Anda di halaman 1dari 11

POLA PERESEPAN PASIEN LANJUT USIA POLI PENYAKIT

DALAM RAWAT JALAN DI RSUD DR. SOEDARSO KOTA


PONTIANAK PERIODE DESEMBER 2018 – JULI 2019

NASKAH PUBLIKASI

OLEH:
SARAH MAULIDIA SASFI
NIM. I1021161030

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
POLA PERESEPAN PASIEN LANJUT USIA POLI PENYAKIT DALAM
RAWAT JALAN DI RSUD DR. SOEDARSO KOTA PONTIANAK
PERIODE DESEMBER 2018 – JULI 2019

Sarah Maulidia Sasfi1, Eka Kartika Untari1, Shoma Rizkifani1


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura,
Pontianak, Kalimantan Barat
sarahmaulidia@student.untan.ac.id

ABSTRAK

Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia yang menderita multi penyakit serta
gangguan akibat penurunan fungsi fisiologis sehingga mendapatkan pengobatan
polifarmasi dengan resiko yang lebih besar. Beers Criteria merupakan kriteria yang
digunakan sebagai acuan untuk mengetahui potensi risiko yang lebih besar dari
penggunaan obat-obatan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
peresepan pasien geriatri berdasarkan persentase penggunaan obat yang memenuhi
berdasarkan Beers Criteria. Penelitian ini merupakan penelitian observasional non
eksperimental studi cross-sectional retrospektif bersifat deskrptif dengan teknik simple
random sampling hingga diperoleh 150 data rekam medis dan data resep pasien geriatri
poli penyakit dalam diinstalasi rawat jalan periode Desember 2018 sampai Juli 2019
terdiri atas 79 laki-laki dan 71 perempuan pasien geriatri. Analisis data dilakukan secara
manual berdasarkan data resep dan rekam medis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
menghitung persentase pasien yang menerima obat berdasarkan Beers Criteria 2012.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan sebanyak 21% resep mengalami polifarmasi
dengan resep terbanyak pada penyakit kardiovaskuler dan 36% pasien menerima resep
yang memuat obat Beers Criteria 2012 dimana Spironolakton paling banyak diresepkan
sebesar 10% dari 54 resep. Terdapat 64% pasien yang tidak memuat obat Beers Criteria
2012. Hal ini menunjukkan bahwa pasien geriatri masih mendapat resep dengan memuat
obat yang masuk dalam kategori Beers Criteria.

Kata Kunci : peresepan, geriatri, polifarmasi, Beers Criteria

Presribtions Pattern of Geriatric Patients in Internal Medicine of Outpatients in


RSUD Dr. Soedarso Pontianak City in Period December 2018 – July 2019

Abstract

Geriatric patients patients who suffer from multiple disease and disorders due to
decreased physiological function causing them get polypharmacy treatment. Beers
Criteria is a criteria that used as reference to knowing the risk of medications in geriatric
patients that may higher than benefits. This study aims to knowing the overview of
geriatric patients prescribtion based on the percentage of medication based on Beers
Criteria 2012. This study was non-experimental observational with retrospective cross-
sectional study using simple random sampling technique until 150 medical records and
prescribtions of geriatric patients in internal medicine of outpatient unit at RSUD Dr.
Soedarso Pontianak City periode December 2019 to July 2019 consists of 79 males and
71 females. Data was analyzed with quantitive approach to count percentage of patients
who get reciped by drugs that available on Beers Criteria 2012. The percentage of
polypharmacy recipes presented by 21% with mostly occured in cardiovascular cases and
the percentage of patients who got prescribtion with medication on Beers Criteria 2012
presented by 36% with spironolacton using as 10% of 54 prescribtions. There is 64%
patient didn’t get medication on Beers Criteria 2012. The result shows that geriatric
patient still get recipe with containing drug on Beers Criteria.

