Kelompok 1 :
Nanda Syaifullah 190205021
Arabella Natasya 190205018
Meirizal Jefrinaldi 190205013
Putri Sakinah 190205023
Memahami Patofisiologi
dan Farmakoterapi
Pada Mual dan
Muntah
Pengertian
Pengertian
Retching adalah upaya kuat dan involunter untuk muntah, tampak sebagai gejala awal
sebelum muntah. Upaya ini terdiri dari kontraksi spasmodik otot diafragma dan dinding
perut serta dalam waktu yang sama terjadi relaksasi LES (lower esophageal sphincter).
Sfi ngter ini juga tertarik ke atas oleh kontraksi otot longitudinal dari bagian atas
esofagus. Selama retching, isi lambung didorong masuk ke esofagus oleh tekanan
intraabdominal dan adanya peningkatan tekanan negatif intratorakal, bahan muntahan di
esofagus akan kembali lagi ke lambung karena adanya peristaltik esophagus (Bona
A.F,2014.)
PATOFISIOLOGI, GEJALA KLINIS,
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Pada mual dan muntah yang parah, lama dan sering dapat menyebabkan tubuh
mengalami defisensi 2 vitamin penting yaitu thiamin dan vitamin K. Pada defisiensi
thiamin, dapat terjadi Wernicke encephalopathy, yaitu suatu keadaan gangguan sistem
saraf pusat yang ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus.
Penyakit ini dapat berkembang semakin parah dan menyebabkan kebutaan, kejang dan
koma.4 Pada defisiensi vitamin K, terjadi gangguan koagulasi darah dan juga disertai
dengan epistaksis (Bona A.F,2014.)
TATA LAKSANA TERAPI
A. Tujuan Terapi
TATA LAKSANA TERAPI
B. Strategi Terapi (Farmakologi dan Non Farmakologi)
Terapi farmakologi dengan memberikan obat anti emetik dengan mempertimbangkan kondisi
pasien.Sedangkan tindakan nonfarmakologi yang dapat dilakukan ialah tindakan manajemen
airway dan terapi komplementer (Gan, 2009).
1) Terapi farmakologi Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi mual muntah paska operasi
adalah golongan kortikosteroid (dexamethasone) dan golongan antagonis serotonin
(ondansentron). Untuk pasien dengan risiko tinggi mual dan muntah pasca operasi maka dapat
dipertimbangkan penggunaan kombinasi dua atau tiga antiemetik. Bila terjadi kegagalan
profilaksis mual dan muntah pasca operasi maka dianjurkan jangan diberikan terapi antiemetik
yang sama dengan obat profilaksis, tapi pakai obat yang bekerja pada reseptor yang berbeda
(Goodman & Gilman, 2012).