tm
BERITA NEGARA
g.h
REPUBLIK INDONESIA
tan
en
No.1207, 2022 KEMENKES. Akreditasi. Pencabutan.
2-t
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
02
NOMOR 34 TAHUN 2022
n-2
TENTANG
AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT, KLINIK, LABORATORIUM
u
KESEHATAN, UNIT TRANSFUSI DARAH, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER,
ah
DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI
4-t
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
3
or-
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
om
Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan kepada
s-n
penyelenggaraan akreditasi;
b. bahwa pengaturan penyelenggaraan akreditasi dalam
2/p
l
tm
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
g.h
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
tan
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
en
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
2-t
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
02
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
n-2
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang
u
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
ah
Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);
4-t
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
3
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
or-
Nomor 1400) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7
om
Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
s-n
MEMUTUSKAN:
for
BAB I
ps:
KETENTUAN UMUM
htt
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
2022, No.1207
-3-
l
tm
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah
g.h
pengakuan terhadap mutu pelayanan pusat kesehatan
tan
masyarakat, klinik, laboratorium kesehatan, unit
transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter, dan
en
tempat praktik mandiri dokter gigi setelah dilakukan
penilaian bahwa pusat kesehatan masyarakat, klinik,
2-t
laboratorium kesehatan, unit transfusi darah, tempat
praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri
02
dokter gigi telah memenuhi standar akreditasi.
n-2
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
u
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
ah
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
4-t
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.
3
3. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
or-
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau
om
spesialistik secara komprehensif.
4. Laboratorium Kesehatan adalah fasilitas pelayanan
s-n
pendistribusian darah.
6. Tempat Praktik Mandiri Dokter yang selanjutnya
2
20
l
tm
11. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin
g.h
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
tan
kewenangan daerah otonom.
12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
en
pemerintahan di bidang kesehatan.
13. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
2-t
disebut Direktur Jenderal adalah pejabat tinggi madya di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang mempunyai
02
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
n-2
kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.
u
Pasal 2
ah
Pengaturan Akreditasi bertujuan untuk:
4-t
a. meningkatkan dan menjamin mutu pelayanan dan
keselamatan bagi pasien dan masyarakat;
3
b. meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia
or-
kesehatan dan Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG sebagai institusi;
om
c. meningkatkan tata kelola organisasi dan tata kelola
pelayanan di Puskesmas, Klinik, Laboratorium
s-n
BAB II
erm
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
Bagian Kesatu
2/p
Umum
2/1
Pasal 3
(1) Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
2
20
Pasal 4
eg
Pasal 5
(1) Akreditasi dilakukan sesuai dengan Standar Akreditasi.
//w
Bagian Kedua
Penyelenggara Akreditasi
l
tm
Pasal 6
g.h
(1) Menteri menyelenggarakan Akreditasi dengan melibatkan
tan
Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan terkait.
(2) Dalam rangka menyelenggarakan Akreditasi sebagaimana
en
dimaksud pada ayat (1), Menteri menetapkan lembaga
penyelenggara Akreditasi yang telah memenuhi
2-t
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
ini.
02
(3) Lembaga penyelenggara Akreditasi sebagaimana
n-2
dimaksud pada ayat (2) bertugas membantu Menteri
dalam melaksanakan survei Akreditasi.
u
(4) Lembaga penyelenggara Akreditasi sebagaimana
ah
dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugas
4-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat mandiri.
(5) Lembaga penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh
3
Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
or-
mampu mengakreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.
om
Pasal 7
s-n
ditetapkan.
si.
diterima.
(5) Menteri menetapkan lembaga penyelenggara Akreditasi
ps:
Menteri.
(7) Dalam hal hasil verifikasi berupa tidak memenuhi
l
tm
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
b, Direktur Jenderal mengembalikan permohonan
g.h
penetapan kepada lembaga penyelenggara Akreditasi
tan
disertai dengan alasan pengembalian.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme penetapan
en
dan persyaratan lembaga penyelenggara Akreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat
2-t
(7) diatur dalam pedoman teknis yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
02
n-2
Pasal 8
Lembaga penyelenggara Akreditasi mempunyai kewajiban:
u
a. melaksanakan survei Akreditasi dengan menggunakan
ah
Standar Akreditasi yang telah ditetapkan oleh Menteri
4-t
dan kebijakan lain terkait Akreditasi yang dikeluarkan
Kementerian Kesehatan;
3
b. melaporkan kepada Direktur Jenderal melalui sistem
or-
informasi mutu pelayanan kesehatan mengenai:
1. hasil pelaksanaan survei Akreditasi; dan
om
2. rekomendasi status Akreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG;
s-n
Pasal 9
2
20
Pasal 10
si.
terdiri atas:
a. tim surveior Puskesmas dan Klinik;
eg
dan UTD.
