Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN PENDIDlKAN DAN KEBUDA Y

AAN DIREKTORA T JENDERAL PENDIDIKAN


MENENGAH Komplek Kemdikbud, Gedung D Lt.II, JI. Pintu 1 Senayan, Jakarta
Pusat
Telepon, Fax. 021-57955141, 57955141

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDlKAN MENENGAH


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 1670/D/LK/2014

TENTANG

PELAKSANAANSEKOLAHTERBUKA
PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013
tentang penyelenggaraan pendidikan layanan khusus, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah tentang pelaksanaan sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah;
b. bahwa untuk mengoptimalkan layanan pelaksanaan sekolah
terbuka sesuai Pasal 4 ayat 1 huruf b Peraturan Menteri
Nomor 72 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pendidikan
layanan khusus pada jenjang pendidikan menengah, perlu
diselenggarakan sekolah menengah atas terbuka (SMA
Terbuka) dan sekolah menengah kejuruan terbuka (SMK
Terbuka);
c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah ten tang Pelaksanaan Sekolah
Terbuka Pada Jenjang Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Uridang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
. Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4496);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5157);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 14 Tahun 2014;
6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 54/P Tahun 2014;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan
Khusus;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN


MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN TENTANG PELAKSANAAN SEKOLAH
TERBUKAPADAJENJANG PENDIDlKANMENENGAH.

Pasall

Sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah yang dimaksud dalarn


Peraturan Direktur Jenderal ini adalah sekolah menengah atas (SMA) dan
sekolah menengah kejuruan (SMK)yang menyelenggarakan SMA Terbuka dan
SMKTerbuka.

Pasa12

Penyelenggaraan SMA Terbuka dan SMK Terbuka dilaksanakan sesuai dengan


Pedoman Pelaksanaan Sekolah Terbuka Pada Jenjang Pcndidikan Menengah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur J enderal ini.
Pasa13

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah 1111 berlaku scjak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pad a tanggal 6 AgusLus 2014
1

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
NOMOR:
TENTANG
PELAKSANAAN SEKOLAH TERBUKA PADA JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PELAKSANAAN

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan tersebut
juga harus diupayakan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, danj'atau mengalami bencana alam, bencana
sosial, dan yang tidak mampu dari segi ekonomi, sehingga tercapai pemerataan
pendidikan nasional.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan


pendidikan peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen
pendidikan sehingga setiap warga negara mendapatkan pendidikan. Pemerataan
kesempatan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar diwujudkan dalam
program wajib belajar 9 tahun. Pemerataan kesempatan pendidikan untuk
jenjang pendidikan menengah diwujudkan dalam program Pendidikan Menengah
Universal (PMU) dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk memperoleh pendidikan pada jenjang menengah. Dalam
mencapai pemerataan pendidikan pada jenjang menengah, Pemerintah
memandang perlu penyelenggaraan sekolah terbuka dalam rangka pelaksanaan
pendidikan layanan khusus.

Sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah menggunakan sistem


pendidikan jarak jauh yang memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan,
danl atau menggunakan teknologi pendidikan lainnya.
B. Pengertian

Dalam Pedoman Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan:

1. Sekolah menengah atas terbuka yang selanjutnya disebut SMA Terbuka


adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi
merupakan bagian dari sekolah menengah atas induk dengan menggunakan
metode belajar mandiri, terbuka dan jarak jauh.
2. Sekolah menengah kejuruan terbuka yang selanjutnya disebut SMKTerbuka
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi
merupakan bagian dari sekolah menengah kejuruan induk dengan
menggunakan metode belajar mandiri, terbuka dan jarak jauh.
3. Metode belajar mandiri adalah proses belajar yang dilakukan peserta didik
secara perorangan atau kelompok dengan memanfaatkan berbagai sumber
belajar dan mendapat bantuan atau bimbingan belajar atau tutorial sesuai
kebutuhan.
4. Metode belajar terbuka adalah metode dengan fleksibilitas pilihan dan waktu
penyelesaian program. Peserta didik dapat belajar sambil bekerja, atau
mengambil program pendidikan yang berbeda secara terpadu dan
berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka dan jarak jauh.
5. Metode belajar jarak jauh adalah metode yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
6. Sekolah Induk adalah sekolah menengah yang diusulkan oleh dinas
pendidikan setempat dan ditetapkan oleh pusat untuk menyelenggarakan
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah.

c. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah


adalah memberikan layanan pendidikan melalui perluasan akses bagi
masyarakat Indonesia yang terkendala oleh: a) kondisi geografis, b) keterbatasan
waktu, c) kondisi ekonomi, dan d) kondisi sosial-budaya, sehingga dapat
memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan jenjang menengah yang
bermutu.

