A. Pendahuluan
B. Latar Belakang
C. TUJUAN
1. 6 jam pertama setelah persalinan
2. Menilai perdarahan
3. Memeriksa bayi untuk pertama kali
4. Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang kebutuhan bayi
5. Memastikan bayi tetap hangat dan diberi ASI
6. 3 hari setelah persalinan
7. Menilai infeksi dan perdarahan
8. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya dan cara perawatan dirinya.
9. Menganjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah sampai 40 hari
setelah persalinan.
10. Kunjungan pada minggu kedua
11. Memeriksa involusi uterus
12. Memeriksa keadaan bayi
13. Memberi penjelasan kepada ibu cara merawat diri dan bayinya selama
sisa masa nifas, termasuk KB dan pencegahan infeksi saluran reproduksi.
14. Minggu keenam
15. Mengenali tanda bahaya, bila ada.
16. Membahas KB, menyusui bayi dengan ASI, dan perawatan bayi
selanjutnya.
D. CARA PELAKSANAAN
1. Kegiatan pemeriksaan ibu nifas di gedung dilaksanakan di ruang KIA
BLUD Puskesmas Rawat Inap Langgam.
2. Kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan
3. Kunjungan rumah pada ibu nifas dilakukan oleh Bidan desa, pemegang
wilayah setempat.
E. SASARAN
Bagi ibu dan bayi selama masa nifas, yaitu 40 hari setelah persalinan.
a. Kunjungan ke I
1) Dilakukan pada 6-8 jam setelah ibu melahirkan
2) Cegah dan deteksi adanya perdarahan
3) Lakukan konseling untuk mencegah perdarahan
4) Lakukan hubungan antara ibu dan bayi, motivasi Inisiasi Dini serta
jaga bayi dari keadaan hipotermi
b. Kunjungan ke II
1) Kunjungan ke dua pada ibu nifas dilakukan enam hari setelah
persalinan
2) Bertujuan untuk memastikan involusi berjalan normal, tanda-tanda
infeksi dan perdarahan
3) Nutrisi dan istirahat adequate
4) ASI optimal dan konseling mengenai suhan bayi
c. Kunjungan ke III
1) Dilakukan dua minggu setelah ibu melahirkan
2) Mengevaluasi perjalanan postpartum, kesejahteraan ibu dan bayi
3) .Mengevaluasi kemajuan psikologis ibu terhadap peran baru dan
pengalaman persalinan
4) Eratkan hubungan saling percaya dan konseling sesuai kebutuhan
d. Kunjungan ke IV
1) Kunjungan akhir pada ibu nifas, dilakukan pada minggu ke enam
setelah ibu melahirkan
2) Melakukan evaluasi normalitas puerperium
3) Identifikasi kebutuhan ibu terutama mengenai kontrasepsi