Anda di halaman 1dari 39

Pengaruh Cognitive Dissonance Bias, Hindsight Bias, dan

Overconfidance Bias Terhadap Keputusan Investasi


Cryptocurrency

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh:
Nasyan Arif Dwi Fitriansyah
NPM. 20.0101.0149

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021/2022
1

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Judul
Pengaruh Cognitive Dissonance Bias, Hindsight Bias, dan
Overconfidance Bias Terhadap Keputusan Investasi Cryptocurrency
B. Latar Belakang
Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman modal yang
biasanya dalam jangka panjang dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Para pelaku investasi disebut sebagai investor. Kegiatan
investasi tersebut merupakan suatu kegiatan pengelolaan keuangan yang
harus cermat saat melakukannya. Kegiatan pengelolaan keuangan ini
sangat penting dilakukan yang dikarenakan pada era globalisasi ini system
ekonomi berkembang dengan sangat cepat.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, investasi yang
ditawarkan kini menjadi semakin beragam. Misalnya, investasi reksadana,
obligasi, emas, property, dan cryptocurrency. Investasi cryptocurrency
merupakan investasi koin digital yang menggunakan system dan dilakukan
melalui exchange pada suatu marketplace. Criptocurrency kini telah di
akui di Indonesia sebagai instrument investasi yang dapat diperdagangkan
di bursa berjangka sesuai surat Menko Perekonomian Nomor
S-302/M.EKON/09/2018.
Cryptocurrency merupakan suatu mata uang digital yang dikelola
dengan jaringan teknologi peer to peer. Menurut Saputra (2020) Jaringan
peer to peer merupakan jaringan komputer dimana setiap komputer yang
terhubung dalam jaringan tersebut merupakan klien sekaligus juga server.
Jaringan ini dibentuk tanpa adanya kontrol terpusat dari sebuah server
yang terdedikasi. Setiap komputer memiliki kedudukan yang sama.
Hingga saat ini terdpat lebih dari 9000 koin cryptocurrency yang terdapat
di situs www.coinmarketcap.com.
Tabel Cryptocurrency dan harga per satuan

Koin Cryptocurrency Harga Per Satuan


2

Bitcoin (BTC) $21,654.42

Ethereum (ETH) $1,536.22

PancakeSwap (CAKE) $3.73

Polygon (MATIC) $1.05

Stepn (GMT) $0.3329

Shiba Inu (SHIB) $0.00001096

Sumber : Coinmarketcap

Berdasarkan table diatas, harga dari cryptocurrency beragam.


Mulai dari harga Shiba Inu sebesar $0.00001096 hingga harga Bitcoin
sebesar $21,654.42 tiap satuan koin. Berdasarkan harga crytptocurrency
ini mengindikasikan bahwa investor cryptocurrency meningkat cukup
pesat, misalnya pada Bitcoin pada sekitar tahun 2016-an harganya berkisar
$70-$200 untuk setiap koinnya, namun sekarang harganya mencapai lebih
dari $20.000. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin meningkatnya
jumlah investor cryptocurrency dalam setiap periodenya. Berikut grafik
penambahan jumlah investor cryptocurrency menurut Bappebti pada tahun
2021-2023.
Grafik Penambahan dan Jumlah Kumulatif Investor Krypto yang
Terdaftar pada Tahun 2021-2023
3

Sumber : Bappebti

Berdasarkan grafik diatas, jumlah investor dari tahun 2021 hingga


tahun 2023 mengalami fluktuatif untuk setiap periodenya. Akan tetapi
secara kumulatif investor cryptocurrency ini juga mengalami kenaikan.
Namun, pada lima bulan terakhir pertumbuhan insestor tersebut berjalan
cukup lambat hanya sekitar 150.000-160.000 untuk setiap bulannya, dan
pada Januari 2023 tercatat bahwa total investor cryptocurrency mencapai
16,86 juta. Hal ini tentunya ada ketidakknsistensi antara peningkatan
jumlah investor cryptocurrency berdasarkan harga per satuan koin
cryptocurrencynya di pasar cryptocurrencynya yang naik cukup sugnifikan
karena dengan adanya peningkatan harga tersebut juga akan meningkatkan
investor yang melakukan pembelian ataupun investasi pada cryptocurrency
tersebut. Terjadinya pelambatan naiknya ataupun terjadinya stagnan ini
tentunya diakibatkan oleh berbagai faktor. Bisa disebabkan dari faktor luar
ataupun dalam diri seorang investor. Untuk faktor dalam diri seorang
investor dapat disebabkan karena perbedaannya keputusan investasi pada
setiap individu. Sebelum melakukan investasi tentunya investor akan
melakukan penentuan keputusan terhadap hal yang akan diinvestasikan.
Peningkatan ataupun penurunan jumlah investor dan aktivitas
investasi berkaitan dengan keputusan investasi. Keputusan investasi
merupakan suatu pilihan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang
atas hasil terhadap suatu investasi tersebut. Dalam melakukan investasi
para investor harus memilih keputusan yang tepat agar tidak mengalami
kerugian. Hal ini dikarenakan, investor menginginkan keuntungan atas
hasil investasinya dan menghindari kerugian. Namun, masih sering terjadi
dalam melakukan investasi mengalami kerugian. Berdasarkan hal tersebut
investor sebelum melakukan harus bijak
Dalam pengambilan keputusan investasi tersebut dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah bias perilaku. Bias
perilaku investor dapat menyebabkan berbagai hal terjadi, seperti salah
4

dalam menghadapi kejadian yang tidak sesuai perkiraan yang diinginkan.


Menurut Hidayati (2022) terdapat dua bias perilaku yang dapat
mempengaruhi keputusan investasi, yaitu cognitive dissonance bias dan
emotional bias. Serta hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
adanya pengaruh positif antara cognitive dissonance bias dan emotional
bias terhadap keputusan investasi.
Terpat juga bias lain yang dapat mempengaruhi keputusan
investasi, yaitu hindsight bias. Hindsight bias merupakan suatu bias
perilaku untuk melihat pengalaman masa lalu sebagai hal yang dapat di
prediksi. Menurut Aigbovo dan Ilaboya (2019) menyatakan apabila
semakin baik pengalaman masa lalu seseorang maka akan semakin baik
peluang yang akan di dapatkan, dan apabila semakin buruk pengalaman
masa lalunya semakin buruk pula peluang yang di akan di dapatkan.
Selain kedua bias diatas, masih terdapat satu bias lagi yang akan di
bahas dalam penelitian ini, yaitu overconfidence bias. Overrconfidence
bias merupakan suatu bias perilaku seseorang yang memiliki suatu rasa
kepercayaan diri yang terlalu tinggi. Menurut Setiawan (2018)
Overconfidence bias sering kali terjadi terhadap investor pemula yang
ingin mendapatkan keuntungan yang tinggi dan dalam jangka waktu
pendek sesuai dengan kepercayaan dirinya.
Perilaku para investor yang tidak rasional ini telah dilakukan
penelitian sebelumnya, tentang bias keperilakuan terhadap kepuutusan
investasi. Pada penelitian yang dilakukan Adinpujoartanto (2020)
memberikan hasil penelitian bahwa overconfidence bias memiliki
pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Selain itu, pada
penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2022) menyyatakan bahwa hasil
dari penelitian tersebut yaitu cognitive dissonance memiliki pengaruh
positif terhadap keputusan investasi. Namun, pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Mandagie (2020) hasil dari penelitian tersebut adalah
pengalaman investasi masa lalu seseorang memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengambilan keputusan investasi.
5

