Pedoman Pengumpulan Data SP TP - Bels - 16okt 2020 - Compressed
Pedoman Pengumpulan Data SP TP - Bels - 16okt 2020 - Compressed
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Perdagangan global saat ini menjadi semakin dinamis karena dipengaruhi teknologi informasi yang sangat cepat
berkembang dari waktu ke waktu. Dalam kondisi tersebut, data memiliki peranan penting dalam mengambil keputusan
kebijakan antara lain peningkatan produksi, peningkatan daya saing, dan kebijakan ekspor-impor.
Sistem logistik di negara kepulauan seperti Indonesia, menjadi sangat penting dijadikan sebagai tantangan dalam
menyediakan kebutuhan bersumber dari sektor pertanian, terutama tanaman pangan. Salah satu jenis kebutuhan
strategis yang harus dipenuhi adalah kebutuhan pangan. Strategi pengembangan produksi tanaman pangan akan
semakin efisien dan efektif, ketika data lokasi produksi, jadwal produksi, pola produksi, dan tingkat capaian produksi dapat
diketahui secara baik.
Hal diatas menjadi dasar pemikiran dalam menyusun pedoman pengumpulan data secara tabular dan spasial. Selain itu,
implementasi atas pedoman ini dapat membantu semua pihak dalam melakukan akselerasi produksi sesuai kepentingan
masing-masing. Aspek komoditi, wilayah, jenis lahan, varietas, luas tanam/luas panen/produktivitas, dan bantuan
pemerintah menjadi variabel penting yang harus diinput. Kinerja petugas lapangan dan unit kerja di daerah menjadi titik
kritis dalam penginputan data pada aplikasi yang sudah disediakan.
Keberhasilan pembangunan tanaman pangan berada pada peranan pemangku kepentingan tanaman pangan. Pedoman
ini diharapkan dapat mempermudah dinas pertanian provinsi dan dinas pertanian kabupaten/kota dalam melakukan
pengelolaan data statistik tanaman pangan.
Jakarta, Oktober 2020
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
Dr. Suwandi
DAFTAR ISI
01 PENDAHULUAN
Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, dan Indikator Keberhasilan
DASHBOARD INFORMASI SP TP
04 Pengolahan Data dan Dashboard Informasi Data SP TP
05 PENUTUP
1. Latar Belakang
Kata data berasal dari bahasa Latin yaitu datum. Data ialah sekumpulan fakta yang didapat. Suatu
data diproses atau diolah sehingga menjadi sesuatu yang dapat dimengerti oleh orang lain. Pada
akhirnya, data menjadi informasi.
Presiden RI, Jokowi menyebut bahwa data adalah jenis kekayaan baru
bangsa kita, kini data lebih berharga dari minyak. Hal ini memberikan
pemahaman bahwa pengelolaan atas data menjadi sangat urgen dan
strategis, karena dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi
bangsa kita. Beberapa risiko yang dapat timbul ketika data kurang tepat
antara lain kebiasaan yang tidak efisien dan tidak efektif atau mungkin
salah membangun produk sehingga kita menjadi pasar bagi negara
asing.
Pedoman ini merupakan suatu proses perubahan yang sangat penting dalam memperkuat data statistik
pertanian (SP) tanaman pangan.
Tujuan pengumpulan data statistik pertanian (SP) tanaman pangan adalah mewujudkan data
tanaman pangan yang akurat, up to date, dan informatif.
Sasaran pengumpulan data statistik pertanian (SP) tanaman pangan adalah terkumpulnya data
statistik pertanian (SP) komoditi strategis tanaman pangan, antara lain padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, sorghum, dan porang.
3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah:
a. terkelolanya data statistik pertanian (SP) tanaman pangan secara baik
b. termanfaatkannya data statistik pertanian (SP) tanaman pangan bagi pimpinan
1. Ruang Lingkup
Data statistik pertanian yang sangat penting adalah data produksi. Ruang lingkup pengumpulan data
produksi meliputi 1) wilayah, 2) jenis komoditi, 3) jenis lahan, 4) varietas, dan 5) sumber data.
