Anda di halaman 1dari 15

Financial Information Analysis to Minimize Availability Bias,

Representative Bias, Anchoring Bias and Adjustment Bias,


and Overconfidence Bias in Ivestment Decision Making
(Study on Investors at the Sharia Investment
Gallery of UIN Raden Mas Said Surakarta)

Fitria Suci Sudani1*,


Imanda Firmantyas Putri Pertiwi2,
1 Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga,

Salatiga, Indonesia
2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga, Salatiga, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat


ISSN: 2798-2688 yang menyebabkan pendapatan seseorang tidak mampu lagi menutupi
pengeluarannya. Akan tetapi kebutuhan tetap harus terpenuhi. Sehingga perlu
Keywords: adanya investasi untuk mengatasi masalah tersebut. Investasi di pasar modal
khususnya para investor muslim yang beralih ke pasar modal syariah. Tujuan
Availability Bias; penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengambilan keputusan investasi
Representative Bias; dipengaruhi oleh perilaku keuangan atau dipengaruhi oleh informasi keuangan
pada investor di Galeri Investasi Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta.
Anchoring and Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada
Adjustment Bias; investor yang tergabung di GIS UIN Raden Mas Said Surakarta. Sampel yang
Overconfidence Bias; diambil sebanyak 93 responden dengan teknik purposive sampling. Data yang
diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 21.
Investment Decision
Analisis ini meliputi Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik (Uji
Normalitas, Uji Multikolineritas, Uji Heterokedasitas), Uji Regresi (Uji ,Uji
F, Uji T) dan Uji Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Availability Bias berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusa
investasi. Sedangkan Representative Bias, Anchoring and Adjustment Bias, dan
Overconfidence Bias tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap keputusan
investasi. Sementara informasi keuangan dalam penelitian ini tidak mampu
memoderasi availability bias, representative bias, anchoring and adjustment bias
dan overconfidence bias terhadap keputusan investasi.

Social Science Studies Vol. 2 No. 5 2022 Page 446-460


DOI: 10.47153/sss25.3852022
*Corresponding Author
Email address: fitriasucis01@gmail.com
Pendahuluan

Laju teknologi yang semakin berkembang berdampak dalam bidang industri


sehingga banyak produk yang ditawarkan secara online dan memanjakan masyarakat untuk
tidak perlu pergi ke toko. Selain pendapatan tetap dalam memenuhi antara kebutuhan dan
keinginan masyarakat, ada upaya lain yaitu dengan cara berinvestasi. Keputusan investasi
adalah suatu kebijakan yang diambil dari beberapa alternatif investasi dan diharapkan dapat
memberikan profit di masa depan (Budiarto & Susanti, 2017).
BEI berupaya mengembangkan pasar modal syariah untuk bersaing dengan bidang
lainnya yang dilaksakan dalam roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019 dan 2020-2024
dengan melakukan program edukasi, inovasi produk serta pengembangan struktur.
Pasar modal syariah Indonesia tumbuh secara konsisten meski perekonomian
melanda Indonesia akibat pandemi Covid-19. Semenjak Februari 2021 sebanyak 647%
investor syariah meningkat dan tumbuh konsisten dalam lima tahun terakhir. Dapat dilihat
perbandingannya untuk investor syariah di tahun 2016 berjumlah 12.283 investor sementara
peningkatan investor di bulan Februari 2021 sebanyak 91.703 investor. Selain itu jumlah
saham syariah di Indonesia juga meningkat per 31 Maret 2021 yang tercatat sebanyak 724
saham(Forddanta, 2021).
Seiring meningkatnya jumlah investor maka keputusan investasi yang akan diambil
juga akan meningkat. Sehingga dalam pengambilan keputusan investasi akan meningkatkan
faktor-faktor pertimbangan yang nantinya akan memberikan pengaruh pada perilaku
investor (Budiarto & Susanti, 2017).
Pada kenyataannya, keputusan seseorang dalam berinvestasi tidak selalu
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional, tetapi didasarkan dengan aspek-aspek
irasional yang didasarkan dengan psikologinya atau biasa disebut dengan financial behavior.
Konsep financial behavior menyimpulkan bahwa investor akan lebih meninjau aspek-aspek
non ekonomi yang berpengaruh pada perilaku investor terutama aspek psikologis dalam
mengambil keputusan investasi (Tanusdjaja, 2018). The prospect theory yang dikembangkan
oleh Kahneman and Tversky meliputi dua cabang ilmu yaitu psikologi dan ekonomi
(psikoekonomi). Teori ini menjadi sebab kemunculan behavioral financial yang kemudian teori
ini digunakan sebagai analisis perilaku seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan
investasi. Behavioral finance menurut Fitriati et al.,(2020) menyatakan bahwa bias perilaku
dapat membuat keputusan investasi secara tidak rasional sehingga memberikan pengaruh
investor dalam melakukan kebijakan investasinya. Bias perilaku yang diambil oleh para
investor terbagi menjadi dua yaitu heuristic dan overconfidence. Bias heuristic ini terbagi lagi
menjadi beberapa macam diantaranya Availability Bias, Representative Bias, Anchoring Bias and
Adjustment Bias.
Heuristik bias merupakan sebuah aturan praktis (rule of thumb) untuk memperoleh
informasi dalam pengambilan keputusan investasi dengan cepat, walaupun keputusan
tersebut belum tentu optimal (Nadia dan Afriani, 2019). Biasanya heuristik sering terjadi

447 | P a g e
ketika informasi yang diperoleh begitu banyak, tetapi tidak ada waktu untuk memproses
informasi tersebut secara detail. Heuristic terdiri dari Availability Bias, Representative Bias,
Anchoring Bias and Adjustment Bias.
Penelitian yang dilakukan oleh Ady & Jannah (2017) mengemukakan bahwa
availability bias adalah bias kognitif dimana seorang individu lebih condong untuk
melakukan berbagai pertimbangan untuk mendapatkan kesimpulan berdasarkan kedekatan
suatu hasil tersebut terhadap individu tersebut. Berdasarkan penelitian Loris & Jayanto
(2021) bahwa availability bias tidak berpengaruh pada keputusan investasi. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Cuandra & Tan (2021) dan Shabarisha N (2015) availability
bias memiliki pengaruh positif terhadap keputusan investasi yang diambil.
Representative bias adalah salah satu perilaku keuangan yang dilakukan berdasarkan
pengalaman masa lalu yang dialami oleh investor, sehingga seringkali investor mengambil
suatu keputusan dalam berinvestasi sesuai dengan pengalaman yang sudah terjadi karena
hal ii merupakan peristiwa yang sama sehingga dalam penangganannya juga dianggap
relatif sama (Maharani & Narullia, 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Maharani &
Narullia (2021) bahwa representative bias berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi
yang diambil. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Loris & Jayanto (2021) dan Shabarisha
N (2015) bahwa representative bias berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
Anchoring bias merupakan suatu informasi yang berada di alam bawah sadar sebagai
referensi seorang investor dalam membuat perkiraan. Disaat kita sedang memperkirakan
suatu hal, biasanya kita akan menggunakan referensi atau acuan sebagai tujuan dan tolak
ukur kita dalam menggapainya (Parveen & Siddiquee, 2018).
Hal ini sesuai dengan penelitian (Handoyo et al., 2019) bahwa anchoring and
adjustment bias berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Karena kita dalam
menentukan keputusan akan lebih mempertimbangkan harga awal yang sekiranya sesuai
dengan keinginan kita, begitu juga dalam hal mengambil keputusan investasi, kita akan
mengambil informasi awal sebagai keputusan investasi yang kita ambil.
Overconfidence bias atau rasa percaya diri secara berlebih merupakan suatu tindakan
yang perlu diawasi oleh penanam modal ( Pradhana, 2018). Overconfidence merupakan suatu
perasaan percaya yang berlebihan dengan pengetahuan ataupun kemampuan yang dimiliki
dalam melakukan keputusan investasi (Budiarto & Susanti, 2017).
Salah satu dasar untuk dapat mengambil keputusan investasi secara relevan biasanya
menggunakan informasi akuntansi. Melalui teknik analisis fundamental yaitu dengan
memberikan informasi atau data yang diperoleh perusahaan dalam pengambilan keputusan
investasi yang mencakup keputusan beli, jual ataupun keputusan mempertahankan
kepemilikan saham. Yang dapat mempengaruhi nilai saham adalah kinerja keuangan
perusahaan (Park et al., 2015).
Galeri Investasi Syariah Bursa Efek Indonesia atau biasa disingkat dengan GIS BEI
merupakan salah satu sarana memperkenalkan pasar modal dalam dunia akademisi sedini
mungkin. Konsep GIS BEI menerapkan konsep 3 in 1 yaitu kerjasama yang melibatkan
antara BEI, Perguruan Tinggi (UIN Raden Mas Said Surakarta) dan Perusahaan Sekuritas
(PT Indo Premier Sekuritas). Kerjasama ini diharapkan memperkenalkan pasar modal

448 | P a g e
kepada akademisi melalui praktiknya di pasar modal dan belajar menganalisa aktivitas
perdagangan saham yang sudah disediakan oleh GIS BEI sehingga tidak hanya pada teori
saja.
Selain mengadakan seminar dalam rangka mengedukasi pasar modal syariah dan
mengunjungi beberapa tempat/company visit sebagai kunjungan kerja yang
diselenggarakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) UIN Raden Mas Said Surakarta.
Galeri Ivestasi Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta sampai saat ini sudah
mengantongi banyak prestasi yang diraih diantaranya peringkat 1 dalam kompetisi 10 Days
Challenge 2019 yang diselenggarakan oleh idx Indonesia dan berhasil menyabet juara 3
kategori penciptaan investor baru terbanyak yaitu 1363 sepanjang 2020 (Galery Investasi Iain
Surakarta, n.d.).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji mengenai
tentang keputusan investasi secara rasional maupun irasional yang dilakukan oleh investor
di Galeri Investasi Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta. Sehingga peneliti menyusun
penelitian dengan judul “Analisis Informasi Keuangan Dalam Meminimalisasi Availability
Bias, Representative Bias, Anchoring Bias And Adjustment Bias, Dan Overconfidence Bias Dalam
Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Pada Investor Di Galeri Investasi Syariah UIN
Raden Mas Said Surakarta )”