Motivasi alasan peneliti memilih cryptocurrency sebagai objek


penelitian, karena pada kegiatan investasi cryptocurrency saat ini menjadi
trending di berbagai kalangan. investasi cryptocurrency juga dapat
dijadikan sebagai alternative lain untuk berinvestasi selain saham, emas,
dan obligasi. Selain itu, jumlah kumulatif investor cryptocurrency setip
tahunnya mengalami kenaikan. Hal ini dapat dibuktikan melalui grafik
penambahan dan jumlah kumulatif investor krypto yang terdaftar pada
tahun 2021-2023. Hal ini dapat dipengarruhi oleh berbagai faktor yang
salah satunya adalah keputusan investasi. Maka dari itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh cognitive dissonance bias,
overconfidence bias, dan juga hindsight bias pada keputusan investasi
cryptocurrency.
Penelitian ini mengacu pada penelitian (Hidayati. S. A, Wahyulina.
S, dan Suryani. E, 2022) tentang “Pengaruh Cognitive Bias Dan Emotional
Bias Terhadap Keputusan Penempatan Dana Untuk Modal Kerja Pada
Usaha Kecil Menengah (UKM) Di Pulau Lombok Pada Masa Pandemi
Covid 19”. Adapun perbedaan antara penelitian pada proposal ini dengan
penelitian terdahulu yaitu menambahkan variable overconfidence bias
sebagai variable independent, mengacu pada penelitian (Afriani. D dan
Helmawati, 2019) yang berjudul “Pengaruh Cognitive Dissonance Bias,
Overconfidence Bias Dan Herding Bias Terhadap Pengambilan Keputusan
Investasi”. Serta menambahkan variable hindsight bias sebagai variable
independent, mengacu pada penelitian (Aigbovo. O, dan Ilaboya. O. J,
2019) yang berjudul “Does Behavioural Biases Influences Individual
Investment Decisions”.Penambahan variable ini karena overconfidence
bias dan hindsight bias mempunyai peran penting dalam keputusan
invenstasi cryptocurrency.
Berdasarkan latar belakang dan ulasan diatas, maka peneliti ini
dilakukan dengan mengangkat judul “Pengaruh Cognitive Dissonance
Bias, Hindsight Bias, dan Overconfidance Bias Terhadap Keputusan
Investasi Cryptocurrency”.
6

C. Rumusan Masalah
1. Apakah cognitive dissonance bias berpengaruh terhadap keputusan
investasi?
2. Apakah hindsight bias berpengaruh terhadap keputusan investasi?
3. Apakah overconfidence bias berpengaruh terhadap keputusan
investasi?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara
cognitive dissonance bias terhadap keputusan investasi
2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara
hindsight bias terhadap keputusan investasi
3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh antara
overconfidence bias terhadap keputusan investasi
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Secara teori, kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi dan pengetahuan tentang cognitive dissonance bias,
hindsight bias, dan overconfidence bias. Selain itu, penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti selanjutnya.
2. Praktis
Secara praksis manfaat dari penelitian ini adalah untuk
memberikan kepada para investor untuk lebih dapat mengontrol diri
dalam kegiatan investasi. Selain itu, investor dapat menggunakan
penelitian sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penelitian berisikan ringkasan tiap-tiap bab, antara lain:
Bab I : Pendahuluan
Menjelaskan tetang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis
7

Menjelaskan tentang telaah teori, telaah penelitian


sebelumnya, perumusan hipotesis, dan model
penelitian.
Bab III : Metoda Penelitian
Menjelaskan tentang populasi dan sampel, data
penelitian, variabel penelitian dan pengukuran
variabel, metoda analisis data, dan pengujian
hipotesis
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Menjelaskan tentang statistik deskriptif variabel
penelitian, hasil pengujian validitas/reliabilitas, hasil
pengujian hipotesis, dan pembahasan
Bab V : Kesimpulan
Menjelaskan tentang kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran
8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

G. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis


1. Tinjauan Pustaka
a. Prospect Theory
Prospect Theory adalah teori yang dikembangkan oleh
Kahneman dan Tversky (1979) yang menggabungkan 2 (dua)
disiplin yang berbeda yaitu ekonomi dan psikologi. Teori
prospek berkaitan dengan ide bahwa manusia tidak selalu
berperilaku secara rasional. Teori ini penutup bahwa ada bias
yang melekat dan terus ada yang dimotivasi oleh faktor-faktor
psikologi yang mempengaruhi pilihan orang dalam kondisi
pertempuran. Pada awalnya, seseorang membuat keputusan
investasi berdasarkan pada estimasi dan prospek investasi.
Namun seiring berjalannya waktu, faktor psikologis telah
mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan
investasinya.
Dalam teori ini dapat terjadi suatu kendala. Kendala itu
adalah suatu faktor psikologis telah mempengaruhi seseorang
dalam membuat keputusan investasinya., yang solusinya adalah
seseorang tersebut harus bisa mengendalikan dirinya dan lebih
sering berkonsultasi dengan orang yang lebih ahli dalam
kegiatan investasi tersebut.
Investor memiliki berbagai macam karakteristik. Cognitive
dissonance bias merupakan salah satu dari karakteristik
tersebut. Cognitive dissonance biasanya investor yang memiliki
karakteristik ini cenderung bersikap yang rasional maupun
tidak rasional, sehungga seseorang harus melakukan sesuatu
yang lebih baik. Hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan
9

