MASA PENGENALAN
LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)
SMK ADDIMYATI
2021-2022
Kompetensi keahlian
Tata Busana
Bisnis Daring dan Pemasaran
Akuntansi dan Keuangan Lembaga
www.smkaddimyati.sch.id
YAYASAN PONDOK PESANTREN ADDIMYATI
SMK ADDIMYATI
Jl. A. Yani No. 164 Pondok Lalang – Wonojati – Jenggawah - Jember. Kode Pos 68171
Telp. 0331-757233. Email : smk.addimyati@gmail.com
Website : www.smkaddimyati.sch.id
Kepada,
Yth. Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur
Wilayah Kabupaten Jember
Jl. Kalimantan No. 42 Gedung Bakorwil
Lantai 2
JEMBER
SURAT PENGANTAR
Nomor : 008/KEP/SMK-A/VII/2021
…………………………..
LAPORAN KEGIATAN
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)
2021-2022
LEMBAR PENETAPAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Yayasan dan Komite Sekolah, maka dengan ini Laporan
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Pelajaran 2021 – 2022 ditetapkan
sebagai bukti telah dilaksanakannya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK
Addimyati.
Ditetapkan di : Jember
Tanggal : 26 Juli 2021
Mengetahui
Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur
Wilayah Jember
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rakhmat dan
hidayah-Nya, serta sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sehingga dapat melaksanakan kegiatan
PPDB, MPLS, dan Orientasi Mapel Tahun Pelajaran 2021/2022.
Suksesnya pelaksanaan kegiatan MPLS merupakan kebanggaan bagi kita semua baik siswa,
masyarakat dalam hal ini orang tua atau wali siswa, pihak sekolah maupun pihak Dinas Pendidikan
di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Mudah-mudahan dengan diadakannya kegiatan MPLS dapat
membantu peserta didik baru lebih mengenal SMK Addimyati. Serta membantu siswa dalam
menyiapkan kegiatan pembelajaran pada semester ganjil tahun pelajaran 2021-2022.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan MPLS tak lepas dari dukungan semua pihak, untuk itu tidaklah
berlebihan jika kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan, Ketua Yayasan Pondok
Pesantren Addimyati, semua dewan guru dan staf tata usaha SMK ADDIMYATI, dan wali murid siswa.
Kami juga menyadari bahwa dalam pelaksanaan MPLS maupun dalam pelaporan ini masih belum
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan pelaksanaan yang akan datang.
DAFTAR ISI
i. COVER ………………………………………………………………………………………………………………………. i
ii. LEMBAR PENETAPAN ……………………………………………………………………………………………….. ii
iii. KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………. iii
iv. DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………. 1
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………………………………………….. 1
B. DASAR PELAKSANAAN…………………………………………………………………………………………………. 1
C. TUJUAN ………………………………………………………………………………………………………………………. 1
BAB II KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH………………………………………….. 2
BAB III PELAKSANAAN MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)…………………. 3
A. SUSUNAN KEPANITIAAN………………………………………………………………………………………………. 3
B. URAIAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN…………………………………………………………………… 3
BAB IV REALISASI ANGGARAN BIAYA ………………………………………………………………………………. 6
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………….. 6
LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Kepala SMK ADDIMYATI Nomor : 002/SK-KEP/SMK-A/VII/2021 Tentang
Penetapan Panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMK addimyati Tahun
Pelajaran 2021/2022
2. Modul MPLS 2021 SMK Addimyati
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
MPLS merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh peserta didik baru ketika masuk
sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar yang efektif,
penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. Artinya, peserta didik
baru tidak hanya dikenalkan dari sisi fisik sekolah barunya akan tetapi juga pengenalan sekolah
yang bersifat non fisik. Sesuai dengan Permendikbud No.18 Tahun 2016 bahwa penyelenggaraan
MPLS di sekolah wajib melakukan kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif, kreatif dan
menyenangkan.
Laporan ini disusun sebagai bukti bahwa SMK ADDIMYATI telah melaksanakan kegiatan
MPLS sesuai dengan peraturan / pedoman pelaksanaan yang berlaku.
B. DASAR PELAKSANAAN
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301)
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan
Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru
3. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 420/14430/101.1/2021 Tanggal 2 Juli 2021 perihal
Pembelajaran pada Masa PPKM Darurat di Jawa Timur
4. Pedoman Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Jawa Timur Tahun Pelajaran 2021-2022.
C. TUJUAN
a. Mengenali potensi diri peserta didik baru.
b. Membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara
lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah.
c. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baru.
d. Mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya.
e. Menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai,
menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk
mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
2. Tahap Pelaksanaan
HARI /
NO WAKTU KEGIATAN PETUGAS / PEMATERI
TANGGAL
1. Sabtu / 08.0 – 10.00 a.Sosialisasi pelaksanaan Panitia MPLS
10 Juli 2021 MPLS
b. Pembagian modul MPLS
c. Penjelasan tata cara
akses dan absensi
2. Senin / 07.30 – 08.00 Pembukaan dan Sambutan Mohammad Faisol, S.Pd.,
12 Juli 2021 Kepala Sekolah M.Pd.
08.00 – 09.00 Mengenal SMK Muchamad Zamroni,
ADDIMYATI S.Kom
09.00 – 10.00 Wawasan Wiyata Mandala Dina Hidayah, S.Pd.
3. Selasa / 07.30 – 08.00 Kesadaran Berbangsa dan Himatul Adillah, S.Pd.I
13 Juli 2021 Bernegara
08.00 – 09.00 Pendidikan Karakter Kerja Ainur Rafik, S.Pd.I
09.00 – 10.00 Tata Krama Durahman
4. Rabu / 07.30 – 08.00 Cara Belajar Efektif Fahriyul Fuada, S.Pd.
14 Juli 2021 08.00 – 09.00 Pembelajaran Pada Saat Nita Rusdiana S, S.Pd.
Pandemi Covid-19
09.00 – 10.00 Narkotika, Psikotropika Azimatun Ni'mah, S.Pd.
dan Zat adiktif lainnya
10.00 – 10.30 Penutupan MPLS Mohammad Faisol, S.Pd.,
M.Pd.