Keywords: Precribtion, geriatric, polypharmacy, Beers Criteria

PENDAHULUAN
Lanjut usia adalah seseorang yang cenderung terjadi polifarmasi.(5)(6)(7)
telah mencapai usia 60 (enam puluh) Penelitian terbaru di Eropa dan Australia
tahun atau lebih. Ilmu kedokteran yang menetapkan bahwa polifarmasi
mempelajari aspek kesehatan dan merupakan penggunaan lebih dari lima
kedokteran pada warga lanjut usia macam obat.
termasuk didalamnya pelayanan Obat-obatan merupakan salah satu
kesehatan kepada lanjut usia dengan hal yang digunakan dan disalahgunakan
mengkaji semua aspek kesehatan yang sebagai terapi untuk masalah kesehatan
berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pada pasien geriatri.(8) Polifarmasi atau
pengobatan, dan serta rehabilitasi pengunaan obat yang lebih banyak
disebut juga dengan geriatri. Masa lanjut memiliki risiko yang lebih besar untuk
usia (lansia) atau menua adalah tahap mengalami efek samping dan interaksi
akhir dalam siklus kehidupan yang mana obat yang merugikan.(9) Penggunaan
WHO menyatakan bahwa masa lanjut obat yang tidak tepat pada pasien
usia dibagi menjadi empat golongan, geriatri dapat menyebabkan terjadinya
yaitu usia pertengahan (45-59 tahun), masalah kesehatan yang serius yang juga
lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua dapat meningkatkan morbiditas,
(75-90 tahun), dan usia sangat tua yang mortalitas, dan biaya kesehatan serta
di atas 90 tahun.(1) Hasil proyeksi potensi yang berdampak pada
populasi lanjut usia (lansia) diduga akan peningkatan resiko efek samping obat
meningkat hingga 7,2% pada tahun 2020 dan kematian.(10)(11)(12)
yang mana hal ini hampir setara dengan Beers Criteria merupakan
proporsi lansia di negara-negara maju pedoman yang digunakan untuk
saat ini.(2) Penduduk lansia di Indonesia mengevaluasi dan menjamin
sendiri diperkirakan pada tahun 2020 peningkatan keamanan terapi
mendatang sudah mencapai angka pengobatan pada pasien-pasien
11,34% atau tercatat terdapat 28,8 juta geriatri.(13) Tujuan dari penelitian ini
orang, dengan balitanya tinggal 6,9% adalah untuk mengetahui pola peresepan
yang dapat menyebabkan Indonesia dan penggunaan obat-obatan pada
dengan negara berpenduduk lansia peresepan pasien geriatri poli penyakit
terbesar di dunia.(3) dalam rawat jalan di RSUD dr. Soedarso
Adanya peningkatan pada Kota Pontianak pada periode Desember
populasi usia lanjut menyebabkan 2018 sampai Juli 2019. Evaluasi yang
perlunya antisipasi pada peningkatan dilakukan pada peresepan tersebut
jumlah pasien geriatri yang adalah mengidentifikasi pola peresepan
membutuhkan bantuan dan perawatan dan penggunaan obat-obat pada pasien
medis dengan penyakit yang timbul geriatri poli penyakit dalam berdasarkan
biasanya tidak hanya satu macam, Beers Criteria dari data resep dan rekam
melainkan berbagai penyakit.(4) Lansia medis.
umumnya memerlukan beberapa obat
untuk mengobati kondisi yang
berhubungan dengan kesehatan dan
METODE PENELITIAN Pada beberapa penelitian spesifik,
Penelitian ini merupakan penelitian salah satunya yang dilakukan oleh
observasional non eksperimental dengan Cahyaningsih dan Amaliya pada tahun
rancangan studi cross-sectional yang 2019 mendapati bahwa distribusi jenis
beraifat retrospektif terhadap resep dan
kelamin pada kasus penyakit saraf
rekam medis pasien geriatri poli penyakit
dalam di istalasi rawat jalan RSUD Dr. didapati bahwa pasien geriatri laki-laki
Soedarso Kota Pontianak periode Desember sebanyak 84 pasien (55%) lebih banyak
