Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Mei 2019
DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,
Ttd
KAMARUDDIN AMIN
- 1-
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2768 TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSIF DI RAUDHATUL ATHFAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-
undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Penjelasan ini
menunjukkan bahwa setiap anak dengan keunikannya termasuk anak
dengan berkebutuhan khusus berhak memperoleh kesempatan yang
sama dengan anak seusiany a dalam mendapatkan layanan
pendidikan.
Pendidikan inklusif diawali dengan proses Deteksi Dini. Tumbuh
Kembang (DDTK) untuk mengidentifikasi jenis anak berkebutuhan
khusus dan menentukan intervensi sesuai kebutuhan anak.
Sebagai upaya untuk mengakomodir pendidikan anak usia dini
berkebutuhan khusus diperlukan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusif di RA.
B. Tujuan
Petunjuk teknis ini bertujuan untuk memberikan panduan operasional
penyelenggaraan pendidikan inklusif di RA.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyelenggaraan pendidikan inklusif di RA
adalah :
1. Hakekat pendidikan Inklusif di RA
2. Perencanaan penyelenggaraan pendidikan inklusif di RA
2
D. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan inklusif ini
adalah Pengelola, Pelaksana, Penyelenggara dan Pemangku
Kepentingan lainnya.
- 3-
BAB II
KONSEP PENDIDIKAN INKLUSIF
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis pendidikan inklusif di Indonesia adalah
Pancasila yang merupakan lima pilar sekaligus cita-cita yang
didirikan atas fondasi yang lebih mendasar lagi, yang disebut
Bhineka Tunggal Ika.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis pendidikan inklusif adalah; Deklarasi
Salamanca (UNESCO, 1994) oleh para mentri pendidikan sedunia.
Deklarasi ini sebenarnya penegasan kembali atas Deklarasi PBB
tentang HAM tahun 1948 dan berbagai deklarasi lanjutan yang
berujung pada Peraturan Standar PBB tahun 1993 tentang
kesempatan yang sama bagi individu berkelainan memperoleh
pendidikan sebagai bagian integral dari system pendidikan yang
ada.
Di Indonesia, manajemen pendidikan inklusif dijamin oleh:
(1) Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 31, (2) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
1991, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (3) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 32, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang dalam penjelasannya menyebutkan bahwa
penyelenggaraan pendidikan untuk anak didik berkelainan atau
memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara inklusif
atau berupa sekolah khusus, dan (4) Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaari Nomor 002/u/ 1986 pasal 1 ayat 1
bahwa pendidikan terpadu adalah model penyelenggaraan
program pendidikan bagi anak cacat yang diselenggarakan
bersama anak normal di lembaga pendidikan umum dengan
menggunakan kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
- 7-
BAB III
PROSEDUR PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF
RAUDHATUL ATHFAL (RA)
Gambar 1
Alur prosedur penyelenggaraan pendidikan inklusif RA
Identifikasi/
DDTK
------- •-\
Anak didik Anak didik
Berkebutuhan NMI Regular
khusus
Asesmen
Profil Potensi
2. Asesmen
Asesmen adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi
mengenai kelebihan, kekurangan, dan kebutuhan anak didik
dengan berbagai metode dan tehnik terkait dengan proses
pembelajaran.
Manfaat asesmen adalah:
a. Penentuan potensi dan metode intervensi
b. Perencanaan pembelajaran
c. Penilaian dan pelaporan kemajuan anak didik
d. Sebagai bahan untuk penyusunan penilaian dan evaluasi
program.
Sasaran kegiatan asesmen adalah anak didik
berkebutuhan khusus yang akan masuk ke RA dan anak didik
di RA yang terindikasi mengalami hambatan perkembangan.
Aspek asesmen yang dinilai meliputi:
a. Faktor kemampuan bahasa (bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif serta kemampuan wicara)
- 10 -
4. Modifikasi Kurikulum
BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI RA
3. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan:
a. Pembiasaan untuk belajar kelompok.
