Anda di halaman 1dari 28

MPI 7 : Uji Kompetensi Jabatan

Fungsional Perawat
Deskripsi Singkat
Berdasarkan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara antara lain dinyatakan bahwa
pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi
Pemerintah, yang meliputi: 1) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat
dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman
bekerja secara teknis; 2) kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman
kepemimpinan; dan 3) kompetensi sosial kultural yang diukur dari
pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Perlunya uji kompetensi jabatan fungsional adalah didasarkan pada suatu
kenyataan, bahwa lingkup pekerjaan Jabatan Fungsional tersebut memiliki
cakupan pekerjaan yang cukup luas, membutuhkan penguasaan
pengetahuan standar teoritis, serta memerlukan penguasaan khusus
secara substansial menurut tingkat keahlian pada bidang tertentu.
Disamping itu, tuntutan perkembangan jenis pekerjaan atau bidang
garapan profesi fungsional dimasa mendatang akan menuntut ketajaman
pemikiran yang terspesialisasikan menurut bidang kompetensi masing-
masing secara profesional.
Pada Modul Persiapan Uji Kompetensi ini menguraikan tiga materi pokok
yaitu Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, Hak
dan Kewajiban Peserta Uji Kompetensi, dan Persiapan sebagai peserta
Ukom Jabatan Fungsional Perawat, sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode
pembelajaran.

Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu mempersiapkan diri
untuk mengikuti uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat.

Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Perawat;
2. Menjelaskan hak dan kewajiban peserta Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Perawat;
3. Menyusun persiapan sebagai peserta Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Perawat.

Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:

 Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Perawat


 Hak dan Kewajiban Peserta Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Perawat
 Persiapan sebagai peserta uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat

Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Perawat


1. Pendahuluan

Pendahuluan
Sebelum suatu instansi pemerintah menyelenggarakan uji kompetensi
Jabatan Fungsional Perawat, maka perlu diketahui proses
penyelenggaraan uji kompetensi tersebut.
Sangat penting bagi peserta pelatihan untuk memahami proses
penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, agar dapat
mengetahui tugas dan fungsi dari masing-masing instansi pemerintah
terkait. Dengan memahami proses penyelenggaraan tersebut, maka akan
mempermudah kita dalam melakukan tahapan persiapan dan pelaksanaan
uji kompetensi.
Sebelum melaksanakan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, ada
beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh instansi penyelenggara
agar pelaksanaan uji kompetensi berjalan dengan lancar. Selanjutnya agar
mampu melaksanakan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, maka
perlu diketahui mekanisme pelaksanaan uji kompetensi mulai dari
penyiapan, pelaksanaan sampai penerbitan sertifikat uji kompetensi
Jabatan Fungsional Perawat.

Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi pokok ini peserta mampu menjelaskan
penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Perawat

Sub Materi Pokok


1. Penyelenggara
2. Metode
3. Mekanisme

2. Penyelenggara

Haii… Sebelum Anda mempelajari lebih lanjut tentang


penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, apa
yang Anda ketahui tentang penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Perawat?

Anda sebagai seorang Pejabat Fungsional Perawat, agar dapat melakukan


persiapan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat dengan baik, maka
Anda perlu memahami penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan
Fungsional Perawat.
Uraian di bawah ini dapat memberikan wawasan tentang penyelenggaraan
uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat. Dibaca sampai tuntas ya, agar
tidak gagal paham.

Penyelenggara
Penyelenggara uji kompetensi adalah instansi pemerintah pengguna
Jabatan Fungsional Perawat di Pusat dan di Daerah yang dipimpin oleh
sekurang-kurangnya pejabat pimpinan tinggi pratama atau pejabat yang
setara dan mempunyai tugas, fungsi dan/atau wewenang dalam
merencanakan dan menyelenggarakan uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan di instansi masing-masing setelah mendapatkan akreditasi
penyelenggaraan uji dari Kementerian Kesehatan. Adapun organisasi
penyelenggara uji kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan, dijelaskan
dalam gambar 1.

Gambar 1. Organisasi Penyelenggara Uji Kompetensi


Tugas Organisasi penyelenggara uji kompetensi Jabatan Fungsional
Perawat meliputi:
1. Pusat yang membidangi pengembangan jabatan fungsional kesehatan
adalah unit kerja yang membidangi pengembangan jabatan fungsional
kesehatan di Kementerian Kesehatan, yang tugasnya meliputi:

 menyusun regulasi uji kompetensi;


 menyusun perencanaan penyelenggaraan uji kompetensi secara
nasional;
 mengarahkan instansi penyelenggara dalam penyelenggaraan uji
kompetensi;
 menjadi koordinator penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional;
 mensosialisasikan kebijakan uji kompetensi secara berkesinambungan;
 memberikan rekomendasi pelaksanaan uji kompetensi kepada instansi
pelaksana uji;
 melakukan akreditasi penyelenggaraan uji kompetensi jabatan
fungsional kesehatan;
 memberikan sertifikat akreditasi;
 memberikan nomor sertifikat kepada peserta yang telah dinyatakan
lulus;
 membuat dan mengembangkan sistem informasi terkait uji kompetensi;
dan
 melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan uji
kompetensi.

2. Unit Pembina adalah unit kerja yang membina Jabatan Fungsional


Perawat, dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsinya sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan tentang Pembinaan Jabatan Fungsional di lingkungan
Kementerian Kesehatan, yang tugasnya meliputi :

 bertanggung jawab dalam penyelenggaraan uji kompetensi secara


nasional terhadap jabatan fungsional yang menjadi binaannya;
 membentuk tim penguji dan tim pelaksana uji;
 menunjuk dan menetapkan admin E-UKOM di masing-masing Unit
Pembina;
 memfasilitasi penyelenggaraan uji;
 menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji
di tingkat unit pembina;
 melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan uji
kompetensi;
 berkoordinasi dengan pusat yang membidangi pengembangan jabatan
fungsional kesehatan.

3. Instansi pemerintah sebagai instansi pengguna Pejabat Fungsional


Perawat terdiri dari Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian
Kesehatan, Unit yang membidangi pembinaan Jabatan Fungsional
Perawat, kementerian/ lembaga pemerintah non kementerian selain
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Instansi pemerintah lainnya dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang dipimpin oleh sekurang-kurangnya pejabat pimpinan tinggi
pratama atau pejabat yang setara.
Instansi pemerintah sebagai instansi pengguna Pejabat Fungsional
Perawat memiliki tugas :

 identifikasi peserta uji kompetensi;


 membentuk dan menetapkan tim penguji dan tim pelaksana uji;
 menunjuk dan menetapkan admin E-UKOM;
 membuat rencana penyelenggaraan uji kompetensi;
 membuat surat pengajuan akreditasi penyelenggaraan uji kompetensi;
 melakukan persiapan penyelenggaraan uji kompetensi;
 memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi;
 menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji
sesuai dengan nomor sertifikat yang diberikan dari Pusat yang
membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan;
 melakukan pencatatan dan pelaporan;
 membuat berita acara pelaksanaan (BAP) seperti contoh sebagaimana
tercantum dalam formulir peraturan ini; dan
 melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji
kompetensi.

3. Metode Uji

Metode uji kompetensi dapat berupa portofolio, uji tulis, uji lisan, dan uji
praktik. Uji portofolio merupakan metode wajib dalam pelaksanaan uji
kompetensi jabatan fungsional kesehatan.

1. Portofolio
Portofolio merupakan laporan lengkap segala aktifitas seseorang yang
masing masing. Penilaian portofolio merupakan suatu metode penilaian
yang berkesinambungan dengan mengumpulkan informasi atau data
secara sistematik atas dilakukannya yang menunjukan kecakapan pejabat
fungsional kesehatan dalam bidangnya hasil pekerjaan seseorang.
Portofolio digunakan sebagai salah satu cara penilaian yang mampu
mengungkap pencapaian kompetensi dan standar kompetensi setiap
pejabat fungsional kesehatan. Pentingnya portofolio memungkinkan
pejabat fungsional untuk merefleksi pelayanan yang diberikan, dapat
menunjukan kemampuan, memberi gambaran atas apa yang dilakukan
pejabat fungsional kesehatan dan sebagai bukti otentik.
Penilaian portofolio dalam konteks sebagai salah satu metode uji
kompetensi jabatan fungsional kesehatan untuk memperoleh sertifikat lulus
uji kompetensi sebagai syarat dalam kenaikan jenjang/level. Penilaian
portofolio jabatan fungsional kesehatan dapat dilihat dari beberapa
komponen, yaitu:
a. Komponen Utama adalah Bukti Pelayanan/asuhan Penilaian komponen
pelayanan/asuhan ini mengacu dari butir kegiatan jabatan fungsional
dengan kriteria:

1. 75% - 80% komponen pelayanan/ asuhan berasal dari kompetensi


pada jenjang yang sedang dipangkunya; dan
2. 20% - 25% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi
yang akan dipangkunya.

b. Komponen tambahan Komponen tambahan menjadi suatu pilihan


penilaian dan bukan menjadi persyaratan wajib bukti portofolio. Komponen
tambahan dapat berupa:
1) Sertifikat Pelatihan Adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat)
yang pernah diikuti oleh pejabat fungsional dalam rangka pengembangan
dan/atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas pelayanan
kesehatan di seluruh instansi atau fasilitas pelayanan kesehatan. Bukti fisik
komponen pedidikan dan pelatihan ini berupa sertifikat atau piagam asli
yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara pelatihan. Pendidikan dan
pelatihan harus dilengkapi dengan laporan singkat hasil diklat yang meliputi
tujuan diklat, materi diklat dan manfaat diklat untuk perbaikan pelayanan
kesehatan. Sertifikat/piagam pendidikan dan pelatihan dapat dinilai apabila:

 Materi diklat memiliki relevansi dengan jabatan fungsional yang


dipangkunya. Dapat dikategorikan menjadi relevan (R) dan tidak relevan
(TR). Relevan (R) apabila materi diklat secara langsung dapat
menunjang peningkatan kompetensi teknis di jenjang yang akan
dipangkunya. Tidak Relevan (TR) apabila materi diklat tidak menunjang
peningkatan kinerja/kompetensi jabatan fungsional kesehatan tertentu
dan diklat tidak relevan tidak akan dinilai.
 Durasi diklat sekurang kurangnya 30 JPL. Jumlah sertifikat/piagam
diklat yang dapat dinilai sebanyak 3 (tiga) sertifikat /piagam per tahun

2) Karya Pengembangan Profesi


3) Penghargaan yang relevan di bidang kesehatan.