2018 sampai Juli 2019. Alat yang digunakan dari pada pasien perempuan dengan
adalah lembar pengumpul data dan software jumlah 69 pasien (45%).(14) Penelitian
Microsoft Office Excel. Bahan yang yang dilakukan oleh Hanum dkk pada
digunakan adalah data resep dan rekam tahun 2017 terhadap penderita stroke
medis pasien geriatri yang diambil juga menunjukkan jenis kelamin laki-
menggunakan teknik simple random laki lebih banyak mengalami stroke
sampling dengan metode sampling frame dibandingkan dengan perempuan, yaitu
atau kerangka sampel. Data yang diambil
27 banding 16.(15) Penelitian yang
meliputi profil pasien (Inisial nama, jenis
kelamin, usia, dan diagnosis) dan profil dilakukan oleh Riskesdas pada tahun
pengobatan (nama obat dalam generik dan 2013 menunjukkan bahwa pada usia 65
dagang, bentuk sediaa, jumlah sediaan, – 74 tahun lebih banyak pasien geriatri
dosis). daripada usia dengan rentang 75 tahun
ke atas.(16)
HASIL DAN PEMBAHASAN Prevalensi dimana laki-laki lebih
Penelitian dilakukan pada 150 sampel banyak ditemukan mengalami penyakit
penelitian yang berupa data resep dan data adalah disebabkan aktivitas atau
rekam medis terdiri atas 79 sampel laki-laki
dan 71 sampel peempuan pada poli penyakit
kebiasaan hidup dan kebiasaan sehari-
dalam instalasi rawat jalan di RSUD Dr. hari yang dilakukan. Laki-laki memiliki
Soedarso Kota Pontianak dari Desember sifat-sifat umum seperti kebebasan,
2018 sampai dengan Juli 2019. kompetisi, penyerangan, dan
sebagainya.(17) Sifat-sifat tersebut
Tabel 1 Karakeristik Sampel Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih suka
n=150 dalam bertindak secara bebas tanpa
Karakteristik
adanya aturan atau sesuatu yang
Sampel Penelitian Jumlah % mengikat. Berbeda dengan perempuan
Jenis Kelamin dimana perempuan yang mempelajari
1. Laki-laki 79 53% sifat-sifat seperti ketergantungan,
2. Perempuan 71 47% merawat dan sensitifitas.(17) Jurnal yang
Kategori Usia ditulis oleh Ross dkk mengatakan bahwa
kaum perempuan memiliki tingkat
1. 65-74 tahun 121 81% ketaatan atau kepatuhan lebih tinggi
2. 75-90 tahun 29 19% dibandingkan dengan kaum laki-laki.(18)
Rata-rata Usia 71 tahun Sifat-sifat perempuan ini menyebabkan
Kelas Penyakit perempuan dapat lebih taat dan patuh
Gastrointestinal 22 25% terhadap sesuatu yang dianggap penting,
termasuk pengonsumsian obat-obatan
Kardiovaskular 9 10% atau perawatan terhadap hal-hal yang
Tulang dan Sendi, berkaitan dengan kesehatan.
8 9%
Infeksi, Neurologi Pasien lanjut usia atau pasien
geriatri dengan berbagai penurunan
Jenis Penyakit
fungsi fisiologis dan berkurangnya
Hipertensi 62 41% kondisi daya imun menyebabkan
Diabetes Mellitus rentannya pasien tersebut terhadap
46 31%
Tipe II
Dispepsia 28 19%
berbagai penyakit seperti penyakit tekanan darah disertai dengan
kardiovaskular, penyakit sistem saraf, menurunnya aktivitas baroreseptor.(23)
dan penyakit lainnya. Hal tersebut
disebabkan karena adanya perubahan Pasien lanjut usia sangat rentan
fungsi organ, struktur, jaringan, dan dan memiliki risiko tinggi untuk
sistem organ yang juga berpengaruh terserang penyakit gastrointestinal
terhadap kemunduran kesehatan fisik dibanding dengan usia muda karena
dan psikis.(10) Terdapat pula perubahan bertambahnya usia membuat mukosa
pada farmakokinetik tubuh lanjut usia pada organ gastrointestinal akan lebih
seperti perubahan yang melibatkan tipis serta dapat dengan mudah memicu
proses absorbsi, distribusi, metabolisme, munculnya infeksi akibat bakteri. Selain
eksresi, dan respon tubuh terhadap itu, penipisan mukosa dapat
intake obat.(19) Dengan berbagai menyebabkan gangguan autoimun
perubahan yang dialami, seseorang yang dengan kemungkinan yang lebih besar
telah lanjut usia dapat dengan mudah daripada pasien usia muda. pH saluran
mengalami multipatologi cerna pada usia lanjut meningkat
mengakibatkan pengobatan yang menjadi lebih basa dengan waktu
dilakukan dan diberikan lebih kompleks pengosongan lambung yang lebih
dengan peningkatan jumlah obat sesuai lambat menyebabkan transit intestinal
dengan kondisi klinis dari penyakit yang yang juga diperlambat. Hal ini didukung
berbeda-beda.(20) Kecenderungan pula dengan adanya penurunan laju
peningkatan kondisi patologis lanjut usia aliran darah pada gastrointestinal lanjut
juga menyebablan peningkatan usia.
konsumsi obat-obatan yang dapat Tabel 2 Karakeristik Pola Peresepan
memperbesarmasalah penggunaan obat- pada 150 Sampel Penelitian
obatan seperti efek samping, interaksi Karakteristik Pola n=150
obat, atau reaksi toksik.(21) Masalah Peresepan Jumlah %
penggunaan obat yang meningkat juga
Kategori Jumlah
didukung oleh adanya penurunan
Jenis Obat
kemampuan secara fisik dalam
1-4 jenis obat 118 79%
penggunaan obat secara benar akibat
mudah bingung, gangguan kognitif dan ≥5 jenis obat 32 21%
keseimbangan serta penurunan vitalitas Jumlah jenis obat
tubuh.(22) 1 jenis 35 23%
Hipertensi menjadi masalah 2 jenis 30 20%
kesehatan dengan prevalensi terbesar
3 jenis 35 23%
dikarenakan penurunan fisiologis yang
terjadi pada sistem kardiovaskuler pada 4 jenis 18 12%
pasie lanjut usia. Perubahan yang terjadi 5 jenis 12 8%
diantaranya, yaitu penurunan 6 jenis 12 8%
kemampuan jantung untuk memompa 7 jenis 3 2%
darah sekitar 1% setiap tahunnya dan
8 jenis 2 1%
terjadi penuruanan cardiac output yang
mana hal ini disebabkan oleh adanya 9 jenis 3 2%
penebalan katup jantung dan
pengkakuan yang disertai dengan Penelitian yang dilakukan oleh
berkurangnya daya elastisitas pembuluh Dasopang dkk pada tahun 2015 juga
darah. Terjadi pula peningkatan menunjukkan bahwa pasien yang
resistensi perifer total yang menerima 1 sampai 4 obat dalam satu
menyebabkan terjadinya peningkatan resep lebih banyak dengan jumlah 165
dibandingkan dengan pasien yang
menerima ≥5 jenis obat dalam satu evaluasi pola peresepan terkait
resep, yaitu sebanyak 163 pasien.(24) polifarmasi difokuskan pada poli
Restuadhi pada 2011 mendapatkan penyakit dalam sehingga tidak dapat
bahwa terdapat 185 pasien yang dipastikan apakah pasien yang mendapat
mendapatkan resep ≥ 5 jenis obat dari obat dibawah 5 jenis obat pada poli
total 860 pasien geriatri.(25) Penelitian di penyakit dalam mendapat obat yang
Norwegia juga menyatakan bahwa lebih banyak atau lebih sedikit jika
prevalensi penggunaan ≥ 5 jenis obat pasien mengunjungi poli selain poli
sebanyak 47% sedangkan 53% penyakit dalam.
mendapat obat sebanyak 1 – 4 jenis dan Polifarmasi dikatakan sebagai
penelitian sebelumnya di Jerman masalah serius dalam sistem kesehatan
mengemukakan penggunaan ≥ 5 jenis karena dapat meningkatkan morbiditas
obat hanya 10% dan 90% lainnya serta mortalitas yang juga akan
menerima 1 – 4 jenis obat.(8) Namun, berpengaruh pada biaya kesehatan
terdapat beberapa penelitian yang secara langsung maupun tidak
mendapatkan bahwa penggunaan obat ≥ langsung.(25) Faktor lain yang menjadi
5 jenis obat lebih banyak terjadi pada alasan dari terjadinya polifarmasi adalah
pasien geriatri, salah satunya yang pasien geriatri yang menderita beberapa
dilakukan oleh Zulkarnaini dan Martini penyakit atau multipatologi, semakin
pada tahun 2019 menyatakan bahwa banyak penyakit yang diderita oleh
prevalensi penggunaan ≥5 jenis obat pasien, akan semakin banyak obat yang
sebanyak 64,72%.(24) Penelitian yang dikonsumsi dan berpotensi
dilakukan di Riyadh Arab Saudi juga mengakibatkan polifarmasi. Hal ditemui
menyatakan bahwa terdapat 89,1% pada beberapa kasus dimana dari total
penggunaan polifarmasi.(8) 32 pasien yang menerima 5 atau lebih
Penelitian yang telah dilakukan jenis obat dalam satu resep, didapatkan
bahwa resep yang diberikan lebih bahwa 30 pasien mengalami lebih dari
banyak bukan merupakan polifarmasi satu jenis penyakit, bahkan terdapat
(jumlah obat ≥5 jenis dalam satu resep). pasien yang mendapat 6 diagnosis
Hal ini dapat terjadi diduga karena dengan 6 jenis obat. Polifarmasi yang
sebagian besar pasien geriatri yang terjadi dapat berisiko tinggi terhadap
berobat ke poli penyakit dalam efek samping obat dan interaksi obat
diarahkan untuk meneruskan ke poli yang diresepkan. (26)
yang lebih spesifik, seperti poli jantung, Tabel 3 Karakteristik penggunaan obat
poli paru-paru, maupun poli pada sampel penelitian
lainnya sehingga obat yang diresepkan Distribusi Sampel n=150
hanya didasarkan pada diagnosis awal Penelitian berdasarkan
oleh dokter penyakit dalam dan diduga Beers Criteria Jumlah %
pasien menerima resep lainnya yang Menerima resep dengan 54 36%
berasal dari poli diluar poli penyakit obat dalam Beers Criteria
dalam. Terdapat pula pasien yang 2012
Menerima resep tanpa 96 64%
berkunjung ke poli penyakit dalam
obat dalam Beers Criteria
untuk mengulang resep dan terdapat 2012
pula yang berkunjung ke poli penyakit
dalam setelah sebelumnya sudah Berdasarkan Kategori
berkunjung untuk berobat di poli lain Kategori 1 (Secara umum 50 93
maupun dokter lain sehingga obat yang dihindari)
diberikan hanya untuk melengkapi obat Kategori 2 (Dihindari 10 19
yang sudah diterima dari hasil berobat untuk penyakit tertentu)
atau berkunjung lainnya. Selain itu, Kategori 3 (Dapat 7 13
digunakan dengan
perhatian khusus)
Penelitian Negara dkk pada tahun mengidentifikasi penggunaan obat-
2016 menunjukkan bahwa terdapat 69 obatan yang risikonya lebih besar
(18,30%) resep pasien yang didalamnya daripada manfaatnya pada pasien lanjut
terdapat 92 kejadian obat yang masuk usia. Obat-obat yang dimuat dalam
dalam Beers Criteria 2012.(27) Penelitian daftar Beers Criteria 2012 merupakan 53
oleh Syuaib dkk pada 2015 juga obat yang memiliki risiko toksisitas
menunjukkan bahwa terdapat 7 resep lebih besar daripada efektivitasnya yang
pasien geriatri(38,90%) yang mendapat kemudian terbagi menjadi 3 kategori
obat dalam cakupan Beers Criteria dimana pada kategori ke-3 dikhususkan
2012.(10) Abdullah dan Barliana pada untuk pemakaian terhadap pasien lanjut
2015 mendapatkan sebanyak 235 resep usia lebih dari atau sama dengan 75
dari 1445 resep (14%) yang tahun yang umumnya perawatan yang
mengandung paling tidak 1 obat yang dijalani lebih kompleks diakibatkan
berpotensi PIM berdasarkan Beers munculnya multi morbiditas dengan
Criteria 2012 bagi populasi geriatri.(28) konsekuensi yang lebih besar terkait
Pada penelitian yang dilakukan oleh dengan penurunan fungsi fisiologis dari
Handayani dkk tahun 2018 terdapat segi usia. Daftar Beers Criteri 2012 ini
sebanyak 40 pasien yang mendapat obat tidak dapat dijadikan sebagai penilaian
dalam cakupan Beers Criteria atau klinis terhadap kebutuhan individu
sekitar 61% sedangkan yang tidak ada secara tetap terutama jika obat yang
dalam cakupan Beers Criteria sebanyak diberikan merupakan pilihan terakhir
25 resep atau sekitar 39%.(29) atau satu-satunya alternatif yang dapat
Beers Criteria 2012 yang digunakan dan umumnya penulis resep
digunakan memiliki beberapa batasan. memberikan obat tersebut untuk tujuan
Pasien lanjut usia merupakan salah satu sebagai pengobatan paliatif dimana
konsumen obat terbesar namun pasien tidak lagi dapat menerima obat-
umumnya pasien lanjut usia sering kali obat tertentu atau telah mencapai
kurang terwakilkan atau sedikit sekali stadium akhir dari suatu penyakit.(30)
terlibat dalam beberapa penelitian terkait
obat-oabatan. Hal ini menyebabkan KESIMPULAN
pendekatan bukti yang bersifat ilmiah Terdapat 32 resep yang
tidak jarang memiliki kekuatan yang mengalami polifarmasi (21%) yang
lemah dan bahkan dapat dinyatakan paling banyak ditemukan pada pasien
sebagai bukti yang kurang kuat. Selain geriatri dengan penyakit kardiovaskuler
itu, Beers Criteria 2012 hanya memuat dengan distribusi penyakit yang paling
kriteria eksplisit dimana tidak banyak didiagnosis pada 150 sampel
membahas jenis obat-obat yang penelitian adalah Gastrointestinal
berpotensi menjadi PIMs yang bersifat sebesar 25%. Persentase penggunaan
individual seperti klirens obat, interaksi obat yang masuk dalam cakupan Beers
obat, dan adanya duplikasi efek Criteria 2012 pada 150 sampel
terapeutik. Daftar ini juga tidak penelitian sebesar 36% pasien menerima
memenuhi kebutuhan secara resep memuat obat-obat dalam Beers
komprehensif terutama pada pengobatan Criteria 2012 dan 64% pasien tidak
yang fokus untuk meringankan atau menerima resep yang memuat obat-obat
mengeliminasi kondisi klinis terkait dalam Beers Criteria 2012.
suatu penyakit dibandingkan
menghindari penggunaan obat-obatan DAFTAR PUSTAKA
yang berpotensi tidak tepat. 1. WHO. Global Health and Aging.
Kriteria ini sendiri dapat dijadikan NIH Publ. Geneva:2011 [dicitasi
sebagai salah satu guideline untuk pada 2015];1(4):273-7.
2. Tamher S, N. Kesehatan Usia Potentially Inappropriate
Lanjut dengan Pendekatan Medications (PIMs) pada Pasien
Asuhan Keperawatan. Geriatri Rawat Inap
Jakarta:Salemba Medika;2009. Osteoarthritis di RS PKU
3. Badan Pusak Statistik. Muhammadiyah Yogayakarta.
http://sp2010.bps.go.id/. 2012. Pharmaciana. 2015;5(1):77-84.
Diakses pada 06 Agustus 2019. 11. Mahony DO, Gallagher PR.
4. Menteri Kesehatan Republik Inappropriate Prescribing in The
Indonesia. Gambaran Usia Older Population : Need For
Kesehatan Lanjut Usia di New Criteria. Age and Ageing
Indonesia. Jakarta:Kementrian Journal. 2008;37:138-14.
Kesehatan Republik 12. Fadare, Agboola, Opeke, Alabi.
Indonesia;2013. Prescription Pattern and
5. Maher RL, Hanlon JT, Hajjar Prevalence of Potentially
ER. Clinical Consequences of Inappropriate Medications
Polypharmacy in Elderly. Expert Among Eldery Patients in A
Opin Drug Saf. 2014;13(1):57- Nigerian Rural Tertiary
65. Hospital. Original Reasearch.
6. Tjia J, Velten SJ, Parsons C. Therapeutics And Clinical Risk
Studies To Reduce Unnecessary Magaement Journal.
Medication Use in Frail Older 2013;9:115-120.
Adults:A Systematic Review. 13. American Geriatrics Society. A
Drugs Aging 2013;30(5):285- Pocket Guide To The AGS 2012
307. Beers Criteria. The American
7. Haque RA. ARMOR: A Tool to Geriatrics Society. 2012;1-8.
Evaluate Polypharmacy in 14. Cahyaningsih I, Amalina N.
Elderly Persons. Ann Long- Kajian Resiko Penggunaan Obat
Term Care. 2009;17:26-30. Yang Harus Digunakan Dengan
8. Salih SB, Yousuf M, Durihim H. Hati-hati Pada Pasien Geriatri
Prevalence and Associated Dengan Diagnosisi Gangguan
Factor sof Polypharmacy Saraf Berdasarkan Beers
Among Adalt Saudi Medical Criteria. Media
Outpatient at A Tertiary Care Farmasi.2019;16(1):51-50.
Center. J Family Community 15. Hanum P, Lubis R, Rasmaliah.
Med. 2013;20(3):162-7. Hubungan Karakteristik dan
9. Setyowati DR, Utaminingrum Dukungan Keluarga Lansia
W. Evaluasi Pola Peresepan Dengan Kejadian Stroke Pada
Berdasarkan Beers Criteria Pada Lansia Hipertensi di Rumah
Pasien Geriatri Rawat Jalan pada Sakit Umum Pusat Haji Adam
Poli Penyakit Dalam di RSUD Malik Medan. Jumantik.
Prof. Dr. Margono Soekarjo 2017;3(1):72-88.
Purwokerto Periode Agustus 16. Kementerian Kesehatan
2010-Maret 2011. Pharmacy. Republik Indonesia. Profil
2011;8(3):24-28. Kesehatan Indonesia tahun 2013.
10. Syuaib AN, Darmawan, Jakarta:Kemenkes RI;2014.
Mustofa. Penggunaan
17. Juliano S. Komunikasi dan Jurna; Kesehatan Andalas.
Gender : Perbandingan Gaya 2019;1:1-6.
Komunikasi dalam Budaya 25. Restuadhi S. Insidensi Interaksi
Maskulin dan Feminim. Jurnal Obat pada Pasien Lansia Dengan
Ilmu Politik dan Komunikasi. Terapi Polifarmasi di Puskesmas
2015;5(1):19-30. Pamulang Periode Januari 2011
18. Ross S, Walker A, MacLeid MJ. – Maret 2011 (Skripsi).
Patient Compliance in Jakarta:UIN Syarif
Hypertension: Role of Illness Hidayatullah;2011.
Perceptions and Treatment 26. Rambadhe S, Chakarborty A,
Beliefs. Shrivastava A, Ptail UK. A
http://www.nature.com/jhh/journ Survey on Polypharmacy and
al/vl8/n9/pdf/1001721a.pdf Use of Inappropriate
[2004] Diakses pada tanggal 4 Medications. Toxicol Int.
Februari 2020. 2012;19(1):68-73.
19. Harman JR. Care of the Elderly, 27. Negara YR, Machlaurin S,
Handbook of Pharmacy Health Rachmawati E. Potensi
Care: Disease and Patient Penggunaan Obat Yang Tidak
Advice. London:Pharmaceutical Tepat pada Peresepan Pasien
Press;1990. Geriatri Rawat Jalan di RSD dr.
20. Dasopang ES, Harahap U, Soebandi Jember Berdasarkan
Lindarto D. Polifarmasi dan Beers Criteria. E-Jurnal Pustaka
Interaksi Obat Pasien Lanjut Kesehatan. 206;4(1):14-19.
Usia Rawat Jalan dengan 28. Abdullah R, Barliana MI.
Penyakit Metabolik. Jurnal Penggunaan Obat Yang
Farmasi Klinik Indonesia. Berpotensi Tidak Tepat pada
2015;4(4):235-241. Populasi Geriatri di Kota
21. Chutka SD, Takahashi YP, Hoel Bandung. Jurnal Farmasi Klinik
WR. Inaproppriate Medication Indonesia. 2015;4(3):226-234.
for elderly. Mayo Clinic 29. Handayani U, Alifiar I,
Proceedings. 2004;79:122. Idacahyati K. Studi
22. Fulmer T, Kim TS, Montgomery Ketidaksesuaian Pengobatan
K, Lyder C. What the Literature pada Pasien Geriatri Rawat Inap.
Tell Us About The Complexity Jurnal Ilmiah Farmasi.
of Medicarion Complience in the 2018;15(2):30-36.
Elderly. The Americans Society 30. Campanelli CM. American
on Aging. 2001;24(4):43-48. Geriatrics Society Updated
23. Barbara GW, Joseph TD, Terry Beers Criteria for Potentially
LS, Cecily VD. Inappropriate Medication Use in
Pharmacotherapy Handbook Older Adults. Journal of The
Ninth Edition. New American Geriatrics Society.
York:McGraw-Hill;2015. 2012;60:616-631.
24. Zulkarnaini A, Martini RD.
Gambaran Polifarmasi Pasien
Geriatri Dibeberapa Poliklinik
RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Anda mungkin juga menyukai