investasi seorang investor. Selain itu, terdapat juga hindsight


bias yang bisa dikatakan melihat pengalaman masa lalu.
Apabila pengalaman masa lalu seseorang cukup buruk maka
faktor psikologi dapat terpengaruh dan dapat melakukan suatu
sikap yang tidak rasional sehingga mempengaruhi keputusan
investasinya. Dan yang terakhir ada overconfirdence bias
karena terlalu percaya diri dan tidak melakukan konsultasi
dengan yang lebih ahli hal ini juga dapat mempengaruhi
keputusan investasinya.
b. Cryptocurrency
Cryptocurrency merupakan suatu mata uang digital yang
dikelola dengan jaringan teknologi peer to peer. Menurut
Saputra (2020) Jaringan peer to peer merupakan jaringan
komputer dimana setiap komputer yang terhubung dalam
jaringan tersebut merupakan klien sekaligus juga server.
Jaringan ini dibentuk tanpa adanya kontrol terpusat dari sebuah
server yang terdedikasi. Setiap komputer memiliki kedudukan
yang sama. Hingga saat ini terdpat lebih dari 9000 koin
cryptocurrency yang terdapat di situs
www.coinmarketcap.com. Criptocurrency kini telah di akui di
Indonesia sebagai instrument investasi yang dapat
diperdagangkan di bursa berjangka sesuai surat Menko
Perekonomian Nomor S-302/M.EKON/09/2018.
2. Variabel Independen
a. Cognitive Dissonance Bias
Cognitive Dissonance adalah keadaan ketidakseimbangan
yang terjadi ketika kognitif itu sendiri tidak sesuai dimana
terjadi suatu konflik yang muncul dari informasi baru yang
diperoleh berbeda dengan pemahaman yang sudah diterima
sebelumnya (Umairoh, 2012).
10

Sehingga seseorang akan meyakinkan diri bahwa ia benar -


benar sudah melakukan sesuatu yang lebih baik. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari ketidaknyamanan mental
yang berhubungan dengan pengertian awal mereka. Investor
dengan kecenderungan bias tersebut dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan.
b. Hindsight Bias
Hindsight bias atau bias melihat ke belakang ialah ketika
dihadapkan oleh suatu pengambilan keputusan, melihat
peristiwa masa lalu sebagai hal yang dapat diprediksi dan
masuk akal untuk diharapkan (Pompian, 2012). Hasil penelitian
yang dilakukan Aigbovo dan Ilaboya (2019) dengan jenis
investasi saham di Nigeria menunjukkan bahwa hindsight bias
secara signifikan mempengaruhi keputusan investor individu.
Hindsight bias merupakan suatu bias perilaku untuk melihat
pengalaman masa lalu sebagai hal yang dapat di prediksi.
Menurut Aigbovo dan Ilaboya (2019) menyatakan apabila
semakin baik pengalaman masa lalu seseorang maka akan
semakin baik peluang yang akan di dapatkan, dan apabila
semakin buruk pengalaman masa lalunya semakin buruk pula
peluang yang di akan di dapatkan.
c. Overconfidence Bias
Menurut (Pompian, 2006:51) overconfidence adalah
kepercayaan yang tidak beralasan dalam penalaran intuisi
seseorang, penilaian, dan kemampuan kognitif. Konsep
overconfidence berasal dari percobaan psikologis kognitif
dan ketepatan informasi yang mereka telah berikan.
Overconfidence membuat investor melakukan keputusan yang
nekat karena kemampuan dari investor yang sebetulnya belum
mampu untuk keputusan tersebut. Hal tersebut berdampak pada
11

psikologis investor, terlebih pada keputusan investasi yang


dapat mengakibatkan kerugian.

3. Variabel Dependen
a. Keputusan Investasi
Proses pengambilan keputusan investasi merupakan hal
penting yang menjadi perhatian utama seorang investor, ini
karena dalam mengambil keputusan investasi, mereka
memerlukan analisis tertentu. Berdasarkan hal tersebut,
terdapat proses-proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan adalah tahapan terakhir dari proses investasi.
Keputusan investasi adalah suatu tindakan yang dilakukan
dengan cara menyisihkan sebagian dari penghasilan demi
memperoleh hasil investasi dimasa yang akan datang. Dengan
kemampuan yang tinggi dalam mengelola keuangan,
pengambilan keputusan investasi akan sangat selektif
(Safryani, et al., 2020).
12

4. Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian

I Gusti Faktor- Independen Metode Kuantitatif Hasilnya menunjukkan


Ayu Faktor : Financial bahwa pengalaman
Sampel berjumlah 100
Diah Yang Experience finansial dan terlalu
yang ditentukan dengan
Perayu Mempengar percaya diri tidak
metode purposive
nda, uhi berpengaruh pada
Luh Keputusan Dependen : sampling. cryptocurrency
Keputusan
Putu Investasi Analisis data keputusan investasi.
Investasi
Mahyu Cryptocurr menggunakan software Hanya toleransi risiko
ni ency Pada Smart PLS 3 yang memengaruhi
(2022) Kaum keputusan investasi
Mediasi :
Milenial cryptocurrency.
Over
Confidence,
Risk
Tolerance

Ari Pengaruh Independen Metode Kuantitatif Hasil penelitian ini


Sulistyo Financial : menjelaskan bahwa
Sampel berjumlah 130
wati, Literacy, variabel literasi keuangan
Muham Return dan Financial yang ditentukan dengan
berpengaruh positif
mad Resiko Literacy, metode purposive
terhadap keputusan
Richo terhadap Return dan sampling.
investasi,
Rianto, Keputusan
13

Milda Investasi Resiko Analisis data variabel return


Handay Generasi menggunakan Smart berpengaruh positif
ani, Eri Milenial Dependen : PLS 3 terhadap keputusan
Bukhari Islam di Kota
Keputusan investasi dan variabel
(2022) Bekasi
Investasi risiko berpengaruh
positif terhadap
keputusan investasi.
Yehezk Cognitive Independen Metode Kuantitatif Hasil penelitian ini
iel Dissonance : Cognitive menunjukkan
Sampel berjumlah 42
Chris Bias, Dissonance bahwa: (i) Cognitive
yang ditentukan dengan
Setiawa Overconfid Bias, disonance bias
metode purposive
n, ence Bias Overconfid berpengaruh tidak
sampling.
Apriani dan ence Bias, signifikan terhadap

Dorkas Herding Herding Analisis data keputusan investasi;


