Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI UPTD PUSKESMAS PADASUKA


TANGGAL 5 MARET – 15 APRIL 2018
ANALISIS PELAKSANAAN PENGENDALIAN WABAH
DEMAM BERDARAH DENGUE DI UPTD PUSKESMAS
PADASUKA

Disusun Oleh :

RISKA PRIANI

NIM. 4001140011

BIDANG ILMU EPIDEMIOLOGI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

2018
i

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG


DI UPTD PUSKESMAS PADASUKA
TANGGAL 4 MARET – 15 APRIL 2018
ANALISIS PELAKSANAAN PENGENDALIAN WABAH
DEMAM BERDARAH DENGUE DI UPTD PUSKESMAS
PADASUKA

Disusun Oleh :

RISKA PRIANI

NIM. 4001140011

BIDANG ILMU EPIDEMIOLOGI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

2018
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG
DI UPTD PUSKESMAS PADASUKA
TANGGAL 4 MARET – 15 APRIL 2018
ANALISIS PELAKSANAAN PENGENDALIAN WABAH
DEMAM BERDARAH DENGUE DI UPTD PUSKESMAS
PADASUKA

OLEH :
RISKA PRIANI
NIM : 4001140011

Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh :


Pembimbing Akademik
Tanggal : April 2018

Suparni, ST., M.K.K.K


NIK. 432120602009

Pembimbing Lapangan
Tanggal : 22 April 2017

Rachmawati Yulianingtyas, S.KM


NIP. 19741108 199803 2 005

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena kehendak serta kasih
sayang-nya saya diberi kemampuan untuk menyelesaikan laporan magang yang
berjudul “Analisis Pelaksanaan Pengendalian Wabah Demam Berdarah Dengue
Di UPTD Puskesmas Padasuka”

Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah


satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma
Husada Bandung.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, perhatian, pengertian, bimbingan,

arahan, dan kesabaran dari berbagai pihak yang terkait akhirnya laporan ini dapat

terselesaikan. Oleh sebab itu, saya mengucapkan penghargaan dan terima kasih

kepada :

1. Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra., MM selaku Ketua STIKes Dharma Husada

Bandung.

2. Dr. Yeni Mahwati, S.K.M., M. Kes selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu

Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada Bandung.

3. Suparni, ST., M.K.K.K selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dorongan, semangat, bimbingan, arahan, dan nasehat dengan

penuh kesabaran selama proses pembuatan laporan magang ini.

4. dr. Elvin Rosmaida, selaku kepala UPTD Puskesmas Padasuka yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegitan magang di

Puskesmas Baleendah.

iii
iv

5. Rachmawati Yulianingtyas, S.KM selaku Pembimbing Lapangan yang

telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, arahan, dan nasehat

dengan penuh kesabaran selama proses pembuatan laporan magang ini.

6. Seluruh petugas Puskesmas Padasuka yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, terimakasih untuk dukungan dan pembelajaran yang telah

diberikan kepada penulis selama malakukan kegiatan magang di

Puskesmas Padasuka.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga

laporan magang ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bandung, 25 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................... i
Halaman Pengesahan................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................. iii
Daftar Isi...................................................................................................... v
Daftar Tabel................................................................................................. vi
Daftar Bagan................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Magang................................................................................ 3
C. Manfaat Magang.............................................................................. 5
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI TEMPAT MAGANG............ 6
A. Gambaran umum Puskesmas........................................................... 6
B. Struktur dan Tupoksi Organisasi...................................................... 15
C. Lingkup Program atau Kegiatan Organisasi.................................... 20
D. Indikator Kinerja.............................................................................. 22
E. Program atau Kegiatan yang menjadi Fokus Magang..................... 23
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 24
A. Analisis Situasi dan Identifikasi Masalah........................................ 24
B. Prioritas Masalah dan Analisis Masalah.......................................... 24
C. Penentuan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus................................ 29
D. Penentuan Target, Strategi dan Kebijakan....................................... 29
E. Penentuan Program dan Kegiatan.................................................... 30
F. Penentuan Sumber Daya dan Biaya................................................. 30
G. penyusunan Rencana Operasional Kegiatan.................................... 32
H. Integrasi Kegiatan dan Biaya........................................................... 33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 35
A. Kesimpulan...................................................................................... 35
B. Saran................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jarak tempuh daerah binaan Puskesmas Baleendah

Tabel 2.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan
Kepadatan Penduduk Menurut Desa Puskesmas Baleendah Tahun 2016

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Tabel 2.4 Data Jumlah Penduduk Miskin

Tabel 2.5 Sasaran Penduduk Rentan Kesehatan

Tabel 2.6 Sasaran Penduduk Rentan Kesehatan

Tabel 2.7 10 penyakit terbesar di Puskesmas Baleendah tahun 2016

Tabel 2.8 Hasil Inspeksi Sanitasi Rumah Wilayah Kerja Puskesmas


Baleendah Tahun 2016

Tabel 2.9 Hasil Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih Wilayah Kerja
Puskesmas Baleendah Tahun 2016

Tabel 2.10 Hasil Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga Wilayah Kerja


Puskesmas Baleendah Tahun 2016

Tabel 2.11 Hasil Pemantauan Jentik Puskesmas Baleendah Tahun 2016

Tabel 2.12 Sarana Pelayanan Kesehatan (Jaringan Puskesmas)

Tabel 2.13 Sarana transportasi Puskesmas Baleendah

Tabel 2.14 Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta di Wilayah Puskesmas


