kesehatan dasar untuk
dari keluarga, karena keluarga adalah mempercepat penurunan angka
bagian terkecil dari masyarakat yang kematian ibu dan bayi.
membentuk kepribadian.
Germas dapat dilakukan dengan cara: UKBM adalah wahana
Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi pemberdayaan masyarakat, yang
sayur dan buah, tidak merokok, dibentuk atas dasar kebutuhan
tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk
kesehatan secara rutin, membersihkan dan bersama masyarakat, dengan
lingkungan, dan menggunakan jamban. bimbingan dari petugas Puskesmas,
Lintas sektor dan lembaga terkait
Pada tahap awal, Germas secara
lainnya. Pemberdayaan masyarakat
nasional dimulai dengan berfokus pada
adlah segala upaya fasilitas yang
tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan
bersifat non intruktif, guna
aktivitas fisik 30 menit per hari; 2)
meningkatkan pengetahuan dan
Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3)
kemampuan masyarakat, agar
Memeriksakan kesehatan secara rutin.
mampu mengidentifikasi masalah
Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai
yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan
merencanakan dan melakukan
saat ini juga, dan tidak membutuhkan
pemecahannya dengan
biaya yang besar.
memanfaakan potensi setempat.

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 5


Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja dilakukan secara rutin satu bulan
(PKPR) sekali.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) dengan Posyandu Remaja Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
memiliki fungsi sebagai wadah, Sehat
pembinaan dan media komunikasi bagi Program Indonesia Sehat merupakan
remaja agar para remaja tidak salah salah satu program dari Agenda ke-5
menginterpretasikan perilaku Nawa Cita, yaitu Meningkatkan
kesehatanya. Status kesehatan usia Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
remaja sangat penting, terutama Program ini didukung oleh program
kesehatan di masa remaja dan dewasa sektoral lainnya yaitu Program
muda. Indonesia Pintar, Program Indonesia
Inti pelayanan PKPR adalah untuk Kerja, dan Program Indonesia
menjembatani generasi milinial agar Sejahtera. Program Indonesia Sehat
mendapat layanan kesehatan yang selanjutnya menjadi program utama
ramah dan bisa diakses secara mudah Pembangunan Kesehatan yang
oleh para milenial, dengan kemudian direncanakan
memperbaiki komunikasi antara anak pencapaiannya melalui Rencana
muda dengan petugas kesehatan Strategis Kementerian Kesehatan
melalui pendekatan seperti komunikasi Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
langsung maupun tidak langsung lewat melalui Keputusan Menteri
telepon, Whatshap dan media Kesehatan R.I. Nomor
elektronik lainnya. HK.02.02/Menkes/ 52/2015
Sasaran dari Program Indonesia
Sejauh ini yang dilakukan dalam Sehat adalah meningkatnya derajat
pembinaan sebagai upaya promotif kesehatan dan status gizi masyarakat
serta preventif untuk menghindari melalui upaya kesehatan dan
perilaku gaya hidup yang tidak sehat pemberdayaan masyarakat yang
agar terhindar dari berbagai macam didukung dengan perlindungan
penyakit. Penyuluhan dan diskusi finansial dan pemerataan pelayanan
dilakukan dengan kelompok kelompok kesehatan.
kecil di posyandu remaja yang

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 6


Untuk menyatakan bahwa suatu 7. Penderita hipertensi melakukan
keluarga sehat atau tidak maka pengobatan secara teratur
digunakan sejumlah penanda atau 8. Penderita gangguan jiwa
indikator. Dalam pelaksanaaannya mendapatkan pengobatan dan
Program Indonesia Sehat telah tidak ditelantarkan
disepakati dengan 12 indikator utama 9. Anggota keluarga tidak ada
untuk penanda status kesehatan yang merokok
sebuah keluarga, yaitu : 10. Keluarga sudah menjadi
1. Keluarga mengikuti program anggota Jaminan Kesehatan
Keluarga Berencana (KB) Nasional (JKN)
2. Ibu melakukan persalinan di 11. Keluarga mempunyai akses
fasilitas kesehatan sarana air bersih
3. Bayi mendapat imunisasi dasar 12. Keluarga mempunyai akses
lengkap atau menggunakan jamban
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu sehat
(ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan Untuk menghitung indikator IKS
pertumbuhan (Indeks Keluarga Sehat) dari
6. Penderita tuberkulosis paru setiap keluarga. masing-masing
mendapatkan pengobatan sesuai indikator harus dikembangkan untuk
standar mencerminkan kondisi PHBS dari
keluarga yang bersangkutan yaitu :

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 7


1. Instrumen yang digunakan di tingkat UKK, Posyandu Remaja, UKS,
keluarga. Saka Bakti Husada, dan lain-
2. Forum komunikasi lain).
yang dikembangkan untuk kontak 4. Forum-forum yang sudah ada di
dengan keluarga. masyarakat seperti
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat majelis taklim, rembug desa, dan
sebagai mitra puskesmas. lain-lain.

Data yang meliputi komponen rumah


Sedangkan keterlibatan UKBM
sehat (akses/ketersediaan air
sebagai mitra dapat diupayakan
bersih dan akses/penggunaan jamban
dengan menggunakan tenaga-tenaga
sehat). Data individu anggota keluarga
berikut.
mencantumkan karakteristik
1. Kader-kader kesehatan,
individu (umur, jenis kelamin,
seperti kader Posyandu,
pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi
kader Posbindu, kader
individu yang bersangkutan: mengidap
Poskestren, kader PKK, dan lain-
penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan
lain
gangguan jiwa) serta perilakunya
2. Pengurus organisasi
(merokok, ikut KB, memantau
kemasyarakatan setempat,
pertumbuhan dan perkembangan
seperti pengurus PKK, pengurus
balita, pemberian ASI eksklusif, dan
Karang Taruna, pengelola
lain-lain).
pengajian, dan lain-lain. (Paparan
Untuk kontak keluarga bisa bu Direkur Pelayanan Kesehatan
menggunakan forum komunikasi Primer 2019).
seperti :
1. Kunjungan rumah ke keluarga- Generasi Milenial
keluarga di wilayah Working With Generations X And Y In
kerja puskesmas. Generation Z Period: Management Of
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) Different Generations In Business Life
atau biasa dikenal dengan (Sezin Baysal Berkup, Gediz
focus group discussion (FGD) University, İzmir, Turkey, 2014)
melalui Dasa Wisma dari PKK. menyebutkan bahwa generasi
3. Kesempatan konseling di UKBM milenial atau generasi Y adalah
(Posyandu, Posbindu, Pos mereka yang lahir antara tahun 1980

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 8


sampai dengan 2001. Pendapat ini pekerjaan yang menarik, generasi
mirip dengan pendapat Stafford dan milenial di pedesaan lebih cenderung
Griffis (2008) yang menyatakan bahwa menyibukkan diri dengan aktivitas
generasi milenial adalah populasi yang ekonomi konvensional.
lahir antara tahun 1980 sampai dengan
Dalam menyikapi isu-isu kesehatan,
2000. Sedangkan generasi milenial
baik milenial perkotaan dan pedesaan
menurut United States Census Bureau
sama pemahamanya tentang
(2015) adalah mereka yang lahir antara
masalah kesehatan yaitu: kesehatan
tahun 1982 sampai dengan 2000.
dianggap belum sebagai investasi
Batasan generasi milenial dalam
(Promotif dan Preventif), mereka
analisis ini diklasifikasi berdasar usia
biasanya terkena penyakit dulu, baru
remaja awal dengan umur 12 -16
mencari tahu pengobatan atau
tahun, dan Remaja Akhir dengan umur
perhatian terhadap isu-isu kesehatan.
17 -25 tahun, (Depkes RI, 2009), serta
(Fortuna UI, 2019)
lebih menekankan pada generasi
milenial perkotaan dengan strata sosial
Dibandingkan generasi sebelumnya,
ekonomi menengah ke atas.
generasi milenial lebih berteman baik
dengan teknologi. Generasi ini
Karakter generasi milenilal perkotaan
merupakan generasi yang melibatkan
dan pedesaan ada sedikit perbedaanya
teknologi dalam segala aspek
yaitu milenial perkotaan lebih percaya
kehidupan. Bukti nyata yang dapat
diri/Confident, berani mengemukakan
diamati adalah hampir seluruh
pendapat dan tidak sungkan-sungkan
individu dalam generasi tersebut
berdebat di depan publik.
memiliki dan memilih menggunakan
ponsel pintar.
Sedang sifat milenial pedesaan tidak
terlalu terobsesi dengan merek
Dengan menggunakan perangkat
ponselnya karena alasan ekonomi,
tersebut para milennial dapat menjadi
serta dalam menanggapi isu-isu yang
individu yang lebih produktif dan
terdapat di media sosial juga lebih
efisien. Dari perangkat tersebut,
terlihat pasif, bahkan cenderung
mereka mampu melakukan apapun
disibukkan dengan membantu keluarga
dari sekadar berkirim pesan singkat,
untuk mendapatkan penghasilan.
mengakses situs pendidikan,
Meskipun dipandang bukan lapangan

