Anda di halaman 1dari 21

MATERI PKN

Bangka belitung
 Ibu kota Bangka belitung adalah Pangkal pinang
 Lagu daerah bangka belitung adalah gunung tajam,La Berage,Zapin
serumpun sebalai
1. Lirik Lagu gunung tajam :

Dari jauh tampak Gunung Tajam perkasa menjulang tinggi


Menjadi lambang seluruh pulau daerah Belitung

Dalam sejarah cerita rakyat di situ ada pusara


Bersemayam seorang penyebar tuntunan nan suci

Dari puncaknya tampak seluruh tepi pulau


Seakan permadani hijau terbentang

Terkesan hati setiap pelancong yang berkunjung ke sana


Menjadi perbendaharaan bumi Indonesia.

Makna Lagu: Lagu Gunung Tajam menceritakan tentang keindangan


lanskap alam Bangka Belitung yaitu Gunung Tajam di Pulau Belitung.

2. Lirik lagu La Berage

Ampar tikar beransai


Care berage de belitong
Ape agik musim la ngetam
Anak cucuk ngumpul semue

Dudok beramai-ramai ngadap rejeki same-same


Rase gembire sekeluarge payakan lete dak terase
Berage… berage…
Ayuk kite berage
Berage… berage…
Berage la berage

Makna Lagu : Lagu La Berage ini biasa dinyanyikan untuk menyambut


musim panen yang sudah tiba. Kata berage artinya 'makan bersama'.
Kegiatan makan bersama tersebut menjadi salah satu tradisi masyarakat
Bangka Belitung sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang sudah
di dapat.

3. Lirik lagu Zapin Serumpun Sebalai

Budaya Bangka budaya Melayu Islam kek Cina


Bersatu padu dalam ikatan rumpun melayu
Kami nak nyube merangkai kate dalam nyanyian
Nyanyian zapin, zapin Melayu dipersembahkan

Bangka belitung pulaunya indah mempesona


Objek wisata ade dimane-mane
Hasil bumi nye melimpah ruah
Hasil laut nye tiade terkire

Marilah dateng ke negri kami sayang


Negrilah kami serumpun sebalai
Silahkan dateng ke negri kami sayang
Negrilah kami serumpun sebalai

Makna Lagu : Lagu Zapin Serumpun Sebalai adalah lagu daerah Belitung
yang bermakna keindahan Bangka Belitung dari segi kekayaan alam hingga
budayanya.

 Baju Adat Bangka Belitung:


1.Baju Seting
2.Baju Paksian

3.Kain Cual

 Tarian Daerah Bangka belitung

1. Tari Beripat Beregong


Salah satu tarian adat khas Bangka Belitung adalah Tari Beripat
Beregong. Tarian ini sudah jarang dipentaskan lagi. Hal itu karena tarian ini
tujuannya hanya untuk pertunjukan seni, contohnya sayembara atau acara
pertarungan.

2. Tari Campak
Tarian adat Bangka Belitung lainnya adalah tari campak dengan
filosofinya yaitu menggambarkan sebuah kecerian yang dirasakan oleh
para bujang dan dayang, yaitu pria dan wanita belum menikah. Selain
itu, tarian ini merupakan simbol pemersatu masyarakat Bangka Belitung.

3.Tari Sapen
Nuansa budaya melayu terasa sangat kental dalam Tari Sapen.
Hal itu terlihat dari penggunaan pakaian para penarinya sampai
pengiring musik yang membawakan irama bernuansa melayu.
Gerakan tariannya pun jika diperhatikan mempunyai unsur gerakan
pencak silat dengan alunan yang lembut ..

 Rumah adat Bangka Belitung :


1. Rumah Limas
Rumah limas terdiri atas lima tingkatan, yang merupakan
jenjang kehidupan masyarakat, yakni usia, jenis, bakat,
pangkat dan martabat.Selain itu merupakan penanda garis
keturunan seseorang. Tingkat pertama untuk golongan
kiagus, tingkat kedua untuk kemas dan massagus, dan
tingkat ketiga untuk raden.Pada bagian atap terdapat
ornamen tanduk dengan melati yang menggambarkan
mahkota bermakna kerukunan dan keagungan.

