Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Menghidupkan Spirit


Ramadhan Sepanjang Masa
Ahmad Mundzir  Kamis, 20 Juni 2019 | 03:00 WIB

Khutbah I 
 
‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
ِ ِّ َ ِ َ ْ َ َ َ ّ َ َ .ً ْ ِ‫ و َأ َ ّ َ َ ا ِّ ْ َ َ وَر َ ِ َ َ َ ا ْ ْ َ م َ د‬،َ ْ ِّ ‫ِي أ ْ َ َ َ َ ا‬ ِّ ‫ِ ر‬
ْ ّ ‫ ا‬،َ ْ ِ َ َ ْ ‫َب ا‬ ُ ْ َ ْ َ ‫ ا‬،ْ ُ ْ َ ْ َ ‫ا‬
،ٌ ِ ‫ إ َ ٌ َ ِ ْ ٌ و َا‬،َ َ ْ َ ‫ل‬
ّ ِ ُ َ ‫ ُ ِ ّ َ ْ َ َ و‬،ٌ ْ ِ َ ‫ُ ّ ِ َ ْ ٍ و‬ َ َ َ ُ َ ‫ ر َ ّ َ وَر َ ّ ُ ْ و‬،ُ َ َ ْ ُ ُ َ ُ ِّ َ ‫ أ‬،ِ ِ ْ ُ َ ‫و َ َ َ ِ ِ و‬

َ َ ‫ َ َ دَة ً ُ ْ ِ ْ َ ِ َ َ َ ْم‬،ُ َ َ ْ ِ َ َ ُ ‫َ إ َ َ ا ِ ّ ا ُ و َ ْ َه‬ ‫ أ ْ َ ُ أ ْن‬. ِ ِ َ ُ ْ ‫َ ِ ْ ٌ ُ َ ّه ٌ َ ِ ا ّ ِ ْ ِ و َا ّ ِ ْ ِ و َا‬


ِ ‫ن َ ِّ َ َ و َ َ ِ ّ َ و َ َ ِ ْ َ َ و َ ُ ْ و َ َ َ ُ َ ّ ًا ﷺ َ ْ ُ ا‬
ّ ‫ و َأ ْ َ ُ أ‬.ٍ ْ ِ َ ٍ َِْ َ ‫َ ْ أ َ ا‬ ّ‫نإ‬
ٌ ْ ُ َ َ َ‫ل و‬
ٌ َ ُ َ ُ َ َْ
،ِ ْ ِّ ‫ن إ َ َ ْ ِم ا‬
ٍ َ ْ ِ ْ ُ َ ِ َ ْ َ َ ‫ك و َ َ ِّ ْ َ َ ْ ِ و َ َ َ آ ِ ِ و َ َ ْ ِ ِ و‬
ْ ِ‫ َ ّ ِ ا ّ ُ ّ و َ َ ر‬.ُ ْ ِ ْ ‫وَر َ ُ ْ ُ ُ ا ّ دِقُ ا ْ َ ْ ِ ا‬

‫ أ‬.َ ْ ِ ِ ‫َ ّ َ َ ُ ْ ِ َ ْ ِك َ و َ َ َ ِ َ َ أ ْر َ َ ا ّا‬ ُ ْ ‫و َا‬


َ‫ َ َ ْ َ ز َ ا ْ ُ ّ ُ ْن‬،ِ ‫ ا ُ ْو ِ ْ ِ ْ َ ْ ِ ْ و َا ِ ّ ُ ْ ِ َ ْ َى ا‬،‫س‬
ُ ّ ‫ َ َ اَّ َ ا‬ 

َ ُ َ ‫ إ ّ َ أ ْ ُه ُ إذ َا أر َاد َ َ ْ ً أ ْن‬،ِ ْ ِ ّ ‫ ِ ْ ِ ا ِ ا ّ ْ َ ِ ا‬،ِ ْ ِ َ ْ ‫ل ا ُ َ َ َ ِ ْ ِ َ ِ ِ ا‬


