Bab Ii P.133742017022-1
Bab Ii P.133742017022-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MUAL MUNTAH
Mual atau nausea adalah perasaan ingin muntah, biasanya mendahului atau
kumpulan dari gangguan cerna atau gangguan sistem saraf pusat. Muntah atau
semua isi lambung dari mulut. Muntah dapat menimbulkan berbagai akibat yang
(masuknya makanan didalam lambung). Muntah adalah proses refleks yang sangat
berkoordinasi yang mungkin didahului oleh peningkatan air liur dan dimulai
Muntah (emesis / vomiting) adalah suatu gerakan ekspulsi yang kuat dari isi
lambung dan gastrointestinal melalui mulut. Muntah merupakan hasil dari sebuah
refleks yang kompleks dan kombinasi dari sistem saraf otonom (simpatis dan
parasimpatis) dan sistem saraf motorik dengan eferen berasal dari pusat muntah
yang diteruskan ke nervus vagus dan neuron motorik yang mempersarafi otot-
terjadi gerakan retroperistaltik yang mendorong isi usus kecil ke bagian atas ke
memproteksi jalan nafas, terjadi tahan nafas serta sfinkter gaster dan esophagus
9
10
Muntah dimulai dengan penurunan diafragma yang hebat dan kontraksi pada
secara aktif mendesak isi lambung ke esofagus. Proses ini dikoordinasi oleh pusat
muntah di dalam medula yang dipengaruhi oleh inervasi serabut aferen dan secara
tidak langsung daerah kemoreseptor dan pusat-pusat sistem saraf pusat (SSP)
Proses muntah dapat terjadi melalui tiga tahapan, walaupun demikian muntah
dapat terjadi langsung dan tidak langsung dalam bentuk ekspulasi. Tahapan
a. Nausea
Tahap ini akan disertai dengan keringat dingin, salivasi, pucat, takikardi,
napas dalam, pilorus membuka, kontraksi duodenum (jejenum), dan saat ini bisa
terjadi regurtasi dari usus halus ke lambung. Secara klinis terlihat pucat,
berkeringat dingin. Akan tetapi hal ini harus dibedakan dengan gejala klinis
dehidrasi yang muncul akibat muntah berulang tanpa pemasukan yang cukup
b. Retching
membuka akan tetapi bagian atas masih menutup, dan inspirasi dalam dengan
kontraksi diafragma di ikuti dengan relaksasi otot dinding perut dan lambung,
sehingga kimus yang pada awalnya masuk ke esofagus kembali lagi ke lambung,
c. Ekspulasi
Tahap ini dicirikan oleh inspirasi dalam dengan kontraksi diafragma, otot
dinding perut berkontraksi, kontraksi otot faring menutup glotis dan nares
membuka.
di medula oblongata (Mohamed et al., 2004). Menurut Silbernagl (2006) pusat ini
(terutama D2 dan 5-HT3). CTZ tidak dilindungi oleh blood brain barrier
sehingga mudah mendapat stimulus dari sirkulasi (misalnya, obat dan toxin).
CTZ dapat dipengaruhi oleh agen anestesi, opioid, dan faktor humoral (5-HT)
b. Sistem vestibuler (motion sickness dan mual akibat gangguan pada telinga
bagian tengah)
12
akibat dari pembedahan yang melibatkan telinga bagian tengah atau pergerakan
setelah pembedahan.
oreseptor pada otot dinding usus, di mana akan dihasilkan 5-HT apabila usus
mengembang atau trauma selama pembedahan dan dari khemo reseptor pada
mukosa traktus gastrointestinal bagian atas yang dipicu oleh adanya zat
Penatalaksaan atau penanganan mual dan muntah dapat dibagi menjadi dua
yaitu terapi farmakologi dengan obat antiemetik dan non farmakologi (Utomo,
a. Terapi Farmakologi
Menurut Qudsi dan Jatmiko (2015) obat antiemetik yang dapat digunakan
alisaprid.
