Anda di halaman 1dari 3

1.

Akad Salam
Contoh Kasus

Jenis barang : kedelai Harga/Ton : Rp 20.000.000


Jenis : Super IP 44 Jangka Waktu Penyerahan : 8 bulan
Jumlah : 50 ton Waktu Penyerahan : 1 September 2018
Untuk memenuhi pesanan tersebut Bank Al Wara melakukan akad salam paralel dengan
kelompok Tani Jenangan Bersatu pada tanggal 3 Januari 2018 dengan data-data sebagai
berikut:
Catatan :
a. Jika diasumsikan nilai barang yang dikirim lebih tinggi sebesar Rp 1.200.000.000
b. Jika diasumsikan nilai barang yang dikirim lebih rendah sebesar Rp 950.000.000
c. Jaminan dijual saat pembatalan sebesar Rp 800.000.000
d. Denda akibat kelalaian penjual Rp 50.000.000

Jawaban :

Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli


rupiah)
Pembeli memberikan
modal salam kepada
penjual senilai Rp Kas Rp 1.000.000.000 Piutang saham Rp 1.000.000.000
1.000.000.000 secara Utang Saham Rp 1.000.000.000 Kas Rp 1.000.000.000
tunai.
Pengiriman akan
dilakukan setelah
tanggal 1 September
2018 /masa panen
31 September 2018 Utang Saham Rp 1.000.000.000 Aset salam Rp 1.000.000.000
Barang dikirim oleh Penjualan Rp 1.000.000.000 Kas Rp 1.000.000.000
pembeli
- Barang yang
nilaizdikirim sesuai
akad
- Barang dikirim tidak
sesuai
1. Nilainya lebih Utang salam Rp 1.200.000.000 Aset salam Rp 1.200.000.000
tinggi dari nilai Penjualan Rp 1.200.000.000 Piutang salam Rp 1.200.000.000
akad salam Rp
1.200.000.000
2. Nilainya lebih Utang salam Rp 1.000.000.000 Aset saham Rp 950.000.000
rendah dari Penjualan Rp 1.000.000.000 Kerugian Rp 50.000.000
akad salam Rp Piutang salam Rp 1.000.000.000
950.000.000
3. Atau jika
dilakukan salam
paralel dengan
membeli aset
salam dengan
harga Rp
950.000.000
- Jurnal Aset salam Rp 950.000.000 Aset salam Rp 950.000.000
pembelian aset Kas Rp 950.000.000 Kerugian Rp 50.000.000
salam Piutang salam Rp 1.000.000.000
- jurnal Utang salam Rp 1.000.000.000
penyertaan Aset salam Rp 950.000.000
aset salam ke Keuntungan salam Rp 50.000.000
pembeli
-jika pembeli Perubahan dilakukan secara teknis Perubahan dilakukan secara teknis
tidak menerima operasional operasional
Penjual
diberikan
tambahan
waktu
- Pembeli Utang salam Rp 1.000.000.000 Piutang lain-lain Rp 1.000.000.000
membatalkan Utang lain-lain Rp 1.000.000.000 Piutang salam Rp 1.000.000.000
pesanan, dan Utang lain-lain Rp 1.000.000.000 Kas Rp 1.000.000.000
penjual melunasi Kas Rp 1.000.000.000 Piutang lain-lain Rp 1.000.000.000
- Pembeli
membatalkan
pesanan, dan
pembeli memiliki
jaminan.
1. Saat terima Dilakukan secara off balance sheet Dilakukan secara off balance sheet
jaminan
2. Saat jaminan Piutang Rp 200.000.000 Kas Rp 1.200.000.000
dijual asumsi Utang salam Rp 1.000.000.000 Piutang Salam Rp 1.000.000.000
jaminan dijual Aset Rp 1.200.000.000 Utang Rp 200.000.000
oleh pembeli Kas Rp 200.000.000 Utang Rp 200.000.000
Rp Piutang Rp 200.000.000 Kas Rp 200.000.000
1.200.000.000
3. Saat jaminan Utang saham Rp 1.000.000.000 Piutang lain-lain Rp 200.000.000
dijual, asumsi Aset Rp 800.000.000 Kas Rp 800.000.000
jaminan dijual Utang lain-lain Rp 200.000.000 Piutang salam Rp 1.000.000.000
oleh pembeli Utang lain-lain Rp 200.000.000 Kas Rp 200.000.000
Rp 800.000.000 Kas Rp 200.000.000 Piutang lain-lain Rp 200.000.000

Jika pihak penjual lalai


sehingga dikenakan Kerugian Rp 50.000.000 Dana kebajikan kas Rp 50.000.000
denda, sebesar Rp Kas Rp 50.000.000 Dana kebajikan dana Rp 50.000.000
50.000.000. Denda
tersebut dibayar secara
tunai.

2. Akad Istisna
Sebuah perusahaan konstruksi memperoleh kontrak senilai Rp30 triliun untuk
membangun sebuah jalan tol. Proyek tersebut diperkirakan akan memakan waktu 3 tahun
untuk penyelesaian.
Estimasi biaya untuk proyek tersebut mencapai Rp21 triliun, di mana biaya di tahun pertama
diperkirakan akan mencapai Rp10 triliun, Rp8 triliun pada tahun kedua dan Rp3 triliun pada
tahun ketiga.
a. Dari data-data tersebut, kita dapat meghitung persentase total biaya untuk setiap
tahun sebagai berikut:
Biaya di tahun ke-1 = 10/21 = 47,6%
Biaya di tahun ke-2 = 8/21 = 38,1%
Biaya di tahun ke-3 = 3/21 = 14,3%

Kemudian, untuk menghitung pengakuan pendapatan, kita mengalikan persentase


total biaya yang dikeluarkan setiap tahun dengan total pendapatan yang diperoleh
selama periode proyek. Berikut adalah rincian pendapatan per tahun selama periode
kontrak:

Pendapatan di tahun ke-1 = 47,6% x 30 = 14,3 triliun


Pendapatan di tahun ke-2 = 38,1%x 30 = 11,4 triliun
Pendapatan di tahun ke-3 = 14,3%x 30 = 4,3 triliun
Dari data yang didapatkan diatas, kita dapat menghitung laba sebagai berikut:

Laba di tahun ke-1 = 14,3 – 10 = 4,3 triliun


Laba di tahun ke-2 = 11,4 – 8 = 3,4 triliun
Laba di tahun ke-3 = 4,3 – 3 = 1,3 triliun

b. Perhitungan metode akad selesai


Laba tahun 1 + tahun ke 2 + tahun ke 3 = 4,3 triliun + 3,4 triliun + 1,3 triliun
Margin keuntungan = 9 triliun
Biaya perolehan 21 triliun
Nilai tunai saat penyerahan 30 triliun

Jurnal :

Aset Istisna dalam penyelesaian Rp 9 Triliun


Beban Istisna Rp 21 Triliun
Pendapata Istisna Rp 30 triliun

Pada saat metode akad saat penagihan


Piutang Istisna Rp 30 Triliun
Termin Istisna Rp 30 Triliun

Pada saat Penyelesaian

Termin Istisna Rp 30 Triliun


Aset Istisna dalam penyelesaian Rp 30 Triliun

Anda mungkin juga menyukai