ُ‫ل َ ُ ُ ْ َ َ ُ ن‬ َ َ  
 
Hadirin jamaah shalat Jumat ha dhakumullah,  
 
Kita sekarang sudah melewati separuh dari bulan Syawal "Syawal" berarti meningkat Kita
telah melewati bulan kesembilan dalam hitungan bulan hijriah, yaitu bulan Ramadhan yang
mulia Pada bulan kemarin, dosa orang-orang mukmin telah diampuni oleh Allah
subhanahu wa ta’ala sehingga diibaratkan bagi orang-orang yang memenuhi hak
Ramadhan, akan menjadi trah kembali sebagaimana anak yang baru dilahirkan dari rahim
ibunya Bagaimana anak yang dilahirkan dari rahim ibunya? Artinya ia mempunyai
kehidupan yang baru, yakni kehidupan di alam dunia  
 
Begitu pula bulan Syawal ini Bulan Syawal, bulan kesepuluh, bagi orang-orang yang
kemarin menjalankan Ramadhan dengan baik semestinya bulan ini adalah bulan kehidupan
baru, sebuah kehidupan yang lain daripada sebelum bulan Ramadhan kemarin Bulan ini
merupakan momentum pembaharuan kita untuk berusaha menapaki kehidupan dengan
cara-cara yang lebih baik Bulan Syawal ini adalah bulan kelahiran baru kita Bukan justru
bulan kematian kita Jangan sampai kita yang kemarin saat bulan Ramadhan kita rajin
beribadah malam, mengaji Al-Qur'an, bersedekah, I’tikaf dan lain sebagainya, namun
karena sekarang ini sudah tidak Ramadhan lagi, kita hentikan semua rutinitas baik
tersebut Kalau kita berhenti melakukan rutinitas baik yang selama ini dijalankan pada
bulan Ramadhan, berarti bulan Syawal ini sebagai bulan kematian Apabila kita ingin bulan
Syawal ini sebagai bulan suci yaitu bulan kelahiran, sebagaimana orang yang baru lahir,
seorang anak mulai bisa menghirup udara dunia, lambungnya mulai berfungsi, ada hal-hal
yang baru Itu namanya kelahiran Maka bulan Syawal ini, kita seharusnya mempunyai
kebaikan-kebaikan yang baru lagi, yang baru lagi dan seterusnya Bukan malah mematikan
kebaikan-kebaikan yang sudah berjalan  
 
Begitu pula hati kita, karena kelahiran baru Dalam mengelola hati, selayaknya bagaimana
kita berusaha menjadikan hati kita sebagai hatinya orang yang hidup, selalu berdzikir
kepada Allah, ingat Allah, selalu peka terhadap masalah keluarga, sosial, dan lain
sebagainya Ini namanya hati yang lahir dan hidup di bulan Syawal Jangan jadikan hati
kita sebagai hati yang mati, tidak ingat Allah, tidak peka terhadap urusan sesama,
menyakiti orang lain, menggunjing dan lain sebagainya, maka ini termasuk hati mati yang
tidak merasakan kelahiran kembalinya bulan Syawal Naudzu billah. 
 
Dengan begitu, barangsiapa yang bisa menghidupkan Ramadhan sepanjang hari dan bulan
selama setahun penuh sampai tiba bulan Ramadhan berikutnya, maka saat orang tersebut
dipanggil oleh Allah, ia akan kembali kepada Allah dalam keadaan suci kapan pun Allah
mau memanggil ke rahmat-Nya Ia patut merayakan kepulangannya kepada Allah karena ia
selalu menjaga napas Ramadhan sepanjang tahun setelah bulan Ramadhan  
 
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: 
 
 ‫ْض‬
َ ‫وات وا ر‬
ِ ّ ‫ن ا ّ َ نَ َ ِ ا ْ َ َار َ َ َ ْ َ ِ ِ َ ْم َ َ َ َ ا ّ ا‬
ّ ‫إ‬
 
Artinya: “Sesungguhnya zaman itu selalu berputar sebagaimana semula yaitu ketika Allah
menciptakan langit dan bumi” 
 
Zaman boleh berganti, namun semangat kita harus semakin meningkat untuk menjalankan
ibadah-ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. 
 
Maasyiral hadirin ha dhakumullah,
 
Kita bukan lah orang yang menyembah waktu seperti bulan Ramadhan dan kita tidak
menyembah tempat seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan lain sebagainya Kita
menyembah Allah tanpa terkait dengan lokasi mana pun Kalau kita menyembah Allah
terkait dengan lokasi atau waktu saja, tentunya bagi orang yang meninggalkan kota
Makkah dan Madinah, misalnya, mereka akan menjadi malas-malasan, karena tidak berada
di tempat mulia  
 
Tempat-tempat yang mulia, waktu dan bulan yang mulia bisa jadi akan selalu berubah
seseuai perputaran waktu dan lokasi domisili seseorang, namun tempat dan waktu
mempunyai Tuhan yang tidak silih berganti, tidak berubah-ubah Waktu dan bulan
sepanjang masa memilik Tuhan yang tidak pernah berganti selamanya Dialah Allah
subhanahu wa ta’ala  
 
‫ِي َ َ ْ ِ ز َ َ ْن‬
ْ َْ ََ
 
"Allah tidak terpengaruh oleh waktu "
 
‫و َ َ َ ْ ِ ْ ِ َ َ ْن‬
 
"Dan Ia tidak terdiri atas unsur waktu " 
 
‫و َ ُ َ َ َ َ َ ْن َ ْ َ َ ْ ِ ا ّ َ ْن و َا ْ َ َ ْن‬ 
 
"Dia ada sebelum masa dan tempat tercipta "
 
‫ َ ِ َ َ َ ْن و َ َ َ َ ُ ْن و َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْن َ ْ َ َ ْن َ ُ ْن‬ 
 
"Dia tahu apa yang telah dan akan terjadi Dia pula tahu hal-hal yang tidak akan pernah
terjadi karena Dia tahu apa yang akan terjadi jika satu hall tersebut itu terjadi "
 
‫ف و َ ُ ْن‬ ٍ َ َ ْ َ ُ ‫و َأ ْ ُه‬
 
"Jika Allah menghendaki sesuatu itu terjadi, maka perintah Allah akan terwujud secepat
antara jeda pembacaan huruf kaf dan nun dalam kalimat kun." 
 
ُ‫ل َ ُ ُ ْ َ َ ُ ن‬ُ ُ َ َ ّ َ ‫و َ ذ َا َ َ أ ْ ًا‬
 
"Apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya mengatakan kun, maka kemudian akan
terwujud "
 
Dia lah Tuhan yang maha murah Barangsiapa kenal dengan Tuhannya, pasti akan
mencintainya Bagi orang yang kenal dengan Allah, tidak ada yang ia miliki kecuali
kecintaan dia kepada Allah Bagaimana mungkin ada orang yang dalam hatinya sudah
terpatri kecintaan kepada Allah akan mencintai selain Allah? Kecintaan ini lah yang telah
ditanamkan dalam madrasah atau sekolahan yang bernama Madrasah Bulan Ramadhan  
 
Kecintaan ini lah yang menjadi fondasi penting, sehingga sampai ada sahabat yang berkata
kepada Baginda Nabi: 
 
‫ل ا ّ ِ؟‬
َ ُ َ‫ َ َ ا ّ َ ُ َ ر‬ 
 
"Ya Rasulallah, kapan kiamat akan terjadi?"
 
Rasul tidak langsung menjawab Beliau kembali menanyakan balik kepada sahabat
tersebut: 
 
َ َ َ‫َ أ ْ َدْت‬
 
“Apa yang sudah kamu persiapkan menghadapi kiamat itu?” 
 
ُ َ ُ َ ‫ و َ َ ِ ِ ّ أ ِ ّ ا ّ َ وَر‬،ٍ َ َ َ َ َ ‫َ ِ ِ َ َة ٍ و َ َ َ ْ ٍم و‬ ْ ِ َ َ ُ‫ َ أ ْ َدْت‬: ‫ل‬
َ َ
 
“Saya tidak mempersiapkan shalat yang banyak, tidak pula puasa dan sedekah, Ya Rasul
Namun aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya” 
 
Mendengar jawaban sahabat satu tadi, Rasul kemudian bersabda:
 
َ َْ ْ ‫أ ْ َ َ َ َ ْ أ‬
 
“Kamu akan bersama orang yang kamu cintai” HR Bukhari  
 
Dengan hadits di atas, para sahabat mengaku tidak pernah bergembira melebihi
kegembiraan mereka setelah mendengar hadits tersebut  
 
Ada sahabat lain yang bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasul, jelaskan kami tentang satu
Islam yang dengan jawaban Anda nanti, saya tidak butuh jawaban lagi setelahnya” 
 
Rasul kemudian menjawab ada dua hal, yaitu 
 
ِ ُ َْ ‫ ُْ آ‬ 
 
“Katakan, yang pertama, saya iman kepada Allah” 
 
Kedua, 
 
ْ ِ َ ْ ‫ ُ ّا‬ 
 
“Lalu konsistenlah memegang kalimat itu terus-menerus” 
 
Dengan istiqamah, maka orang menjadi tidak peduli, entah itu Ramadhan sudah kelewat
atau tidak, yang namanya cinta kepada Allah, maka akan istiqamah dalam beribadah,
mestinya selalu merawat ketakwaan-ketakwaan yang telah dibina dalam Madrasah
Ramadhan kemarin untuk dibawa secara terus menerus sepanjang tahun  
 
Ciri-ciri orang mukmin adalah sangat cinta kepada Allah 
 
ِ ّ ِ ّ ُ ّ َ ‫و َا ّ ِ َ آ َ ُ ا أ‬
 
Artinya: “Orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah” QS Al-Baqarah: 165) 
 
Tentu saja, kita akan selalu merindukan Ramadhan tahun depan Bagaimana kita tidak
rindu, sedangkan Ramadhan adalah bulan yang pernah bertemu dan digunakan oleh
Rasulullah menjalankan berbagai macam kebaikan Yang namanya cinta, jika tidak bertemu
langsung orang yang dicintai, tentu akan merasa cukup gembira dengan bertemu dengan
orang atau hal-hal yang bertemu langsung dengan orang yang dicintai Ramadhan adalah
bulan mulia yang pernah digunakan semaksimal mungkin oleh Rasulullah untuk
beribadah, maka kalau kita cinta kepada Allah dan Rasul, kita tentu juga merindukan
Ramadhan  
 
Hadirin ha dhakumullah, 
 
Pada bulan Ramadhan, kita diperintahkan untuk puasa selama sebulan penuh Maka, pada
bulan Syawal ini, kita biasakan puasa tersebut pada setiap seminggu dua kali yaitu pada
hari Senin dan Kamis Hari Senin adalah hari dilahirkannya Baginda Nabi Agung
Muhammad ‫ﷺ‬, sedangkah hari Kamis adalah hari dimana amal setiap hamba dilaporkan
periodik mingguan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬lebih
suka amalnya saat dilaporkan kepada Allah, beliau dalam kepada berpuasa Selain puasa
mingguan, ada pula puasa sunnah bulanan, yaitu setiap tanggal 13,14, 15 pada setiap bulan
hijriahnya, kita disunnahkan untuk berpuasa  
 
Begitu pula tarawih, mengajarkan kita untuk shalat malam, maka mari kita biasakan untuk
shalat malam secara rutin walau dua rakaat saja dalam semalam  
 
Dengan adanya bulan Syawal ini, atas dasar latihan selama Ramadhan, semoga menjadikan
ibadah kita semakin meningkat, tidak justru menurun kualitasnya, yang pada akhirnya
kelak kita akan kembali kepada Allah selalu dalam keadaan bersih karena selalu membawa
nilai-nilai Ramadhan  
 
ُ ‫ إ ّ ُ ُ َ ا َ ّ ا ّ ّابُ ا ّؤُو‬.ِ ْ ِ َ ْ ‫ و َ َ َ َ ِ ْ و َ ّ ُ ْ ِ َ ِ ْ ِ ِ َ ا ْ َ ِت و َا ِّ ْ ِ ا‬،ِ ْ ِ َ ْ ‫ن ا‬
‫ْف‬ ِ ‫َ رَك َ ا ُ ِ ْ و َ َ ُ ْ ِ ا ْ ُ ْآ‬
َ ِ ّ ‫( إ ّ ا‬٢) ٍ ْ ُ ِ َ َ‫ن ا ْ ْ َ ن‬ ّ ‫( إ‬١) ِ ْ َ ْ ‫ و َا‬، ‫ا‬ ‫ا ا‬ ،ْ ِ ّ ‫ن ا‬ ِ ْ ّ ‫ أ ُ ذ ُ ِ ِ ِ َ ا‬.ُ ْ ِ ّ ‫ا‬
(٣) ِ ْ ّ ِ ‫َت و َ َ َا َ ْا ِ ْ َ ّ ِ و َ َ َا َ ْا‬
ِ ِ ّ ‫آ َ ُ ا وَ َ ِ ُ ا ا‬
َ ْ ِ ِ ‫َب ا ْ ِ ْ و َا ْر َ ْ و َأ ْ َ أ ْر َ ُ ا ّا‬
ِّ ‫و َ ُ ْ ر‬ 
 
Khutbah II
 
‫ن‬
ّ ‫َ َ ِ ْ َ َ ُ و َأ ْ َ ُ أ‬ ُ ‫َ ا ِ َ َ إ ّ ا ُ و َا ُ و َ ْ َه‬ ‫ و َأ ْ َ ُ أ ْن‬.ِ ِ َ ِ ْ ِ ‫ِ َ َ إ ْ َ ِ ِ و َا ّ ْ ُ َ ُ َ َ َ ْ ِ ْ ِ ِ و َا‬ ُ َْ ْ َ ‫ا‬
‫ِ ْ ًا‬ ً ْ ِ ْ َ ْ ّ ِ َ َ ‫َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ وِ َ َ ا َ ِ ِ و َأ ْ َ ِ ِ و‬ َ َ ِ ّ َ ّ ُ ‫ ا‬.ِ ِ ‫َ ِّ َ َ ُ َ ّ ًا َ ْ ُه ُ وَر َ ُ ْ ُ ُ ا ّا ِ إ َ رِ ْ َا‬
 
َِِ ِ ّ ‫س ا ِ ّ ُ ا ا َ ِ ْ َ أ َ َ و َا ْ َ ُ ْا َ ّ َ َ و َا ْ َ ُ ْا أ‬
َ ِ َ َ َ ‫ن ا َ أ َ َ ُ ْ ِ ْ ٍ َ َأ ِ ْ ِ ِ َ ْ ِ ِ و‬ ُ ّ ‫أ ّ َ ْ ُ َ َا َ ّ َ ا‬
َ َ ِ ّ َ ّ ُ ‫ ا‬. ً ْ ِ ْ َ ‫ا َ ّ َ ا ّ ِ ْ َ آ َ ُ ْا َ ّ ْا َ َ ْ ِ و َ َ ِّ ُ ْا‬ ِ ّ ‫ن ا َ و َ َ ِ َ َ ُ ُ َ ّ ْنَ َ َ ا‬
ّ ‫ل َ ََ إ‬
َ َ َ‫ِ ُ ْ ِ ِ و‬
ٍَْ ِ ‫ْض ا ّ ُ ّ َ ِ ا ْ ُ َ َ ء ِ ا ّا ِ ِ ْ َ أ‬
َ ‫ل َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ و َ َ َ ا َ ْ ِ ِ َ وَر ُ ُ ِ َ و َ َ ِ َ ِ ا ْ ُ َ ّ ِ ْ َ و َار‬
ِ ‫ و َ َ َ آ‬،ٍ ّ َ ُ َ ِ ِّ َ
‫ن ا ِ َ َ ْ ِم ا ِّ ْ ِ و َار َ‬
‫ْض َ ّ َ َ ُ ْ‬ ‫و َ ُ َ و َ ُ ْ َ ن و َ َ ِ و َ َ ْ َ ِ ّ ِ ا ّ َ َ ِ و َا ّ ِ ِ ْ َ و َ َ ِ ِ ا ّ ِ ِ ْ َ َ ُ ْ ِ ِ ْ َ ٍ‬
‫ِ َ ْ َ ِ َ َ أ ْر َ َ ا ّا ِ ِ ْ َ‬
‫‪ ‬‬
‫ات‪ ،‬ا ُ ّ أ ِ ّ ا ْ ْ َم َ و َا ْ ُ ْ ِ ِ ْ َ و َأذِ ّ‬
‫ل‬ ‫َت ا َ َ ْ ء ِ ِ ْ ُ ْ وَا ْ َ ْ َ ِ‬
‫َت و َا ْ ُ ْ ِ ِ ْ َ و َا ْ ُ ْ ِ ِ‬
‫ا َ ُ ّ ا ْ ِ ْ ِ ْ ُ ْ ِ ِ ْ َ و َا ْ ُ ْ ِ ِ‬

