Anda di halaman 1dari 49

PEMETAAN KESTABILAN JARINGAN DI LINGKUNGAN ITB GANESHA

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada
Semester II Tahun Akademik 2022/2023

oleh

Ezra Noveraldo Kawi 16922099

Muhammad Zykhra Rauf Arrahman 16922103

Raihan Rizky Nur Abdurrafi 16922115

Gibran Raditya Umran 16922159

Alvito Bimo Adhiyasa 16922247

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG
2023
ABSTRAK

Laporan penelitian ini menginvestigasi kestabilan sinyal di lingkungan ITB Ganesha,


bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa, dosen, dan staf
dalam mengakses koneksi jaringan yang stabil. Melalui analisis parameter sinyal yang
komprehensif seperti ping dan kecepatan, ditambah dengan pemeriksaan karakteristik
situs, penelitian ini memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas sinyal dan mengusulkan strategi untuk perbaikan. Penelitian ini mencakup
pendekatan teknologi dan non-teknologi, mengingat pelaksanaan praktis, keterlibatan
pemangku kepentingan, dan pentingnya membina lingkungan kampus yang terhubung
dengan baik. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman stabilitas sinyal dan
memberikan dasar untuk rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan infrastruktur
jaringan di kampus.

Kata kunci: kestabilan sinyal, ping, kecepatan, lingkungan Ganesha ITB, karakteristik
situs, strategi perbaikan, keterlibatan pemangku kepentingan

1
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
“Pemetaan Kestabilan Sinyal di Lingkungan ITB Ganesha”. Tidak lupa juga kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan memberikan
dukungan dalam proses pembuatan laporan penelitian ini terutama Ibu Linda
Handayani Sukaemi, S.S., M.Hum. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan panduan dalam proses pembuatan sehingga tugas karya ilmiah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.

Pembuatan karya tulis ilmiah ini memakan usaha dan waktu yang tidak sedikit.
berbagai kesulitan telah kelompok kami temui seperti menentukan ide karya tulis,
kesulitan mengatur waktu untuk bekerja kelompok bersama, dan format penulisan.
Meskipun begitu, berkat kerja sama yang baik dan dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan setelah melalui beberapa kali revisi.

Kami menyadari bahwa karya tulis kamis masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami dapat
terus belajar dan menghasilkan karya yang lebih baik di masa depan. Semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.

Bandung, 18 April 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

1. Abstrak 1
2. Prakata 2
3. Pendahuluan 5
a. Latar Belakang 5
b. Rumusan Masalah 5
c. Ruang Lingkup Kajian 6
d. Tujuan Penulisan 7
e. Hipotesis 8
f. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 9
g. Sistematika Penulisan 10
4. Teori Dasar 11
a. Pengertian 11
b. Faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Jaringan 16
c. Solusi Teknologi untuk Stabilitas Jaringan 18
5. Pemetaan Kestabilan Sinyal di Kampus ITB Ganesha 20
a. Penentuan Lokasi untuk Pengujian 20
b. Menguji Performa Sinyal Menggunakan Provider Telkomsel 21
c. Merekam Nilai Ping dan Kecepatan untuk Setiap Area 21
d. Analisis Jaringan di Lingkungan ITB Ganesha 24
6. Kesimpulan dan Saran 33
a. Kesimpulan 33
b. Saran 34
c. Manfaat Potensial 39
d. Keterbatasan 40
e. Ruang untuk Penelitian Lebih Lanjut 40

3
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tes Ping dan Kecepatan Area 1 22


Tabel 3.2 Tes Ping dan Kecepatan Area 2 22
Tabel 3.3 Tes Ping dan Kecepatan Area 3 23
Tabel 3.4 Tes Ping dan Kecepatan Area 4 23
Tabel 3.5 Tes Ping dan Kecepatan Area 5 23
Tabel 3.6 Tes Ping dan Kecepatan Area 6 23
Tabel 3.7 Perhitungan Ping Rata-Rata untuk Setiap Area 24
Tabel 3.8 Perhitungan Kecepatan Rata-Rata untuk Setiap Area 24
Tabel 3.9 Perbandingan Ping dan Kecepatan Rata-Rata untuk Setiap Area 25

4
BAB I

1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Konektivitas internet yang stabil dan terjangkau telah menjadi kebutuhan


penting dalam dunia pendidikan saat ini. Namun, di beberapa area di
lingkungan kampus ITB Ganesha, masalah ketidakstabilan sinyal masih
sering terjadi, menghambat akses internet yang memadai bagi
mahasiswa, dosen, dan staf. Dalam upaya membangun masa depan
universitas yang lebih baik, perlu adanya pemahaman yang komprehensif
tentang masalah ini dan penemuan solusi yang efektif untuk mengatasi
ketidakstabilan sinyal di lingkungan kampus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memetakan stabilitas


sinyal di ITB Ganesha serta mencari cara yang tepat untuk mengatasi
ketidakstabilan sinyal di area-area dengan kualitas sinyal yang buruk.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas sinyal, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan rekomendasi strategi yang dapat meningkatkan kualitas
konektivitas di lingkungan kampus, sehingga mahasiswa, dosen, dan staf
dapat memanfaatkan potensi penuh teknologi dalam kegiatan akademik
dan kolaborasi.

Dengan memahami tantangan yang dihadapi oleh individu dalam


menghadapi ketidakstabilan sinyal, penelitian ini memiliki tujuan yang
berorientasi pada empati dan kesadaran akan pentingnya ketersediaan
konektivitas yang handal bagi seluruh komunitas universitas. Dengan
mempertimbangkan kebutuhan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan akses internet yang
stabil dan merata di lingkungan ITB Ganesha, membantu memperkuat
fondasi teknologi universitas, serta menciptakan lingkungan pembelajaran
yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh anggota komunitas
akademik.

b. Rumusan masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memetakan stabilitas


sinyal di lingkungan ITB Ganesha, serta mencari solusi yang efektif untuk
mengatasi masalah ketidakstabilan sinyal di area-area dengan kualitas
sinyal yang buruk. Rumusan masalah utama dari penelitian ini adalah:

"Upaya apa yang dapat dilakukan agar area di lingkungan ITB


Ganesha yang mengalami kualitas sinyal yang buruk menjadi lebih

5
stabil?"

Pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini meliputi:

i. Bagaimana mengidentifikasi area-area di lingkungan ITB Ganesha


yang mengalami ketidakstabilan sinyal?
ii. Apa saja faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan
sinyal di area-area tersebut?
iii. Bagaimana mengklasifikasikan data mengenai stabilitas sinyal di
lingkungan ITB Ganesha?
iv. Apa saja strategi yang efektif untuk meningkatkan stabilitas sinyal
di area-area dengan kualitas sinyal yang buruk?
v. Bagaimana menerapkan dan memvalidasi solusi yang diusulkan
dalam lingkungan kontrol untuk mengukur dampaknya terhadap
stabilitas sinyal?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penelitian ini


diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam tentang masalah
ketidakstabilan sinyal di lingkungan ITB Ganesha dan menyediakan
rekomendasi solusi yang dapat membantu meningkatkan kualitas
konektivitas di area-area yang terpengaruh.

c. Ruang Lingkup Kajian

i. Definisi

Penelitian ini akan mendefinisikan kata kunci yang berperan


penting dalam mengamati ketidakstabilan sinyal. Proses ini akan
melibatkan studi pustaka yang mendalam.

ii. Identifikasi Area dengan Ketidakstabilan Sinyal:

Penelitian ini akan mengidentifikasi area di lingkungan ITB


Ganesha yang mengalami ketidakstabilan sinyal. Proses ini akan
melibatkan survei dan pengamatan langsung untuk menentukan
area-area yang rentan terhadap masalah ketidakstabilan sinyal.

iii. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakstabilan Sinyal:

Penelitian ini akan menganalisis berbagai faktor yang berkontribusi


terhadap ketidakstabilan sinyal di lingkungan ITB Ganesha.
Faktor-faktor tersebut meliputi jarak dari titik akses, interferensi
elektromagnetik, topografi lingkungan, dan kepadatan pengguna.

