KECAMATAN WONOMULYO
KABUPATEN POLEWALI MANDAR
PROVINSI SULAWESI BARAT
KELOMPOK TANI
CAHAYA MAPPASITUJUE
Dusun II TUMPILING Desa TUMPILING Kec. Wonomulyo Kab. Polewali Mandar
Dengan Hormat
Dalam rangka mendukung program peningkatan dan mutu dan
produktifitas ternak sapi di Kabupaten Polewali Mandar khususnya di
Desa TUMPILING Kecamatan Wonomulyo dimana peternak di Desa
tersebut dalam pemeliharaan masih tradisional dan masih merupakan
usaha sambilan, selain daripada itu skala usaha masih rendah karena
keterbatasan modal dan pemanfaatan inovasi teknologi masih
terbatas, akibatnya tingkat produktifitasnya belum optimal.
Sehubungan dengan itu maka kami bermohon Kepada Bapak
kiranya dapat memberikan bantuan Program Usaha Pembibitan sapi
Bali sebagaimana proposal terlampir.
Demikian kami sampaikan atas perhatiannya Bapak kami
ucapkan banyak terima kasih.
Ketua Kelompok
CAHAYA MAPPASITUJUE
JAMALUDDIN
1. Ka. Dinas Pertanian dan Peternakan Prov. Sul Bar …………Di Mamuju
2. Ka. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Pol Man …………Di Polewali
3. A r s i p
PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
DINAS PERTANIAN DAN
PETERNAKAN
Alamat : Jl. Mr.Muh. Yamin No. 177, Telp. (0428) 21013 Polman
REKOMENDASI
Nomor : / / / / DISTANAK
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Provinsi Sulawesi Barat dengan ini menyatakan bahwa sesuai proposal yang
diajukan atas kelompok tani ternak :
AGUSTINUS LATUPEIRISSA, SP
Pangkat : Penata Tingkat I
NIP. : 19590828 198603 1017
KELOMPOK TANI
CAHAYA MAPPASITUJUE
Dusun II TUMPILING Desa TUMPILING Kec. Wonomulyo Kab. Polewali Mandar
BAB I
Pendahuluan
4. Pakan ternak :
Pola yang akan diterapkan pada pembibitan sapi potong di kelompok tani
ternak “CAHAYA MAPPASITUJUE” adalah dengan sistem penjaringan ternak bibit
sapi potong pada peternak khususnya sapi jantan, dimana dilakukan penjaringan
yang pada akhirnya disebarkan lagi kepada peternak.
Ternak sapi potong yang dikelola dalam bentuk sapi bakalan ditingkat
peternak akan dimonitoring perkembangannya. Sosialisasi dan pembinaan yang
intensif dalam rangka upaya peningkatan SDM peternak sapi potong “CAHAYA
MAPPASITUJUE” merupakan modal utama. Selain itu penguatan sarana dan
prasarana untuk menunjang perkembangan agribisnis sapi potong seperti kandang
dan peralatannya, demikian pula lahan hijauan makanan ternak perlu
penyediaannya.
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Sosialisasi program
Pelaksanaan program sosialisasi mengenai pola agribisnis sapi potong
pada ternak terutama diarahkan kepada para peternak yang tersebar diseluruh
anggota kelompok peternak sapi potong, sehingga memahami secara benar
mengenai program yang akan dilaksanakan, dengan demikian akan tercipta
iklim yang kondusif bagi pengembangan agribisnis sapi potong.
2. Penanaman hijauan makanan ternak (HMT)
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha
peternakan adalah tersedianya bahan makanan ternak sepanjang tahun.
Budidaya hijauan makanan ternak merupakan unsur yang turut
menentukan keberhasilan Sapta Usaha Peternakan, untuk mendapatkan
produksi ternak yang tinggi perlu tersedia pakan yang cukup baik jumlah
maupun mutunya. Cara praktis dan ekonomis untuk meningkatkan produksi
hijauan makanan ternak adalah menggunakan bibit yang unggul.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di kelompok
tani “ CAHAYA MAPPASITUJUE ” dengan melaksanakan program
penanaman hijauan makanan ternak perlu lahan pertanian kelompok seperti ;
tegalan, tanah kering dan pematang-pematang sawah serta penanaman
hijauan makanan ternak pada lereng tanggul pengairan.
3. Pengadaan sarana dan prasarana pembibitan sapi potong
Pengadaan sarana dan prasarana peternakan dalam pola pembibitan
sapi potong pada kelompok peternak merupakan hal yang sangat penting.
Pengadan sarana dan prasarana ini meliputi pengadaan kandang, gudang
pakan dan pengolahan kotoran ternak untuk dibuat menjadi pupuk organik
(Bokhasi) dan biogas.
Disamping itu perbaikan kandang anggota kelompok akan
dilaksanakan, sehingga dengan perbaikan ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang jelas pada peningkatan produktifitas ternak yang dipelihara.
4. Pengadaan sapi bibit
Dalam pengadaan sapi potong bakalan untuk pembudidayaan terlebih
dahulu dilakukan seleksi sesuai dengan aspek teknis yang telah ditetapkan.
Dalam proses penyeleksian ini didasarkan atas ; jenis/ras, umur, tinggi badan
(gumba), bobot badan dan tingkat kesehatan.
kesehatannya dengan menggunakan obat-obatan yang telah
disediakan. Kegiatan ini diharapkan akan lebih memacu tingkat pertumbuhan
secara optimal.
Pengadaan bibit sapi potong ini akan dilakukan melalui penjaringan
ternak-ternak unggul yang ada di Kabupaten Polewali Mandar yang
merupakan ternak sapi potong Bali, tetapi apabila pengadaan Bali kurang dari
jumlah yang telah dianggarkan, maka pengadaan ternak dilakukan dari luar
Kabupaten Polewali Mandar (Polman) seperti daerah Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara serta Sulawesi tengah.
5. Monitoring Pembinaan dan Evaluasi Kegiatan
Kegiatan pola agribisnis sapi potong pada kelompok ini akan
dimonitoring secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau
didasarkan pada kondisi kebutuhan di lapangan. Kegiatan monitoring ini akan
mampu memberikan gambaran perkembangan yang terjadi, sehingga dengan
mudah menentukan kegiatan berikutnya.
Monitoring yang akan dilaksanakan meliputi beberapa parameter yang
diamati dimana parameter ini memiliki nilai strategis terhadap perkembangan
selanjutnya. Adapun sistem pemantauan ini dilaksanakan oleh tim teknis dari
dinas serta instansi terkait secara bergiliran ataupun bersama-sama.
Kegiatan pembinaan merupakan suatu hal yang mutlak dilaksanakan
terhadap para petani peternak dan para pelaksana sehingga terjadi
peningkatan mutu dari sumber daya manusia itu. Materi yang diberikan
menyangkut aspek teknis, sosial, ekonomi dan dinamika proses yang
menyangkut keterlibatan berbagai pihak, sehingga betul-betul hasil dari
pembibitan ini mampu dan memiliki daya saing yang tinggi.
Pelaksanaan pembinaan akan dilakukan secara kontinyu dan
berkesinambungan paling sedikit satu bulan sekali dan dilaksanakan individu
maupun dinas atau lembaga yang memiliki keterkaitan dengan program ini.
Pembinaan yang dilaksanakan secara rutin, berkesinambungan dan terarah
akan mampu mengintegrasikan harapan, pandangan dan keinginan dari pada
para peternak guna mewujudkan peningkatan taraf hidupnya. Pembinaan
diarahkan pada hal-hal yang bersifat teknis budidaya, teknis pasca panen dan
aspek teknis lainnya. Aspek sosial dan ekonomi pun disampaikan secara
terpadu sehingga diperoleh suatu akumulasi pemikiran yang positif dalam
wujud peningkatan motifasi usaha tani secara efektif dan efisien.
Setiap perkembangan yang terjadi baik menyangkut hal yang positif
maupun negatif, harus senantiasa dilaporkan secara rinci dan detail sehingga
laporan yang diberikan ini dapat dipakai sehingga menjadi suatu dasar untuk
pengambilan keputusan melaksanakan kegiatan lain pada tahap berikutnya.
Untuk lebih akuratnya laporan ini akan dilaksanakan setiap bulan sekali,
demikian pula proses evaluasinya. Manfaat lain dari laporan ini akan diberikan
gambaran kemajuan dan kemunduran yang diperoleh dari kegiatan yang
dilaksanakan, hal ini pun dapat dijadikan dasar untuk mengambil suatu
keputusan.
BAB III
RENCANA USAHA KELOMPOK TANI
“ CAHAYA MAPPASITUJUE ” BIDANG USAHA SAPI POTONG
I. ASUMSI
1. Jumlah gaduhan sapi potong betina produktif (induk sapi siap kawin) yang di
kelola kelompok sebanyak 25 ekor
2. Untuk pembibitan, dan pemeliharaan untuk menghasilkan anak sampai umur
jual adalah selama 630 hari (270 hari masa kebuntingan dan 360 hari masa
membesarkan anak)
3. Induk kawin Kembali 90 hari pasca melahirkan, jadi dalam 1 periode
dilaksanakan 3 kali kawin
4. Rata-rata 1 ekor induk menghasilkan anak dalam 1 periode (3 tahun)
sebanyak 2 ekor (2 kali melahirkan)
5. Tingkat induk melahirkan anak 90%
90% x 25 ekor induk = 22,5 ekor
6. Tingkat kematian anak hasil keturunan 6%
6% x 22,5 = 1,35 ekor
Jumlah anak hasil keturunan pada satu kali kelahiran ;
2,5 - 1,35 = 21,15 ekor atau 21 ekor
Penjualan anak hasil keturunan rata-rata berumur 10-12 bulan dengan
berat 200 kg dan harga jual daging sapi Rp. 30.000,-/kg berat hidup
7. Kebutuhan luas kandang untuk 1 ekor sapi induk 2m 2
8. Biaya perbaikan kandang Rp. 500.000,- / ekor
9. Kebutuhan pakan hijauan ;
- Induk 50 kg/ekor/hari
- Anak 25 kg/ekor/hari
10. Biaya obat-obatan Rp. 50.000,-/ekor/hari
11. Produksi kotoran 5 kg/hari
12. Harga kotoran Rp.100,-/kg
13. Penyusutan kandang / peralatan 15%
14. Selama 630 hari terjadi 2 kali penjualan anak
15. Penyisihan dana hasil pembibitan sapi sebesar 40% digunakan untuk ; biaya
tak terduga 2% Pembina desa dan kecamatan 2% dan Pembina tingkat
kabupaten 2%
16. Jumlah pemelihara 19 orang
II. PERHITUNGAN UNTUK POLA PEMBIBITAN
A. Biaya tetap
1. Pembelian : - Sapi Jantan 5 ekor @ Rp. 10.000.000,- = Rp. 50.000.000,-
- Sapi Betina 50 ekor @ Rp. 8.500.000,- = Rp. 425.000.000,-
2. Biaya angkut 55 ekor x 100.000,- = Rp. 5.500.000,-
3. Perbaikan kandang 55 ekor x 500.000,- = Rp. 27.500.000,-
4. Peralatan kandang 1 paket = Rp. 500.000,-
Jumlah = Rp. 508.500.000,-
SUSUNAN PENGURUS
SEKSI-SEKSI :
PENYULUHAN :BAHRI
KESEHATAN TERNAK :ANDANG
PRODUKSI :MUSTAFA
PEMASARAN :P A C I
ANGGOTA :
1. HASBULLAH 10. H A L I M
2. BAPA HENDRIK 11. D A L L E
3. AMBOMULYADI 12. K O N D O N G
4. RUSLI 13. A M I R
5. AGUS 14. N A N D A
6. R U D I. T 15. U S U F
7. U W A’ H A S M A 16. M A D I N G
8. HASAN 17. R U D I R E S K Y
9. LASUDA 18. A C O. H
Ketua Sekretaris
JAMALUDDIN MULIYADI
Mengetahui
KA. BPP Wonomulyo Kepala Desa TUMPILING PPL DESA TUMPILING
Ketua Sekretaris
JAMALUDDIN MULIYADI
Mengetahui :
KEPALA BPP WONOMULYO KEPALA DESA TUMPILING PPL DESA TUMPILING
KETUA
JAMALUDDIN
SEKRETARIS
BENDAHARA
MULIYADI
TAIBA
Ketua Sekretaris
JAMALUDDIN MULIYADI
Mengetahui
Kesemuanya kita perhitungkan dengan uang, kecuali tenaga kerja sehingga modal
akan tambah dalam waktu 4 kali periode pemeliharaan / penggemukan (2 tahun
dengan masih memiliki modal awal berupa seekor sapi dan makanan ternak
selama 6 bulan.
PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI
MANDAR
AKTE PENGUKUHAN
NO :
Ketua Sekretaris
JAMALUDDIN MULIYADI
Mengetahui ;
Kepala Desa TUMPILING PPL Desa TUMPILING