Yj I5 ZTA5 Yj Q0 ZTKW MDG 4 MDY0 MZ Ux Yz I5 ZTdi NDQ1 ZGRH MJ FL NDU4 MW
Yj I5 ZTA5 Yj Q0 ZTKW MDG 4 MDY0 MZ Ux Yz I5 ZTdi NDQ1 ZGRH MJ FL NDU4 MW
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE ABDOMEN TERHADAP
PERUBAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN STROKE ISKEMIK
di RUANG PERAWATAN NEUROLOGI DAN BRAIN CENTER
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
Tesis
Program Studi
Kepada:
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Menyatakan bahwa tesis saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Magister baik di Universitas Hasanuddin maupun di
Perguruan Tinggi lain. Dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan
dicantumkan dalam daftar rujukan.
Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi
tanggung jawab saya sendiri, bukan tanggung jawab dosen pembimbing atau
pengelola Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Unhas dan saya bersedia
menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk
pencabutan gelar Magister yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun
Yang menyatakan,
Materai
Rp 6.000
Ferly Yacoline Pailungan
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Pasien Stroke Iskemik di Ruang Perawatan Neurologi dan Brain Center RSUP Dr.
tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh program strata
pasien stroke dan hal tersebut jika tidak ditangani maka akan menimbulkan masalah
baru atau komplikasi lainnya yang dapat memperlama perawatan pasien. Massage
Abdomen diajukan sebagai salah satu solusi untuk menurunkan konstipasi pada
Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam penyusunan tesis ini.
Akan tetapi berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, maka tesis ini dapat
selesai pada waktunya. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis pertama-tama ingin
sebagai sebagai anggota komisi penasehat, atas bantuan dan bimbingan yang telah
penulisan tesis ini. Kedua, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr.Takdir
Center yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. Tak lupa pula penulis
menyampaikan rasa haru dan bangga atas dukungan tak terhingga dari kedua orang
tua dan keluarga penulis yang memberikan dukungan moril dan materil agar
penelitian ini bisa tetap terwujud meski dengan segala keterbatasan yang dimiliki.
Terakhir, penulis tulus menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang
namanya tidak dapat dicantumkan satu persatu tetapi telah berkontribusi besar
bagi semua pihak dan juga semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua pihak
yang telah berjasa kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan dengan
segala kebaikan.
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PENGAJUAN TESIS........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.................................................................... iv
PRAKATA............................................................................................................. v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABCTRACT....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 10
E. Ruang Lingkup/Batasan Penelitian........................................................ 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur................................................................................... 13
B. Konsep Teori Keperawatan .................................................................... 46
C. Kerangka Teori........................................................................................ 53
BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian................................................................... 54
B. Variabel Penelitian.................................................................................. 54
C. Hipotesis Penelitian................................................................................ 55
D. Definisi Operasional & Kriteria Objektif................................................. 56
BAB IV. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................................... 58
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 59
C. Populasi,Tehnik Sampling dan Sampel.................................................. 59
D. Instrumen, Metode & Prosedur Pengumpulan Data.............................. 60
E. Analisa Data........................................................................................... 66
F. Etik Penelitian......................................................................................... 68
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian......................................................................................... 73
B. Pembahasan.............................................................................................. 81
C. Keterbatasan Penelitian............................................................................ 88
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 89
B. Saran........................................................................................................ 89
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1 Klasifikasi terapi laksatif ................................................... 32
Tabel 2 Skala penilaian konstipasi (Constipation Assesment Scale) ... 41
Tabel 3 Definisi Operasional ....................................... ...................... 56
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Demografi Responden .......................... 75
Tabel 5 Distribusi Frekuensi karakteristik status klinik....................... 76
Tabel 6 Gambaran status BAB....................................................... .... 77
Tabel 7 Perbedaan Skor Konstipasi (CAS) sepanjang pengukuran .... 78
Tabel 8 Perbedaan Skor Konstipasi (CAS) antara kelompok.............. 80
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1 Pengosongan katup ileosekal .................................................... 23
Gambar 2 Refleks Defekasi ....................................................................... 24
Gambar 3 Managemen konstipasi ............................................................... 37
Gambar 4 Proses massage abdomen ............................................................... 43
Gambar 5 Framework Teori Self Care................................................................. 50
Gambar 6 Kerangka Teori..................................................................................... 53
Gambar 7 Kerangka Konsep Penelitian................................................................. 54
Gambar 8 Alur Pelaksanaan Penelitian................................................................. 61
Gambar 9 Proses pengambilan sampel penelitian ................................................ 63
DAFTAR GRAFIK
Nomor Halaman
Grafik 1 Perbedaan Skor CAS antara kelompok............................. 80
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diseluruh dunia terdapat 15 juta orang yang menderita stroke, sekitar 6 juta
rumah sakit disebabkan oleh stroke dan kecacatan mencapai 65% . Prevalensi
stroke yang diperoleh dari data RIKESDA adalah sebesar 7 per mil dan yang
gejalanya terdiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu sebesar 12,1 per mil.