‫ل ا ْ ُ ْ ِ ِ ْ َ و َ د َ ّ ِ ْ أ ْ َا َ َ أ ْ َاء َ‬
‫َ َ َ‬ ‫ا ِّ ْك َ و َا ْ ُ ْ ِ ِ ْ َ و َا ْ ُ ْ ِ َ دَك َ ا ْ ُ َ ِ ّ ِ ْ ‪ ،‬و َا ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ا ِّ ْ َ و َا ْ ُلْ َ ْ‬
‫ل و َ ُ ْء َ ا ْ ِ َ ِ وَا ْ ِ َ ِ ‪ َ ْ ِ َ َ َ َ ،‬و َ َ‬
‫ا ِّ ْ ِ و َأ ْ ِ َ ِ َ ِ َ إ َ َ ْم َ ا ِّ ْ ِ‪ .‬ا ُ ّ ا ْد َ ْ َ ّ ا ْ َ َء َ وَا ْ َ َ ء َ و َا ّ َزِ َ‬
‫َب ا ْ َ َ ِ ْ َ‪ .‬ر َ ّ َ آ ِ َ ِ ا ّ ْ َ َ َ َ ً و َ ِ ا ْ ِ َة ِ‬ ‫ن اْ ُ ْ ِ ِ ْ َ ّ ً َ ر ّ‬ ‫َ َ َ‪ َ ِ َ َ ْ َ ،‬ا ِ ْ ُو ِ ْ ِ ّ َ ّ ً و َ َ ِ ِ ا ْ ُ ْ َا ِ‬

‫نا َ‬ ‫َ َ َ ً و َ ِ َ َ َابَ ا ّ رِ‪ .‬ر َ ّ َ َ َ ْ َ ا َ ْ ُ َ َ و َ ْن َ ْ َ ْ ِ ْ َ َ و َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ّ ِ َ ا ْ َ ِ ِ ْ َ‪ َ ِ .‬د َا ِ ! إ ّ‬


‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ن و َ ْ ء ذِي ا ْ ُ ْ َ و َ َ ْ َ َ ِ ا ْ َ ْ ء و َا ْ ُ ْ َ ِ وَا ْ َ ْ ِ َ ِ ُ ُ ْ َ َ ّ ُ ْ َ َ ّ ُ ْونَ و َا ْذ ُ ُوا ا َ‬ ‫ل وَا ْ ْ َ ِ‬ ‫َ ُ ُ‪ِ ْ َ ْ ِ  ‬‬
‫ا ْ َ ِ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ و َا ْ ُ ُ ْوه ُ َ َ ِ َ ِ ِ َ ِ ْد ُ ْ و َ َ ِ ْ ُ ا ِ أ ْ َ ْ‬
‫‪ ‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah,‬‬
‫‪Semarang ‬‬
‫‪ ‬‬

Anda mungkin juga menyukai