D. Sasaran

Sasaran pedoman pelaksanaan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan


menengah ini adalah:
1. Kepala sekolah induk, pendidik, tenaga kependidikan, stake holders, dan
pengelola.
3

2. Peserta didik sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah di daerah


terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/ atau
mengalami bencana alam, bencana sosial, dan yang tidak mampu dari segi
ekonomi, lulusan SMP/ sederajat yang tidak tertampung atau tidak memiliki
akses di SMA/SMKregular.

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

A. Instansi/Unsur yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan Pusat

1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Kbusus dan Layanan Kbusus


Pendidikan Menengah

Oirektorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan


Menengah [Dit. Pembinaan PK-LK Oikmen) sebagai leading sector dalam
pengembangan sekolah terbuka pad a jenjang pendidikan menengah, memiliki
peran dan tanggung jawab:

a. penetapan program, kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria


dalam .pembinaan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah;
b. berkoordinasi dengan Direktorat Pembinaan SMA (Oit. PSMA) dan
Direktorat Pembinaan SMK (Oit. PSMK) dalam rangka pengembangan
kurikulum dan bahan ajar, pengembangan sarana pendukung di sekolah
induk, Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK);
c. berkoordinasi dengan Pustekkom dalam rangka pemanfaatan jaringan,
penyediaan data center sekolah menengah terbuka, pengembangan
struktur jaringan di sekolah induk, pengembangan bahan ajar berbasis
TIK, konversi bah an ajar menjadi bahan ajar digital;
d. berkoordinasi dengan SEAMOLECdalam rangka pengembangan isi bahan
ajar berbasis teknologi informasi (IT content) dan pemanfaatannya,
pelatihan pemanfaatan IT bagi guru dan peserta didik;
e. berkoordinasi dengan perguruan tinggi yang relevan;
f. berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka sosialisasi
program sekolah menengah terbuka, penunjukkan/ penetapan sekolah
induk, penyediaan data calon peserta didik, penyediaan pendidik, tenaga
kependidikan tempat kegiatan belajar (TKB),penyediaan sarana prasarana
pendukung;
g. sosialisasi dan desiminasi program yang melibatkan semua stakeholders
baik pusat maupun daerah;
h. menyediakan dan mendistribusikan buku mata pelajaran baik cetak
maupun noncetak (e-books) melalui sekolah induk;
1. mengeioia data center sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah;
j. penyediaan buku pedoman pelaksanaan sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah di sekolah induk dan TK8;
k. penyediaan pusat sumber belajar dalam jaringan (o'.1line);
1. penyediaan dana operasional/ pengelolaan sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah;
m. penyediaan sarana prasarana penunjang sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah;
n. melakukan monitoring dan evaluasi;

2. Direktorat Pembinaan SMA/SMK

Peran utama Direktorat Pembinaan SMA/SMKadalah:

a. mengkoordinasikan penyediaan buku bahan ajar bagi peserta didik dan


buku pegangan bagi pendidik sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah;
b. memberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bantuan Operasional
Sekolah (80S);
c. memberikan dukungan kebijakan SMA/SMK dalam penyelenggaraan
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah.

3. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidlkan


Menengah

Direktorat Pembinaan PTK Dikmen bertanggung jawab untuk membantu


Direktorat PK-LK Dikmen dalam penyediaan dan peningkatan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah induk dan tenaga
kependidikan pada TKB.

4. Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom)

Pustekkom memiliki peran sebagai berikut:

a. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK dalam menyiapkan dan


menyelenggarakan proses pembelajaran melalui tele-conference dan
penggunaan IT lainnya untuk kepentingan proses pembelajaran serta
berkoordinasi dengan SEAMOLEC;
b. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK sosialisasi program sekolah
terbuka pada jenjang pendidikan menengah melalui media daring (online);
5

c. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK menyiarkan program


pembelajaran melalui TV Edukasi;
d. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK mengembangkan struktur
jaringan di sekolah induk dan tempat kegiatan belajar (TKB);
e. membantu Direktorat Pembinaan PK-LKmembantu Direktorat Pembinaan
PK-LK Dikmen dalam pengembangan sistem monitoring dan evaluasi
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah secara online;
. r. membantu Direktorat Pembinaan PK-LKdalam pengembangan bah an
ajar
berbasis TIl{ serta berkoordinasi dengan SEAMOLEC.