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 9


bertransaksi bisnis online, hingga open minded, menjunjung tinggi
memesan jasa transportasi online. kebebasan, kritis dan berani.
Mereka juga mampu menciptakan
berbagai peluang baru seiring dengan A. Faktor Risiko Remaja Milenial :
perkembangan teknologi yang kian Remaja merupakan golongan
mutakhir. Generasi ini mempunyai yang rentan terhadap masalah-
karakteristik komunikasi yang terbuka, masalah perilaku berisiko, seperti
pengguna media sosial yang fanatik, melakukan hubungan seksual
kehidupannya sangat terpengaruh sebelum menikah dan penyalah
dengan perkembangan teknologi, gunaan NAPZA, merokok, dan
mereka terlihat sangat reaktif terhadap alkohol bahkan minuman
perubahan lingkungan yang terjadi di berkarbonasi/ mengandung
sekelilingnya. Generasi tersebut kadar gula tinggi.
tumbuh menjadi individu-individu yang

Obesitas yang terjadi pada masa dewasa akan sulit diatasi secara
remaja milenial perlu mendapatkan konvensional (diet dan olahraga).
perhatian sebab obesitas yang Generasi milenial lebih rentan
timbul pada waktu anak dan remaja terkena penyakit, hal ini
bila kemudian berlanjut hingga disebabkan oleh kebiasaan

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 10


makan yang semakin memburuk, Komplikasi Jangka Pendek
khususnya dalam mengonsumsi Penyakit diabetes melitus
makanan yang tidak sehat. Contoh bisa diikuti dengan berbagai
mi instan yang memang memiliki komplikasi. Dalam jangka
banyak variasi rasa, seblak atau pendek, diabetes dapat
makanan dengan rasa super pedas menyebabkan:
lainnya. beberapa jenis minuman 1. Hiperglikemia
seperti es kopi susu, minuman (Hyperglycemia)
bersoda, dan minuman dengan 2. Hipoglikemia
kadar pemanis yang tinggi juga (Hypoglycemia)
digemari. Khusus untuk kebiasaan 3. Ketoacidosis
milenial yang suka makanan
mengandung Gula, Garam, Lemak Komplikasi Jangka

(GGL) tinggi menjadi pemicu Panjang

diabetes. Semakin lama seseorang


menderita penyakit diabetes,
A.1 Diabetes : maka semakin tinggi pula
Diabetes melitus merupakan risikonya mengalami
suatu penyakit yang ditandai komplikasi akibat tingginya
dengan kadar glukosa di dalam glukosa dalam darah.
darah tinggi karena tubuh tidak Diabetes dalam jangka
dapat melepaskan atau panjang dapat menyebabkan
menggunakan insulin secara pembuluh darah menyempit
adekuat. dan mengurangi volume
Penderita diabetes haruslah aliran darah ke berbagai
selalu mengontrol kadar gula bagian tubuh seperti mata,
darah/glukosa secara teratur, ginjal, jaringan saraf, dan lain
menjaga pola makan, sebagainya. Akibatnya
mengatur berat badan dan bagian-bagian tubuh tersebut
melakukan check up secara akan mengalami kerusakan
rutin. Pola hidup seperti itu fungsi yang serius, bahkan
sangat perlu untuk mencegah mengancam nyawa.
terjadinya komplikasi diabetes. Kompllikasi yang mungkin

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 11


timbul akibat diabetes antara mellitus dan lain-lain).
lain: Penyebabnya pola rutinitas
1. Kerusakan mata yang negatif seperti kurang
2. Masalah pada kulit dan aktifitas tiap hari, malas
kaki gerak, malas olahraga dan
3. Neuropathy suka sekali makan makanan
(Perkumpulan instan yang banyak
Endokrinologi Indonesia mengandung Garam, Gula,
PERKENI, 2015) Lemak (GGL) tinggi, maka
tidak heran begitu usia 25
A.2 Hipertensi : tahun kaum milenial rata rata
Selain diabetes, obesitas pada akan divonis dokter dengan
remaja juga menjadi masalah berbagai macam penyakit,
bagi kesehatan di kemudian yang paling banyak biasanya
hari (kardiovaskular, diabetes HIPERTENSI.

Sumber : Badan Litbang dan DR. dr. Trihono, HPU

Banyak orang yang tidak dibiarkan atau tidak dirawat


menyadari kalau mereka dengan baik dapat
punya darah tinggi, dan lebih berdampak serius bagi
buruknya lagi malah kesehatan tubuh. Bahkan
menyepelekan kondisi ini, bukannya tidak mungkin
tekanan darah tinggi yang dapat berujung kematian.

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 12


Dibawah ini adalah penyakit batas dari internet,
akibat komplikasi hipertensi : mendorong para milenial
1. Serangan jantung untuk menciptakan hal baru
2. Gagal jantung dengan cara yang kreatif
3. Stroke bahkan out of the box.
4. Aneurisma 3. Cepat Tanggap: faktor
5. Masalah ginjal inilah yang membuat para
6. Masalah mata milenial memiliki
7. Sindrom metabolik kemampuan fast learning
8. Kesulitan dalam alias mampu mempelajari
mengingat dan fokus hal baru dengan cepat.
9. Asam Urat (Mayo Clinic, 4. Memiliki Sifat yang
2016. High blood Fleksibel: Generasi
pressure) milenial justru memiliki sifat
fleksibel dengan yang
B. Sosial Stigma pada Remaja namanya perubahan
Milenial selama itu positif, mudah
a. Stigma Positif Milenial : beradaptasi dalam setiap
1. Multitasking: dapat perubahan, tidak
Melakukan beberapa mempermasalahkan
aktivitas dalam waktu yang perubahan peraturan atau
bersamaan dengan kebijakan asal hal tersebut
mengerjakan dan tidak menghambat kerja
menyelesaikan mereka.
pekerjaannya sembari 5. Ambisius: para generasi
melakukan aktivitas lainnya milenial dikenal memiliki
seperti, menerima telpon mimpi yang tinggi pada
atau membalas chat serta masa depan mereka, dan
sanggup menghadapi tentunya berdampak positif
deadline atau tugas bagi sebuah perusahaan,
pekerjaan yang sedang hingga tak jarang para
menumpuk. pekerja generasi milenial
2. Kaya Ide Kreatif: dapat rela lembur demi
mengakses informasi tanpa menyelesaikan pekerjaan.

