Anda di halaman 1dari 16

l

tm
BERITA NEGARA

g.h
REPUBLIK INDONESIA

tan
en
No.1207, 2022 KEMENKES. Akreditasi. Pencabutan.

2-t
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

02
NOMOR 34 TAHUN 2022

n-2
TENTANG
AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT, KLINIK, LABORATORIUM

u
KESEHATAN, UNIT TRANSFUSI DARAH, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER,

ah
DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI

4-t
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3
or-
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
om
Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan kepada
s-n

masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di pusat


kesehatan masyarakat, klinik, laboratorium kesehatan,
ke

unit transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter, dan


en

tempat praktik mandiri dokter gigi, diperlukan upaya


peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui
erm

penyelenggaraan akreditasi;
b. bahwa pengaturan penyelenggaraan akreditasi dalam
2/p

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015


tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
2/1

Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri


Dokter Gigi sebagaimana telah beberapa kali diubah
2

terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27


20

Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan


m/

Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang


Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
co

Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi,


si.

sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan


kebutuhan hukum sehingga perlu diganti;
ula

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
eg

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Akreditasi Pusat


for

Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan,


Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
.in

dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;


ww

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
//w

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
ps:

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran


htt

Negara Republik Indonesia Nomor 4916);


3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
2022, No.1207 -2-

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

l
tm
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

g.h
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

tan
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

en
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

2-t
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

02
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

n-2
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang

u
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik

ah
Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);

4-t
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan

3
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013

or-
Nomor 1400) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7
om
Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
s-n

Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional


ke

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor


33);
en

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021


erm

tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada


Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
Sektor Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
2/p

Tahun 2021 Nomor 316) sebagaimana telah diubah


dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun
2/1

2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar
2
20

Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan


Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Kesehatan
m/

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor


317);
co

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022


si.

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian


ula

Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022


Nomor 156);
eg

MEMUTUSKAN:
for

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG AKREDITASI


.in

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT, KLINIK, LABORATORIUM


KESEHATAN, UNIT TRANSFUSI DARAH, TEMPAT PRAKTIK
ww

MANDIRI DOKTER, DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER


GIGI.
//w

BAB I
ps:

KETENTUAN UMUM
htt

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
2022, No.1207
-3-

1. Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,


Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat

l
tm
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah

g.h
pengakuan terhadap mutu pelayanan pusat kesehatan

tan
masyarakat, klinik, laboratorium kesehatan, unit
transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter, dan

en
tempat praktik mandiri dokter gigi setelah dilakukan
penilaian bahwa pusat kesehatan masyarakat, klinik,

2-t
laboratorium kesehatan, unit transfusi darah, tempat
praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri

02
dokter gigi telah memenuhi standar akreditasi.

n-2
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

u
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

ah
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

4-t
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.

3
3. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

or-
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau
om
spesialistik secara komprehensif.
4. Laboratorium Kesehatan adalah fasilitas pelayanan
s-n

kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan


ke

dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia


atau bahan bukan berasal dari manusia untuk
en

penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi


erm

kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada


kesehatan perorangan dan masyarakat.
5. Unit Transfusi Darah yang selanjutnya disingkat UTD
2/p

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan
2/1

pendistribusian darah.
6. Tempat Praktik Mandiri Dokter yang selanjutnya
2
20

disingkat TPMD adalah fasilitas pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
m/

menyediakan pelayanan oleh dokter atau dokter spesialis


secara perorangan.
co

7. Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi yang selanjutnya


si.

disingkat TPMDG adalah fasilitas pelayanan kesehatan


ula

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang


menyediakan pelayanan oleh dokter gigi atau dokter gigi
eg

spesialis secara perorangan.