5. Kamis / 15 08.00 – 10.00 Pengumpulan tugas siswa Panitia MPLS
Juli 2021
B PELAKSANAAN
1 Honorarium pemateri 9 Orang Rp 100.000 Rp 900.000
TOTAL Rp 5.000.000
V. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Pelajaran 2021-
2022 kami sampaikan sebagai pertanggungjawaban kepada Dinas Pendidikan, Yayasan, dan Orang
Tua. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan ini,
sehingga pelaksanaannya berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
TENTANG
PENETAPAN PANITIA
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)
SMK ADDIMYATI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KEPALA SEKOLAH
Memperhatikan : Hasil Keputusan Rapat Program Kerja dan Hasil keputusan Rapat Program
KBM Tahun Pelajaran 2021/2022, tanggal 26 Juni 2021
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menunjuk / mengangkat yang nama jabatannya tercantum dalam lampiran
Keputusan ini sebagai Panitia/Tim MPLS Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Di Tetapkan Di : Jember
Pada Tanggal : 5 Juli 2021
Kepala Sekolah,
PENGANGKATAN PANITIA
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
Di Tetapkan Di : Jember
Pada Tanggal : 5 Juli 2021
Kepala Sekolah,
A. KETUA PELAKSANA
a. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
b. Menyusun dan mengadakan kegiatan;
c. Melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
d. Mengatur Jadwal Penyaji Materi MPLS.
B. SEKRETARIS
a. Mengadakan dan menyiapkan instrument administrasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS);
b. Membuat dan menyiapkan laporan penyelenggaraan kegiatan.
c. Membuat buku Modul MPLS .
d. Membuat dan menyiapkan Video daring MPLS bagi Peserta Didik Baru th. 2021/2022.
e. Membuat/menyediakan daftar hadir peserta dan daftar hadir penyaji materi MPLS.
f. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan MPLS.
C. BENDAHARA
a. Membuat Proposal Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPSL) 2021/2022.
b. Menyediakan dan mengelola Modul MPLS
c. Membuat laporan pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan dana MPLS 2021/2022.
D. ANGGOTA
a. Membantu kelancaran kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2021 / 2022
b. Membantu tugas-tugas dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara untuk kelancaran kegiatan
MPLS.
c. Menyiapkan konsumsi untuk pelaksanaan kegiatan MPLS 2021/2022.
d. Mendokumentasikan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2021/2022.
e. Menyusun dan membuat Surat Keputusan sebagai dasar kegiatan MPLS 2021/2022.
f. Menyajikan dan merangkum daftar kehadiran untuk Panitia, Penyaji materi, dan peserta
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Terkait dengan kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) Th. 2021/2022.
E. PEMATERI
a. Menyiapkan bahan materi yang akan di sajikan
b. Membuat video atau rekaman sesuai dengan materi
c. Bersedia menjawab pertanyaan dari peserta MPLS jika ada peserta MPLS yang bertanya
Di Tetapkan Di : Jember
Pada Tanggal : 5 Juli 2021
Kepala Sekolah,
SMK ADDIMYATI
………………………
NAMA : ……………………………………..
SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Alloh SWT, karena atas rahmat-Nya kalian bisa
diterima di SMK Addimyati yang kalian dambakan ini. Oleh karena itu kami mengucapkan
selamat datang kepada para peserta didik baru di kampus SMK Addimyati ini. Kalian adalah
peserta didik pilihan, maka janganlah kesempatan ini kalian sia-siakan.
Ayah bunda kalian sudah pasti mengharapkan suksesnya kalian mengikuti pendidikan yang
diselenggarakan oleh SMK Addimyati ini. Demikian juga halnya dengan bapak dan ibu guru
kalian. Oleh karena itu, agar kalian tidak salah arah dalam menempuh pendidikan di sekolah
ini, maka sekolah sudah menyediakan waktu khusus untuk membimbing kalian ke arah sukses
itu, dan waktu tersebut dinamakan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
Tahun pelajaran 2021/2022. Oleh karena itu, ikutilah MPLS ini dengan penuh semangat dan
gairah, agar kalian memperoleh manfaat di dalamnya.
Ikutilah segala tata tertib yang berlaku selama kalian mengikuti kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) ini, agar kalian nantinya terbiasa mentaati tata tertib yang
berlaku di sekolah kita ini, sehingga kalian menjadi peserta didik yang baik, yang berdisiplin
tinggi dan berakhlaq mulia.
Sekali lagi, gunakanlah dengan sebaik-baiknya kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS) ini untuk mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang situasi dan lingkungan yang
berhubungan dengan sekolah kita ini, baik menyangkut kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler,
lingkungan dan lain sebagainya.
Semuanya itu diperuntukan bagi kalian, agar dapat mengembangkan bakat prestasi dan
hobby yang sesuai dengan minat kalian masing-masing.
1
Daftar Isi
2
MATERI 1 : MENGENAL SMK ADDIMYATI
PROFIL SEKOLAH
3
VISI, MISI, dan TUJUAN
VISI :
Menghasilkan lulusan yang terampil, professional, berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Alloh
SWT.
MISI :
TUJUAN :
a. Menyiapkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, serta berprinsip
terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat dan dunia usaha/dunia industri.
b. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif dan berintegritas agar mampu
bekerja mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian
yang dipilihnya.
c. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam menumbuhkan semangat kerjasama dan
kompetitif.
d. Menyiapkan peserta didik agar mampu berkarier, ulet dan gigih dalam berkompetisi,
beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang
keahlian.
e. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni, agar mampu
mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
4
PROFIL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
5
STRUKTUR KURIKULUM (K-2013 REVISI)
6
7. Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
7.1. Program Keahlian : Bisnis dan Pemasaran
7.1.1. Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran (3 Tahun)
KELAS
NO MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 2 2
7. Bahasa Arab (Bahasa Asing Lainnya) - - - - 2 2
Jumlah A 19 19 19 19 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
3. Bahasa Jawa (Muatan Lokal) 2 2 2 2 - -
Jumlah B 8 8 4 4 -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1.Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
C2.Dasar Program Keahlian
1. Marketing 4 4 - - - -
2. Perencanaan Bisnis 4 4 - - - -
3. Komunikasi Bisnis 5 5 - - - -
C3.Kompetensi Keahlian
1. Penataan Produk - - 4 4 6 6
2. Bisnis Online - - 7 7 7 7
3. Pengelolaan Bisnis Ritel - - 6 6 6 6
4. Administrasi Transaksi - - 7 7 6 6
5. ProdukKreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
TOTAL 48 48 50 50 50 50
7
7. Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
7.3. Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan
7.3.1. Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga (3 Tahun)
KELAS
NO MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 2 2
7. Bahasa Arab (Bahasa Asing Lainnya) - - - - 2 2
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
3. Bahasa Jawa (Muatan Lokal) 2 2 2 2 2 2
Jumlah B 7 7 4 4 2 2
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1.Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
C2.Dasar Program Keahlian
1 Etika Profesi 2 2 - - - -
2 Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 3 3 - - - -
3 Akuntansi Dasar 5 5 - - - -
4 Perbankan Dasar 3 3 - - - -
C3.Kompetensi Keahlian
1. Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan - - 6 6 7 7
Manufaktur
2. Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah - - 4 4 4 4
3. Akuntansi Keuangan - - 6 6 6 6
4. Komputer Akuntansi - - 5 5 5 5
5. Administrasi Pajak - - 3 3 3 3
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
TOTAL 48 48 50 50 50 50
8
PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
Lima nilai utama karakter bangsa :
a. Religius
b. Nasionalis
c. Mandiri
d. Gotong Royong
e. Integritas
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan tersebut dilakukan melalui penilaian harian (PH), ujian tengah
semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS).