Rambu Bias dalam Bias menggunakan SPSS (ii) Bias overconfidence

Atahau, Pengambila berpengaruh positif dan


Depennden signifikan terhadap
dan n
: keputusan investasi;
Robiya Keputusan
Keputusan (iii) Herding bias
nto Investasi
Investasi berpengaruh tidak
(2018) Saham
signifikan terhadap
keputusan investasi. Ini
berarti bahwa
investor cenderung
menggunakan aspek
emosional daripada aspek
kognitif dan sosial
pengambilan keputusan
investasi. Akibatnya
investor terlalu percaya diri
dengan kemampuan
14

mereka dan
hasil keputusan investasi
tidak maksimal dan dapat
menimbulkan kerugian.
Siti Pengaruh Independen Metode kuantitatif Hasil penelitian
Aisyah Cognitive : Cognitive menunjukkan adanya
Sampel berjumlah 34
Hidayat Bias Dan Bias, Cognitive Bias dan
yang ditentukan dengan
i, Sri Emotional Emotional Emotional Bias
metode purposive
Wahyul Bias Bias berpengaruh positif dan
sampling.
ina, Terhadap signifikan terhadap
Dependen :
Embun Keputusan Analisis data keputusan alokasi dana
Suryani Penempatan Keputusan menggunakan SPSS untuk
(2022) Dana Untuk Investasi Modal Kerja pada Usaha
Modal Kecil dan Menengah
Kerja Pada (UKM) pada
Usaha Kecil Pulau Lombok di Masa
Menengah Pandemi Covid 19.
(Ukm)
Di Pulau
Lombok
Pada Masa
Pandemi
Covid 19

Dila Pengaruh Independen Metode Kuantitatif Hasil penelitian ini


Afriani, Cognitive : Cognitive menunjukkan bahwa
Sampel berjumlah 133
Halma Dissonance Dissonance bias disonansi kognitif
yang ditentukan dengan
wati Bias, Bias, dan bias terlalu percaya
metode simple random
(2019) Overconfid Overconfid diri tidak mempengaruhi
sampling.
ence Bias ence Bias keputusan investasi
Dan Dan Analisis data saham. Bias
15

Herding Herding menggunakan SPSS penggembalaan


Bias Bias berpengaruh positif dan
Terhadap signifikan terhadap
Dependen :
Pengambila pengambilan keputusan
n Keputusan investasi saham
Keputusan Investasi

Investasi

Rohma Over Independen Metode Kuantitatif Hasil penelitian ini


d Fuad Confidence, : menunjukkan bahwa
Populasi dan Sampel
Armans Mental terlalu percaya diri
Over berjumlah 250 yang
yah Accounting, dan akuntansi mental
Confidence, ditentukan dengan
(2021) and Loss secara signifikan
Mental metode purposive
Aversion mempengaruhi investor '
Accounting, sampling.
In keputusan investasi di
dan Loss
Investment Analisis data pasar modal Indonesia
Aversion
Decision menggunakan Smart
Dependen : PLS 3

Keputusan
Investasi

Dea The Independen Metide kuantitatif Hasil penelitian


Adielya Influence of : menunjukkan bahwa
Metode Kuantitatif
ni, Overconfide Overconfide adanya overconfidence,
Wisnu nce, nce, Populasi adalah herding behavior, dan
Mawar Herding Herding investor milenial di kota risk tolerance
di Behavior, Behavior, Semarang, dan Sampel memberikan pengaruh
(2020) and Risk dan Risk berjumlah 98 yang positif dan signifikan
16

Tolerance Tolerance ditentukan dengan terhadap keputusan


on Stock metode purposive investasi saham generasi
Investment sampling. milenial
Decisions: Dependen : investor di Kota
Analisis data
The Semarang.
Keputusan menggunakan SPSS
Empirical Investasi
Study of
Millennial
Investors in
Semarang
City

Nagina Impact of Independen Metode Kuantitatif Studi ini memberikan


Jamil, Cognitive : Cognitive empiris bukti yang
Metode Kuantitatif
Dr. Dissonance Dissonance menunjukkan bagaimana
Taqadu Bias on Bias Populasi dan Sampel bias disonansi kognitif
s Investors’ berjumlah 500 yang mempengaruhi
Dependen :
Bashir Decisions: ditentukan dengan kemampuan investor
(2021) Moderating Keputusan metode purposive untuk membuat
Role of Investasi sampling. keputusan berdasarkan
Emotional Moderasi : informasi emosional.
Analisis data
Intelligence Emotional
menggunakan SPSS
Intelligence

Mathia Emotional Independen Metode Kuantitatif Hasil penelitian


s Frank Intelligence : Cognitive menunjukkan hal itu
Populasi dan Sampel
Mudu, as a Dissonance efek disonansi kognitif
berjumlah 383 yang
Prof. Moderating berpengaruh signifikan
Dependen : ditentukan dengan
Zainab Effect on terhadap
Keputusan metode purposive
Dabo, the keputusan investor,
17

Dr. Relationshi Investasi sampling. sedangkan kecerdasan


Moham p between emosional memiliki a
Analisis data
med Cognitive berpengaruh signifikan
Moderrasi : menggunakan SPSS
Bello Dissonance terhadap keputusan
Emotional dan Smart PLS 3
Idris and investor dan emosional
Intelligence
(2023) Investors’ kecerdasan berpengaruh

Decisions signifikan sedang kognitif


disonansi dan investor.
Hesniati Pengaruh Independen Metode Kuantitatif Hasil penelitian ini
& Perilaku : menemukan bahwa
Populasi dan Sampel
Hendy Keuangan overconfidence, informasi
overconfiden berjumlah 177 yang investasi,
(2021) Terhadap dan
Keputusan ce, ditentukan dengan literasi keuangan
Investasi informasi metode purposive berpengaruh signifikan
investasi, sampling. pada keputusan investasi
dan sedangkan
Analisis data
literasi variabel yang lain tidak
menggunakan SPSS ditemukan
keuangan
pengaruh terhadap
keputusan investasi.
Dependen :

Keputusan
Investasi

Omoru Does Independen Metode kuantitatif Representative Bias,


yi Behavioura : Overconfidence Bias,
Aigbov l Biases Populasi adalah Self- Attribution Bias,
Representat
o dan Influences investor individu di Loss Aversion Bias, dan
ive Bias,
O. J. Individual Nigeria dan Sampel Regret Aversion Bias
Overconfid
Ilaboya Investment berjumlah 70 yang berhubungan secara
ence Bias,
Decisions ditentukan dengan tidak signifikan,
18

Self- metode purposive sedangkan Hindsight


Attribution sampling. Bias secara signifikan
Bias, Loss Mempengaruhi
Analisis data
Aversion keputusan investor
menggunakan SPSS
Bias, dan individu
Regret
Aversion
Bias, dan
Hindsight
Bias

Dependen :

Keputusan
Investasi

5. Pengembangan Hipotesis
a. Pengaruh Antara Cognitive Dissonance Bias Terhadap
Keputusan Investasi
Berdasarkan Prospect Theory adalah teori yang
dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1979) yang
menggabungkan 2 (dua) disiplin yang berbeda yaitu ekonomi
dan psikologi. Teori prospek berkaitan dengan ide bahwa
manusia tidak selalu berperilaku secara rasional. Cognitive
dissonance bias merupakan suatu ketidaksamaan kognisi yang
terjadi ketika kognitif itu sendiri tidak sesuai dimana terjadi
suatu konflik yang muncul dari informasi baru yang diperoleh
berbeda dengan pemahaman yang sudah diterima sebelumnya.
Semakin majunya teknologi, tentunya seorang investor akan
mendapatkan informasi akan menjadi lebih mudah. Dengan ini,
psikologis investor dapat terganggu dengan masuknya berbagai
19

macam informasi yang tidak sesuai dengan keyakinan mereka.


Investor harus lebih nyaman dan percaya diri saat melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan keyakinan mereka.
Hal tersebut didukung dari penelitian (Hidayati. S. A,
Wahyulina. S, dan Suryani. E, 2022) berdasarkan hasil
penelitian hipotesis yang telah dilakukan dapat diterima.
Cognitive dissonance bias memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan investasi. Hal tersebut
menjelaskan bahwa keputusan investasi mempunyai pengaruh
penting terhadap para investor diluar sana.

H1 :Cognitive dissonance bias memiliki pengaruh positif


terhadap keputusan investasi

b. Pengaruh Antara Hindsight Bias Terhadap Keputusan Investasi


Berdasarkan Prospect Theory adalah teori yang
dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1979) yang
menggabungkan 2 (dua) disiplin yang berbeda yaitu ekonomi
dan psikologi. Teori prospek berkaitan dengan ide bahwa
manusia tidak selalu berperilaku secara rasional. Hindsight bias
merupakan suatu bias perilaku untuk melihat pengalaman masa
lalu sebagai hal yang dapat di prediksi. Dengan demikian,
apabila pengalaman dari suatu individu itu baik maka akan
memberikan peluang yang baik, begitu pula sebaliknya. Untuk
mengurangi risiko terjadinya bias tersebut, investor dapat
melakukan bimbingan, konsultasi, dan juga mencari informasi
mengenai investor yang memiliki pengalaman yang baik dalam
kegiatan investasi tersebut. Hal ini dapat dilakukan untuk
meningkatkan peluang baik bagi para investor pemula dan
menghindari terjadinya hindsight bias tersebut.
20

Hal tersebut didukung dari penelitian (Aigbovo. O, dan


Ilaboya. O. J, 2019) berdasarkan hasil penelitian hipotesis yang
telah dilakukan dapat diterima. hindsight bias memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi.
Hal tersebut menjelaskan bahwa keputusan investasi
mempunyai pengaruh penting terhadap para investor diluar
sana.

H2 : Hindsight bias memiliki pengaruh positif terhadap


keputusan investasi

c. Pengaruh Antara Overconfidence Bias Terhadap Keputusan


Investasi
Berdasarkan Prospect Theory adalah teori yang
dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1979) yang
menggabungkan 2 (dua) disiplin yang berbeda yaitu ekonomi
dan psikologi. Teori prospek berkaitan dengan ide bahwa
manusia tidak selalu berperilaku secara rasional.
Overconfidence Bias adalah suatu bias yang memiliki rasa
terlalu percaya diri. Rasa percaya diri yang berlebihan
merupakan hasil penilaian yang berlebihan pada pengetahuan,
kemampuan, akses ke informasi. Menurut Mushinada dan
Veluri (2018), terlalu percaya diri menjadi salah satu bias
perilaku yang paling merugikan yang dapat ditunjukkan oleh
para investor karena investor dapat meremehkan risiko
penurunan, terlalu sering trading, dan memegang portofolio
yang kurang terdiversifikasi. Untuk menghindari kejadian
tersebut seorang investor jangan menghindari informasi-
informasi yang ada. Memang penting memiliki rasa percaya
diri. Namun, jika terlalu berlebihan akan meruugikan diri
sendiri yang dikarenakan menolak informasi-informasi penting
21

yang ada dan terlalu yakin dengan pengetahuan yang telah


dimiliki.
Hal tersebut didukung dari penelitian ((Afriani. D dan
Helmawati, 2019) berdasarkan hasil penelitian hipotesis yang
telah dilakukan dapat diterima. Overconfidence bias memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi.
Hal tersebut menjelaskan bahwa keputusan investasi
mempunyai pengaruh penting terhadap para investor diluar
sana.

H3 : Overconfidence memiliki pengaruh positif terhadap


keputusan investasi

6. Model Penelitian

Cognitive Dissonance
Bias (X1) H1
+

Keputusan Investasi
Hindsight Bias (X2) H2 +
(Y)

+
Overconfidence Bias H3
(X3)

BAB 3 METODA PENELITIAN

H. Metoda Penelitian
22

a. Populasi dan Sampel


Menurut Handyaan (2020), populasi adalah penjumlahan dari
semua item yang diteliti yang memiliki sifat yang sama, bisa berupa
kelompok individu, peristiwa atau objek yang diteliti. Dan populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah investor baru cryptocurrency di
grup investasi yang berjumlah 160.
Menurut Sugiyono, (2016: 118) Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik populasi. Menurut Sugiyono (2017: 81) sampel adalah
bagian dari populasi yang menjadi sumber data penelitian, dimana
populasi merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut. Investor baru cryptocurrency yang baru bergabung di
grup investasi dan investor yang memiliki cryptocurrency sebagai sampel.
Hal ini disebabkan karena bias tersebut mungkin sering terjadi pada
investor pemula yang masih kurang pengalaman dan membutuhkan
mentor untuk mengurangi terjadinya bias tersebut. Sampel tersebut
berjumlah 96. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dan
penentuan jumlahnya menggunakan rumus Lemeshow.
Zα × P × Q
n= 2
L
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1.96
P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50%
Q=1–P
L = Tingkat ketelitian 10%
2
1,96 × 0,5× 0,5
n=
¿¿

b. Jenis Penelitian dan Jenis Data


23

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan


menggunakan metode analisis deskriptif dan menggunakan data primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dalam penelitian ini, data primer menggunakan teknik
pengumpulan data dengan teknik kuesioner yang disebar kepada subjek
penelitian. Pada penelitian ini menekankan pada pengujian teori dengan
cara mengukur variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data dengan menggunakan metode statistik.
c. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Independen
a) Cognitive Dissonance Bias

Cognitive dissonance merupakan suatu keadaan ketika

seseorang memperoleh informasi baru yang kontradiktif

dengan kognisi sebelumnya dan mengalami kegelisahan

(Setiawan, et al., 2018). Cognitive dissonance bias

merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk

mengurangi kegelisahan dengan meyakinkan diri sendiri

(Pompian, 2012). Pada Tabel 1.1 merupakan indikator yang

dapat digunakan dan sesuai dengan cognitive dissonance

bias menurut Nagalakshmi (2019).

Tabel 1.1 Indikator Cognitive Dissonance Bias

Variabel Indikator Pernyataan


Cognitive Kali ini berbeda Saya membeli cryptocurrency dengan
Dissonance nilai tinggi dengan harapan
Bias mendapatkan keuntungan yang tinggi
Membuang uang yang Saya cenderung tetap
baik setelah yang buruk mempertahankan cryptocurrency yang
dimiliki walaupun mengalami
24

penurunan nilai
Abai terhadap informasi Saya menghindari informasi yang
yang kontradiktif melawan keputusan saya sebelumnya
dengan keyakinan

b) Overconfidence Bias

Overconfidence bias adalah rasa percaya diri yang tidak

didasari atas keyakinan yang tidak beralasan pada

kemampuan kognitif seseorang (Pompian, 2012). Dengan

kata lain, menurut Wulandari dan Iramani (2014), seseorang

dengan perilaku overconfidence memandang rendah suatu

risiko. Pada Tabel 1.2 merupakan indikator yang dapat

digunakan dan sesuai dengan overconfidence bias menurut

Jannah (2017) dan Sari (2019).

Tabel 1.2 Indikator Overconfidence Bias

Variabel Indikator Pernyataan


Ketepatan pemilihan Merasa tepat terhadap jenis
investasi investasi yang dipilih
Overconfidenc
Dapat memprediksi Saya dapat memprediksi
e Bias
kejadian di masa yang keuntungan yang akan
akan datang dihasilkan
Percaya pada kemampuan Saya memiliki
dan pengetahuan yang pengetahuan dan
dimiliki dibandingkan kemampuan lebih baik
dengan investor lain dari orang lain
Pilihan investasi Saya memilih jenis investasi
tanpa dipengaruhi orang
lain
Saya bertanggung jawab atas
pilihan Saya
25

c) Hindsight Bias

Hindsight bias adalah kondisi ketika seseorang dihadapkan

dengan pengambilan keputusan mengandalkan peristiwa

yang terjadi pada masa lalu sebagai bahan evaluasi untuk

menentukan situasi yang dialami masa lalu diinginkan atau

dihindari (Nosfinger, 2010). Pada tabel 1.3 merupakan

indikator yang dapat digunakan dan sesuai dengan hindsight

bias menurut Nagalakshmi (2019).

Tabel 1.3 Indikator Hindsight Bias

Variabel Indikator Pernyataan


Menyalahkan orang lain Saya cenderung menyalahkan orang
lain ketika mengalami kerugian
Memiliki kekuatan Keuntungan yang dihasilkan dari
prediksi cryptocurrency sebelumnya membuat
Saya tertarik membeli
Hindsigh
cryptocurrency
t Bias
tersebut
Menulis ulang sejarah Saya akan tetap memilih
cryptocurrency yang saat ini memiliki
peluang keuntungan meskipun
sebelumnya saya mengalami kerugian
investasi pada cryptocurrency yang
sama
.

2. Variabel Dependen
26

a) Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan suatu usaha yang dilakukan

dengan cara menyimpan sebagian dari penghasilan demi

memperoleh hasil investasi di masa yang akan datang.

Keputusan investasi adalah hal penting dalam menunjang

pengambilan keputusan dalam melakukan suatu investasi

karena termasuk tentang memperoleh dana investasi, dan

mengenai mempertahankan atau mengurangi komposisi aset

(Ruswandi, et al., 2020). Adapun indikator yang dapat

digunakan sesuai dengan keputusan investasi menurut Khan

(2015) dalam penelitian Ramdani (2018) dapat dilihat pada

Tabel 1.4 Indikator Keputusan Investasi

Variabel Indikator Pernyataan


Memiliki pengetahuan Saya tahu tentang
tentang cryptocurrency dan cryptocurrency dan persyaratan
investasi investasi
Memiliki pengetahuan Uang adalah tujuan terpenting
tentang tujuan hidup dalam hidup Saya
Keputusan Memiliki pengetahuan Saya tahu bagaimana mengelola
Investasi tentang mengelola keuangan keuangan
Memiliki pengetahuan Saya tahu bagaimana
tentang cara menginvestasikan uang Saya
menginvestasikan uang
Memiliki pengetahuan Saya menganggarkan uang Saya
tentang penganggaran uang dengan baik
yang baik
27

d. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Validitas merupakan alat untuk menunjukan derajat ketepatan dan
kesesuaian antara objek dengan data yang telah dikumpulkan.
Menurut Sugiono (2020:175) validitas merupakan derajat ketepatan
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas ini dilakukan untuk
mengetahui valid atau tidaknya setiap butir instrumen yang dapat
diketahui dengan mengkorelasikan antara skor dari setiap butir
dengan skor total nya.
Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 22.0 for windows dengan kriteria berikut :
 Jika r hitung > r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan
valid.
 Jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan
tidak valid.
 Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total
correlation.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiono (2020:185) menyatakan bahwa uji reliabilitas
adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas
dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pernyataan.
Untuk uji reliabilitas digunakan metode Cronbach Alpha, yaitu
metode yang mengkorelasikan atau menghubungkan antara total
skor pada item pernyataan yang ganjil dengan total skor pernyataan
yang genap. Dalam peneletian ini uji reliabilitas menggunakan
program SPSS 22.0 for windows, variabel dinyatakan reliabel
dengan kriteria berikut :
1) Jika r-alpha positif dan lebih besar dari r-tabel maka
pernyataan tersebut reliabel.
28

2) Jika r-alpha negatif dan lebih kecil dari r-tabel maka


pernyataan tersebut tidak reliabel.
 Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,7 maka reliable
 Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,7 maka tidak
reliable
e. Alat Analisis Data
1. Uji Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
analisis regresi berganda. Analisis Regresi Berganda merupakan
model regresi yang diikuti oleh lebih dari satu variabel bebas.
Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen yaitu dewan direksi, komite audit,
kepemilikan saham institusional, profitabilitas dan tanggung jawab
sosial perusahaan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu
harga saham. Persamaan regresi berganda untuk penelitian ini:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + ε

Keterangan:

Y : Harga Saham

X1 : Dewan Direksi

X2 : Komite Audit

X3 : Kepemilikan Institusional

X4 : ROA

X5 : CSR

α : konstanta

β : koefisien regresi

ε : nilai residual atau error


29

2. Koefisien Determinasi
Uji determinasi digunakan untuk menghitung kontribusi
variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien
determinasi merupakan indikator yang dapat digunakan untuk
menggambarkan banyak variasi atau variabel bebas yang
digunakan dalam model. Nilai koefisien determinasi antara (0-1).
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengukur variabel
independen yang mempengaruhi variabel dependen secara
bersama-sama.
3. Uji t
Uji-t dilakukan untuk menentukan apakah variabel independen
secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan
asumsi variabel lain dianggap konstan. Pengujian dilakukan
dengan nilai signifikan 0,05 (α = 5%). Kriteria dalam uji-t:
a. Jika nilai signifikansi uji t > 0.05 maka Ho dapat diterima serta
Ha ditolak
b. Jika nilai signifikansi uji t < 0.05 maka Ho ditolak serta Ha
diterima

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


30

I. Hasil dan Pembahasan


a. Statistik Deskriptif
Penelitian ini dilakukan pada investor cryptocurrency di grup investasi
pada aplikasi Facebook dengan jumlah sampel yang berjumlah 96.
Data dalam penelitian ini berisi tentang Cognitive Dissonance Bias,
Hindsight Bias, Overconfidence Bias, dan Keputusan Investasi.
Kuesioner berisi 15 butir pernyataan yang terdiri dari 3 butir
pernyataan untuk variabel Cognitive Dissonance Bias (X1), 3 butir
pernyataan untuk variabel Hindsight Bias (X2), 4 butir pernyataan
untuk variabel Overconfidance Bias (X3) dan 5 butir pernyataan untuk
variabel Keputusan Investasi (Y). Pernyataan penelitian ini untuk
setiap butirnya menggunakan skala likert dengan skala 1 sampai 5
yang berarti bahwa 1 adalah sangat tidak setuju, 2 adalah tidak setuju,
3 adalah netral, 4 adalah setuju, dan 5 adalah sangat setuju.
b. Uji validitas dan reliabilitas

Tabel Validitas
Instrumen r hitung r tabel
pernyataan
X1.1 .256 0,207
X1.2 .336 0,207
X1.3 .452 0,207
X2.1 .661 0,207
X2.2 .516 0,207
X2.3 .383 0,207
X2.4 .503 0,207
X2.5 .329 0,207
X3.1 .420 0,207
X3.2 .520 0,207
X3.3 .558 0,207
Y1.1 .370 0,207
Y1.2 .490 0,207
Y1.3 .564 0,207
Y1.4 .411 0,207
31

Berdasarkan table uji validitas diatas dapat disimpulkan bahwa semua


item pernyataan tersebut dikatakan valid karena nilai r hitung lebih
dari r table yang berjumlah 0,207.

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items

.828 15

Berdasarkan table reliabilitas di atas dapat disimpulkan bahwa variabel


penelitian yang terdiri dari Cognitive Dissonance Bias,
Overconfidence Bias, Hindsight Bias dan Keputusan Investasi dapat
dikatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0,7.
c. Uji Regresi Linier Berganda

Tabel Uji Regresi Berganda


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.438 1.456 4.421 .000
Cognitive -.005 .124 -.004 -.044 .965
Dissonance
Bias
Hindsight .212 .080 .292 2.664 .009
Bias
Overconfiden .483 .126 .411 3.820 .000
ce Bias
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi

Pengujian ini menggunakan analisis regresi berganda karena terdapat


tiga variabel independen penelitian. Analisis regresi berganda
merupakan metode untuk menentukan hubungan sebab akibat antara
satu variabel dengan variabel yang lain. Berikut ini adalah hasil uji
analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini:
32

Persamaan regresi :
Y=a+b1(x1) +b2(x2)+b3(x3)+e
Keputusan Investasi (Y) =6,438 - 0,005(X1 (Cognitive Dissonance
Bias)) + 0,212(X2 (Hindsight Bias)) + 0,483(X3 (Overconfidence
Bias)) + e
Artinya jika Cognitive Dissonance Bias, Hindsight Bias dan
Overconfidence Bias sama dengan 0 maka Keputusan Investasi akan
sebesar 6,438.
d. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .622 a
.387 .364 1.39582
a. Predictors: (Constant), Overconfidence Bias, Cognitive
Dissonance Bias, Hindsight Bias

Berdasarkan table uji koefisien determinasi nilai Adjusted r square


= 0,364. Yang artinya variable keputusan investasi dapat dijelaskan
oleh variable cognitive dissonance bias, hindsight bias, dan
overconfidance bias sebesar 36,4℅. Atau variabel tersebut
mempengaruhi keuntungan sebesar 36,4℅ dan 63,6% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.
2. Uji t

Coeffisien
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.438 1.456 4.421 .000
Cognitive Dissonance -.005 .124 -.004 -.044 .965
Bias
Hindsight Bias .212 .080 .292 2.664 .009
Overconfidence Bias .483 .126 .411 3.820 .000
33

a. Dependent Variable: Keputusan Investasi

1. H1 ditolak karena nilai sig 0,965 lebih dari 0,05 dan nilai t hitung
(-0,044) < t table (1,663). Artinya cognitive dissonance tidak
mempengaruhi keputusan investasi, jadi cognitive dissonance bias
naik atau turun tidak mempengaruhi keputusan investasi
2. H2 diterima karena nilai sig 0,009 kurang dari 0,05 dan nilai t
hitung (2,664) > t table (1,663). Artinya semakin tinggi hindsight
bias (X2) maka akan meningkatkan keputusan investasi (Y), dan
apabila semakin turun hindsight bias (X2) maka akan menurunkan
keputusan investasi (Y).
3. H3 diterima karena nilai sig 0,000 kurang dari 0,05 dan nilai t
hitung (3,820) > t table (1,663). Artinya semakin tinggi
overconfidence bias maka akan meningkatkan keputusan investasi,
dan apanila overconfidence bias (X2) maka menurunkan keputusan
investasi (Y)
34

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


J. Kesimpuulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
1. Variabel cognitive dissonance tidak mempengaruhi keputusan
investasi, jadi cognitive dissonance bias naik atau turun tidak
mempengaruhi keputusan investasi
2. Variabel Hindsight Bias berpengaruh positif terhadap keputusan
investasi. Artinya semakin tinggi hindsight bias maka akan
meningkatkan keputusan investasi, dan apabila semakin turun
hindsight bias maka akan menurunkan keputusan investasi.
3. Variabel Overconfidance Bias memiliki pengaruh positif terhadap
keputusan investasi. Artinya semakin tinggi overconfidence bias
maka akan meningkatkan keputusan investasi, dan apabila
overconfidence bias maka menurunkan keputusan investasi.
b. Keterbatasan
1. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan
responden melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan
pendapat responden yang sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang
perbedaan pemikiran, dan pemahaman yang berbeda tiap
responden, selain itu faktor kejujuran dalam pengisian pendapat
responden dalam kuesionernya juga dapat mempengaruhi dalam
proses pengambilan data ataupun informasi tersebut.
c. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variable lain di luar variable
dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan karena nilai adj R suare
hanya sebesar 36,4% dan sisanya 63,6% dipengaruhi oleh variabel lain
di luar model penelitian.
2. Bagi investor
35

Bagi investor yang memiliki perilaku hindsight bias dan


overconfidence bias agar lebih berhati-hati agar tidak melakukan
kesalahan sehingga merugikannya.
36

DAFTAR PUSTAKA

Addinpujoartanto, N. A., & Darmawan, S. (2020). Pengaruh Overconfidence,


Regret Aversion, Loss Aversion, Dan Herding Bias Terhadap Keputusan
Investasi Di Indonesia. Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis, 13(3), 175.
https://doi.org/10.26623/jreb.v13i3.2863
Adielyani, D., & Mawardi, W. (2020). The Influence of Overconfidence, Herding
Behavior, and Risk Tolerance on Stock Investment Decisions: The Empirical
Study of Millennial Investors in Semarang City. Jurnal Maksipreneur:
Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 10(1), 89.
https://doi.org/10.30588/jmp.v10i1.691
Afriani, D., Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, A., Negeri Padang, U., &
Akuntansi Fakultas Ekonomi, J. (2019). PENGARUH COGNITIVE
DISSONANCE BIAS, OVERCONFIDENCE BIAS DAN HERDING BIAS
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Empiris
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Yang
Melakukan Investasi Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Eksplorasi Akuntansi,
1(4), 1650–1665.
Aigbovo, O., & Ilaboya, O. J. (2019). Does Behavioural Biases Influences
Individual Investment Decisions. Faculty of Management Sciences,
University of Benin, Benin City, Nigeria, 10(1), 68–89.
Armansyah, R. F. (2021). Over Confidence, Mental Accounting, and Loss
Aversion In Investment Decision. Journal of Auditing, Finance, and
Forensic Accounting, 9(1), 44–53. https://doi.org/10.21107/jaffa.v9i1.10523
Ellen, P., & Yuyun, I. (2018). Pengaruh Financial Literacy, Illusion of Control,
Overconfidence, Risk Tolerance, dan Risk Perception Terhadap Keputusan
Investasi Pada Mahasiswa di Kota Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM),
6(4), 424–434.
Hesniatii, and Hendy. 2021. “Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan
Investasi.” Jurnal Manajemen 13 (4): 795–803.
https://doi.org/10.30872/jmmn.v13i4.10439.
Hidayati, S. A., Wahyulina, S., & Suryani, E. (2022). Pengaruh Cognitive Bias
Dan Emotional Bias Terhadap Keputusan Penempatan Dana Untuk Modal
Kerja Pada Usaha Kecil Menengah (Ukm) Di Pulau Lombok Pada Masa
Pandemi Covid 19. Jmm Unram - Master of Management Journal, 11(1),
21–38. https://doi.org/10.29303/jmm.v11i1.697
Jamil, N. (2021). Impact of Cognitive Dissonance Bias on Investors’ Decisions:
Moderating Role of Emotional Intelligence. Pakistan Social Sciences
Review, 5(III), 538–552. https://doi.org/10.35484/pssr.2021(5-iii)040
Jannah, W. (2017). Analisis Fundamental, Suku Bunga, Dan Overconfidence
Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Pada Investor Di Surabaya.
37

Ekspektra : Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 1(2), 138–155.


https://doi.org/10.25139/ekt.v0i0.338
Khan, M. Z. U. (2015). Impact of Availability Bias and Loss Aversion Bias On
Investment. Journal of Research in Business Management, 1 (2), 1–12.
Mandagie, Yuana Rizky Octaviani, Meriam Febrianti, and Lailah Fujianti. 2020.
“ANALISIS PENGARUH LITERASI KEUANGAN, PENGALAMAN
INVESTASI DAN TOLERANSI RISIKO TERHADAP KEPUTUSAN
INVESTASI (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Universitas Pancasila).”
RELEVAN : Jurnal Riset Akuntansi 1 (1): 35–47.
https://doi.org/10.35814/relevan.v1i1.1814.
Perayunda, I. G. A. D., & Mahyuni, L. P. (2022). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Investasi Cryptocurrency Pada Kaum Milenial.
EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan), 6(3), 351–372.
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2022.v6.i3.5224
Pompian, M. M. (2012). Behavioral Finance and Investor Types. John Wiley &
Sons, Inc.
Pradhana, R. W. (2018). Pengaruh Financial Literacy, Cognitive Bias, Dan
Emotional Bias Terhadap Keputusan Investasi (Studi Pada Investor Galeri
Investasi Universitas Negeri Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen, 6(3), 108–
117.
Ramdani, F. N. (2018). Analisis Pengaruh Representativeness Bias dan Herding
Behavior Dalam Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Pada Mahasiswa
Di Yogyakarta).
S. Nagalakshmi. (2019). Behavioral Finance and Wealth Management: How To
Build Optimal Portfolios That Account For Investor Bias. Restaurant
Business, 118(9), 445–457. https://doi.org/10.26643/rb.v118i9.8651
Sari, R. J. (2019). Analisis Pengaruh Overconfidence dan Risk Tolerance
Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Pada Investor Di Kota Bandar
Lampung. Institut Informatika Dan Bisnis Darmajaya.
Setiawan, Y. C., Atahau, A. D. R., & Robiyanto, R. (2018). Cognitive Dissonance
Bias, Overconfidence Bias dan Herding Bias dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Saham. AFRE (Accounting and Financial Review), 1(1), 17–25.
https://doi.org/10.26905/afr.v1i1.1745
Sulistyowati, A., Rianto, M. R., Handayani, M., & Bukhari, E. (2022). Pengaruh
Financial Literacy, Return dan Resiko terhadap Keputusan Investasi Generasi
Milenial Islam di Kota Bekasi. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(2), 2253.
https://doi.org/10.29040/jiei.v8i2.5956
Sugiono. 2020. “Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur SG Posture Evaluation.”
Jurnal Keterapian Fisik 5 (1): 55–61. https://doi.org/10.37341/jkf.v5i1.167.
38

Susanti, B. &. (2017). PENGARUH FINANCIAL LITERACY,


OVERCONFIDENCE, REGRET AVERSION BIAS, DANRISK
TOLERANCE TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI (Studi pada
investor PT. Sucorinvest Central Gani Galeri Investasi BEI Universitas
Negeri Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 5(2), 1–9.
Theressa, T. D., & Armansyah, R. F. (2022). Pengaruh herding, overconfidence,
dan endowment bias pada keputusan investasi investor pasar modal. Journal
of Business and Banking, 12(1), 35. https://doi.org/10.14414/jbb.v12i1.2989
Yahya, A. H., & Sukmayadi, V. (2020). A Review of Cognitive Dissonance
Theory and Its Relevance to Current Social Issues. MIMBAR : Jurnal Sosial
Dan Pembangunan, 36(2), 480–488.
https://doi.org/10.29313/mimbar.v36i2.6652

Anda mungkin juga menyukai