8. Standar Akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat
for

pencapaian yang harus dipenuhi oleh fasilitas pelayanan


.in

kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan


keselamatan pasien.
ww

9. Perencanaan Perbaikan Strategis yang selanjutnya


disingkat PPS adalah rencana perbaikan tertulis yang
//w

dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan


rekomendasi hasil survei sebagai tindak lanjut hasil
ps:

penilaian yang tidak terpenuhi atau terpenuhi sebagian.


10. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
htt

yang memegang kekuasaan pemerintahan negara


Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
2022, No.1207 -4-

menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

l
tm
11. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin

g.h
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

tan
kewenangan daerah otonom.
12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

en
pemerintahan di bidang kesehatan.
13. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya

2-t
disebut Direktur Jenderal adalah pejabat tinggi madya di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang mempunyai

02
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan

n-2
kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.

u
Pasal 2

ah
Pengaturan Akreditasi bertujuan untuk:

4-t
a. meningkatkan dan menjamin mutu pelayanan dan
keselamatan bagi pasien dan masyarakat;

3
b. meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia

or-
kesehatan dan Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG sebagai institusi;
om
c. meningkatkan tata kelola organisasi dan tata kelola
pelayanan di Puskesmas, Klinik, Laboratorium
s-n

Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG; dan


ke

d. mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.


en

BAB II
erm

PENYELENGGARAAN AKREDITASI

Bagian Kesatu
2/p

Umum
2/1

Pasal 3
(1) Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
2
20

TPMD, dan TPMDG wajib dilakukan Akreditasi.


(2) Akreditasi dilakukan paling lambat setelah Puskesmas,
m/

Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan


TPMDG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beroperasi
co

2 (dua) tahun sejak memperoleh perizinan berusaha


si.

untuk pertama kali.


ula

Pasal 4
eg

Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,


TPMD, dan TPMDG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
for

yang telah terakreditasi wajib dilakukan Akreditasi kembali


.in

secara berkala setiap 5 (lima) tahun.


ww

Pasal 5
(1) Akreditasi dilakukan sesuai dengan Standar Akreditasi.
//w

(2) Standar Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disusun oleh Menteri dengan melibatkan
ps:

kementerian/lembaga dan/atau pihak terkait.


(3) Standar Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
htt

ditetapkan oleh Menteri.


2022, No.1207
-5-

Bagian Kedua
Penyelenggara Akreditasi

l
tm
Pasal 6

g.h
(1) Menteri menyelenggarakan Akreditasi dengan melibatkan

tan
Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan terkait.
(2) Dalam rangka menyelenggarakan Akreditasi sebagaimana

en
dimaksud pada ayat (1), Menteri menetapkan lembaga
penyelenggara Akreditasi yang telah memenuhi

2-t
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
ini.

02
(3) Lembaga penyelenggara Akreditasi sebagaimana

n-2
dimaksud pada ayat (2) bertugas membantu Menteri
dalam melaksanakan survei Akreditasi.

u
(4) Lembaga penyelenggara Akreditasi sebagaimana

ah
dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugas

4-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat mandiri.
(5) Lembaga penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh

3
Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

or-
mampu mengakreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.
om
Pasal 7
s-n

(1) Untuk dapat ditetapkan oleh Menteri sebagaimana


ke

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), lembaga penyelenggara


Akreditasi harus mengajukan permohonan penetapan
en

kepada Direktur Jenderal.


erm

(2) Permohonan penetapan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) disampaikan dengan melampirkan persyaratan:
a. salinan/fotokopi dokumen badan hukum sesuai
2/p

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;


b. dokumen struktur organisasi dan tata kelola
2/1

lembaga penyelenggara Akreditasi;


c. dokumen program pelatihan surveior; dan
2
20

d. surat pernyataan komitmen terakreditasi oleh


lembaga pengakreditasi lembaga penyelenggara
m/

Akreditasi nasional dan/atau internasional secara


berkala, paling lambat 5 (lima) tahun sejak
co

ditetapkan.
si.