BaleendahTahun 2016

Tabel 2.15 Indikator Kinerja

Tabel 3.1 Prioritas masalah

Tabel 3.2 Penentuan Target, Strategi dan Kebijakan

Tabel 3.3 Penentuan Program dan Kegiatan

Tabel 3.4 Penentuan sumber daya

vi
vii

Tabel 3.5 Penentuan biaya

Tabel 3.6 Penyusunan Rencana Operasional Kegiatan

Tabel 3.7 Gant Chart Program/Kegiatan tahun 2017

Tabel 3.8 Integrasi Kegiatan dan Biaya

Tabel 3.9 Integrasi Biaya


DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur organisasi program P2M

Bagan 3.1 Analisis akar masalah

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional

yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa

Indonesia dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Di dalam Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 2 dan 3 menyatakan bahwa

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan

perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan

terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan non diskriminatif dan

norma-norma agama. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan

yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan

dan upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk

kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

1
2

Puskesmas adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (PMK

No. 75 tahun 2014). Puskesmas merupakan strata pertama dalam

penyediaan pelayanan publik bidang kesehatan, artinya puskesmas adalah

ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Puskesmas adalah

Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah, oleh karena itu puskesmas berkewajiban melakukan sebagian

upaya kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama

karena meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang

diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya. Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan

bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial

adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan.Upaya kesehatan

masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas


3

untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota

bidang kesehatan.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular

yaitu  program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,

Kusta, ISPA, HIV dan Diare). Sebagai fokus magang, penulis berfokus

dibagian pemberantasan penyakit menular (P2M) khususnya Demam

Berdarah Dengue.

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2013,

populasi didunia diperkirakan beresiko terhadap penyakit DBD mencapai

2,5-3 miliar terutama yang tinggal didaerah perkotaan dinegara tropis dan

subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang

terjadi diseluruh dunia setiap tahun Diperkirakan ada 50 juta infeksi

dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun. Diperkirakan untuk Asia

Tenggara terdapat 100 juta kasus demam dengue (DD) dan 500.000 kasus

memerlukan perawatan di rumah sakit, dan 90% penderitanya adalah anak

anak yang berusia kurang dari 15 tahun.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), program pencegahan

dan DBD telah berlangsung lebih kurang 43 tahun dan berhasil

menurunkan angka kematian 41,3% menjadi 0,87% pada tahun 2012,

tetapi belum berhasil menurunkan angka kesakitan. Jumlah penderita

cenderung meningkat, penyebarannya semakin luas, menyerang tidak

hanya anak-anak tetapi juga golongan umur yang lebih tua, dan tahun
4

2012 sampai dengan bulan Agustus tercatat 24.362 kasus dengan 196

kematian (Case Fatality Rate sebesar 0,80%).

Di Indonesia khususnya Jawa Barat belum pernah dilakukan

penelitian yang menggunakan metode survelians yang merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting dalam mendukung pengendalian dan

penanggulangan penyakit menular, tidak terkecuali pada kegiatan

pengendalian dan penanggulangan penyakit DBD.

Hasil pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit DBD yang

telah dilakukan oleh Dinkes Kota Bandung belum berjalan sesuai harapan.

Hal ini dapat dilihat bahwa pelaksanaan PE yang dilakukan oleh Dinkes

dan jajarannya hanya mencapai 30% sampai 50 % saja dari kasus yang

dilaporkan. Kondisi diatas akan sangat mempengaruhi keberhasilan

tindakan penanggulangan dan pengendalian DBD di Kota Bandung.

Berdasarakan laporan tahun Puskesmas Padasuka tahun 2017 kasus

demam berdarah terdapat sebanyak 48 penderita dalam satu tahun, data

yang diperoleh dari UPTD Puskesmas Padasuka Kota Bandung terdapat

penderita demam berdarah sebanyak 28 orang dari bulan Januari hingga

Maret tahun 2018. Terkait hal di atas, maka dalam kegiatan magang di

Puskesmas Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung

penelitian difokuskan untuk meneliti tentang pelaksanaan surveilans DBD

yang dilakukan UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran pelaksanan surveilans penyakit DBD serta

permasalahannya di tingkat Puskesmas Padasuka dan diharapkan pula hasil


5

penelitian ini dapat memberi masukan bagi pihak manajemen Puskesmas

Padasuka serta Dinas Kesehatan Kota Bandung secara umum tentang

permasalahan pelaksanaan surveilans DBD khususnya di wilayah kerja

Puskesmas Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

B. Tujuan Magang

1. Tujuan Umum

Menyusun perencanaan dan evaluasi di bagian program P2M

khususnya untuk peningkatan cakupan DBD di wilayah kerja

Puskesmas Padasuka.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan di bidang survailans

Puskesmas Baleendah Kabupaten Bandung.

b. Menentukan prioritas masalah dan analisis penyebab masalah yang

ditemukan di bidang survailans Puskesmas Baleendah Kabupaten

Bandung.

c. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus di bidang survailans

Puskesmas Baleendah Kabupaten Bandung.

d. Menentukan target, strategi dan kebijakan di bidang survailans

Puskesmas Baleendah Kabupaten Bandung

e. Menentukan program dan kegiatan di bidang survailans Puskesmas

Baleendah Kabupaten Bandung


6

f. Menentukan suberdaya dan biaya di bidang survailans Puskesmas

Baleendah Kabupaten Bandung

g. Menyusun rencana operasional kegiatan di bidang survailans

Puskesmas Baleendah Kabupaten Bandung

h. Mengintegrasikan kegiatan dan biaya di bidang survailans

Puskesmas Baleendah Kabupaten Bandung

i. Merencanakan evalusi di bidang survailans Puskesmas Baleendah

Kabupaten Bandung

C. Manfaat Magang

1. Bagi penulis

Diharapkan dengan adanya magang ini, penulis dapat mengaplikasikan

ilmu yang didapat dari hasil praktek lapangan ini dan untuk

mendapatkan pengalaman secara langsung terkait dengan pengelolaan

program P2M.

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan mendapat informasi atau data yang akurat tentang

permasalahan kesehatan, dan bisa membuat kebijakan yang lebih baik.

