Anda di halaman 1dari 6

Kriteria Kenaikan Kelas SD, SMP, SMA, dan

SMK yang Wajib Dipahami Guru


Januari 11, 2023  Wilman Juniardi

Bapak/Ibu Guru, kenaikan kelas tentu menjadi penanda bagi berakhirnya proses

pembelajaran pada tahun ajaran tertentu. Dengan demikian, kenaikan kelas pun

dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.

Peserta didik akan dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria kenaikan kelas

yang telah ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, dengan berpedoman

pada peraturan yang ada. Lantas, apa saja yang menjadi kriteria kenaikan kelas?

Simak selengkapnya pada ariktel berikut ini.

Apa itu kriteria kenaikan kelas?


Kriteria kenaikan kelas mengacu pada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,

prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang

digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar mereka pada pendidikan dasar

dan pendidikan menengah.

Apakah Kriteria Kenaikan Kelas di setiap jenjang


pendidikan berbeda?
Sesuai Permendikbud yang berlaku, kriteria kenaikan kelas untuk peserta didik

ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang

telah disepakati oleh seluruh warga di masing-masing satuan pendidikan. Misalnya,

minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di
satuan pendidikan tersebut. Dengan begitu, maka dapat dikatakan bahwa kriteria

kenaikan kelas di setiap jenjang pendidikan tentu berbeda-beda.

Apa yang harus dipertimbangkan dalam penentuan kriteria


kenaikan kelas?
Berdasarkan Permendikbud No. 21 Tahun 2022 Pasal 10 tentang Standar Penilaian

Pendidikan, penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan

kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata

pelajaran dan ekstrakurikuler, serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran. Selain

itu, pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria

kenaikan kelas, dengan mempertimbangkan:

1. Laporan Kemajuan Belajar

2. Laporan Pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila

3. Portofolio peserta didik

4. Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik

5. Tingkat kehadiran

Adapun dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan

musyawarah dan pertimbangan yang matang, sehingga opsi tidak naik kelas menjadi

pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan.

Berikut beberapa isu yang bisa dijadikan contoh untuk sekolah dalam

mempertimbangkan kenaikan kelas pada peserta didik yang tidak naik kelas.

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya


Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

mempunyai tujuan
pembelajaran yang
belum tuntas (ada
tujuan-tujuan
dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan
pembelajaran yang
pembelajaran yang belum tercapai/tuntas
hasilnya belum
memenuhi
pencapaian
minimum).

·         Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan


ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi
keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena alasan
ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka dapat
Peserta didik
dipertimbangkan naik dengan catatan khusus.·         Jika alasan
mempunyai masalah
ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil kemungkinan
ketidakhadiran/absen
untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik
yang banyak.
dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di
(Banyaknya jumlah
kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus
ketidakhadiran
diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara
disepakati oleh
konseling atau behavior treatment lain.·         Khusus
satuan pendidikan)
permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi
permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi
penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir
semester.

Keterlambatan
Peserta didik bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan
psikologis,
catatan peserta didik perlu mendapat bimbingan dalam memahami
perkembangan,
pelajaran dan/ atau mendapatkan layanan konseling.
dan/atau kognitif.

Apa saja yang menjadi kriteria kenaikan kelas yang harus


dipenuhi oleh siswa untuk dapat naik kelas berikutnya?

Umumnya di setiap satuan pendidikan memiliki satu kesamaan kriteria kenaikan kelas.

Persamaan tersebut adalah peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil

belajar dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan
keterampilan di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan/atau sikap belum baik.

Berikut kriteria kenaikan kelas di satuan pendidikan MI, SD, SMP, SMA, dan SMK yang

bisa Bapak/Ibu jadikan contoh.

Kriteria Kenaikan Kelas SMP


Mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 53 Tahun 2015 tentang Hasil Belajar oleh

Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,

adapun kriteria kenaikkan kelas pada jenjang SMP adalah sebagai berikut. Peserta

didik dapat dikatakan naik kelas apabila:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

2. Kehadiran dalam kegiatan pembelajaran minimal 90% (maksimal ketidakhadiran 18 hari

tanpa keterangan dalam satu tahun).

3. Berperilaku baik (tidak melakukan pelanggaran berat terhadap tata tertib di sekolah).

4. Peserta didik telah mencapai KKM pada semua Indikator, Kompetensi Dasar (KD), dan

Standar Kompetensi (SK) untuk semua mata pelajaran di semester I dan II dengan

ketentuan berikut:

1. Untuk setiap mata pelajaran, jika pada semester I dan II tuntas, maka
mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas.
2. Untuk setiap mata pelajaran, jika di semester I dan II tidak tuntas, maka
mata pelajaran/muatan lokal tersebut dinyatakan tidak tuntas.
3. Untuk setiap mata pelajaran, jika salah satu dari semester I dan II terdapat
mata pelajaran yang tidak tuntas, maka dilakukan penghitungan nilai rata-
rata semester I dan II, serta penghitungan KKM rata-rata semester I dan
II. Apabila nilai dari rata-rata mata pelajaran ≥ rata-rata KKM, maka mata
pelajaran tersebut dinyatakan tuntas. Sebaliknya, jika nilai rata-rata mata
pelajaran < rata-rata KKM, maka mata pelajaran tersebut dinyatakan tidak
tuntas.
5. Bila ada mata pelajaran yang tidak tuntas, tidak lebih dari 2 (dua) mata pelajaran.

6. Tidak memiliki nilai yang kurang dari 70 (tujuh puluh).


Kriteria Kenaikan Kelas SMA
Kriteria Kenaikan kelas pada jenjang SMA dapat dilihat dalam standar penilaian yang

dikembangkan oleh BSNP dan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Peserta didik tingkat SMA dapat dinyatakan lulus, apabila:

1. Tidak memiliki lebih dari tiga mata pelajaran, pada kompetensi pengetahuan,

keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas.

2. Kehadiran mengikuti proses pembelajaran minimal 90%.

3. Untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), semua mata pelajaran yang menjadi ciri

khas jurusan (Fisika, Kimia, dan Biologi) mencapai KKM.

4. Untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas

jurusan (ekonomi, geografi, dan sosiologi) mencapai KKM.

5. Berprilaku BAIK. Tidak melanggar tata tertib berat dan ketentuan hukum yang berlaku.

Kriteria Kenaikan Kelas Terbaru untuk Semua Jenjang


Pendidikan dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 1
Tahun 2021
Pembelajaran Jarak Jauh telah menjadi salah satu kebijakan Kemendikbud dalam

penyelenggaraan pendidikan pada masa pandemi Covid-19. Bentuk Pembelajaran

Jarak Jauh tersebut adalah Belajar Dari Rumah.

Belajar Dari Rumah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah

meluasnya penyebaran Covid-19, khususnya di lingkungan satuan pendidikan. Dengan

begitu, maka ada kriteria lain untuk penentuan kenaikan kelas.


Terkait dengan hal tersebut, Kemendikbud menerbitkan Surat Edaran Nomor 1 Tahun

2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat

Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Adapun kriteria kenaikan kelas

sesuai SE Mendikbud No. 1 Tahun 2021 tersebut, yaitu sebagai berikut.

1. Ujian kenaikan kelas akhir semester yang dapat dilakukan dalam bentuk:

1.Portofolio, yaitu berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap dan perilaku,
serta prestasi yang di peroleh sebelumnya (bisa berupa penghargaan,
hasil perlombaan, atau jenis prestasi lainnya).
2. Penugasan, yaitu guru memberikan tugas kepada siswa, kemudian nilai-
nilai dari penugasan-penugasan tersebut dikumpulkan sebagai bukti,
bahwa siswa aktif menjalankan tugas sekolah.
3. Luring atau daring, sesuai dengan model pembelajaran yang di terapkan
masing-masing sekolah.
4. Kegiatan penilaian lain yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan.
2. Adapun pelaksanaan ujian kenaikan kelas dirancang untuk mendorong aktivitas belajar

yang bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara

menyeluruh atau secara utuh.

Bapak/Ibu Guru, demikian informasi mengenai kriteria kenaikan kelas terbaru yang

sesuai dengan masing-masing jenjang pendidikan. Lebih lanjut,

Anda mungkin juga menyukai