(3) Direktur Jenderal melakukan verifikasi terhadap


ula

pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dengan hasil berupa:
eg

a. memenuhi persyaratan; atau


b. tidak memenuhi persyaratan.
for

(4) Dalam hal hasil verifikasi berupa memenuhi persyaratan


.in

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, Direktur


Jenderal memberikan rekomendasi penetapan lembaga
ww

penyelenggara Akreditasi kepada Menteri paling lama 14


(empat belas) hari kerja sejak permohonan penetapan
//w

diterima.
(5) Menteri menetapkan lembaga penyelenggara Akreditasi
ps:

berdasarkan rekomendasi Direktur Jenderal


sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
htt

(6) Masa tugas lembaga penyelenggara Akreditasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh
2022, No.1207 -6-

Menteri.
(7) Dalam hal hasil verifikasi berupa tidak memenuhi

l
tm
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
b, Direktur Jenderal mengembalikan permohonan

g.h
penetapan kepada lembaga penyelenggara Akreditasi

tan
disertai dengan alasan pengembalian.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme penetapan

en
dan persyaratan lembaga penyelenggara Akreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat

2-t
(7) diatur dalam pedoman teknis yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.

02
n-2
Pasal 8
Lembaga penyelenggara Akreditasi mempunyai kewajiban:

u
a. melaksanakan survei Akreditasi dengan menggunakan

ah
Standar Akreditasi yang telah ditetapkan oleh Menteri

4-t
dan kebijakan lain terkait Akreditasi yang dikeluarkan
Kementerian Kesehatan;

3
b. melaporkan kepada Direktur Jenderal melalui sistem

or-
informasi mutu pelayanan kesehatan mengenai:
1. hasil pelaksanaan survei Akreditasi; dan
om
2. rekomendasi status Akreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG;
s-n

c. melaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal


ke

atas penyelenggaraan Akreditasi secara berkala setiap 1


(satu) tahun sekali dan/atau sewaktu-waktu sesuai
en

dengan kebutuhan; dan


erm

d. terakreditasi oleh lembaga pengakreditasi lembaga


penyelenggara Akreditasi nasional dan/atau
internasional secara berkala, paling lambat 5 (lima) tahun
2/p

sejak ditetapkan, yang dibuktikan dengan dokumen telah


terakreditasi.
2/1

Pasal 9
2
20

Lembaga penyelenggara Akreditasi dalam melaksanakan


kewajiban survei Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam
m/

Pasal 8 huruf a, harus memiliki tim surveior.


co

Pasal 10
si.

(1) Tim surveior sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9


ula

terdiri atas:
a. tim surveior Puskesmas dan Klinik;
eg

b. tim surveior Laboratorium Kesehatan dan UTD; dan


c. tim surveior TPMD dan TPMDG.
for

(2) Tim surveior Puskesmas dan Klinik sebagaimana


.in

dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:


a. bidang tata kelola sumber daya dan upaya
ww

kesehatan masyarakat; dan


b. bidang tata kelola pelayanan dan penunjang.
//w

(3) Tim surveior Laboratorium Kesehatan dan UTD


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
ps:

a. bidang manajemen pelayanan kesehatan; dan


b. bidang teknis pelayanan Laboratorium Kesehatan
htt

dan UTD.
(4) Tim surveior TPMD dan TPMDG sebagaimana dimaksud
2022, No.1207
-7-

pada ayat (1) huruf c terdiri atas:


a. bidang tata kelola; dan

l
tm
b. bidang teknis pelayanan klinis.

g.h
Pasal 11

tan
(1) Tim surveior harus memenuhi persyaratan umum dan
persyaratan khusus.

en
(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:

2-t
a. warga negara Indonesia;
b. bebas dari tindak pidana;

02
c. sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat

n-2
sehat yang dikeluarkan oleh rumah sakit milik
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah atau

u
Puskesmas;

ah
d. bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif

4-t
lainnya, dibuktikan dengan surat bebas narkoba
yang dikeluarkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan

3
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan

or-
e. bersedia ditugaskan untuk melaksanakan survei di
daerah manapun yang dibuktikan dengan surat
om
pernyataan yang ditandatangani dan bermaterai
cukup.
s-n

(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ke

bagi tim surveior Puskesmas dan Klinik terdiri atas:


a. bidang tata kelola sumber daya dan upaya
en

kesehatan masyarakat:
erm

1. tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya


dengan pendidikan paling rendah Strata Satu
(S1) bidang kesehatan; dan
2/p

2. mempunyai pengalaman:
a) bekerja di Puskesmas dan/atau Klinik;
2/1

b) mengelola program pelayanan kesehatan


dasar; dan/atau
2
20

c) mengelola program mutu pelayanan


kesehatan dasar,
m/

paling singkat 3 (tiga) tahun.


b. bidang tata kelola pelayanan dan penunjang:
co

1. tenaga medis; dan


si.

2. mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas


ula

dan/atau Klinik paling singkat 3 (tiga) tahun.


(4) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
eg

bagi tim surveior Laboratorium Kesehatan dan UTD


terdiri atas:
for

a. bidang manajemen pelayanan kesehatan:


.in

1. tenaga medis, atau tenaga kesehatan dengan


pendidikan paling rendah Strata Dua (S2)
ww

bidang kesehatan dengan latar belakang Strata


Satu (S1) bidang kesehatan; dan
//w

2. mempunyai pengalaman:
a) pengelolaan Laboratorium Kesehatan atau
ps:

UTD; dan/atau
b) mengelola program mutu dan Akreditasi
htt

Laboratorium Kesehatan, UTD, atau


fasilitas pelayanan kesehatan lain,
2022, No.1207 -8-

paling singkat 3 (tiga) tahun.


b. bidang teknis pelayanan:

l
tm
1. tenaga medis dengan pendidikan paling rendah
pendidikan profesi dokter spesialis di bidang

g.h
laboratorium, atau tenaga kesehatan dengan

tan
pendidikan Strata Satu (S1)/Diploma Empat (D
IV) terkait Laboratorium Kesehatan atau UTD;

en
dan
2. mempunyai pengalaman bekerja di

2-t
Laboratorium Kesehatan atau UTD sebagai
pengelola teknis Laboratorium Kesehatan atau

02
UTD paling singkat 3 (tiga) tahun.

n-2
(5) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bagi tim surveior TPMD dan TPMDG terdiri atas:

u
a. bidang tata kelola

ah
tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dengan

4-t
pendidikan paling rendah Strata Satu (S1) bidang
kesehatan.

3
b. bidang teknis pelayanan klinis:

or-
1. tenaga medis; dan
2. mempunyai pengalaman praktik mandiri paling
om
singkat 1 (satu) tahun.
s-n

Pasal 12
ke

(1) Tim surveior harus meningkatkan pengetahuan,


keterampilan, dan kemampuan dalam bidang Akreditasi
en

Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,


erm

TPMD, dan TPMDG.


(2) Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
2/p

dilaksanakan melalui pelatihan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
2/1

Bagian Ketiga
2
20

Kegiatan Akreditasi
m/

Pasal 13
(1) Kegiatan Akreditasi terdiri atas tahapan:
co

a. persiapan Akreditasi;
si.

b. pelaksanaan Akreditasi; dan


ula

c. pascaakreditasi.
(2) Kegiatan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
eg

harus dilaksanakan secara berkesinambungan.


for

Pasal 14
.in

(1) Persiapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


13 ayat (1) huruf a dilakukan oleh Puskesmas, Klinik,
ww

Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG untuk


pemenuhan Standar Akreditasi dalam rangka survei
//w

Akreditasi atau Akreditasi kembali.


(2) Kegiatan persiapan Akreditasi sebagaimana dimaksud
ps:

pada ayat (1) terdiri atas:


a. pengisian penilaian mandiri (self assessment);
htt

b. penyusunan program peningkatan mutu;


c. penetapan dan pengukuran indikator mutu; dan
2022, No.1207
-9-

d. pelaporan insiden keselamatan pasien.

l
tm
Pasal 15
Pimpinan Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,

g.h
TPMD, dan TPMDG mengirimkan permohonan usulan untuk

tan
dilakukan survei Akreditasi kepada lembaga penyelenggara
Akreditasi melalui sistem informasi mutu pelayanan

en
kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan.

2-t
Pasal 16
Dalam rangka pemerataan pelaksanaan Akreditasi dan beban

02
kerja lembaga penyelenggara Akreditasi, Menteri melakukan

n-2
distribusi terhadap permohonan usulan untuk dilakukan
survei Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

u
ah
Pasal 17

4-t
Pelaksanaan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (1) huruf b meliputi:

3
a. survei; dan

or-
b. penetapan status Akreditasi.om
Pasal 18
(1) Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a
s-n

merupakan kegiatan untuk mengamati, menilai, dan


ke

mengukur pencapaian dan cara penerapan Standar


Akreditasi.
en

(2) Survei sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan


erm

oleh tim surveior yang berasal dari lembaga


penyelenggara Akreditasi.
(3) Pelaksanaan survei sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
2/p

dilakukan melalui kunjungan lapangan.


(4) Selain melalui kunjungan lapangan sebagaimana
2/1

dimaksud pada ayat (3), pelaksanaan survei dapat


dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
2
20

komunikasi.
m/

Pasal 19
(1) Tim surveior memberikan laporan hasil survei terhadap
co

Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,


si.

TPMD, dan/atau TPMDG yang dinilainya kepada lembaga


ula

penyelenggara Akreditasi paling lama 2 (dua) hari kerja


terhitung sejak survei dinyatakan selesai.
eg

(2) Lembaga penyelenggara Akreditasi melakukan verifikasi


dan menyampaikan rekomendasi penetapan status
for

Akreditasi kepada Direktur Jenderal paling lama 3 (tiga)


.in

hari kerja sejak laporan hasil survei sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diterima.
ww

(3) Dalam hal terdapat perbaikan dalam proses survei,


lembaga penyelenggara Akreditasi menyampaikan
//w

catatan perbaikan kepada Direktur Jenderal bersamaan


dengan penyampaian rekomendasi penetapan status
ps:

Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2).


(4) Penyampaian rekomendasi penetapan status Akreditasi
htt

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan


memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2022, No.1207 -10-

(5) Rekomendasi penetapan status Akreditasi dapat berupa


terakreditasi atau tidak terakreditasi.

l
tm
Pasal 20

g.h
(1) Penetapan status Akreditasi sebagaimana dimaksud

tan
dalam Pasal 17 huruf b dilakukan oleh Direktur Jenderal
berdasarkan rekomendasi penetapan status Akreditasi

en
dari lembaga penyelenggara Akreditasi.
(2) Penetapan status Akreditasi sebagaimana dimaksud pada

2-t
ayat (1) dilakukan melalui penerbitan sertifikat Akreditasi
elektronik yang diberikan kepada Puskesmas, Klinik,

02
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.

n-2
(3) Sertifikat Akreditasi elektronik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

u
(4) Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,

ah
TPMD, dan TPMDG yang telah mendapatkan status

4-t
Akreditasi dapat mencantumkan status Akreditasi di
bawah atau di belakang nama masing-masing

3
Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,

or-
TPMD, dan TPMDG dengan huruf lebih kecil.
om
Pasal 21
(1) Dalam hal penetapan status Akreditasi Puskesmas,
s-n

Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan


ke

TPMDG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20


dinyatakan tidak terakreditasi, terhadap Puskesmas,
en

Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan


erm

TPMDG yang bersangkutan dapat dilakukan survei


remedial dan penetapan status Akreditasi berdasarkan
hasil survei remedial.
2/p

(2) Survei remedial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sampai
2/1

dengan 6 (enam) bulan sejak penetapan status Akreditasi


oleh Direktur Jenderal melalui teknologi informasi dan
2
20

komunikasi.
(3) Ketentuan mengenai survei dan penetapan status
m/

Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17


sampai dengan Pasal 20 berlaku secara mutatis
co

mutandis terhadap survei remedial dan penetapan status


si.

Akreditasi berdasarkan hasil survei remedial.


ula

Pasal 22
eg

(1) Kegiatan pascaakreditasi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 13 ayat (1) huruf c dilakukan oleh Puskesmas,
for

Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan


.in

TPMDG setelah mendapatkan penetapan status


Akreditasi.
ww

(2) Penetapan status Akreditasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) menyatakan Puskesmas, Klinik, Laboratorium
//w

Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG terakreditasi.


(3) Kegiatan pascaakreditasi sebagaimana dimaksud pada
ps:

ayat (1) dilakukan dengan membuat dan menyampaikan


PPS kepada lembaga penyelenggara Akreditasi, dinas
htt

kesehatan daerah kabupaten/kota, dan dinas kesehatan


daerah provinsi berdasarkan rekomendasi perbaikan
2022, No.1207
-11-

hasil survei dari Kementerian Kesehatan, dengan


memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

l
tm
(4) PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
sebagai bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi

g.h
Akreditasi oleh lembaga penyelenggara Akreditasi, dinas

tan
kesehatan daerah kabupaten/kota, dan dinas kesehatan
daerah provinsi.

en
Pasal 23

2-t
(1) Dalam rangka menjaga mutu dan menjamin pelaksanaan
Akreditasi secara objektif dan bebas dari konflik

02
kepentingan, dapat dilakukan validasi terhadap

n-2
penyelenggaraan Akreditasi.
(2) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

u
dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.

ah
(3) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

4-t
secara:
a. rutin; dan

3
b. sewaktu-waktu jika diperlukan.

or-
(4) Validasi secara rutin sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a dilakukan terhadap beberapa hasil penetapan
om
Akreditasi secara acak.
(5) Validasi sewaktu-waktu jika diperlukan sebagaimana
s-n

dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan dalam hal:


ke

a. terjadi tindakan yang membahayakan di Puskesmas,


Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan
en

TPMDG; dan/atau
erm

b. adanya hasil penilaian yang memiliki karakteristik


yang berbeda secara signifikan dari hasil penilaian
yang lainnya.
2/p

Pasal 24
2/1

(1) Penyelenggaraan Akreditasi yang efektif dan efisien


dilaksanakan melalui pemanfaatan teknologi informasi
2
20

dan komunikasi.
(2) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
m/

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:


a. pengusulan survei;
co

b. penjadwalan survei;
si.

c. pelaporan hasil survei;


ula

d. verifikasi laporan hasil survei;


e. pemberian rekomendasi status akreditasi;
eg

f. penetapan status akreditasi;


g. penerbitan elektronik sertifikat akreditasi; dan
for

h. kegiatan lain dalam penyelenggaraan Akreditasi.


.in

(3) Teknologi informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan


dalam penyelenggaraan Akreditasi sebagaimana
ww

dimaksud pada ayat (2) dikembangkan oleh Menteri.


(4) Selain teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana
//w

dimaksud pada ayat (3), lembaga penyelenggara


Akreditasi dapat mengembangkan pemanfaatan teknologi
ps:

dan informasi dalam penyelenggaraan Akreditasi untuk


kebutuhan internal lembaga penyelenggara Akreditasi.
htt

(5) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam


penyelenggaraan Akreditasi harus memperhatikan
2022, No.1207 -12-

prinsip satu data Indonesia dan dilaksanakan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

l
tm
Pasal 25

g.h
(1) Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,

tan
TPMD, dan TPMDG harus melakukan Akreditasi kembali
untuk perpanjangan Akreditasi sebelum masa berlaku

en
status Akreditasi berakhir.
(2) Perpanjangan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada

2-t
ayat (1) dilakukan melalui pengajuan permohonan
perpanjangan Akreditasi kepada lembaga penyelenggara

02
Akreditasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa

n-2
berlaku status Akreditasi berakhir.

u
Pasal 26

ah
Ketentuan mengenai kegiatan Akreditasi sebagaimana

4-t
dimaksud dalam Pasal 13 sampai dengan Pasal 22 berlaku
secara mutatis mutandis terhadap kegiatan Akreditasi

3
kembali untuk perpanjangan Akreditasi.

or-
Pasal 27
om
(1) Untuk terselenggaranya Akreditasi secara optimal
disusun petunjuk teknis penyelenggaraan Akreditasi
s-n

yang memuat uraian teknis mengenai kegiatan akreditasi


ke

dan ketentuan teknis lain dalam penyelenggaraan


Akreditasi.
en

(2) Petunjuk teknis penyelenggaraan Akreditasi sebagaimana


erm

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur


Jenderal.
2/p

BAB III
PENDANAAN
2/1

Pasal 28
2
20

(1) Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi Puskesmas,


Klinik, Laboratorium Kesehatan, dan UTD milik
m/

Pemerintah atau Pemerintah Daerah bersumber dari


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
co

Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber lain


si.

yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan


ula

peraturan perundang-undangan.
(2) Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi pada Klinik,
eg

Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG milik


swasta/masyarakat bersumber dari pemilik Klinik,
for

Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.


.in

(3) Pendanaan pembinaan dan pengawasan terhadap


kegiatan Akreditasi bersumber dari Anggaran Pendapatan
ww

dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah, dan/atau sumber lain yang sah dan tidak
//w

mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
ps:

Pasal 29
htt

(1) Lembaga penyelenggara Akreditasi mengenakan tarif


terhadap penyelenggaraan survei Akreditasi.
2022, No.1207
-13-

(2) Tarif terhadap penyelenggaraan survei Akreditasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

l
tm
Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

g.h
keuangan negara.

tan
BAB IV

en
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

2-t
Pasal 30
(1) Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota melakukan

02
pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan Akreditasi

n-2
berdasarkan kewenangan masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

u
(2) Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota dalam

ah
melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan

4-t
Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
melibatkan asosiasi/perhimpunan fasilitas pelayanan

3
kesehatan, organisasi profesi, akademisi dan/atau

or-
masyarakat yang memiliki kemampuan dan keahlian di
bidang pelayanan kesehatan.
om
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan agar Puskesmas, Klinik,
s-n

Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG dapat


ke

mempertahankan dan/atau meningkatkan mutu


pelayanan secara berkesinambungan.
en

(4) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud


erm

pada ayat (1) oleh Menteri dan gubernur dilakukan


melalui kegiatan:
a. supervisi;
2/p

b. pemberian konsultasi dan bimbingan teknis;


c. fasilitasi pendidikan dan pelatihan;
2/1

d. pemantauan; dan/atau
e. evaluasi.
2
20

(5) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) oleh bupati/wali kota berupa kegiatan:
m/

a. fasilitasi pemahaman Standar Akreditasi;


b. pembinaan penyusunan PPS;
co

c. pembinaan dalam penyelenggaraan peningkatan


si.

mutu;
ula

d. pembinaan dalam penetapan dan pengukuran


indikator mutu; dan
eg

e. pembinaan dalam pelaporan insiden keselamatan


pasien.
for
.in

Pasal 31
(1) Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
ww

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Direktur


Jenderal dapat melakukan penyesuaian atau pencabutan
//w

penetapan status Akreditasi atau rekomendasi


pelaksanaan kembali survei Akreditasi kepada lembaga
ps:

penyelenggara Akreditasi, apabila ditemukan:


a. ketidaksesuaian status Akreditasi berdasarkan
htt

Standar Akreditasi pada saat validasi;


b. adanya pelayanan kesehatan yang tidak sesuai
2022, No.1207 -14-

dengan indikator nasional mutu berdasarkan


laporan melalui sistem informasi; dan/atau

l
tm
c. ditemukan tindakan yang membahayakan
keselamatan pasien.

g.h
(2) Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,

tan
TPMD, dan TPMDG yang telah mendapatkan penetapan
status Akreditasi dan akan dilakukan penyesuaian

en
penetapan status Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dievaluasi kembali kesesuaian pemenuhan

2-t
Standar Akreditasi dengan status Akreditasi yang
diperolehnya oleh Direktur Jenderal.

02
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

n-2
untuk dijadikan dasar penetapan status Akreditasi baru
oleh Direktur Jenderal.

u
ah
Pasal 32

4-t
(1) Selain melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
kegiatan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

3
30, Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan

or-
pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga
penyelenggara Akreditasi.
om
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diarahkan untuk:
s-n

a. monitoring dan evaluasi persyaratan lembaga


ke

penyelenggara Akreditasi;
b. monitoring dan evaluasi kinerja lembaga
en

penyelenggara Akreditasi, meliputi:


erm

1. pencapaian indikator kinerja lembaga; dan


2. pencapaian target indikator mutu lembaga; dan
c. menjaga kredibilitas lembaga penyelenggara
2/p

Akreditasi dalam pelaksanaan Akreditasi.


(3) Dalam hal hasil pembinaan dan pengawasan
2/1

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),


ditemukan:
2
20

a. lembaga penyelenggara Akreditasi tidak lagi


memenuhi persyaratan;
m/

b. lembaga penyelenggara Akreditasi tidak mampu


melaksanakan tugas dengan baik, tidak
co

melaksanakan kewajiban, atau tidak kredibel;


si.

dan/atau
ula

c. terdapat tindakan kecurangan (fraud) oleh lembaga


penyelenggara Akreditasi,
eg

Menteri melalui Direktur Jenderal dapat melakukan


pencabutan atas penetapan lembaga penyelenggara
for

Akreditasi.
.in

Pasal 33
ww

Setiap orang termasuk badan hukum yang dengan sengaja


mencantumkan status Akreditasi palsu dikenakan sanksi
//w

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


ps:
htt
2022, No.1207
-15-

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

l
tm
Pasal 34

g.h
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Puskesmas

tan
dan Klinik yang telah memiliki status Akreditasi berdasarkan
ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun

en
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter

2-t
Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1049) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

02
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2019

n-2
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik

u
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik

ah
Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

4-t
2019 Nomor 929), dan Laboratorium Kesehatan yang telah
memiliki status Akreditasi berdasarkan ketentuan Keputusan

3
Menteri Kesehatan Nomor 298/MENKES/SK/III/2008 tentang

or-
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan, status
akreditasinya dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu
om
berlaku berakhir.
s-n

BAB VI
ke

KETENTUAN PENUTUP
en

Pasal 35
erm

Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri ini harus


ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan.
2/p

Pasal 36
2/1

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:


a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
2
20

tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat


Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
m/

Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun


2015 Nomor 1049);
co

b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2016


si.

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan


ula

Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,


Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
eg

Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1422); dan
for

c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2019


.in

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
ww

Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri


Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (Berita
//w

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 929),


dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
ps:

Pasal 37
htt

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
2022, No.1207 -16-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

l
tm
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

g.h
tan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 November 2022

en
MENTERI KESEHATAN

2-t
REPUBLIK INDONESIA,

02
ttd.

n-2
BUDI G. SADIKIN

u
ah
Diundangkan di Jakarta

4-t
pada tanggal 2 Desember 2022

3
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

or-
REPUBLIK INDONESIA, om
ttd.
s-n

YASONNA H. LAOLY
ke
en
erm
2/p
2/1
2
20
m/
co
si.
ula
eg
for
.in
ww
//w
ps:
htt

Anda mungkin juga menyukai