Anda di halaman 1dari 7

"Pantaskah Kita Merayakan Kemenangan "

Ust. Adrian Pilomuli (08111164554 – 085228623408)


َ ْ َ‫ﷲ أ‬ ُ َ ‫ ا‬، َ ْ َ‫ﷲ أ‬ ُ َ ‫ ا‬، َ ْ َ‫ﷲ أ‬ُ َ‫ا‬
َ ْ َ ُ َ َْ َ ُ َ َْ َ ُ َ
. ‫ اﷲ أ‬، ‫ اﷲ أ‬، ‫اﷲ أ‬
َ ْ َ‫ﷲ أ‬ ُ َ ‫ ا‬، َ ْ َ‫ﷲ أ‬ ُ َ ‫ ا‬، َ ْ َ‫ﷲ أ‬ُ َ‫ا‬
ْ ُ َّ َ َ
- ،‫اﷲ َوح َده‬
ً ْ َ ً ْ
‫ ﻵ ِإ ِإﻻ‬،‫ﷲ بُ َرة َّوأ ِصيﻼ‬ ‫ا‬
َ َ ْ ُ َ ًْ َ
‫ان‬ ‫ح‬ ‫ب‬‫س‬ ‫و‬ ،‫ا‬ ‫ث‬ ‫ك‬ ُ ‫ َوا ْ َ ْم‬،‫ﷲ أَ ْ َ ُ َكب ْ ً ا‬
‫د‬ ُ َ‫ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ
.‫اب َوح َده‬ ‫ وهزم اﻷحز‬،‫ وأعز جنده‬،‫بده‬ ‫ ون‬،‫صدق وعده‬
َ َ ُ ْ ْ َ َ َْ َ َ ْ َ ْ ُْ َّ ْ َ َ ُ َّ َ َ
‫ َو ْو ك ِر َه‬،‫ َو ْو ك ِر َه ا ُم ِ ْون‬،‫اﷲ َوﻻ عبُ ُد ِإﻻ ِإيَّاهُ ِل ِص َ ُ ا ِّ ُن َو ْو ك ِر َه ال فِ ُر ْون‬ ‫ﻵ ِإ ِإﻻ‬
ُ ْ
.‫ا ُمنَافِق ْون‬
ْ ْ ْ ْ َ ْ ْ ْ َ َ ْ َ َ
، َ ‫اد ٍة ا ُمﺆ ِم ِن َ َوختَ َم بِ ِه ا شه َر ِصيَامِ َوال ِقيَامِ ا ُمخ ِل ِص‬ ‫ا َ ْم ُد ِ ِ ا ِ َج َعل َهذا ا َ ْو َم ِ يْ ًدا ِل ِعب‬
ُ َ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َُ َ ّ َ َ ُ َ ْ ََ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ ََ
‫ وص ِفيه‬، ‫ وأشهد أن س ِيدنا مدا بده ورسو‬، ‫وأشهد أن ﻻ ِإ ِإﻻ اﷲ وحده ﻻ ِ ك‬
َ َْ َ َ َ ْ ََ َ َْ ُ َ ُ َ
.‫ار َ ه ِج ِه ِإ يَ ْومِ ا يْن‬ ‫اﷲ َعلي ِه َو َ آ ِ ِ ومن س‬ ‫ ف َص‬،‫َوخ ِليْله‬
:‫الع ِز ز‬َ ‫بار َك َو َ َعا َ ْ كتابه‬ َ َ‫اﷲ ت‬ُ ‫ول‬ ُ َُ
‫ق‬ .‫ﷲ‬ ‫ا‬ ‫ى‬ َ
‫و‬
َْ َ ََْ ْ ُ
‫ق‬ ‫ت‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫وص‬
ُ
‫أ‬ ، ‫ﷲ‬ ‫ا‬ َ َ‫ َ يَا عب‬: ‫أَ ّما َ ْع ُد‬
‫اد‬
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ف‬ ِ ِ ِ
ْ َ ُ َ َ َُ ُ َ ِ ‫))يَا أَ َها ا‬
((‫آمنُوا ا قوا ا َ َحق قا ِت ِه َوﻻ ُمو ن ِإﻻ َوأ تُ ْم ُ ْس ِل ُمون‬ َ ‫ين‬

Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah


Bertaqwalah sebab Allah Mewasiatkan sebaik-baik bekal yang akan dibawa pulang
menghadapNYA hanyalah Taqwa, karena yang berguna saat diakhirat nanti hanyalah
Ketaqwaan dan Amal Sholeh. Maka untuk itu harapan Allah bagi kita setelah sebulan
Puasa adalah menjadi hamba-hambaNYA yang Muttaqin.
Jama’ah Sholat Id yang bersimpuh dihadapan Allah
Riuhnya Gema Suara Takbir, Tahmid & Tahlil membahana dari sejak semalam,
Lantunannya mengguncang Alam semesta, Seakan tak pantas kalimat lain terdengar
selain Alunannya, menandakan bahwa tak ada yang pantas dibesarkan, tak ada yang
pantas dipuji, tak ada yang pantas diagungkan Kecuali Allah satu-satunya Rabb seru
sekalian Alam. Takbir yang Merdu Terdengar, Tahmid Yang Syahdu dilantunkan, serta
Tahlil yang Khusuyuk terus mendayu menjadi sebuah pertanda bahwa Nikmat sepotong
Surga yang Allah hidangkan telah berlalu, menjadi Alamat bahwa Ramadhan yang berkah
kini menjauh, menjadi Isyarat akan sebuah Anugerah yang penuh dengan Rahmat,
Berkah dan AmpunanNYA Allah telah bepisah membawa sendu dan pilu.
Alangkah indah alunan Takbir, Tahmid dan Tahlil yang terus bergema dan berkumandang
di pagi ini. Ungkapan rasa syukur menghiasi hati dan lisan kita, atas karunia usia dan
umur panjang untuk berjumpa kembali dengan hari yang mulia ini. Di hari ini, saat kita
mengumandangkan Takbir, Tahmid dan Tahlil di seluruh penjuru jagad raya, saat kita
merayakan hari kemenangan dengan penuh kebahagiaan, di saat ini pula kita perlu
bercermin dan mengevaluasi diri, apa yang telah berubah dari kita antara sebelum
datangnya dan setelah perginya Bulan Ramadhan. Jika sebelum Ramadhan kita enggan
kemasjid, malas baca qur’an, jarang bersedekah, gak pernah Sholat malam, tak berbakti
kepada orang tua, lalu dengan datangnya Ramadhan yang telah membentuk kita menjadi
Manusia yang bebeda dari sebelumnya menjadi orang yang hatinya senantiasa terpaut
dengan Masjid, Menjadi Haamilul Qur’an, menjadi Muzakki, Munfiq dan Mushoddiq,
menjadi Ahlul Qiyaam, serta menjadi Anak yang berbhakti pada orang tuanya.
Akankah itu kembali berubah seiring berlalunya Ramadhan? Atau bisa jadi kedatangan
Ramadhan kesekian kalinya ini juga tak memberikan efek perubahan pada diri kita
masing-masing? Jika dengan Ramadhan yang situasi, kondisi dan lingkungannya saja
tidak memberikan perubahan pada kita, lantas bagaimana nantinya kita berada diluar
Ramadhan? Butuh berapa Ramadhan lagi agar membuat kita sadar akan rapuhnya
pertahanan kita membentengi diri dari godaan Syetan serta tipuan fatamorgana Dunia.
‫وﷲ ا مد‬ ‫اﷲ اك‬ ‫اﷲ اك‬ ‫اﷲ اك‬
Jika Ramadhan saja tidak bisa membantu kita merubah diri, jika puasa saja tak juga bisa
berefek kebaikan pada kita, jika nikmat sepotong Surga yang Allah hidangkan ini enggan
kita rengkuh kenikmatannya, Apa Pantaskah kita merayakan kemenangan hari ini? Sudah
berulang kali Ramadhan datang menjumpai kita, namun kita masih terus menyiakannya,
Ibnu Al Jauzi menyampaikan jika seandainya penghuni kubur itu diperintahkan berharap,
maka mereka akan berharap sehari saja bisa hidup kembali dibulan Ramadhan, Apakah
nanti kita sudah diliang kubur barulah memiliki harapan untuk bisa bertemu kembali
Ramadhan? Akankah kita lupa sudah Ramadhan yang keberapa kali datang tanpa kita
berusaha melakukan perubahan?
Kaum Muslimin Jama’ah Id Rahimakumullah
Allah yang Menciptakan Hati, Allah yang membolak-balikkan hati, Serta Allah Pula yang
telah menggerakkan hati kita diawal Ramadhan hingga Terpaut Kemasjid, Terikat dengan
Al Qur’an, Terjaga Sholatnya. Allah Menghadirkan Ramadhan sebagai Magnet
momentum merubah diri dari Hamba yang merugi menjadi Hamba yang senantiasa Ta’at
berbakti PadaNYA, Akankah dengan berlalunya Ramadhan kita akan kembali menjauh
dari Allah? Enggan datang Kemasjid? Malas Membuka Al Qur’an? Lalai terhadap Sholat?
Lalu jika seperti itu kondisi kita setelah Ramadhan pergi, Masih Pantaskah kita merayakan
kemenagan?
Jika Idul Fitri hari ini kita rayakan sebagai kebebasan untuk melakukan segala sesuatu
sesuai kemauan dan keinginan kita, kembali bergelimang maksiat dan dosa, kembali
mengumbar Aib sesama, kembali menjadi manusia yang rakus dan serakah, kembali
menjadi makhluq yang hanya mementingkan diri sendiri dan tak peduli dengan sesama,
jika Ramadhan yang baru saja berlalu kemarin itu tak juga membuat kita terpaut kemasjid,
Jika Puasa kemarin belum bisa melembutkan hati kita hingga tersentuh mengulurkan
tangan untuk sesama, Jika Bulan Mulia itu juga belum membuat kita Istiqomah menjaga
Sholat dekat dengan Al Qur’an, maka Pantaskah Kita Merayakan Kemenangan hari ini?
Segeralah bertobat kepada Allah!
َ ‫ُ َْ ُ ُ ﱠ ْ ْ ﱠ‬ ُ ْ َ ‫َ َ ُ ْ ٰ َ ْ َ ّ ْ ﱠ ّ ُ ْ َ َﱠ‬
ۙ ْ ‫الس ٰم ٰوت َوا ْرضۙ ا ِ دت ِ ل ُمت ِق‬
‫ض َها ﱠ‬ ‫۞ وس ِارعوٓا ِا مغ ِفر ٍة ِمن ر ِبكم وجن ٍة عر‬
Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit
dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
Jama’ah Yang dimuliakan Allah
Kalau dulu kita pernah terlanjur melakukan keburukan dan pelanggaran, maka sungguh
hari ini adalah hari pertaubatan. Hari ini adalah waktu yang tepat berhenti dari kebiasaan
buruk dan terlarang. Hari ini adalah hari untuk kembali kepada fitrah kita yang sejati. Hari

َ َ َُْ َ َ َ ً َ َ ُْ َ َ َ َْ ‫َﱠ‬
ini adalah saat memulai hidup dengan penuh ketaqwaan kepada Allah.
‫ﱡُْ َ ﱠ‬ ْ ُُ َ َْ َ َ
ُ
ۗ‫اﷲ‬ ‫اﷲ ﻓ ْاستغف ُر ْوا ِ ﻧ ْو ِ ِ ْۗ َو َم ْنﱠﻳغ ِف ُر ا ﻧوب ِا‬ ‫اﺣﺸة ا ْو ﻇل ُم ْوٓا اﻧف َس ُه ْم ذك ُروا‬ ِ ‫ِاذا ﻓﻌلوا ﻓ‬ ِ ‫وا‬
َ َ ْ ُ ُ َ َ ٰ َ ْ َ
‫َما ﻓﻌل ْوا َوﻫ ْم َﻳﻌل ُم ْون‬ ‫ﱡ وا‬ ِ ‫ﻳ‬ُ ‫َول ْم‬

Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi
diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.
Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak
meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka
mengetahui(-nya).

Hari ini kita bersihkan diri dari berbagai silang sengketa. Hari ini kita beranikan diri untuk
memohon maaf atas kesalahan yang mungkin sudah tertimbun sejak beberapa tahun
silam. Hari ini kita berusaha membuka pintu hati kita menerima permohonan maaf.

‫اﷲ اكبر اﷲ اكبر اﷲ اكبر وﷲ الحمد‬


Tegakah kita, sampai hatikah kita, tidak malukah kita dihadapan Allah dipagi ini, kita
memakai pakaian baru, bergembira dengan hari raya, merayakan hari kemenangan,
sementara puasa kita hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, bahkan ada yang
Puasanya hanya beberapa hari saja dan ada yang sama sekali tidak Puasa selama
Ramadhan, Sholat kita banyak yang bolong, baca’an Qur’an kita hanya sebentar, Infaq,
sedekah dan Zakat kita tak juga tertunaikan, Pantaskah Kita merayakan kemenangan?
Ramadhan kini telah berlalu, tahun depan pasti ia akan kembali datang, namun akankah
kita dapat kembali berjumpa dengannya? Masihkah Allah memberikan kita kesempatan
untuk merengkuh nikmatnya? Karena kematian pasti akan datang menjemput. Dengan
berakhirnya Ramadhan menjadikan kita semakin menyadari bahwa hidup ini sementara,
dan Akan Pulang kenegeri Akhirat.

Jama’ah Sholat Id Rahimakumullah


Dihari yang fitri ini saat kita makan enak, menikmati hidangan beraneka ragam, ada anak
yatim yang merakan Idul Fitri tanpa hidangan makanan, Saat Anak-anak kita bergembira
dengan Baju Baru pemberian Ayah, Sepatu baru yang dibeli ibu, mereka hanya bisa
menatap dengan iri dan pilu, mereka mecoba memanggil Ayah tapi tak pernah lagi
terjawab, mereka memanggil ibu tapi tak ada lagi yang menyahut. Ketika dipagi hari raya
Rasulullah SAW tengah menyeru ummat Islam untuk berhari raya, Beliau melihat seorang
anak perempuan yang tengah menangis dibawah sepohon kurma, lantas Nabi bertanya :
kenapa engkau menangis wahai anakku? Apakah Bapakmu sudah tiada? Anak itu
menjawab : Bapakku telah lama meninggal, Apakah tidak ada baju baru pemberian
ibumu? Lalu di jawab : Ibuku telah lama wafat, mendengar jawabannya Rasulullah
langsung menangis dan memeluknya, lantas Nabi membawanya pulang dan menyuruh
Syaidatuna A’isyah untuk memandikannya dan memakaikan pakaian terbaik untuknya,
lalu Rasulullah memberikannya Uang.
Nabi ingin menyampaikan kepada kita Anak yatim adalah tanggung jawab kita bersama,
jika kita hanya memperdulikan diri dan keluarga kita saja, Masih pantaskah kita
merayakan kemenangan ditengah tangis pilu anak-anak yatim itu? Jangan biarkan
mereka tenggelam dalam kesedihannya, jangan biarkan mereka terombang-ambing
dalam lautan air mata, uluran tangan kita, santunan yang kita serahkan kepada anak
yatim tidaklah seberapa, jika mereka boleh diberikan pilihan antara mendapatkan uang
yang kita berikan hari ini dengan Allah menghidupkan kembali orang tuanya, maka
mereka akan memilih kehidupan orang tuanya, apalagi mereka yang masih sangat kecil,
mereka masih butuh kasih sayang orang tuanya, mereka masih menginginkan pelukan
ibunya, mereka rindu ayah yang mengusap kepalanya. Sedekah yang kita berikan untuk
mereka takkan bisa menghapus rasa sedihnya ditinggalkan orang tua, bahagiakan
mereka sebab Nabi berjanji :
َ َ َ
َ ْ ُ ْ َ َ ‫ْ َﱠ َ َ َ َ ٌ ﱠ ﱠ‬ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ َُ َْ ُ َ
ِ ِ ‫ِﻓل ال‬
‫يم أو ِلغ ِ ِه أﻧا وﻫو كهات ِ ِ ا ن ِة وأشار ما ِ ك ِبالسباب ِة والوس‬ ‫ت‬
“Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku
dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk
dan jari tengah.” (HR. Muslim)
‫اﷲ اكبر اﷲ اكبر اﷲ اكبر وﷲ الحمد‬
Dipagi hari yang Mulia ini marilah sejenak melayangkan pandangan kita kepada orang
yang sangat besar jasanya dalam kehidupan kita, bisa saja hari ini wajahnya tak bisa lagi
kita tatap, mungkin hari ini senyumnya hanya ada dipelipis mata kita, masih terbayang
dalam ingatan kita, ketika masih kecil dimandikannya kita, disisirnya rambut kita,
dipakaikan baju terbaru untuk kita, diusapnya kepala kita, diciumnya pipi kita, dipegang
erat tangan kita menuju masjid, namun semuanya itu tinggallah kenangan, mereka
semuanya telah berpulang kerahmatullah. Dulu saat Pulang Sholat kita bisa cium tangan
mereka, waktu itu kita bisa memeluk tubuhnya yang menua dan rapuh, namun hari ini
mereka telah tiada., Tegakah kita hari ini tidak mendo’akan mereka? Kirimkan Do’a untuk
mereka, walaupun seisi dunia ini kita persembahkan untuk mereka tidak akan bisa
menebus buliran Air mata mereka saat mendo’akan kita, Dunia dan isinya kita berikan
kepada mereka takkan dapat menukar satu hentakan Nafas Ibu saat melahirkan kita,
Harta yang kita miliki takkan bisa membalas setetes air susu yang kita minum, kekayaan
yang kita punya takkan bisa menukar rasa kantuk dimalam hari saat mereka menyapih
kita, bahkan pengabdian kita seumur hidup sekalipun takkan bisa mendinginkan air
kencing kita yang membasahi tubuhnya saat kita duduk dipangkuannya.
Bersimpuhlah dihadapan Orang tua kita yang masih hidup mintalah maaf dan ampunan
mereka, memohonlah keberkahan dengan Do’a mereka, Surga itu ada pada mereka, hari
ini ada orang mampu sholat berjama’ah, sanggup baca Qur’an 1 Juz 1 hari, Sanggup
Infaq & Shodaqoh, sanggup buat kegiatan sosial dan keagamaan, tapi hubungan dengan
orang tuanya renggang, dia sudah lama tak menengok orang tuanya, dia sudah lama tak
menelpon menanyakan kabar Ayah Ibunya, sekalipun amalnya setinggi langit, ibadahnya
sebesar gunung, namun saat hubungannya dengan orang tua tidak baik maka amal
َ َ َ َ
َ ‫َ ُ ْ َﱠ‬ ُْ ْ َ َ َ ُ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ ََْ َ َ ْ ْ َ َ َُ
ibadah itu tertolak,

‫ه ا نة‬ ِ ‫بﻌد ِلمن أدرك أبوﻳ ِه ا ِك ِعنده أو أ دﻫما ﻓلم ﻳد‬


“Sangat rugi orang yang masih bertemu dengan kedua orang tuanya atau salah
satunya. Namun orang itu tidak masuk surga.”

Di hari yang penuh kemenangan ini, mari kita mohon ampun kepada Allah, kita saling
bermaaf-maafan dan bersalam-salaman dengan penuh ketulusan dengan sesama. Kita
hapuskan segala kebencian, kita punahkan segala dendam dan angkara murka, kita
songsong kehidupan baru dalam tautan persaudaraan dan kebersamaan. Hari ini
selesailah segala benci, berakhir segala permusuhan, pupus semua dendam. Kita
bersama saling memaafkan dan menyatukan hati menyambut hari yang fitri.

Mari kita menengadahkan tangan, mengkhusyu’kan hati dan menutup khutbah ini dengan

ْ
َ‫َرﱠ َ ا َﻇ َل ْم َنآ َا ْﻧ ُف َس َنا َو ْنﱠل ْم َت ْغف ْر َ َ ا َو َت ْر َ ْ َنا َ َ ُك ْو َﻧﱠن م َن ا ٰ ْﻳن‬
berdoa bersama:

ِ ِ ِ ِ ِ‫ا‬
“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau dak mengampuni kami

َ َ ُُ ُ ّْ َ َ َ ْ ََْ
dan dak merahma kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
َْ َ ْ َ َ ْ َ ُْ ُْ ََْ ّ َ
‫ﺼيان َواجﻌلنا ِم ْن‬ ‫َﱡﱠ ﺣ ِ ْب ِال نا ا ِ ْﻳمان َوج ِ نه ِ قلو ِ ا َوك ِّر ْه ِال نا ا كف َر َوالف ُس ْوق َوال ِﻌ‬

‫الر ِش ِد ْﻳ َن‬
Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada keimanan, jadikanlah keimanan itu mekar indah dalam
ha kami, jadikanlah kami benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan. Dan jadikanlah

َ ْ َ َْ ََ ً ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ‫َ َ ﱠ ُ َ ﱠ‬ ْ ْ َ َْ َ
kami orang-orang cerdas yang mengiku jalan kebenaran.
َ َ َ َ ُ
‫ ﻓ ِﺈن جﻌلته ﻓاجﻌلنا مرﺣوما و ﻌلنا‬،‫آﺧر الﻌه ٍد ِمن ِﺻيا ِم ا ِإﻳاه‬ِ ‫ﻌ‬ ‫ُﱠ‬
ْ َ
‫ُر ْو ًما‬
Ya Allah janganlah Kau jadikan Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan terakhir dalam hidup
kami. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhir dalam hidup kami, maka
jadikanlah kami sebagai orang yang ENGKAU sayangi & jangan Engkau jadikan kami sebagai

َ ْ ‫َﱠ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َﱠ‬
orang yang terhalang dari Rahmat
ً َ
‫ر ا اغ ِفر ا و ِلوا ِ ِ ا ور هم كما ربون ِﺻغارا‬
“Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka
َ ُ
sebagaimana mereka merawat kami di waktu kecil”
ْ ُ ْ ْ
ُ ‫ َو َت َقﱠب َل‬,‫اﷲ َوإﱠﻳاك ْم أ ْ َ ﻌ ْ َ م َن ال َﻌا ﺋد ْﻳ َن َوال َفاﺋﺰ ْﻳ َن‬
‫اﷲ مﱠ ا َومِ ْنك ْم ت َ َو َت ُه إﱠﻧ ُه ُﻫ َو ﱠ‬
ُ,‫السم ْي ُﻊ ال َﻌل ْيم‬ ُ ‫َج َﻌ َل َنا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

َ َ َ
َْ ُ َ َْ ُ َ َْ ُ َ
‫ ا ﷲ أك‬، ‫ اﷲ أك‬، ‫ا ﷲ أك‬
َ َ َ
َْ ُ َ َْ ُ َ َْ ُ َ
. ‫ ا ﷲ أك‬، ‫ اﷲ أك‬، ‫ا ﷲ أك‬
َ َ َ
َْ ُ َ َْ ُ َ َْ ُ َ
‫ ا ﷲ أك‬، ‫ اﷲ أك‬، ‫ا ﷲ أك‬
‫َّ ُ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ ْ ً َّ َ ْ ً‬
‫َ‬ ‫َ ُ َ ْ َ ُ َ ْ ً َ َْْ ُ ﱠ َ ْ ً َ ُ ْ َ َ‬
‫اﷲ َو ده‪- ،‬‬ ‫ِإ‬ ‫َ‬
‫ﷲ ك ِث ا‪ ،‬وسبحان اﷲِ بكرة وأ ِﺻي ‪ِ ،‬إ‬ ‫اﷲ أك ك ِب ا‪ ،‬وا مد ِ ِ‬
‫َ‬
‫َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ‬
‫عبده‪ ،‬وأعﺰ جنده‪ ،‬وﻫﺰم ا ﺣﺰاب و ده‪.‬‬ ‫ﺻدق و ده‪ ،‬وﻧ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اﷲ َو َ َﻧ ْﻌ ُب ُد إ َّ إ َّﻳ ُاه ُ ْ لﺼ ْ َ ُ ا ّ ْ ُ َو َل ْو كر َه ا َ ﻓ ُر ْون‪َ ،‬و َل ْو كر َه ْال ُم ْ ك ْون‪َ ،‬و َلوْ‬ ‫إ َ إ َّ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َ ُْ َ ُ‬
‫ك ِره المن ِاﻓقون‪.‬‬
‫َ َ َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫ُ ُ ََ‬ ‫َ َ َ ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ َْ ُ‬
‫َ‬
‫ﷲ ا ِ ْي جﻌل ِ ل ِﻌ َبا ِد َﻳ ْو َم ِع ْي ٍد َﻳﻌ ْود ل ْي ِه ْم ِ ْ ِ َسن ٍة َو َﻳتكﱠر ُر‪َ .‬وجﻌل ل ُه ْم ﺻ ْو َم‬ ‫ِ ِ‬ ‫مد‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ ْ َ ُ َ ْ َ َٰﱠ‬ ‫َ‬
‫َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َُ َْ ُ ْ َ َُْ َ ْ َ ُ ﱠ َ ّ ََ‬ ‫َ َ ْ َ‬
‫ِ ﻳك الم ِ ك ا ك ‪ .‬وأشهد أن س ِيدﻧا‬ ‫َر َمضان وأﻓطر‪ .‬وأشهد أن ِا ِا اﷲ و ده‬ ‫َ‬

‫َ‬ ‫َ ّ َ َ ّْ ََ ْ َ َ َ ّ َ ُ َ‬ ‫َ ََْ‬ ‫ُ َ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ ْ ُ َْ َ‬
‫س ِي ِدﻧا م ٍد الﺸ ِاﻓ ِﻊ‬ ‫ﱠ‬ ‫ُ ﺻ ِل وس ِلم وب ِارك‬ ‫ِﺋ ِق وال ِ ‪.‬‬ ‫ا‬ ‫ﱠمدا عبده ورسو‬
‫َ‬
‫َ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ َ َ ٰ َ ْ َ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ِ المح ِ ‪ .‬و ا ِ ِ وأﺻح ِاب ِه ا طه ِار‪.‬‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫أ َّما َب ْﻌ ُد‪َ ،‬ﻓ َيا أ ُّﻳ َها ال ُم ْسل ُم ْو َن‪ ،‬أ ْوﺻ ْيك ْم َو َﻧ ْف ْ ب َت ْق َوى اﷲِ ال َﻌ ّ ال َﻌظ ْيم َوا ْ َل ُم ْوا أ َّن اﷲَ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِِ‬
‫َّ َﱠ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ َ‬ ‫َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َّ َ َ َّ َ َ ٰ َ ّ ْ َ ْ َ َ َ‬
‫ﻧ ِ ِي ِه ا ك ِرﻳ ِم ﻓقال‪ِ :‬إن اﷲ وم ِﺋكته ﻳﺼلون‬ ‫أم َركم ِبأم ٍر ع ِظي ٍم‪ ،‬أم َركم ِبالﺼ ِة والس ِم‬
‫َّ‬ ‫َ‬
‫َ َم ُ َ ُّ َ َ ْ َ َ ّ ُ َ ْ ً‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ‬
‫ِه وس ِلموا ِليما‪،‬‬ ‫الن ّ َﻳا أﻳها ا ِ آ وا ﺻلوا‬ ‫ُ‬ ‫ّ‬
‫ِ ِ‬
‫ﱠ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ْ ُ ْ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ ْ َْ َ ُ ْ َ‬‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ْ َ‬ ‫َ ُ ْ َْ َ ُ ْ َ‬
‫ات‪ِ ،‬إ ك‬ ‫اء ِمنهم وا مو ِ‬ ‫ات‪ ،‬ا ﺣي ِ‬ ‫ات‪ ،‬والمؤ ِم ِن والمؤ ِم ِ‬ ‫َُﱠ اغ ِف ْر ِ لمس ِل ِم والمس ِلم ِ‬
‫ْ‬
‫ات‬
‫َ َ َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ ٌْ َ ْ ٌ ُ ْ ُ ﱠ َ َ‬
‫ات‪ ،‬وﻳا قا ِ ا ا ِ‬ ‫‪.‬س ِميﻊ ق ِرﻳب ِ ب ا عو ِ‬
‫َ َّ ْ َْ َ َ ّ ْ َ ْ َ ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ّ ْ َ َ ْ ُ ْ‬ ‫ََﱠ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫َ َ ْ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ ﱠ ْ‬
‫َُﱠ أ ِعﺰ ا ِ س م والـمس ِل ِم ‪ ،‬وأ ِذل ال ِ ك والـم ِ ِك ‪ ،‬ود ِمر أ داء ا ِ ‪ ،‬واجﻌل ﻫﺬا‬
‫َ‬
‫الرا ْ‬ ‫ﱠ‬ ‫ك َﻳا أ ْر َﺣمَ‬ ‫َ ْ َ َ‬
‫ت‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫‪،‬‬ ‫ْال َب َ َ آم ًا ُم ْط َم ّن ًا َو َساﺋ َر ب َ د ْال ُم ْسلم ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ‬ ‫ﱠ َْ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫عن الم ِدﻳ ِن ‪ ،‬واش ِﻒ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َُﱠ ﻓ ِّرج ﻫﱠم الـ َم ْه ُم ْو ِم ‪َ ،‬وﻧ ِف ْﺲ كرب الـمكرو ِب ‪ ،‬واق ِﺾ ا‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ َ َ َ َ ْ‬
‫م ْرضاﻧا َوم ْر الـمس ِل ِم‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ْ ْﱠ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ﱠ َ َ‬ ‫ﱠ‬
‫َُﱠ آ ِم ا ِ أوطا ِ ا‪ ،‬وأﺻ ِلﺢ أﺋم نا وو ة أم ِرﻧا‪ ،‬واجﻌل ِو ﻳ نا ِﻓيمن اﻓك واتقاك ﻳا رب‬

‫ْال َﻌ َالم ْ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ ﱠَ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َﱠ ْ َ‬
‫الﺰ ِزل َوال ِمحن‪َ ،‬و ُس ْو َء ال ِف ‪َ ،‬ما ﻇ َه َر ِمن َها َو َما َبطن‪ ،‬ع ْن‬ ‫ْارﻓ ْﻊ عنا ا َ ء‪َ ،‬وال َوب َاء‪ ،‬و‬

‫اﺻة‪َ ،‬و َساﺋر ب َ د ْال ُم ْسلم ْ‬ ‫ََ َ َ َ َ ﱠ‬


‫ب ِ ﻧا ﻫ ﺬا‬
‫ِِ‬ ‫ِِ ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اغف ْر َ َ ا ُذ ُﻧو َ َ ا َوإ ْ َ َاﻓ َنا أ ْمر َﻧا‪َ ،‬و َث ّ ْت أ ْق َدا َم َ ا َو ْاﻧ ُ ْ َﻧا َ َ ْال َق ْوم ا َ ﻓرﻳنَ‬ ‫َﱠ َ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ر ا ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ ْ َ َ َ ْ ً ﱠ َ َ ْ َ َ َ َ ﱠ َﱠ ْ َ َ َ َ ْ ً ﱠ َ َ ْ َ َ َ َ َ ً ْ َ‬
‫َُﱠ تدع ا ذ ا ِإ غفرته‪ ،‬و ﻫما ِإ ﻓرجته‪ ،‬و د ا ِإ قض ته‪ ،‬و اجة ِمن ﺣو ِاﺋ ِج‬
‫َ‬ ‫ﱡَْ ْ‬
‫َْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ ﱠ َ َ ََْ َ ْ َ‬ ‫َ‬
‫ِِ‬ ‫ا‬ ‫الر‬ ‫م‬ ‫ﺣ‬ ‫ر‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫ﻳ‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ض‬ ‫ق‬ ‫إ‬‫‪.‬ا ا و ِ ِ ِ‬
‫ة‬ ‫ر‬ ‫ﺧ‬ ‫ا‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫وﻧﱠن م َن ا َ ا ﻳنَ‬ ‫َﱠ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ر ا ﻇلمنا أﻧفسنا و ِإن لم تغ ِفر ا وتر نا ك‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫الرﺣيمُ‬ ‫اب ﱠ‬ ‫َﱠ َ َ َﱠ ْ ﱠ ﱠ َ ْ َ ﱠ ُ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ ْ َ ﱠ َ ْ َ ﱠ‬
‫التﱠو ُ‬
‫ِ‬ ‫ر ا تقبل ِم ا ِإ ك أﻧت الس ِميﻊ الﻌ ِليم وتب ل نا ِإ ك أﻧت‬
‫ﱡَْ َ َ ًَ َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ َ‬
‫اب ا ِار‬ ‫َر ا آ ِ ا ِ ا ا ﺣسنة و ِ ا ِﺧر ِة ﺣسنة و ِقنا ﺬ‬
‫َْ َ‬ ‫َْْ ُ ﱠ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ﷲ ر ِب الﻌال ِم ‪.‬‬ ‫آﺧ ُر دعواﻧا أ ِن ا مد ِ ِ‬ ‫و ِ‬

‫كم ور ة اﷲ وبر ته‬ ‫والس م‬

Anda mungkin juga menyukai