Sekitar 2,5 persen dari jumlah total penderita stroke di Indonesia meninggal
dunia dan sisanya mengalami gangguan atau cacat ringan maupun berat pada
ruang perawatan neuro sejak bulan Oktober – Desember 2016 adalah sekitar 86
hemoragik stroke (HS) dan 17 pasien non hemoragik stroke (NHS), pada bulan
November terdapat 25 pasien stroke, 8 pasien HS dan 17 pasien NHS serta pada
medik RSWS, 2016). Berdasarkan data – data yang dipaparkan diatas, jelas
Sudirohusodo, 2016).
disfagia dan afasia. Ini tergantung bagian mana yang mengalami masalah.
dapat terjadi beberapa komplikasi seperti dekubitus, atrofi otot dan salah
terjadi gangguan motilitas usus yang ditandai dengan adanya perubahan pola
eliminasi defekasi atau buang air besar dimana terjadi penurunan frekuensi
defeksi, sensasi tidak puas setelah defekasi, dan defekasi terjadi kurang dari 3
kali seminggu atau lebih dari 2 hari tidak defekasi (Smeltzer & Bare, 2013;
frekuensi defekasi atau BAB, feses keras dan sulit dikeluarkan dan pasien
mengeluh nyeri saat BAB, (Smeltzer & Bare, 2013; Sinclair, 2010; Hadi, 2013;
ini dibuktikan dalam penelitian (Su et al, 2009). Penelitian ini dibuat untuk
kejadian konstipasi setelah stroke itu bervariasi sekitar 30% - 60%. Kesimpulan
dari penelitian ini menyebutkan bahwa konstipasi adalah komplikasi umum dari
(Lim et al, 2015) yang membahas tentang kejadian konstipasi pada pasien
hasil penelitian ditemukan bahwa kejadian konstipasi lebih tinggi pada pasien
yang ada maka sangat jelas bahwa masalah konstipasi sering terjadi pada
immobilisasi.
yang ditimbulkan karena penyakit tertentu, namun jika tidak diatasi maka akan
bahwa komplikasi yang bisa terjadi jika konstipasi pada pasien diabaikan
diantaranya Impaksi fekal, hal ini dapat terjadi ketika feses begitu kering
sehingga tidak bisa dikeluarkan. Iritasi pada mukosa usus akibat feses yang
kematian. Dapat juga terjadi pelebaran usus atau megacolon, obstruksi usus,
komplikasi yang ada maka sangat penting melakukan penanganan yang tepat
Penanganan konstipasi saat ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
bahwa ada berbagai macam jenis laksatif dan itu tidak diberikan begitu saja
tetapi diberikan secara bertahap. Dalam (Folden, 2002 ; Kyle, 2011) sudah
tidak hanya dilakukan dengan terapi farmakologi saja tetapi ada juga terapi
pada pasien konstipasi juga memiliki efek samping. Menurut (Sinclair, 2010)
dan fecal impaction, serta dapat menjadi faktor resiko untuk timbulnya kanker
Dalam (Kim & Bae, 2013; Silva & Motta, 2013; Kyle, 2011; Lamas,
terapi medik, konstipasi pada pasien juga dapat diatasi dengan berbagai
terapi komplementer seperti, latihan otot perut, breathing exercise, dan salah
satu terapi komplementer yang dapat dilakukan perawat untuk mencegah dan
mengatasi masalah konstipasi pada pasien stroke adalah dengan massage
abdomen.