Ada beberapa teknik pengelompokan anak didik yang dapat
digunakan untuk membantu keberhasilan anak didik berkelainan
fisik, diantaranya:
1) Pengelompokan fleksibel adalah suatu teknik
pengelompokkan dimana anak didik dengan dan tanpa
kelainan dikelompokkan untuk bekerjasama dalam
pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran tertentu, antara 2-
10 orang anak. Pembelajaran yang dapat dilakukan, antara
lain: seni, keterampilan atau aktivitas lainnya yang
menjadikan individu yang berbeda memberikan sumbangan
bagi keberhasilan kelompok.
2) Pengelompokkan kerjasama adalah pembentukan kelompok
kecil dari anak didik yang memiliki kemampuan dan keahlian
yang berbeda. Kelompok ini terdiri dari empat atau lima orang
anak didik. Setiap kelompok dibentuk berdasarkan minat
atau persahabatan. Tiap anggota kelompok saling membantu
dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
pengelompokan dapat memberikan kepuasan pembelajaran
bagi anak didik, selain itu juga akan dapat memererat
persahabatan diantara anak didik. Penelitian menunjukkan
bahwa pengelompokan kerjasama mampu menghasilkan
hubungan yang lebih kuat diantara Anak didik dan
pencapaian akademis yang lebih tinggi.
b. Pengajaran kemandirian, dan kepercayaan diri;
c. Program keterapian yang sesuai dengan kelainan fisik yang
dimiliki agar dapat mengembangkan potensi fisik yang masih ada.
2. Strategi pembelajaran
Strategi yang dapat dilakukan :
a. Mengantisipasi dan melakukan pencegahan terhadap pemicu
munculnya gangguan emosi dan perilaku pada anak didik
b. Menggunakan pendekatan yang fleksibel (tidak kaku dan
keras) kepada anak didik untuk mengontrol emosional dan
tingkah lakunya
c. Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten dan
pembiasaan agar anak terampil dalam problem solving dan
mengatasi konflik
d. Merencanakan dan mengimplementasikan reinforcement
(konsekwensi) secara individual dan memodifikasi lingkungan
dengan level yang sesuai dengan tingkat perilaku
c=1 a
Gambar 2 Bagan kegiatan makan
BAB V
PENILAIAN DAN LAPORAN PERKEMBANGAN
A. Pengertian Penilaian
Penilaian perkembangan anak merupakan suatu proses yang
sistematis, berkala serta berkesinambungan untuk mengumpulkan
data, melakukan analisis, melakukan pendokumentasian serta
mengambil keputusan dan membuat laporan mengenai
perkembangan anak.
Penilaian dilakukan untuk mengukur capaian kegiatan belajar
anak. Sehingga dapat memantau proses dan kemajuan belajar anak
secara berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut,
pendidik dan orang tua anak dapat memperoleh informasi tentang
capaian perkembangan yang menggambarkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan
belajar.
Bentuknya berupa kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Aspek penilaian meliputi proses dan hasil. Penilaian
proses dan hasil kegiatan belajar inklusi RA adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis,
terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun
waktu tertentu.
B. Tujuan Penilaian
Penilaian pembelajaran inklusif di RA memiliki tujuan :
I. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak usia dini termasuk anak berkebutuhan
khusus;
2. Menjadi dasar untuk memperbaiki program pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan anak didik;
3. Untuk melaporkan perkembangan anak kepada orangtua
maupun kepada pihak-pihak terkait setelah proses
pembelajaran.
-26-
C. Fungsi Penilaian
Penilaian memiliki beberapa fungsi seperti di bawah ini :
1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki
kegiatan belajar mengajar;
2. Memberikan referensi guru untuk membimbing perkembangan
anak didk balk fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang
secara optimal;
3. Memberikan referensi guru untuk melakukan kegiatan
bimbingan terhadap anak didik yang memerlukan perhatian
khusus;
4. Memberikan referensi guru untuk menempatkan anak didik
dalam kegiatan sesuai dengan minat dan kebutuhannya;
5. Memberikan informasi kepada orangtua tentang ketercapaian
pertumbuhan dan perkembangan anak didik;
6. Memberikan informasi bagi orangtua untuk menyesuaikan
pendidikan keluarga dengan proses pembelajaran RA;
7. Memberikan referensi bagi pihak lain yang memerlukan dalam
memberikan pembinaan selajutnya terhadap anak didik.
