Anda di halaman 1dari 3

Dampak dan Akibat Banjir Venesia bagi Masyarakat Italia

Venesia merupakan salah satu kota yang berada di Italia utara dan dikenal di dalam
bidang pariwisata dan bidang industrinya. Selain itu Kota Venesia juga terbentang 117 pulau
kecil di Lagoon Venesiaa, sepanjang Laut Adriatik di timur laut Italia. Laguna air asin
membentang sepanjang garis pantai antara ceropong Po di sebelah selatan dan Piave Rivers
dibagian utara. Kota Venesia juga dikenal dengan beberapa gerakan artistiknya yang penting,
terutama masa Renaissance. Venice memiliki peran yang penting di dalam sejarah music simfoni
dan eropa dan merupakan tempat lahirnya Antonio Vivaldi.
Menurut klasifikasi iklim, Venesia juga memiliki iklim yang lembab subtropics (CFA)
dimana pada saat musim dingin udara akan menjadi sejuk tetapi ketika musim oanas maka
kondisi udarapun akan sangat hangat. Dan untuk curah hujan Kota Venesia sendiri bisa
disimpulkan relatif merata sepanjang tahun dengan rata-rata 801 mm. tetapi dengan keindahan
Kota Venesia yang membuat mata tidak berkedip tak disangka sedang mengalami peristiwa yang
cukup mengharukan dengan dilandanya banjir besar yang diiringi dengan badai hujan yang dapat
merusak properti disekitarnya.
Menurut pantauan BMKG setempat, curah hujan yang besar dapat dilihat mulai dari
pantai sebelah barat negara Italia, Tuscany hingga ke wilayah selatan Campania termasuk timur
laut Sardinia. Di Venesia, St. Mark’s Square tenggelam karena acqua alta yang memiliki
tekanan air yang sangat tinggi dengan perkiraan melebihi 1,4 meter akibat curah hujan yang
tinggi juga. Tempat ini merupakan salah satu wilayah yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air
yang terletak disalah satu dataran rendah kota.
Pasangnya air laut membuat kurang lebih tiga perempat dari kota Venesia, Italia
terendam banjir. Tidak hanya itu, beberapa wilayah bagian utara dan timur Negeri Pizza terkena
banjir, setelah adanya hujan yang deras diikuti dengan kencangnya angin sehingga pohon-pohon
tumbang dan memakan korban yang cukup banyak. Dengan perkiraan juga Venesia akan
tenggelam seutuhnya dalam waktu kurang lebih satu abad yang akan datang, terutama bila
dampak Global Warming tidak diperlambat dan sarana antibanjir tidak dipasang dan digunakan
dengan baik.
Sebelum terjadinya peristiwa ini, kencangnya hembusan angina laut membawa air pasang
sehingga mencapai ketinggian sekitar 156 cm. ketinggian air diberbagai wilayah mengalami
resiko banjir tinggi dan berpotensi dapat menenggelamkan jalan setapak dan memaksa adanya
evakuasi bagi penduduk setempat.
Otoritas transportasi Venesia untuk sementara menutup layanan bus air (water bus).
Venesia diketahui sebagai wilayah yang sering mendapatkan bencana banjir ketika hujan deras
dan angin melanda daerah wisata di timur laut Italia.hal terjadi disaat bencana ini berlangsung
salah satunya ialah ketinggian air pasang menurut statistik telah diketahui meninggi sekitar
Desember 2018.
Walikota Venesia, Luigi Brugnaro, mengatakan bahwa serangkaian sistem yang berguna
untuk mencegah terjadinya peristiwa seperti ini untuk di masa depan yaitu sistem penghalang
bawah laut yang dibangun skitar laguna mengalami masalah keterlambatan dalam
pembangunannya sehingga tidak sesuai jadwal atau perkiraan yang sudah ditentukan,
dikarenakan adanya pembekakan biaya dan isu-isu korupsi di dalamnya. Tetapi Walikota
Venesia telah membicarakannya dengan perdana mentri Italia, Giuseppe Conte, untuk mengurusi
masalah urgensi proyek yang akan mengakibatkan hambatan disaat gelombang air sudah
mencapai ketinggian 109 cm, dimana hal ini sudah sering terjadi dalam kurung waktu empat kali
dalam setahun di wilayah Venesia.
Masyarakat dan para pelaku bisnis biasanya melakukan antisipasi dengan memperkuat
pintu rumah ataupun toko mereka dengan menggunakan logam atau panel kayu agar mencegah
air masuk tetapi, terdapat beberapa bukti bahwa mereka menggunakan pompa air untuk
melindungi barang-barang mereka. Sebagian besar wilayah Italia berada distatus siaga banjir
dikarenakan hujan deras, dimana hal ini diperburuk dengan kurangnya rasa sadar masyarakat
Italia dalam memelihara sungai yang ada di negara Italia.
Banjir besar ini datang disaat waktu yang paling buruk bagi Venesia, dimana terdapat
sederetan tempat wisata yang terkenal di Italia berujung mengenaskan karena kota in telah
berjuang dengan kelebihan wisatawan sedangkan masyarakat Italianya sendiri mengalami
pengurangan populasi dan bangunan bersejarah sirna begitu saja sehingga menimbulkan rasa
mengkhawatirkan. Daerah ibu kota yaitu di Roma, para pejabat menutup tempat-tempat wisata
lebih awal, termasuk Colosseum dan Forum Romawi dikarenakan hujan deras dan angina yang
sangat kencang. Gubernur provinsi Veneto, Luca Zaia mengatakan bahwa banjir pada pekan itu
dapat mencapai tingkat terparah seperti pada tahun 1966 yang lalu disaat wilayah Kota Venesia
dan Florence sebagian besar tenggelam.
Sejak awal terjadinya peristiwa ini, seluruh sekolah yang ada di Kota Venesia dan
sekitarnya diliburkan, karena untuk mengatisipasi penambahan korban dan lancarnya
penanganan untuk masyarakat sekitar. Selain itu banyak masyarakat yang beropini bahwa
peristiwa ini dikarenakan adanya perubahan iklim yang menyebabkan level air yang tinggi dalam
waktu kurang lebih sekitar 50 tahun yang lalu.
Tidak hanya itu saja akibat dari banjirnya di Venesia juga disebabkan karena adanya
kombinasi pasang surut musim semi dan gelombang badai meteorologis yang diberikan tekanan
oleh angin yang sangat kencang yang bertiup menuju arah timur lain dan melintasi Laut Adriatik.
Kota Venesia memiliki 100 pulau lebih di dalam laguna lepas pantai timur laut Italia.
Daerah ini hampir setiap tahun mengalami peristiwa banjir. Tetapi, kejadian ini hanya sekali
dalam pencatatan yang dimulai pada tahun 1923, yang ombaknya lebih tinggi 1.94 meter pada
tahun 1966. Di Pulau Pellestrina juga terdapat korban jiwa yang diakibatkan karena adanya
sebidang tanah yang tipis diantara laguna dari Laut Adriatik.
Masalah ini tidak hanya beredar disekitar masyarakat Italia saja, tetapi ilmuan pun ikut
meneliti tentang peristiwa banjir yang menelan banyak korban dan merugikan hingga ratusan
juta euro. Para ilmuan tidak bisa menyalahkan karena satu peristiwa dengan adanya perubahan
iklim, walaupun pada kenyataannya kejadian cuaca yang ekstrem seperti ini atau kebakaran
hutan sering menjadi dampak dari perubahan iklim. Banyak wilayah tenggelam yang diakibatkan
oleh pompa buatan yang mengambil air dari bawah kota dan menyebabkan kompresi sedimen,
menurut para ilmuan, tetapi penelitian menemukan pandangan meskipun pemompa telah
berhenti, kondisi Kota Venesia ini tidak saja surut.
Dengan begitu dampak dan akibat yang dialami oleh penduduk Kota Venesia sangat
memprihatinkan, karena tidak hanya satu atau dua orang saja yang mengalami kerugian. Banyak
sekali masyarakat yang kehilangan anggota keluarga dan hal lainnya, hingga saat ini pemerintah
Italia pun belum menemukan solusi yang tepat untuk menangani peristiwa yang melanda
Venesia selain mengevakuasi para korban ketempat yang lebih aman. Sejauh ini pun pemerintah
negara Italia sudah berencana untuk melakukan pembangunan 78 tembok mengambang dengan
tujuan untuk melindungi laguna Venesia selama air pasang.

Anda mungkin juga menyukai