6
iv. Klasifikasi Stabilitas Sinyal:

Penelitian ini akan mengklasifikasikan data mengenai stabilitas


sinyal di lingkungan ITB Ganesha. Pendekatan klasifikasi ini akan
membantu dalam memahami tingkat ketidakstabilan sinyal di setiap
area dan memetakan area-area dengan kualitas sinyal yang buruk.

v. Strategi untuk Meningkatkan Stabilitas Sinyal:

Penelitian ini akan menyelidiki berbagai strategi yang dapat


diterapkan untuk meningkatkan stabilitas sinyal di area-area
dengan kualitas sinyal yang buruk. Strategi ini dapat meliputi
perubahan infrastruktur jaringan, pemilihan perangkat komunikasi
yang sesuai, atau optimalisasi penempatan titik akses.

vi. Validasi Solusi yang Diusulkan:

Penelitian ini akan mencoba menerapkan dan memvalidasi solusi


yang diusulkan dalam lingkungan kontrol untuk mengukur
dampaknya terhadap stabilitas sinyal. Validasi ini akan melibatkan
pengukuran kualitas sinyal sebelum dan setelah penerapan solusi,
serta evaluasi efektivitasnya dalam meningkatkan stabilitas sinyal.

d. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan memetakan secara
komprehensif stabilitas sinyal di lingkungan ITB Ganesha, dengan tujuan
mengidentifikasi strategi yang untuk mengatasi kualitas sinyal yang buruk
di daerah yang mengalami ketidakstabilan. Dengan melakukan
eksperimen dan mengumpulkan data stabilitas sinyal, penelitian ini
bertujuan untuk mengklasifikasikan area di ITB Ganesha berdasarkan
tingkat stabilitas sinyalnya dan mengusulkan solusi yang layak untuk
meningkatkan kualitas sinyal di area tersebut. Temuan penelitian akan
memberikan wawasan berharga untuk mengoptimalkan infrastruktur
komunikasi nirkabel dan meningkatkan aksesibilitas internet di lingkungan
Ganesha ITB, yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman
konektivitas secara keseluruhan bagi mahasiswa, dosen, dan staf.

e. Hipotesis

Di lingkungan ITB Ganesha, stabilitas sinyal berperan penting dalam


memastikan konektivitas jaringan yang andal bagi mahasiswa, dosen, dan
staf. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh karakteristik
site terhadap kestabilan sinyal di berbagai area kampus. Berdasarkan

7
literatur penelitian yang ada, data empiris, dan pemahaman tentang
konteks spesifik, kami mengajukan hipotesis bahwa karakteristik situs,
seperti infrastruktur bangunan, lokasi geografis, dan faktor lingkungan
sekitar, secara signifikan mempengaruhi stabilitas sinyal di lingkungan ITB
Ganesha.

i. Rasionalisasi:

● Faktor Perangkat:

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa interferensi


mempengaruhi perambatan dan jangkauan sinyal. Oleh
karena itu, kami berhipotesis bahwa area dengan perangkat
elektronik, seperti router Wi-Fi, microwave, atau perangkat
nirkabel lainnya, dapat memancarkan sinyal yang
mengganggu kestabilan sinyal. Meminimalisir penggunaan
alat tersebut dari kawasan yang padat dapat meningkatkan
kestabilan sinyal.

● Faktor Geografis:

Faktor geografis, seperti jarak dari menara seluler atau


penghalang alami seperti bukit dan pepohonan, dapat
memengaruhi kekuatan dan stabilitas sinyal . Berdasarkan
pemahaman ini, kami berhipotesis bahwa area yang terletak
lebih dekat ke menara seluler atau dengan penghalang yang
lebih sedikit mungkin mengalami stabilitas sinyal yang lebih
baik.

● Faktor Lingkungan:

Kondisi lingkungan, termasuk pola cuaca, interferensi


elektromagnetik, dan kepadatan penduduk, dapat
memengaruhi kualitas dan stabilitas sinyal . Kami
berhipotesis bahwa daerah dengan kondisi lingkungan yang
menguntungkan, seperti gangguan rendah dan kepadatan
penduduk rendah, mungkin menunjukkan stabilitas sinyal
yang lebih baik dibandingkan dengan daerah dengan faktor
lingkungan yang merugikan.

Dengan melihat hubungan antara karakteristik situs dan stabilitas sinyal di


lingkungan ITB Ganesha, penelitian ini bertujuan untuk memberikan
wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas sinyal dan
berkontribusi dalam optimalisasi infrastruktur jaringan. Memahami dampak
karakteristik lokasi terhadap stabilitas sinyal dapat menginformasikan

8
pengembangan strategi yang ditargetkan untuk meningkatkan konektivitas
di area tertentu di kampus

f. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

i. Studi Pustaka

● Studi pustaka digunakan untuk mencari data-data yang


diperlukan berkaitan dengan tujuan dari penelitian ini. studi
pustaka yang dilakukan berasal dari artikel, internet dan dari
literature.
● Teknik ini dilakukan agar data analisis yang dipakai kredibel
dan sesuai dengan keilmuan yang berlaku.

ii. Penentuan Lokasi untuk Pengujian

● Observasi Lapangan dilakukan untuk mendapatkan data


yaitu jaringan di lokasi-lokasi tertentu dengan akurat, lokasi
ini biasa dilalui atau sering digunakan oleh para civitas
● Teknik ini dipilih karena metode ini efektif dan lebih akurat
dalam menentukan lokasi tertentu sehingga data yang
didapatkan cukup valid.
● Area Kampus Ganesha dibagi menjadi enam area yang
sama untuk memastikan cakupan yang representatif dan
pengujian sinyal di berbagai wilayah kampus.
● Setiap kawasan digambarkan berdasarkan batas-batas
geografis, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
sebaran bangunan dan karakteristik lanskap.

iii. Menguji Performa Sinyal Menggunakan Provider Telkomsel

● Provider Telkomsel yang dikenal memiliki basis pelanggan


terbesar di Indonesia ini terpilih untuk melakukan uji
performa sinyal.
● Infrastruktur jaringan dan coverage Telkomsel menjadi
pilihan yang cocok untuk evaluasi kestabilan sinyal di area
Kampus Ganesha.

iv. Merekam Nilai Ping dan Kecepatan untuk Setiap Area

● Untuk menilai kualitas sinyal, dua parameter utama diukur:


ping dan kecepatan.
● Ping, diukur dalam milidetik (md), menunjukkan waktu
bolak-balik untuk perjalanan data antara perangkat
pengguna dan server, yang menunjukkan respons jaringan.

9
● Kecepatan, diukur dalam Megabit per detik (Mbps),
mencerminkan kecepatan transfer data, yang menunjukkan
kapasitas jaringan untuk mengirimkan data.
● Empat putaran pengujian dilakukan di masing-masing dari
enam area untuk mendapatkan pemahaman yang
komprehensif tentang stabilitas sinyal.

v. Perhitungan Ping dan Kecepatan Rata-Rata untuk Setiap Area

● Setelah menyelesaikan empat putaran pengujian di setiap


area, nilai ping dan kecepatan yang direkam dirata-ratakan
untuk mendapatkan pengukuran yang representatif untuk
stabilitas sinyal
● Nilai ping dan kecepatan rata-rata memberikan indikasi
yang lebih andal dari keseluruhan kinerja sinyal di setiap
area tertentu.

Dengan mengikuti metodologi ini, tim peneliti memastikan pengujian dan


evaluasi stabilitas sinyal yang sistematis di seluruh area Kampus
Ganesha. Pembagian kampus menjadi enam area, penggunaan provider
Telkomsel, dan pengukuran nilai ping dan kecepatan memungkinkan
dilakukannya analisis kualitas sinyal yang komprehensif. Nilai rata-rata
yang diperoleh untuk setiap area menjadi dasar untuk analisis lebih lanjut
dan perumusan solusi yang tepat untuk mengatasi ketidakstabilan sinyal
secara efektif.

g. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini mempunyai sistematika penulisan yang terdiri dari empat
bab. Bab pertama membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penelitian, anggapan dasar,
hipotesis, metode dan teknik pengumpulan, dan sistematika penulisan.
Bab kedua membahas mengenai teori dasar yang menjelaskan landasan
teori dari penelitian, bab ketiga menjelaskan observasi yang akan
dilakukan dan penjabaran dari pembahasan topik yang diangkat, dan bab
terakhir merupakan kesimpulan dan dari penelitian yang dilakukan.

10
BAB 2

2. Teori Dasar

a. Pengertian

Untuk memahami bagaimana pemetaan kestabilan suatu jaringan serta


faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan jaringan di lingkungan itb
ganesha, maka kita perlu membahas terlebih dahulu beberapa pengertian
terkait topik yang dibahas.

i. Internet

● Internet adalah suatu jaringan global yang menghubungkan


perangkat elektronik dengan server yang saling
berkomunikasi satu dengan yang lain menggunakan
transmission control protocol (TCP) yang dapat
memudahkan pertukaran informasi dan data, bersamaan
dengan kegiatan lain.

ii. Perangkat

● Perangkat elektronik adalah komponen untuk mengontrol


aliran arus listrik untuk tujuan pemrosesan informasi dan
kontrol sistem. Contoh yang menonjol termasuk transistor
dan dioda. Perangkat elektronik biasanya berukuran kecil
dan dapat dikelompokkan menjadi satu paket yang disebut
sirkuit terintegrasi. Miniaturisasi ini sangat penting bagi
ledakan elektronik modern.

iii. Jaringan

● Jaringan adalah kumpulan perangkat yang saling


berhubungan yang dapat berkomunikasi satu sama lain dan
berbagi sumber daya seperti data, aplikasi, dan perangkat
keras.
● Jaringan dapat berupa kabel atau nirkabel, dan mereka
menggunakan protokol dan standar untuk memastikan
bahwa perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain
secara efektif.

iv. Sinyal

● Sinyal adalah kuantitas listrik atau elektromagnetik yang


membawa data atau informasi dari satu sistem atau jaringan
ke sistem atau jaringan lainnya.

11
● Sinyal dapat berupa analog atau digital, dan digunakan
untuk menyandikan dan mengirimkan data melalui media
seperti kabel atau koneksi nirkabel.

v. Ketidakstabilan Jaringan

● Stabilitas jaringan adalah kesehatan jaringan secara


keseluruhan dan kemampuannya untuk menangani beban
pada perangkat kerasnya.
● Tujuan stabilitas jaringan adalah untuk memastikan bahwa
semua paket yang berjalan dari sumber ke tujuan dikirim
tanpa gangguan.

vi. Ketidakstabilan Sinyal

● Ketidakstabilan sinyal mengacu pada transmisi sinyal yang


tidak konsisten atau tidak dapat diandalkan dalam area atau
jaringan tertentu.
● Dalam konteks penelitian ini berkaitan dengan variabilitas
dan fluktuasi kualitas dan kekuatan sinyal yang disediakan
oleh jaringan Telkomsel di dalam area Kampus Ganesha.

vii. Ping

● Ping adalah pengukuran waktu bolak-balik yang diperlukan


untuk paket data kecil untuk melakukan perjalanan dari
perangkat pengguna ke server dan sebaliknya.
● Ini biasanya diukur dalam milidetik (ms) dan mewakili daya
tanggap atau latensi jaringan.
● Nilai ping yang lebih rendah menunjukkan waktu respons
yang lebih cepat dan kinerja jaringan yang lebih baik.

viii. Kecepatan

● Kecepatan, dalam konteks konektivitas jaringan, mengacu


pada kecepatan transfer data atau kecepatan dimana data
dapat ditransmisikan melalui jaringan.
● Biasanya diukur dalam Megabit per detik (Mbps) dan
menunjukkan kapasitas jaringan untuk menangani transfer
data.
● Nilai kecepatan yang lebih tinggi menyiratkan transfer data
yang lebih cepat dan kinerja jaringan yang lebih baik.

ix. Rata-rata

12
● Rata-rata mengacu pada kecenderungan sentral atau nilai
tipikal dari sekumpulan titik data.
● Ini dihitung dengan menjumlahkan semua nilai dalam
kumpulan data dan membaginya dengan jumlah total titik
data.
● Dalam penelitian ini, rata-rata nilai ping dan kecepatan yang
diperoleh dari beberapa putaran pengujian memberikan
pengukuran stabilitas jaringan yang representatif di setiap
area.

x. Teori Propagasi Sinyal

Teori Propagasi Sinyal adalah bidang studi yang menyelidiki


pergerakan sinyal dari pemancar ke penerima melalui media
transmisi. Ia mempelajari bagaimana gelombang radio melakukan
perjalanan atau menyebar saat ditransmisikan dari satu titik ke titik
lain dan terpengaruh oleh media tempat mereka bergerak. Teori
Propagasi Sinyal meliputi studi tentang berbagai jenis gelombang
radio seperti gelombang tanah, gelombang langit, gelombang
ruang bebas, dan gelombang di lapangan terbuka. Ini juga
mencakup studi tentang bagaimana sinyal dipengaruhi oleh
lingkungan, seperti penyebaran saat sinyal bertemu dengan objek
yang jauh lebih kecil dari panjang gelombang sinyal. Selain itu,
Teori Propagasi Sinyal menyelidiki situasi di mana paket
gelombang mengalami 'tunneling' atau 'penetrasi hambatan,' yang
tampaknya melibatkan penyebaran sinyal superluminal.

● Teori propagasi sinyal berkaitan dengan bagaimana


gelombang elektromagnetik, yang membawa sinyal
komunikasi, merambat melalui lingkungan dan media yang
berbeda.
● Faktor-faktor seperti jarak, rintangan, medan, dan
interferensi dapat mempengaruhi kekuatan dan kualitas
sinyal.
● Dalam penelitian ini, teori propagasi sinyal sangat penting
untuk memahami bagaimana sinyal provider Telkomsel
merambat di area Kampus Ganesha dan mengidentifikasi
potensi tantangan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan
sinyal.

xi. Teori Infrastruktur Jaringan

Teori Infrastruktur Jaringan adalah bidang studi yang menerapkan


teori jaringan untuk analisis dan pemodelan sistem infrastruktur.

13
Teori jaringan memberikan dasar matematika untuk analisis
elemen yang terhubung dan memungkinkan analisis kinerja
agregat sistem infrastruktur. Teori ini dapat diperluas untuk
menganalisis infrastruktur yang merupakan sistem terdistribusi
secara spasial atau membawa aliran sumber daya. Teori
Infrastruktur Jaringan dapat membantu mengidentifikasi
kerentanan infrastruktur kritis dengan memeriksa berbagai
karakteristik jaringan seperti struktur hubungan antara pelaku
sosial dan bagaimana pola dalam hubungan tersebut
mempengaruhi kinerja sistem infrastruktur. Teori ini juga dapat
digunakan untuk membangun infrastruktur pengukuran jaringan
yang dapat diskalakan untuk memaksimalkan kinerja aplikasi dan
layanan jaringan.

● Teori infrastruktur jaringan berfokus pada desain,


implementasi, dan pemeliharaan komponen fisik dan logis
yang mendasari yang membentuk jaringan telekomunikasi.
● Ini mencakup elemen-elemen seperti menara seluler,
antena, kabel, router, dan saklar.
● Dalam penelitian ini, teori infrastruktur jaringan relevan
untuk menganalisis infrastruktur yang ada yang mendukung
jaringan Telkomsel di area Kampus Ganesha dan
menentukan apakah ada kekurangan atau keterbatasan
yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan jaringan.

xii. Teori Interferensi

Teori Interferensi adalah teori yang menjelaskan bagaimana dan


mengapa lupa terjadi dalam memori jangka panjang. Namun,
dalam konteks sinyal dan komunikasi, interferensi mengacu pada
modifikasi sinyal dengan cara yang mengganggu saat sinyal
tersebut bergerak melalui saluran komunikasi antara sumber dan
penerima. Dasar-dasar teori informasi menyatakan bahwa untuk
berhasil berkomunikasi melalui setiap link komunikasi potensial,
kekuatan sinyal komunikasi harus lebih kuat daripada kebisingan
latar belakang, yang mengarah pada kuantitas dasar yang dikenal
sebagai rasio sinyal-ke-kebisingan. Dalam jaringan nirkabel,
penerima dapat mendeteksi sinyal dari beberapa pemancar secara
simultan, tetapi penerima biasanya hanya ingin menerima satu
sinyal. Sinyal tidak diinginkan atau mengganggu lainnya
membentuk jenis kebisingan yang biasanya disebut interferensi.
Dalam teori informasi, saluran interferensi adalah model dasar
yang digunakan untuk menganalisis efek interferensi dalam
saluran komunikasi. Model ini terdiri dari dua pasangan pengguna

14
yang berkomunikasi melalui saluran bersama, dan masalah
interferensi antara dua pengguna seluler yang berdekatan atau
crosstalk antara dua jalur darat paralel adalah dua contoh di mana
model ini dapat diterapkan. Teori Interferensi dapat digunakan
untuk mengembangkan model matematika yang menggabungkan
bagaimana sinyal menyebar dan lokasi pemancar dan penerima
untuk memeriksa dan memahami keberhasilan komunikasi dalam
hal interferensi dan rasio sinyal-ke-interferensi.

● Teori interferensi mengkaji adanya faktor eksternal atau


sinyal yang mengganggu atau menurunkan kualitas sinyal
komunikasi.
● Interferensi dapat muncul dari berbagai sumber, seperti
perangkat elektronik terdekat, jaringan nirkabel pesaing,
atau faktor lingkungan seperti kondisi cuaca.
● Dalam penelitian ini, teori interferensi sangat penting untuk
mengidentifikasi potensi sumber interferensi di dalam area
Kampus Ganesha yang dapat menyebabkan ketidakstabilan
jaringan Telkomsel.

xiii. Teori Optimasi Jaringan

Teori Optimasi Jaringan adalah kumpulan alat, teknik, dan praktik


terbaik yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dan keandalan
jaringan. Ini adalah proses berkelanjutan yang melibatkan
pemantauan, pengelolaan, dan peningkatan kinerja jaringan untuk
memastikan desain jaringan dan kinerja yang terbaik dengan
struktur biaya terendah. Teori Optimasi Jaringan mencakup
berbagai masalah optimisasi seperti jalur terpendek, penugasan,
aliran maksimum, transportasi, dan pengangkutan. Ini juga
melibatkan dekomposisi horizontal menjadi komputasi terdistribusi
dan dekomposisi vertikal menjadi modul fungsional seperti
kemacetan. Tujuan utama dari Teori Optimasi Jaringan adalah
memastikan bahwa jaringan yang penting berkinerja secara
optimal, meningkatkan produktivitas, dan menyediakan transfer
data yang andal, cepat, aman, tersedia 24/7.

● Teori optimasi jaringan berfokus pada teknik dan strategi


yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi
jaringan telekomunikasi.
● Ini melibatkan pengoptimalan parameter seperti kekuatan
sinyal, jangkauan, kapasitas, dan latensi.

15
● Dalam penelitian ini, teori optimasi jaringan relevan untuk
mengusulkan solusi dan rekomendasi untuk meningkatkan
stabilitas jaringan di dalam area Kampus Ganesha, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek seperti peningkatan
infrastruktur, teknologi penguat sinyal, dan perencanaan
kapasitas jaringan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Ketidakstabilan Jaringan

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sinyal telepon tidak stabil
di kampus. Faktor-faktor ini dapat dikategorikan secara luas menjadi tiga
bidang utama: faktor lingkungan, kemacetan jaringan, dan masalah terkait
perangkat.

i. Faktor lingkungan:

● Jarak dari Menara Seluler

Kedekatan kampus Anda dengan menara sel memainkan


peran penting. Jika kampus ITB Ganesha terletak jauh dari
menara seluler atau jika terdapat penghalang seperti gedung
tinggi, bukit, atau vegetasi lebat di antaranya, kekuatan
sinyal dapat melemah.

● Bahan Bangunan

Bahan konstruksi yang digunakan pada bangunan di


kampus ITB Ganesha dapat mempengaruhi perambatan
sinyal. Bahan tertentu seperti beton, logam, atau kaca hemat
energi dapat menghalangi atau melemahkan sinyal, yang
menyebabkan penerimaan yang buruk di dalam ruangan.

● Topografi

Jika kampus ITB Ganesha terletak di area dengan medan


yang berbeda-beda, seperti lembah atau daerah berbukit,
sinyal mungkin mengalami hambatan dan mengalami
fluktuasi saat Anda bergerak.

● Kondisi Cuaca

Kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, salju, atau badai


dapat mempengaruhi kualitas sinyal. Tetesan air atau
gangguan atmosfer dapat menyerap, menyebarkan, atau

16
melemahkan sinyal, menyebabkan masalah konektivitas
yang terputus-putus.

ii. Kemacetan Jaringan:

● Kepadatan Pengguna Tinggi

Kampus seringkali memiliki banyak orang yang mengakses


jaringan secara bersamaan, seperti mahasiswa, fakultas,
dan staf. Kepadatan pengguna yang tinggi ini dapat
membebani kapasitas jaringan, menghasilkan kecepatan
data yang lebih lambat dan panggilan terputus.

● Waktu Penggunaan Puncak

Selama waktu-waktu tertentu dalam sehari ketika banyak


orang secara aktif menggunakan perangkat mereka, seperti
saat istirahat atau transisi kelas, jaringan dapat menjadi
padat, yang menyebabkan penurunan kualitas sinyal.

● Batasan Bandwidth

Jika bandwidth yang tersedia tidak cukup untuk menangani


volume lalu lintas data, kemacetan jaringan dapat terjadi,
yang mempengaruhi stabilitas jaringan.

iii. Masalah Terkait Perangkat:

● Interferensi

Perangkat elektronik, seperti router Wi-Fi, microwave, atau


perangkat nirkabel lainnya, dapat memancarkan sinyal yang
mengganggu frekuensi seluler. Gangguan ini dapat
mengganggu sinyal telepon dan menyebabkan
ketidakstabilan.

● Pengaturan Telepon

Pengaturan jaringan yang salah, seperti memilih mode


jaringan yang salah (2G, 3G, 4G, atau 5G) atau
menonaktifkan pita frekuensi tertentu, dapat mempengaruhi
penerimaan dan stabilitas jaringan.

● Masalah Perangkat Keras atau Perangkat Lunak

Komponen perangkat keras yang rusak atau usang,

17
perangkat lunak usang, atau gangguan perangkat lunak
pada ponsel Anda juga dapat menyebabkan ketidakstabilan
sinyal.

c. Solusi Teknologi untuk Stabilitas jaringan

Ada beberapa solusi teknologi yang dapat membantu meningkatkan


stabilitas jaringan. Berikut adalah penjelasan yang lebih mudah dimengerti
tentang solusi-solusi tersebut:

i. Atomic Clock dan Frequency Comb

Atomic clock adalah jam yang sangat akurat yang menggunakan


perhitungan berdasarkan sifat atom. Frequency comb adalah alat
pengukur yang membantu menjaga kestabilan sinyal mikro
gelombang. Dengan menggunakan teknologi ini, sinyal dapat
menjadi lebih stabil, sehingga perangkat atau sistem yang kita
gunakan dapat beroperasi dengan lebih andal. Hal ini juga
membantu meningkatkan akurasi waktu, navigasi yang lebih baik,
komunikasi yang lebih handal, dan pencitraan dengan resolusi
lebih tinggi.

ii. Reconfigurable Intelligent Surfaces (RIS)

RIS adalah teknologi yang membantu mengurangi gangguan


antara pengguna dan meningkatkan stabilitas jaringan. RIS dapat
mengubah bagaimana sinyal bergerak di udara, sehingga
mengurangi gangguan yang bisa mempengaruhi kualitas sinyal.
Dengan menggunakan teknologi RIS, diharapkan jaringan nirkabel
masa depan dapat menangani kebutuhan yang semakin
meningkat.

iii. Teknologi Data Berkecepatan Tinggi

Teknologi data berkecepatan tinggi digunakan untuk memastikan


pengiriman sinyal dengan kualitas yang optimal. Koneksi yang baik
antara perangkat dengan kabel dan konektor yang tepat dapat
membantu menjaga integritas sinyal yang dikirimkan. Dengan
demikian, sinyal dapat tetap stabil dan terjaga kualitasnya.

iv. Simulasi Dinamis Cepat

Proses evaluasi dan kontrol stabilitas jaringan dapat dilakukan


dengan menggunakan simulasi dinamis yang cepat. Simulasi ini
membantu memprediksi bagaimana sinyal akan berperilaku dalam
kondisi yang berbeda. Dengan demikian, kita dapat melakukan

18
pengawasan dan pengendalian sinyal secara lebih efektif untuk
menjaga stabilitasnya.

19
BAB 3

3. Pemetaan Kestabilan Sinyal di Kampus Ganesha ITB

a. Penentuan Lokasi untuk Pengujian

Dalam makalah ini, kami menyajikan studi penelitian yang difokuskan


untuk mengatasi masalah ketidakstabilan sinyal di area Kampus
Ganesha, dengan fokus khusus pada kinerja provider Telkomsel yang
memiliki basis pelanggan terbesar di Indonesia. Untuk memudahkan
pendataan yang akurat dan langsung, kami melakukan observasi
lapangan dan memperoleh data PING dari berbagai lokasi yang sering
digunakan mahasiswa ITB untuk belajar.

Untuk memastikan pengumpulan dan analisis data yang komprehensif,


lingkungan Ganesha ITB dibagi menjadi enam area berbeda.
Kawasan-kawasan tersebut dipilih berdasarkan penggunaan yang
sering dan sering dilalui oleh civitas ITB. Dengan membagi kampus
menjadi beberapa bagian ini, kami bertujuan untuk memperoleh
pemahaman yang representatif tentang kinerja sinyal di berbagai
wilayah.

Temuan studi penelitian ini, berdasarkan pengamatan lapangan yang


dilakukan di lingkungan Ganesha ITB, akan memungkinkan kita untuk
mendapatkan wawasan berharga tentang stabilitas sinyal di dalam area

20
kampus. Wawasan ini akan membentuk dasar untuk analisis lebih lanjut
dan perumusan solusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan
stabilitas jaringan.

b. Menguji Performa Sinyal Menggunakan Provider Telkomsel

Provider Telkomsel yang dikenal memiliki basis pelanggan terbesar di


Indonesia ini terpilih untuk melakukan uji performa sinyal. Infrastruktur
jaringan dan coverage Telkomsel menjadi pilihan yang cocok untuk
evaluasi kestabilan sinyal di area Kampus Ganesha.

Dengan mengumpulkan data ping rata-rata dan kecepatan sinyal rata-rata


di setiap lokasi, kami dapat secara efektif menentukan stabilitas sinyal dan
menilai kinerja jaringan Telkomsel di area Kampus Ganesha. Metrik ini
berfungsi sebagai indikator penting dalam mengevaluasi respons jaringan
dan kecepatan transfer data.

c. Merekam Nilai Ping dan Kecepatan untuk Setiap Area

i. Metode:

● Untuk menilai kualitas sinyal, dua parameter utama diukur:


ping dan kecepatan.
● Ping, diukur dalam milidetik (md), menunjukkan waktu
bolak-balik untuk perjalanan data antara perangkat
pengguna dan server, yang menunjukkan respons jaringan.
● Kecepatan, diukur dalam Megabit per detik (Mbps),
mencerminkan kecepatan transfer data, yang menunjukkan
kapasitas jaringan untuk mengirimkan data.
● Empat putaran pengujian dilakukan di masing-masing dari
enam area untuk mendapatkan pemahaman yang
komprehensif tentang stabilitas sinyal.