Literature Review
Prospect Theory
Tversky & Kahneman memunculkan suatu teori dalam pengambilan keputusan
dengan kondisi yang berisiko. Dikatakan berisiko karena hasil yang didapatkan sesuai
dengan keadaan atau peristiwa yang terjadi.
Teori prospek ini sebagai perbandingan dalam memeriksa penjelasan dan
memprediksi serta sebagai konteks psikologis. Teori prospek cenderung menghindari resiko
pada individu. Penerapan dari teori Tversky dan Kahneman (1979) yaitu dengan
menggunakan prinsip psikofisik yang bertujuan menilai serta mengambil keputusan.
Kebanyakan sebagian orang tidak menganggap nilai utilitas sebagai dasar dalam membuat
keputusan. (Thesis, 2020). Teori prospek menyatakan bahwa seseorang yang mengambil
keputusan dalam suatu keadaan yang tidak pasti. Teori prospek sering diimplementasikan
dalam hubungannya dengan framing sempit, dimana ketika seseorang berpikir untuk
mengambil risiko baru, dia mengevaluasinya sampai batas tertentu. Dalam penelitian
sebelumnya, teori prosepek investor yang terlibat dalam framing sempit, harga aset sebagian
akan bergantung pada tiga karakertistik aset yaitu volatilotas pengembalian aset, kemiringaan
pengembalian aset, dan keuntungan atau kerugian rata-rata sebelumnya sejak pembelian di
seluruh investor yang memegang aset, jumlqh yang diketahui sebagai "capital gain overhang"
aset (Grinblatt dan Han, 2005).
Behavioral Finance (Perilaku Keuangan)
Shefrin (2000) mendefinisikan bahwa keuangan perilaku merupakan fenomena
psikologi dalam mempengaruhi perilaku keuangan dan menentukan keuangan (pengaturan
keuangan) (Nofsinger, 2001). Prinsip yang digunakan dalam perilaku keuangan adalah

449 | P a g e
aspek psikologi dan sosiologi. Kahneman dan Thaler (1979) dalam Islamoglu, Apan dan
Ayvali (2015) menyatakan ketika investor hanya berfokus pada tingkat laba dan rugi yang
berbeda maka itu dapat dikatakan investor dengan pengambilan keputusan secara irasional.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor psikologis melalui persepsi kognitif yaitu melalui jalan
pintas yang didasarkan dari diri mereka sendiri (Sonmez, 2010) (Paramita, 2018).
Availability Bias
Availability bias adalah suatu bias kognitif berdasarkan seberapa dekat/familiar
seseorang dalam melakukan estimasi kemungkinan hasil yang terjadi dalam kehidupan
seseorang tersebut (Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, 2017). Availability bias berpendapat
bahwa orang yang dalam keadaan mengambil suatu keputusan secara cepat dengan apa
yang seseorang itu pikirkan. Ketika dipaksa untuk membuat keputusan, kita mengandalkan
pada apa yang diingat dengan cepat sebagai jalan pintas. Namun hal ini dapat merusak
kemampuan kita dalam menilai frekuensi dan besarnya (Chugan dan Sachan, 2020).
Representative Bias
Representative bias adalah bias yang biasa digunkana oleh para investor dengan
pemikiran analogi yang nantinya keputusan keuangan tidak meningkatkan hasil dalam
keputusan investasinya (Seto, 2017). Kahneman dan Riepe (1998) menyatakan bahwa
representative bias dalam membuat keputusan merupakan proses informasi yang diambil
cenderung berlebihan. Maksudnya, saat investor menerima informasi yang menurutnya
sesuai dengan gambarannya, maka investor tersebut akan bereaksi berlebih yang memicu
anomaly winner-looser, yaitu sebuah fenomena harga saham yang tinggi menjadi rendah
ataupun sebaliknya (Seto, 2017).
Anchoring and Adjustment Bias
Anchoring and Adjustment Bias merupakan bias heuristik kognitif yang cenderung
terlalu bergantung pada pengetahuan yang dimiliki ketika membuat keputusan (Waweru et
al., 2008). Menurut Kahneman dan Tversky (1974), menunjukkan bahwa bias anchoring dan
adjustment berpengaruh signifikan terhadap rasionalitas keputusan investasi. Waweru dkk.
(2008) mengemukakan bahwa keputusan keuangan investor institusional di Bursa Efek
Nairobi dipengaruhi oleh anchoring and adjustment bias (Dangol & Manandhar, 2020).
Overconfidence Bias
Overconfidence atau terlalu percaya diri merupakan suatu kecenderungan seseorang
secara berlebihan dan terlalu yakin atas kemampuannya dalam memprediksi suatu
keberhasilan. Tingkat keyakinan yang berlebihan ini dimiliki oleh seseorang yang telah
berhasil dan berpengalaman menjual investasi dengan harga tinggi dan memperoleh
keuntungan. Berdasarkan pengalaman seseorang yang sudah berinvestasi dan mendapatkan
keuntungan atas investasi tersebut maka hal tersebut akan meningkatkan rasa percaya diri
(Pratama et al., 2020).
Persepsi bahwa kinerja seseorang rata-rata lebih baik dari rata-rata dikenal sebagai
bias terlalu percaya diri (Guenther dan Alicke [2010]). Sebuah proliferasi literatur
menunjukkan bagaimana pemikiran irasional investor menyebabkan terlalu percaya diri,
kemudian perilaku irasional dan akhirnya penyimpangan di pasar keuangan. Misalnya,
Merkle (2017) berpendapat bahwa terlalu percaya diri menyebabkan investor mengambil