Pendataan dilakukan berdasarkan informasi tanam atau panen dan produktivitas. Data Primer ialah suatu
data yang dikumpulkan
Wilayah yang dimaksud dalam pendataan ini adalah provinsi, kabupaten/kota, sendiri oleh
perorangan/suatu
kecamatan, dan desa/keluarahan. Sumber data produksi diambil dari data primer organisasi yang secara
(informasi lapangan). langsung dari suatu
objek yang diteliti dan
Jenis komoditi mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 104 Tahun 2020 untuk kepentingan
suatu studi yang
tentang Komoditi Binaan lingkup Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal bersangkutan yang
Tanaman Pangan memiliki 34 jenis komoditi . Komoditi yang menjadi prioritas dapat berupa suatu
utama pendataan adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi interview/observasi.
kayu, ubi jalar, sorghum, dan porang.
Mengacu pada BPS, jenis lahan dapat dibagi menjadi lahan sawah dan lahan
bukan sawah.
Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya
ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperoleh status lahan tersebut.
1
1) Lahan sawah irigasi adalah lahan sawah yang sumber air utamanya berasal
dari air irigasi. Lahan sawah irigasi terdiri dari irigasi teknis, irigasi setengah
teknis, irigasi sederhana, irigasi desa/non PU, termasuk juga sawah sistem
surjan yaitu sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi atau air
reklamasi rawa pasang surut (bukan lebak) dengan sistem tanam pada 2
guludan.
2) Lahan sawah tadah hujan adalah lahan sawah tadah hujan adalah lahan
sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan.
3) Lahan sawah rawa pasang surut adalah lahan sawah rawa pasang surut 3
adalah lahan sawah yang pengairannya tergantung pada air sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut, termasuk juga disini polder yaitu
lahan sawah yang terdapat di delta sungai.
4
4) Lahan sawah rawa lebak adalah lahan sawah rawa lebak adalah lahan
sawah yang mempunyai genangan hampir sepanjang tahun, minimal selama
tiga bulan dengan ketinggian genangan minimal 50 cm.
Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan pertanian selain lahan
sawah.
1) Tegal/Kebun adalah lahan bukan sawah (lahan kering) yang ditanami 1
tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar
rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah.
2) Ladang/Huma adalah lahan bukan sawah (lahan kering) yang
biasanya ditanami tanaman musiman dan penggunaannya hanya 2
semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak
subur lagi (berpindah-pindah). Kemungkinan lahan ini beberapa tahun
kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur.
3) Perkebunan adalah lahan yang ditanami tanaman perkebunan/industri,
seperti karet, kelapa, kopi, teh, dan sebagainya, baik yang diusahakan 3
oleh rakyat/rumah tangga ataupun perusahaan perkebunan yang berada
dalam wilayah kecamatan.
4) Hutan Rakyat meliputi lahan yang ditumbuhi kayu-kayuan/hutan rakyat
termasuk bambu, sengon dan angsana, baik yang tumbuh sendiri maupun
yang sengaja ditanami, misalnya, semak-semak dan pohon-pohon yang 4
hasil utamanya kayu. Kemungkinan lahan ini juga ditanami tanaman
bahan makanan, seperti padi atau palawija, tetapi tanaman utamanya
adalah bambu/kayu-kayuan.
5) Padang penggembalaan/padang rumput adalah lahan
yang khusus digunakan untuk penggembalaan ternak. 5
Lahan yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan kosong
lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak
dianggap sebagai lahan penggembalaan/ padang rumput
meskipun ada hewan yang digembalakan di sana.
6) Hutan negara adalah hutan yang dikuasai oleh negara.
6
7) Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah lahan
yang sementara tidak diusahakan adalah lahan pertanian
bukan sawah yang tidak ditanami apapun lebih dari 1
tahun tetapi ≤ 2 tahun. Lahan sawah yang tidak ditanami
apapun > 2 tahun digolongkan menjadi lahan pertanian 7
bukan sawah yang sementara tidak diusahakan. Lahan Sawah Ditanami Sawit
Keterangan:
Untuk melakukan pengukuran produktivitas, berbagai metode yang dapat dipertanggungjawabkan akan dikoordinasikan dengan daerah dan BPS seperti ubinan dan lain-lain.
3. Tata Kelola Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan oleh petugas kecamatan yang ditetapkan oleh Dinas pertanian yang
menangani bidang tanaman pangan atau petugas pusat yang sedang melakukan
monitoring/pemantauan. Petugas dimaksud dapat dipilih dari unsur pegawai dinas dan pejabat
fungsional yang ada di daerah masing-masing seperti Pengawas Benih Tanaman (PBT), pengendali
organisme pengganggu tumbuhan (POPT), pengawas mutu hasil pertanian (PMHP), penyuluh
pertanian, dan petugas lainnya.
Tingkat penguasaan lapangan menjadi titik Desa D (30 Ha, 10 HST) Desa D Desa I (23 Ha)
kritis dari pengumpulan data ini.
Desa E (5 Ha, 1 HST) Desa E Desa J (11 Ha)
Pembagian
Tugas
Lahan Perhutani Lahan Tadah Hujan
Pertanaman Padi
Lahan Kelapa Lahan Bukit
Lahan Sawah Irigasi Lahan Sawah Rawa Lahan Sawah Tadah Hujan Lahan Kering
Pertanaman Jagung
LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI
K PADI
O
N APA NAMA SATUAN
V UKURAN? GABAH GABAH
E KERING KERING
R 1. BERAPA CARA PANEN
S YANG ADA?
PANEN KONVERSI GILING
I
1. FAKTOR YANG DAPAT 2. METODE (GKP) (GKG)
MENYEBABKAN PENGUKURAN APA
SAJA YANG ADA?
LUAS TANAM 2.
KONVERSI?
SETIAP DAERAH
BERBEDAKAH? SATUAN UKURAN DALAM APLIKASI:
1. PADI = GABAH KERING PANEN
2. JAGUNG = PIPILAN KERING PANEN
3. KEDELAI = BIJI KERING PANEN
1. APA JENIS LAHAN YANG 4. KACANG TANAH = BIJI KERING PANEN
DIMANFAATKAN? KETERSEDIAAN AIR
5. KACANG HIJAU = BIJI KERING PANEN
2. BERAPA INDEKS UMUR TANAMAN
6. UBI KAYU = UMBI KERING PANEN
PERTANAMAN? MASA PANEN
7. UBI JALAR = UMBI KERING PANEN
8. SORGHUM = KERING PANEN
9. PORANG = UMBI KERING PANEN
Apabila melakukan perhitungan produktivitas, maka satuan yang digunakan dalam aplikasi seperti diatas (lihat kotak satuan
ukuran dalam aplikasi). Untuk itu, diminta melaporkan ukuran konversi yang digunakan di provinsi masing-masing yaitu
konversi luas tanam ke luas panen dan konversi gabah kering panen ke gabah kering giling.
DESAIN PERHITUNGAN LUAS TANAM
“MEMBANGUN REALITAS TANAM BUKAN KORIDOR LAIN”
Dalam meningkatkan validasi data yang dimiliki saat ini, diminta setiap kabupaten/kota melakukan pengembangan data
berbasis kelompok tani/gapoktan dengan informasi petani. Data ini akan diverifikasi dengan luas baku sawah yang ada.
Apabila ada lahan sawah yang beralih fungsi agar dibuatkan catatan. Apabila ada lahan sawah belum tercatat dalam luas
baku sawah agar dibuatkan titik koordinatnya dan kemudian dilaporkan ke Dinas Provinsi dan kemudian dilaporkan ke Ditjen
Tanaman Pangan.
Cara Penentuan Jumlah Hamparan
Lokasi Foto Open Camera
1 petak hamparan
1 petak hamparan (jika (jika berada di 1
berada di 1 desa) desa)
1 petak hamparan
(jika berada di 1
desa)
1 petak hamparan
(jika berada di 1
desa)
X 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
UMUR
TANAMAN Basis Waktu Tanam :
1. Untuk Tanaman Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau dan
LAHAN Sorghum: 3 bulan sebelum Januari 20XX berikutnya, kecuali padi varietas lokal
KERING (umur 6 bulan sebelumnya, Juli)
2. Untuk Tanaman Ubi Kayu dan Ubi Jalar: 6 bulan sebelum Januari 20XX berikutnya.
3. Untuk Tanaman Porang: umumnya 1 tahun sebelum Januari 20xx berikutnya.
TIM PENGELOLA DATA DAN PENGUMPUL DATA
Desa A1, A2, Desa B1, B2, Desa C1, C2, Desa D1, D2, Desa E1, E2, Desa F1, F2, Desa G1, G2, Desa H1, H2,
Aseterusnya Bseterusnya Cseterusnya Dseterusnya Eseterusnya Fseterusnya Gseterusnya Hseterusnya
Keterangan:
1. Struktur Tim Pengelola Data Pusat meliputi Pengarah, Pelaksana, dan Sekretariat
2. Struktur Tim Pengelola Data Provinsi meliputi Ketua, Sekretaris, Koordinator, dan Petugas Pengumpul Data
3. Ketua Tim Pengelola Data Provinsi adalah Kepala Dinas Pertanian yang membidangi Tanaman Pangan
4. Koordinator Provinsi diisi oleh Kepala Bidang yang menangani Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi
5. Koordinator Kabupaten diisi oleh Kepala Bidang yang menangani Tanaman Pangan di Dinas Pertanian Kabupaten
6. Petugas Pengumpul Data dengan Penugasan di Kecamatan dapat diisi oleh petugas yang dianggap kompeten melaksanakan tanggung jawab pendataan sesuai ketetapan
Ditjen Tanaman Pangan (Pusat), Dinas Pertanian Provinsi, dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota memiliki admin pengelola data untuk memasukkan semua petugas yang melakukan pengumpulan
data. Selain Petugas Pengumpul Kecamatan, petugas pusat dan dinas pertanian dapat melakukan input data (menginput hamparan yang belum terinformasikan dalam laporan).
HUBUNGAN KERJA DITJEN TP DENGAN DINAS (SEKRETARIAT DINAS
DAN BIDANG YANG MENANGANI TP)
BIDANG TP
BIDANG TP RPOVINSI
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT KAB/KOTA
DIREKTORAT AKABI DIREKTORAT PPHTP BBPPMBTPH BBPOPT (KOORDINATOR
SEREALIA PERBENIHAN TP PERLINDUNGAN TP (KOORDINATOR
PENGELOLA DATA)
PENGELOLA DATA_
REPORTER
REPORTER REPORTER REPORTER REPORTER REPORTER REPORTER REPORTER REPORTER KECAMATAN
(PENGUMPUL DATA) (PENGUMPUL DATA) (PENGUMPU DATA) (PENGUMPUL DATA) (PENGUMPUL DATA) (PENGUMPUL DATA) (PENGUMPUL DATA) (PENGUMPUL DATA) (PENGUMPUL DATA
KECAMATAN)
20 ORANG 20 ORANG 20 ORANG 20 ORANG 20 ORANG 20 ORANG 20 ORANG 340 ORANG 7.176 ORANG
Aplikasi pengumpulan data statistik produksi tanaman pangan adalah SI PDPS dan BANPEM TP
(Sistem Informasi Pengumpulan Data Pangan Strategis dan Bantuan Pemerintah Tanaman
Pangan). Aplikasi ini dilakukan dengan menginput langsung data yang diperoleh dari lapangan
dengan basis tabular dan spasial (titik koordinat).
Hasil aplikasi ini berupa database excell, sehingga pemantauan lokasi wilayah yang belum terdata,
dengan mudah diketahui. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur validasi atas input data. Sebagai contoh,
apabila data yang dimasukkan tidak sesuai maka dapat ditolak dengan mengembalikan informasi input
data kepada petugas yang mengirimkan data.
Selain itu, dengan aplikasi ini, petugas pusat yang melakukan monitoring/pemantauan atas
pertanaman dapat mengetahui lokasi wilayah yang sudah atau yang belum dilaporkan.
2. Tata Cara Input Data Produksi 3
Input Aplikasi SI PDPS dan BANPEM
Lakukan penginputan secara perlahan
dengan mengikuti panduan. Hati-hati
mengidentifikasi jenis lahan dan status
penerima (Lampiran 3)
Input data pada aplikasi SI Masa tanam sampai panen
PDPS dan BANPEM menjadi (minimal 4 bulan) relatif cukup
instrumen pembayaran dalam merancang rencana
insentif bagi petugas. kerja petugas pengumpul data.
lokasi)
3. Validasi Data
Untuk memperkuat kualitas data secara berkelanjutan, diperlukan upaya validasi. Validasi data dilakukan
dengan 3 tahapan yaitu 1) mengetahui lokasi hamparan pertanaman (titik koordinat), 2) melakukan
identifikasi hamparan, dan 3) pengecekan luasan wilayah hamparan menggunakan pemetaan drone/arcGis
(poligonal).
01 Input data yang masuk (tabular dan titik koordinat) dan langsung diidentifikasi lokasi
hamparan prioritas untuk dilakukan pemetaan.
03 Hasil pemetaan akan dikoordinasikan dengan pihak otoritas wilayah sehingga menjadi
peta produksi nasional. Peta ini akan menyesuaikan sesuai komoditi yang ditanam.
Catatan:
Pelaksanaan pemetaan harus memperhatikan kondisi jaringan. Apabila jaringan kurang kondusif dilakukan melalui pemetaan drone, dapat
dilakukan melalui arcGis. Validasi data akan dilakukan oleh pengelola data kabupaten/kota, pengelola data provinsi, dan pengelola data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan sebuah sistem dengan menitikberatkan pada penyediaan
dukungan pengambilan keputusan secara terstruktur. Data yang dikumpulkan dikonsolidasi dengan
ketersediaan data lain, sehingga tercipta sebuah informasi pengambilan keputusan. Beberapa data
dukung yang menjadi prioritas antara lain data kelembagaan tani, data iklim, data ketersediaan
benih, data penyebaran alsin, dan data ketersediaan air.
Integrasi data dilakukan untuk memberikan
informasi kebijakan kepada pimpinan.
ADMIN PUSAT
01 MENDAFTARKAN ADMIN PROVINSI DAN
REPORTER DITJEN TANAMAN PANGAN (PUSAT)
ADMIN PROVINSI
02 MENDAFTARKAN ADMIN KABUPATEN/KOTA DAN
REPORTER DINAS PROVINSI
ADMIN KABUPATEN/KOTA
03 MENDAFTARKAN REPORTER DINAS KABUPATEN/KOTA
SESUAI WILAYAH KERJA (MAKSIMAL KECAMATAN)
Rekomendasi Akselerasi
02
Rekomendasi peningkatan
produksi.
Contoh Dashboard
Fokus Lokasi
03
Dalam dashboard akan terlihat absensi input dari Informasi prioritas akselerasi.
setiap petugas pengumpul data dan hasil input data. Digitalisasi akan dilakukan ke dalam peta Lahan
Data tersebut akan terkoneksi dalam peta digital. Baku Sawah dan Lahan Baku Bukan Sawah
Contoh Rekomendasi Akselerasi
Rekomendasi
akselerasi
peningkatan Fasilitasi Sarana
Peningkatan Indeks Pertanaman
Ketersediaan Air
produksi menjadi
sangat penting Pergantian Varietas atau
karena setiap Peningkatan Produktivitas
Penyebaran VUB
wilayah dapat
mengalami kondisi Fasilitasi Bahan
Pengendali OPT Pengamanan Produksi Akibat OPT
yang berbeda-
beda.
Fasilitasi Pompa Air Pengamanan Produksi Akibat DPI
Hal ini akan
meningkatkan
Fasilitasi Mesin Penanganan Panen
efisiensi dan
Panen
efektivitas alokasi
anggaran.
Pendataan produksi tanaman pangan sangat penting diperbaiki secara terus menerus, agar
memberikan manfaat dan dampak yang lebih signifikan bagi pembangunan tanaman pangan. Akurasi
data produksi menjadi pilihan bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama Pemerintah.
Terobosan inovasi harus dilakukan di setiap simpul data produksi. Pengelolaan data produksi harus
dilakukan secara terstruktur dan detail, sehingga kebijakan yang diambil lebih tepat dan stabilitas
pangan pun meningkat.
Pendataan produksi diupayakan dengan menitikberatkan bahwa kinerja produksi tanaman pangan
merupakan tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman Pangan beserta jajaran Dinas Pertanian
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penguatan pengelolaan data produksi harus dilakukan bersama-sama
dengan mempergunakan ketersediaan teknologi informasi dan sumber daya manusia yang peduli atas
pendataan ini.
Pedoman pengumpulan data ini merupakan bagian dari pengembangan sistem informasi tanaman
pangan. Upaya pengembangan sistem informasi tanaman pangan akan diperbaiki secara terus
menerus sehingga menjadi budaya kerja bagi setiap unit kerja dan pegawai yang terlibat pada
peningkatan produksi tanaman pangan.
Lampiran 1.
Panduan Penggunaan Foto Open Camera
Fitur Aplikasi
• Open camera berguna dalam
menunjang kinerja para
petugas lapangan yang
membutuhkan untuk
menyertakan titik koordinat
disetiap dokumentasi
kegiatannya
Store
StoreLocation
Locationdata
data(Geotagging)
(Geotagging)
• Agar dapat
memunculkan titik
koordinat pada foto,
video maka harus
mengaktifkan fitur
tersebut
1. Buka aplikasi open
camera
2. Pilih setting
3. Pilih menu location
setting
4. Centang semua store
location data
Cara menampilkan titik koordinat pada foto menggunakan open camera
1. Buka aplikasi
open camera
2. Pilih setting
3. Tap/pilih photo
setting
4. Pilih menu stamp
photo (aktifkan)
5. Datestamp,
timestamp, GPS
stamp (default)
6. Setelah selesai,
maka hasil foto
akan tertera
tanggal waktu
dan titik
koordinat
Custom text
DESA X
DESA D
Jenis Tanaman Pangan, Lokasi, Luasan, 0X Jenis Tanaman Pangan, Lokasi, Luasan,
Jenis Lahan, Kelompok, Informasi
Jenis Lahan, Kelompok, Informasi Banpem
Banpem
04
DESA C
Jenis Tanaman Pangan, Lokasi, Luasan,
Jenis Lahan, Kelompok, Informasi 03
Banpem
DESA B 02
DESA A
Jenis Tanaman Pangan, Lokasi, Luasan,
Jenis Lahan, Kelompok, Informasi
Banpem 01 Jenis Tanaman Pangan, Lokasi, Luasan,
Jenis Lahan, Kelompok, Informasi
Banpem
Lampiran 3.
PA N D U A N P E N G I S I A N A P L I K A S I
D A N D A S H B O A R D
SISTEM INFORMASI PENGUMPULAN DATA PANGAN STRATEGIS
D A N B A N T U A N P E M E R I N TA H TA N A M A N PA N G A N
( S I P D P S D A N B A N P E M T P )
Panduan Aplikasi
Mobile SI PDPS dan
Banpem TP
LOGIN
APLIKASI
• Beranda
Menampilkan Halaman Awal aplikasi.
• Buat Laporan
Membuat laporan baru
• Laporanku
Menampilkan semua laporan yang dikirim
• Ganti Kata Sandi
Menu untuk mengganti password anda.
• Logout
Keluar dari aplikasi
Laporan Tanam
• Jenis Laporan
Pilih Jenis Laporan Tanam.
• Data Wilayah
Pilih Propinsi, Kabupaten/kota, Kecamatan, Desa dari
lokasi lahan yang mau dilaporkan
• Jenis Lahan
Pilih Jenis Lahan Sawah atau Bukan Sawah
Laporan Tanam (cont)
• Status Banpem
Jika status Banpem, selanjutnya akan muncul isian
untuk memasukkan informasi Data Pengelola yang terdiri
dari Kategori Pengelola dan Nama Pengelola serta
Data Bantuan apa yang diterima (Benih, Pupuk, Pestisida)
• Luas Area
Masukkan luas area dalam Hektar (Ha)
• Jenis Laporan
Pilih Jenis Laporan Produktivitas.
• Data Wilayah
Pilih Propinsi, Kabupaten/kota, Kecamatan, Desa dari
lokasi lahan yang mau dilaporkan
• Jenis Lahan
Pilih Jenis Lahan Sawah atau Bukan Sawah
Laporan Produktivitas (cont)
• Produktivitas
Masukkan nilai produktivitas dalam Ton/Ha
Kirim Laporan
Setelah semua kolom terisi Tekan tombol Kirim Laporan untuk
melakukan pengiriman data ke server.
Ganti Kata Sandi
• Halaman Awal
Menampilkan Halaman Awal aplikasi.
• Manajemen Data
Dengan sub menu utama :
Data Reporter : Mengelola data reporter (petugas pengumpul data)
• Data Absensi
Menampilkan absensi laporan yang masuk
Reporter adalah petugas pengumpul data yang akan memakai aplikasi mobile untuk mengirimkan laporan.
Klik tombol Tambah Data untuk menambah Data Reporter
Menambah Data Reporter
• NIP
Masukkan informasi NIP dari reporter yang
mau ditambahkan, untuk Non ASN
masukkan THL
• Nama
Masukkan nama reporter
• No HP
Masukkan nomor handphone dari reporter
• Password
Masukkan password (nanti ini bisa diganti
oleh reporter sendiri lewat aplikasi
• Status
Set ke Active
Manajemen Pengguna
• Nama
Masukkan nama user
• Email
Masukkan email
• Password
Masukkan password kemudian konfirmasi.
• Provinsi
Pilih provinsi. Kosongkan jika user pusat
• Kabupaten
Pilih Kabupaten, kosongkan jika user provinsi
Reporter vs Pengguna
Reporter adalah petugas pengumpul data yang akan memakai aplikasi mobile untuk mengirimkan
laporan. Sedangkan Pengguna atau User adalah Admin yang akan menggunakan aplikasi
web dashboard.
Reporter tidak ada level atau tingkatan, artinya semua pihak atau orang yang didaftarkan melalui
Dashboard bisa melakukan pengiriman data laporan dengan menggunakan aplikasi mobile.
Sedangkan Pengguna atau User, dibedakan berdasarkan tingkat wilayahnya. Admin Pusat
bisa memantau data di dashboard secara keseluruhan sedangkan Admin Wilayah (Propinsi
dan Kabupaten) hanya bisa memantau data laporan sesuai wilayah masing-masing yang
ditentukan.
Data Absensi
Data Absensi adalah statistik laporan tanam berdasarkan wilayah per bulan. Propinsi bisa diklik untuk melihat
lebih detail ke tingkat Kabupaten dan seterusnya sampai tingkat kecamatan. Tersedia juga menu Export ke
Excel untuk mengunduh data tabel ke file excel.
Data Luas Tanam
Data Luas Tanam adalah data laporan tanam berdasarkan wilayah per bulan. Propinsi bisa diklik untuk melihat
lebih detail ke tingkat Kabupaten dan seterusnya sampai tingkat kecamatan. Tersedia juga menu Export ke
Excel untuk mengunduh data tabel ke file excel.
Data Laporan Tanam
Data Laporan Tanam adalah daftar semua Laporan yang masuk dari Aplikasi Mobile oleh Reporter. Dari daftar
ini bisa dilihat detail data laporan yang dikirim termasuk lokasi atau koordinat. Disini juga bisa dilakukan proses
verifikasi dari data yang dikirim sebelum muncul di Beranda Dashboard dan diakui sebagai data yang valid.
Data Laporan Produktivitas
Data Laporan Produktivitas adalah daftar semua Laporan Produktivitas yang masuk dari Aplikasi Mobile oleh
Reporter. Dari daftar ini bisa dilihat detail data laporan yang dikirim termasuk lokasi atau koordinat. Disini juga
bisa dilakukan proses verifikasi dari data yang dikirim sebelum muncul di Beranda Dashboard dan diakui
sebagai data yang valid.
Lampiran 4.
Pedoman Pemetaan Lahan Kering
Komoditas Tanaman Pangan
Total Kabupaten 6301,7 3763,0 2216,6 4226,6 16507,9 7373,0 2790,5 1609,3 1452,5 13225,2 1345,7 0,0 0,0 0,0 1345,7 31078,8
Rekap Luas Tanam Padi (Total) di lahan bukan sawah (Hektar) per Kabupaten
1
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (LOGIN)
Collector Classic
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (LOGIN)
2
3
4
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (SETTINGS)
5 6
1
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (SETTINGS)
10
7
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (ONLINE)
Basemap
(citra)
Posisi
Smartphone/GPS
Membuat
feature
Akurasi GPS
Pencarian
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (ONLINE)
Isi form
1
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (ONLINE)
Cancel 5
Melampirkan
dokumen (foto)
3
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (ONLINE)
Dijitasi On Screen
Tracking
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (TRACKING)
Jalur tracking C
Keliling lahan
yang dipetakan
A
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (DIJITASI ON SCREEN)
K
J
I
L
M H
Dijitasi G
E F
N
7
D C
A B
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (ONLINE)
8
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (ONLINE)
Melakukan
editing/perbaikan
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (OFFLINE)
3
2
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (OFFLINE)
Pilih lokasi
yg akan
dipetakan 5
Proses download
basemap
4
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (OFFLINE)
Isi form
6
Basemap yg
didownload, zoom
in/perbesar ke
lokasi yg akan
dipetakan
7
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (OFFLINE)
11
1 peta yg
sudah dibuat
10 Data
tersimpan
Lakukan di HP
Dijitasi atau
tracking
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (OFFLINE)
12
1
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN APLIKASI (PENGGANTIAN BASEMAP)
Bisa melakukan
download basemap
untuk lokasi lainnya