Putaran PING (md) Speed (Mbps)

21
ii. Hasil Rekaman

● Tabel 3.1 Tes Ping dan Kecepatan Area 1

Putaran PING (md) Speed (Mbps)

1 36 25.77
2 50 37.26
3 30 16.95
4 51 24.66

● Tabel 3.2 Tes Ping dan Kecepatan Area 2

Putaran PING (md) Speed (Mbps)

1 33 38.58
2 28 38.19
3 33 40.90
4 25 41.65

22
● Tabel 3.3 Tes Ping dan Kecepatan Area 3

Putaran PING (md) Speed (Mbps)

1 35 54.38
2 30 85.16
3 34 21.92
4 45 101.24

● Tabel 3.4 Tes Ping dan Kecepatan Area 4

Putaran PING (md) Speed (Mbps)

1 60 54.79
2 41 53.20
3 31 113.72
4 32 117.73

● Tabel 3.5 Tes Ping dan Kecepatan Area 5

Putaran PING (md) Speed (Mbps)

1 35 114.74
2 42 117.16
3 26 45.98
4 49 23.52

● Tabel 3.6 Tes Ping dan Kecepatan Area 6

Putaran PING (md) Speed (Mbps)

1 25 31.81
2 41 25.23
3 25 31.81

23
4 41 25.23

iii. Tabel 3.7 Perhitungan Ping Rata-Rata untuk Setiap Area

Ping Putaran
Rata-rata
Area 1 2 3 4

1 36 50 30 51 41.75

2 33 28 33 25 29.75

3 35 30 34 45 36

4 60 41 31 32 41

5 35 42 26 49 38

6 25 41 25 41 33

iv. Tabel 3.8 Perhitungan Kecepatan Rata-Rata untuk Setiap Area

Kecepatan Putaran
Rata-rata
Area 1 2 3 4

1 25.77 37.26 16.95 24.66 26.16

2 38.58 38.19 40.90 41.65 39.83

3 54.38 85.16 21.92 101.24 65.675

4 54.79 53.20 113.72 117.73 84.86

5 114.74 117.16 45.98 23.52 73.35

6 31.81 25.23 31.81 25.23 28.52

d. Analisis Jaringan di Lingkungan ITB Ganesha

Pada bagian ini, kami akan melakukan analisis mendalam terhadap data

24
yang diperoleh dari pengujian sinyal di area Kampus Ganesha. Ping
rata-rata dan nilai kecepatan sinyal rata-rata dari setiap lokasi akan
diperiksa untuk mendapatkan wawasan tentang stabilitas sinyal di dalam
kampus.

i. Tabel 3.9 Perbandingan Ping dan Kecepatan Rata-Rata untuk


Setiap Area

Area Ping Kecepatan

1 41,75 ms 26,16 Mbps

2 29,75 ms 39,83 Mbps

3 36 ms 65,675 Mbps

4 41 ms 84,86 Mbps

5 38 ms 75,35 Mbps

6 33 ms 28,52 Mbps

ii. Analisis Ping:

Nilai ping mencerminkan waktu bolak-balik untuk perjalanan data


antara perangkat pengguna dan server, yang menunjukkan
respons jaringan. Nilai ping yang lebih rendah umumnya
diinginkan, karena mewakili waktu respons yang lebih cepat dan
komunikasi yang lebih lancar.

25
Dari data tersebut, kami mengamati bahwa:

● Area 2 memiliki ping rata-rata terendah yaitu 29,75 ms,


menunjukkan respons jaringan yang baik di area tersebut.
● Area 6 mengikuti dengan ping rata-rata 33 ms, menunjukkan
komunikasi yang efisien juga.
● Area lainnya, yaitu Area 3, dan Area 5 menunjukkan nilai
rata-rata ping yang sedikit lebih tinggi, tetapi masih dalam
rentang yang dapat diterima.
● Area 1 dan 4 menunjukkan ping rata-rata tertinggi sebesar
41,74 ms dan 41 ms, menunjukkan kebutuhan potensial
untuk peningkatan daya tanggap jaringan di area spesifik
tersebut.

iii. Analisis Kecepatan Sinyal:

Nilai kecepatan sinyal mewakili kecepatan transfer data, yang


menunjukkan kapasitas jaringan untuk mengirimkan data. Nilai
kecepatan yang lebih tinggi umumnya menunjukkan transfer data
yang lebih cepat dan kinerja jaringan yang lebih baik.

26
Dari data tersebut, kami mengamati bahwa:

● Area 4 menunjukkan kecepatan sinyal rata-rata tertinggi


84,86 Mbps, menunjukkan jaringan yang kuat dan mumpuni
dalam hal transmisi data.
● Area 5 mengikuti dengan kecepatan rata-rata 75,35 Mbps,
menunjukkan kinerja jaringan yang baik juga.
● Area 3 menunjukkan kecepatan rata-rata 65,675 Mbps,
menunjukkan kecepatan transfer data yang memuaskan.
● Area 1 dan 2 menunjukkan kecepatan rata-rata
masing-masing 26,16 Mbps dan 39,83 Mbps, menunjukkan
ruang untuk peningkatan dalam hal kapasitas jaringan dan
transmisi data.
● Area 6 memiliki kecepatan rata-rata terendah sebesar 28,52
Mbps, menunjukkan perlunya peningkatan kemampuan
transfer data.

iv. Membandingkan Ping dan Kecepatan:

Dengan membandingkan nilai ping rata-rata dan kecepatan


rata-rata di enam area, kami dapat mengidentifikasi pola dan
korelasi antara daya tanggap jaringan dan kecepatan transfer data.

● Sangat menarik untuk dicatat bahwa Area 2 menunjukkan


ping rata-rata yang relatif rendah 29,75 ms dan kecepatan
rata-rata tinggi 39,83 Mbps, yang menunjukkan jaringan
berkinerja baik dalam hal kemampuan respons dan transfer
data.
● Sebaliknya, Area 4 menunjukkan rata-rata ping yang lebih
tinggi yaitu 41 ms tetapi dikompensasi dengan kecepatan

27
rata-rata tertinggi 84,86 Mbps, menunjukkan bahwa
sementara jaringan mungkin memiliki waktu respons yang
sedikit lebih lambat, hal itu dikompensasi dengan
menyediakan kecepatan transfer data yang lebih tinggi.

v. Penilaian Stabilitas Sinyal:

Untuk menilai stabilitas sinyal secara keseluruhan di dalam area


Kampus Ganesha, penting untuk mempertimbangkan nilai ping dan
kecepatan secara bersamaan.

● Area dengan ping rata-rata rendah dan nilai kecepatan


rata-rata tinggi dapat dianggap lebih stabil, karena
menunjukkan respons jaringan yang baik dan kecepatan
transfer data yang efisien. Dalam analisis ini, Area 2, 4, dan
5 memenuhi kriteria tersebut.
● Area dengan ping rata-rata yang lebih tinggi tetapi nilai
kecepatan rata-rata yang memuaskan dapat dianggap cukup
stabil, menunjukkan perlunya pengoptimalan potensial untuk
meningkatkan respons jaringan. Area 1, 3, dan 5 termasuk
dalam kategori ini.
● Area 6 memerlukan perhatian khusus, karena menunjukkan
kecepatan rata-rata dan nilai ping rata-rata yang lebih
rendah dibandingkan dengan area lain, yang menunjukkan
potensi tantangan baik dalam daya tanggap jaringan
maupun kemampuan transfer data.

vi. Implikasi untuk Peningkatan Sinyal:

Analisis menyoroti area tertentu di mana stabilitas dan kinerja


sinyal dapat ditingkatkan.

● Meningkatkan daya tanggap jaringan di area dengan ping


rata-rata yang lebih tinggi, seperti Area 4 dan berpotensi
Area 1 dan 3, dapat meningkatkan pengalaman pengguna
dan komunikasi yang lebih lancar.
● Area dengan kecepatan rata-rata yang lebih rendah,
termasuk Area 6, akan mendapat manfaat dari
langkah-langkah untuk meningkatkan kecepatan transfer
data, memastikan transmisi data yang lebih cepat dan lebih
efisien.

vii. Analisis Berdasarkan Karakteristik Area:

28
● Area 1: Laboratorium Teknologi VI

Sebagai Laboratorium Teknologi VI, area ini kemungkinan


menampung peralatan dan perangkat canggih yang
memerlukan koneksi jaringan yang stabil dan berkecepatan
tinggi.

a. Penting untuk memastikan bahwa infrastruktur


jaringan di dalam laboratorium dioptimalkan untuk
meminimalkan interferensi sinyal dan menyediakan
konektivitas yang andal untuk tujuan penelitian dan
eksperimen.
b. Melakukan penilaian menyeluruh terhadap
penempatan titik akses nirkabel, interferensi dari
peralatan terdekat, dan konfigurasi jaringan dapat
membantu meningkatkan stabilitas sinyal di dalam
laboratorium.

● Area 2: Gedung Aula Barat:

Gedung Aula Barat, sebagai pusat kegiatan akademik,


mungkin mengalami kepadatan pengguna yang tinggi dan
permintaan yang meningkat untuk konektivitas jaringan.

a. Penting untuk merencanakan distribusi titik akses


dengan hati-hati untuk menyediakan jangkauan yang
memadai dan meminimalkan kemacetan sinyal.
b. Teknik penyeimbangan muatan, seperti
mendistribusikan lalu lintas jaringan secara cerdas di
seluruh titik akses, dapat membantu meringankan
kemacetan jaringan dan memastikan kinerja sinyal
yang stabil.