Gambar 3
Prosedur Penilaian Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus
Hasil
1.Gambaran pertumbuhan
2. Gambaranperkembangan
3. Profil ABK
E. Teknik Penilaian
Penilaian pada umumnya dilakukan dengan pengamatan atau
observasi. Hasil pengamatan kemudian dicatat dengan menggunakan
berbagai teknik, antara lain :
1. Catatan anekdot
Catatan anekdot merupakan catatan penting dan bermakna
tentang perkembangan anak. Catatan anekdot memungkinkan
memberikan deskripsi perkembangan penting yang kompetensi
dasarnya tidak terdapat dalam perencanaan harian. Catatan
anekdot bisa beru.pa tulisan atau rekaman. Dalam catatan
tersebut secara khusus dituliskan identitas anak, waktu, lokasi
dan peristiwa.
2. Catatan basil karya
Catatan hasil karya merupakan catatan tentang hasil karya
anak, baik yang berupa proses maupun hasil. Catatan tersebut
- 28 -
1 Perkembangan anak
2 Keterampilan
5 Logbooks
6 Observasi orangtua
F. Perencanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian perkembangan anak Inklusif di RA dapat
dilakukan kedalam tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan
dan tindak lanjut.
Dalam merencanakan penilaian guru terlebih dahulu:
1) Menentukan tujuan penilaian;
Tujuan penilaian disesuaikan dengan tahapan, tugas dan
indikator perkembangan anak di setiap rentangan usia, baik
anak berkebutuhan khusus maupun anak pada umumnya.
2) Menetapkan ruang lingkup yang akan dinilai, mencakup;
Program pembiasaan yang meliputi moral dan nilai-nilai agama
serta sosial, emosional, dan kemandirian; Program
pengembangan kemampuan dasar yang meliputi berbahasa,
kognitif, fisik/motorik, dan seni.
3) Menentukan sasaran. penilaian;
Sasaran ditetapkan sesuai dengan perkembangan anak yang
akan di nilai, dikategorikan antara:
1. Lisan
BAB VI
PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL,
PENDIDIKAN ISLAM
Ttd
KAMARUDDIN AMIN
-36-
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 2768 TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSIF DI RAUDHATUL ATHFAL
Format 1 :
A. IDENTITAS SISWA
Nama Lengkap .•
Nama Panggilan .
Jenis Kelamin .-
Tempat /Tgl.Lahir .•
Agama .•
Suku Bangsa .•
Kewarganegaraan .•
Berat Badan .• tinggi badan :
Alamat Rumah -
Anak : ke dari bersaudara
Ayah Ibu
Nama lengkap
Tempat/tgl. Lahir
Agama
Suku bangsa
- 37 -
Pernikahan ke...
Pekerjaan
Jabatan
C. RIWAYAT KELAHIRAN
D. RIWAYAT PERKEMBANGAN
a. Tengkurap : bulan
di RS
• Lain-lain Beri
jawaban YA bila pernyataan berikut menggambarkan keadaan ananda, dan beri jawaban
TIDAK bila pernyataan berikut tidak menggambarkan keadaan ananda
suara yang bising atau cahaya berlebih, amat sensitive dengan bebauan.
Mudah sekali teralih perhatiannya. Guru sering melaporkan bahwa di dalam kelas
ananda sulit
Ketika bermain mudah untuk beraksi berlebihan (misal bila tersenggol lalu marah,
marahnya
Suka terpaku pada satu tugas dan sulit untuk beralih pada tugas lain.
Kagok dalam mengucapkan kata-kata, tertukar artinya, bicara kurang jelas atau
gagap.
