Anda di halaman 1dari 2

Nama : Maharani Pradipta Azzahra

NPM` : 230310200027
Kelas : Perikanan Laut Tropis
Mata Kuliah : Pembangunan Perikanan dan Kelautan

A. Identitas Artikel
Judul Artikel : Overfishing Looms as Indonesia Struggles to Meet Fisheries Target
: Study
Penulis : Ahmad Muh. Ibnu Aqil
Penerbit : The Jakarta Post
Tanggal Terbit : 24 Desember 2022
URL Link : https://www.thejakartapost.com/indonesia/2022/12/23/overfishing-
looms-as-indonesia-struggles-to-meet-fisheries-target-study.html

B. Resume Artikel
World Resources Institute (WRI) Indonesia telah menemukan bahwa hampir
setengah dari stok ikan liar Indonesia ditangkap secara berlebihan karena negara
mengekploitasi penuh perikanan untuk memenuhi target perikanannya sendiri.
Presiden Jokowi Widodo telah fokus pada ekonomi untuk kebijakannya, termasuk
di sektor perikanan. Namun, seiring dengan stagnannya proporsi ikan tangkapan
liar, akuakultur terus berkembang. Pada 2019, perikanan tangkap menyumbang 7,5
juta ton dengan akuakultur mencapai 16,3 juta ton. Namun, sektor perikanan
Indonesia tidak mampu mencapai target produksi 38,3 juta ton pada tahun 2019,
dengan realisasi produksi hanya sebesar 23,9 juta ton.
Pemerintah telah memperluas KKL untuk melindungi keanekaragaman hayati
laut, tetapi analisis WRI Indonesia menemukan bahwa 84 persen mangrove, 55
persen padang lamun, dan 57 persen ekosistem terumbu karang tidak termasuk
dalam wilayah KKL tersebut.

C. Tanggapan terkait Topik yang Diangkat Artikel


Menurut saya, dengan besaran data sekian, sumber daya ikan ini sudah
dieksploitasi jauh melampaui kapasitas mereka untuk beregenerasi. Ini juga
mungkin salah satu penyebab mengapa sektor perikanan Indonesia belum mampu
mencapai targetnya, karena sumber daya ikan tidak memiliki cukup waktu untuk
tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optima. Upaya pemerintah untuk
melindungi keanekaragaman hayati laut dengan terus memperluas KKL dari hanya
sekitar 5 juta hektar pada tahun 2002 menjadi sekitar 23 juta hektar pada tahun
2019, dengan target pemerintah mencapai 32,5 juta hektar pada tahun 2030
tentunya harus disertai dengan bukti yang valid bahwa semua wilayah memiliki
peraturan dan juga perllindungan maksimal untuk mengoptimalkan fungsi kawasan
konservasinya.

Anda mungkin juga menyukai