● Area 3: Gedung Aula Timur:

Mirip dengan Gedung Aula Barat, Gedung Aula Timur


mungkin menghadapi penggunaan jaringan yang tinggi
karena kegiatan akademik dan administrasi.

a. Melakukan penilaian terperinci terhadap infrastruktur


jaringan, termasuk penempatan titik akses, alokasi
saluran, dan propagasi sinyal, dapat membantu
mengidentifikasi area potensi ketidakstabilan sinyal
dan mengoptimalkan kinerja jaringan.
b. Mempertimbangkan tata letak bangunan, elemen
struktural, dan sumber gangguan sinyal potensial

29
sangat penting untuk meningkatkan stabilitas sinyal.

● Area 4: Ruang Kuliah Umum Timur:

Aula Kuliah Umum Timur adalah tempat utama untuk acara


dan kuliah, menarik sejumlah besar pengguna di ruang yang
terkonsentrasi.

a. Kemacetan jaringan dapat menjadi tantangan yang


signifikan selama periode puncak, yang
menyebabkan potensi ketidakstabilan sinyal.
b. Menerapkan solusi jaringan terukur yang dapat
menangani kepadatan pengguna yang tinggi, seperti
menggunakan titik akses tambahan atau menerapkan
sistem antena terdistribusi, dapat membantu
mempertahankan kinerja sinyal yang stabil selama
acara dan perkuliahan.

● Area 5: Center for Advanced Sciences:

Center for Advanced Sciences, yang menampung


laboratorium khusus dan fasilitas penelitian, mungkin
memerlukan infrastruktur jaringan yang kuat untuk
mendukung transfer dan kolaborasi data berkecepatan
tinggi.

a. Melakukan analisis menyeluruh terhadap infrastruktur


jaringan, termasuk menilai jangkauan sinyal,
kapasitas jaringan, dan potensi sumber gangguan,
sangat penting untuk memastikan konektivitas yang
stabil dan andal.
b. Menyebarkan teknologi jaringan canggih, seperti
koneksi serat optik atau jaringan khusus untuk area
penelitian tertentu, dapat lebih meningkatkan
stabilitas dan kinerja sinyal di dalam pusat.

● Area 6: Center for Art, Design & Language:

Center for Art, Design & Language kemungkinan melibatkan


aplikasi multimedia dan ruang kreatif yang mengandalkan
koneksi jaringan yang stabil untuk transfer data dan
kolaborasi.

a. Mengoptimalkan infrastruktur jaringan untuk


menangani kebutuhan multimedia, seperti bandwidth
tinggi dan latency rendah, sangatlah penting.

30
b. Menggunakan teknologi seperti Quality of Service
(QoS) untuk memprioritaskan lalu lintas multimedia
dan mengimplementasikan segmen jaringan khusus
untuk aplikasi multimedia dapat membantu
memastikan stabilitas sinyal yang konsisten di dalam
pusat.

viii. Analisis Berdasarkan Lokasi:

● Jarak dengan Menara Pemancar

Berdasarkan website pencari menara pemancar


cellmaper.net. Kami dapat mengidentifikasi 3 menara
pemancar dengan jarak yang relatif dekat bahkan berada di
dalam kawasan kampus Ganesha ITB.

a. Seluruh Area kampus Ganesha ITB memiliki


jangkauan pemancar yang baik
b. Area 3, 4 dan 5 mungkin memiliki beban kestabilan
sinyal yang dikarenakan pemancar perlu
mengakomodasi sinyal untuk kawasan di sisi sebelah
kanan pada peta.
c. Hanya 1 pemancar yang mengakomodasi Area 1, 2
dan 6. Namun pemancar ini dimudahkan oleh
kawasan kebun binatang di sisi lain Kampus Ganesha
ITB yang relatif penggunaan sinyal lebih rendah.

● Hambatan Fisik:

31
Berdasarkan informasi lokasi, Area 1, 2 dan 6
masing-masing berada di area kiri kampus.

a. Area ini mungkin lebih rentan terhadap penghalang


fisik seperti dinding, bangunan, atau pohon yang
dapat mengganggu kekuatan dan stabilitas sinyal.
b. Investigasi lebih lanjut terhadap penghalang fisik
potensial di area ini dapat mengidentifikasi solusi
yang ditargetkan untuk meningkatkan stabilitas sinyal.

● Kepadatan Jaringan:

Area 3, 4 dan 5 masing-masing terletak di area kanan


kampus.

a. Area ini mungkin mengalami kepadatan jaringan yang


lebih tinggi karena kedekatannya dengan gedung
pusat, ruang kuliah, atau area dengan lalu lintas tinggi
lainnya.
b. Area ini juga berdekatan dengan kawasan komersial
yang mengindikasikan beban jaringan yang lebih
tinggi
c. Kepadatan jaringan yang lebih tinggi dapat
menyebabkan kemacetan jaringan dan
ketidakstabilan sinyal, menyoroti perlunya solusi yang
ditargetkan untuk mengurangi kemacetan jaringan
dan meningkatkan stabilitas sinyal.

32
BAB 4

4. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dalam melakukan analisis yang holistik terhadap faktor-faktor yang


dipertimbangkan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang menjadi
landasan dalam merumuskan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan
stabilitas sinyal di area kampus Ganesha. Berikut adalah kesimpulan hasil
analisis yang dapat dijadikan dasar dalam membuat rekomendasi
kebijakan:

i. Faktor Lokasi:

Lokasi area di dalam kampus memiliki peran penting dalam


stabilitas sinyal.

● Beberapa area yang berlokasi di sekitar bangunan dengan


kepadatan pengguna yang tinggi, seperti Aula Timus dan
Gedung Kuliah Umum Timur, menunjukkan performa sinyal
yang baik.
● Area-area dengan potensi hambatan fisik, seperti Area 2
dan Area 3, perlu mendapatkan perhatian lebih untuk
mengoptimalkan stabilitas sinyal.

ii. Karakteristik Situs:

Setiap area dengan karakteristik yang berbeda menunjukkan


pengaruh yang berbeda terhadap stabilitas sinyal.

● Area seperti Aula Barat, Center for Advanced Sciences, dan


Gedung Kuliah Umum Timur menunjukkan performa sinyal
yang baik, sesuai dengan karakteristiknya sebagai pusat
aktivitas akademik dan penelitian.
● Namun, area seperti 6th Technology Laboratory dan Center
for Arts, Design, and Language memerlukan perbaikan
untuk meningkatkan stabilitas sinyal sesuai dengan
kebutuhan khusus di masing-masing area.

iii. Hasil Pengujian:

Hasil pengujian ping dan kecepatan sinyal menjadi indikator utama


dalam mengevaluasi stabilitas sinyal.

33
● Secara keseluruhan, analisis data mengungkapkan variasi
stabilitas dan kinerja sinyal di berbagai area Kampus
Ganesha. Area 4 dan 5 menunjukkan stabilitas sinyal yang
relatif kuat dengan respons jaringan yang baik dan
kecepatan transfer data yang tinggi.
● Area 1, 2, dan 3 menunjukkan stabilitas sinyal sedang
● Area 6 memerlukan perhatian untuk meningkatkan daya
tanggap jaringan dan kapasitas transfer data.

Temuan ini akan menjadi dasar untuk merumuskan solusi dan saran yang
ditargetkan untuk mengatasi ketidakstabilan sinyal di area Kampus
Ganesha secara efektif.

b. Saran

Untuk meningkatkan stabilitas sinyal di area Kampus Ganesha, beberapa


strategi perbaikan dapat dipertimbangkan. Strategi ini didasarkan pada
penelitian terkini dan praktik terbaik industri. Berdasarkan pengujian dan
analisis yang dilakukan, serta mempertimbangkan pendekatan
non-teknologi, alternatif strategi berikut dapat dipertimbangkan untuk lebih
meningkatkan stabilitas sinyal di area Kampus Ganesha:

i. Pendekatan Teknologi

● Peningkatan Infrastruktur:

Meningkatkan infrastruktur jaringan dapat meningkatkan


stabilitas sinyal secara signifikan. Ini termasuk memasang
router berkapasitas tinggi, titik akses, dan sakelar yang
mendukung teknologi nirkabel terbaru (seperti 5G atau Wi-Fi
6).

a. Menerapkan teknologi seperti beamforming, yang


memfokuskan sinyal nirkabel ke perangkat tertentu,
dapat meningkatkan kekuatan dan jangkauan sinyal.
b. Deployment Distributed Antenna Systems (DAS) atau
sel kecil dapat membantu mengatasi pelemahan
sinyal pada bangunan besar atau area dengan
kepadatan pengguna yang tinggi.

● Optimasi Spektrum:

Mengoptimalkan penggunaan spektrum yang tersedia dapat


mengurangi gangguan sinyal dan meningkatkan kinerja
jaringan secara keseluruhan.

34
a. Menggunakan teknik manajemen spektrum canggih,
seperti Dynamic Spectrum Access (DSA),
memungkinkan pemanfaatan spektrum secara efisien
dengan menetapkan frekuensi secara dinamis
berdasarkan permintaan waktu nyata .
b. Memanfaatkan teknik mitigasi interferensi canggih,
seperti radio kognitif atau penginderaan spektrum,
dapat mendeteksi dan menghindari sumber
interferensi untuk menjaga stabilitas sinyal.