akibat sitotoksik yang tidak berespon dengan obat yang lain. Contoh
Menurut Islam dan Jain (2009) teknik non farmakologi yang memiliki
mulut secara paksa Muntah adalah proses refleks yang sangat berkoordinasi yang
mungkin didahului oleh peningkatan air liur dan dimulai dengan muntah-muntah
satu faktor timbulnya mual yaitu sindrom uremia, penumpukan urea dapat
2013). Selain sindrom uremia, terdapat beberapa faktor lain yang dapat
akibat ultrafiltrasi yang berlebihan dan hemolisis. Dijelaskan juga bahwa DSS
timbul selama hemodialisis berlangsung dimana terjadi proses dimana cairan dan
urea keluar dari dalam tubuh dengan begitu cepat (Himmelfarb & Sayegh, 2011)
15
hemodialisa, dan mual muntah berlangsung sampai hemodialisa selesai jika tidak
ada penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien. Pasien dengan riwayat mual
Alat untuk mengukur mual muntah yang telah teruji validitas dan reabilitasnya
yaitu : Numerik rating scale (NRS), Duke Descriptive Scale (DDS), Visual
Analog Scale (VAS), Index Nausea vomiting and Retching (INVR), Marrow
Assessment Of Nausea and Emesis and Functional Living Index Emesis (Rhodes
pengukuran dapat digunakan untuk mengetahui tingkat mual dan dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat keparahan mual. Numerik rating scale (NRS) adalah
rentan skala 0-10 dengan angka 0 tidak mual dan angka 10 muntah. NRS telah
digunakan pada penelitian Jiyeon et. al pada tahun 2010 untuk mengetahui tingkat
Numerik rating scale (NRS) terdiri dari skor 0 sampai 10 dimana dikelompokkan
yaitu dengan yang pertama skor 0 berarti non atau tidak mual muntah, selanjutnya
skor 1 sampai 3 dikategorikan mild atau ringan mual muntahnya, lanjut ke skor 4
sampai 6 dinilai moderate atau mual muntah sedang dan kelompok yang terakhir
yaitu skor 7 sampai 10 yaitu severe yaitu mual muntah dengan skor tertinggi atau
Instrument ini memuat data mual muntah dengan frekuensi, keparahan dan
kombinasi aktifitas. Tipe dari kuesioner ini adalah skala ceklist, kelemahan
untuk mengetahui gejala. Instrument ini yang simple dan paling banyak
Rhodes Index Nausea Vomiting and Retching yang dipopulerkan oleh Rhodes
digunakan untuk mengukur mual, muntah dan retching dengan skala Likert yaitu
0-4.
Emesis
Instrumen ini dilengkapi dengan data awal, intensitas, keparahan, dan durasi
B. AROMATERAPI
1. Definisi Aromaterapi
berasal dari ekstrak tumbuhan yang mudah mengalami penguapan (Supatmi &
2. Kandungan Aromaterapi
Komponen utama dalam aromaterapi adalah minyak atsiri atau disebut juga
minyak essensil. Minyak atsiri merupakan minyak alami yang diambil dari
tanaman aromatik essensial. Minyak atsiri ini dapat langsung memberikan efek
terhadap badan. Minyak atsiri adalah penyembuh yang kuat (powerful healing
agent). Minyak ini sangat pekat dan berkekuatan sangat besar dalam
e. Klien yang mengalami mual dan muntah (Setyoadi & Kushariyadi, 2011)
19
e. Klien dengan kelainan atau penyakit kulit seperti infeksi, peradangan akibat
gigitan serangga, varises, patah tulang atau jaringan parut yang baru, luka
spike lavender.
adas manis, bijaksana, dan clary bijaksana (Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
a. Ingesti
Ingesti yaitu cara masuknya minyak atsiri ke dalam badan melalui mulut dan
kemudian ke saluran pencernaan. Minyak atsiri yang digunakan dalam metode ini
dan madu atau minyak sebagai pelarutnya. Dosis yang digunakan yatu 3 tetes, tiga
20
2009).
