Bangka belitung
Ibu kota Bangka belitung adalah Pangkal pinang
Lagu daerah bangka belitung adalah gunung tajam,La Berage,Zapin
serumpun sebalai
1. Lirik Lagu gunung tajam :
Makna Lagu : Lagu Zapin Serumpun Sebalai adalah lagu daerah Belitung
yang bermakna keindahan Bangka Belitung dari segi kekayaan alam hingga
budayanya.
3.Kain Cual
2. Tari Campak
Tarian adat Bangka Belitung lainnya adalah tari campak dengan
filosofinya yaitu menggambarkan sebuah kecerian yang dirasakan oleh
para bujang dan dayang, yaitu pria dan wanita belum menikah. Selain
itu, tarian ini merupakan simbol pemersatu masyarakat Bangka Belitung.
3.Tari Sapen
Nuansa budaya melayu terasa sangat kental dalam Tari Sapen.
Hal itu terlihat dari penggunaan pakaian para penarinya sampai
pengiring musik yang membawakan irama bernuansa melayu.
Gerakan tariannya pun jika diperhatikan mempunyai unsur gerakan
pencak silat dengan alunan yang lembut ..
2. Rumah Panggung
Rumah panggung khas Bangka Belitung tidak boleh
diwarnai atau diberi cat, melainkan harus mempertahakan
warna dari material yang digunakan dalam membuatnya.
3. Rumah Rakit
SUMATRA BARAT
Ibu kota sumatra barat adalah Padang
Lagu daerah Sumatra utara
1. Kampuang nan jauh di mato
Kampuang nan jauh di mato
Gunuang Sansai Baku Liliang
Takana Jo Kawan, Kawan Nan Lamo
Sangkek Basu Liang Suliang
Panduduknya nan elok nan
Suko Bagotong Royong
Kok susah samo samo diraso
Den Takana Jo Kampuang
Takana Jo Kampuang
Induk Ayah Adik Sadonyo
Raso Mangimbau Ngimbau Den Pulang
Den Takana Jo Kampuang
Makna Lagu : seseorang yang rindu dengan kampung halamannya, di mana
di kampung itulah saudara, keluarga berkumpul
2. Ka Parak Tingga
3.Bareh Solok
Bareh Solok, tanak didandang
Dipagatok ulam pariok
2. Baju Batabue
Rumah adat ini merupakan rumah adat Padang yang wajib didirikan di
daerah Luhak Nan Tigo. Rumah adat Ampek Baanjuang merupakan tanda
adat bagi masyarakat setempat. Sesuai namanya ‘ampek’ yang berarti
empat, bangunan rumah adat ini memiliki 4 buah gojong di atas atap dan
punya lebih dari tujuh ruangan. Ciri khasnya, bangunan rumah adat ini
punya tambahan anjung di sisi kiri dan kanan bangunan.
Gonjong Anam
Rumah adat ini adalah rumah adat Padang. Bentuk bangunannya mirip
seperti Rumah Maharam, tetapi rumah adat ini sudah dimodifikasi dengan
penambahan ukiran-ukiran khas Minangkabau sehingga menjadi bangunan
beranjung.
Rumah adat ini terdiri dari 4 kamar dengan ukiran khas Minangkabau
sebagai dekorasi pintu-pintu kamar. Untuk membangun rumah adat ini,
dibutuhkan 30 tiang penopang. Karena banyaknya tiang penopang ini,
rumah adat jenis Gajah Maharam dianggap sebagai bangunan tahan
gempa.
SULAWESI SELATAN
Lagu Anging Mammiri atau dalam bahasa Indonesia berarti angin semilir.
Anging Mammiri bercerita tentang kerinduan seorang yang begitu
mendalam kepada sang kekasih yang berada di tempat yang jauh.
3. Lagu Marendeng Marampa
"Lagu ini bisa dibilang lagu penyemangat, sering digunakan sebagai lagu
pengiring untuk tarian-tarian dalam acara-acara resmi yang sudah ada sejak
dulu. Sifatnya sama dengan lagu Anging Mammiri," kata Dr. Andi Ihsan.
Tappamu na tappaku
Sirupa na de' na pada
Iyaro tanranna
To puri si toto
Matammu na matakku
Allosi ri polo dua
mappada bungae
Sibawa daunna alemu aleku
Pada muddani
Tori massiddi
Tanranna si toto
Kuri pancaji ri lino
Engka riwata kalemu
Mulle purani toto' ku
To sipa' dua
E siruntu ki Daeng
Lagu berbahasa Bugis ini berarti pinang dibelah dua. Lagu ini secara umum
menceritakan sepasang manusia yang sudah ditakdirkan berjodoh.
Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu-lagu
daerah Sulawesi Selatan tempo dulu kerap menggambarkan bagaimana
budaya dan kepercayaan masyarakat saat itu. Lagu Alosi Ri Polo Dua ini
adalah salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Bugis yang dituangkan
lewat lagu.
Menurut kepercayaan jaman dahulu bahwa wanita dan pria yang memiliki
kemiripan dalam wajah adalah cocok untuk menjadi suami istri atau
berjodoh.
"Lagu ini menceritakan tentang hal itu dan cinta," Dr Andi Ihsan.
Baju Adat Sulawesi Selatan
1.Baju Bodo ( Suku Bugis)
BALI
Ibu Kota bali adalah Denpasar
Lagu Daerah Bali
1. Lagu Meyang-meyong
Meong-meong…
Alih je bikule …
Bikul gede gede …
Buin mokoh-mokoh …
Kereng pesan ngerusuhin
Makna dari lagunya adalah lagu daerah Bali yang berjudul
Meyang-Meyong ini berhubungan dengan hewan kucing. Dalam
lagu itu diceritakan bahwa ada kucing sedang berusaha untuk
menangkap tikus. Lagu daerah Bali ini juga bisa diperkenalkan
kepada anak-anak, sehingga bisa menambah wawasan mereka
tentang lagu daerah Bali.
2. Lagu Putri Cening Ayu
Makna dari lagu daerah Bali yang berjudul Putri Cening Ayu adalah
menceritakan tentang seorang ibu dengan anaknya. Di mana si ibu
meminta anaknya untuk menunggu saja di rumah selama si ibu pergi
ke pasar untuk berbelanja. Makna lain dari lagu ini adalah sebagai
seorang orang tua, kita perlu memberikan kebebasan kepada anak
supaya mereka bisa menemukan jati dirinya mereka sendiri.
2.Kebaya Bali
3.Payas Agung
Tari Dari Bali
1. Tari Barong
Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara
kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan
mistik yang diperankan 2 penari pria, satu memainkan kepala
dan kaki depan, satunya lagi jadi kaki belakang dan ekor.
2.Tari Legong
Legong adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati
berdasarkan mimpinya melihat bidadari. Penari legong yang
berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan
semar pagulingan.
3. Tari Kecak
Kecak dilakukan oleh puluhan laki-laku yang duduk melingkar
serta mengangkat tangan sambil mengatakan "cak, cak, cak".
Penciptaan tari kecak berasal dari seniman tari Wayan Limbak,
dan seorang pelukis dari Jerman, Walter Spies. Keduanya
menciptakan tarian ini pada tahun 1930an, berdasarkan tradisi
Sanghyang dan bagian kisah Ramayana.
1. Angkul-angkul
menjadi bagian dari rumah adat Bali yang menjadi pintu
masuk rumah utama. Fungsinya sendiri hampir sama
dengan Gapura Candi Bentar. Namun Angkul-angkul lebih
berfungsi sebagai pintu masuk. Adapun pembeda antara
angkul-angkul dengan Gapura Candi Bentar yaitu ada pada
atap yang menghubungkan kedua bangunan yang letaknya
sejajar.
2.Pura Keluarga
Umumnya, bangunan ini difungsikan sebagai tempat
berdoa dan beribadah. Setiap rumah adat Bali pasti
memiliki bangunan ini. Selain disebut Pura Keluarga,
bangunan ini juga disebut sebagai bangunan Pamerajan,
atau Sanggah. Letaknya ada di sudut sebelah timur laut dari
rumah hunian.
3. Aling-Aling
Bangunan kedua adalah aling-aling. Sesuai dengan
namanya, bangunan ini menjadi pembatas antara angkul-
angkul dengan halaman suci. Bangunan rumah adat Bali ini
dipercaya memiliki aura yang positif, sehingga ada dinding
pembatas yang disebut penyengker. Di dalam bangunan
akan disediakan ruangan untuk beraktivitas para
penghuninya. Beberapa orang bahkan juga menggunakan
patung untuk menjadi aling-aling, atau penyengker.