5. SEAMOLEC

SEAMOLECberperan sebagai berikut:

a. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK dalam menyiapkan dan


menyelenggarakan proses pembelajaran melalui tele-conference dan
penggunaan IT lainnya untuk kepentingan proses pembelajaran dan
berkoordinasi dengan Pustekkom;
b. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK melakukan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan pendidik dalam menggunakan media online;
c. membantu Direktorat Pembinaan PK-LKdalam pengembangan bah an ajar
berbasis TIl{ serta berkoordinasi dengan Pustekkom.

6. Perguruan Tinggi Relevan

Mitra kerja Direktorat Pembinaan PK-LK Pendidikan Menengah dalam


pengembangan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah adalah
perguruan tinggi relevan, yaitu perguruan tinggi yang berpengalaman dalam
mengelola pembelajaran jarak jauh (distance leaming~. Perguruan tinggi yang
dimaksud diberi tugas untuk membantu persiapan dan penyelenggaraan
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah yang meliputi berbagai
kegiatan sebagai berikut:

a. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK menyusun program pendidikan


dan pelatihan pengernbangan bahan ajar mandiri, pengembangan
pedoman pelaksanaan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah, pedoman tutorial, pedoman suplemen bahan ajar rnandiri,
pedoman penilaian;
b. membantu Direktorat Pembinaan PK-LKmenyusun petunjuk teknis dan
melaksanakan Bimtek pendidik dan tenaga kependidikan sekolah terbuka
pad a jenjang pendidikan menengah;
6

c. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK menyusun program pendidikan


dan pelatihan tentang penggunaan teknologi informasi dan komputer (TIK)
dalam pembelajaran mandiri dan berkoordinasi dengan Pustekkom dan
SEAMOLEC;
d. membantu Direktorat Pembinaan PK-LKmenyusuh bahan ajar noncetak
(e-books) dan berkoordinasi dengan Pustekkom dan SEAMOLEC;
e. membantu Direktorat Pembinaan PK-LK mendesain sistem monitoring,
evaluasi, dan pengendalian mutu pembelajaran;

E. Instansi Yang TerUbat Dalam Penyelenggaraan di Daerah

Penyelenggaraan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah di daerah


melibatkan sejumlah instansi antara lain: dinas pendidikan baik provinsi
maupun kabupaten/ kota, sekolah induk, komite sekolah, pengawas sekolah,
dan lembaga lain yang relevan.

1. Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Dinas pendidikan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota memiliki


peran strategis dalam persiapan, pelaksanaan, dan keberlangsungan program
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah. Dengan kewenangan
yang dimilikinya, dinas pendidikan antara lain memiliki peran dan tanggung
jawab sebagai berikut:

a. memverifikasi sekolah menengah di wilayahnya yang layak menjadi


sekolah induk;
b. membuat surat rekomendasi bagi sekolah menengah yang memenuhi
syarat kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Pembinaan PK-LK Dikmen untuk diusulkan sebagai sekolah
induk;
c. mengeluarkan surat keputusan tentang izin opersional penyelenggaraan
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah berdasar usulan dari
calon sekolah induk;
d. mensosialisasikan program sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah kepada stakeholders;
e. menyediakan data calon peserta didik;
f. menyediakan pendidik dan tenaga kependidikan baik pendidik dan tenaga
kependidikan pada sekolah induk dan tenaga kependidikan pada TKB;
g. menyediakan/ memfasilitasi sarana-prasarana pendukung;
h. melakukan pembinaan secara berkelanjutan.
2. Sekolah Induk