450 | P a g e
risiko yang lebih tinggi, mengurangi diversifikasi dan meningkatkan aktivitas perdagangan
mereka. Sepanjang baris yang sama, Graves dan Ringuest (2018) menemukan bahwa terlalu
percaya diri berhubungan dengan investasi prediksi. Ini diterapkan ketika terlalu percaya
diri dioperasionalkan sebagai penilaian berlebihan investor terhadap keakuratan
pengetahuan mereka sendiri, serta keyakinan pada kemampuan mereka untuk
mengantisipasi masa depan lebih baik dari yang lain. Bias terlalu percaya diri berakar pada
distorsi yang dihasilkan dari ketersediaan informasi, optimisme, kecenderungan egosentris
atau bias melihat ke belakang (Williams dan Gilovich [2008]); atau kecenderungan untuk
mengaitkan kesuksesan dengan diri sendiri daripada orang lain (Schroeder et al. [2016]; Koo
and Yang [2018]).
Informasi Keuangan
Informasi keuangan merupakan gambaran mengenai prospek perusahaan dan
kinerja perusahaan yang perlu diketahui oleh investor dan calon investor. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Abdelkarim et al (2009) berpendapat bahwa di dalam pasar
modal, informasi keuangan memudahkan investor dalam menaksir resiko dan
pengembalian yang diperolehnya dan memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang.
Dengan kata lain, informasi keuangan menjadi dasar pertimbangan dalam memutuskan
akankah investor maupun calon investor berinvestasi di perusahaan tersebut.
Investasi
Investasi adalah kegiatan yang diharapkan mendapatkan keuntungan finansial di
masa mendatang (Abdul Halim, 2005). Maka, faktor terpenting sebagai dasar analisa adalah
data dan informasi sebagai pedoman investor dalam menentukan keputusan investasi.
Berdasarkan data dan informasi maka dihasilkan suatu model yang berupa kriteria investasi
sebagai alternatif untuk investor dalam memilih investasi terbaiknya.
Keputusan Investasi
Menurut Myers (dalam Hardiningsih, 2009:237), perusahaan merupakan kombinasi
nilai asset tetap dengan pilihan investasi di masa mendatang. Kesempatan untuk
berkembang yang merupakan pilihan investasi tersebut tidak selalu menjadi kesempatan
investasi di masa mendatang bagi perusahaan (Yulianto, 2018).
Method
Pengambilan data responden disini menggunakan Teknik pengambilan sampel yaitu
non probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu didapat 93 responden.
Dengan menggunakan SPSS. Alat aanalisis dalam penelitian ini menggunakan uji MRA.

451 | P a g e
1. Persamaan Regresi (i)

Tabel 1
Hasil Uji MRA
Coefficientsa
Model Unstandardized Standa t Si
Coefficients rdized g.
Coefficients
B Std. Beta
Error
7.876 1.689 4. .0
(Constant)
664 00
.191 .089 .218 2. .0
Availability Bias
148 34
Representative .049 .057 .090 .8 .3
1
Bias 54 95
Anchoring And .055 .072 .080 .7 .4
Adjustment Bias 65 46
Overconfidence .137 .085 .173 1. .1
Bias 624 08
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi
Sumber: Data Primer yang Diolah,2022
Hasil Uji MRA Persamaan Regresi (i) sebagai berikut:
a. Diketahui nilai signifikansi variabel availability bias sebesar 0,034 (<0,05) maka
berkesimpulan bahwa variabel availability bias berpengaruh signifikan terhadap
variabel keputusan investasi.
b. Diketahui nilai signifikansi variabel representative bias sebesar 0,395 (>0,05) maka
berkesimpulan bahwa variabel representative bias tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel keputusan investasi.
c. Diketahui nilai signifikansi variabel anchoring and adjustment bias sebesar 0,446 (>0,05)
maka berkesimpulan bahwa variabel anchoring and adjustment bias tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel keputusan investasi.
d. Diketahui nilai signifikansi variabel overconfidence bias sebesar 0,108 (>0,05) maka
berkesimpulan bahwa variabel overconfidence bias tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel keputusan investasi.

Tabel 2
Model Summary

452 | P a g e
M R R Adjust Std.
odel Square ed R Square Error of the
Estimate
.3 .10 .064 1.518
1
23a 4
a. Predictors: (Constant), Overconfidence Bias,
Availability Bias, Anchoring And Adjustment Bias,
Representative Bias
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Analisis data: Diketahui nilai R square sebesar 0,104 maka memiliki arti bahwa
sumbangan pengaruh variabel Availability Bias, Anchoring And Adjustment Bias,
Representative Bias dan overconfidence bias terhadap variabel keputusan investasi sebesar
10,4%.
2. Persamaan Regresi (ii)

Tabel 3
Hasil Uji MRA
Coefficientsa
Model Unstandardized Standa t Si
Coefficients rdized g.
Coefficients
B Std. Beta
Error
14.03 12.93 1. .2
(Constant)
6 8 085 81
.133 .665 .152 .2 .8
Availability Bias
00 42
Representative .394 .477 .726 .8 .4
Bias 24 12
Anchoring And .030 .492 .044 .0 .9
Adjustment Bias 62 51
Overconfidence -.957 .586 -1.205 - .1
1
Bias 1.634 06
Informasi -.462 .980 -.522 - .6
Keuangan .471 39
Availability .001 .052 .018 .0 .9
bias*Informasi 20 84
Keuangan
Representative -.027 .037 -.833 - .4
Bias*Informasi .718 75
Keuangan

453 | P a g e
Anchoring&adju .001 .038 .020 .0 .9
stment bias*Informasi 24 81
Keuangan
Overconfidence .087 .045 1.846 1. .0
Bias*Informasi 922 58
Keuangan
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Hasil Uji MRA Persamaan Regresi (ii) sebagai berikut:
a) Diketahui nilai parameter koefisien sebesar 0,001 dengan nilai signifikansi variabel
interaksi antara availability bias dengan informasi keuangan sebesar 0,984 (>0.05) maka
berkesimpulan bahwa variabel Informasi Keuangan tidak berpengaruh dan tidak
mampu memoderasi pengaruh variabel availability bias terhadap variabel keputusan
investasi.
b) Diketahui nilai parameter koefisien sebesar -0,027 dengan nilai signifikansi variabel
interaksi antara representative bias dengan informasi keuangan sebesar 0,475 (>0.05)
maka berkesimpulan bahwa variabel Informasi Keuangan tidak mampu memoderasi
pengaruh variabel representative bias terhadap variabel keputusan investasi.
c) Diketahui nilai parameter koefisien sebesar 0,001 dengan nilai signifikansi variabel
interaksi antara Anchoring and adjustment bias dengan informasi keuangan sebesar
0,981 (>0.05) maka berkesimpulan bahwa variabel Informasi Keuangan tidak mampu
memoderasi pengaruh variabel anchoring and adjustment bias terhadap variabel
keputusan investasi.
d) Diketahui nilai parameter koefisien sebesar 0,087 dengan nilai signifikansi variabel
interaksi antara overconfidence bias dengan informasi keuangan sebesar 0,058 (<0.05)
maka berkesimpulan bahwa variabel Informasi Keuangan mampu memoderasi
pengaruh variabel overconfidence bias terhadap variabel keputusan investasi.

Tabel 4
Model Summary
M R R Adjust Std.
odel Square ed R Square Error of the
Estimate
.3 .15 .064 1.518
1 a
95 6
a. Predictors: (Constant), Overconfidence
Bias*Informasi Keuangan, Availability Bias, Anchoring
And Adjustment Bias, Representative Bias, Informasi
Keuangan, Overconfidence Bias, Anchoring&Adjustment
bias*Informasi Keuangan, Availability bias*Informasi
Keuangan, Representative Bias*Informasi Keuangan
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022

454 | P a g e
Analisis data: diketahui nilai R square sebesar 0,156 maka memiliki arti bahwa
sumbangan pengaruh variabel availability bias, representative bias, anchoring and
adjustment bias dan overconfidence bias terhadap variabel keputusan investasi setelah
adanya variabel moderasi (informasi keuangan) sebesar 15,6%. Maka bisa disimpulkan
bahwa setelah adanya variabel moderasi (informasi keuangan) dapat memperkuat atau
memperlemah pengaruh variabel availability bias, representative bias, anchoring and
adjustment bias dan overconfidence bias terhadap variabel keputusan investasi.

Result and Discussion


Setelah didapatkan hasil dari uji-uji yang telah dilakukan sebe;umnya, maka
selanjutnya diketahui hasil uji hipotesis. Adapun hasil dari uji masing-masing hipotesis
adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Availability Bias terhadap Keputusan Investasi
Hipotesis pertama menyatakan bahwa availability bias (X1) berpengaruh terhadap
keputusan investasi. Sedangkan hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
availability bias (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Investasi
(Y). Hal ini dibuktikan melalui uji t dengan nilai t hitung availability bias (X1) sebesar 2,115
lebih besar dari t tabel = t (α/2; n-k-1) = t (0,025;88) = 1,991 dengan nilai signifikansi sebesar
0,37 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Availability Bias berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Keputusan Investasi (Y).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cuandra & Tan (2021)
menyatakan bahwa variabel availability bias terhadap investasi pengambilan keputusan
memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan nilai 2,239 (t-statistik
>1,96=signifikan) dengan nilai tersebut, mendukung investor untuk lebih memilih membeli
saham atau ingin melakukan investasi dengan mengandalkan informasi yang tersedia bagi
mereka melainkan melakukan analisis lengkap dari semua informasi yang tersedia dan
relevan.
2. Pengaruh Representative Bias terhadap Keputusan Investasi
Hipotesis kedua menyatakan bahwa representative bias (X2) berpengaruh terhadap
keputusan investasi. Sedangkan hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
representative bias (X2) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Keputusan
Investasi (Y). Hal ini dibuktikan melalui uji t dengan nilai t hitung representative bias (X2)
sebesar 0,850 lebih kecil dari t tabel = t (α/2; n-k-1) = t (0,025;88) = 1,991 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,398 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Representative Bias (X2)
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadapn Keputusan Investasi (Y).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehYuliani,dkk (2020) menyatakan
bahwa variabel representative bia terhadap keputusan investasi adalah tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan investasi. Yang dibuktikan dengan nilai CR sebesar 0,744
yang menunjukkan nilai ini lebih kecil dari 1,96 dan nilai p value sebesar 0,439 dimana nilai
ini lebih besar dari 0,05. Dengan adanya pembuktian dari penelitian terdahulu maka dapat

455 | P a g e
disimpulkan bahwa pengalaman masa lalu (representative) yang dilakukan oleh para
investor bukan sebuah alasan dalam mengambil suatu keputusan investasi.
3. Pengaruh Anchoring and Adjustment Bias terhadap Keputusan Investasi
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa anchoring and adjustment bias (X3)
berpengaruh terhadap keputusan investasi. Sedangkan hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel anchoring and adjustment bias (X3) tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadapn Keputusan Investasi (Y). Hal ini dibuktikan melalui uji t dengan
nilai t hitung anchoring and adjustment bias (X3) sebesar 0,763 lebih kecil dari t tabel = t
(α/2; n-k-1) = t (0,025;88) = 1,991 dengan nilai signifikansi sebesar 0,447 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Anchoring and Adjustment Bias (X3) tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadapn Keputusan Investasi (Y).
Hal ini sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Loris & Jayanto (2021)
bahwa hasil penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Hasil ini
menunjukkan bahwa perilaku dengan anchoring and adjustment bias merupakan hal yang
wajar dilakukan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi yaitu dengan
mengamati harga pembelian awal dalam berinvestasi, sehingga investor akan tetap percaya
bahwa harga jual investasi mereka akan meningkat di masa depan.
Namun penelitian lain menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2020) bahwa variabel anchoring bias tidak
berpengaruh terhadap keputusan investasi. Penelitian ini dibuktikan dengan nilai uji sebesar
0,324>0,05 dan standardized coefficients beta sebesar -0.087. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa investor dalam penelitian tersebut tidak terpengaruh oleh nilai awal
yang diberikan dalam membandingkan dengan nilai yang akan datang.
4. Pengaruh Overconfidence Bias terhadap Keputusan Investasi
Hipotesis keempat menyatakan bahwa overconfidence bias (X4) berpengaruh
terhadap keputusan investasi. Sedangkan hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel overconfidence bias (X4) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
Keputusan Investasi (Y). Hal ini dibuktikan melalui uji t hitung dengan nilai t tabel
overconfidence bias (X4) sebesar 1,587 lebih kecil dari t tabel = t (α/2; n-k-1) = t (0,025;88) =
1,991 dengan nilai signifikansi sebesar 0,116 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
Overconfidence Bias (X4) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Keputusan
Investasi (Y).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asandimitra &
Rakhmatullah (2019).bahwa variabel overconfidence tidak berpengaruh terhadap keputusan
investasi. Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh investor bukan dasar dalam
mengambil sebuah keputusan investasi, melainkan dengan informasi dan rekomendasi dari
pialang saham, teman maupun investor lain adalah salah satu dasar yang paling penting
dalam pengambilan keputusan investasi. Sehingga para responden atau investor lebih
percaya dan yakin dengan mengikuti rekomendasi dari teman yang sudah lama berinvestasi
dalam memperoleh keuntungan di masa depan.
5. Pengaruh Availability Bias yang dimoderasi Informasi Keuangan terhadap Keputusan
Investasi

456 | P a g e
Hipotesis kelima menyatakan bahwa variabel informasi keuangan (Z) dapat
memoderasi hubungan availability bias (X1) dengan keputusan investasi (Y). Sedangkan
hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa informasi keuangan (Z) tidak terbukti sebagai
variabel moderasi dalam pengaruh availability bias terhadap keputusan investasi.
Dibuktikan dengan hasil uji MRA (Availability Bias*Informasi Keuangan) nilai parameter
koefisien sebesar 0,001 dengan nilai signifikansi variabel antara availability bias dengan
informasi keuangan sebesar 0,984 (>0.05). Sehingga dapat dilihat bahwa informasi keuangan
(Z) tidak berpengaruh dan tidak signifikan, H5 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa informasi
keuangan (Z) tidak mampu memoderasi availability bias terhadap keputusan investasi.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa informasi keuangan tidak dapat memoderasi
availability bias terhadap keputusan investasi yang didukung oleh peneilitian Loris &
Jayanto (2021).
6. Pengaruh Representative Bias yang dimoderasi Informasi Keuangan terhadap
Keputusan Investasi.
Hipotesis keenam menyatakan bahwa variabelinformasi keuangan (Z) tidak mampu
memoderasi hubungan representative bias (X2) dengan keputusan investasi (Y). sedangkan
hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa informasi keuangan (Z) tidak terbukti sebagai
variabel moderasi dalam pengaruh representative bias terhadap keputusan investasi.
Dibuktikan dengan hasil uji MRA (Representative bias*Informasi Keuangan) nilai parameter
koefisien sebesar -0,027 dengan nilai signifikansi variabel interaksi antara representative bias
dengan informasi keuangan sebesar 0,475 (>0.05). Sehingga dapat dilihat bahwa informasi
keuangan (Z) berpengaruh negative dan tidak signifikan, H6 ditolak. Hal ini menjelaskan
bahwa informasi keuangan (Z) tidak mampu memoderasi representative bias terhadap
keputusan investasi. Yang berarti bahwa informasi keuangan tidak dapat memperkuat
ataupun memperlemah variabel representative bias seperti pengalaman masa lalu investor
sebagai bahan referensi dalam pengambilan keputusan investasi.
7. Pengaruh Anchoring and Adjustment Bias yang dimoderasi Informasi Keuangan
terhadap Keputusan Investasi
Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa variabel informasi keuangan (Z) mampu
memoderasi hubungan anchoring and adjustment bias (X3) dengan keputusan investasi (Y).
Sedangkan hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa informasi keuangan (Z) tidak
terbukti sebagai variabel moderasi dalam pengaruh anchoring and adjustment bias terhadap
keputusan invesatsi. Dibuktikan dengan hasil uji MRA (Anchoring and Adjustment
Bias*Informasi Keuangan) nilai parameter koefisien sebesar 0,001 dengan nilai signifikansi
variabel interaksi antara Anchoring and adjustment bias dengan informasi keuangan sebesar
0,981 (>0.05). Sehingga dapat dilihat bahwa informasi keuangan (Z) tidak berpengaruh dan
tidak signifikan, H7 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa informasi keuangan (Z) tidak
mampu memoderasi anchoring and adjustment bias terhadap keputusan investasi (Y).
Sehingga dapat dinyatakan bahwa informasi keuangan tidak dapat memperkuat
ataupun memperlemah variabel anchoring and adjustment bias seperti investor menentukan
harga pembelian awal sebelum berinvestasi. Karena informasi yang diperoleh investor
mengenai harga beli investasi yang digunakan itu sebagai landasan dalam berinvestasi dan

457 | P a g e
mengabaikan informasi baru yang ada. Sehingga ketika fakta terbaru di lapangan
menunjukkan penurunan kinerja investasi dan harga jual investasi yang dimiliki investor,
investor akan tetap percaya bahwa harga jual investasi mereka akan meningkat di masa
depan.
8. Pengaruh Overconfidence Bias yang dimoderasi Informasi Keuangan terhadap
Keputusan Investasi
Hipotesis kedelapan menyatakan bahwa variabel informasi keuangan (Z) mampu
memoderasi hubungan overconfidence bias (X4) dengan keputusan investasi (Y). sedangkan
hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa informasi keuangan (Z) terbukti mampu
sebagai variabel moderasi. Dibuktikan dengan hasil MRA (oveconfidence bias*informasi
keuangan) nilai parameter koefisien sebesar 0,087 dengan nilai signifikansi variabel interaksi
antara overconfidence bias dengan informasi keuangan sebesar 0,058 (<0.05). Sehingga dapat
dilihat bahwa informasi keuangan (Z) berpengaruh dan signifikan, H8 diterima. Hal ini
menjelaskan bahwa infprmasi keuangan (Z) mampu memoderasi overconfidence bias
terhadap keputusan investasi.Hal ini sesuai dengan penelitian (Budiarto & Susanti, 2017)
bahwa overconfidence berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan investasi
karena setiap investor yang memiliki overconfidence mempengaruhi keputusan investasi
yang dibuat.

Kesimpulan
Availability bias (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keputusan
Investasi (Y). Sedangkan Representative Bias (X2), Anchoring and Adjustment Bias (X3), dan
Overconfidence bias (X4) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadapn Keputusan
Investasi (Y). Sementara untuk Informasi Keuangan (Z) tidak mampu memoderasi
Availability Bias, Representative Bias, Anchoring and Adjustment Bias, dan Overconfidence
Bias terhadap keputusan investasi.

Acknowledgment
1. Bagi IAIN Salatiga dan UIN Raden Mas Said Surakarta khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penilaian untuk meningkatkan kualitas
dalam proses pembelajaran khususnya di bidang investasi.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan
sebelum berinvestasi.
3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat mengembangkan penelitian ini dapat memperluas
fokus penelitian atau faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha.

References

Abdullah, P. M. (2015). Living in the world that is fit for habitation : CCI’s ecumenical
and religious relationships.

458 | P a g e
Bawono, A. (2013). Studi Empiris Atas Absolute Income Hypothesis Dan Permanent
Income Hypothesis Dalam Perspektif Islam. Inferensi, 7(1), 51.
https://doi.org/10.18326/infsl3.v7i1.51-74
Budiarto, A., & Susanti. (2017). Pengaruh Financial Literacy, )verconfidence, Regret
Aversion Bias, dan Risk Tolerance Terhadap Keputusan Investasi (Studi pada Investor PT.
Sucorinvest Central Gani Galeri Investasi BEI Universitas Negeri Surabaya). Jurnal Ilmu
Manajemen (JIM), 5(2), 1–9.
Cuandra, F., & Tan, H. (2021). Analysis of Factors That Are Considered By Investors
in Stocks Investment Decision Making in Batam City. JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi)., 8(1), 1–31.
https://doi.org/10.35794/jmbi.v8i1.33266
Dangol, J., & Manandhar, R. (2020). Impact of Heuristics on Investment Decisions:
The Moderating Role of Locus of Control. Journal of Business and Social Sciences Research,
5(1), 1–14. https://doi.org/10.3126/jbssr.v5i1.30195
Fitriati, I. R., Mansyur, A., Pradita, N., Manajemen, P. S., & Stikubank, U. (2020).
Deteksi behavioral biases investasi melalui personality traits. 978–979.
Forddanta, D. H. (2021). Pasar modal syariah domestik berkembang, jumlah investor
tumbuh 647% dalam 5 tahun. In Kontan.Co.Id (p. 1).
https://investasi.kontan.co.id/news/pasar-modal-syariah-domestik-berkembang-jumlah-
investor-tumbuh-647-dalam-5-tahun
Galery Investasi Iain Surakarta. (n.d.).
Handoyo, S. D., Rispanto, & Widarno, B. (2019). Pengaruh Overconfidence, Illusion of
Control, Anchoring, Loss Aversion Pada Pengambilan Keputusan Investasi Oleh Mahasiswa
Unisri Sebagai Investor Pemula. Jurnal Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi, 15, 411–
421.
Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). 済無 No Title No Title. Journal of
Chemical Information and Modeling, 8(9), 1–58.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Khairunizam, & Isbanah, Y. (2019). “Pengaruh Financial Literacy Dan Behavioral
Finance Factors Terhadap Keputusan Investasi.” Jurnal Ilmu Manajemen, 7(2), 516–528.
www.ekonomisyariah.org
Loris, R. P., & Jayanto, P. Y. (2021). the Effect of Representativeness, Availability,
Anchoring, Risk Perception, and Herding on Investment Decisions Syariah Investors. Jurnal
Akuntansi, 11(1), 81–92. https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.11.1.81-92
Maharani, S. N., & Narullia, D. (2021). Pengambilan Keputusan Investasi Rasional :
Suatu Tinjauan dari Dampak Perilaku Representativeness Bias dan Hearding Effect. 4(1), 1–
13.
Overconfidence, P., Information, A., Motivation, B., Keputusan, T., & Di, I. (2019).
2019. 7, 796–806.
Paramita, R. A. S. (2018). No Title. 9(2).

459 | P a g e
Park, H., Ung, K., & Alorro, R.D. dan Yoo, K. (2015). Leaching behavior of copper,
zinc and lead from contaminated soil with citric acid‖, Materials Transactions. E-Journal
Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 1(1), 16–31.
Parveen, S., & Siddiquee, M. (2018). Anchoring Heuristic, Disposition Effect and
Overconfidence Bias in Investors: A Case of Pakistan Stock Exchange. Abasyn Journal of
Social Sciences, 11(2), 280–294.
Pratama, A. O., Purba, K., Jamhur, J., & Tri Prasetyo, P. B. (2020). Pengaruh Faktor
Perilaku Investor Saham Terhadap Keputusan Investasi di Bursa Efek Indonesia. Moneter -
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(2), 170–179. https://doi.org/10.31294/moneter.v7i2.8659
Putri, wilantika W., & Hamidi, M. (2019). Pengaruh literasi keuangan, efikasi
keuangan, dan faktor demografi terhadap pengambilan keputusan investasi (studi kasus
pada mahasiswa magister manajemen. Jim.Unsyiah.Ac.Id, 4(1), 398–412.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/EKM/article/view/10703
Saham, P. (2019). Pengaruh kualitas informasi akuntansi dan persepsi kontrol
perilaku terhadap intensi investor dalam pemilihan saham 1). 1(2), 769–780.
Seto, A. A. (2017). Behavioral Biases Pada Individual Investor. Ilmiah Ekonomi Global
Masa Kini, 8(01), 6–11.
Shabarisha N. (2015). Heuristic and Biases Related To Financial Investment and the
Role of Behavioral Finance in Investment Decisions-a Study. ZENITH International Journal
of Business Economics & Management Research, 5(12), 82–101.
Tanusdjaja, H. (2018). Keputusan Investasi Investor Individu Berdasarkan
Kompetensi, Overconfidence, Dan Pendidikan. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 2(1),
234. https://doi.org/10.24912/jmieb.v2i1.998
Thesis, T. (2020). UvA-DARE ( Digital Academic Repository ) Kahneman and Tversky
and the making of behavioral economics.
WIDIAR PRADHANA, R. (2018). Pengaruh Financial Literacy, Cognitive Bias, Dan
Emotional Bias Terhadap Keputusan Investasi (Studi Pada Investor Galeri Investasi
Universitas Negeri Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 6(3), 108–117.
Yulianto, H. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan
Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di BEI. Doctoral
Dissertation, Iain Salatiga.
Yusuf, S. A. (2021). Pengaruh Likuiditas , Profitabilitas , Leverage dan Growth
Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating.
Center Of Economic Student Journal, 2(2), 21–36. https://doi.org/10.47153/afs14.2502021

460 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai