Anda di halaman 1dari 4

Fenomena Hidrosfer

Bumi adalah tempat dimana semua jenis makhluk hidup tinggal secara berdampingan. Bumi
terdiri dari berbagai lapisan yang menyokong kebutuhan manusia untuk bertahan hidup.
Salah satu lapisan bumi yang bergesekan langsung dengan kehidupan kita adalah geosfer.
Geosfer memiliki beberapa unsur untuk keberlangsungan hidup manusia seperti udara untuk
bernapas, bahan tambang, air untuk minum, tanah untuk berpijak, dll. Salah satu unsur dari
geosfer adalah hidrosfer.

A. Pengertian Fenomena Hidrosfer

Hidrosfer berasal dari kata hydro yang berarti air dan sphere yang bermakna lapisan. Secara
singkat hidrosfer adalah lapisan air di seluruh permukaan bumi. Seluruh air di permukaan
bumi adalah bagian dari hidrosfer seperti air sungai, laut, danau, rawa-rawa, mata air, dan
jenis lainnya.

Fenomena hidrosfer adalah kejadian alam yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan air
yang dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari. Contoh sederhananya seperti pasang surut air
laut, pergerakan air tanah, arus laut, dll. Fenomena hidrosfer bisa menjadi fenomena alam
yang luar biasa ataupun berubah menjadi ancaman bagi manusia. Semuanya kembali kepada
kebiasaan dan tabiat manusia yang kadangkala mengorbankan keseimbangan alam demi
kepuasannya sendiri.

B. Fenomena Hidrosfer yang Luar Biasa

Keindahan alam ciptaan Sang Pencipta selalu membuat kita heran dan takjub. Banyak sekali
fenomena alam luar biasa yang berkaitan dengan hidrosfer yang belum kita ketahui.
Fenomena tersebut seringkali dikaitkan dengan magis dan di luar akal manusia. Untuk
mengetahuinya kita bisa mencari tahu penjelasan ilmiah dan logis dibaliknya. Berikut kita
bahas fenomena hidrosfer yang ada terjadi di muka bumi:

1. Sungai di dasar laut

Fenomena hidrosfer yang satu ini terjadi di Cenote Angelita yang terletak di perairan Karibia
Meksiko. Cenote dalam bahasa Maya diartikan sebagai gua, jadi sebenarnya sungai ini
dinaungi oleh lapisan hidrogen sulfida yang terbentuk dari organisme membusuk didalam
gua. Tumpukan itu membentuk sebuah dinding yang membatasi air laut dan air tawar dan
diberi nama halocline. Fenomena halocline adalah zona vertikal di dalam laut yang terjadi
karena perbedaan tekanan lapisan air sehingga kadar garam menurun drastis dan membuat air
menjadi tawar.

2. Danau dengan 3 warna berbeda

Danau yang memiliki 3 warna berbeda terletak di Indonesia tepatnya di Danau Kelimutu
Nusa Tenggara Timur. Danau ini terbentuk sejak jutaan tahun lalu karena letusan gunung
vulkanik. Ketiga air danau tersebut dapat berubah-ubah dengan warna yang berbeda di tiap
danaunya. Kadang warna berubah menjadi hijau, biru, hitam, merah, dan bahkan berwarna
putih. Menurut para ahli perubahan warna ini terjadi karena pengaruh cahaya matahari dan
kandungan mineral, bebatuan, dan lumut yang mengendap di dalamnya.
3. Salju Abadi di Puncak Gunung Jayawijaya

Indonesia adalah negara tropis yang hanya memiliki 2 musim. Namun jika ingin melihat salju
di negara ini, kita bisa mendaki Gunung Jayawijaya di Papua dan menemukan salju di
puncaknya tepatnya di Puncak Carstensz. Saking tingginya gunung ini saljupun bersarang di
atasnya. Tapi sangat disayangkan saat ini ketebalan salju semakin menipis diakibatkan
perubahan iklim dan pemanasan global. Suhu udara yang semakin panas menyebabkan salju
diatasnya meleleh sedikit demi sedikit.

4. Pertemuan dua air sungai yang tidak menyatu

Fenomena alam ini terjadi di Brazail tepatnya di kota Manaus. Terdapat dua aliran sungai
yang melintasi kota tersebut yaitu sungai Amazon dan sungai Rio Negro. Ketika air sungai
bertemu terlihat batas yang sangat kentara karena air sungai Amazon berwarna coklat dan
sungai satunya lagi berwarna hitam. Menurut para ahli fenomena ini terjadi karena perbedaan
kepadatan, kecepatan, dan suhu air kedua sungai tersebut. Tak ayal para turis berbondong-
bondong mengunjungi kota Manaus untuk melihat keajaiban alam tersebut.

5. Air Laut di Selat Gibraltar

Selat Gibraltar adalah selat yang membatasi Benua Afrika dan Eropa. Di selat ini terjadi
pertemuan 2 laut yaitu Laut Tengah dan Samudra Atlantik. Pertemuan kedua aliran tersebut
tidak menyebabkan air tercampur, akan tetapi keduanya terpisah jelas sesuai asalnya masing-
masing. Air Laut Tengah berwarna biru gelap dan air dari Samudra Atlantik berwarna biru
cerah. Jika diperhatikan seksama pertemuan dua arus tersebut menciptakan sebuah sekat yang
tak tertembus hingga kedalaman 1000 meter. Fenomena ini terjadi karena perbedaan massa
jenis arus laut yang bergerak dan cenderung mempertahankan keadaan asalnya. Selain itu
tegangan permukaan masing-masing air menciptakan ilusi seolah ada partisi yang
memisahkan keduanya sehingga air laut tidak tercampur.

6. Gletser abadi di Pegunungan Karakoram

Pegunungan Karakoram adalah salah satu puncak dari pegunungan Himalaya. Di saat banyak
sekali gletser yang mulai meleleh karena suhu bumi yang semakin panas, gletser di
Pegunungan Karakoram tidak mengalami perubahan sedikitpun. Para peneliti berpendapat hal
ini dikarenakan tingginya curah hujan di Pegunungan Himalaya dan adanya peningkatan
suhu.

7. Danau Mendidih di Dominika

Danau Mendidih adalah sebuah danau yang terletak di Taman Nasional Morne Trois Pitons
Dominika. Dari jauh kita bisa melihat danau tersebut dikelilingi asap layaknya air yang
mendidih diatas kompor. Danau tersebut terbentuk akibat aktivitas gunung berapi yang
memang mengelilingi danau tersebut. Permukaan air danau mendidih diperkirakan akibat
aliran magma di dasar danau yang masih sangat aktif dan kuat. Suhu di sekitar danau berkisar
antara 80 hingga 90 derajat celcius. Walaupun begitu danau ini masih terbuka untuk umum
dan bisa menjadi destinasi wisata menarik jika berkunjung ke Dominika.

C. Fenomena Hidrosfer yang Merugikan


Perubahan iklim dan fenomena alam di muka bumi seringkali menjadi bencana bagi manusia.
Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab seringkali merusak ekosistem dan
mengakibatkan bencana alam. Berikut kita bahas contoh fenomena hidrosfer yang merugikan
dan mengancam kehidupan manusia.

1. Abrasi air laut

Abrasi adalah pengikisan daratan wilayah pesisir karena naiknya permukaan air laut. Abrasi
bisa terjadi karena faktor alami dan aktivitas manusia. Faktor alami penyebab abrasi adalah
gelombang, arus laut, dan vegetasi di sepanjang pantai. Sedangkan aktivitas manusia yang
memicu terjadinya abrasi seperti perusakan terumbu karang, pohon mangrove, dan
memanfaatkan lahan pesisir sebagai pemukiman dan merusak ekosistem sekitar.

2. Pencemaran air

Air yang tercemar oleh limbah masyarakat memberikan efek buruk bagi manusia. Air limbah
buangan pabrik yang dialirkan sembarangan ke sungai akan membuat sungai menjadi kotor
dan berbahaya. Baru-baru ini terdengar kabar dari daerah Bandung Barat dimana air sungai
Citarum yang memiliki warna merah dan hijau karena limbah. Aliran sungai ini berbau tak
sedap dan membuat kepala pusing saat menghirupnya. Bila dibiarkan lebih lanjut pencemaran
air sungai akan membuat sumber air bersih menjadi semakin menipis dan hilang.

