Anda di halaman 1dari 7

1.

PERHITUNGAN ANGKA KELAHIRAN (CBR, GFR, ASFR,TFR)


a. CBR (Crude Birth Rate)
Nilai CBR dari masa ke masa dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan populasi penduduk di suatu wilayah. Selain itu
nilai CBR dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah bayi lahir hidup,
jumlah ibu hamil dan ibu nifas.Perhitungan CBR berdasarkan pada jumlah
kelahiran dan jumlah penduduk (populasi) di suatu wilayah.
Rumus :
CBR = b/p*1000
b = birth (jumlah kelahiran)
p = populasi / jumlah penduduk
1000 = konstanta
Contoh :
Kota X pada tahun 2020 memiliki jumlah penduduk 10.000.000 jiwa. Bila jumlah
seluruh kelahiran hidup di kota X sebanyak 200.000, maka CBR kota x adalah?
CBR = 200.000/10.000.000*100 = 20 ( artinya, terjadi 20 kelahiran dalam setiap
1000 penduduk di kota X pada tahun 2020)

b. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate)


Perhitungan GFR lebih teliti dibanding CBR karena dalam perhitungan GFR,
pembagi-nya adalah penduduk wanita yang berada dalam usia reproduksi yaitu
15-49 tahun.
Rumus angka kelahiran umum adalah:
GFR = B / P (15-19) * k

GFR   = Angka kelahiran umum


B        = jumlah bayi
P (15-49) = jumlah penduduk wanita berusia 15 - 49 tahun
K       = konstanta (biasanya 1.000)

Contoh:
Bila data kependudukan Madiun menunjukan angka GFR adalah 61, maka
terdapat 61 bayi yang lahir hidup dari 1.000 penduduk wanita yang berusia 15 - 49
tahun tertentu pada pertengahan tahun.
c. Tingkat Kelahiran Berdasarkan Usia (Age Specific Fertility Rate)
Tingkat kelahiran berdasarkan usia atau ASFR  ini perhitungannya lebih detail
dibandingkan dua perhitungan sebelumnya, mengingat perhitungan ini
berdasarkan kelompok usia dengan interval lima tahun dari seorang wanita selama
masa reproduksinya.
Rumus hitung ASFR adalah:
ASFR = Bi/Pfi * k

ASFR  = Kelahiran bayi dari ibu berusia spesifik


a = 15-19 tahun
b = 20-24 tahun
c = 25-29 tahun
d = 30-34 tahun
e = 35-39 tahun
f = 40-44 tahun
g = 45-49 tahun
Bi = jumlah bayi yang dilahirkan ibu berusia di atas
Pfi = Jumlah penduduk wanita pada rentang usia di atas

Contoh :
Jika ASFR (15-19) di Kota Karawang adaah 15, maka artinya terdapat 15
kelahiran dari 1.000 penduduk wanita yang berusia 15-19 tahun pada tahun
tersebut..

d. TFR ( Total Fertility Rate)


Jumlah dari asfr dengan catatan umur dinyatakan dalam satu tahunan.
rumus :
TFR = 5 X ASFRi (i = 1, 2, ........7)
Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu pada akhir masa
reproduksinya jika ibu tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.
Contoh :

Pada tabel diatas dapat dihitung TFT adalah


TFR = 5 (60 + 197 + 251 + 304 + 119 + 65 + 11)
= 5 x 1007
= 5035 per 1000 wanita usia 15-49 tahun atau
5,035 untuk tiap wanita usia 15-49 tahun.
 
Artinya: setiap wanita Jakarta yang mampu menyelesaikan masa reproduksinya
(15-49 tahun) secara rata-rata akan mempunyai lima anak.
Kelebihan TFR :
Dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seluruh wanita usia respoduksi (15-49
tahun), yang telah memperhitungakn tingkat kesuburan wanita masing-masing
kelompok usia

2. PERHITUNGAN USIA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG


a. Perhitungan Usia Langsung
Metode Rumus Neagle digunakan untuk menghitung usia kehamilan berdasarkan
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga tanggal saat anamnese dilakukan.
Rumus Neagle memperhitungkan usia kehamilan berlangsung selama 280 hari (40
minggu). Usia kehamilan ditentukan dalam satuan minggu. Selain umur
kehamilan, dengan rumus Neagle dapat diperkirakan pula hari perkiraan
persalinan/lahir (HPL). Namun rumus ini hanya bisa digunakan untuk ibu yang
siklus haidnya teratur.
Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) :
1. Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret (Sebelum dari
tanggal 25) menggunakan rumus = +7 +9 +0
Contoh : HPHT = 6 Januari 2023
= 6 / 1 / 2013
= +7 +9 +0
Jadi HPLnya = 13 / 10 / 2013 (13 Okt 2023)

2. Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan selebihnya)
dan bulan seterusnya sampai akhir Desember menggunakan rumus = +7 -3 +1
Contoh : HPHT = 8 Juli 2023 = 8 / 7 / 2023
= +7 -3 +1

Jadi HPLnya = 15 / 4 / 2014 (15 Apr 2024)

b. Perhitungan Usia Tidak Langsung


Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan
diagnostik) untuk pemeriksaan bagian-bagian dalam tubuh manusia, dimana dapat
mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan
sekitarnya. Penentuan usia kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1. Mengukur diameter kantong kehamilan pada kehamilan 6-12 minggu.
2. Mengukur jarak kepala bokong pada kehamilan 7-14 minggu.
3. Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

3. PERHITUNGAN ANGKA KEMATIAN ( CDR, ASDR, MMR)


a. CDR ( Crude Death Rate)
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu
untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum
memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian
yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian
per 1000 penduduk pada  pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.

Rumus :

CDR = D/P * K

Dimana:                                                   
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P  = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu 
K = Bilangan konstan 1000

P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi


yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka
jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data
dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap
sebagai penduduk tengah tahun.  

Sebagai contoh dari Susenas 2023 tercatat sebanyak 767.740 kematian,


sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096
jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58.
Artinya, pada tahun 2023 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.

Adapun ukuran untuk menentukan tinggi rendahnya angka kematian kasar atau


crude death rate (CDR) adalah antara lain sebagai berikut :
1. Rendah  Apabila angka kematian kasar atau CDR kurang dari 10.
2. Sedang  Apabila angka kematian kasar atau CDR antara 10-20.
3. Tinggi  Apabila angka kematian kasar atau CDR lebih dari 20.

b. ASDR (Age Specific Death Rate)


Manfaat ASDR adalah :
• Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
• Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah
• Untuk menghitung rata – rata harapan hidup
Rumus =
ASDR = dx/px*100%
dx= Jumlah kematian yg dicatat dalam 1 tahun pada penduduk golongan
umur tertentu(x)
px= Jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tersebut(x)

c. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


Angka kematian ibu jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi
kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :
 Sosial ekonomi
 Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
 Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
 Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

Rumus menghitung
MMR = jumlah kematian dalam 1 tahun/jumlah kelahiran * k

Contoh:
Total kematian ibu karena persalinan, kehaliman dan nifas di Jakarta Selatan
tahun 2012 sebanyak 530.304 orang dan jumlah seluruh kelahiran hidup tahun
2012 sebanyak 12.390.000 orang. Berapa MMR tahun 2012? MMR =
530.304/12.390.00 x 1000 = 42,80 MMR 43 orang per 1000 penduduk.

4. ANALISIS ANGKA KEMATIAN DAN ANGKA PERTUMBUHAN


PENDUDUK ALAMI

1. Analisis Angka Kematian


Angka kematian adalah banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk per tahun.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi angka kematian adalah angka
penduduk yang meninggal dunia pada setiap seribu penduduk pertahun.

Dibawah ini terdapat faktor-faktor anti-mortalitas adalah antara lain sebagai


berikut:
1. Tersedianya fasilitas kesehatan.
2. Lingkungan yang bersih.
3. Lingkungan yang teratur.
4. Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri.
5. Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi.
Adapun kemudian dibawah ini terdapat faktor-faktor pro-mortalitas adalah antara
lain sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan.
2. Fasilitas kesehatan kurang memadai.
3. Sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
4. Adanya bencana alam dan meminta korban jiwa.
5. Terjadinya peperangan.
6. Adanya tindakan bunuh diri.

Tolak ukur angka kematian penduduk bisa menggunakan rumus Crude Death
Rate (CDR), Age Specific Death Rate (ASDR), Infant Mortality Rate (IMR).

2. Analisis Pertumbuhan Penduduk Alami


Pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran
dengan kematian dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami.
Pertumbuhannya dinyatakan dalam perseribu. Kejadian paling sederhana dapat
kita lakukan dengan melakukan pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam
satu tahun, berapa kali terjadi kelahiran, dan berapa kali terjadi kematian?
Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka
dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan
menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi
yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20, maka dengan menggunakan
rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu,
atau 20 perseribu atau 2%.
Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:

P=L–M

dimana :
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati

Anda mungkin juga menyukai