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 13


6. Mampu Bekerja Sama dalam alasan mengapa milenial
Tim Maupun Individu: kaum cenderung impulsif. Demi
millennial memiliki sikap mendapatkan kebahagiaan
yang terbuka dan fleksibel, dan keseimbangan hidup,
sehingga dalam dunia kerja mereka rela mengeluarkan
mereka mampu uang demi sekadar hobi
bersosialisasi dengan baik, yang mereka sukai.
juga merupakan sosok yang 2. Generasi Milenial juga
mandiri sehingga mampu dikenal cenderung idealis,
bekerja secara individu egosentris, terlampau
maupun dalam tim. optimis dan tidak realistis.
7. Menurut penelitan Fortuna Sehingga saat terbentur
dari UI, generasi milenial masalah cenderung
masih senang bersosial, berpikir pendek, cari jalan
bekerja tidak hanya orientasi pintas dan lari dari
uang, dan masih punya nilai- kenyataan ke arah negatif
nilai peduli terhadap (Mabuk-mabukan, seks
lingkungan sekitar dan bebas, dll.)
mereka juga punya 3. Remaja menjadi
keinginan ikut membuat kecanduan menggunakan
perubahan menuju ke yang jejaring sosial tanpa kenal
lebih baik. waktu. Mereka bisa berjam-
jam menggunakan media
b. Stigma Negatif Milenial :
sosial, lebih mementingkan
1. You only live once (YOLO)
diri sendiri dan tidak sadar
menjadi slogan yang melekat
lingkungan sekitar,
dengan generasi milenial
sehingga generasi milineal
yang besar di era digital.
banyak yang anti sosial,
Belanja, traveling, sampai
membahayakan kesehatan
budaya minum kopi premium
mata, dan berkurang
seringkali dikaitkan dengan
aktivitas fisik.
kebahagiaan instan kaum
4. Dengan gaya hidup yang
milenial agar mendapatkan
dipemudah oleh teknologi
keseimbangan hidup. Inilah
menjadikan generasi

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 14


milenial maunya serba cepat, mengadopsi kebijakan yang
dan kurang menghargai ditawarkan oleh pembuat
proses, sehingga semangat kebijakan. Elemen penghubung
juangnya terlihat kurang. termaksud disebut sebagai “Agen
5. Mudah sekali percaya Perubahan/Agent of Change”.
dengan hoaks. Fungsi Agen Perubahan adalah
meyakinkan target perubahan
C. Kaderisasi Kaum Milenial AoC
untuk mengadopsi “Kebijakan
Banyak diantara remaja yang
GERMAS” yang ditawarkan
mengalami disonasi nilai hingga
dengan meyakinkan
mengarah pada perilaku
manfaat/keuntungan Germas
menyimpang sebagai akibat dari
bagi masyarakat sekaligus
gagalnya proses pembentukan
memonitor proses adopsi
identitas yang keduanya saling
kebijakan dan membuktikan
berkaitan dan mempengaruhi.
keuntungannya serta menjadikan
Remaja pelaku penyimpangan
kelompok masyarakat target
perilaku sosial mengalami krisis
perubahan menjadi Agen
identitas, dimana pada masa
Perubahan (baru) bagi
remaja ini mereka bereksperimen
masyarakat lainnya.
dengan berbagai macam peran
Dalam “Change Agent”/Kader
yang berbeda sambil mencoba
teman sebaya mempunyai peran
mengintegrasikannya dengan
yang sangat berarti bagi remaja,
identitas yang telah diperolehnya
karena masa tersebut remaja
pada tahapan sebelumnya sembari
mulai memisahkan diri dari orang
berusaha mencari tahu siapa diri
tua dan mulai bergabung pada
mereka dan apa yang mereka
kelompok sebaya. Kebutuhan
inginkan, dan dalam proses
untuk diterima sering kali
perjalanan kehidupan manusia
membuat remaja berbuat apa
perubahan itu adalah pembawaan
saja agar dapat diterima
alamiah.
kelompoknya dan terbebas dari
sebutan ‘pengecut’ dan ‘banci’.
Penghubung antara sumber
Selanjutnya jika dilihat dari teori
perubahan dengan target
perubahan sesuai paparan Prof.
masyarakat yang diharapkan
dr. Hadi Pratomo, MPH, DrPH,

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 15


Dosen Fakultas Kesehatan 4.Terjalinya hubungan baik untuk
Masyarakat (FKM) UI, yang paling merubah (antara Agent
cocok untuk Kader Milenial Perubahan + Klien/Sasaran).
menggunakan teori LIPPIT dengan Pengertian Agen Perubahan
empat unsur perubahan (Agent of Change) adalah
berencana: individu atau seseorang yang
1.Agen Perubahan/Change Agent bertugas mempengaruhi target/
(berfungsi sebagai pendorong/ sasaran perubahan agar mereka
Motivator/Komunikator); mengambil keputusan sesuai
2.Perencanaan/Planning (5W1H); dengan arah yang
3.Klien/Khalayak sasaran (sesuai dikehendakinya.
dengan Karakteristiknya);

Sumber : Fortuna UI, 2019

D. Influencer dan Model Generasi fashion yang mengikuti mode,


Milenial mengikuti tren masa kini agar
Generasi milenial banyak yang tidak ketinggalan zaman hingga
menuntut perilaku hidupnya sama kebiasaan hedonis yang
dengan influencer yang diikuti di menghambur-hamburkan uang
kehidupan dunia maya. Tuntutan turut mewarnai gaya hidup kaum
pergaulan yang tinggi lewat selera milenial. Kebanyakan anak

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 16


milenial memiliki seorang WA Group, dan Instragramnya
influencer yang ia ikuti di media diarahkan ke Health Tourism,
sosial, tergantung pada kegemaran Traditional Medicine dan Herbal.
dan ketertarikannya masing- “Food” diarahkan bagaimana
masing. Influencer yang menjaga kesehatan selama
memproduksi konten dan memiliki hamil, rutin kunjungan prenatal,
jumlah pengikut yang banyak mengkonsumsi makanan
tersebut juga biasanya sering bernutrisi (Isi Piringku), dan
bekerja sama dengan berbagai bahaya kekurangan Fe bagi
label untuk mempromosikan remaja putri. “Fashion” cara
produk mereka, disini dibutuhkan memilih dokter kandungan yang
kejelian pemegang program di baik, rutin ikut olahraga prenatal,
Kementerian Kesehatan harus bisa cerdas dalam memilih tempat
membaca dan mengidentifikasi bersalin.
perilaku tersebut untuk membuat
Ketika seorang anak milenial
kegiatan-kegiatan yang berkaitan
melihat influencer idolanya
dengan generasi milenial, bila
menggunakan atau memiliki
programnya belum sesuai maka
suatu barang atau perilaku
perlu dimodifikasi untuk
sehari-hari, ia pun akan terdorong
memberikan tantangan bagi
untuk ikut menirunya.
milenial yang punya inovatif dan
Endorsement lewat influencer
kreatifitas yang tinggi untuk ikut
media sosial ini bahkan
berkontribusi (sebagai Subyek)
merupakan cara promosi dan
menciptakan berbagai macam
sosialisasi produk/kegiatan yang
karya seperti aplikasi transportasi
lebih efektif bagi generasi
online (Gojek), atau aplikasi
milenial, dibandingkan
belanja online seperti Bukalapak
memasang iklan di televisi.
dan sebagainya untuk
E. Modeling Sekolah
mempercepat tujuan Germas dan
Sudah menjadi rahasia umum
PIS-PK, sedangkan kaum milenial
jika para pedagang tak terlalu
yang punya jiwa 3F (Fun, Food,
memperhatikan kandungan gizi
Fashion) dimanfaatkan jaringan
dan penggunaan zat berbahaya
sosialnya (sebagai Objek) agar
dalam meramu aneka jajanan
milenial yang berjiwa “Fun” vlog,

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 17


yang mereka jual, yang penting untuk membiasakan siswa-siswa
lezat dan menarik mata dengan hidup sehat (misalnya:
aneka warna-warni (zat pewarna menetapkan aturan untuk
pakaian). Di dalam kantin sekolah membawa bekal makanan sehat,
pun penggunaan penyedap rasa, melakukan pengawasan secara
garam dan gula tidak ada takaran kontinu terhadap kadar nutrisi
bakunya, yang penting sedap dan penganan yang ada di kantin
siswa-siswi suka. Jadi tidak sekolah, mengadakan kegiatan
mengherankan jika anak anak dan olahraga bersama secara
remaja di Indonesia masih banyak berkala, dan lain sebagainya),
yang mengalami kekurangan gizi. maka ilmu pengetahuan tersebut
Lain halnya jika pihak sekolah akan meninggalkan kesan
bekerja sama dengan orang tua mendalam bagi siswa.
siswa melakukan program kontinu

Sumber : Riskesdas 2018

Jika siswa-siswa di sekolah telah bersusah payah melatih


terbiasa berulang-ulang siswanya untuk membiasakan diri
mengkonsumsi makanan sehat mengkonsumsi makanan sehat di
dan terbiasa menciptakan sekolah, namun apa jadinya jika
lingkungan belajar yang kondisif. pihak orang tua di rumah
Untuk mengimplementasikan gaya melakukan pembiaran anak-
hidup sehat akan menjadi budaya anaknya mengkonsumsi
yang positif, pihak sekolah sudah makanan yang minim nutrisi

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 18


secara berlebihan, atau sebaliknya, tidak melakukan pengawasan
di rumah para orang tua telah makanan dan jajanan dijual di
berusaha mengajarkan pentingnya kantin sekolah atau para
mengkonsumsi makanan sesuai Isi pedagang di sekitar lingkungan
Piringku, namun pihak sekolah sekolah.

Sumber: paparan Dit KIA PKPR Kemkes

Perlu kolaborasi antara sekolah melainkan terintegrasi


Kemendikbud dan Kemenkes dalam berbagai aktivitas
terkait asupan bernutrisi pada kehidupan siswa, sehingga
siswa-siswi di sekolah. Pelajaran model-model sekolah sehat akan
PHBS seharusnya bukan hanya menjadi pilot project dan menjadi
jadi bagian satu mata pelajaran di budaya sekolah di Indonesia

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 19


DISKUSI

ANALISIS FAKTOR PERILAKU MILENIAL DALAM PERCEPATAN PIS-PK


PADA PENANGANAN 5 ISU PRIORITAS NASIONAL
5 Program Prioritas
GERMAS PIS-PK
Nasional Perilaku Milenial
7 Indikator 12 Indikator
5 indikator

1. Keluarga mengikuti 1. Angka kematian 1. Pengetahuan Reproduksi


KB Ibu dan Bayi rendah, sehingga berisiko
2. Ibu Bersalin di tinggi dan perilaku seks
Fasyankes bebas
2. kekurangan Fe (Anemia)
2. Makan Buah dan 4. Bayi di beri ASI 2. Stunting/ Gizi 3. Obesitas
Sayur Eksklusif selama 6 Kurang 4. Suka mei instan, makanan
bulan 3. TBC pedas, asam dan manis
5. pertumbuhan Balita 5. Tidak suka makan sayur
dipantau tiap bulan 6. Merokok
6. TB Paru berobat
sesuai standar
9. anggota keluarga
3. Tidak Merokok tidak merokok
1. Melakukan Aktivitas 7. Hipertensi berobat 4. Penyakit Tidak 7. Pengguna Alkohol
Fisik secara teratur Menular 8. Minuman berkarbonasi
4. Tidak 8. Ganguan Jiwa berat 9. Hipertensi
Mengkonsumsi yang diobati 10. Kolestrol Tinggi
Alkohol 11. Kondisi Psikotik
5. Melakukan Cek 10.Keluarga memakai 12. Diabetes Tipe 2
Kesehatan Berkala : air bersih 13. Gangguan Mata
Cek Berat Badan, 11.Keluarga memiliki 14. Malas Gerak
Lingkar perut, jamban sehat 15. Stroke
Tekanan
darah, Kadar Gula 12.Seluruh keluarga
darah, Fungsi Mata, menjadi anggota
telinga, kolesterol, JKN
kanker
6. Menjaga kebersihan
lingkungan
7. Menggunakan
jamban
3. Bayi mendapat 5. Cakupan
Imunisasi Dasar Imunisasi Dasar
Lengkap Lengkap

A. Pemahaman Milenial terhadap adalah program Pelayanan


GERMAS : Kesehatan Peduli Remaja
Untuk memberikan pemahaman (PKPR) sebagai wadah dari
Germas ke Generasi Milenial salah Posyandu Remaja, UKS dan
satu wahana yang tepat dan efisien Saka Bhakti Husada, yang

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 20


bertujuan mengedukasi remaja Setelah tertarik dan terlibat,
milenial tentang Kespro dan diharapkan generasi milenial ikut
NAPZA, namun belum spesifik ke mengawal menjadi AoC.
arah Germas. Pengenalannya Sehingga apabila ada program
melalui kebiasan para milenial yaitu pembangunan kesehatan yang
3F (Fun, Food, Fashion). tidak sesuai pelaksanaanya,
1. Fun: tempat mencari milenial bisa membetulkan dan
kesenangan milenial  film, memberi arahan sesuai buku
pertandingan olahraga, petunjuk (Juklak). Namun
upacara memperingati hari-hari prakteknya pelibatan milenial
besar, konser musik, pameran dalam prencanaan masih sangat
dll. sedikit, seharusnya para
2. Food: tempat mencari makan, pemegang program mengurai
resto, café, bazar, dll. setiap indikator PIS-PK menjadi
3. Fashion: tempat bergaya beberapa komponen dan
seperti mall, lokasi rekreasi, diterjemahkan dalam Bahasa
tempat gym, dll. Milenial. Sehingga milenial
Penyebab tingginya permasalahan sebagai Subjek tertantang untuk
kesehatan pada milenial, selain memilih salah satu komponen
kurang informasi dan sosialisasi, yang dianggap sesuai dengan
perlu juga diseminasi dalam bentuk jiwanya, dibuat vlog, Youtube,
pembinaan remaja dengan Instagram, Facebook dan
pelibatan generasi milenial, karena disebarkan ke komunitasnya.
generasi milenial belum semua Atau mensosialisasikan dan
paham akan progam dan manfaat mengajak milenial untuk
PKPR, apa lagi kegiatan yang mengetahui tentang faktor-faktor
berkaitan dengan Germas, risiko kesehatan sekaligus
seharusnya pemegang program mengajak terlibat memodifikasi
dalam menyusun rencana faktor risiko kearah positif untuk
kegiatannya mengidenfitikasi dulu preventif dan promotif sesuai
perilaku dan kebiasaan milenial dengan program Germas dan
untuk diselaraskan dengan PIS-PK.
programnya.

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 21


B. Pilar Paradigma Sehat dan Peran bahwa kalau tidak ada yang
Aktif Milenial datang ke puskesmas, maka
Indonesia menerapkan pelayanan masyarakat sudah sehat.
kesehatan perorangan dan Sehingga ada anggapan bahwa
pelayanan kesehatan masyarakat puskesmas identik dengan tempat
dalam satu wadah terpadu yang berkumpulnya orang-orang sakit.
dikenal sebagai Pusat esehatan Anggapan seperti ini harus dapat
Masyarakat (Puskesmas), sehingga diubah dengan menganggap
puskesmas menjalankan kedua kesehatan sebagai investasi,
pelayanan tersebut secara maka remaja harus mampu
bersamaan. Upaya kesehatan yang mengenali masalah yang ada
ada di puskesmas mencakup upaya dalam dirinya sehingga dapat
kuratif, rehabilitatif, preventif dan memunculkan solusi yang paling
promotif. Dalam perkembangannya, tepat untuk dirinya sendiri.
fungsi pelayanan kesehatan Informasi rIsiko kesehatan seperti
perorangan dan masyarakat yang informasi HIV/AIDS, Stunting,
dilakukan oleh puskesmas berupa kekurangan FE bagi remaja putri,
tindakan kuratif (pengobatan) bahaya pernikahan dini, seks
menjadi lebih dominan bebas, bahaya penggunanan
dibandingkan kegiatan-kegiatan narkoba, rokok, bahaya makanan
promotif dan preventif. dan minuman berkadar gula,
Disisi lain, Angka Kesakitan garam dan lemak tinggi, hingga
generasi milenial lebih banyak masalah kesehatan remaja
dipengaruhi oleh kurangnya lainnya yang disampaikan kepada
aktifitas, konsumsi makanan tidak generasi milenial setiap kali
sehat (junk food), kurang makan petugas puskesmas melakukan
buah dan sayur, stres kunjungan ke luar gedung.
berkepanjangan, rokok, alkohol dan Diharapkan remaja milenial dapat
minuman berkarbonasi yang dengan mudah mengakses
berlebihan. informasi kesehatan perihal faktor
Milenial menganggap bahwa tidak risiko kesehatan dengan
perlu datang ke puskesmas jika didampingi oleh petugas atau
tidak sakit, sedang petugas kader cerdas yang familiar dengan
puskesmas juga menganggap perilaku 3F generasi milenial agar

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 22


bisa berkomunikasi sekaligus keluarga adalah pendekatan
mengarahkan mereka menerapkan pelayanan puskesmas yang
pola hidup sehat. menggabungkan upaya
Selain kegiatan penyuluhan, kesehatan perorangan (UKP) dan
kegiatan pemeriksaan kesehatan upaya kesehatan masyarakat
diantaranya adalah pengukuran (UKM) tingkat pertama secara
berat badan, tinggi badan, lingkar berkesinambungan dengan
perut, tensi darah, pemeriksaan gigi didasarkan kepada data dan
dan mulut hingga pemberian tablet informasi dari profil kesehatan
tambah darah pada remaja putri keluarga. Kedepan, puskesmas
dan pemberian makanan sebagai ujung tombak dari
tambahan, semua rangkaian pelayanan kesehatan milik
kegiatan ini apabila melibatkan pemerintah harus lebih proaktif
genersi milenial sebagai Subyek lagi dalam melaksanakan
dan Objek adalah solusi yang program-program kesehatannya.
sangat tepat. Program preventif dan promotif
harus kembali digalakkan. Melalui
C. Penguatan Pelayanan Kesehatan pendekatan keluarga, diharapkan
Puskesmas lah ujung tombak dan puskesmas dapat menangani
penentu keberhasilan program masalah-masalah kesehatan
percepatan Germas dan PIS-PK, individu secara siklus hidup (life
adapun area prioritas/sasaran yang cycle). Ini artinya penyiapan dan
telah ditetapkan oleh pemerintah penanganan masalah kesehatan
melalui program ini adalah dilakukan sejak fase sebelum
penurunan Angka Kematian pembuahan, dalam kandungan,
Ibu/Angka Kematian Bayi (AKI dan proses kelahiran, tumbuh
AKB), penurunan prevalensi balita kembang masa bayi-balita, usia
pendek (stunting), penanggulangan sekolah dasar, remaja, dewasa
penyakit menular dan sampai usia lanjut, dimana
penanggulangan penyakit tidak penerapan pelayanan kesehatan
menular. Pelaksanaannya melalui harus terintegrasi dan
pendekatan upaya promotif dan berkesinambungan (continuum of
preventif tanpa mengabaikan upaya care).
kuratif dan rehabilitatif. Pendekatan

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 23


Contoh Kegiatan Program informasi dan jejaring dengan
Pendekatan Keluarga. pihak terkait di lingkup wilayah
Salah satu bentuk dari pendekatan kerjanya seperti Puskesmas
keluarga yang dapat dilakukan oleh Pembantu (Pustu), Puskesmas
Puskesmas adalah melalui kegiatan Keliling (Pusling), Pos Pelayanan
kunjungan rumah secara rutin dan Terpadu (Posyandu), Posyandu
terjadwal. Dengan kunjungan Remaja, UKS dan Saka Bakti
rumah, Puskesmas dapat Husada.
memperoleh data profil kesehatan
D. Mengawal Perilaku Kesehatan
keluarga (prokesga) yang berguna
Milenial
untuk mengenali secara lebih
Banyak Generasi milenial yang
menyeluruh (holistic) masalah-
perilaku hidupnya menyamakan
masalah kesehatan di keluarga.
dengan influencer yang diikuti di
Selain itu, kegiatan promotif dan
dunia maya, gaya hidup generasi
preventif terhadap UKBM juga
milenial tidak bisa lepas dari 3F
dapat terlaksana dengan kunjungan
(Food, Fun & Fashion). Tuntutan
di luar gedung. Kombinasi dari profil
pergaulan yang tinggi lewat selera
kesehatan keluarga dan upaya
fashion yang mengikuti mode,
promotif-preventif tentu akan lebih
mengikuti tren masa kini agar
efektif dalam mengatasi masalah-
tidak ketinggalan zaman hingga
masalah kesehatan.
kebiasaan hedonis yang
Program Germas dan pendekatan
menghambur-hamburkan uang
keluarga yang dilaksanakan
turut mewarnai gaya hidup kaum
Puskesmas juga secara langsung
milenial. Banyak dari generasi
akan menguatkan manajemen
milenial yang menderita
puskesmas secara internal, yang
gangguan obesitas dan ada juga
mencakup sumber daya manusia,
yang kurang gizi (anemia) karena
pendanaan, sarana prasarana,
salah mengartikan kehidupan
program kesehatan, sistem
dunia mayanya.

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 24


Berbagai sarana kesehatan untuk program pemerintah harus melihat
kedepanya (upaya kesehatan model/idola mereka, jangan
berbasis masyarakat) atau sampai mengkampanyekan
posyandu remaja dalam menjaring aktivitas fisik yang disuruh
generasi milenial lokasi harus orangnya obesitas, dll.
menjadi pertimbangan, karena
kebiasaan 3F kaum milenial yaitu : E. Memodifikasi Faktor Risiko
(Fashion) di tempat Mall, (Food) di Kesehatan Milenial
tempat makan, (Fun) aktif Di era modern ini para milenial
mendatangi tiap ada event seperti pasti sering melakukan kebiasaan
acara 17 Agustus, setiap ada acara buruk yang pastinya sangat
pertandingan olahraga, serta dalam berpengaruh bagi kesehatan.
mensosialisasikan program-

Sumber : Riskesdas 2018

Apalagi jika waktu untuk merawat begitu padat. Dan sebetulnya milenial
kesehatan itu sangat minim sekali, bisa memulai untuk hidup sehat
mengingat aktivitas dan jam kerja yang dengan mempraktekkan hal kecil

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 25


seperti makan sayur dan buah, sungguh, sistematis
melakukan aktivitas fisik, sering cek dan terencana dari seluruh
tekanan darah tinggi bersama cek petugas puskesmas. Kesamaan
diabetes, terutama hipertensi yang pemahaman dan komitmen yang
sudah dinobatkan sebagai pembunuh kuat akan menghasilkan
yang tiba-tiba (silent killer) dikarenakan tercapainya target area
penyakit tersebut tidak menimbulkan prioritas/sasaran dari program ini.
tanda-tanda khusus, sekaligus penyakit Komitmen untuk bekerja di dalam
yang paling banyak menguras dana dan di luar gedung puskesmas
BPJS. Oleh karena itu, sangat penting tentu juga perlu didukung
untuk memeriksa tekanan darah secara oleh Dinas Kesehatan (Dinkes)
teratur. Jika dibiarkan tidak Kabupaten/Kota sebagai induk
terdiagnosis dan tidak diobati, dapat dari puskesmas. Salah satu
meningkatkan risiko berbagai macam bentuk dukungan dari Dinkes
penyakit. Kurangi kebiasan hidup tidak adalah melalui alokasi anggaran
sehat dengan : berupa dana operasional
1. Jaga berat badan tetap dalam puskesmas. Walaupun
rentang ideal puskesmas sudah memiliki dana
2. Olahraga teratur kapitasi dari BPJS Kesehatan
3. Atur konsumsi makanan yang dapat digunakan untuk
4. Batasi asupan Garam, Gula, pelaksanaan program ini,
Lemak (GGL) dukungan alokasi anggaran dari
5. Batasi konsumsi minuman Dinkes tentu juga diharapkan
beralkohol, karbonasi, dan tetap didapatkan.
berhenti merokok Terlebih kegiatan kunjungan luar
6. Lakukan pemeriksaan tekanan gedung memerlukan ekstra
darah secara rutin pengorbanan dari petugas
7. Turunkan tingkat stress puskesmas. Kegiatan luar gedung
yang dilakukan harus
F. Hal Yang Mempengaruhi mempertimbangkan jumlah
Keberhasilan Germas dan PIS-PK petugas puskesmas, jumlah
Keberhasilan program ini tentunya PKPR (UKBM) di wilayah kerja
memerlukan pemahaman Puskesmas, kondisi geografis dan
dan komitmen yang sungguh- juga pendanaan. Bila diperlukan,

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 26


puskesmas dapat merekrut petugas yang baik, jaminan kesehatan
tambahan dari kader-kader cerdas nasional, dan lain-lain.
kesehatan (minimal S1) yang di gaji Data kesehatan remaja didapat
di wilayah kerjanya. Rekrutmen ini dari kunjungan UKBM merupakan
tentu merupakan hasil analisis data yang sangat berharga bagi
kebutuhan beban kerja dengan puskesmas. Analisis yang
mempertimbangkan teori 4 unsur akurat terhadap milenial akan
perubahan berencana AoC berguna untuk mengidentifikasi
(LIPPIT). Kunjungan PKPR yang dan menetapkan intervensi
dilakukan juga dapat kesehatan apa saja yang
menjadi sarana penyampaian dibutuhkan terhadap remaja.
pesan-pesan kesehatan kepada Setiap UKBM tentu akan
individu-individu dalam keluarga. menghasilkan intervensi
Maka petugas dapat memberikan kesehatan yang berbeda dengan
leaflet/flyer tentang keluarga UKBM lain. Perbedaan ini akan
berencana, pemeriksaan dapat dibaca sebagai hasil yang
kehamilan, ASI eksklusif, imunisasi, akurat dengan adanya
gizi seimbang, pencegahan keseragaman indikator. Sehingga
penyakit menular, pencegahan hasil akhir yang diharapkan
penyakit tidak menular, bahaya adalah tercapainya area
merokok, cara mencuci tangan prioritas/sasaran dari program.
ditetapkan oleh pemerintah
G. Peran Puskesmas Sebagai melalui program ini adalah
Penentu Keberhasilan penurunan Angka Kematian
Pedoman Penyelenggaraan Ibu/Angka Kematian Bayi (AKI
Program Indonesia Sehat dengan dan AKB), penurunan prevalensi
Pendekatan Keluarga, pemerintah balita pendek (stunting),
telah menetapkan bahwa pelaksana penanggulangan penyakit
dari program ini adalah pusat menular dan penanggulangan
kesehatan masyarakat penyakit tidak menular.
(Puskesmas). Puskesmaslah ujung Pelaksanaannya melalui
tombak dan penentu keberhasilan pendekatan upaya promotif dan
program ini. Adapun area preventif tanpa mengabaikan
prioritas/sasaran yang telah upaya kuratif dan rehabilitative.

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 27


Kedepan, puskesmas sebagai konseling, pendidikan
ujung tombak dari pelayanan keterampilan hidup sehat, cuma
kesehatan milik pemerintah harus pelatihan untuk konselor sebaya
lebih proaktif lagi dalam dan pelayanan rujukan sosial
melaksanakan program-program masih kurang, ruangan khusus
kesehatannya. Program preventif buat tempat pelayanan milenial
dan promotif harus kembali belum semua terpenuhi di
digalakkan. Melalui budaya Germas puskesmas, pada kunjungan
dan pendekatan keluarga, lapangan di Puskesmas Babakan
diharapkan puskesmas dapat Sari, juga belum tersedia ruangan
menangani masalah-masalah khusus konsultasi pelayanan
kesehatan individu secara siklus remaja apalagi tenaga khusus
hidup (life cycle). Ini artinya PKPR kejiwaan/psikologi. Ada
penanganan masalah kesehatan ruangan pemeriksaan tetapi
dilakukan sejak fase dalam belum sesuai jiwa milenial yang
kandungan, proses kelahiran, dekorasinya berwarna-warni, ada
tumbuh kembang masa bayi-balita, WIFI, ruang tunggu tidak
usia sekolah dasar, remaja, dewasa bercampur dengan para orang
sampai usia lanjut. Namun dalam tua.
percepatan budaya Germas, Tapi dalam mengantisipasi
fokusnya wilayah kerjanya perilaku milenial yang 3F,
ditekankan pada PKPR dulu yaitu: Puskesmas Babakan Sari sudah
Posyandu Remaja, UKS dan Saka membuat terobosan baru yaitu :
Bakti Husada sebagai terobosan jemput bola tiap ada keramaian
yang paling efektif, efisien dan dengan membuka stand untuk
program PKPR sudah merata di menjaring remaja, perencanaan
seluruh puskesmas. kedepan juga akan bekerjasama
dengan CSR untuk membuat
Temuan di Puskesmas :
Posyandu di mall, dan tempat
Puskesmas telah melaksanakan
nongkrong remaja (cafe) serta
PKPR. Jenis kegiatan dalam PKPR
membuat WA Group untuk remaja
baru sebatas pemberian informasi
milenial agar lebih terbuka dalam
dan edukasi, pelayanan klinis medis
konseling. Sekaligus untuk
termasuk pemeriksaan penunjang,
menjawab gap waktu

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 28


pelaksanaan dimana pagi hari anak mengoordinasikan Dinas
milenial masuk sekolah sedang Kesehatan Kabupaten/ Kota
sore hari Puskesmas sudah tutup. diwilayah kerjanya untuk
Faktor penghambat lain, dalam berupaya dengan sungguh-
pelaksanaan PKPR petugas banyak sungguh agar Peraturan Menteri
rangkap jabatan, kurangnya Kesehatan Nomor 75 Tahun
kerjasama tim PKPR dalam 2014 terpenuhi di semua
pelaksanaan, masaIah kurangnya puskesmas. Peran Dinas
evaluasi monitoring yang Kesehatan Kabupaten/Kota
menghasilkan perbaikan sebagai pemilik Unit Pelaksana
pelayanan. Kurangnya sosialisasi Teknis/Puskesmas adalah
terkait program PKPR, mengupayakan dengan sungguh
pelaksanaan, peran dan fungsi sungguh agar Inpres Nomor 1
pendamping di sekolah juga masih Tahun 2017 tentang Gerakan
kurang, konselor belum mengetahui Masyarakat Hidup Sehat,
peran dan fungsinya. Selain itu, terpenuhi untuk semua
kebijakan pemerintah yang Puskesmas di wilayah kerjanya.
tumpang tindih ini menjadi dilema Dinas Kesehatan Provinsi,
pihak Dinas Kesehatan dalam Kabupaten dan Kota memiliki tiga
pelaksanaan PKPR (Pelayanan peran utama, yakni:
Kesehatan Peduli Remaja) di pengembangan sumber daya,
tingkat puskesmas. Kurangnya koordinasi dan bimbingan,
perhatian dan dukungan terkait serta pemantauan dan
anggaran, SDM dan pelaksanaan pengendalian.
PKPR sebagai upaya promotif
dan preventif dalam mengatasi Temuan di Dinas Kesehatan
perilaku berisiko milenial. Provinsi dan Kota Jawa Barat.
Dari hasil FGD di Dinas
H. Peran Dinas Kesehatan Provinsi, Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Kabupaten dan Kota terutama dari 4 aspek instrumen
Peran Dinas Kesehatan Provinsi kebijakan, terlihat begitu banyak
dalam penyelenggaraan potensi kesenjangan dan konflik
puskesmas secara umum adalah kebijakan terkait dengan
memfasilitasi dan penyelenggraan kebijakan

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 29


Analisis Perilaku Milenial dalam di tingkat pusat, tetapi sayangnya
Mendukung Percepatan Germas kurang diikuti dengan
Dan PIS-PK Pada Penanganan kelengkapan instrumen kebijakan
Lima Isu Prioritas Nasional. Salah misalnya pendanaan karena
satu hal yang paling mendasar dari memang PKPR tidak dianggarkan
temuan lapangan adalah tidak ada secara khusus dari Pusat, hal ini
satupun kebijakan PKPR yang menjadikan program PKPR
benar benar ditujukan untuk seperti jalan ditempat.
mendukung percepatan Germas,
Pada tingkat provinsi,
yang ada hanyalah berbagai
penerjemahan kebijakan
kebijakan teknis untuk
bervariasi walaupun semuanya
penyelenggaraan masing-masing
memiliki semangat sama untuk
program sesuai tugas pokok
mensukseskan budaya Germas di
institusi masing-masing dan bukan
masyarakat. Pemegang program
diniatkan untuk mempercepat
umumnya mengeluhkan kesulitan
pelaksanaan Germas.
dalam pengorganisasian akibat
Mengingat tidak ada program dan belum cukupnya tenaga khusus
kegiatan yang baru dalam PKPR, (Change Agent) untuk advokasi di
maka proses penerjemahan UKS dan Posyandu Remaja serta
kebijakan menjadi program dan kurangnya pembiayaan yang
kegiatan relatif mudah dilakukan. dianggarkan.
Pada tingkat provinsi dan Komitmen untuk bekerja di dalam
kabupaten, jajaran Dinas dan di luar gedung puskesmas
Kesehatan dapat membuat program tentu juga perlu didukung
dan kegiatan sesuai dengan yang oleh Dinas Kesehatan (Dinkes)
dibutuhkan. Pada tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota
puskesmas, penjabaran dan sebagai induk dari puskesmas.
penerapan program dan kegiatan Salah satu bentuk dukungan dari
pada dasarnya sudah dilakukan dan Dinkes adalah melalui alokasi
hal ini berhubungan dengan kinerja anggaran berupa dana
puskesmas sebelumnya. operasional puskesmas.
Meskipun komitmen dalam Walaupun puskesmas sudah
pengembangan PKPR sangat tinggi memiliki dana kapitasi dari BPJS

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 30


Kesehatan yang dapat digunakan yang baik, jaminan kesehatan
untuk pelaksanaan program ini, nasional, dan lain-lain.
dukungan alokasi anggaran dari Data kesehatan remaja didapat
Dinkes tentu juga diharapkan dari kunjungan UKBM merupakan
tetap didapatkan data yang sangat berharga bagi
Terlebih kegiatan kunjungan luar puskesmas. Analisis yang
gedung memerlukan pengorbanan akurat terhadap milenial akan
ekstra dari petugas puskesmas. berguna untuk mengidentifikasi
Kunjungan luar gedung yang dan menetapkan intervensi
dilakukan harus kesehatan apa saja yang
mempertimbangkan jumlah petugas dibutuhkan terhadap remaja.
puskesmas, jumlah PKPR (UKBM)
I. Peran Kementerian Kesehatan
di wilayah kerja puskesmas, kondisi
Kementerian Kesehatan sebagai
geografis dan juga pendanaan. Bila
Pemerintah Pusat dalam
diperlukan, Puskesmas dapat
menyelenggarakan urusan
merekrut petugas tambahan dari
pemerintahan konkuren
kader-kader Cerdas kesehatan
sebagaimana UU No. 23 Tentang
(minimal S1) di wilayah kerjanya.
Pemerintahan Daerah berwenang
Rekrutmen ini tentu merupakan
untuk: (a) menetapkan norma,
hasil analisis kebutuhan dengan
standar, prosedur, dan kriteria
mempertimbangkan hal-hal
dalam rangka penyelenggaraan
tersebut di atas. Kunjungan PKPR
urusan pemerintahan; (b)
yang dilakukan juga dapat
melaksanakan pembinaan dan
menjadi sarana penyampaian
pengawasan terhadap
pesan-pesan kesehatan kepada
penyelenggaraan urusan
individu-individu dalam keluarga.
pemerintahan yang menjadi
Maka petugas dapat memberikan
kewenangan daerah, selain juga
leaflet/flyer tentang keluarga
pengembangan sumber daya,
berencana, pemeriksaan
koordinasi dan bimbingan, serta
kehamilan, ASI eksklusif, imunisasi,
pemantauan dan evaluasi.
gizi seimbang, pencegahan
Dan diharapkan pemerintah pusat
penyakit menular, pencegahan
bisa merubah kebijakan Germas
penyakit tidak menular, bahaya
dibidang promosi semula
merokok, cara mencuci tangan

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 31


Information, Education, and sangat ditentukan oleh peran dan
Communication (IEC) menjadi tanggung jawab sektor-sektor lain
Behavior Change Comunication di luar sektor kesehatan (lintas
(BCC) sehinnga membutuhkan sektor). Kementerian dan
“Change Agent” karena di lembaga yang dapat ikut berperan
Puskemas dan UKS sudah memilih dalam program ini misalnya
para duta/agent (duta kesehatan, Kementerian PDT, Kemenpan &
duta PMI, Duta KB) puskesmas RB, Kemenkominfo,
tinggal mengisi, dan selama ini UKS Kemendagri/Pemda,
masih bersifat seremonial dan Kemenperindag, Kemenaker,
temporer, belum ada perencanaan Kemenag, BKKBN, Kemenpora
yang terarah dan berkelanjutan dan Kemendikbud.
akan di isi apa UKS selain dokter
cilik. Temuan di SMP Negeri 1
Lembang.
J. Peran dan Tanggung Kegiatan PKPR di SMP Negeri 1
Jawab Lintas Sektor Lembang masih terbatas pada
Keberhasilan Budaya Germas dan penyuluhan di sekolah dengan
PIS-PK diukur dengan Indeks materi kesehatan reproduksi
Keluarga Sehat, yang merupakan remaja, sedang remaja yang
komposit dari 12 indikator. Semakin datang ke puskesmas belum
banyak indikator yang dapat mendapat pelayanan seperti alur
dipenuhi oleh suatu keluarga model pelayanan PKPR, akses
melalui forum komunikasi PKPR, remaja ke puskesmas terbentur
maka status keluarga tersebut akan dengan kegiatan belajar, masih
mengarah kepada Keluarga adanya puskesmas yang belum
Sehat. Sementara itu, semakin melakukan pelatihan konselor
banyak keluarga yang mencapai sebaya (Change Agent), bahan-
status Keluarga Sehat, maka akan bahan penyuluhan masih kurang,
semakin dekat tercapainya terbatasnya alat bantu
Indonesia Sehat. pembelajaran edukatif serta
Sehubungan dengan hal tersebut, pemahaman SDM tentang
disadari bahwa keberhasilan program PKPR masih kurang.
budaya Germas dan PIS-PK juga

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 32


Kerjasama lintas sektor belum Selain itu kenyataan bahwa
digunakan untuk menggalang penyampaian informasi mengenai
dukungan bagi terselenggaranya keberadaan dan pelayanan PKPR
PKPR khusus bagi sekolah- belum mencakup seluruh remaja.
sekolah. pelaksanaan program Hal ini sesuai dengan pernyataan
PKPR belum memenuhi kriteria dari petugas puskesmas bahwa
pelayanan remaja seperti yang belum semua sekolah di wilayah
ditetapkan karena belum cukupnya kerja puskesmas bekerjasama
dukungan dana, sarana prasarana, dalam pemanfaatan PKPR, belum
dan tenaga. Perlu perluasan lagi petugas di puskesmas yang
sosialisasi dan cakupan PKPR selalu berganti ganti. Kurangnya
ditambah PTM dan dukungan pengetahuan remaja mengenai
penuh pemerintahan daerah dalam keberadaan PKPR ini berdampak
program PKPR di masing-masing pada tidak maksimalnya
wilayah kerja puskesmas. pelayanan, konseling dan
Kegiatan UKS di SMP Negeri 1 penyuluhan mengenai kesehatan
Lembang sudah melakukan remaja.
terobosan dalam belajar dan
mengajar sudah mengkaitkan K. Bonus Demografi
dengan integrasi kurikulum dan Berbagai karakteristik yang
PHBS misalnya kegiatan literasi dimiliki oleh generasi milenial
murid bersama dengan guru yang disebutkan di atas
membaca buku rapor kesehatanku merupakan modal untuk
untuk sosialisasi dan edukasi berkompetisi dalam bonus
mengenai PHBS, serta pembinaan demografi Indonesia. Generasi
kader/duta kesehatan di sekolah milenial akan mampu
seperti dokter cilik, aktivitas fisik menghadapi tantangan bonus
dengan senam sebelum masuk demografi sekaligus mewujudkan
kelas. kemandirian bangsa dengan
Dari hasil FGD (guru dan anak catatan mereka harus menyadari
sekolah) ternyata mereka hanya akan potensi-potensi yang
mengetahui puskesmas sebagai dimilikinya. Bila generasi milenial
layanan untuk berobat bagi orang mampu menyadari berbagai
sakit. potensi yang dimiliki akan timbul

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 33


sikap optimis. Sikap tersebut milenial dalam bonus demografi,
sangat penting guna menghadapi jika bisa diberikan pendidikan
gejolak bonus demografi yang akan kesehatan dengan baik dan
terjadi dalam waktu dekat 2035 - benar, maka tidak mustahil
2040. Jika tidak disiapkan, bonus bangsa Indonesia akan menjadi
demografi justru akan bangsa yang maju lebih cepat.
menimbulkan banyak masalah, Akan tetapi jika potensi SDM ini
terutama meningkatnya angka tidak dikelola dengan taktis, yang
kesakitan yang pasti akan akan dituai di tahun 2035 – 2040
membebani negara. Besarnya usia justru sebuah bencana (disaster).

Selain itu, upaya ini akan mubazir yang kita upayakan bersama.
jika pemerintah dan berbagai Bangsa Indonesia patut optimistis
komponen pendukung tidak turun terhadap berbagai potensi yang
tangan. Peranan pemerintah dimiliki oleh generasi milenial.
melalui berbagai kebijakan dan Oleh karena itu kesehatan
regulasi untuk meningkatkan sebagai Aset, adalah modal
kualitas sumber daya manusia dan besar untuk mewujudkan
genersi milenial sangat diperlukan. kemandirian bangsa dalam
Dengan demikian, generasi segala Aspek.
milenial akan semakin berkembang
KESIMPULAN
dan berkompeten untuk
menghadapi tantangan ini. Hal Terobosan baru dalam pembangunan
tersebut akan semakin efektif kesehatan berupa Germas dan PIS-
apabila setiap pihak mampu PK yang difokuskan pada 5 program
bersinergi untuk mewujudkan apa prioritas nasional ini masih belum

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 34


bisa keluar dari persoalan-persoalan minuman yang mengandung GGL
kesehatan yang mendasar seperti (Gula, Garam dan Gula) tinggi.
tingginya Angka Kematian Ibu/Angka
Kematian Bayi (AKI-AKB), gizi buruk, Rekomendasi
penyebaran penyakit menular dan tidak 1. Kebijakan Germas bidang
menular. Pertanyaan tersebut akan Promosi selama ini masih EIC
mampu dijawab dengan keberhasilan (Education, Information, and
program PKPR. Terutama kegiatan Communication) seharusnya
UKS dengan pelibatan Generasi berubah menjadi BCC (Behavior,
Milenial sebagai Subjek dan Objek Change, Communication).
dalam perekrutan AoC, sebagai dengan memilih “Change Agent”
Elemen penghubung, Kader “Change dilatih sebagai AoC di UKS,
Agent” teman sebaya mempunyai Posyandu Remaja, dan Saka
peran yang sangat berarti bagi remaja. Bakti Husada.
Dengan adanya AoC diharapkan bisa 2. Penguatan PKPR dalam
mendorong Promkes yang membawahi anggaran harus tertulis PKPR
seluruh UKBM untuk merubah karena sering anggaran PKPR di
Kebijakanya yang semula EIC alihkan untuk program KIA, bisa
(Education, Information, and dalam bentuk BOK/DEKON,
Communication) berubah menjadi BCC sedang penguatan SDM bisa
(Behavior, Change, Communication). rekrutmen “Tenaga Honor/Kader
Keberhasilan pembangunan kesehatan Milenial” (minimal lulusan S1
ini tentunya memerlukan pemahaman yang di gaji) untuk
dan komitmen yang sungguh-sungguh, mengkomunikasikan program
sistematis dan terencana dari seluruh program Kemenkes dengan
stakeholder dan perlunya sinergi antar meluaskan area cakupanya bukan
kementerian untuk saling suport, hanya KIA dan NAPZA tetapi juga
seperti Literasi (bacaan kesehatan) disesuaikan dengan Germas.
murid dan guru tiap bulan minimal 2 kali 3. Setiap indikator PIS-PK diurai
dan Edukasi gizi seimbang (Isi menjadi beberapa komponen dan
Piringku) dengan orang tua siswa di diterjemahkan dalam Bahasa
sekolah perlu support kebijakan dari Milenial, sehingga milenial
Kemendikbud, dengan stakeholder lain sebagai Subjek tertantang
misal tentang kenaikan tax untuk

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 35


memilih salah satu komponen dengan melakukan aktifitas fisik
tersebut untuk di buat Vlog, misal push-up dan squat jump
Youtube, Instagram, Facebook dan (Cowok), untuk perempuannya di
disebarkan ke komunitasnya. arahkan ke senam Zumba, atau K-
4. Advokasi ke pada Kementerian Pop, dibuat Vlog dan di viralkan.
Perdagangan untuk menaikan
Cukai minuman dan makanan GGL
(Gula, Garam, Lemak) berkadar
tinggi.
5. Pembuatan SK bersama antara
Kemenkes dengan Kementerian
Pendidikan tentang membaca
Literasi kesehatan minimal tiap
bulan 2 kali
6. Perlunya dibuat sarana
kesehatan/Posyandu milenial di
lingkungan 3F (Fun, Food, Fashion)
contoh bangunan sarana kesehatan
ramah selfie, dan diberi lukisan
destinasi wisata setempat, kantin
ditaruh di depan atau di samping.
7. Perlunya kerjasama Kemendikbud,
Kemenkes dan ibu orang tua siswa
untuk membawa bekal ke sekolah
sekaligus edukasi tentang gizi
seimbang.
8. Monsosialisasikan Program
Germas kepada para milenial di
tempat ngumpul milenial 3F (Food:
café/tempat makan, Fun:
pertandingan olah raga, Fashion:
Mall) bila ada milenial yang terjaring
obesitas ada penawaran diskon
2,5% untuk semua pembelian,

Analisis Kebijakan Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas 36

Anda mungkin juga menyukai