2. Uji Tulis
Uji tulis merupakan salah satu cara untuk mengukur pengetahuan dan
pemahaman pejabat fungsional untuk dapat menganalisis dan
memecahkan masalah terkait kompetensi. Metode uji tulis dalam uji
kompetensi yang digunakan dapat dalam bentuk pertanyaan dengan
pilihan ganda. Uji Kompetensi tertulis digunakan untuk Untuk mengukur
kemampuan pengetahuan (cognitive) jabatan fungsional kesehatan. Tes
tertulis dilakukan dengan memberikan pertanyaan atau tugas secara
tertulis dan peserta menjawab setiap pertanyaan atau tugas. Tes tertulis
dapat berbentuk tes objektif atau tes uraian. Bentuk tes objektif terdiri dari
bentuk soal benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Bentuk soal
pilihan ganda dapat berupa pilihan ganda biasa, pilihan ganda analisis
kasus, pilihan ganda komplek, dan pilihan ganda membaca diagram/tabel.

3. Uji Lisan
Uji lisan merupakan metode uji yang dapat digunakan selain metode uji
portofolio. Uji lisan dapat berupa wawancara terstruktur dan dapat
dilakukan bersamaan dengan uji portofolio. Kompetensi yang diujikan
dalam uji lisan disesuaikan dengan standar kompetensi dan level
kompetensi sesuai dengan jenjang yang akan diampunya. Uji Lisan/
Interview merupakan kegiatan uji kompetensi yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan lisan dari penguji kepada peserta uji yang
tujuannya untuk mengklarifikasi atau mengali kompetensi peserta uji.
Uji lisan ialah salah satu uji kompetensi jabatan fungsional yang
menggunakan teknik wawancara dibuat secara sistematis untuk mengukur
kemampuan peserta terkait butir kegiatan sesuai jabatan fungsional.
Biasanya menggunakan wawancara terstruktur disusun secara terperinci,
menggunakan kuesioner standar (atau jadwal wawancara) untuk menjamin
se mua responden ditanyakan dengan satu perangkat pertanyaan yang
sama dalam urutan yang sama. Jawaban pertanyaan tidak membuka
kebebasan dan sudah terikat pada pertanyaan yang telah disusun lebih
dahulu.

4. Uji Praktik
Uji praktik merupakan ujian praktik atas tindakan/ prosedur tindakan dari
butir-butir kegiatan jenjang jabatan dari masing-masing jabatan fungsional
kesehatan untuk melihat kemampuan peserta uji dari aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap.

Ayooo tetap fokus dan semangat yaaa....


4. Mekanisme Uji

1. Mekanisme Uji Kompetensi


Mekanisme bagi penyelenggara uji kompetensi Jabatan Fungsional
Perawat adalah sebagai berikut:

 Melakukan mapping terhadap Jabatan Fungsional Perawat meliputi


variabel nama pemangku, jenis jabatan fungsional, kategori jabatan
fungsional, jenjang jabatan fungsional, riwayat pendidikan, riwayat
pelatihan jabatan fungsional terkait dan variabel lainnya yang
diperlukan.
 Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan uji kompetensi bagi pejabat
fungsional terutama yang akan naik jenjang.
 Memeriksa kelengkapan dokumen administrasi calon peserta.
 Menetapkan calon peserta uji yang telah memenuhi persyaratan.
 Menunjuk dan menetapkan tim penguji sesuai persyaratan.
 Melakukan perencanaan dan mengalokasikan anggaran biaya
penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat.
 Melakukan penyiapan tempat uji kompetensi.
 Melakukan penyiapan peralatan, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk uji kompetensi.
 Membuat dan menyampaikan proposal penyelenggaraan uji ke pusat
yang membidangi pengembangan jabatan fungsional kesehatan.
 Melaksanakan uji kompetensi.
 Membuat dan menyampaikan Berita Acara Pelaksanaan Uji dan
meminta nomor sertifikat ke pusat yang membidangi pengembangan
jabatan fungsional kesehatan.
 Mengeluarkan sertifikat kompetensi dan memberikan kepada Pejabat
Fungsional Perawat yang lulus, paling lambat satu bulan setelah
dinyatakan lulus.
 Memberikan peningkatan pengetahuan dan kemampuan bagi peserta
uji yang tiga kali tidak lulus uji kompetensi.

2. Sertifikat Uji Kompetensi


Sertifikat uji kompetensi merupakan bukti pengakuan tertulis atas
penguasaan kompetensi kerja yang diberikan kepada Pejabat Fungsional
Bidan yang telah lulus uji kompetensi jabatan fungsional.
Sertifikat Uji Kompetensi jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
dicetak di atas kertas ukuran A4 dengan berat 120 g dan ditandatangani
oleh pimpinan instansi penyelenggara uji kompetensi dan ketua tim
penguji.
Setiap sertifikat akan mendapatkan nomor peserta terdiri dari 16 digit yang
masing-masing digit mempunyai arti dengan rumusan kode digit.

3. Sanksi
a. Peserta yang melanggar tata tertib diberi peringatan oleh tim penguji,
apabila peserta telah diberikan peringatan dan tidak mengindahkan
peringatan tersebut, maka tim penguji mencatat dan mengusulkan peserta
tersebut untuk dinyatakan gagal ujian dan dibuatkan berita acara.
b. Penguji yang melanggar ketentuan sebagaimana dalam pedoman ini
maka akan diberikan sanksi. Proses pemberian sanksi bagi penguji
berdasarkan pada proses klarifikasi dan koordinasi dengan pihak terkait
termasuk penguji yang diduga melanggar, sanksi tersebut diberikan oleh
pejabat yang menetapkan tim penguji tersebut sesuai tingkatannnya atas
rekomendasi tim pembinaan dan pengawasan. Pemberian
sanksi ini berdasarkan pada tingkat pelanggaran, dapat berupa antara lain:

1. Teguran lisan;
2. Teguran tertulis;
3. Pembebastugasan dari keanggotaan tim penguji untuk periode waktu
tertentu; atau
4. Pembebas tugasan dari keanggotaan tim penguji dan tidak dapat
menjadi tim penguji lagi.

c. Penyelenggara uji tidak boleh melaksankan uji kompetensi tanpa adanya


surat rekomendasi penyelenggaraan uji kompetensi dari pusat yang
membidangi pengembangan jabatan fungsional kesehatan dan akan
dilaksanakan akreditasi terkait penyelenggaraan uji kompetensi secara
berkala oleh pusat yang membidangi pengembangan jabatan fungsional
kesehatan.
d. Unit Pembina/Dinas Kesehatan Provinsi/Dinas Kesehatan Kab/Kota dan
instansi pengguna Pejabat Fungsional Bidan yang telah memenuhi
persyaratan dan telah mendapatkan rekomendasi penyelenggaraan uji
kompetensi dari pusat yang membidangi pengembangan jabatan
fungsional kesehatan namun tidak bersedia menyelenggarakan uji tanpa
alasan yang kuat maka pejabat fungsional yang berasal dari instansinya
tidak dapat diuji di instansi lain.
5. Sekarang Saya Tahu

 Penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat melibatkan Pusat


yang membidangi pengembangan jabatan fungsional kesehatan, Unit Pembina
Jabatan Fungsional Perawat, dan Instansi Pemerintah sebagai instansi pengguna
Jabatan Fungsional Perawat.

 Metode Uji Kompetensi terdiri dari portofolio, tulis, lisan dan praktik. Saat ini
hanya metode portofolio yang diwajibkan dalam uji kompetensi jabatan
fungsional kesehatan.

 Untuk menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, maka


perlu dilakukan tahapan-tahapan seperti mapping peserta dan seleksi
administrasi sebelum pelaksanaan uji, penerbitan sertifikat uji kompetensi
Jabatan Fungsional Perawat untuk peserta yang lulus uji, serta pemberian
sanksi untuk peserta dan penguji yang melanggar aturan.
Hak dan Kewajiban Peserta Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Perawat
1. Pendahuluan

Pendahuluan
Sebelum melaksanakan uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, Anda
sebagai calon peserta uji perlu memahami apa yang menjadi hak dan
kewajiban sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan uji kompetensi.
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pokok ini peserta mampu menjelaskan mengenai
kewajiban dan hak peserta uji kompetensi jabatan fungsional Perawat.
Sub Materi Pokok

1. Kewajiban
2. Hak

2. Kewajiban Peserta Uji

Sebagai peserta uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat,


tentunya memiliki hak dan kewajiban. Apakah yang anda ketahui
tentang hak dan kewajiban peserta uji kompetensi?
Agar kita mengetahui dan memahami hak dan kewajiban peserta uji
kompetensi
Adapun kewajiban dan hak peserta uji adalah sebagai berikut:
Kewajiban Peserta Uji

1. Mempersiapkan berkas administrasi yang diperlukan


2. Mengajukan permohonan uji kompetensi ke pimpinan instansi
pengguna dengan diketahui atasan langsung.
3. Melakukan registrasi online uji kompetensi jabatan fungsional. Seluruh
Pejabat Fungsional Perawat yang akan mengikuti uji kompetensi wajib
melakukan pemutakhiran data jabatan fungsional secara online
melalui laman resmi Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan).
Setelah melakukan pemutakhiran data jabatan fungsional, semua
calon peserta uji kompetensi harus mendaftar uji kompetensi secara
online.
4. Mencetak buku registrasi online.
5. Mempersiapkan berkas portofolio dan data dukung yang diperlukan.
6. Melakukan konsultasi dengan tim penguji sebelum melakukan uji
kompetensi (setelah ditetapkan menjadi calon peserta uji).
7. Melaksanakan uji sesuai dengan tempat, waktu, metode yang telah
ditetapkan.

Ketika Anda menjadi peserta uji kompetensi, selain dituntut untuk


melaksanakan kewajiban-kewajiban diatas, Anda juga memiliki hak-
hak. Selanjutnya Anda akan mempelajari mengenai hak-hak peserta
uji kompetensi. Tetap fokus dan semangat ya…
3. Hak Peserta Uji Kompetensi

 Mendapatkan feedback dan hasil kelulusan uji kompetensi.

 Bila lulus, mendapat sertifikat uji kompetensi.

 Bila tidak lulus, boleh mengikuti uji ulang sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh pelaksana.

 Bila uji ulang pertama tidak lulus, boleh mengikuti uji ulang yang
kedua sesuai dengan jadwal yang tersedia penyelenggara.

 Bila uji ulang yang kedua tidak lulus maka pimpinan instansi
pengguna memberikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
kepada pejabat fungsional tersebut.

5. Sekarang Saya Tahu

 Selain wajib mempersiapkan semua dokumen administrasi, portofolio,


data dukung lainnya yang digunakan untuk uji kompetensi, peserta juga
diwajibkan untuk melakukan registrasi, berkonsultasi dengan tim penguji
dan melaksanakan uji kompetensi.

 Peserta uji kompetensi berhak mendapatkan feedback terhadap hasil uji


kompetensi, mendapatkan sertifikat apabila lulus uji dan mendapatkan
kesempatan untuk ikut uji kompetensi ulang maksimal 2 (dua) kali
apabila tidak lulus uji.

Nah, supaya lebih memahami tentang hak dan kewajiban peserta uji
kompetensi, Yuk mari simak video berikut ini. Semangat menyimak
videonya ya… (video presentasi tentang hak dan kewajiban peserta
uji kompetensi)
Persiapan Sebagai Peserta Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Perawat
1. Pendahuluan

Pendahuluan
Setelah memahami tentang hak dan kewajiban peserta uji kompetensi
Jabatan Fungsional Perawat, sekarang Anda akan mempelajari tentang
Persiapan sebagai peserta uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat.
Anda sebagai Pejabat Fungsional Perawat perlu untuk memahami kisi kisi
materi uji, penilaian dan aplikasi e-ukom untuk mempersiapkan diri anda
menghadapi uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat.

Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi pokok ini peserta mampu menjelaskan mengenai
persiapan sebagai peseta uji kompetensi jabatan fungsional Perawat.

Sub Materi Pokok

1. Kelengkapan Uji Kompetensi

2. Aplikasi e-ukom

2. Kelengkapan Uji Kompetensi

Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang persiapan sebagai


peserta uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat, tuliskan apa
yang anda ketahui mengenai persiapan sebagai peserta uji
kompetensi Jabatan Fungsional Perawat.
Apakah Anda sudah siap ? Yuk persiapkan diri, Anda akan mulai
mempelajari materi ini. Yuk, mari kita fokus mempelajari. Tetap
semangat ya…

Kelengkapan Uji Kompetensi


1. Kisi-kisi Materi Uji
Tahukah Anda bahwa materi uji kompetensi berbeda-beda untuk setiap
jenjang jabatan? Ternyata untuk membuat materi uji kompetensi ada
standar yang digunakan.
Disini Anda akan diberikan pengetahuan, bagaimana materi uji disusun.
Materi uji kompetensi jabatan fungsional Perawat mengacu pada
kamus/standar kompetensi jabatan fungsional Perawat yang disusun
Instansi Pembina atau sesuai butir-butir kegiatan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Materi uji
kompetensi dalam rangka kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi
meliputi :

1. materi uji meliputi kompetensi teknis, manajerial dan sosio kultural;


2. materi uji mengacu pada kompetensi jenjang yang akan diduduki dan
kompetensi jenjang yang sedang diduduki, meliputi 75 – 80%
kompetensi jenjang yang saat ini didudukidan 25-20% kompetensi
jenjang yang akan diduduki; dan
3. level kompetensi mengacu pada kompetensi jenjang jabatan yang
akan diduduki dan kompetensi jenjang yang sedang diduduki.

Materi uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat mengacu pada Standar


Kompetensi Jabatan Fungsional Perawat atau sesuai butir-butir kegiatan
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. Level kompetensi dalam Standar Kompetensi Jabatan
Fungsional Perawat menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi, dimana
penguasaan kompetensi tersebut digambarkan dalam suatu indikator
perilaku yang terdiri dari 5 (lima) tingkatan, yaitu dari Level 1 sampai
dengan Level 5, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Level 1 Paham/dalam pengembangan (awareness/being developed),
dengan kriteria: 1) mengindikasikan kemampuan melaksanakan
tugas/pekerjaan teknis sederhana dengan proses dan aturan yang jelas,
memerlukan pengawasan langsung/bantuan dari orang lain; 2)
mengindikasikan penguasan pengetahuan dan keterampilan yang tidak
memerlukan pelatihan khusus; 3) mengindikasikan memiliki pemahaman
dasar tentang prinsip-prinsip teori dan praktek, namun masih memerlukan
pengawasan langsung dan/atau bantuan pihak lain; dan 4)
mengindikasikan kemampuan bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri.
2. Level 2, Dasar (basic), dengan kriteria: 1) mengindikasikan kemampuan
melakukan kegiatan/tugas teknis dengan alat, prosedur dan metode kerja
yang sudah baku; 2) mengindikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip
teori dan praktek, dalam pelaksanaan tugas tanpa bantuan dan/atau
pengawasan langsung; 3) mengindikasikan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang memerlukan pelatihan tingkat dasar; dan 4)
mengindikasikan kemampuan untuk bertanggungjawab atas pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tangungjawab membantu pekerjaan orang lain
untuk tugas teknis yang sederhana.
3. Level 3 Menengah (intermediate), dengan kriteria: 1) mengindikasikan
kemampuan melakukan tugas teknis yang lebih spesifik dengan
menganalisis informasi secara terbatas dan pilihan metode untuk
menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam tugasnya; 2)
mengindikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip teori dan praktek
tanpa bantuan dan/atau pengawasan langsung, dengan kecepatan yang
tepat penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat; 3) mengindikasikan
kepercayaan diri dan kemampuan dan menunjukkan kelancaran dan
ketangkasan dalam praktek pelaksanaan pekerjaan teknis; 4)
mengindikasikan penguasan pengetahuan dan keterampilan yang
memerlukan pelatihan tingkat menengah; dan 5) mengindikasikan
kemampuan bertanggungjawab atas pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tangungjawab atas pekerjaan kelompok/tim.
4. Level 4 Mumpuni (advance), dengan kriteria: 1) mengindikasikan
kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan/iptek, konsep/teori dan
praktek mampu mendapat pengakuan di tingkat instansi; 2)
mengindikasikan kemampuan menghasilkan perbaikan dan pembaharuan
teknis, metode kerja; 3) Mengindikasikan kemampuan beradaptasi dengan
berbagai situasi, peningkatan kompleksitas dan resiko serta kemampuan
memecahkan permasalahan teknis yang timbul dalam pekerjaan; 4)
mengindikasikan kemampuan mengembangkan dan menerapkan
pendekatan mono disipliner/satu bidang keilmuan dan kemampuan
melakukan uji kompetensi serta memiliki kemampuan pengajaran serta
menjadi rujukan atau mentor tingkat instansi; dan 5) mengindikasikan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan pelatihan
lanjutan.
5. Level 5 Ahli (expert), dengan kriteria: 1) mengindikasikan kemampuan
mengembangkan ilmu pengetahuan/iptek, konsep/teori mampu mendapat
pengakuan nasional atau internasional; 2) mengindikasikan kemampuan
menghasilkan karya kreatif, original dan teruji; 3) menunjukkan inisiatif dan
kemampuan beradaptasi dengan situasi masalah khusus, dan dapat
memimpin orang lain dalam melakukan kegiatan teknis; 4)
mengindikasikan kemampuan mampu mengkoordinasikan, memimpin dan
menilai orang lain, kemampuan melakukan uji kompetensi, dan
kemampuan menjadi pembimbing/mentor; 5) mengindikasikan kemampuan
mengembangkan dan menerapkan pendekatan inter, multi disipliner; dan
6) mengindikasikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
menjadi rujukan atau mentor tingkat nasional atau internasional
Tabel 1.
Pola Distribusi Required Competency Level (RCL) Kompetensi
Nah… sekarang Anda tahu kompetensi level berapa yang harus anda
kuasai untuk menduduki jenjang jabatan saat ini dan level kompetensi yang
harus Anda miliki ketika Anda akan naik jenjang.

2. Penilaian
Dalam rangka menjamin kualitas dari bukti-bukti portofolio yang
dikumpulkan selama pelaksanaan asesmen maka alat bukti tersebut harus
memenuhi 4 prinsip aturan pengumpulan bukti, yaitu :
 Memadai
Memadai berkaitan dengan apakah bukti yang dikumpulkan telah cukup
untuk dengan yakin menentukan bahwa hasil yang ditargetkan dalam
standar kompetensi telah dicapai
 Valid
Valid pembuktian berhubungan dengan keterkaitan secara langsung
dan kesesuaian bukti dengan standar kompetensi (outcome) yang
ditargetkan, serta kriteria Kinerja yang spesifik.
 Asli
Asli berkaitan dengan keyakinan bahwa bukti yang dikumpulkan oleh
peserta uji merupakan hasil yang dilakukan sendiri.
 Terkini
Terkini menunjukkan kepada waktu terakhir dibuatnya/disediakannya
alat bukti tersebut.
2.1 Penilaian Hasil Uji Lisan
Penilaian uji lisan di tentukan dari kesesuaian jawaban peserta uji dengan
lembar jawab lisan yang telah di siapkan. Hasil penilaian uji lisan di rekap
untuk di laporkan dalam lampiran berita acara dan di akumulasikan dengan
metode uji lain dan di buat nilai rata-rata untuk di rekomendasikan sesuai
kesepakatan nilai batas lulus.
2.2 Hasil Uji Praktik
Uji praktik merupakan ujian praktik atas tindakan/ prosedur tindakan dari
butir-butir kegiatan jenjang jabatan dari masing-masing jabatan fungsional
kesehatan untuk melihat kemampuan peserta uji dari aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Tehnik pengumpulan bukti dengan ceklis
observasi sesuai dengan tahap-tahap tindakan yang ada di standar
prosedur operasional (SPO) fasilitas pelayanan kesehatan peserta uji.
Hasil penilaian uji praktik di rekap untuk di laporkan dalam lampiran berita
acara dan di akumulasikan dengan metode uji lain dan dibuat nilai rata-rata
untuk di rekomendasikan sesuai kesepakatan nilai batas lulus.
Pelaksanaan uji kompetensi dengan 4 metode tersebut harus di tentukan
nilai batas lulus sebelum dilakukan ujian saat ini nilai batas lulus adalah 70
(tujuh puluh). Penilaian dari 3 metode uji kompetensi : uji portofolio, uji tulis
dan uji lisan mempunyai nilai batas lulus: 70 (tujuh puluh). Penilaian praktik
hasilnya harus kompeten jika hasilnya belum kompetensi berarti harus
dilakukan uji praktik ulang.

Sekarang mari kita lanjut mempelajari aplikasi e-ukom. Tetap


semangat yaa ☺
3. Aplikasi E-Ukom

Cara untuk memulai akses terhadap sistem informasi uji kompetensi


jabatan fungsional (E-UKOM) sebagai berikut:
1)  Buka web browser (Google Chrome atau Mozilla Firefox atau
lainnya) dengan alamat url:
http://jabfung.bppsdmk.kemkes.go.id/eUkom bisa melalui desktop
atau mobile.
2)  Kemudian tekan Enter pada tombol keyboard atau klik tombol Go pada
browser.
3)  Akan muncul tampilan halaman utama sebagai berikut:
Keterangan:

1. Home : menu halaman depan


2. About : menu halaman tentang Informasi aplikasi
3. Login :

 Login Peserta : menu halaman masuk kedalam sistem akun user


peserta
 Login Admin : menu halaman masuk kedalam sistem akun user admin

(4) Sign up : menu halaman pendaftaran akun user peserta.


 
b.    Cara Login Akun User Peserta

Keterangan:

1. Masukkan NIP dan password yang sudah terdaftar


2. Tekan tombol Login

Mengembalikan Akun User Peserta (lupa password untuk login)


Pada Halaman Login pilih (Reset Password)

Langkah mengembalikan akun user:

 Masukkan email pendaftaran akun


 Apabila email yang dimasukkan benar maka akan mengarah kehalaman
depan dan muncul notifikasi instruksi pengecekan Email.
 Periksa email Pesan Masuk (INBOX) dan ikuti intruksi selanjutnya
c.    Alur Tugas Akun Peserta
Gambar dibawah menjelaskan alur tugas akun peserta diantaranya:

Keterangan:

1. Melakukan registrasi untuk mendapatkanAkun


2. Meng- entry Foto
3. Mendaftar Uji Kompetensi
4. Meng- entry Data Peserta Uji
5. Mengupload file yang dibutuhkan
6. Mencetak Kartu Registrasi Online
7. Memantau proses verifikasi dan mengikuti ujian sampai ujian
dinyatakan selesai

 
AKUN USER PESERTA
a)   Halaman Utama Akun Peserta

b)   Cara Mendaftar Online

Keterangan:
(1)  Cara untuk mendaftar online, peserta dapat menekan Menu Sign Up
pada home peserta.
(2)  Isi semua data dengan benar

 NIP: NIP Pegawai Terdaftar (18 karakter dan tanpa spasi)


 Instansi: Nama Instansi
 Unit: Unit atau Fasilitas Kesehatan
 Provinsi: Nama Provinsi
 Kabupaten / Kota: Nama Kabupaten /Kota
 Username: Nama Lengkap
 Email: Alama Email
 Password: Password minimal 6 digit
 Password Repeat: Ulangi Password yang dimasukkan
 Captcha: masukkan Kode Keamanan (pada gambar captcha)
 Tekan tombol Signup untuk mendaftar

 
c)   Cara Meng-entry Foto

Peserta dapat mengganti foto dengan cara menekan link (Ganti Foto) dan
memilih foto formal yang ingin di upload dengan format gambar
(.png, .jpg, .jpeg).

d)   Cara Daftar Uji Kompetensi


Keterangan :

1. Cara untuk mendaftar uji kompetensi, peserta dapat menekan link


(Daftar Uji Kompetensi) pada home peserta.
2. Kemudian sistem akan mengarahkan ke halaman registrasi uji
kompetensi. Nip dan Pilih Periode Uji Kompetensi sudah muncul
otomatis sesuai dengan informasi peserta.
3. Tekan tombol (Ya Daftar) apabila yakin untuk melakukan pendaftaran

e)   Cara Meng-entry Data Peserta


Keterangan:
(1)  Cara untuk meng-input data peserta, peserta dapat menekan link
(Input Data Peserta) pada home peserta.
(2)  Kemudian sistem akan mengarahkan ke halaman Input Data Peserta.
Isikan data dengan benar.

 NIP : NIP Peserta (18 karakter dan tanpaspasi)


 Nama Lengkap : Nama Lengkap Peserta
 Instansi Kerja : Instansi Kerja Peserta
 Nama Provinsi : Nama Provinsi Peserta
 Nama Kabupaten/Kota : Nama Kabupaten/Kota Peserta
 Instansi Unit : Instansi Unit Peserta
 Unit Fasilitas Layanan Kesehatan : Unit Fasilitas Kesehatan Peserta
 Unit Kerja : Unit Kerja Peserta
 Kategori Uji Kompetensi : Kategori Uji Kompetensi Peserta
 Jenis Jabatan Fungsional : Jenis Jabatan Fungsional Peserta
 Jenjang Jabatan Fungsional : Jenjang Jabatan Fungsional Peserta
 Nomor Ijasah Terakhir : Nomor Ijasah Terakhir Peserta
 Tahun Ijasah Terakhir : Tahun Ijasah Terakhir Peserta
 No. Telp HP/Rumah/Fax : No. Telp HP/Rumah/FaxPeserta
 No SK Jabatan Fungsional : Nomor SK Jabatan Fungsional Peserta
 Tanggal SK Jabatan Fungsional : Tanggal SK Jabatan Fungsional
Peserta
 Tekan tombol (Setuju) apabila yakin untuk menyimpan data peserta
atau tekan tombol (Tidak Setuju) apabila tidak yakin untuk menyimpan
data peserta.
 
f)   Cara Mengupload File

Keterangan:
(1)  Cara untuk mengupload file data, peserta dapat menekan link (Upload
File Data) pada home peserta.
(2)  Kemudian sistem akan mengarahkan ke halaman Upload Files.
Beberapa jenis file yang harus di upload antara lain:

 SKP 1 tahun terakhir


 Surat rekomendasi dari atasan untuk mengikuti uji
 SK jafung jenjang terakhir

Peserta dapat memilih jenis file yang sesuai dan pilih file yang ingin
di upload dengan format gambar (.png, .jpg, .jpeg).
(1)  Tekan tombol (Submit) apabila ingin menyimpan data.
(2)  File yang sudah terupload dapat dilihat di kolom Data File Upload,
peserta juga dapat menghapus data apabila terdapat kekeliruan dalam
menguplaod file.

 g)   Cara Mencetak Kartu Registrasi Online


Keterangan:

1. Admin Wilayah sudah melakukan verifikasi kepada Peserta tersebut


2. Cara untuk mencetak kartu registrasi online, peserta dapat menekan
Menu Data Registrasi pada homepeserta.
3. Pilih kartu registrasi online yang akan dicetak berdasarkan periode uji
kompetensi. Kartu registrasi online harus dibawa oleh peserta selama
mengikuti uji kompetensi. Berikut ini tampilan dari kartu uji registrasi
online:
h)    Cara Keluar Dari Sistem
Pilih Menu (Logout) yang berada di pojok kanan atas

Setelah Anda pelajari aplikasi E-Ukom, Anda mampu melakukan registrasi


yang dibuktikan dengan kartu registrasi pendaftaran online.
6. Sekarang Saya Tahu

 Kelengkapan Uji Kompetensi meliputi Materi uji dan penilaian hasil uji.
Materi Uji kompetensi disusun berdasarkan Standar Kompetensi yang
berisi pengetahuan, keterampilan dan perilaku seorang pejabat
fungsional yang mengindikasikan tingkat (level) penguasaan
kompetensi dari yang terendah, sampai yang tertinggi (level 1 sampai
level 5).

 Komponen utama yang dinilai dalam uji kompetensi portofolio adalah


bukti pelayanan/ asuhan keperawatan dengan kriteria: 75% - 80%
komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi pada jenjang
yang sedang dipangkunya, dan 20% - 25% komponen
pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi yang akan dipangkunya.

 Peserta uji kompetensi Jabatan Fungsional Perawat dapat melakukan


registrasi online melalui aplikasi E-Ukom dengan cara membuat akun
pada aplikasi E-Ukom, mengentry foto, mengupload file yang
dibutuhkan dan di tahap akhir peserta dapat mencetak kartu ujian.
Selamat, Anda keren…
Akhirnya Anda telah menyelesaikan pembelajaran mandiri untuk Mata
Pelatihan Inti 7. Persiapan Uji Kompetensi dengan baik.
Kalau Anda ingin tahu lebih banyak lagi tentang penyelenggaraan uji
kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan, silahkan unduh
Permenkes Nomor 18 tahun 2019.
Silahkan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan
pembelajaran berikutnya.
Sekali lagi Selamat dan Semangattt…

Anda mungkin juga menyukai