2. Rumah Panggung
Rumah panggung khas Bangka Belitung tidak boleh
diwarnai atau diberi cat, melainkan harus mempertahakan
warna dari material yang digunakan dalam membuatnya.

Tujuannya agar orang-orang Bangka Belitung berada dalam


kesetaraan yang sama, tidak dibedakan berdasarkan
tampilan rumah.
Rumah tanpa cat juga melambangkan kesederhanaan yang
merupakan bagian penting dalam persatuan.

3. Rumah Rakit

Mendirikan rumah rakit tidak boleh sembarangan,


melainkan perlu ada musyawarah dengan keluarga, dalam
hal ini suami dan istri, dengan orangtua dan para tetangga.

Tujuannya, untuk saling menghormati dan menghargai


satu sama lain.

SUMATRA BARAT
 Ibu kota sumatra barat adalah Padang
 Lagu daerah Sumatra utara
1. Kampuang nan jauh di mato
Kampuang nan jauh di mato
Gunuang Sansai Baku Liliang
Takana Jo Kawan, Kawan Nan Lamo
Sangkek Basu Liang Suliang
Panduduknya nan elok nan
Suko Bagotong Royong
Kok susah samo samo diraso
Den Takana Jo Kampuang
Takana Jo Kampuang
Induk Ayah Adik Sadonyo
Raso Mangimbau Ngimbau Den Pulang
Den Takana Jo Kampuang
Makna Lagu : seseorang yang rindu dengan kampung halamannya, di mana
di kampung itulah saudara, keluarga berkumpul

2. Ka Parak Tingga

Ka parak tingga jalan babelok


Tampek bajalan 'rang Koto Gadang
Nan pai ati tak elok nan tingga dara tak sanang
Nan pai ati tak elok nan tingga dara tak sanang
Marilah kito mancari paku
Di parak tingga banyak batangnyo
Dikana maso daulu badarai si ala mato
Dikana maso daulu badarai si aia mato

Makna Lagu: Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang


ditinggalkan oleh kekasihny Lagu ini berbentuk ntun n dan
didendangkan untik mengenang sang kekasih. Lirik lagu "Kaparak
Tingga" berisi kesedihan saat seseorang ditinggal kekasihnya.

3.Bareh Solok
Bareh Solok, tanak didandang
Dipagatok ulam pariok

Bunyi kulek cando badendang


Dek ditingkah ondeh mak, si sambalado
Urang Sumpu jalan barampek
Di Singkarak singgah dahulu
Bareh baru makan jo pangek
Indak tampak ondeh mak, mintuo lalu
Bareh Solok, bareh tanamo
Bareh Solok, lamak rasonyo

Makna Lagu: beras yang paling enak dibandingkan dengan daerah


lain ini dihasilkan di tanah Solok. Bukan hanya karena banyaknya
saja, beras Solok anak daro ini rasanya lebih enak dibandingkan
dengan beras Solok lainnya sehingga tidak bias diungkapkan lagi
dengan kata-kata seberapa enaknya.

 Baju Adat Sumatra Barat


1. Baju batu sangkar

2. Baju Batabue

3. Pakaian adat Penghulu


 Tari Adat dari Sumatra Barat
1. Tari Ambek-ambek Koto Anau
Tarian tradisional dari Sumatera Barat yang pertama adalah Tari
Ambek-ambek Koto Anau. Tarian ini menceritakan tentang aktivitas
anak-anak yang asyik bermain.
2. Tari Piring
Tari Piring atau Tari Piriang. Tarian ini melambangkan rasa syukur
masyarakat Minangkabau kepada Yang Maha Kuasa atas hasil panen
yang berlimpah.
3. Tari Indang Badindin
Tarian ini merupakan bentuk pernghormatan dan pujaan kepada
Allah SWT. Itu sebabnya para penari merapalkan “indang” atau “dzikir”
sambil membungkukkan badan dan berlutut.
 Rumah Adat Sumatera Barat

Gonjong Ampek Baanjuang

Rumah adat ini merupakan rumah adat Padang yang wajib didirikan di
daerah Luhak Nan Tigo. Rumah adat Ampek Baanjuang merupakan tanda
adat bagi masyarakat setempat. Sesuai namanya ‘ampek’ yang berarti
empat, bangunan rumah adat ini memiliki 4 buah gojong di atas atap dan
punya lebih dari tujuh ruangan. Ciri khasnya, bangunan rumah adat ini
punya tambahan anjung di sisi kiri dan kanan bangunan.

Gonjong Anam

Rumah adat ini adalah rumah adat Padang. Bentuk bangunannya mirip
seperti Rumah Maharam, tetapi rumah adat ini sudah dimodifikasi dengan
penambahan ukiran-ukiran khas Minangkabau sehingga menjadi bangunan
beranjung.

Rumah adat Gonjong Anam punya bangunan yang lebih modern


dibandingkan rumah adat lainnya. Salangkonya menggunakan papan dan
bukan anyaman bambu. Kemudian jendelanya dibuat lebih banyak supaya
pencahayaan bisa lebih banyak masuk ke dalam rumah.

Rumah Gadang Jenis Gajah Maharam


Rumah gadang jenis Maharam merupakan salah satu rumah adat Sumatera
Barat yang termasuk kategori mewah. Syarat membangun rumah adat ini
adalah rumah harus menghadap utara dengan dinding sisi timur, barat, dan
selatan ditutupi sasak. Seluruh bangunan dibuat dari kayu-kayu berkualitas,
seperti kayu juar, surian, dan ruyung. Atapnya terbuat dari seng.

Rumah adat ini terdiri dari 4 kamar dengan ukiran khas Minangkabau
sebagai dekorasi pintu-pintu kamar. Untuk membangun rumah adat ini,
dibutuhkan 30 tiang penopang. Karena banyaknya tiang penopang ini,
rumah adat jenis Gajah Maharam dianggap sebagai bangunan tahan
gempa.

SULAWESI SELATAN

 Ibu Sulawesi selatan adalah Makassar


 Lagu Daerah Sulawesi Selatan
1.Lagu Angin Mammiri
Oh ye oh

Anging mamiri ku pasang


Pitujui tontonganna
Tusaroa takkan lupa
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
E aule
Na mangu rangi
Tutenaya tutenaya parisina
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
E aule
Na mangu rangi
Mato'lorang mato'lorang je'ne mato
Ooooooooo
Ooooooooo
Ooooooooo
E aule
Namangngu'rangi
Tutenaya tutenaya parisina
Mato'lorang mato'lorang je'ne mato
Anging mamiri
Ow anging mamiri

Lagu Anging Mammiri atau dalam bahasa Indonesia berarti angin semilir.
Anging Mammiri bercerita tentang kerinduan seorang yang begitu
mendalam kepada sang kekasih yang berada di tempat yang jauh.
3. Lagu Marendeng Marampa

Marendeng marampa' kadadianku


Dio padang digente' Toraya
Lebukan Sulawesi
Mellombok membuntu mentanetena
Nakabu' uma sia pa'lak
Na sakkai Salu Sa'dan

Kami Sang Toraya


Umba umba padang ki olai
Maparri' masussa ki rampoi
Tangki pomabanda' penawa
Yamo passanan tengkoki
Umpasundun rongko'ki
Lagu ini dikategorikan juga sebagai lagu kebangsaan Suku Toraja di Sulsel.
Menceritakan keindahan tanah asal dan sekaligus tentang budaya
merantau ke negeri orang yang banyak dilakukan orang-orang Toraja.

"Lagu ini bisa dibilang lagu penyemangat, sering digunakan sebagai lagu
pengiring untuk tarian-tarian dalam acara-acara resmi yang sudah ada sejak
dulu. Sifatnya sama dengan lagu Anging Mammiri," kata Dr. Andi Ihsan.

3.Lagu Alosi Ri Polo Dua

Kuri pancaji ri lino


Engka riwata kalemu
Mulle purani toto' ku
To sipa' dua siruntu

Muri pancaji ri lino


Engka riwata kalemu
Lettu cappa'na kalemu
Ri lino sipa' dua materru

Tappamu na tappaku
Sirupa na de' na pada
Iyaro tanranna
To puri si toto

Matammu na matakku
Allosi ri polo dua
mappada bungae
Sibawa daunna alemu aleku
Pada muddani
Tori massiddi
Tanranna si toto
Kuri pancaji ri lino
Engka riwata kalemu
Mulle purani toto' ku
To sipa' dua
E siruntu ki Daeng

Lagu berbahasa Bugis ini berarti pinang dibelah dua. Lagu ini secara umum
menceritakan sepasang manusia yang sudah ditakdirkan berjodoh.

Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu-lagu
daerah Sulawesi Selatan tempo dulu kerap menggambarkan bagaimana
budaya dan kepercayaan masyarakat saat itu. Lagu Alosi Ri Polo Dua ini
adalah salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Bugis yang dituangkan
lewat lagu.

Menurut kepercayaan jaman dahulu bahwa wanita dan pria yang memiliki
kemiripan dalam wajah adalah cocok untuk menjadi suami istri atau
berjodoh.

"Lagu ini menceritakan tentang hal itu dan cinta," Dr Andi Ihsan.
 Baju Adat Sulawesi Selatan
1.Baju Bodo ( Suku Bugis)

2.Seppa Tallung (Suku Toraja)


3.Baju Pokko ( suku Toraja)

 Tarian Daerah Sulawesi selatan


1.Tari Kipas Pakarena
Gerakan dalam tarian ini merupakan gambaran dari perempuan
Gowa yang setia dan patuh pada suami dan laki-laki. Terdapat makna
tersendiri pada tiap pola gerakan. Contohnya seperti gerakan penari
berputar searah jarum jam. Gerakan ini mencerminkan siklus
kehidupan manusia.
2.Tari Mappadendang
Makna tari Mappadendang sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan atas berhasilnya panen padi di suatu daerah.
3.Tari Pajoge
Tari tradisional yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini
konon awalnya merupakan hiburan bagi kalangan istana atau juga
kediaman para ningrat.Para penarinya adalah gadis yang berlatar
belakang kalangan rakyat biasa. Tiap penari membawakan tarian
seorang diri sambil menyanyi kemudian mencari pasangannya dari
kalangan penonton. Nantinya sang gadis akan memberi daun sirih
pada lelaki yang telah dipilihnya. Lelaki itu akan menari bersama sang
gadis.
 Rumah Adat Sulawesi Selatan
1.Rumah Adat Bugis
Rumah adat Sulawesi Selatan masyarakat Suku Bugis
merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu. Bentuk
atapnya berlereng dua dan dihubungkan dengan bubungan
memanjang ke belakang dengan menggunakan sirap, rumbia,
atau seng.Kerangkanya berbentuk "H", berupa tiang dan balok
yang disambung tanpa menggunakan pasak atau paku. Tiang
inilah yang menopang dan menyangga lantai dan atap. Dinding
rumah hanya diikat pada tiang luar.

2.Rumah Adat Tongkonan


Tongkonan adalah rumah adat Sulawesi Selatan dari Suku
Toraja. Rumah ini merupakan tempat tinggal, kekuasaan adat,
dan perkembangan kehidupan sosial budaya orang Toraja.
Tongkonan tidak bisa dimiliki oleh perseorangan, melainkan
dimiliki secara komunal dan turun temurun oleh keluarga atau
marga Suku Toraja.Tongkonan tidak hanya sebagai tempat
hunian semata, tapi juga mengandung fungsi dan makna yang
bersumber dari filosofi orang Toraja. Fungsi tongkonan bagi
orang Toraja sebagai tempat rumpun keluarga dalam
melaksanakan upacara-upacara yang berkaitan dengan sistem
kepercayaan, kekerabatan, kemasyarakatan, dan lainnya.
3.Rumah adat Makassar (Balla Lompoa)
Balla Lompoa adalah rumah adat Sulawesi Selatan yang secara harfiah
berarti rumah besar atau rumah kebesaran yang dihuni oleh raja.
Dirancang sesuai dengan aturan kebiasaan umum yang berlaku turun-
temurun dalam wilayah Kerajaan Gowa, sebagai syarat yang harus
dipenuhi bagi sebuah rumah adat suku Makassar terutama untuk
kediaman raja.

BALI
 Ibu Kota bali adalah Denpasar
 Lagu Daerah Bali
1. Lagu Meyang-meyong
Meong-meong…
Alih je bikule …
Bikul gede gede …
Buin mokoh-mokoh …
Kereng pesan ngerusuhin
Makna dari lagunya adalah lagu daerah Bali yang berjudul
Meyang-Meyong ini berhubungan dengan hewan kucing. Dalam
lagu itu diceritakan bahwa ada kucing sedang berusaha untuk
menangkap tikus. Lagu daerah Bali ini juga bisa diperkenalkan
kepada anak-anak, sehingga bisa menambah wawasan mereka
tentang lagu daerah Bali.
2. Lagu Putri Cening Ayu

Putri cening ayu


Ngijeng cening jumah
Meme luas malu
Ke peken meblanja
Apang ada darang nasi
Meme tititang ngiring
Nongos ngijeng jumah
Sambilang mekumpul
Ajak titiang dadua
Dimulihne dong gapgapin
Meme titiang ngiring
Nongos ngijeng jumah
Meme titiang ngiring
Nongos ngijeng jumah
Putri cening ayu

Makna dari lagu daerah Bali yang berjudul Putri Cening Ayu adalah
menceritakan tentang seorang ibu dengan anaknya. Di mana si ibu
meminta anaknya untuk menunggu saja di rumah selama si ibu pergi
ke pasar untuk berbelanja. Makna lain dari lagu ini adalah sebagai
seorang orang tua, kita perlu memberikan kebebasan kepada anak
supaya mereka bisa menemukan jati dirinya mereka sendiri.

3. Dewa ayu ya ya,


dewa ayu,
Margi I Ratu mesola,
mesolah mabulu wangsul...
Hulu hulu wangsul ya ya,
hulu hulu wangsul,
Telan jake cara Jawa,
memayog cara den bukit...

Makna Lagu : mengisahkan gadis-gadis kelas atas yang memanggil-


manggil. Arti dari lirik Margi I Ratu adalah ayo lompat dan mesolah
mabulu wangsul yang berarti lompat ke depan dan ke belakang.

Jadi kesimpulannya, lagu ini menceritakan seorang gadis Bali yang


tengah belajar menari.
 Baju Adat Bali
1.Baju Safari

2.Kebaya Bali

3.Payas Agung
 Tari Dari Bali
1. Tari Barong
Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara
kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan
mistik yang diperankan 2 penari pria, satu memainkan kepala
dan kaki depan, satunya lagi jadi kaki belakang dan ekor.

2.Tari Legong
Legong adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati
berdasarkan mimpinya melihat bidadari. Penari legong yang
berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan
semar pagulingan.

3. Tari Kecak
Kecak dilakukan oleh puluhan laki-laku yang duduk melingkar
serta mengangkat tangan sambil mengatakan "cak, cak, cak".
Penciptaan tari kecak berasal dari seniman tari Wayan Limbak,
dan seorang pelukis dari Jerman, Walter Spies. Keduanya
menciptakan tarian ini pada tahun 1930an, berdasarkan tradisi
Sanghyang dan bagian kisah Ramayana.

 Rumah adat Bali

1. Angkul-angkul
menjadi bagian dari rumah adat Bali yang menjadi pintu
masuk rumah utama. Fungsinya sendiri hampir sama
dengan Gapura Candi Bentar. Namun Angkul-angkul lebih
berfungsi sebagai pintu masuk. Adapun pembeda antara
angkul-angkul dengan Gapura Candi Bentar yaitu ada pada
atap yang menghubungkan kedua bangunan yang letaknya
sejajar.

2.Pura Keluarga
Umumnya, bangunan ini difungsikan sebagai tempat
berdoa dan beribadah. Setiap rumah adat Bali pasti
memiliki bangunan ini. Selain disebut Pura Keluarga,
bangunan ini juga disebut sebagai bangunan Pamerajan,
atau Sanggah. Letaknya ada di sudut sebelah timur laut dari
rumah hunian.

3. Aling-Aling
Bangunan kedua adalah aling-aling. Sesuai dengan
namanya, bangunan ini menjadi pembatas antara angkul-
angkul dengan halaman suci. Bangunan rumah adat Bali ini
dipercaya memiliki aura yang positif, sehingga ada dinding
pembatas yang disebut penyengker. Di dalam bangunan
akan disediakan ruangan untuk beraktivitas para
penghuninya. Beberapa orang bahkan juga menggunakan
patung untuk menjadi aling-aling, atau penyengker.

Anda mungkin juga menyukai