Sekolah induk bagi sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah


memiliki peran dalam mengelola dan mengoperasionalkan berbagai kegiatan
yang terkait dengan program sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh sekolah induk
tersebut antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. menyusun dan menetapkan organisasi pengelola sekolah terbuka pada


jenjang pendidikan menengah;
b. melaksanakan rekrutmen peserta didik, guru sekolah terbuka pada
jenjang pendidikan menengah, guru bimbingan dan konseling, tenaga
kependidikan TKB (tenaga administrasi, laboran, pustakawan, dan
teknisi);
c. melaksanakan sosialisasi program sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah kepada komponen internal sekolah dan
masyarakat;

d. membuat peta wilayah jangkauan dan kantong-kantong sasaran program


sekolah terbuka pad a jenjang pendidikan menengah;
e. menetapkan TKBdi beberapa titik wilayah sasaran;
f. membina TKB Mandiri, yaitu TKB yang didirikan dan dikelola masyarakat
secara mandiri;
g. melaksanakan seleksi dan registrasi peserta didik sekolah terbuka pada
jenjang pendidikan menengah;
h. menentukan model layanan pembelajaran mandiri sesuai kondisi sarana
prasarana yang ada dan dukungan fasilitas jaringan online, yaitu: 1)
Dominan online (Domon), 2) Balance online dan Tatap Muka (Bontamu),
atau 3) Dominan tatap muka (Domtamu);
1. melaksanakan proses pembelajaran sesuai model layanan pembelajaran
yang ditetapkan;
J. melaksanakan penilaian hasil belajar;
k. mengelola dan melaporkan hasil belajar, rapor dan lainnya;
1. mengelola dokumen induk peserta didik;
m. menerbitkan ijazah danl atau sertifikat kompetensi sesuai format
sebagaimana terlampir, bagi peserta didik sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah yang telah dinyatakan lulus ujian nasional/ujian
sekolah;
n. berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan perguruan tinggi relevan;
o. mengelola sistem dan struktur jaringan sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah;
p. mengelola keuangan bantuan penyelenggaraan sekolah terbuka pada
jenjang pendidikan menengah;
q, menyiapkan sarana-prasarana pembelajaran.

3. Komite Sekolah

Komite sekolah pada sekolah induk berperan:

a. membantu pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah


dalam mensosialisasikan Sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah;
b. membantu dalam pengembangan jejaring kerja untuk membantu
pengembangan saran a prasarana dan pembiayaan penyelenggaraan
sekolah terbuka pad a jenjang pendidikan menengah.

4. Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah berperan:

a. membantu dalam melaksanakann monitoring dan evaluasi


penyelenggaraan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah;
b. melaksanakan supervisi dalam rangka pembimbingan dan pembinaan
penyelenggaraan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah,
baik di sekolah induk maupun di TKB.

5. Perguruan Tinggi Relevan di Daerah

Perguruan Tinggi Mitra yang relevan di daerah membantu dalam


penyelenggaraan program sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah melalui berbagai kegiatan sebagai berikut:

a. berkoordinasi dengan dinas pendidikan propinsi dan kabupaten/kota dan


sekolah induk sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah dalam
rangka pengembangan sistem pembelajaran mandiri;
b. membantu mensosialisasi program sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah;
c. melatih pendidik dan tenaga kependidikan dalam penyelenggaraan sekolah
terbuka pada jenjang pendidikan menengah;
III. PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH TERBUKA

A. Pengembangan Sekolah Induk

1. Penetapan Sekolah Induk

Penetapan sekolah induk dilakukan oleh Direktorat Pembinaan PK-LK


Dikmen atas dasar pertimbangan:

a. rekomendasi dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya;


b. SMA/SMK berada di wilayah provinsi atau kabupaten/kota dengan Angka
Partisipasi Kasar (APK)pendidikan jenjang menengah yang rendah;
c. hasil tim verifikasi calon sekolah induk yang ditunjuk oleh Direktorat
Pembinaan PK-LKDikmen.
d. kelengkapan sarana dan prasarana sekolah terutama kelengkapan sarana
TIK;
e. kuantitas dan kualitas PTK;
f. adanya penduduk usia sekolah menengah (16 - 18 tahun maksimal 21
tahun) yang belum terlayani di SMA/SMK;
g. komitmen warga sekolah terhadap program sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah;
h. komitmen dan dukungan APSD pemerintah daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) terhadap pengembangan sekolah terbuka pad a jenjang
pendidikan menengah;
i. dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah
terbuka pada jenjang pendidikan menengah.