- 39 -
❑ Lain-lain :
❑ Di dalam rumah
❑ Di luar rumah
❑ Orang dewasa
❑ Sesekali
- 40 -
❑ Tidak pernah
❑ Menolak berinteraksi
❑ Tidak tertarik dengan interaksi orang lain dan lebih senang sendiri
Saat anak merasa tidak nyaman dengan perbuatan orang lain, pada umumnya:
❑ Diam saja
❑ Menolak mengerjakan
❑ Tidak tertarik
Reaksi anak saat menghadapi kesulitan dengan tugas baru atau hal-hal yang
dilakukannya
❑ Langsung mentaati
• Apakah anak tertarik melakukan kegiatan membaca, menulis dan berhitung secara
terstruktur?
❑ Tidak
❑ Tidak ada
❑ Kadang-kadang, (jelaskan)
❑ Ya, (jelaskan)
❑ Kadang-kadang, (jelaskan)
❑ Ya, (jelaskan)
I. KELUHAN
- 42 -
❑ Pernah, karena
Jakarta,
Orang Tua/Wali
- 43 -
Format 2 :
FORMAT IDENTIFIKASI (i) dan ASESMEN (ii)
A. Identitas
1. Nama Lengkap / Jenis Kelamin
(ii)
C. Konsentrasi perhatian
D. Kemampuan Motorik
1 Motorik Kasar
(i)
(ii)
2 Motorik Halus
(i)
(ii)
(ii)
4. Keseimbangan
(i)
E. Kemampuan Sensorik
1. Pendengaran
(i)
(ii)
2. Penglihatan
(i)
(ii)
3. Taktil Kinestetik
(i)
- 44 -
F. Kemampuan Bahasa
1. Reseptif
(i)
(ii)
2. Ekspresif
(i)
(ii)
G. Kemampuan Wicara
1. Fone
(i)
(ii)
3. Kemampuan Suara
(i)
(ii)
(ii)
6. Kemampuan Pernafasan
(i)
(ii)
(ii)
H. Interaksi Sosial
I. Kemandirian
- 45 -
J. Akademik
K. Kesan Intelegensi
(1)
(ii)
L. Indikasi
M. Saran
Jakarta,
- 46 -
Format 3 :
Nama •
Usia •
Jenis kelamin:
Kelas :
B. Hasil Asesmen
1. Faktor Bahasa
• Kemampuan bahasa Resptif Belum berkembang
• Bahasa ekspresif masih dalah taraf meniru
2. Faktor interaksi sosial
• Senang main sendiri
• Tidak senang keramaian
3. Faktor konsentrasi dan perhatian
• Fokus mudah beralih dan tidak bertahan lama
4. Faktor akademik
• Mampu membaca gambar bangun datar
• Mampu menghitung perkalian dan pembagian dengan baik
5. Faktor kemandirian
• Masih harus diarahkan dalam mengerjakan tugas
• Mudah bosan dan tidak selesaikan tugas sehingga perlu
motivasi
6. Faktor kesehatan
• Kelahiran normal, jarang sakit
• Kebersihan diri cukup, tidak berkaca mata
7. Faktor sosial- emosi
• Sering tantrum
• Anak sering diam jika tidak bisa mengerjakan apa yang dia
inginkan
8. Faktor keluarga
• Tinggal bersama orang tua,kakek, nenek, 2 (dua) bersaudara
dalam satu rumah.
• Orang tua sangat peduli dan perhatian terhadap
perkembangan anak
C. Analisa Hasil Asesmen
1. Penyebab masalah belajar yang dihadapi: kesalahan persepsi
2. Rekomendasi pembelajaran: melakukan adaptasi pada media
dan strategi pembelajaran.
- 47 -
Format 4 :
INDIKATOR PENMAN
Format 5:
Contob
Nama RA
Hari, tanggal
Kelompok
8
-49-
2019
Format 7 :
RA
Hari, tanggal
Kelompok
Nama anak
DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,
Ttd
KAMARUDDIN AMIN