(4) Tim surveior TPMD dan TPMDG sebagaimana dimaksud
2022, No.1207
-7-
l
tm
b. bidang teknis pelayanan klinis.
g.h
Pasal 11
tan
(1) Tim surveior harus memenuhi persyaratan umum dan
persyaratan khusus.
en
(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
2-t
a. warga negara Indonesia;
b. bebas dari tindak pidana;
02
c. sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat
n-2
sehat yang dikeluarkan oleh rumah sakit milik
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah atau
u
Puskesmas;
ah
d. bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
4-t
lainnya, dibuktikan dengan surat bebas narkoba
yang dikeluarkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
3
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan
or-
e. bersedia ditugaskan untuk melaksanakan survei di
daerah manapun yang dibuktikan dengan surat
om
pernyataan yang ditandatangani dan bermaterai
cukup.
s-n
kesehatan masyarakat:
erm
2. mempunyai pengalaman:
a) bekerja di Puskesmas dan/atau Klinik;
2/1
2. mempunyai pengalaman:
a) pengelolaan Laboratorium Kesehatan atau
ps:
UTD; dan/atau
b) mengelola program mutu dan Akreditasi
htt
l
tm
1. tenaga medis dengan pendidikan paling rendah
pendidikan profesi dokter spesialis di bidang
g.h
laboratorium, atau tenaga kesehatan dengan
tan
pendidikan Strata Satu (S1)/Diploma Empat (D
IV) terkait Laboratorium Kesehatan atau UTD;
en
dan
2. mempunyai pengalaman bekerja di
2-t
Laboratorium Kesehatan atau UTD sebagai
pengelola teknis Laboratorium Kesehatan atau
02
UTD paling singkat 3 (tiga) tahun.
n-2
(5) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bagi tim surveior TPMD dan TPMDG terdiri atas:
u
a. bidang tata kelola
ah
tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dengan
4-t
pendidikan paling rendah Strata Satu (S1) bidang
kesehatan.
3
b. bidang teknis pelayanan klinis:
or-
1. tenaga medis; dan
2. mempunyai pengalaman praktik mandiri paling
om
singkat 1 (satu) tahun.
s-n
Pasal 12
ke
Bagian Ketiga
2
20
Kegiatan Akreditasi
m/
Pasal 13
(1) Kegiatan Akreditasi terdiri atas tahapan:
co
a. persiapan Akreditasi;
si.
c. pascaakreditasi.
(2) Kegiatan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
eg
Pasal 14
.in
l
tm
Pasal 15
Pimpinan Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
g.h
TPMD, dan TPMDG mengirimkan permohonan usulan untuk
tan
dilakukan survei Akreditasi kepada lembaga penyelenggara
Akreditasi melalui sistem informasi mutu pelayanan
en
kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan.
2-t
Pasal 16
Dalam rangka pemerataan pelaksanaan Akreditasi dan beban
02
kerja lembaga penyelenggara Akreditasi, Menteri melakukan
n-2
distribusi terhadap permohonan usulan untuk dilakukan
survei Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
u
ah
Pasal 17
4-t
Pelaksanaan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (1) huruf b meliputi:
3
a. survei; dan
or-
b. penetapan status Akreditasi.om
Pasal 18
(1) Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a
s-n
komunikasi.
m/
Pasal 19
(1) Tim surveior memberikan laporan hasil survei terhadap
co
l
tm
Pasal 20
g.h
(1) Penetapan status Akreditasi sebagaimana dimaksud
tan
dalam Pasal 17 huruf b dilakukan oleh Direktur Jenderal
berdasarkan rekomendasi penetapan status Akreditasi
en
dari lembaga penyelenggara Akreditasi.
(2) Penetapan status Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
2-t
ayat (1) dilakukan melalui penerbitan sertifikat Akreditasi
elektronik yang diberikan kepada Puskesmas, Klinik,
02
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.
n-2
(3) Sertifikat Akreditasi elektronik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
u
(4) Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
ah
TPMD, dan TPMDG yang telah mendapatkan status
4-t
Akreditasi dapat mencantumkan status Akreditasi di
bawah atau di belakang nama masing-masing
3
Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
or-
TPMD, dan TPMDG dengan huruf lebih kecil.
om
Pasal 21
(1) Dalam hal penetapan status Akreditasi Puskesmas,
s-n
komunikasi.
(3) Ketentuan mengenai survei dan penetapan status
m/
Pasal 22
eg
l
tm
(4) PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
sebagai bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
g.h
Akreditasi oleh lembaga penyelenggara Akreditasi, dinas
tan
kesehatan daerah kabupaten/kota, dan dinas kesehatan
daerah provinsi.
en
Pasal 23
2-t
(1) Dalam rangka menjaga mutu dan menjamin pelaksanaan
Akreditasi secara objektif dan bebas dari konflik
02
kepentingan, dapat dilakukan validasi terhadap
n-2
penyelenggaraan Akreditasi.