3. Banjir bandang

Banjir bandang terjadi biasanya akibat ulah manusia yang menebang pohon sembarangan dan
curah hujan yang sangat tinggi. Banjir bandang menerpa daerah dengan permukaan rendah
karena aliran air yang sangat deras sehingga tidak mampu terserap oleh tanah. Tak terhitung
banyaknya bencana banjir bandang yang menimpa kota-kota di Indonesia. Baru-baru ini
banjir bandang terjadi di pusat kota Bandung dan menyeret apapun di depannya padahal
daerah tersebut tak pernah didera banjir sebelumnya. Setelah diselidik banjir terjadi karena
hutan lebat di kawasan Bandung Utara yang sudah dipenuhi beton. Air hujan yang tak
tertampung akhirnya turun ke bawah dan membuat banjir besar di titik vital kota kembang.

4. Kekeringan

Kekeringan terjadi karena pasokan air yang menipis dan berlangsung dalam waktu lama.
Musim kemarau yang panjang mengakibatkan evaporasi sehingga air tanah menguap dan
cadangan air menipis. Saar kekeringan terjadi sumur-sumur warga menjadi kering dan sulit
mencari air bersih untuk keperluan sehari-hari. Untuk mencegah bencana kekeringan setiap
musim kemarau diperlukan upaya penyediaan air secara masif, misalnya dengan membangun
bendungan, waduk, dan pengelolaan DAS sehingga masalah dapat teratasi.

5. Gelombang badai

Gelombang badai bisa sangat mengancam dan berbahaya. Fenomena ini terjadi karena angin
badai yang membuat permukaan air laut bergolak dan menghempas daratan. Sangat
berbahaya bagi kapal untuk melintasi samudra yang tengah dilanda angin badai. Pada bulan
Januari 2018 badai maha dahsyat menghantam pesisir timur Amerika Serikat dan dijuluki
sebagai bom cyclone. Fenomena tersebut mengakibatkan air terjun Niagara di perbatasan
Amerika dan Kanada ikut membeku. Cuaca ekstrim tersebut mengakibatkan gelombang
dingin dan badai salju sehingga menewaskan banyak orang.

6. Naiknya permukaan air laut

Permukaan air laut bisa mengakibatkan banjir bagi penduduk yang bermukim di sekitar
pantai. Fenomena ini terjadi karena beberapa faktor seperti melelehnya gletser di kutub dan
memuainya air laut karena suhu yang panas. Dilansir dari National Geographic, kenaikan
permukaan air laut diperkirakan akan mencapai 28-98 cm pada tahun 2100. Jika seluruh
lapisan es mencair di Greenland, air laut akan naik sampai 7 meter dan sanggup
membenamkan kota London.

7. Hujan es

Hujan es terjadi karena proses presifitasi yang tidak normal. Uap air yang membentuk awan
tidak terurai sempurna sehingga hujan turun berupa butiran-butiran es. Di negara tropis hujan
es bisa terjadi karena perbedaan suhu yang terlalu besar dan kelembaban yang tinggi.
Biasanya durasi hujan es sangatlah singkat dan tidak menimbulkan kerugian. Namun hujan es
bisa berakibat buruk jika turun di lahan pertanian milik penduduk ataupun merusak atap
rumah kita. Hujan es bersifat asam yang dapat merusak tanaman sehingga tanaman kering
dan mati. Dampak ini pernah dirasakan di Kabupaten Puncak, Papua pada tahun 2015. Cuaca
ekstrim mengakibatkan hujan es turun di ladang penduduk dan membuat ladang ubi
penduduk gagal panen. Akses sulit menuju pemukiman penduduk, membuat ribuan orang
terancam kelaparan karena sumber makanan yang hilang.

Demikianlah sajian renyah mengenai fenomena hidrosfer di sekitar kita. Perlu diingat baik-
baik bahwa penyebab bencana alam dari fenomena hidrosfer disumbang oleh ulah manusia
juga. Kita harus menjaga kelestarian alam dan senantiasa siaga dengan bencana yang
mungkin terjadi tiba-tiba tanpa diduga.

Anda mungkin juga menyukai