3. Bagi Institusi

a. Diharapkan dengan proses magang ini, menjadi bahan masukan

untuk pengelolaan magang lebih baik lagi.


7

b. Diharapkan laporan magang ini dapat dijadikan sebagai bahan

informasi dan tambahan referensi di STIKes Dharma Husada

Bandung terkait penanggulangan Diare.


BAB II

GAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS PADASUKA


KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

A. Gambaran umum profil Puskesmas

1. Geografis

UPT Puskesmas Padasuka terletak di Jalan Padasuka Nomor 3

Kelurahan Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung yang

memiliki wilayah di 6 (enam) kelurahan yaitu Kelurahan Padasuka,

Kelurahan Cicadas, Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Cikutra, Kelurahan

Sukapada dan Kelurahan Pasirlayung. Sedangkan wilayah binaan untuk

UPT Puskesmas Padasuka hanya meliputi 4 kelurahan yaitu Kelurahan

Padasuka, Kelurahan Cicadas, Kelurahan Sukamaju dan Kelurahan

Cikutra.

Gambar 2.1

Peta Lokasi dan Wilayah Kerja UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung

8
9

Batas wilayah kerja UPT Puskesmas Padasuka sesuai dengan batan

wilayah Kecamatan Cibeunying Kidul yaitu meliputi :

Sebelah utara : Kelurahan Cihaurgeulis dan Kabupaten Bandung ;

Sebelah selatan : Kelurahan Kebon Waru ;

Sebelah timur : Kelurahan Babakan Sari ;

Sebelah barat : Kelurahan Cihapit.

UPT Puskesmas Padasuka memiliki lokasi yang strategis dimana letak

Puskesmas dilalui oleh dua jalur jalan raya antar Kota dengan wilayah kerja

144,6 Ha dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 220C - 320C,

kelembaban udara 76,5 – 61% serta memiliki curah hujan rata-rata

2400mm/tahun. Kondisi geografis UPT Puskesmas Padasuka memiliki

tipikal perbukitan dan dataran sedang. Namun demikian, terdapat lokasi

yang rawan bencana khususnya bencana banjir musiman di wilayah

Kelurahan Sukamaju, dimana kelurahan ini dilalui oleh aliran sungan

Citamiang yang apabila terjadi hujan lebat, terjadi luapan air yang dapat

mengakibatkan banjir.

Sejarah pendirian Puskesmas Padasuka tidak terlepas dari Visi

pembangunan Kesehatan Kota Bandung yang telah ditetapkan , yaitu

masyarakat Kota Bandung hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku

hidup sehat, memiliki kemampuan hidup sehat , memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil , merata , dan

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya . Namun sampai saat ini

belum dapat tercapai dengan optimal.


10

Visi pembangunan kesehatan tersebut juga diharapkan mendukung

Visi Kota Bandung yaitu : “Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang

bermartabat” (Bersih, Makmur , Taat dan bersahabat) .Sehingga mendukung

tercapainya Visi pembangunan Kesehatan Republik Indonesia yaitu :

“Indonesia Sehat 2010”. Untuk menunjang upaya pembangunan kesehatan

tersebut maka diperlukan data,informasi dan evaluasi kegiatan agar dapat

diketahui sampai sejauh mana hasil pembangunan kesehatan ini telah

tercapai. Pemantauan hasil kegiatan ini salah satunya melalui laporan

tahunan Puskesmas .Hasil dari laporan itu diolah menjadi data dan informasi

sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya.

2. Visi dan Misi

Untuk dapat mencapai visi dan misi “ Indonesia Sehat 2010”

sebagaimana diuraikan diatas, maka Puskesmas Padasuka juga mempunyai

visi dan misi sebagai berikut :

Visi UPT Puskesmas Padasuka :

“Puskesmas Dengan Layanan Kesehatan Terbaik di Kota Bandung

dan Dengan Kinerja Yang Efektif dan Efisien”.

Misi UPT Puskesmas Padasuka :

1. Melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan

3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan

terjangkau oleh masyarakat.


11

4. Melaksanakan pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat kepada

masyarakat

5. Menyediakan informasi yang actual dan memberikan manfaat

kepada masyarakat.

Untuk itu maka Puskesmas harus efektif dan responsif, dimana

Puskesmas mampu membuat perencanaan yang spesifik local, berdasarkan

pada analisa yang tajam mengenai situasi kesehatan dan masalah

kesehatan setempat untuk mendukung semua Visi dan Misi sebagaimana

yang diuraikan di atas. Mengacu kepada maksud diatas, maka Puskesmas

Padasuka menyusun laporan tahunan yang dapat dijadikan sebagai bahan

dalam merencanakan program kegiatan di Puskesmas pada tahun

berikutnya.

Adapun penyusunan Laporan Tahunan Puskesmas ini adalah sebagai

berikut :

1. Tujuan Umum

Tersedianya laporan tahunan seagai wujud pertanggung jawaban

(akuntabilitas) kinerja Puskesmas selama 1 (satu) tahun.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kepatuhan sistematika penulisan laporan tahunan

Puskesmas.

b. Mendapatkan gambaran wilayah kerja Puskesmas.


12

c. Mendapatkan informasi penyusunan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan selama 1 (satu) tahun.

d. Mendapatkan informasi perincian pelaksanaan selama 1 (Satu)

tahun.

3. Struktur Organisasi

Menurut Peraturan Walikota Bandung No. 413 Tahun 2010 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada

Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah

Kota Bandung, bahwa dibentuk Unit Pelayanan Teknis (UPT) pada

Dinas Daerah dimana pada Dinas Kesehatan dibentuk salah satunya

UPT Puskesmas Padasuka dengan wilayah kerja Kecamatan

Cibeunying Kidul. UPT pada Dinas Daerah merupakan salah satu unit

organisasi di lingkungan dinas dan dipimpin oeh seorang Kepala UPT

serta berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

melalui Sekretaris.

Dalam era globalisasi saat ini, UPT Puskesmas Padasuka dituntut

untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan bermutu sehingga

dapat meningkatkan citra pelayanan publik di wilayah Kecamatan

Cibeunying Kidul. Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan baik

dari bidang manajemen, SDM dan sarana prasarana pendukung.

Dalam bidang anggaran pun dibutuhkan perubahan dari penganggaran

biasa ke penganggaran berbasis kinerja, mengingat kebutuhan dana


13

yang tinggi dengan sumber dana yang terbatas, sehingga kita dituntut

untuk memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.

Struktur organisasi adalah suatu rangka kerja yang menyatakan

berbagai fungsi menurut pola yang dikehendaki. Dengan adanya

struktur organisasi maka setiap pegawai akan lebih mudah mengetahui

tentang tujuan dan wewenang masing-masing bagian. Berikut adalah

gambar dari struktur organisasi di Puskesmas Padasuka Bandung.

Gambar 2.2.

Struktur Organisasi

Kepala UPT
Puskesmas Padasuka

Kepala Subbag. Tata Usaha

Keuangan Umum

PJWB JARINGAN
PJWB PELAYANAN PJWB PELAYANAN PJWB PELAYANAN
PELAYANAN
UKM ESENSIAL UKM UKP KEFARMASIAN
PUSKESMAS &
DAN PERKESMAS PENGEMBANGAN & LAB KLINIS
JARINGAN FASKES

Kelompok Jabatan Fungsional


14

4. Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas merupakan suatu uraian tentang tugas-tugas yang

harus dilakukan oleh masing-masing bagian berdasarkan kebijakan dari

suatu Instansi Pemerintahan . Berikut adalah deskripsi tugas pada

Puskesmas Padasuka .

1. Kepala UPT Puskesmas

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

b. Memberikan bimbingan kepada koordinator SIM SP3 dan para

pelaksana program di Puskesmas.

2. Kepala Subbag Tata Usaha

a. Merekap dan mendokumentasikan laporan bulanan penerimaan dan

pengeluaran retribusi Puskesmas.

b. Membuat dan mendokumentasikan perencanaan anggaran dan

realisasi penggunaan dan operasional Puskesmas

c. Membuat SPJ atas realisasi penggunaan dana operasional

Puskesmas

d. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan

keuangan Puskesmas mingguan

e. Membuat laporan bulanan

f. Melakukan kegiatan imunisasi di posyandu

g. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan posyandu


15

3. Bagian Keuangan

a. Mencatat arus penerimaan dan pengeluaran keuangan Puskesmas

dalam buku kas umum.

b. Menerima dan mencatat hasil penerimaan retribusi dari unit-unit

pelayanan Puskesmas

c. Menyetorkan hasil penerimaan retribusi Puskesmas kepada

Bendahara Kotamadya

d. Membuat dan mendokumentasikan perencanaan anggaran dam

realisasi penggunaan dana perasional Puskesmas.

e. Membuat laporan harian.

f. Melakukan waskat terhadap arus keuangan Puskesmas tiap

triwulan.

4. Bagian Umum

a. Meng-agendakan surat masuk dan surat keluar.

b. Mengetik surat

c. Mengirim surat

d. Melakukan kegiatan pengarsipan

e. Pencatatan sarana perlengkapan yang rusak untuk keperluan

perbaikan atau penghapusan

f. Membuat laporan Puskesmas

5. Pelaksanaan Operasional 1 Balai Pengobatan

a. Melakukan pemulihan pasien

b. Melakukan dan menerima kontribusi pasien dan masyarakat


16

c. Menerima konsultasi atau pembinaan kegiatan Puskesmas

6. Pelaksanaan Operasional 2 Balai Pengobatan Gigi

a. Melakukan asuhan perawatan pada pasien

b. Mencatat register kunjungan

7. Pelaksana Operasional 2 Balai Pengobatan Gigi

a. Melakukan asuhan perawatan pada pasien

b. Mencatat kegiatan pada : kartu Ibu ,KMS Ibu hamil ,Kartu

anak ,kartu KB, KMS Balita.

c. Membuat pencatatan dan pelaporan .

8. Pelaksana operasional 4 P2M ,Kusta

a. Melaksanakan Kesmas

b. Melaksanakan analisis untuk diagnosis

c. Membuat pencatatan dan pelaporan

9. Pelaksana operasional 5 Imunisasi

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan bayi dan anak

b. Mencatat register kunjungan

c. Membuat pencatatan dan pelaporan

10. Pelaksana operasional 6 Jiwa dan Mata

a. Melaksanakan pelayanan kepada orang lansia

b. Mendampingi pasien UGD ke RS

c. Membuat pencatatan dan pelaporan

11. Pelaksana operasional 7 Aids / HIV

a. Membuat pencatatan dan pelaporan


17

b. Membuat jadwal pusling

12. Pelaksanaan operasional 8 Kesling dan Posyandu

a. Melaksanakan Puskesmas keliling

b. Melakukan kegiatan imunisasi di posyandu

c. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan posyandu

13. Pelaksana operasional 9 Gizi

a. Melaksanakan pelayanan gizi

b. Menerima konsultasi di bidang gizi

c. Membuat laporan kegiatan bulanan

14. Pelaksana operasional 10 Laboratorium

a. Memberikan konsultasi atas hasil pemeriksaan laboratorium

b. Membuat pencatatan dan pelaporan

15. Pelaksana operasional 11 Farmasi dan Alat Kesehatan

a. Merencanakan kebutuhan obat dan vaksin

b. Membuat pencatatan dan pelaporan

16. Pelaksana operasional 12 Pendaftaran

a. Mempersiapkan peralatan di loket

b. Membuat laporan kunjungan pasien

c. Membuat kartu berobat pasien

d. Membuat laporan kegiatan bulanan.


18

5. Kondisi SDM Puskesmas Padasuka

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan

pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai

sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi

kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang paling

menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,

efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada

posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu

dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan, selama aktif bekerja

maupun setelah purna tugas. Berikut ini merupakan gambaran dari kondisi

jumlah SDM yang dimiliki Puskesmas Padasuka :

Tabel 2.1.
Jumlah Tenaga Kesehatan & Non Kesehatan Di UPT Puskesmas
Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul

Puskesmas Puskesmas
No. Jenis Tenaga Padasuka (orang) pasirlayung (orang)
1. Dokter Umum 4 1
2. Dokter Gigi 3 -
3 Dokter Spesial 3 0
4 Perawat Gigi 2 -
5 Bidan Praktek 18 5
6 Apoteker/Ass. Apoteker 2 0
7 Laboratorium 1 -
8 TU 3 2
Jumlah 40 18

Sumber : Data Puskesmas Padasuka yang telah diolah Penulis, 2018.


19

Jumlah seluruh staf UPT Puskesmas Padasuka adalah 40 orang, terdiri.

Secara umum kualifikasi sumber daya manusia di UPT Puskesmas Padasuka

Kecamatan Cibeunying Kidul pada tahun 2016 di bawah standar kebutuhan

minimal yang dianalisis melalui beban kerja.

Tabel 2.2.

Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Di UPT Puskesmas Padasuka

Jenjang Non
Kedokteran Kesehatan Jumlah
Pendidikan Kesehatan
PNS
S2/S3 - 0 - 0
S1 8 0 3 11
D4 - - - 0
D3 - 31 - 31
D1 - 2 - 2
SMA sederajat - 4 4 8
SMP sederajat - - - 0
SD sederajat - - 1 1
PTT
S1 2 - - 2
D3 - 8 - 8
Sukwan Kat 2
D3 - 1 - 1
SMA sederajat - - 2 2
SMP sederajat - - 3 3
SD sederajat - - - -
20

JUMLAH 10 46 13 69

6. Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Padasuka

1. Upaya kesehatan masyarakat

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi :

a. Upaya kesehatan masyarakat esensial

Merupakan upaya kesehatan yamg harus merupakan upaya

kesehatan yang harus diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas ,termasuk UPT Puskesmas Padasuka untuk mendukung

pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kota

Bandung . Upaya kesehatan masyarakat esensial ini meliputi :

( Dokumen Tata kelola PPK-BLUD, 2012) :

1) Pelayanan kesehatan lingkungan

2) Pelayanan kesehatan ibu ,anak dan keluarga berencana

3) Pelayanan gizi

4) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan

1) Upaya Kesehatan Sekolah

2) Upaya Kesehatan Olahraga

3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4) Upaya Kesehatan Kerja


21

5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6) Upaya Kesehatan Jiwa

7) Upaya Kesehatan Mata

8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

2. Promosi Kesehatan Dalam Gedung

Promosi kesehatan yang dilakukan UPT Puskesmas Padasuka

dalam gedung adalah dimana pengunjung mendapatkan cakupan

Komunikasi Interpersonal dan Konsultasi atau KIP/K di klinik khusus

atau klinik terpadu terkait tentang Gizi, P2M, Sanitasi, PHBS dan

lain-lain sesuai dengan kondisi atau masalah yang dialami masyarakat

pengunjung Puskesmas. Berikut ini merupakan tabulasi data KIP.K di

Puskesmas Padasuka akhir tahun 2016 :

Tabel 2.2

Komunikasi Interprsoal dan Kosultasi Puskesmas Padasuka

Puskesmas Total
No Jenis Klinik Khusus
Padasuka Pasirlayung UPT
1. Sanitasi 20 0 20
2. Gizi 232 0 232
3. Lansia 108 0 108
4. ASI 1105 0 1105
5. Nursing Center 228 0 228
6. MTBS/MTBM 4642 0 4642
Jumlah 6335 23 6335

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah

masyarakat yang dilakukan komunikasi interpersonal dan konsultasi

sebanyak 6335 orang dengan kasus terbanyak adalam permasalahan

MTBS/MTBM dan Gizi. Sedangkan penyampaian informasi


22

kesehatan kepada masyarakat sasaran pengunjung Puskesmas (5 – 30

orang) yang dilaksanakan oleh petugas di Puskesmas Padasuka

dilakukakan sebanyak 96 kali dalam satu tahun atau rata-rata 8 kali

dalam setiap bulannya. Dalam hal ini, jumlah penyuluhan dalam

gedung yang dilakukan oleh Puskesmas Padasuka sudah mencapai

target yang ditentukan.

3. Promosi Kesehatan di Luar Gedung (Dokumentasi dan Observasi

Penulis, 2017)

Kegiatan promosi yang dilakukan di luar gedung oleh

Puskesmas Padasuka dilakukan melalui penyuluhan oleh petugas

Puskesmas Padasuka kepada masyarakat adalah penyampaian

informasi kesehatan yang dilaksanakan satu kali sebulan di setiap

RW / Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padasuka. Adapun data

mengenai kegiatan penyuluhan Puskesmas Padasuka, hal ini dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2.3.

Pemberdayaan Masyarakat melalui Penyuluhan Kelompok Oleh

Petugas di Masyarakat

No. Materi Penyuluhan Keterangan


1. DBD 9
2. TBC 1
3. Gizi 16
4. HIV/AIDS 5
5. Rokok 0
6. Napza 0
23

7. PHBS 2
8. Vitamin A 9
9. ASI Ekslusif 9
10. Kesling 10
11. Imunisasi 38
12. KIA / KB 49
13. Diare 1
14. Kusta 0
15. Alur Pelayanan BP 2
16. SDIDTK 1
17. Kes Gizi 0
18. Lansia 2
19. KKP 1
Jumlah 139

Penyuluhan luar gedung terbanyak dilakukan tahun ini adalah

mengenai kesehatan ibu dan anak yaitu sebanyak 49 kali. Dari jumlah total

penyuluhan yang sudah dilaksanakan diwilyah kerja UPT Puskesmas

Padasuka yakni sebesar 139 kali. Sementara yang ditargetkan dari jumlah

RW yang ada sebanyak 87 RW x 12 kali dalam kurun waktu 1 tahun yakni

1.044 kali. Jadi terlihat masih rendah cakupan pemberdayaan masyarakat

melalui penyuluhan kelompok oleh petugas di wilayah kerja UPT

Puskesmas Padasuka. Hal ini karena masih rendahnya kesadaran petugas

untuk melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan yang telah

dilakukan oleh petugas. Masih ada keterbatasan SDM khususnya tenaga

penyuluh khusus yang masih dirangkap pekerjaannya oleh petugas Kesling

Puskesmas.
24

BAB III

ANALISA KEGIATAN SURVEILANS DBD DI WILAYAH KERJA UPT

PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL

KOTA BANDUNG TAHUN 2018

A. Analisis Situasi dan Identifikasi Masalah

Seiring meningkatya arus globabalisasi, maka timbul pula penyakit

baru (new emerging disease) dan timbulnya kembali penyakit lama.

Dampak dari arus globalisasi trsebut juga terjadi di Indonesia. Padahal di

Indonesia beberapa penyakit menular masih merupakan beban masalah

kesehatan yang menonjol dan mempunyai kontribusi yang bermakna

terhadap mortalitas dan morbiditas penduduk. Salah satu penyakit menular

yang sering terjadi di Indonesia yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD).

Upaya untuk memberantas

Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan magang di

bidang P2M Puskesmas Baleendah didapatkan masih ada permasalahan

kesehatan, diantaranya masih terjadi kasus sebagai berikut :

No. Nama Penyakit

1. Imunisasi

2. Diare

3. Kusta

4. DBD

5. TB
25

6. ISPA

7. HIV

B. Prioritas Masalah dan Analisis Masalah

1. Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah dilakukan dengan cara

menentukan kriteria untuk rangking masalah kesehatan yaitu :

a. Magnitude : besar masalah, proporsi populasi yang terkena

masalah. Pada dasarnya menjelaskan seberapa besar masalah.

b. Severity/danger : keseriusan, pada individu dan masyarakat.

Seberapa serius kondisi yang terjadi. Apakah mengancam

kehidupan, penyebab utama penyakit, penurunan kemampuan

hidup normal, penurunan produktivitas.

c. Vulnerability untuk intervensi (feasibility) : kelayakan, bila

masalah tidak layak untuk di intervensi membuat sedikit

kemungkinan masuk dalam daftar target kegiatan.

d. Cost-effectiveness dari intervensi : menjawab pertanyaan bila

masalah dipecahkan berapa banyak membutuhkan biaya.

e. Political expediency : kedayaguaan politis, bila masalah telah

memenuhi seluruh kriteria diatas, bila tidak mempunyai

kedayagunaan politis oleh otoritas pusat, sulit masuk dalam daftar

prioritas tinggi.

Tabel 3.1
26

Prioritas masalah
No MASALAH KRITERIA Perkalia Rangkin
. n g
Kegawatan Keseriusan Kecenderungan Daya
ungkit
1.  Imunisasi 5 6 8 6 1.440 6
2.  Diare 7 8 7 7 2.744 1
3.  ISPA 8 8 7 6 2.688 2
4.  Kusta 6 7 7 6 1.764 4
5.  Surveilans DBD 4 5 8 6 960 7
6.  TB 6 7 7 7 2.058 3
7.  HIV 6 6 8 6 1.728 5
Dari hasil tabel di atas maka yang menjadi prioritas masalah nya
yaitu Diare karena dari hasil kriteria kegawatan yang paling tinggi adalah
masalah penyakit Diare.

2. Analisis Masalah

Rendahnya cakupan diare

Host

Agent Environment

Golongan biologi : Lingkungan Fisik : cuaca,


kurang pengetahuan
Virus retrovirus, E.coli,
Lingkungan non Fisik :
Shigella dan Salmonella,
personal hygiene kurang
virus colera
baik
Golongan fisik : karena Lingkungan Biologis :
infeksi pada usus virus

bagan 3.1
Analisis akar masalah
27

Trias Penyakit menurut Gordon & Le Rich, 1985 bahwa Proses

terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara faktor

penyebab (agen), faktor manusia (host) dan faktor lingkungan

(environment).

a. Host (penjamu)

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit pada penjamu

adalah :

1) Daya tahan tubuh terhadap penyakit

Apabila daya tahan tubuh host baik maka virus tidakdapat

masuk ke dalam tubuh, apabila daya tahan tubuh jelek dan host

tidak memelihara personal hygiene yang baik maka virus

dengan mudah masuk dalam tubuh host.

2) Umur

Kebanyakan host yang terkena diare lebih sering pada

kelompok usia 21-40 tahun (51,2%) dan pada anak-anak (75%)

jadi diare lebih sering menyerang pada anak-anak.

3) Jenis kelamin

Jenis kelamin laki-laki mendominasi angka kejadian diare

sekitar 86,8% dan jumlahnya lebih banyak dari pada


28

perempuan sekitar 21% di karenakan laki-laki kurang biasa

memelihara personal hygiene yang baik.

4) Adat kebiasaan

Bila host kurang biasa memelihara personal hygiene maka

sangat mudah untuk masuk dalam tubuh.

b. Agent

1) Golongan biologi

Virus : retovirus, E. Coli, Shigella dan Salmonella, virus

colerae.

2) Golongan fisik

Diare disebabkan karena infeksi pada usus.

c. Environment (Lingkungan)

1) Lingkungan fisik

Keadaan lingkungan yang struktuir cuaca kering lebih sering

terkena diare. Daerah dengan struktur keadaan geografis

kurang baik lebih sering terkena diare di karenakan kurang

pengetahuan.

2) Lingkungan non Fisik

Lingkungan dengan sosial ekonomi yang rendah serta adaptasi

kebiasaan yang kurang baik atau perilaku yang kurang baik

dalam memelihara personal hygiene sangat berpontensial

terjadi diare.
29

3) Lingkungan biologis

Lingkungan yang dekat dengan hewan-hewan peliharaan yang

kurang terjaga kebersihannya seperti kotoran binatang maka

dapat dengan mudah virus masuk dalam tubuh apabila host

tidak menjaga kebersihan. Virus diare dapat dibawa oleh

human reservoir.

Interaksi faktor host,agent, dan environment pada penyakit

diare merupakan interaksi antara ke tiga variabel tersebut.

Lingkungan yang tidak bersih dapat menyebabkan kuman

penyebab diare berkembang dengan pesat. Perilaku host juga dapat

menjadi penyebab kuman penyebab diare masuk ke dalam tubuh

host sendiri melalui jalur fecal oral.

C. Penentuan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan Umum

Meningkatkan cakupan diare di wilayah kerja Puskesmas baleendah.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pergi ke FASKES.

b. Meningkatkan kemitraan dengan FASKES Swasta dan Kader

dalam pelaporan kasus diare.

c. Meningkatkan sosialisasi dan advokasi pada kader dan FASKES

swasta.

D. Penentuan Target, Strategi dan Kebijakan

Tabel 3.2
30

Penentuan Target, Strategi dan Kebijakan

No. Masalah Tujuan Umum Tujuan Khusus Target Strategi Kebijakan

1. Masih Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. 80% 4. Melakukan Kepmenkes RI


rendahnya cakupan diare kesadaran penyuluhan penyuluhan. No.
cakupan dari 41,5% masyarakat 5. Melakukan 828/MENKES/S
diare menjadi 100% untuk pergi ke kemitraan K/IX/2008
FASKES. dengan Tentang teknis
2. Meningkatkan 2. 90% FASKES standar pelayanan
kemitraan kemitraan swasta dan minimal di bidang
dengan FASKES kader. kesehatan di
Swasta dan 6. Melakukan kabupaten/kota
Kader dalam sosialisasi terutama pada
pelaporan kasus kepada kewenangan
diare. kader. wajib
3. Meningkatkan penyelenggaraan
sosialisasi dan 3. 75% pemberantasan
advokasi pada sosialisasi penyakit menular.
kader dan
FASKES Kepmenkes No
swasta. 852/Menkes/SK/I
X/2008 Tentang
Strategi Nasional
STBM
E. Penentuan Program dan Kegiatan

Tabel 3.3
Penentuan Program dan Kegiatan
Tujuan Khusus Target Program Kegiatan Kegiatan Indikator
Rutin Inovatif
1. Meningkatkan 80% Melakukan Penyuluhan - Pembuatan - Terseleng-
kesadaran penyuluhan penyuluhan di luar media informasi garanya
masyarakat gedung seperti leaflet, penyuluhan
untuk pergi ke poster, dan lain-
FASKES. lain untuk
kegiatan
promosi
kesehatan
2. Meningkatkan 90% Melakukan - Pertemuan - Pendataan, - Terseleng-
kemitraan kemitraan kemitraan dengan pencatatan & garanya
dengan dengan tenaga pelaporan, kemitraan
FASKES FASKES FASKES monitoring & dengan
Swasta dan swasta dan evaluasi FASKES
Kader dalam kader. - Lintas program swasta
pelaporan
kasus diare.
3. Meningkatkan 75% tenaga Melakukan Pertemuan - Pendataan, - Terseleng-
sosialisasi dan kesehatan sosialisasi dengan pencatatan & garanya
advokasi pada melakukan kepada kader kader pelaporan, sosialisasi
kader dan penyuluhan monitoring & dengan kader
FASKES evaluasi
31

swasta. - refreshing

F. Penentuan Sumber Daya dan Biaya

1. Penentuan Sumber Daya

Tabel 3.4
Penentuan sumber daya
Kegiatan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Peralatan & Kebutuhan
Tenaga Fasilitas ATK Alat
Transport
1. Penyuluhan
di 2 tenaga Aula untuk - 1 buah laptop sepeda motor
luar gedung penyuluh penyuluhan - 1 buah projector
- Leaflet, poster
2. Pertemuan 2 orang Aula untuk - 1 buah laptop Sepeda motor
dengan tenaga pertemuan - 1 buah projector
FASKES kesehatan
3. Sosialisasi 3 orang Aula untuk - 1 buah laptop Sepeda motor
kepada kader tenaga sosialisasi - 1 buah projector
kesehatan - 10 set bahan ajar

Penyuluhan di luar gedung dilakukan 1 kali dalam 1 minggu,

pertemuan dengan FASKES dilakukan 1 kali dalam 1 tahun,

sedangkan sosialisasi kepada kader 1 kali dalam sebulan oleh tenaga

kesehatan di puskesmas secara bergantian.

2. Penentuan biaya

Tabel 3.5
Penentuan biaya

Kegiatan Uraian Kegiatan Volume Satuan Biaya Rp. Anggaran


Kegiatan Rp.
1. Penyuluhan Petugas promkes
di luar melakukan penyuluhan 1 kali Konsumsi : 15.000x20 orang Rp. 300.000
gedung mengenai pentingnya dalam ATK : 200.000 Rp. 200.000
PHBS agar terhindar dari seminggu
penyakit diare.
32

Jumlah Rp. 500.000

2. Pertemuan Melakukan kemitraan


dengan kepada FASKES swasta 1 kali Konsumsi : 15.000x30 orang Rp. 450.000
FASKES untuk melaporkan kasus dalam 1 ATK : 200.000 Rp. 200.000
diare. tahun

Jumlah Rp. 650.000

3. Sosialisasi Petugas P2M melakukan


kepada sosialisasi kepada pada 1 kali Konsumsi : 15.000x13 orang Rp. 195.000
kader kader unuk ikut dalam ATK : 200.000 Rp. 200.000
melaporkan kasus. sebulan

Jumlah Rp. 395.000

Total Rp.
1545.000
G. Penyusunan Rencana Operasional Kegiatan

Tabel 3.6
Penyusunan Rencana Operasional Kegiatan
Masalah DIARE
Penyebab Kemitraan dengan FASKES swasta dan kader dalam pelaporan diare tidak berjalan dengan baik
Tujuan Meningkatkan cakupan diare dari 41,5% menjadi 100%
Tujuan 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pergi ke FASKES sampai 80.%
Khusus 2. Meningkatkan kemitraan dengan FASKES Swasta dan Kader dalam pelaporan kasus diare sampai 90%.
3. Meningkatkan sosialisasi dan advokasi pada kader dan FASKES swasta sampai 75%.

Program Kegiatan Target Waktu Penanggun Sektor Indikator Cara MonitorKebutuhan Sumber Biaya
g jawab terkait sumber Dana (Rupiah)
daya
Program Penyuluhan 80% cakupan Jan- Seksi Kepala Terselenggaranya Laporan Aula BOK 500.000
P2M di luar penyuluhan Des Promkes Desa/Lurah penyuluhan di luar absensi dan Media
gedung gedung foto kegiatan promkes
transportasi
Pertemuan 90% cakupan Jan- Seksi Dinkes Terselenggaranya Laporan Aula untuk BOK 650.000
dengan kemitraan Des Promkes pertemuan dengan absensi dan pertemuan
FASKES FASKES foto kegiatan
Sosialisasi 75% cakupan Jan- Seksi Kepala Terselenggaranya Laporan Aula untuk BOK 395.000
kepada tenaga Des Promkes Puskesmas sosialisasi kepada absensi dan sosialisasi
kader kesehatan kader foto kegiatan
melakukan
penyuluhan

33
Tabel 3.7
Gant Chart Program/Kegiatan tahun 2017

No Januari Februari Maret April Mei Juni


Kegiatan
. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyuluha
1 n di luar
gedung
Pertemuan
2 dengan
FASKES
Sosialisasi
3 kepada
kader

H. Integrasi Kegiatan dan Biaya

Tabel 3.8
Integrasi Kegiatan dan Biaya

Aspek Pogram
diintegrasika Penyuluhan Kemitraan dengan FASKES swasta

Sasaran Masyarakat wilayah kerja Tenaga kesehatan swasta


Puskesmas Baleendah

Lokasi Luar dan dalam gedung Di luar gedung Puskesmas Baleendah/lintar


wilayah kerja Puskesmas sektor
Baleendah

Targer Seluruh masyarakat wilayah Seluruh tenaga kesehatan swasta


kerja Puskesmas Baleendah mampu untuk melakukan pelaporan secara
mampu melaksanakan cepat pada saat terjadi kasus

Jenis kegiatan
Penyuluhan Petugas kesling memberikan materi tentang teknik penyuluhan kepada
luar gedung masyarakat

Melakukan Petugas P2M melakukan kemitraan dengan FASKES swasta cara untuk
kemitraan melakukan pelaporan kasus.
dengan
FASKES

Melakukan Petugas kesling memberikan materi tentang teknik penyuluhan kepada


sosialisasi masyarakat

34
35

kader
Tabel 3.9
Integrasi Biaya
Pogram
Penyuluhan Kemitraan dengan
FASKES swasta
Alat transportasi Motor
LCD Projektor - -
Laptop - -
Gedung/Aula - -
ATK Rp. 200.000 Rp. 200.00
Konsumsi Rp. 300.000 Rp. 450.000
Waktu 12 x Pertemuan 1 x Pertemuan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan laporan di atas maka dapat disimpulkan bahwa program

P2M khususnya program P2 Diare menurut identifikasi masalah adalah :

1. Prioritas masalah yang didapat di Puskesmas Baleendah terhadap

program P2 Diare adalah Kurangnya kemitraan dengan FASKES

swasta dan kader dalam pencatatan kasus diare.

2. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kemitraan dengan FASKES Swasta dan Kader

dalam pelaporan kasus diare.

b. Meningkatkan sosialisasi dan advokasi pada kader dan FASKES

swasta.

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pergi ke pelayanan

kesehatan.

B. Saran

1. Bagi puskesmas

a. Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam kegiatan

penyuluhan mengenai Diare melalui kegiatan sosialisasi.

b. Membuat jadwal penyuluhan baik penyuluhan di dalam gedung

ataupun di luar gedung.

36
37

c. Meningkatkan intensitas penyuluhan khususnya mengenai program

P2 Diare agar mencapai target yang telah ditetapkan oleh

Puskesmas

2. Bagi Institusi

Diharapkan dengan adanya kegiatan magang yang dilakukan

mahasiswa dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan kegiatan

magang selanjutnya.

3. Bagi masyarakat

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya masalah

kesehatan dan diharapkan masyarakat pergi pelayanan kesehatan

apabila mengalami keluhan tentang kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Laporan Tahunan Puskesmas Baleendah tahun 2017

Dokumen PDC Akreditasi Puskesmas baleendah

Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Puskesmas Baleendah Tahun 2016

38

Anda mungkin juga menyukai