Aromaterapi yang digunakan dengan metode inhalasi yaitu akses minyak atsiri
melalui hidung memiliki rute yang jauh lebih cepat dalam penanggulangan emosi
seperti stress dan depresi dibanding dengan metode yang lain (Koensoemardiyah,
2009). Aromaterapi yang diberikan dengan inhalasi tersebut akan mengirim pesan
pada sistem limbik dalam otak. Aromaterapi ini menimbulkan persepsi yang
segar, relaksasi dan nyaman bagi pasien. Dalam kondisi ini akan menekan
stimulasi stress yang menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman serta dapat
yang berbau kurang enak pada kamar pasien. Dengan dosis 10-12 tetes dalam 250
ml air, kemudian dikocok dengan kuat terlebih dahulu, setelah itu disemprotkan
ke kamar pasien.
Inhalasi menggunakan kertas tissue yang mengandung minyak atsiri 5-6 tetes
(terkecuali pada anak kecil, orang tua dan ibu hamil yaitu 3 tetes) sangat efektif
bila dibutuhkan hasil yang cepat, dengan 2-3 kali nafas dalam-dalam. Sedangkan
untuk mendapatkan efek yang panjang maka tissue dapat diletakkan pada dada
21
sehingga minyak atsiri akan menguap akibat panas dari badan dan tetap bisa
Inhalasi menggunakan telapak tangan adalah metode yang baik, namun metode
ini sebaiknya dilakukan hanya pada orang dewasa saja. Dengan dosis satu tetes
kemudian digosokkan satu sama lain setelah itu ditutupkan ke hidung. Saat
melakukan cara ini sebaiknya mata pasien dalam keadaan terpejam. Lalu pasien
dianjurkan untuk menarik nafas dalam-dalam. Cara ini sering dilakukan untuk
4) Penguapan
Cara ini digunakan untuk mengatasi problem respirasi dan masuk angin. Cara
ini menggunakan suatu wadah dengan air panas yang diteteskan minyak atsiri 4
tetes atau 2 tetes untuk anak dan wanita hamil. Caranya yaitu kepala pasien
menelungkup di atas wadah dan disungkup dengan handuk sehingga tidak ada uap
dalam pemberian aromaterapi untuk pasien mual dan muntah dapat diberikan
minyak sayur atau bahan dari lotion untuk mengencerkan dan meratakan minyak
1) Kompres
Kompres sering digunakan untuk menangani luka bakar dan pada area yang
sangat sakit, misalnya arthritis, fraktur, dll. Untuk menangani bengkak pada lutut
dibutuhkan baskom air (kira-kira 200 ml) dan 5-6 tetes minyak atsiri. Bahan (kain
atsiri kemudian diperas, lalu ditempelkan ditempat yang sakit, setelah itu ditutup
dengan plastik atau karet untuk mencegah penguapan. Kain kompres ini
Gargarisma baik digunakan pada pasien yang habis menjalani operasi amandel
atau operasi mulut yang agak serius. Minyak atsiri yang ditambahkan gargarisma
(2-3 tetes dalam setengah gelas) digunakan untuk berkumur. Untuk anak-anak,
minyak atsiri harus dilarutkan dahulu dengan seikit madu sebelum ditambahkan
3) Semprot (spray)
Semprot sering digunakan pada permukaan kulit yang sedang sakit dan tidak
4) Mandi (bath)
Inhalasi dengan bantuan air yang terbaik adalah engan mandi. Mandi
aromaterapik ini berguna untuk antiseptik kulit dan relaksasi. Pada aplikasi ini
diperlukan minyak atsiri 6-8 tetes yang dimasukkan dalam air hangat. Dosis untuk
anak-anak dan orang tua yaitu setengahnya. Untuk mendapatkan hasil yang
d. Pijat (massage)
Dalam aplikasi ini biasanya dilakukan pijat oleh ahlinya. Untuk melakukan
pijat digunakan minyak atsiri 15-20 tetes dalam 20 ml minyak pembawa atau
lotion. Penerapan pijat ini dapat mengurangi obat penghilang rasa nyeri secara
a. Aromaterapi Lavender.
b. Aromaterapi Lemon
darah tinggi, pelupa, stress, pikiran negatif dan rasa takut (Setiyanti, 2008)
24
c. Aromaterapi Mawar
kembali, bersifat antiseptik dan anti radang sehingga sering digunakan dalam krim
dan lotion yang berfungsi memperbaiki kondisi kulit. Bau dari minyak mawar ini
(Koensoemardiyah, 2009).
d. Aromaterapi Peppermint
otot-otot perut menjadi relaks, meringankan nyeri sendi, kejang otot dan artritis.
Apabila aromaterapi peppermint ini dihirup atau digosokkan di dada maka dapat
2015).
e. Aromaterapi Cengkih
yang sering digunakan untuk obat gigi dan untuk meringankan nyeri otot dan
(Koensoemardiyah, 2009).
Aromaterapi yang digunakan dengan metode inhalasi memiliki rute yang jauh
lebih cepat dalam penanggulangan emosi seperti stress dan depresi dibanding
25
aromaterapi secara inhalasi ini diberikan selama 5 menit, dihirup melalui hidung
aromaterapi untuk pasien mual dan muntah dapat diberikan selama 10- 15 menit.
pada sistem limbik dalam otak. Aromaterapi ini menimbulkan persepsi yang
segar, relaksasi dan nyaman bagi pasien. Dalam kondisi ini akan menekan
stimulasi stress yang menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman serta dapat
C. HEMODIALISA
1. Definisi Hemodialisa
buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat
beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi
zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal
2. Indikasi
Price dan Wilson (2012) menerangkan bahwa tidak ada petunjuk yang jelas
penderita yang terus diikuti dengan cermat sebagai penderita rawat jalan.
Pengobatan biasanya dimulai apabila penderita sudah tidak sanggup lagi bekerja
lainnya.
Pengobatan biasanya juga dapat dimulai jika kadar kreatinin serum diatas 6
mg/100 ml pada pria, 4 mg/100 ml pada wanita dan glomeluro filtration rate
(GFR) kurang dari 4 ml/menit. Penderita tidak boleh dibiarkan terus menerus
berbaring ditempat tidur atau sakit berat sampai kegiatan sehari-hari tidak
dilakukan lagi.
mL/menit, ini sebanding dengan kadar kreatinin serum 8–10 mg/dL. Pasien yang
terdapat gejala-gejala uremia dan secara mental dapat membahayakan dirinya juga
cairan yang tidak responsif dengan diuretik (oedem pulmonum), dan asidosis yang
3. Kontra Indikasi
terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan sindrom otak organik. Kontra
indikasi lain dari hemodialisa adalah tidak mungkin didapatkan akses vaskuler
demensia multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati
4. Tujuan Hemodialisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
lain.
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
lain.
5. Proses Hemodialisa
antikoagulasi sistemik. Darah dan dialisat dialirkan pada sisi yang berlawanan
dialisat, karakteristik dan ukuran membran dalam alat dialisa, dan kecepatan
saringan sebagai ginjal tiruan yang disebut dializer, yang digunakan untuk
menyaring dan membersihkan darah dari ureum, kreatinin dan zat-zat sisa
diperlukan akses vaskuler sebagai tempat suplai dari darah yang akan masuk ke
semipermeabel yang terdiri dari dua bagian, bagian untuk darah dan bagian lain
untuk dialisat. Darah mengalir dari arah yang berlawanan dengan arah dialisat
ataupun dalam arah yang sama dengan arah aliran darah. Dializer merupakan
sebuah hollow fiber atau capillary dializer yang terdiri dari ribuan serabut kapiler
halus yang tersusun pararel. Darah mengalir melalui bagian tengah tabung-tabung
kecil ini, dan dialisat membasahi bagian luarnya. Dializer ini sangat kecil dan
kompak karena memiliki permukaan yang luas akibat adanya banyak tabung
darah dikeluarkan dari tubuh melalui sebuah kateter masuk ke dalam sebuah
terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan dialirkan darah dan ruangan yang lain
arterio venosa shunt (AV-shunt). Suatu sistem dialisa terdiri dari dua sirkuit, satu
untuk darah dan satu lagi untuk dialisat. Darah mengalir dari pasien melalui
tabung plastik (jalur arteri/blood line), melalui dializer hollow fiber dan kembali
29
ke pasien melalui jalur vena. Dialisat membentuk saluran kedua. Air kran
difiltrasi dan dihangatkan sampai sesuai dengan suhu tubuh, kemudian dicampur
dialisat atau bak cairan dialisa. Dialisat kemudian dimasukan ke dalam dializer,
dimana cairan akan mengalir di luar serabut berongga sebelum keluar melalui
darah normal, dan sedikit dimodifikasi agar dapat memperbaiki gangguan cairan
dan elektrolit yang sering menyertai gagal ginjal. Unsur-unsur yang umum terdiri
dari Na+, K+, Ca++, Mg++, Cl-, asetat dan glukosa. Urea, kreatinin, asam urat
dan fosfat dapat berdifusi dengan mudah dari darah ke dalam dialisat karena
unsur-unsur ini tidak terdapat dalam dialisat. Natrium asetat yang lebih tinggi
dalam dialisat yang dapat menyebabkan kehilangan kalori dan hipoglikemia. Pada
antara darah dengan dialisat. Perbedaaan tekanan hidrostatik dapat dicapai dengan
30
kecepatan difusi solut. Sirkuit darah pada sistem dialisa dilengkapi dengan larutan
Tekanan darah pasien mungkin cukup untuk mengalirkan darah melalui sirkuit
ekstrakorporeal (di luar tubuh), atau mungkin juga memerlukan pompa darah
untuk membantu aliran dengan quick blood (QB) (sekitar 200 sampai 400
dimasukkan pada jalur arteri melalui infus lambat untuk mencegah pembekuan
darah. Perangkap bekuan darah atau gelembung udara dalam jalur vena akan
menghalangi udara atau bekuan darah kembali ke dalam aliran darah pasien.
monitor-monitor yang memiliki alarm untuk berbagai parameter (Price & Wilson,
2012).
hemodialisa memerlukan waktu 3–5 jam dan dilakukan 3 kali seminggu. Pada
akhir interval 2–3 hari diantara hemodialisa, keseimbangan garam, air, dan pH
sudah tidak normal lagi. Hemodialisa ikut berperan menyebabkan anemia karena
sebagian sel darah merah rusak dalam proses hemodialisa (PERNEFRI, 2015)
31
Dialisat pada suhu tubuh akan meningkatkan kecepatan difusi, tetapi suhu
yang terlalu tinggi menyebabkan hemolisis sel-sel darah merah sehingga dapat
mengakibatkan kebocoran kecil atau masif dapat dideteksi oleh fotosel pada aliran
keluar dialisat. Hemodialisa rumatan biasanya dilakukan tiga kali seminggu, dan
lama pengobatan berkisar dari 4 sampai 6 jam, tergantung dari jenis sistem dialisa
6. Komplikasi Hemodialisa
antara lain:
a. Kram Otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa
pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
b. Hipotensi
c. Aritmia
d. Hipoksemia
e. Perdarahan
f. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang
sakit kepala.
g. Pembekuan darah
adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat (Havens & Terra, 2005).
7. Peralatan Haemodialisa
akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut inlet ditandai dengan
warna merah.
tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan
warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. Priming volume
33
adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan
tubing udara, bubble trap ,tubing infuse/transfuse set, port biru obat, port
ruang/kompartemen, yaitu:
Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan
(diasol). Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air
sumur, yang harus dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga
Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang
d. Larutan Dialisat
Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat
jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada
yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air
water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).
e. Mesin Haemodialisis
prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system
pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai