Rekayasa Mikroba Bahan Pangan - Kelompok 6
Rekayasa Mikroba Bahan Pangan - Kelompok 6
Dosen Pengampu :
Dr. Emma Rochima, S.Pi., MSi
Disusun oleh:
Kelompok 6 /Perikanan A
Ai Ratih 230110210023
Thoriq Akbar 230110210024
Guider Sharon P 230110210025
Muhammad Diva P 230110210029
Lucky Mahesa A 230110210042
Dhea PrismaPuji A 230110210046
Didik Muhammad F 230110210065
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga
akhir zaman.
Makalah yang berjudul “REKAYASA MIKROBA PANGAN” dibuat
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Mikrobiologi Hasil Perikanan pada
Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. Emma Rochima, S.Pi.,
MSi. selaku dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi Perikanan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang
membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum
yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Rekayasa Mikroba Pangan ..................................................... 3
2.2 Peranan dan Manfaat Rekayasa Mikroba Pangan .................................... 3
2.3 Keamanan Pangan PRG ........................................................................... 4
2.4 Hasil Rekayasa Mikroba Pangan .............................................................. 5
2.5 Contoh Rekayasa Mikroba Pangan .......................................................... 6
III PENUTUP .......................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan. .............................................................................................. 8
3.2 Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekayasa genetika (genetic engineering) memungkinkan modifikasi sifat
organisme sesuai dengan kebutuhan dengan memanfaatkan gen dari spesies lain.
Teknologi ini dapat memberikan manfaat yang besar terutama untuk pemanfaatan
produk pertanian, namun memerlukan kehati-hatian dan kecermatan agar tidak
menimbulkan sesuatu yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
bagi keanekaragaman hayati, lingkungan, dan kesehatan.
Kontroversi produk-produk hasil rekayasa genetika sampai sekarang masih
terus berlangsung. Berbagai isu telah menjadikan produk ini aman bagi sebagian,
tetapi dianggap berbahaya bagi sebagiannya lagi. Sementara itu perkembangan
bioteknologi modern telah menjadikan sesuatu yang selama ini tidak mungkin
terjadi menjadi terjadi. Mengingat masih banyaknya perbedaan pendapat maka
masih diperlukan sikap hati-hati dan waspada. Untuk itulah pemerintah dan dunia
internasional umumnya menangani hal ini dengan pendekatan kehati-hatian
(precautionary approach) dan menyiapkan perangkat hukum untuk melindungi
masyarakat dari akibat negatif produk-produk hasil rekayasa genetika.
Salah satu langkah yang telah disepakati bersama dalam menghadapi isu
produk rekayasa genetika adalah disepakatinya Protokol Cartagena, disebutkan
bahwa Protokol Cartagena mengenai Keamanan Hayati merupakan kesepakatan
negara-negara di dunia untuk mengatur lalu lintas produk hasil rekayasa genetika.
Implikasinya bagi Indonesia adalah terbukanya peluang ekspor dan impor produk
ini. Namun hal ini menyebabkan harus diadakannya regulasi mengenai dampak
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, termasuk pemasaran dan pelepasan
produk ke lingkungan. Dibuatnya protokol ini adalah untuk menjamin tingkat
perlindungan yang memadai di bidang pemindahan, perlakuan, dan pemanfaatan
yang aman dari organisme hasil modifikasi yang berasal dari bioteknologi modern,
dan secara khusus menitik beratkan pada perpindahan lintas batas. (BPOM 2006).
1
2
1.2 Tujuan
Menurut Habibie Najafi (2006), bioteknologi pangan diartikan sebagai
pengaplikasian teknik biologis untuk menghasilkan tanaman pangan, hewan, dan
mikroorganisme dengan tujuan meningkatkan sifat, kualitas, keamanan, dan
kemudahan dalam pemrosesan dan produksi makanan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penerapan bioteknologi adalah untuk menghasilkan makanan
yang bergizi tinggi, menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi,
serta menghasilkan produk bahan penyedap. Seiring perkembangan zaman,
kebutuhan akan makanan terus meningkat sehingga perlu diadakannya peningkatan
dan perbaikan kuantitas serta kualitas pangan. Penelitian dibidang bioteknologi ini
diharapkan mampu meningkatkan nilai guna dan manfaat dari berbagai jenis bahan
pangan untuk memenuhi kebutuhan manusia (Bartholomaeus et al. 2013).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
dari bakteri. Rekayasa mikroba pangan juga berperan sebagai salah satu cara untuk
memproduksi suatu bahan pangan dalam jumlah besar, memperbaiki nilai gizinya
menggunakan rekayasa genetika (Widianti dkk, 2014).
Pada prinsipnya transfer gen dari pangan yang menyebabkan alergi tidak
diinginkan kecuali jika terbukti bahwa protein hasil transfer gen tidak bersifat
alergenik.
2. Transfer gen.
Transfer gen dari pangan produk rekayasa genetika ke dalam sel tubuh atau
ke bakteri di dalam sistem pencernaan menimbulkan kekhawatiran jika material
genetika yang ditransfer tersebut dapat merugikan kesehatan manusia.
3. Outcrossing.
Perpindahan / pergerakan gen dari tanaman rekayasa genetika ke tanaman
konvensional atau spesies yang berhubungan di alam (disebut sebagai
outcrossing), misalnya percampuran produk pasca hasil panen dari bibit
konvensional dengan produk tanaman rekayasa genetika, mungkin mempunyai
efek tidak langsung terhadap keamanan pangan dan ketahanan pangan. Seperti
yang terjadi di Amerika misalnya, dimana jagung untuk konsumsi manusia,
setelah diteliti ternyata terdapat sisa/trace jenis jagung yang hanya diizinkan
untuk pakan.
2.4 Hasil Rekayasa Mikroba Pangan
Menurut deswina (2015), hasil rekayasa mikroba terbagi menjadi 5 yaitu :
1. Produksi Asam Laktat: Asam laktat adalah senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri asam laktat dalam proses fermentasi.
Mikroorganisme yang dimodifikasi secara genetik dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi asam laktat dengan tujuan mempercepat proses
fermentasi atau menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari asam laktat
yang diinginkan.
2. Produksi Enzim: Rekayasa mikroba pangan telah berhasil dalam produksi
enzim yang digunakan dalam industri pangan. Contohnya, mikroba seperti
ragi Saccharomyces cerevisiae yang dimodifikasi secara genetik telah
digunakan untuk menghasilkan enzim invertase yang digunakan dalam
pembuatan sirup invert.
3. Produksi Probiotik: Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang
memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Rekayasa mikroba pangan
6
8
DAFTAR PUSTAKA
Bachruddin, Z. (2018). Teknologi Fermentasi pada Industri Peternakan. UGM
PRESS.
Bartholomaeus A, Parrott W, Bondy, Walker G, Ilsi K. 2013. Committee Task
Force on the Use of Mammalian Toxicology Studies in the Safety
Assessment of GM Foods. The Use of Whole Food Animal Studies in The
Safety Assessment of Genetically Modified Crops: Limitations and
Recommendations. International Food Biotechnology. 43(2): 1-24.
Deswina, P. (2015). Komersialisasi Produk Rekayasa Genetika di Indonesia.
Biotrends, 4(1), 40-42
Habibi-Najafi MB. 2006. Food biotechnology and its impact on our food supply.
Global Journal of Biotechnology & Biochemistry. 1(1):22-27
Har, A. S., & Si, M. (2015). Mikrobiologi kesehatan: peran mikrobiologi dalam
bidang kesehatan. Penerbit Andi.
Kemenkes RI. (2015).Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan.
Navitasari, L. (2022). Modul rekayasa pertanian.
BPOM .(2006). Pangan Produk Rekayasa Genetika. Retrieved from
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/162/Pangan-Produk-
Rekayasa-Genetika.html
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2005 tentang
Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik. 2005. Jakarta: Kementerian
Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Widianti, Tuti; Bintari, S. Harnina dan Iswari, Retno Sri. 2014. Dasar-Dasar
Bioteknologi. Jurusan Biologi