● Perencanaan dan Pengoptimalan Jaringan:

Melakukan perencanaan dan pengoptimalan jaringan yang


komprehensif sangat penting untuk stabilitas sinyal.

a. Melakukan survei lokasi dan perencanaan frekuensi


radio (RF) untuk mengidentifikasi penempatan titik
akses yang optimal dan meminimalkan penghalang
sinyal.
b. Memanfaatkan alat pemodelan prediktif, seperti
simulator jaringan, dapat membantu dalam
mengevaluasi skenario desain jaringan yang berbeda
dan mengoptimalkan cakupan dan kapasitas sinyal.

● Manajemen Kualitas Layanan (QoS):

Menerapkan mekanisme QoS memungkinkan untuk


memprioritaskan lalu lintas jaringan yang lebih penting,
memastikan pengalaman pengguna yang konsisten.

a. Menggunakan teknik seperti pembentukan lalu lintas


dan prioritas berdasarkan persyaratan aplikasi,
seperti suara atau video, dapat mengoptimalkan
sumber daya jaringan dan meminimalkan latency.
b. Menerapkan alat pemantauan Quality of Experience
(QoE) memungkinkan penilaian berkelanjutan
terhadap kinerja jaringan dari perspektif pengguna
akhir.

ii. Pendekatan Non-Teknologi

● Kerjasama dengan Penyedia Layanan:

a. Bekerja sama dengan penyedia layanan, seperti


Telkomsel, untuk berpartisipasi dalam acara kampus,

35
lokakarya, atau seminar terkait konektivitas dan
teknologi jaringan.
b. Mengorganisir sesi bersama di mana perwakilan
penyedia layanan dapat mengatasi masalah
pengguna, memberikan pembaruan tentang
peningkatan jaringan, dan mengumpulkan umpan
balik langsung dari anggota komunitas kampus.
c. Memanfaatkan peluang tersebut untuk membangun
hubungan kerja yang lebih dekat dengan penyedia
layanan dan mengadvokasi jangkauan jaringan yang
lebih baik dan stabilitas sinyal di kampus.

● Kampanye Kesadaran Cakupan Sinyal:

a. Meluncurkan kampanye komprehensif untuk


meningkatkan kesadaran di kalangan warga kampus
tentang jangkauan sinyal dan area terbaik di kampus
untuk mengakses sinyal yang stabil.
b. Melakukan sesi informasi, lokakarya, dan
mendistribusikan materi informatif yang menyoroti
pentingnya stabilitas sinyal untuk kegiatan akademik
dan memberikan panduan dalam memilih lokasi yang
optimal untuk mengakses jaringan.

● Pemetaan Kekuatan Sinyal:

a. Melakukan latihan pemetaan kekuatan sinyal secara


mendetail di seluruh kampus untuk mengidentifikasi
area dengan jangkauan sinyal yang lebih lemah.
b. Melibatkan siswa, staf, dan anggota fakultas untuk
berpartisipasi dalam aktivitas pemetaan kekuatan
sinyal menggunakan aplikasi seluler atau alat khusus.
c. Dengan menggunakan data yang dikumpulkan,
membuat peta kekuatan sinyal kampus yang dapat
diperbarui secara berkala dan tersedia untuk
komunitas kampus, memfasilitasi pengambilan
keputusan berdasarkan informasi mengenai lokasi
optimal untuk mengakses jaringan.

● Kerjasama dengan Pengelola Fasilitas Kampus:

a. Berkolaborasi dengan manajemen fasilitas kampus


untuk mengidentifikasi area di mana peningkatan
infrastruktur, seperti pemasangan titik akses
tambahan atau penguat sinyal, dapat diterapkan
untuk meningkatkan jangkauan sinyal.

36
b. Melakukan survei dan penilaian lokasi bersama untuk
mengidentifikasi penghalang sinyal potensial, seperti
dedaunan lebat, bahan bangunan, atau elemen
struktural, dan bekerja sama untuk mengurangi
penghalang ini.

● Mekanisme Umpan Balik Pengguna:

a. Menetapkan mekanisme umpan balik pengguna,


seperti portal online atau alamat email khusus, untuk
mengumpulkan umpan balik dari anggota komunitas
kampus terkait masalah sinyal, zona mati, atau area
dengan jangkauan yang buruk.
b. Meninjau dan menganalisis umpan balik yang
diterima secara teratur untuk mengidentifikasi pola
berulang dan memprioritaskan area untuk perbaikan.
c. Menjaga komunitas kampus mendapat informasi
tentang tindakan yang diambil berdasarkan umpan
balik mereka, memastikan transparansi dan
memupuk rasa keterlibatan.

iii. Pendekatan Lokasi:

● Area 1: Laboratorium Teknologi VI

a. Pasang titik akses tambahan atau penguat sinyal di


dalam Laboratorium Teknologi VI untuk meningkatkan
jangkauan dan stabilitas sinyal.
b. Lakukan survei lokasi untuk mengidentifikasi lokasi
optimal untuk penempatan titik akses, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti perambatan
sinyal dan kepadatan pengguna.
c. Berkolaborasi dengan departemen TI dan manajemen
fasilitas untuk menjalankan proses instalasi secara
efektif.

● Area 2: Gedung Aula Barat

a. Lakukan survei lokasi terperinci untuk


mengidentifikasi area di dalam Gedung Aula Barat
dengan jangkauan sinyal yang lemah.
b. Instal titik akses tambahan secara strategis di dalam
gedung, dengan fokus pada area tempat mahasiswa,

37
pengajar, dan staf sering berkumpul, seperti ruang
kuliah, area belajar, dan ruang umum.
c. Berkolaborasi dengan tim manajemen fasilitas untuk
memastikan pemasangan yang tepat dan integrasi
titik akses dalam infrastruktur gedung.

● Area 3: Gedung Aula Timur

a. Pasang penguat sinyal atau repeater di dalam


Gedung Aula Timur untuk meningkatkan jangkauan
dan stabilitas sinyal.
b. Berkolaborasi dengan tim manajemen fasilitas untuk
mengidentifikasi lokasi optimal untuk memasang
penguat sinyal, dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti struktur bangunan dan kepadatan
pengguna.
c. Lakukan pengujian menyeluruh dan optimalisasi
penguat sinyal untuk memastikan integrasi tanpa
batas dengan infrastruktur jaringan yang ada.

● Area 4: Gedung Kuliah Umum Timur

a. Tingkatkan infrastruktur jaringan yang ada di dalam


Aula Kuliah Umum Timur untuk mengakomodasi
permintaan pengguna yang lebih tinggi dan
meningkatkan stabilitas sinyal.
b. Instal router berkapasitas tinggi dan titik akses yang
mampu menangani sejumlah besar koneksi
bersamaan.
c. Berkolaborasi dengan departemen TI dan tim
dukungan audiovisual untuk memastikan integrasi
tanpa hambatan dengan peralatan audio dan video
yang digunakan selama perkuliahan.

● Area 5: Center for Advanced Sciences

a. Lakukan survei lokasi yang komprehensif di dalam


Center for Advanced Sciences untuk mengidentifikasi
area dengan jangkauan sinyal yang buruk atau zona
mati.
b. Pasang titik akses tambahan atau gunakan sel kecil
di dalam gedung untuk meningkatkan jangkauan dan
kapasitas sinyal.
c. Berkolaborasi dengan departemen penelitian dan
manajemen fasilitas untuk memastikan integrasi

38
mulus infrastruktur jaringan dengan proyek ilmiah
yang sedang berlangsung.

● Area 6: Center for Art, Design & Language

a. Pasang titik akses tambahan atau penguat sinyal di


dalam Center for Art, Design & Language untuk
meningkatkan jangkauan dan stabilitas sinyal.
b. Berkolaborasi dengan departemen TI dan manajemen
fasilitas untuk melakukan survei lokasi dan
mengidentifikasi lokasi optimal untuk penempatan titik
akses.
c. Pastikan integrasi yang tepat dari titik akses dengan
infrastruktur gedung untuk meminimalkan penghalang
sinyal.

c. Manfaat Potensial

i. Konektivitas yang Ditingkatkan

Menerapkan strategi yang direkomendasikan dapat mengarah


pada peningkatan jangkauan dan stabilitas sinyal di berbagai area
kampus. Ini akan memungkinkan mahasiswa, fakultas, dan staf
untuk memiliki akses yang andal ke layanan jaringan, memfasilitasi
kegiatan akademik dan administrasi mereka.

ii. Pemanfaatan Sumber Daya yang Optimal:

Dengan mengidentifikasi area dengan jangkauan sinyal yang


lemah dan mengimplementasikan solusi yang ditargetkan, sumber
daya seperti titik akses dan penguat sinyal dapat digunakan secara
efisien. Pengoptimalan ini dapat menghasilkan penghematan biaya
dan pemanfaatan infrastruktur jaringan yang lebih baik.

iii. Peningkatan Kepuasan Pengguna:

Koneksi jaringan yang lebih stabil dan andal akan meningkatkan


pengalaman pengguna secara keseluruhan, yang mengarah pada
peningkatan kepuasan di antara komunitas kampus. Ini, pada
gilirannya, dapat berkontribusi pada produktivitas yang lebih tinggi,
kinerja akademik yang lebih baik, dan peningkatan kolaborasi.

iv. Citra Kampus Positif:

Menyediakan lingkungan kampus yang terhubung dengan baik dan


maju secara teknologi mencerminkan reputasi dan citra institusi

39
secara positif. Ini menunjukkan komitmen untuk menyediakan
infrastruktur yang diperlukan untuk lingkungan belajar dan
penelitian yang kondusif.

d. Keterbatasan:

i. Kendala Teknologi:

Meskipun penerapan berbagai strategi, ketidakstabilan sinyal


mungkin masih bertahan karena faktor eksternal seperti kondisi
lingkungan, kemacetan jaringan, atau keterbatasan teknologi yang
ada. Faktor-faktor ini dapat menimbulkan tantangan untuk
mencapai stabilitas sinyal yang optimal.

ii. Pertimbangan Finansial:

Menerapkan solusi teknologi tertentu, seperti titik akses tambahan


atau penguat sinyal, mungkin memerlukan investasi finansial yang
signifikan. Sumber daya anggaran yang terbatas berpotensi
membatasi skala atau kecepatan perbaikan infrastruktur.

iii. Pemeliharaan dan Pemeliharaan:

Setelah diimplementasikan, infrastruktur dan solusi jaringan perlu


dipelihara dan diperbarui secara berkala untuk memastikan kinerja
dan efektivitas yang berkelanjutan. Mengabaikan aktivitas
pemeliharaan dapat menyebabkan degradasi stabilitas sinyal dari
waktu ke waktu.

e. Ruang untuk Penelitian Lebih Lanjut:

i. Teknologi Baru:

Menyelidiki dan mengevaluasi potensi teknologi baru, seperti 5G,


edge computing, atau sistem antena canggih, dalam meningkatkan
stabilitas sinyal di kampus dapat menjadi bidang yang menarik
untuk penelitian di masa mendatang. Teknologi ini mungkin
menawarkan peluang baru untuk meningkatkan konektivitas di
lingkungan yang menantang.

ii. Perilaku dan Permintaan Pengguna:

Melakukan studi untuk memahami perilaku pengguna dan


permintaan jaringan di dalam kampus dapat memberikan wawasan
tentang pola penggunaan, jam sibuk, dan area spesifik yang

40
memerlukan peningkatan konektivitas. Pemahaman ini dapat
memandu desain dan implementasi solusi yang ditargetkan.

iii. Algoritma Pengoptimalan Jaringan:

Mengembangkan dan mengoptimalkan algoritma yang dapat


mengalokasikan sumber daya jaringan secara dinamis, mengelola
interferensi, dan memprioritaskan aplikasi penting secara real-time
dapat bermanfaat dalam memastikan transmisi sinyal yang efisien
dan stabil.

iv. Intervensi Non-Teknologi:

Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi efektivitas intervensi


non-teknologi, seperti kampanye pendidikan, keterlibatan
masyarakat, atau inisiatif kebijakan, dalam mempromosikan
penggunaan jaringan yang bertanggung jawab, mengurangi
kemacetan, dan meningkatkan stabilitas sinyal.

41
5. Daftar Pustaka

a. Li, J. (2022, May 19). The relationship between urban public art and regional
environment based on Wireless Network Technology. Computational intelligence
and neuroscience. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9135537/
b. Enhancing wireless communication system performance through modified ...
(n.d.-f).
https://www.researchgate.net/publication/320827302_Enhancing_wireless_comm
unication_system_performance_through_modified_indoor_environments
c. Home | Capital Planning and Development | Western Washington University.
(n.d.-g).
https://cpd.wwu.edu/files/2020-01/15-17%20CR%20Campus_Wireless.pdf
d. Plant, K. (n.d.). Study up on network infrastructure in Education Facilities. Accu.
https://www.accu-tech.com/accu-insider/study-up-on-network-infrastructure-in-ed
ucational-facilities
e. Enhancing indoor mmwave wireless coverage: Small-cell ... - IEEE xplore.
(n.d.-e). https://ieeexplore.ieee.org/document/9520647
f. Indoor Communications: In-building wireless solutions. Telecom Review North
America. (2021, August 24).
https://www.telecomreviewna.com/articles/reports-and-coverage/4725-indoor-co
mmunications-in-building-wireless-solutions
g. Mobile 5G networks: Challenges and technologies. (2018). International Journal
of Recent Trends in Engineering and Research, 4(3), 126–133.
https://doi.org/10.23883/ijrter.2018.4106.nof9v

h. Dunn, S., Fu, G., Wilkinson, S., & Dawson, R. (1970, January 1). [PDF] network
theory for Infrastructure Systems Modelling: Semantic scholar. [PDF] Network
theory for infrastructure systems modelling | Semantic Scholar.
https://www.semanticscholar.org/paper/Network-theory-for-infrastructure-systems
-modelling-Dunn-Fu/70e610399caaf1ee397ffea08eb678913170c347

i. Diva. (n.d.-c).
https://www.diva-portal.org/smash/get/diva2:425278/FULLTEXT01.pdf

j. Editor. (2023, March 25). Signal propagation in Communications. Electroagenda.


https://electroagenda.com/en/signal-propagation-in-communications/

k. Linear network optimization - MIT - Massachusetts Institute of Technology.


(n.d.-h). https://web.mit.edu/dimitrib/www/LNets_Full_Book.pdf

l. 2009, Haenggi, Andrews, Baccelli, Dousse, Franceschetti, Stochastic Geometry


and Random Graphs for the Analysis and Design of Wireless
Networks.https://ieeexplore.ieee.org/document/5226957

42
m. Keeler, P. (2020, November 4). Signal-to-interference ratio in wireless networks.
H. Paul Keeler.
https://hpaulkeeler.com/signal-to-interference-ratio-in-wireless-networks/

n. NIST researchers boost microwave signal stability a hundredfold. NIST. (2020,


May 21).
https://www.nist.gov/news-events/news/2020/05/nist-researchers-boost-microwav
e-signal-stability-hundredfold
o. Jane Icke - Media Relations Manager Science Email:
jane.icke@nottingham.ac.uk Phone: 0115 7486462 Location: (2023,
March 15). Article. University of Nottingham.
https://www.nottingham.ac.uk/news/next-generation-6g-wireless-networks
p. Acharya, N., Baone, C., Veda, S., Dai, J., Chaudhuri, N., Leonardi, B.,
Sanches-Gasca, J., Diao, R., Wu, D., Huang, Z., Zhang, Y., Jin, S., Zheng, B., &
Chen, Y. (2014, December 31). Fast dynamic simulation-based small signal
stability assessment and control. Fast Dynamic Simulation-Based Small Signal
Stability Assessment and Control (Technical Report) | OSTI.GOV.
https://www.osti.gov/biblio/1185197
q. Ofcom. (n.d.-i).
https://www.ofcom.org.uk/__data/assets/pdf_file/0016/84022/building_materials_
and_propagation.pdf
r. Impact of modern construction materials on radio signal ... - IEEE xplore. (n.d.-e).
https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/7022939/
s. Impact of modern construction materials on radio signal ... - researchgate. (n.d.-e).
https://www.researchgate.net/publication/283877758_Impact_of_Modern_Constr
uction_Materials_on_Radio_Signal_Propagation_Practical_Measurements_and_
Network_Planning_Aspects
t. Recommendation ITU-R P.838-3 specific attenuation model. (n.d.-g).
https://www.itu.int/dms_pubrec/itu-r/rec/p/R-REC-P.838-3-200503-I!!PDF-E.pdf
u. Guide for Conducting Risk Assessments - GovInfo. (n.d.-d).
https://www.govinfo.gov/content/pkg/GOVPUB-C13-00f462b8222d80a07feebd1
f12ebfe4f/pdf/GOVPUB-C13-00f462b8222d80a07feebd1f12ebfe4f.pdf
v. Aalborg Universitet radio propagation into modern buildings attenuation ...
(n.d.-a).
https://vbn.aau.dk/ws/portalfiles/portal/204386691/modern_attenuation_IEEE.pdf
w. Contents. (n.d.-a). https://www3.nd.edu/~mhaenggi/pubs/now.pdf
x. Setlak, L., & Kowalik, R. (2021, July 19). Study and analysis of interference
signals of the LTE system of the GNSS receiver. Sensors (Basel, Switzerland).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8309825/
y. Interference signal separation algorithm in anonymous ... - JSTOR. (n.d.-b).
https://www.jstor.org/stable/26853329
z. LTE signal strength | understanding signal ranges | USAT. (n.d.-b).
https://usatcorp.com/faqs/understanding-lte-signal-strength-values/
aa. The effect of AS’s geographic locations on internet’s stability. (n.d.-b).
https://www.atlantis-press.com/article/5559.pdf
bb. Pearson IT certification. Factors Affecting Wireless Signals | Network+ Exam
Cram: Wireless Networking | Pearson IT Certification. (n.d.).

43
https://www.pearsonitcertification.com/articles/article.aspx?p=1329709&seqNum
=3
cc. DTIC. (n.d.). https://apps.dtic.mil/sti/pdfs/ADA364024.pdf ]

44
45
46
47
48

Anda mungkin juga menyukai