(2) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
u
dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.
ah
(3) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
4-t
secara:
a. rutin; dan
3
b. sewaktu-waktu jika diperlukan.
or-
(4) Validasi secara rutin sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a dilakukan terhadap beberapa hasil penetapan
om
Akreditasi secara acak.
(5) Validasi sewaktu-waktu jika diperlukan sebagaimana
s-n
TPMDG; dan/atau
erm
Pasal 24
2/1
dan komunikasi.
(2) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
m/
b. penjadwalan survei;
si.
l
tm
Pasal 25
g.h
(1) Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
tan
TPMD, dan TPMDG harus melakukan Akreditasi kembali
untuk perpanjangan Akreditasi sebelum masa berlaku
en
status Akreditasi berakhir.
(2) Perpanjangan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
2-t
ayat (1) dilakukan melalui pengajuan permohonan
perpanjangan Akreditasi kepada lembaga penyelenggara
02
Akreditasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa
n-2
berlaku status Akreditasi berakhir.
u
Pasal 26
ah
Ketentuan mengenai kegiatan Akreditasi sebagaimana
4-t
dimaksud dalam Pasal 13 sampai dengan Pasal 22 berlaku
secara mutatis mutandis terhadap kegiatan Akreditasi
3
kembali untuk perpanjangan Akreditasi.
or-
Pasal 27
om
(1) Untuk terselenggaranya Akreditasi secara optimal
disusun petunjuk teknis penyelenggaraan Akreditasi
s-n
BAB III
PENDANAAN
2/1
Pasal 28
2
20
peraturan perundang-undangan.
(2) Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi pada Klinik,
eg
Pasal 29
htt
l
tm
Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
g.h
keuangan negara.
tan
BAB IV
en
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
2-t
Pasal 30
(1) Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota melakukan
02
pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan Akreditasi
n-2
berdasarkan kewenangan masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
u
(2) Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota dalam
ah
melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan
4-t
Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
melibatkan asosiasi/perhimpunan fasilitas pelayanan
3
kesehatan, organisasi profesi, akademisi dan/atau
or-
masyarakat yang memiliki kemampuan dan keahlian di
bidang pelayanan kesehatan.
om
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan agar Puskesmas, Klinik,
s-n
d. pemantauan; dan/atau
e. evaluasi.
2
20
mutu;
ula
Pasal 31
(1) Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
ww
l
tm
c. ditemukan tindakan yang membahayakan
keselamatan pasien.
g.h
(2) Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
tan
TPMD, dan TPMDG yang telah mendapatkan penetapan
status Akreditasi dan akan dilakukan penyesuaian
en
penetapan status Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dievaluasi kembali kesesuaian pemenuhan
2-t
Standar Akreditasi dengan status Akreditasi yang
diperolehnya oleh Direktur Jenderal.
02
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
n-2
untuk dijadikan dasar penetapan status Akreditasi baru
oleh Direktur Jenderal.
u
ah
Pasal 32
4-t
(1) Selain melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
kegiatan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3
30, Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan
or-
pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga
penyelenggara Akreditasi.
om
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diarahkan untuk:
s-n
penyelenggara Akreditasi;
b. monitoring dan evaluasi kinerja lembaga
en
dan/atau
ula
Akreditasi.
.in
Pasal 33
ww
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
l
tm
Pasal 34
g.h
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Puskesmas
tan
dan Klinik yang telah memiliki status Akreditasi berdasarkan
ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun
en
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
2-t
Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1049) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
02
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2019
n-2
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
u
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
ah
Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
4-t
2019 Nomor 929), dan Laboratorium Kesehatan yang telah
memiliki status Akreditasi berdasarkan ketentuan Keputusan
3
Menteri Kesehatan Nomor 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
or-
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan, status
akreditasinya dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu
om
berlaku berakhir.
s-n
BAB VI
ke
KETENTUAN PENUTUP
en
Pasal 35
erm
Pasal 36
2/1
Pasal 37
htt
l
tm
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
g.h
tan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 November 2022
en
MENTERI KESEHATAN
2-t
REPUBLIK INDONESIA,
02
ttd.
n-2
BUDI G. SADIKIN
u
ah
Diundangkan di Jakarta
4-t
pada tanggal 2 Desember 2022
3
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
or-
REPUBLIK INDONESIA, om
ttd.
s-n
YASONNA H. LAOLY
ke
en
erm
2/p
2/1
2
20
m/
co
si.
ula
eg
for
.in
ww
//w
ps:
htt