mengatasi konstipasi, selain itu terapi ini juga tidak menimbulkan efek
oleh pasien sendiri dan relatif murah. Pada massage abdomen, dilakukan
tekanan langsung pada dinding abdomen yang dilakukan secara berurutan dan
kejadian konstipasi diantaranya penelitian Kim & Bae (2013) di Seoul, Korea
Assesment Scale (skala penilaian konstipasi) dan dari hasil yang diperoleh
dapat dilihat bahwa skor CAS mengalami penurunan setelah 6x pemberian
konstipasi pada pasien stroke usia lanjut. Dalam penelitian ini juga jelas bahwa
anak. Penelitian dilakukan pada 72 anak usia 4 -18 tahun yang mengalami
pada pasien yang menjalani rawat inap. Hasil yang diperoleh adalah setelah
ditemukan adanya perbedaan nilai CAS antara kelompok control dan kelompok
merupakan salah satu masalah atau komplikasi yang paling sering terjadi pada
massage abdomen belum tidak pernah digunakan perawat sebagai terapi untuk
konstipasi tanpa memberikan efek samping. Oleh karena itu peneliti bertujuan
B. Rumusan Masalah
iskemik karena suplai darah dan O2 tidak sampai ke area otak, sehingga pasien
sering terjadi adalah gangguan pada fungsi motorik seperti parese atau plegia.
berbagai macam penanganan yang dapat diberikan baik itu secara farmakologi
peningkatan konstipasi, perforasi usus besar, serta dapat menjadi faktor resiko
Sudirohusodo Makassar”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Sudirohusodo Makassar.
2. Tujuan Khusus
baseline, hari ke-1, hari ke-2 dan hari ke-3 pada kelompok intervensi
ke-1, hari ke-2 dan hari ke-3 pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol.
baseline, hari ke-1, hari ke-2 dan hari ke-3 pada kelompok intervensi
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Keilmuan
akan datang.
salah satu tenaga kesehatan yang memiliki waktu paling banyak dalam
stroke termasuk masalah konstipasi. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pasien stroke Iskemik yang
Pada bab ini peneliti akan membahas teori dari variabel independen dan
A. Tinjauan Literatur
1. Stroke
a. Definisi.
aliran darah ke otak akibat thrombosis atau embolik dan dapat juga
terjadi karena pecahnya pembuluh darah diotak (Black & Hawks, 2014;
Price & Wilson, 2014; Smeltzer & Bare, 2013; Ginsberg, 2007)
b. Klasifikasi
1) Stroke Hemoragik
c. Etiologi
stroke, yaitu :
darah otak
atrium).
3) Kolesterol tinggi
4) Obesitas
alkohol).
d. Patofisiologi
iskemik serebral karean tidak seperti jaringan pada bagian tubuh lain,
jumlah yang cukup banyak dibanding organ lain yang kurang vital untuk
aliran darah tidak diatasi maka terjadi kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki pada jaringan otak atau infark dalam hitungan menit. Luasnya
infark bergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang tersumbat dan
sel dan perubahan yang permanen dapat terjadi dalam waktu 3-10 menit.
perfusi lokal, seperti pada stroke atau gangguan perfusi secara umum,
sebelum otak tidak menerima aliran darah yang adekuat. Dalam waktu
jaringan sekelilingnya. Sel - sel dibagian tengah atau utama pada lokasi
stroke akan mati dengan segera setelah kejadian stroke terjadi. Hal ini
dikenal dengan istilah cedera sel – sel saraf primer (Primary Neuronal
bagian utama yang mati. Bagian ini disebut Penumbra . Ukuran dari
bagian ini tergantung pada jumlah sirkulasi kolateral yang ada. Sirkulasi
sirkulasi pembuluh darah utama dari otak. Perbedaan dalam ukuran dan
jumlah pembuluh darah utama dari otak. Perbedaan dalam ukuran dan
akan terjadi edema sitotoksik dan kematian sel. Hal ini dikenal dengan
berkurang dalam beberapa jam atau hari dank lien bisa mendapatkan
e. Manifestasi Klinis
timbul pada stroke itu tergantung tergantung dari jenis stroke, yaitu;
hemisensorik).
c) Perubahan mendadak pada status mental (konfusi, delirium,
e) Ataksia
f. Penatalaksanaan
pasien sadar penuh prognosisnya lebih baik. Fase akut biasanya berakhir
berkurang.
g. Komplikasi
1) Dekubitus
utama.
immobilisasi.
2007)
Penelitian prospective cohort yang dilakukan oleh Lim et
pertama dan hasil yang diperoleh bahwa dari 154 pasien stroke
2. Defekasi
yang masuk lalu dikunyah dalam mulut ditelan menuju esophagus sampai
kimus menuju ke usus halus. Di usus halus terjadi absorbsi air dan elektrolit
melalui katup ileosekalis yaitu katup yang terdapat antara usus ileum dan
seikum (usus buntu),fungsi utama katup ileosekal ini adalah mencegah
aliran balik feses dari kolon ke dalam usus halus.Katup ileo sekalis
yang berasal dari sekum. Bila sekum teregang maka derajat kontraksi
tambahan dari ileum. Setipa iritan pada sekum juga menyebabkan kontraksi
proses absorpsi air dan elektrolit, dikolon juga terjadi penyimpanan feses
sampai dapat dikeluarkan. Dalam kolon juga terdapat gerakan motilitas usus
namun lebih lambat dibanding pada usus halus. Pada kolon terdapat “mass
Gerakan ini biasanya terjadi hanya beberapa kali setiap hari, paling banyak
selama sekitar 15 menit selama satu jam pertama atau lebih setelah makan
ini terjadi akibat peregangan lambung dan duodenum, yang dihantar melalui
pleksus mienterikus.
Gambar 1. Pengosongan pada katub ileosekalis & proses absorpsi serta
kosong. Ketika terjadi pergerakan massa dikolon , maka rectum akan terisi
Refleks ini menyebabkan sfingter ani internus (otot polos) melemas atau
relaksasi sedangkan rectum dan kolon sigmoid berkontraksi lebih kuat. Jika
sfingter ani ekternus (otot rangka) juga melemas maka ini akan memicu
3. Konstipasi
a. Definisi
defekasi yang tidak teratur, berkurangnya frekuensi buang air besar, tidak
defekasi selama lebih dari 2 hari atau kurang dari 3 kali seminggu, sulitnya
pengeluaran feses, karena feses yang keras padat dan kering dan
mekanis dari pengeluaran isi usus (oleh tumor )atau dapat terjadi karena
jarang dibahas adalah masalah serius yang dapat diterjadi jika konstipasi
b. Klasifikasi
anus, inefektif pada otot – otot abdomen dan lesi pada diskus
spinalis.
makanan.
konstipasi.
konstipasi.
c. Epidemiologi
konstipasi pada orang dewasa diatas usia 60 tahun adalah 33% . Sedangkan
dari populasi lansia berusia 60tahun sering mengalami konstipasi dan lebih
2014).
d. Etiologi
1) Diet rendah serat dan kurangnya asupan cairan karena motilitas usus
bergantung pada volume isi usus. Semakin besar volume usus maka
2) Gangguan refleks dan psikogenik, hal ini temasuk fisura ani yang
terasa nyeri dan secara refleks meningkatkan tonus otot sfingter ani
menyebabkan obstruksi.
adalah pada orang - orang yang berjalan kurang dari 0,5 km setiap
BAB.
e. Patofisiologi
oleh distensi rektal melalui empat tahap kerja yaitu : rangsangan reflex
eksternal dan otot dalam region pelviks dan meningkatnya tekanan intra-
menimbulkan konstipasi.
akan menimbulkan kontraksi dan terasa nyeri bila beberapa menit. Jika
terutama usus halus bagian proksimal yang terkena, dilatasi lebih lanjut
dilatasi, naiknya bakteri dari usus besar ke usus halus juga dapat
menyebabkan endotoksin bakteri yang mengakibatkan pelepasan VIP,
PGI2, dan PGF2. Inflamasi yang disebabkan oleh bakteri, bersama dengan
terjadi iskemia yang dapat dengan cepat mengancam nyawa. Jika obstruksi
terletak jauh dari anus, mungkin terjadi megakolon. Keadaan ini dapat
terjadi secara akut pada kasus colitis fulminant, volvulus atau tanpa
jangka waktu yang lama. Ketika feses berada dalam jangka waktu yang
absorbsi air, sehingga membuat feses lebih kering, lebih keras, sulit untuk
2007).
f. Manifestasi klinis
(gemuruh usus), rasa nyeri dan tekanan, penurunan nafsu makan, sakit
merasa tidak puas setelah BAB, mengedan saat defekasi, dan eliminasi
volume feses sedikit, keras dan kering (Smeltzer & Bare, 2013).
g. Penatalaksanaan
oleh sebuah dorongan atau keinginan untuk defekasi, saat defekasi tidak
ada masalah, tinja keluar dengan lancar dan diikuti oleh perasaan puas
1) Terapi farmakologi
dibawah ini:
bahwa saat ini belum ada bukti yang kuat jika obat pencahar
tinggi serat.
yang dilakukan oleh (Dukas et al, 2003) adalah dari 3327 wanita
untuk konstipasi.
b) Meningkatkan mobilisasi
c) Massage abdomen
pencahar.
d) Anal irrigation (irigasi anal)
pasien 3 hari tidak defekasi maka diberikan tahap 1,2 dan dilanjutkan
atau enema.
Dalam (Folden, 2002) diadopsi dari Sanburg, McGuire dan Lee (1996)
h. Komplikasi
diantaranya Impaksi fekal, hal ini dapat terjadi ketika massa tinja
usus akibat feses yang mengeras dapat menyebabkan luka dan dapat
atau BAB sehingga feses menumpuk pada colon dan rectum. Dalam
laksatif adalah efek kimia obat – obat tersebut jika digunakan terus
menerus dapat menjadi faktor resiko untuk timbulnya kanker
kolorectal.
i. Penilaian Konstipasi
Eccersley Scott Symptom Score, Longo scoring systems for ODS namun
yang paling sering digunakan adalah Kriteria Roma II dan III serta
1) Kriteria Roma
lebih dari gejala berikut selama minimal 12 minggu, yang tidak perlu
Kriteria ini harus dipenuhi untuk 3 bulan terakhir dengan gejala onset
(Molin et al., 2012) dipaparkan bahwa bahwa Roma Kriteria III telah
dari delapan item yang dirancang untuk menilai gejala dan keparahan
besar, mengeluarkan tinja cair, tekanan pada rektum, nyeri pada anus
saat buang air besar, volume kecil dari feses dan ketidakmampuan
Scale (CAS) dan hasilnya instrument CAS valid dan dapat digunakan
Ada
Tidak ada Masalah
No Kriteria sedikit
masalah berat
masalah
Distensi
1 abdomen/ perut
terasa penuh
Perubahan
2 jumlah buang
angin
Berkurang
3 frekuensi
defekasi
Tekanan dan
5
penumpukan
feses pada
rektum
Nyeri saat
6
defekasi
Ukuran feses
7 potongan bulat-
bulat kecil
Perasaan ingin
8 defekasi tapi
sulit dikeluarkan
4. Massage Abdomen
a. Definisi
20 menit setiap pagi hari sebelum makan. Ada 8 step atau langkah yang
kali.
Langkah 3 : Melakukan effleurage or circular atau tehnik mengusap
secara melingkar.
diatas pusar.
lama.
konstipasi.
akibat konstipasi.
d. Indikasi
e. Kontraindikasi;
pasien melalui beberapa mekanisme yang berbeda - beda antara lain dengan
relaksasi sfingter.
kejadian konstipasi diantaranya penelitian Kim & Bae ( 2013) di Seoul, Korea
Assesment Scale (skala penilaian konstipasi) dan dari hasil yang diperoleh
aroma oils sangat efektif dalam mengatasi konstipasi pada pasien stroke
usia lanjut.
anak. Penelitian dilakukan pada 72 anak usia 4 -18 tahun yang mengalami
dan mengembangkan teori- teori keperawatan dan salah satu ahli keperawatan
terdiri dari 3 teori yang saling berkaitan. Ketiga teori tersebut adalah; Self Care
peran perawat hanya memberikan bantuan kepada pasien jika pasien memang
tidak memiliki kemam puan untuk merawat dirinya sendiri, tidak membuat
potensi dirinya.
seperti usia yang tua dan masalah kesehatan (penyakit) yang dialami
sehat.
secara mandiri dengan menggunakan alat dan metode dalam kurun waktu
sebagai berikut:
tersebut.
Pada tahap ini berfokus pada perawatan diri yang diberikan pada
gangguan kesehatan.
diidentifikasi yaitu:
mandiri baik kebutuhan jasmani seperti makan dan minum serta kebutuhan
perawatan lukanya.
2) Motivasi
motivasi dapat berasal dari pasien itu sendiri maupun berasal dari orang
lain seperti keluarga dan kerabat dekat pasien. adanya keinginan dan
kemauan dari dalam diri pasien serta dukungan dari orang lain akan
diri pasien. pada beberapa negara, daerah, dan suku yang ada di dunia
bertentangan dengan keyakinan serta nilai dan budaya dari suatu daerah,
sehingga mereka tidak akan melakukan hal tersebut demi menghormati
4) Kebiasaan
terhadap perawatan diri pasien. Jika pasien memiliki kebiasaan yang baik
dalam perawatan diri pasti akan memperoleh hasil yang baik, begitupun
yang kurang juga akan mengganggu perawatan diri pasien, tetapi dengan
6) Akses perawatan
Namun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pasien seperti lokasi dan
Kelompok intervensi :
Pemberian Massage
Pasien stroke iskemik
yang mengalami abdomen + Mobilisasi Penurunan skor
konstipasi (tidak Konstipasi
mengalami defekasi (Berdasarkan nilai
Kelompok kontrol:
selama >2 hari) CAS)
Pemberian Mobilisasi
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2016). Dalam penelitian ini yang
hari pertama, hari ke-2, dan hari ke-3 setelah dilakukan pemberian massage
C. Hipotesis Penelitian
Independen : Sekelompok pasien yang Dilakukan dengan Prosedur kerja yang Nominal
1. Massage menerima intervensi berupa frekuensi 1x sehari , pada diadaptasi dari Guy’s And St
Abdomen massage abdomen yaitu pagi hari sebelum makan Thomas NHS Foundation
+ tindakan pemijatan searah selama 15-20 Menit Trust “Abdominal Massage
Mobilisasi jarum jam yang dilakukan dalam kurun waktu 3 hari For Constipation (2014)
diatas abdomen dan disertai
pemberian pergerakan
pasien.