2. Perizinan Penyelenggaraan Sekolah Terbuka

SMA/SMK yang sudah ditunjuk menjadi sekolah induk harus mengusulkan


proposal untuk memperoleh izin operasional penyelenggaraan sekolah
terbuka pada jenjang pendidikan menengah kepada dinas pendidikan sesuai
dengan kewenangannya dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. susunan organisasi pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan


menengah;
b. daftar pendidik dan tenaga kependidikan (PTK);
c. data calon peserta didik sasaran dan peta lokasi sasaran;
d. rencanajumlah dan lokasi TKB;
e. rencana aksi pengembangan program sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah.
3. Sarana dan Prasarana Sekolah Induk

a. Sarana Sekolah Induk

SMA/SMKyang ditetapkan sebagai sekolah induk memiliki saran a sebagai


berikut:

1) sarana teknologi dan informasi komputer (TIK)yang meliputi perangkat


komputer, LCDprojector, dan jaringan internet;
2) sumber belajar atau bahan pembelajaran cetak (modul) dan noncetak
(e-books);
3) alat dan bahan praktikum IPA;
4) alat dan bahan praktek keterampilan;
5) aIat peraga/ media pembelajaran;
6) daya listrik dan air yang memadai.
b. Prasarana Sekolah Induk

Prasarana sekolah induk meliputi:

1) ruang belajar dengan jumlah memadai dan bisa dimanfaatkan oleh


peserta didik sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah pada
saat tatap muka di sekolah induk tanpa menggangu kegiatan
pembelajaran peserta didik regular;
2) laboratorium kimia, Iisika, biologi, dan bahasa yang bisa dimanfaatkan
peserta didik sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah
bersama-sama dengan peserta didik regular;
3) ruang kepala sekolah;
4) ruang wakil kepala sekolah khusus penanggung jawab sekolah terbuka
pad a jenjang pendidikan menengah;
5) ruang guru dengan kapasitas memadai sesuai jumlah pendidik yang
ada;
6) tersedia ruang adrninistrasi/ ruang khusus pengelola sekolah terbuka
pada jenjang pendidikan menengah;
7) gudang penyimpanan arsip dan peralatan sekolah;
8) lapangan olah raga danj'atau upacara.

B. Tempat Kegiatan Belajar (TKB)


1. Persyaratan Tempat Kegiatan Belajar (TKB)

Sekolah induk menunjuk TKB,' kemudian kepala sekolah induk membuat


perjanjian kerjasama dengan pengelola TKB, adapun persyaratan TKB sebagai
berikut:
a. tersedia tempat atau ruang yang representatif untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran tatap muka di lokasi sasaran;
b. tersedia fasilitas daya listrik;
c. tersedia jaringan internet untuk layanan pembelajaran online;
d. tersedia tenaga yang memenuhi syarat (kualifikasi pendidikan dan
keahlian) untuk ditunjuk menjadi tenaga kependidikan TKB.

2. Saran a dan Prasarana TKB

Tempat kegiatan belajar (TKB) memiliki sarana dan prasarana sebagai


berikut:

a. Sarana TKB:
1) bah an ajar cetak (modul) dan noncetak (e-books);
2) perangkat komputer dengan jumlah dan spesifikasi memadai;
3) jaringan internet untuk layanan e-pembelajaran;
4) daya listrik dan air;

5) saran a pendukung kegiatan pembelajaran (meja+kursi peserta didik


dan tenaga kependidikan TKB,papan tulis, almarf/rak buku).
b. Prasarana TKB:
1) ruang belajar;
2) ruang administrasi;

c. Rekrutmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)

1. Rekrutmen Pendidik

a. Persyaratan Pendidik
1) kualifikasi guru sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah
diutamakan pendidikan minimal D4/ S 1 ;
2) kompeten pada bidang sesuai kebutuhan;
3) sehat jasmani rohani;
4) menguasai TIK;
5) memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan tugas sebagai pendidik
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah.
b. Penguatan Kompetensi Pendidik
Mengikuti penguatan kompetensi melalui program bimbingan teknis
tentang:

1) pemanfaatan TIK;
2) model pembelajaran jarak jauh, mandiri, dan tatap muka;
3) pengembangan bahan ajar mandiri;
12

5) manajamen pembelajaran untuk peserta didik sekolah terbuka pada


jenjang pendidikan menengah.

2. Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan terdiri atas: 1) kepala sekolah, 2) wakasek khusus


pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah, 3) tenaga
administrasi, 4) laboran, 5) pustakawan, dan 6) teknisi.

a. Persyaratan Tenaga Kependidikan Sekolah Induk .