Penilaian Harian Penilaian UTS Penilaian UAS
Teknik Tes Tulis Tes Tulis Tes Tulis
Penilaian Tes Lisan
Penugasan
Portofolio
Bentuk Soal Disesuaikan Pilihan Ganda dan Pilihan Ganda dan
dengan teknik Uraian Uraian
penilaian
Cakupan Setiap KD Seluruh KD pada Seluruh KD pada
materi pengetahuan periode tersebut periode setelah
UTS
Waktu disesuaikan dengan Setelah kegiatan Tiap akhir
Pelaksanaan promes pembelajaran semester
berlangsung 8 – 9
minggu
3. Penilaian Ketrampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan berbagai teknik, seperti penilaian kinerja, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio
9
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau
lapangan kerja lain untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi.
Penyelenggaraan PKL pola bulanan ini dilakukan dengan cara mendistribusikan 6 bulan peserta
didik mengikuti PKL kedalam bulan efektif pembelajaran. Dalam satu Tahun, ada beberapa bulan
peserta didik berada di sekolah dan beberapa bulan lainnya peserta didik berada di industri, yang
pelaksanaannya dengan sistem blok selama 6 bulan.
Keterangan :
BSK : Bulan di Sekolah
BDK : Bulan di DUDI
10
b. Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
NO NAMA DUDI NO NAMA DUDI
1. MDS Lippo Plaza Jember 6. Golden Market Jember
2. Transmart Carrefour Jember 7. Senyum Media
3. Matahari Johar Plaza Jember 8. Larisso Ambulu
4. Lippo Hypermart 9. SIIP Mart Jenggawah
5. Roxy Square Jember
Catatan : khusus kenaikan kelas dari kelas XI ke kelas XII, siswa wajib mengikuti dan lulus praktik
kerja lapangan (PKL)
11
EKSTRAKURIKULER
Kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler
dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan Pendidikan. Kegiatan
Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Ekstrakurikuler Wajib :
Pramuka
Ekstrakurikuler Pilihan :
12
KEGIATAN ……….
13
PAMERAN….
LOMBA
14
LOMBA / PRESTASI
15
SARANA DAN PRASARANA
16
MATERI 2 : WAWASAN WIYATA MANDALA
Wawasan Wiyata Mandala merupakan konsepsi atau cara pandang bahwa sekolah adalah
lingkungan atau kawasan penyelenggaran pendidikan
Proses seorang siswa untuk bisa memiliki wawasan wiyata mandala harus melalui tiga tahap :
1. Mengetahui
Lingkungan fisik sekolah adalah lingkungan yang dapat diketahui melalui panca indera.
Contohnya mengetahui tempat ruang guru di mana. Mengetahui letak perpustakaan di mana.
Mengetahui fasilitas apa saja yang ada di sekolah.
2. Mengenal
Setelah mengetahui, letak sebuah lingkungan fisik, siswa harus mengenalnya. Berarti
memahami seluk beluknya. Misalnya setelah mengetahui letak perpustakaan, harus dikenali
perpustakaan tersebut. Apa saja yang ada di perpustakaan, dan bagaimana fungsi dan cara
memanfaatkan koleksi perpustakaan.
3. Mencintai.
Setelah mengenal, tahap selanjutnya adalah mencintai. Semua lingkungan yang ada di sekolah
harus dicintai. Misalnya sudah mengenal perpustakaan, perpustakaan tersebut harus dicintai
dengan cara dimanfaatkan, dikunjungi, dan dijaga kebersihannya. Ingat, yang harus diketahui
tidak hanya perpustakaan, tetapi seluruh lingkungan sekolah mulai dari halaman paling
belakang, kelas, hingga gerbang sekolah.
Tahap mengetahui, mengenal, dan mencintai juga harus dilakukan terhadap lingkungan
sosialnya. Mengetahui guru, mengenal guru, kemudian mencitai guru. Mengetahui namanya
siapa, mengenal karakternya bagaimana, dan mencintainya dalam wujud takzim, hormat dan
patuh terhadap tugas yang diberikan.
Komponen peran
1. Peran Kepala Sekolah
Berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan di
lingkungan sekolah.
Kepala sekolah dihormati dan berwibawa artinya siapapun yang berkepentingan dengan
sekolah harus melalui kepala sekolah.
Semua aparat sekolah tidak boleh bertindak sendiri-sendiri melainkan atas seijin kepala
sekolah.
Kepala sekolah melaksanakan program-program yang telah disusun bersama komite
sekolah.
Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, osis, komite
sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak keamanan setempat.
Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk peraturan atau tata tertib.
Mengadakan rapat koordinasi yang bersifat insidentil interen antara guru, wali murid,
maupun siswa.
Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang kegiatan sekolah seperti Pramuka,
PKS, PMR, Kesenian, Olahraga, dll.
17
2. Peran Guru
Menjunjung tinggi martabat dan citra Guru dengan sikap dan tingkah laku.
Menjadi teladan (pamong) di masyarakat.
Guru mampu memimpin baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Guru dipercaya oleh diri sendiri dan warga sekolah.
3. Peran Civitas Akademika
Tata Usaha Sekolah harus mendukung kepentingan administrasi dalam rangka proses
belajar mengajar di sekolah.
Perangkat sekolah yang lain seperti pegawai, Satpam, Tukang Kebun, piket, dll, harus
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai bidang tugas masing-masing.
Semua warga sekolah menjalin rasa persaudaraan demi kenyamanan warga sekolah.
4. Peran Murid
Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa kecuali.
Hormat dan sopan kepada guru dan warga sekolah yang lain.
Hormat dan sopan kepada teman
Belajar yang tekun
Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Menjaga nama baik keluarga dan sekolah di manapun berada.
Menjaga dan memelihara fasilitas belajar dan mengajar.
Menjaga keamanan sekolah.
Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi di sekolah kepada OSIS, guru, wakil kepala
sekolah, BP atau kepala sekolah.
Memelihara lingkungan sekolah.
5. Peran masyarakat sekitar
Mendukung program dan kebijakan sekolah dalam rangka kemajuan Proses belajar
mengajar.
Memberi saran dalam pemajuan proses belajar dan mengajar.
Ikut menjaga keamanan lingkungan sekolah.
Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah melalui Komite sekolah.
Mekanisme pelaksanaan
Tahap Preventif
Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang dapat memungkinkan terjadinya kasus-kasus
negatif di sekolah, melalui antara lain :
1. Memelihara sekolah melalui 7K (Keamanan/Kenyamanan, Kekeluargaan, Kedisiplinan,
Kerindangan, Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban)
2. Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak pendidik/staf dan siswa serta penduduk
di sekitar sekolah.
3. Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia terhadap kegiatan siswa di
lingkungan sekolah.
4. Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS.
5. Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun perorangan dalam kegiatan sekolah.
6. Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau kegiatan ekstra lainnya.
18
7. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada masa awal/akhir semester dan masa liburan
sekolah.
8. Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat berangkat/ usai sekolah.
Tahap Represif
Upaya untuk menindak siswa yang telah melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib
sekolah. Upaya Represif seperti :
1. Mendamaikan para pihak yang terlibat perselisihan berikut orangtua/pendidik
pembinanya.
2. Membatasi areal tempat terjadinya aksi.
3. Menetralisir isu-isu yang berkembang dan mencegah timbulnya isu-isu baru.
4. Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila terdapat pihak luar sekolah yang melanggar
keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di lingkungan sekolah.
5. Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak luar sekolah atas kasus yang timbul dan
menyelesaikan secara hukum.
6. Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan bimbingan dan penyuluhan.
7. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.
19
MATERI 3 : KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran berbangsa
dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan
pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab
mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya, bila
rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini
merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa
ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang
lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga bangsa
Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini
bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga,
perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun
tambang, dan lain-lain. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu
yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara sebaiknya
mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk
menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan
rakyat dapat diwujudkan.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di
tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan
pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan
keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak
dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan
dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit
dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari
ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas
cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
20
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang
ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama
baik negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar
kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila
bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia
yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang
dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras
untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter
yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan,
ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan
sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita
ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan
minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan
musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau
antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan
oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus
mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak
bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan apa yang menjadi faktor-faktor pendukung
kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi
21
pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat,niscaya akan
terwujud.. Pada pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik multikulturalisme,
yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai
dan mengormati perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada etnis dan religi sudah
harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar warganegara memiliki sikap
toleran.
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas ;
a. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan
sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga
nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
b. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menggap
semua bangsa sama derajatnya.
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan nasionalisme
sebagai berikut :
Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan
pada negara.
Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia :
a. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
b. Mengembangka sikap toleransi
c. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme adalah :
a. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.
b. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.
c. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu dengan
kekerasan dan senjata.
d. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.
Sikap patriotisme bangsa indonesia telah dimulai sejak jaman penjajahan, dengan banyaknya
pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangka mengusir penjajah seperti Sultan Hasanudin dari
Makasar, Pangeran Diponogoro dari Jawa tengah, Cut Nyak Dien Tengku Umar dari Aceh dll. Sikap
patriotis memuncak setelah proklamasi kemerdekaan pada periode perjuangan fisik antara
tahun 1945 sampai 1949 yaitu periode mempertahankan negara dari keinginan Belanda untuk
kembali menjajah Indonesia.
Sikap patriotisma adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah:
a. Cinta tanah air.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
22
d. Berjiwa pembaharu.
e. Tidak kenal menyerah dan putus asa.
23
MATERI 4 : PENDIDIKAN KARAKTER KERJA
A. Pengertian
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pendidikan karakter ditujukan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan
budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang
baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan budi pekerti yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive) sikap perasaan (affection felling), dan tindakan.Tanpa ketiga aspek
tersebut, pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan
secara sistematis dan berkelanjutan, peserta didik akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan
emosi menjadi bekal penting bagi siswa dalam meraih masa depan, dan berhasil menghadapi
tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Tujuan
pendidikan karakter adalah saling memahami (to help people understand), saling menjaga
(care about), dan bersikap sesuai nilai-nilai etika (act upon core ethical values) (Lickona, 2013:
5, 18).
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. Kemandirian dan tanggungjawab
3. Kejujuran/amanah, diplomatis
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati, dan
9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
24
C. Karakter Kerja Yang Perlu Dimiliki Siswa SMK
No Karakter Deskripsi
1 Disiplin Bekerja di DUDI membutuhkan disiplin tinggi. Datang ke
tempat kerja harus tepat waktu, dan pulang pun setelah
selesainya jam kerja. Bekerja harus sesuai dengan SOP.
2 Kerja Keras Bekerja di DUDI membutuhkan kerja keras karena selalu
mengejar target. Bahkan seringkali harus kerja lembur
karena ada pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan
segera, tidak ditunda-tunda.
3 Jujur DUDI memberhentikan pekerja seringkali karena factor
ketidak-jujuran, bukan karena keahliannya kurang.
Masalah penguasaan vokasi dapat dilatihkan.
4 Bertanggung-jawab Setiap pekerja harus bertanggung-jawab terhadap proses
dan hasil kerjanya. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai
ketentuan dan diselesaikan sesuai kriteria. Jika tidak sesuai
pekerja harus bertanggung-jawab memperbaikinya dan
harus sanggup menanggung resiko.
5 Berjiwa wirausaha Sebagian keahlian bagi lulusan SMK membutuhkan
karakter kerja berwirausaha, baik bidang-bidang yang tidak
terserap oleh DUDI ataupun pekerjaan yang lebih
menguntungkan dengan berwirausaha. Misal, pekerjaan
tekniksi pendinginan dan tata udara, Teknik computer dan
jaringan, teknik elektronika, hingga montir mobil dan
sepeda motor; juga pekerjaan di bidang tata busana, tata
boga, agro bisnis, dan agro teknologi.
25
pengetahuan, beratnggung jawab, tekun, penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan
tugas pekerjaannya. Semua itu membuat istilah profesionalisme identic dengan
kemampuan, ilmu atau pendidikan dan kemandirian
3. Produktif
Produktif adalah sikap yang berkonsep pada hari ini harus lebih baik dari hari kemarin
dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. (Bambang Tri Cahyono, 1996 : 283)
4. Kompetitif
Kompetitif adalah sebuah kata yang menggambarkan siuasi kerja saat ini. jika
dibandingkan dengan era yang terdahulu, lingkungan kerja saat ini jauh lebih kompetitif.
Persaingan yang semakin ketat menuntut kita untuk terus memiliki sikap kompetitif.
5. Inovatif
Inovatif adalah mencurahkan segala pikiran atau kemampuan diri dalam berfikir untuk
menghasilkan sesuatu yang baru bagi diri kita, masyarakat dan lingkungan kerja
26
MATERI 5 : TATA KRAMA
Tata krama sendiri terdiri dari dua kata, dimana Tata Artinya adat, norma sedangkan untuk Krama
artinya sopan santun atau aturan dari sebuah tindakan. Jadi tata krama memiliki arti norma atau
sebuah kebiasaan yang mengatur sikap sopan dan santun dan disepakati oleh lingkungan. Sistem
pengaturan dalam pergaulan yang harus memiliki sikap saling menghormati dan dikenal dengan
sebutan sopan santun. Tata krama juga membantu Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk.
Tata krama atau adat sopan santun atau yang biasa disebut etiket telah menjadi bahan dalam
hidup kita, ia telah menjadi persyaratan dalam hidup sehari-hari, malahan menjadi meningkat
dan sangat berperan untuk memudahkan manusia diterima di masyarakatnya. Pada waktu anda
masih kanak-kanak, secara tidak sadar orang tua anda telah melatih anda agar menerima
pemberian orang dengan tangan kanan,lalu mengucapkan terima kasih.
29
Akibat Melanggar Tata Krama
Siswa yang tidak mentaati tata krama kadang dianggap kurang ajar atau tidak sopan, maka sanksi
yang akan diberikan antara lain:
Peringatan secara lisan (teguran)
Peringatan secara tertulis atau membuat perjanjian dengan tembusankepada orang tua / wali
peserta didik
Panggilan orang tua
Tidak boleh mengikuti pelajaran sementara waktu (skorsing)
Dikembalikan kepada orangtua atau wali (dikeluarkan dari sekolah)
Janji Siswa
Demi cita-citaku, saya bersungguh-sungguh berjanji :
Akan mematuhi tata tertib dan tata krama siswa yang berlaku di Sekolah yang saya cintai ini
Rela menerima sanksi apabila saya dengan sengaja melakukan perbuatan yang melanggar tata
tertib dan tata krama siswa
Siap menjaga nama baik Sekolah yang berbasis pesantren dan unggul dalam budi pekerti
30
MATERI 6 : CARA BELAJAR EFEKTIF
Setiap manusia memiliki kewajiban untuk belajar. Sejak kita dilahirkan, kita telah dihadapkan
dengan kewajiban untuk belajar, sejak belajar untuk makan, berjalan, hingga kita besar kita
belajar di sekolah dan juga dari lingkungan sekitar. Belajar memang memiliki arti yang sangat
luas, namun kata ‘belajar’ sering diidentikkan dengan kewajiban seorang anak sekolah atau
mahasiswa sebagai pelajar di sekolah formal.
Sayangnya, meskipun belajar sebenarnya telah kita lakukan sehari-hari, banyak orang yang masih
berasumsi bahwa belajar merupakan hal yang tidak menyenangkan. Mereka kebanyakan
menganggap belajar sebagai hal yang tidak menyenangkan. Padahal, anggapan ini justru akan
membuat kegiatan belajar menjadi tidak menyenangkan dan kurang efektif. Oleh karena itu, di
artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara belajar efektif menurut psikologi.
1. Rasakan kebutuhan untuk belajar
Rasa kebutuhan untuk belajar akan membuat kita menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam
belajar. Kesungguhan ini akan membuat kita tidak hanya belajar saat sedang mood saja,
melainkan juga belajar di setiap waktu tanpa merasa berat. Dengan demikian, ilmu yang kita
pelajari pun akan menjadi lebih mudah meresap ke ingatan kita. (Baca juga: Teori Psikologis
Tentang Gangguan Mood Pada Manusia)
2. Belajar dimanapun yang kita suka
Memilih tempat belajar yang disukai tentu akan membuat kita senang dan merasa nyaman
untuk belajar. Dengan memilih tempat yang nyaman, kita turut membantu menata mood
kita menjadi lebih baik sehingga belajar pun menjadi lebih menyenangkan dan efektif.
3. Cicil pelajaran sedikit demi sedikit
Jangan belajar terlalu banyak pelajaran dalam satu waktu. Sebaiknya, Anda mencicil
pelajaran sedikit demi sedikit. Maka dari itu, ada baiknya jika kita belajar setiap hari, misalnya
dengan mengulang kembali pelajaran yang kita terima di hari tersebut. Cara ini tentu lebih
efektif dibandingkan kita mempelajari semua pelajaran dalam waktu yang singkat, biasanya
saat menjelang akan ujian sekolah. Belajar dengan ‘sistem kebut semalam’ hanya akan
menimbulkan tekanan secara psikologis sehingga ilmu pun akan sulit kita serap dengan baik.
(Baca juga: Cara Kerja Psikologi Pendidikan)
4. Bagi waktu belajar
Ada baiknya Anda membuat jadwal belajar dan target untuk menentukan kapan Anda harus
bisa menguasai pelajaran tersebut. Dengan membuat jadwal dan membagi waktu belajar,
kegiatan belajar Anda akan menjadi lebih terstruktur dan rapi serta sesuai dengan ekspektasi
Anda di awal.
5. Berdiskusi
Setiap orang memang memiliki style belajar sendiri. Ada orang yang menyukai belajar sendiri
di tempat sepi, namun ada juga orang yang lebih menyukai belajar berkelompok dan
beramai-ramai. Jika Anda masih belum mengetahui style belajar Anda, tidak ada salahnya
Anda mencoba untuk berdiskusi dengan teman untuk bertukar pikiran dan materi pelajaran.
Jika Anda merasa nyaman dan lebih mudah memahami materi, maka berdiskusi dengan
teman bisa menjadi cara belajar efektif untuk Anda.
31
6. Cari cara yang membantu konsentrasi
Berkaitan dengan poin sebelumnya, gaya belajar setiap orang berbeda-beda. Jika Anda
merupakan penikmat music dan merasa lebih mudah untuk fokus dengan diiringi musik,
jangan ragu untuk belajar sambal mendengarkan musik. Hal ini biasanya efektif jika Anda
sedang berlatih mengerjakan soal-soal pelajaran, bukan pada saat menghafalkan pelajaran.
7. Pahami, jangan hanya menghafalkan
Sistem belajar mengajar saat ini lebih sering memfokuskan pada hafalan saja, bukan pada
pemahaman siswa. Padahal, sekedar menghafalkan peelajaran hanya akan efektif untuk
ujian atau waktu jangka pendek. Dalam jangka panjang, ilmu yang dihafalkan hanya akan
mudah untuk dilupakan dan tidak meninggalkan manfaat apapun. Oleh karena itu, alangkah
baiknya jika kita memahami ilmu yang sedang kita pelajari alih-alih hanya menghafalkannya.
Dengan memahami ilmu tersebut, ilmu tersebut akan membekas dalam ingatan kita dan kita
bisa kembali memunculkan ilmu tersebut dalam ingatan saat dibutuhkan.
8. Jangan malu bertanya
Jangan segan untuk bertanya jika kita tidak memahami sesuatu atau mengalami kebuntuan
dalam suatu ilmu. Kita belajat karena kita memang belum tahu tentang ilmu tersebut, jadi
tidak ada alasan untuk malu bertanya karena takut dicap sebagai orang bodoh.
9. Coba terus meski gagal
Kegagalan merupakan bagian dari pembelajaran. Tidak ada belajar yang benar jika tanpa
melalui kegagalan. Bahkan, kegagalan dianggap sebagai cara belajar yang efektif karena kita
mengalami sendiri penyebab dari kegagalan dan mengingatnya sebagai pembelajaran untuk
tidak lagi mengulangi hal tersebut. Jika Anda mengalami kegagalan, cobalah kembali
menggunakan cara kerja yang lain hingga Anda bisa berhasil melakukan apa yang Anda
inginkan. Inilah cara belajar yang benar-benar efektif bisa membuahkan hasil yang baik.
10. Sukai mata pelajaran
Menyukai mata pelajaran atau hal yang sedang dipelajari akan sangat berpengaruh terhadap
keefektifan dan keberhasilan belajar kita. Dengan kita menyukai pelajaran atau ilmu
tersebut, kita akan lebih bersemangat untuk menerima dan menyerap ilmu yang didapat.
Hal ini berbeda jika kita merasa tidak suka belajar mata pelajaran itu. Tidak menyukai suatu
pelajaran hanya akan membuat kita merasa terpaksa untuk belajar dan tentu hasil dari
belajar yang seperti ini akan tidak optimal.
11. Manfaatkan fasilitas yang tersedia
Di zaman sekarang, fasilitas belajar yang tersedia tidak hanya berupa buku pelajaran atau
buku kumpulan soal dari sekolah. Kini, kita bisa belajar dari internet, video, hingga televisi
yang menyediakan tayangan edukatif. Manfaatkan semua fasilitas ini sebagai pendukung
proses belajar Anda. Biasanya, materi pelajaran yang disediakan di internet, video atau
tayangan edukasi telah dikemas semenarik dan sesederhana mungkin sehingga kita akan
lebih tertarik dan mencerna materi yang diberikan.
12. Membuat review atau peta materi
Cobalah untuk memetakan materi yang sedang dipelajari, misalnya dengan membuat peta
konsep atau overview dari semua materi yang sedang dipelajari. Membuat review juga akan
memudahkan kita untuk memahami intisari dari ilmu yang sedang dipelajari. Selain materi
32
yang kita buat tersebut bisa menjadi bahan belajar yang lebih simple, sembari membuat
review atau peta konsep kita juga membaca dan menulis materi yang kita pelajari. Kegiatan
ini tentu akan sangat mendukung cara belajar kita menjadi lebih efektif. (Baca juga: Metode
Belajar Dalam Psikologi Pendidikan)
13. Buat kesimpulan
Cobalah untuk menarik kesimpulan dari materi yang sedang dipelajari. Hal ini akan
menunjukkan apa saja output dari kegiatan belajar kita dan kita bisa membaca kesimpulan
ini berulang kali untuk membuat ilmu semakin tertanam di otak kita.
14. Coba latihan soal
Mengerjakan latihan soal atau uji coba memecahkan masalah sesuai materi yang sedang
dipelajari akan membantu kita mengukur sejauh mana pemahaman kita atas materi
tersebut. Dengan demikian, kita bisa menilai di bagian mana kita harus meningkatkan belajar
dan bagian mana kita telah menguasainya.
15. Berdoa
Belajar merupakan usaha kita untuk menjadi seseorang yang pintar dan berguna. Namun,
tidak ada usaha yang sempurna tanpa diiringi doa. Oleh karena itu, jangan lupa untuk berdoa
sebagai pelengkap usaha kita dan membuat ilmu yang kita dapat menjadi berkah dan
bermanfaat.
33
MATERI 7 : PEMBELAJARAN PADA SAAT PANDEMI COVID-19
34
35
36
37
38
39
40
Protokol Kesehatan Pembelajaran Tatap Muka Di Satuan Pendidikan Pada Masa Covid-19
Ada sejumlah protokol kesehatan yang wajib dipenuhi setiap satuan pendidikan sebelum dan
setelah pembelajaran. Seluruh protokol wajib dipenuhi oleh setiap warga sekolah. Warga
satuan pendidikan yang terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk
pengantar/penjemput, wajib mengikuti protokol kesehatan sebagai berikut:
NO POSISI AKTIVITAS
1. Sebelum a. sarapan/konsumsi gizi seimbang;
Berangkat b. memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala:
suhu ≥37,3°C, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan,
dan/atau sesak nafas;
c. memastikan menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua)
lapis yang dalamnya diisi tisu dengan baik dan membawa masker
cadangan serta membawa pembungkus untuk masker kotor;
d. sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
e. membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai
kebutuhan;
f. wajib membawa perlengkapan pribadi, meliputi: alat belajar,
ibadah, alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam
meminjam.
2. Selama a. menggunakan masker dan tetap menjaga jarak minimal 1,5 (satu
Perjalanan koma lima) meter;
b. hindari menyentuh permukaan benda-benda, tidak menyentuh
hidung, mata, dan mulut, dan menerapkan etika batuk dan bersin
setiap waktu;
c. membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput.
3. Sebelum masuk a. pengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan;
gerbang b. mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi: pengukuran suhu
tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak
nafas;
c. melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang satuan pendidikan
dan ruang kelas;
d. untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan di satuan pendidikan
4. Selama Kegiatan a. menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5
Belajar (satu koma lima) meter;
Mengajar b. menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum
pribadi;
c. dilarang pinjam-meminjam peralatan;
d. memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan
secara berulang dan intensif terkait penggunaaan masker, CTPS,
dan jaga jarak;
41
NO POSISI AKTIVITAS
e. melakukan pengamatan visual kesehatan warga satuan
pendidikan, jika ada yang memiliki gejala gangguan kesehatan
maka harus ikuti protokol kesehatan satuan pendidikan.
5. Selesai Kegiatan a. tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS sebelum
Belajar meninggalkan ruang kelas;
Mengajar b. keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris
sambil menerapkan jaga jarak;
c. penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah
disediakan dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat
duduk dan/atau jarak antri yang sudah ditandai.
6. Perjalanan a. menggunakan masker dan tetap jaga jarak minimal 1,5 (satu
pulang dari koma lima) meter;
Satuan b. hindari menyentuh permukaan benda-benda, tidak menyentuh
pendidikan hidung, mata, dan mulut, serta menerapkan etika batuk dan
bersin;
c. membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput
7. Setelah Sampai a. melepas alas kaki, meletakan barang-barang yang dibawa di luar
di Rumah ruangan dan melakukan disinfeksi terhadap barang-barang
tersebut, misalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya;
b. membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian sebelum
berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam rumah;
c. tetap melakukan PHBS khususnya CTPS secara rutin;
d. jika warga satuan pendidikan mengalami gejala umum seperti
suhu tubuh ≥37,3°C, atau keluhan batuk, pilek, sakit
tenggorokan, dan/atau sesak nafas setelah kembali dari satuan
pendidikan, warga satuan pendidikan tersebut diminta untuk
segera melaporkan pada tim kesehatan satuan pendidikan.
42
MATERI 8 : NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya)
Penyalahgunaan Napza di Indonesia telah terjadi dimana-mana, oleh siapapun tanpa
memandang status social, ekonomi, pendidikan, maupun usia. Tingginya penyalahgunaan ini
sangat mengkawatirkan karena akan memberi dampak pada negara maupun pemerintah.
Menurut data yang diterima Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2017 jumlah
penyalahgunaan Napza di negara kita adalah 3,5 juta orang yang jumlahnya semakin meningkat
sampai akhir 2019, oleh karenanya negara kita masih tetap dalam Darurat Narkoba.
Napza adalah akronim Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Istilah lain yang sering
digunakan adalah Narkoba dan zat psikoaktif. Definisi narkotika menurut Undang-Undang No. 35
tahun 2009 tentang Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Sedangkan yang dimaksud psikotropika menurut Undang-
Undang No. 5 tahun 1997 adalah zat atau obat , baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Menurut para ahli pengertian zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila
dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara
terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa.
Contoh zat adiktif lainnya adalah alkohol, inhalansia (lem, bensin, tiner), kafein, nikotin.
43
Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan narkoba atau NAPZA umumnya terjadi karena adanya rasa ingin tahu yang
tinggi. Di sisi lain, kondisi ini juga dapat dialami oleh penderita gangguan mental,
misalnya gangguan bipolar atau skizofrenia. Seseorang yang menderita gangguan mental dapat
lebih mudah menyalahgunakan NAPZA yang awalnya bertujuan untuk meredakan gejala yang
dirasa.
Selain rasa ingin tahu yang tinggi dan menderita gangguan mental, terdapat pula beberapa faktor
lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang melakukan penyalahgunaan NAPZA, antara lain:
Memiliki teman yang seorang pecandu NAPZA.
Mengalami masalah ekonomi.
Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual.
Memiliki masalah hubungan dengan pasangan, kerabat, atau keluarga.
Ketika penderita telah mencapai fase kecanduan dan mencoba untuk menghentikan
penggunaan, dia akan mengalami gejala putus obat atau sakau. Gejala putus obat itu sendiri
dapat berbeda-beda pada tiap orang, tergantung keparahaan dan jenis NAPZA atau narkoba yang
digunakan. Apabila NAPZA yang digunakan adalah heroin dan morfin (opioid), maka gejalanya
dapat berupa:
Hidung tersumbat.
44
Gelisah.
Keringat berlebih.
Sulit tidur.
Sering menguap.
Nyeri otot.
Setelah satu hari atau lebih, gejala putus obat dapat memburuk. Beberapa gejala yang dapat
dialami adalah:
Diare.
Kram perut.
Mual dan muntah.
Tekanan darah tinggi.
Sering merinding.
Jantung berdebar.
Penglihatan kabur/buram.
Sedangkan apabila NAPZA yang disalahgunakan adalah kokain, maka gejala putus obat yang
dirasakan dapat berbeda. Beberapa di antaranya adalah:
Depresi.
Gelisah.
Tubuh terasa lelah.
Terasa tidak enak badan.
Nafsu makan meningkat.
Mengalami mimpi buruk dan terasa sangat nyata.
Lambat dalam beraktivitas.
Fase kecanduan terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terus dibiarkan, bahkan dosisnya yang
terus meningkat, berpotensi menyebabkan kematian akibat overdosis. Overdosis ditandai
dengan munculnya gejala berupa:
Mual dan muntah.
Kesulitan bernapas.
Mengantuk.
Kulit dapat terasa dingin, berkeringat, atau panas.
Nyeri dada.
Penurunan kesadaran.
45
Diagnosis juga dapat menggunakan serangkaian tes, seperti tes urine atau darah. Selain untuk
mendeteksi zat yang terkandung di tubuh, tes-tes tersebut juga digunakan untuk memeriksa
kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.
Tata Laksana
Melepaskan diri dari kecanduan NAPZA atau narkoba bukanlah perkara mudah. Pasien harus
memantapkan niat dan memperkuat usaha dalam memperoleh hasil yang diinginkan. Terbuka
dengan keluarga dan kerabat sangat dianjurkan guna mempermudah proses penanganan yang
akan dilakukan.
Penanganan kecanduan akibat penyalahgunaan NAPZA pada dasarnya dapat berbeda pada tiap
orang, tergantung kondisi dan NAPZA yang disalahgunakan. Perilaku ini harus segera
mendapatkan penanganan. Jika tidak, dapat membahayakan kesehatan bahkan berpotensi
menyebabkan kematian.
Rehabilitasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menangani kecanduan NAPZA. Pasien dapat
mengajukan rehabilitasi pada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang tersebar di banyak
daerah, terdiri dari rumah sakit, puskesmas, hingga lembaga khusus rehabilitasi. Dengan
mengajukan rehabilitasi atas kemauan dan kehendak sendiri, sesuai dengan pasal 55 ayat (2) UU
No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, pasien tidak akan terjerat tindak pidana.
Di Indonesia, rehabilitasi memiliki tiga tahap, yakni:
Detoksifikasi. Detoksifikasi adalah tahap di mana dokter memberikan obat tertentu yang
bertujuan untuk mengurangi gejala putus obat (sakau) yang muncul. Sebelum pasien
diberikan obat pereda gejala, dokter terlebih dahulu akan memeriksa kondisinya secara
menyeluruh.
Terapi perilaku kognitif. Pada tahap ini, pasien akan dibantu psikolog atau pskiater
berpengalaman. Terapis terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan kondisi guna
menentukan tipe terapi yang sesuai. Beberapa tujuan dilakukannya terapi perilaku
kognitif, antara lain adalah untuk mencari cara mengatasi keinginan menggunakan obat
disaat kambuh, dan membuat strategi untuk menghindari dan mencegah kambuhnya
keinginan menggunakan obat.
Bina lanjut. Tahap ini memungkinkan pasien ikut serta dalam kegiatan yang sesuai
dengan minat. Pasien bahkan dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja, namun tetap
dalam pengawasan terapis.
Dukungan dari keluarga dan kerabat sangatlah berpengaruh. Pasien dianjurkan untuk bersikap
terbuka kepada mereka, dan jangan ragu untuk menyampaikan apa yang ingin dikeluhkan. Hal
tersebut dapat membantu pasien dalam mempercepat proses pemulihan.
46
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (√)
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
Identitas Pribadi
Nama : ……………………………………………………..
Jenis Kelamin : ……………………………………………………..
Kompetensi Keahlian : ……………………………………………………..
Sangat Setuju
Cukup Setuju
Tidak Setuju
NO PERNYATAAN
Setuju
1. Saya memilih SMK Addimyati karena dekat dengan rumah saya
2. Saya memilih SMK Addimyati karena sekolah favorit
3. Saya memilih SMK Addimyati karena fasilitas sekolah lengkap
4. Saya memilih SMK Addimyati karena memiliki gedung yang aman
dan nyaman
5. Saya memilih SMK Addimyati karena mengikuti saran orang tua
6. Saya memilih SMK Addimyati karena mengikuti saran teman
7. Saya memilih SMK Addimyati karena banyak prestasi yang diraih
sekolah
8. Saya memilih SMK Addimyati karena banyak alumninya yang telah
bekerja
9. Saya memilih SMK Addimyati karena program kesiswaannya yang
menarik dan spektakurikuler
10. Saya tahu, paham, dan hafal visi dan misi SMK Addimyati
11. Saya tahu fasilitas yang ada di SMK Addimyati
12. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMK Addimyati
13. Saya tahu letak lokasi laboratorium dan perpustakaan di SMK
Addimyati
14. Saya memilih SMK Addimyati karena ada praktek kerja lapangan di
DUDI
15. Saya memilih SMK Addimyati karena saudara saya sekolah /
lulusan SMK Addimyati
16. Saya memilih SMK Addimyati karena biayanya tidak mahal
47
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (√)
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
Identitas Pribadi
Nama : ……………………………………………………..
Jenis Kelamin : ……………………………………………………..
Kompetensi Keahlian : ……………………………………………………..
Tidak Pernah
NO PERNYATAAN
Jarang
Sering
Selalu
1. Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu beribadah kepada
Alloh SWT
2. Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu berdoa kepada
kepada Alloh SWT sebelum belajar.
3. Fasilitas belajar saya seperti buku dan peralatan sekolah lainnya
selalu dipenuhi orang tua
4. Orang tua menyuruh saya untuk tidur siang
5. Setiap hari, orang tua mengingatkan saya jika sudah waktunya
belajar.
6. Orang tua menanyakan apakah ada tugas/PR yang diberikan oleh
bapak/ibu guru.
7. Orang tua saya memberikan pujian ketika saya mendapatkan
prestasi belajar yang baik
8. Orang tua menanyakan pelajaran yang saya peroleh di sekolah.
9. Orang tua tidak keberatan membelikan buku- buku materi
pelajaran dan bahan praktik
10. Orang tua memberikan semangat untuk terus giat belajar.
11. Orang tua memberikan tanggapan saat saya berbicara tentang
pelajaran di sekolah.
12. Orang tua saya menjanjikan hadiah ketika saya mendapatkan
prestasi belajar yang baik.
13. Orang tua saya bangga ketika saya menjadi juara kelas.
48
Tidak Pernah
NO PERNYATAAN
Jarang
Sering
Selalu
14. Saya mendapatkan pujian dari orang tua ketika nilai rapor saya
baik.
15. Orang tua saya menegur saya bila tidak mematuhi jadwal belajar.
16. Orang tua saya mengurangi jadwal bermain saya jika nilai rapor
turun.
17. Orang tua saya mematikan televisi dan radio ketika saya sedang
belajar.
18. Orang tua saya menjelaskan cara-cara belajar yang efektif.
19. Orang tua saya mengajarkan saya untuk disiplin dalam belajar.
20. Orang tua saya sering mencontohkan bahwa orang-orang yang
sukses sekarang ini berawal dari tekun belajar
21. Orang tua saya disiplin dalam menetapkan jadwal belajar saya.
22. Pada saat saya sedang belajar, tidak ada keributan atau
pertengkaran yang terjadi di rumah.
23. Orang tua saya mendampingi saya ketika belajar.
24. Orang tua saya memasukkan saya ke lembaga bimbingan belajar
agar tidak mengalami kesulitan dalam belajar.
25. Orang tua melakukan konsultasi dengan guru mengenai masalah
belajar saya
26. Orang tua memberikan semangat ketika saya menghadapi masalah
dalam belajar
27. Orang tua menekankan kejujuran dalam mengerjakan soal.
28. Orang tua mengingatkan saya untuk menghargai pendapat teman
saat belajar bersama
29. Saya selalu dinasehati orang tua untuk selalu belajar dan menuntut
ilmu hingga liang lahat/meninggal dunia
30. Saat belajar sampai larut malam, orang tua mendampingi saya
49
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PRESTASI, BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (√)
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
Identitas Pribadi
Nama : ……………………………………………………..
Jenis Kelamin : ……………………………………………………..
Kompetensi Keahlian : ……………………………………………………..
Tidak Pernah
NO PERNYATAAN
Jarang
Sering
Selalu
1. Hasil belajar saya selama ini sangat baik
2. Orang-orang terdekat saya mendukung dalam meningkatkan hasil
belajar
3. Saya mendapatkan nilai terbaik dalam setiap mata pelajaran
4. Saya mengerjakan kegiatan non akademik di sekolah
5. Saya senang dalam menjalani aktifitas di sekolah
6. Saya berkunjung ke fasilitas kegiatan non akademik saat di sekolah
7. Saya bergabung ke dalam komunitas untuk meningkatkan
kreativitas
8. Saya berkreativitas dengan komunitas yang saya ikuti
9. Saya berkreasi
10. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
11. Saya sangat senang dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
12. Saya sudah mulai mengarahkan diri untuk meraih cita-cita
13. Saya senang berada di sekolah untuk mengikuti pelajaran
14. Saya hanya menyukai beberapa mata pelajaran tertentu saja
15. Jika saya sudah menyukai pelajaran tertentu, maka nilai yang saya
dapatkan dalam mata pelajaran tersebut tinggi
16. Jika saya sudah tidak menyukai pelajaran tertentu, maka saya
menjadi malas untuk belajar
17. Saat ada waktu luang di rumah, saya berusaha meluangkan waktu
semaksimal mungkin untuk belajar atau membaca buku atau
artikel secara mandiri
50
Tidak Pernah
NO PERNYATAAN
Jarang
Sering
Selalu
18. Dalam belajar saya ingin mencapai prestasi yang tinggi
19. Saya belajar ketika akan ulangan saja
20. Apabila ada yang kurang saya fahami saya akan berusaha bertanya
kepada guru atau narasumber lain yang lebih faham
21. Saya selalu semangat untuk mengikuti mata pelajaran di sekolah
22. Saya berusaha keras mengerjakan tugas/latihan/ujian sesulit
apapun dengan kemampuan diri sendiri
23. Saya senang mengikuti praktek kerja lapangan
51
SMK ADDIMYATI
Jl. A. Yani 164 Wonojati Jenggawah Jember
0331757233
www.smkaddimyati.sch.id
fb.com/smkaddimyati
@smkaddimyati
smkaddimyati