Draft Rancangan Penelitian Keterampilan Lab Guru Kimia Review
Draft Rancangan Penelitian Keterampilan Lab Guru Kimia Review
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan laboratorium memiliki peran yang sangat signifikan dalam beberapa aspek
pembelajaran, termasuk membangun pemahaman konsep, verifikasi kebenaran konsep,
menumbuhkan keterampilan proses, mempengaruhi aspek afektif peserta didik, meningkatkan
motivasi dan minat terhadap pelajaran, serta melatih kemampuan psikomotorik (Chusni and
Hasanah 2018)
Kemampuan laboratorium guru kimia dan calon guru kimia dalam pembelajaran kimia
tidak hanya mendorong pemahaman konsep, tetapi juga memungkinkan pembuktian konsep
melalui kegiatan eksperimen. Dengan demikian, sikap ilmiah siswa dan pengalaman belajar di
bidang kimia saling mempengaruhi. Namun penelitian yang mengkaji sikap sains dan
pengalaman belajar peserta didik guru kimia masih terbatas dan cenderung terfokus pada
kinerja kognitif (Siwa and Muderawan 2013). Selain itu, keterampilan calon guru kimia masih
sangat jarang diukur dari segi sikap ilmiah dan pengalaman belajarnya Mampu melakukan
percobaan kimia (Wahyudiati 2021). Biasanya dimulai dengan gerakan dan pembelajaran
berbasis aktivitas percobaan kimia di laboratorium dan latihan percobaan yang menghasilkan
ahli kimia hari ini biasanya lahir dari rahim pendidikan formal belajar kimia sendiri
terstruktur dan berkesinambungan dari tingkat sekolah dari tingkat SMA hingga universitas.
(Mu’awanah 2011)Integrasi yang tinggi dari program simulasi memungkinkan calon guru
kimia melakukan Eksperimen di laboratorium tanpa instruksi, lebih lanjut menguasai teori di
balik eksperimen mampu mengubungkan eksperimen ke eksperimen sebelumnya
Memberikan pengetahuan dan meminimalkan miskonsepsi (Kurniawati 2017).
Assesment merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran karena faktor
pengukuran dan penilaian memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran
(Suharsimi, 2013). Asesmen biasanya digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam
berdiskusi, memecahkan masalah, menggunakan alat laboratorium dan kegiatan lain yang
dapat diamati (Darmawan, 2012). Menurut Firman, untuk menilai aspek psikomotor berupa
tindakan siswa, maka penilaian yang cocok digunakan yaitu penilaian kinerja (Farida, 2017).
Assessment performance adalah jenis penilaian yang meminta siswa untuk
mendemonstrasikan kinerja yang menunjukkan keterampilan penting dan pengetahuan
penting untuk menyelesaikan tugas tertentu (Firman, 2013). Penyelesaian suatu tugas atau
pekerjaan tidak lepas dari penggunaan teknologi (Sari S, 2018). Kemudahan yang diberikan
oleh kemajuan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan untuk mempermudah proses
pembelajaran (Sari S A. R., 2017). Pelaksanaan asesmen ini merupakan langkah awal untuk
menentukan baseline kompetensi pedagogik dan profesional guru. Hasil pemetaan tersebut
selanjutnya menjadi acuan pelaksanaan PKB guru Kimia dalam wadah MGMP guru Kimia di
tingkat Kabupaten atau Kota.
Sebagai alternatif untuk tes kertas dan pensil standar, Assessment performance (PA)
dianggap sebagai instrumen yang valid saat menilai keterampilan sains siswa (Shavelson,
1991). Di Assessment performance, siswa melakukan eksperimen kecil dengan berinteraksi
dengan materi nyata. Eksperimen kecil di PA biasanya diatur menurut langkah-langkah
berbeda dari siklus empiris yang meliputi: (1) merumuskan pertanyaan penelitian, (2)
merancang eksperimen, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengukur dan mencatat data, (5)
menganalisis data, (6) merumuskan kesimpulan, dan (7) mengevaluasi. Sebagaimana diakui
secara umum, para ilmuwan tidak mengikuti langkah-langkah ini secara linier selama
penelitian yang sebenarnya (Council, 2012). Namun, langkah-langkah tersebut memberikan
struktur yang dapat dikenali oleh siswa yang sangat penting bagi siswa di pendidikan dasar
yang memiliki sedikit pengalaman dengan inkuiri ilmiah (Donovan, 1999). Oleh karena itu,
langkah-langkah yang berbeda memberikan kerangka kerja yang sesuai untuk evaluasi
sistematis (formatif) keterampilan sains siswa.
Tujuan penelitian ini yaitu memetakan keterampilan Lab para guru kimia dengan
assessment performance guru se Indonesia pada program MEQR. Kemudian Urgensi
pemetaan keterampilan lab para guru untuk menunjang keterlaksanaan kegiatan praktikum
oleh siswa. Manfaat keterampilan praktikum kimia oleh guru sehingga praktik Kimia di
laboratorium meningkatkan pemahaman konsep dan logika kognitif siswa serta keterampilan
teknis seperti penelitian, pengolahan, pengumpulan dan analisis data, interpretasi penelitian,
pemecahan masalah, kerja tim, desain eksperimen , keterampilan komunikasi, dan banyak lagi
(Kurniawati 2017). Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan pemetaan keterampilan lab
menggunakan assessment performance guru sains se indonesia pada program (Madrasah
Education Quality Reform) MEQR.
Tahun 2025
Bahan Asesesment
Tahun 2025 Performance
Lembar Penlialain)
Uji Coba Lapangan,
Analisis & Revisi Penjajakan
Penyem purnaan Kerjasama untuk
Produk, Disem inasi Penerbitan Buku
pada Pertem uan M onev Jaminan
Ilm iah dan Kualitas
Tahun 2024 Publikasi pada
Jurnal Nasional
tahap analisis, Terakreditasi/
Perancangan Produk & Internasional
Uji Validitas dan
Reliabilitas Instrumen,
Pengembangan Produk
Awal, Uji Coba Terbatas,
Analisis dan Revisi,
Prototype Presentasi
Hasil pada Pertemuan
INPUT
Tahun 2024 Tahun 2025
Dok. Kurikulum
2013 dan
Kurikulum
Merdeka Tahap Analisis
mengajar Analisis Uji Coba
Kesesuaian Lapangan
Analisis (Eks 2)
Dok. Kegiatan Kebutuhan Analisis &
labKimia Revisi Bahan
Asesesment
Perancangan Performance
Produk & Uji Lembar
Validitas dan Penlialain)
Draft Dok. Reliabilitas Penyempurna
KBKkimia Instrumen an Produk
Berbasis KKNI
Pengembangan
Produk Awal
Data Profil
Lulusan PMIPA pada Kerjasama
Uji Coba Pertemuan untuk
LPTK di Riau
Terbatas (Eks1) Ilmiah dan Penerbitan
Analisis dan Publikasi pada Buku
Revisi Jurnal
Nasional
Data Profil Prototype Terakreditasi/
Akademik Internasional
LPTK di di Riau Monev
(UIN , UNRI, Presentasi Hasil Jaminan
UIR) pada Pertemuan Kualitas
Ilmiah
2. Tahun 2025
Tahun ke dua merupakan tahapan uji coba lapangan (eksperimen 2) dengan
dengan melibatkan guru kimia Se-indonesia dalam program MEQR. Hasil analisis
akan digunakan untuk revisi produk dan akan program pembelajaran yang
dikembangkan siap dimplementasikan dan pengiriman artikel untuk publikasi
pada jurnal nasional/internasional terakreditasi
REFERENCES
Candra, R., & Hidayati, D. (2020). Penerapan Praktikum dalam Meningkatkan Keterampilan
Proses dan Kerja Peserta Didik di Laboratorium IPA. EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan
Sosial Keagamaan, 6(1). 26-37.
Council, N. R. (2012). A framework for K-12 science education: practices, crosscutting
concepts, and core ideas. Washington, DC: National Academies Press.
Donovan, M. S. (1999). How people learn: bridging research and practice. Washington, DC:
National Academies Press.
Fajrina, S., Nulhakim, L., & Taufik, A. N. (2022). Pengembangan Instrumen Performance
AssessmentPraktikum untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa SMP Kelas
VIII pada Tema Makananku Kesehatanku. PENDIPA Journal of Science Education, 6(1).
105-112.
Farida. (2017). Evaluasi Pembelajaran (Penilaian proses dan hasil belajar IPA). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Firman, H. (2013). Penelitian pendidikan kimia. Bandung: Jurusan pendidikan kimia FMIPA
UPI.
Fitria, H., Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2019). Upaya meningkatkan kompetensi guru
melalui pelatihan penelitian tindakan kelas. Abdimas Unwahas, 4(1).
Imaduddin, M., & Hidayah, F. F. (2019). Redesigning Laboratories for Pre-Service Chemistry
Teachers: From Cookbook Experiments to Inquiry-Based Science, Environment, Technology,
and Society Approach. Journal of Turkish Science Education, 16(4), 489–507.
Khery, Y., Pahriah, P., Jailani, A. K., Rizqiana, A., & Iswari, N. A. (2019). Korelasi
Keterampilan Proses Sains dengan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Praktikum Kimia Dasar II
(Kinetika Reaksi). Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, 7(1), 46–53.
Kurniawati, Yenni. 2017. “Analisis Kesulitan Penguasaan Konsep Teoritis dan Praktikum
Kimia Mahasiswa Calon Guru Kimia.” Jurnal Konvigurasi 1(2):146–53.
Mardhiah, M. (2021). Pengaruh Tanggung Jawab Profesi, Komitmen Mengajar, Motivasi, dan
Kepuasan Kerja Terhadap Efektivitas Kinerja Guru. Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan,
5(1), 83–100.
Parahita, A., Susilaningsih, E., & Supartono, S. (2018). Pengembangan Lembar Kerja
Praktikum Siswa Terintegrasi Guided Inquiry Untuk Analisis Keterampilan Laboratorium.
Chemistry in Education, 7(1), 24–31.
Sari S, A. D. (2018). Multimedia based on scientific approach for periodic system of element .
IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering .
Sari S, A. R. (2017). Using android-based educational game for learning colloid material . J.
Phys: Conference Series.
Setyaningsih, Y., & Harjiti. (2013). Peningkatan Keterampilan Laboratorium Melalui Metode
Praktis Demonstratif Pada Kurikulum Kredit Semester. Chemistry in Education, 2(2).
Sulistiyani, Ani, Undang Rosidin, dan Dina Maulina. 2015. “Deskripsi Kemampuan Guru
IPA Di SMP Negeri Bandar Lampung Dalam Mengelola Laboratorium.” Jurnal Bioterdidik:
Wahana Ekspresi Ilmiah 3(4).
Triantoa, T. T., Hartono, & Akhlis, I. (2019). Pemanfaatan Youtube untuk Pembelajaran
Fisika dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Laboratorium Siswa.
SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA 2019.
Zuhaida, Anggun, dan Muhamad Imaduddin. 2019. “Analisis Level Literasi Laboratorium
Kimia Dari Calon Guru Ipa Tahun Pertama.” Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 13(2):2349–
59.