2. Mobilisasi Nominal
Sekelompok pasien yang Dilakukan perubahan Pemberian mobilisasi sesuai
hanya diberikan posisi pasien tiap 2 jam dengan SOP yang ada di
pergerakan, miring kiri dan selama 3 hari, di mulai Rumah Sakit
kanan tiap 2 jam tanpa ada pada hari pertama setelah
intervensi tambahan. pengukuran CAS.
Dependen: Sekelompok pasien yang Observasi Pengkajian konstipasi yang Interval Skor konstipasi merupakan
Konstipasi mengalami penurunan diadaptasi dari CAS penjumlahan dari 8
frekuensi defekasi kurang (Constipation Assessment pertanyaan tentang
dari 3x seminggu atau Scale), oleh McShane dan konstipasi yang berkisar
keadaan tidak defekasi dari 0-16
McLane, yang terdiri dari
lebih dari 2 hari, disertai tidak ada = 0
frekuensi defeksi,frekuensi konstipasi ringan = 1-8
dengan pengerasan pada buang angin (flatus), konstipasi berat = 9-16
feses, nyeri saat defekasi, bentuk karakteristik feses, kategori ini akan digunakan
distensi abdomen, feses untuk menegakkan
adanya distensi abdomen
berbentuk bulat-bulat kecil. kesimpulan.
pengukuran dilakukan
pada hari 1,2 dan 3
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang akan
digunakan meliputi desain penelitian yang digunakan, waktu dan tempat penelitian,
populasi dan sampel, alur penelitian, sampai kepada prosedur etik yang akan
A. Desain Penelitian
pada subyek yang sama. Kedua kelompok yang ada merupakan kelompok
mobilisasi dan massage abdomen selama 1 kali sehari dalam jangka waktu 3
skor CAS pada baseline, hari pertama, hari kedua dan hari ketiga post
intervensi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke iskemik yang
2. Sampel
memilih individu yang ada dalam populasi sesuai dengan kriteria sampel
a. Kriteria Inklusi
sayur.
b. Kriteria Eksklusi
1. Instrumen
dan 2 = masalah berat. Skor total dihitung yang dapat berkisar dari 0
2. Alur
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Komisi Etik
Izin Penelitian ke RS
Penentuan Sampel
Informed Consent
Pengolahann data
deskriptik dan analitik Melakukan pengukuran Perubahan konstipasi;
CAS pada hari 1,2 dan 3 Peningkatan frekuensi
defekasi, feses lunak, mudah
Seminar Hasil dikeluarkan, tidak nyeri saat
defekasi
3. Metode dan prosedur pengumpulan data.
kerja penelitian dimana ada dua metode pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
mulai mengurus izin etik penelitian, baik dari pihak komisi etik FK
saraf atau tempat penelitian, dalam hal ini peneliti menjelaskan tujuan
bagan diatas.
berikut:
mobilisasi).
2 dan ke-3.
pengisian kuesioner.
selama 3 hari.
E. Analisa Data
data sesuai dengan skor yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang
tersusun. Setelah itu entering data, yaitu memasukkan data dari lembar
“variabel view” lalu selanjutnya pada “data view” masukkan data sesuai
dengan nama pada variabel yang telah dibuat. Terakhir adalah dengan
dilakukan koding di value label sesuai dengan kriteria objektif pada tabel
defenisi operasional.
2. Analisa Bivariat
yang signifikan antara dua variabel atau apakah ada perbedaan yang
sebaran data normal, dan uji mann whitney jika sebaran datanya tidak
normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas pada setiap variabel
F. Etik Penelitian
Dignity).
dan martabat manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk
apakah akan ikut serta atau menolak sebagai subjek penelitian. Setelah
itu peneliti memberikan informed consent yaitu persetujuan untuk
confidentiality).
informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan
segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Hal ini
gerakan dan durasi waktu yang sama. Pasien tetap diberikan obat
dokter. Untuk melihat efek massage abdomen maka pada penelitian ini
abdomen dan mobilisasi yaitu pada hari pertama, ke-2, dan ke-3.
hari sama seperti yang dilakukan pada kelompok intervensi tapi jika
e. Confidentiality
Hal ini dilakukan dengan cara memusnahkan data (dihapus dan dibakar)
penelitian.
3. Prosedur Etik Sebelum Penelitian
subjek penelitian.
pelaksanaan penelitian.
Pada bab ini membahas mengenai data dan hasil temuan yang diperoleh
melalui prosedur yang diuraikan sebelumnya. Selain itu, bab ini juga berisi paparan
data yang disajikan dengan topik sesuai pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan
terhadap teori dan temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/
B. Hasil Penelitian
yang menjalani rawat inap di ruang perawatan Neurologi dan ruang Brain Center
kriteria inklusi sampel, namun sepanjang penelitian ada sebanyak 6 responden yang
drop out dengan alas an responden yang kurang kooperatif, pemberian terapi
massage abdomen untuk hari kedua dan ketiga kali tidak memungkinkan, 2
usus. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan SPSS versi 22. Adapun hasil
1. Karakteristik Responden
dan SMA masing-masing (30%) dan kelompok kontrol adalah S1 (40%). Untuk
pekerjaan pada kelompok massage abdomen sebagian besar adalah IRT (30%)
dan tidak bekerja (30%) dan untuk kelompok kontrol adalah pekerjaan
terbanyak adalah PNS (33,3%) dan Tidak bekerja (33,3%). Suku terbanyak
pada kelompok massage abdomen Toraja (60%) dan kelompok kontrol adalah
suku Toraja (33,3%). Umur rata - rata responden yang menjadi sampel pada
Hasil uji statistik pada semua data demografi menunjukkan tidak ada
kelompok kontrol (p > 0.05) yang berarti bahwa semua karakteristik yang
inap, lama hari tidak BAB, CAS baseline dan peristaltik baseline dapat dilihat
pada tabel 5.2. Pada tabel ini dipaparkan bahwa rata-rata lamanya rawat inap
intervensi dan pada kelompok kontrol rata-rata lama rawat inapnya juga 5 hari.
Untuk data berapa lama pasien sulit atau tidak bisa BAB ditemukan bahwa
responden pada kelompok intervensi rata-rata sulit atau tidak BAB selama 4
hari sedangkan responden pada kelompok kontrol rata-rata sulit atau tidak bisa
BAB selama 3 hari. Untuk skor baseline konstipasi (CAS) ditemukan bahwa
pada kelompok intervensi skor konstipasi (CAS) rata-rata 8,87 sedangkan pada
kelompok kontrol skor CAS baseline 8,13 Untuk peristaltik baseline ditemukan
kelompok kontrol rata-rata peristaltik 3x/menit. Hasil uji statistik pada variabel
intervensi (massage abdomen) dengan kelompok kontrol (p > 0,05) yang berarti
Ϯ
uji Independent t test
2. Gambaran status BAB pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
kelompok kontrol selama tiga hari dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabael ini
dari baseline, hari pertama, kedua dan ketiga setelah mengontrol lama
hari pasien tidak BAB berdasarkan kelompok dapat dilihat pada tabel
sebesar 100%
abdomen menurun dari hari pertama ke hari kedua yaitu sebesar 3,511
dan pada hari kedua ke hari ketiga mengalami penurunan sebesar 3,88.
sebesar 1,623. Pada tabel ini dapat dilihat dengan jelas bahwa pada
signifikan.
massage abdomen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.5.
rerata yang jauh berbeda dimana perbedaan nilai rerata skor konstipasi
antara kedua kelompok tersebut adalah 4,03. Secara klinis skor rerata
5. Grafik
pada hari pertama namun dihari kedua dan ketiga mengalami penurunan
C. Pembahasan
dengan penelitian ini. Pembahasan akan membahas tentang hasil uji beda
tidak BAB. Pada status responden, secara klinis terdapat perbedaan rata-
rata lama tidak BAB antara kelompok kontrol dan kelompok massage
responden tidak BAB selama 4 hari. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa
pasien tidak BAB maka semakin berat konstipasinya karena ketika feses
berada dalam jangka waktu yang lama dicolon dan rektum maka air akan
Guyton,2007).
implikasi dan tindak lanjut hasil penelitian yang dapat diterapkan dan
berdasarkan kelompok.
hari pertama, hari ke-2 dan hari ke-3 pada kelompok intervensi
(CAS) pada hari kedua dan hari ketiga pengukuran. Dengan adanya
yaitu ada perbedaan skor konstipasi (CAS) pada baseline, hari pertama,
hari kedua dan hari ketiga antara kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol.
kontrol
kontrol rerata skor konstipasinya adalah 9,627. Hasil penelitian ini telah
mendapatkan mobilisasi.
disebut sebagai pijat usus atau kolon ini telah diakui oleh beberapa
& Bae ( 2013) di Seoul, Korea Selatan. Pada penelitian ini peneliti
BAB dan 1 orang (6,67%) belum bisa BAB sedangkan pada kelompok
hari ketiga. hal ini jelas dikarenakan efek dari pemberian massage
intrinsik yang diperantarai oleh sistem saraf enterik setempat. Saat feses
sfingter ani eksternus secara sadar, secara volunter berelaksasi dan bila
terjadi pada waktu yang bersamaan maka akan terjadi proses defekasi.
peristaltik usus.
defekasi (BAB) sampai hari ketiga. Hal ini bisa disebabkan karena
Lang (2006) bahwa ada berbagai penyebab dan faktor resiko terjadinya
belum BAB meski telah diberi intervensi sampai hari ketiga adalah
pasien mengalami ileus paralitik dan hal ini baru terdiagnosa setelah
menjelaskan bahwa ketika feses berada dalam jangka waktu yang lama
air, sehingga membuat feses lebih kering, lebih keras, sulit untuk
dikeluarkan.
D. Keterbatasan Penelitian
A. Kesimpulan
stroke iskemik yang menjalani rawat inap di ruang perawatan neurologi dan
disimpulkan bahwa :
hari pertama, hari kedua dan ketiga. Dimana pada kelompok kontrol
B. Saran
yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya sehingga adapun saran yang
untuk mencegah dan mengatasi masalah konstipasi yang bisa timbul akibat
immobilisasi.
Alligood, M & Tomey, A. (2014). Nursing Theorists and Their Work , Evolution
of Nursing Theories. (8th editions). United States of America: Elsevier.
Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10846995.
Douglas, G., Nicol, F., Robertson,C., (2014) Macleod's Clinical Examination. (13th
edition). Singapore:Elsevier
Drossman, D. a. (2006). The Functional Gastrointestinal Disorders and the Rome
III Process. Gastroenterology, 130(5), 1377–1390.
http://doi.org/10.1053/j.gastro.2006.03.008
Ginsberg, L. (2007). Lecture Notes: Neurologi (8th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Guyton, A.C & Hall. J (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (edisi 11),
Jakarta:EGC
Kim, Y.G., & Bae, H.S. (2013). The Effect of Abdominal Massage with Aroma
Oils on Constipation in Elderly Stroke Patients.Reseach Article vol
11.No.5,883-890.
Krogh, K., & Laurberg, S. (2009). Constipation in the elderly: Investigation and
management. Aging Health, 5(5), 671–682. http://doi.org/10.2217/ahe.09.64
Lim, S. F., Ong, S. Y., Tan, Y. L., Ng, Y. S., Chan, Y. H., & Childs, C. (2015).
Incidence and predictors of new-onset constipation during acute
hospitalisation after stroke. International Journal of Clinical Practice, 69(4),
422–428. http://doi.org/10.1111/ijcp.12528
Molin, A. D., McMillan, S., Zenerino, F., Rattone, V., Grubich, S., Guazzini, A., &
Rasero, L. (2012). validity and reliability of the Constipation Assessment
Scale. Internasional Journal of Paliiative Nursing, 18, 321–325.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2014). Patofisiologi; Konsep Klinis Proses - Proses
Penyakit (6th ed.). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah;
Brunner & Suddarth (edisi 8). Jakarta: EGC.
Silbernagl, S & Lang,F.(2006). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC
Su, Y., Zhang, X., Zeng, J., Pei, Z., Cheung, R. T. F., Zhou, Q., … Zhang, Z. (2009).
New-Onset Constipation at Acute Stage After First Stroke Incidence, Risk
Factors,and Impact on The Stroke Outcome. Stroke, 40(4), 1304–1309.
http://doi.org/10.1161/StrokeAHA.108.534776