1) kepala sekolah di sekolah induk melekat sebagai kepala sekolah terbuka;
2) wakil kepala sekolah induk ditunjuk sebagai pengelola sekolah terbuka;
3) pustakawan: kualifikasi pendidikan minimal sekolah menengah
sederajat, memiliki kompetensi bidang ~ kepustakaan, dapat
memanfaatkan pustakawan sekolah induk;
4) tenaga adrninistrasi, laboran, dan teknisi: ;Kualifikasi pendidikan
minimal sekolah menengah sederajat, memiliki keahlian yang relevan;
5) memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan tugas sebagai tenaga
kependidikan pada sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah.
b. Persyaratan Tenaga Kependidikan TKB
1) kualifikasi tenaga kependidikan TKBminimal sekolah menengah;
2) dapat mengoperasikan komputer;
3) memiliki surat keterangan sebagai tenaga kependidikan sekolah terbuka
pad a jenjang pendidikan menengah yang dikeluarkan oleh sekolah
induk.
b. Penguatan Kompetensi Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan harus mengikuti penguatan kornpetensi sesuai bidang
tugasnya, yaitu:

1) kepala sekolah dan wakil kepala sekolah: bimtek tentang pengelolaan


sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah (manajerial dan
akademik);
2) administrasi, laboran, pustakawan, dan teknisi: Bimtek berkaitan
dengan penguatan kompetensi yang relevan.

3. Penghargaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTKt

Pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah terbuka pada jenjang


pendidikan menengah mendapatkan tunjangan danl atau penghargaan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
3. Penghargaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)

Pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah terbuka pada jenjang


pendidikan menengah mendapatkan tunjangan dan/ atau penghargaan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

D. Kurikulum dan Bahan Ajar

1. kurikulum sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah


menggunakan kurikulum sekolah induk yang berlaku;
2. bahan ajar untuk mata pelajaran pokok menggunakan bah an ajar sekolah
menengah yang telah ditambahkan suplemen menjadi bahan ajar mandiri;
3. semua bahan ajar disiapkan dalam bentuk bahan cetak [buku/modul) dan
bahan noncetak (e-books);
4. sekolah induk harus sudah mendapat semua bahan ajar baik cetak maupun
noncetak (e-books) minimal untuk 1 (satu) semester sebelum proses
pembelajaran sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah dimulai;

IV. KOORDINASI PENYELENGGARAAN SEKOLAH TERBUKA

A. Koordinasl Penyelenggaraan Sekolah Terbuka

Agar penyelenggaraan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah dapat


berjalan dengan baik, diperlukan dukungan berbagai pihak terkait dengan
kewenangan masing-masing. Koordinasi penyelenggaraan sekolah terbuka pada
jenjang pendidikan menengah an tara berbagai pihak terkait di pusat dan daerah
adalah sebagai berikut:
14

..
. , .....;- ,. '
. "
GUBERNUR -
I °DIt PlM81NMNSMA
°Dlt PlMBINAAHSMIC
\D'ISbIiC :.; .:< °DIT PEM8INAANipTX OIICMEH
~
PROVINSI ---- °pUSlUKOM
1 •SEAMOlEC
I I
1 J IL •
1 .;.:' BUPA-r,l' I:,;: ,. : ~~£L~V: AN
1 WAll KOTA ! . '.:,~.~'.'..'r.
I
1
1
l--- -, ·····DISDIK·'..;'" :

1 KAD/KOTA
1
I ", ........ J.:\.
,
~ . .
SEKOLAH
~--- '.
'.','

1------- INDUK CAMAT


I
I
I
VAVASAN/l£MBAGA
-------- SMA/SMK
TERBUIA
PENVfUNGGARA PLK
;

I
TENEGA
PENDIDIK SI!KOLAH INDUK DAN KEPENDIDlKAN
GURU 8K TICI MANDIRI

I
TENAGA TENAGA
KEPENDIDIKAN KEPENDIOIKAN TKIMA
01 TKB 01 TKB

5 I S W A

Bo Pengelola Sekolah Terbuka

Pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah melibatkan


pendidik dan tenaga kependidikan yang direkrut dari sekolah induk dan TKB.

1. Pendidik adalah guru sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah yang
direkrut terutama dari sekolah induk.
2. Tenaga kependidikan, terdiri atas:
a. kepala sekolah, yaitu kepala sekolah induk;
b. wakil kepala sekolah yang ditunjuk khusus sebagai pengelola sekolah
terbuka pada jenjang pendidikan menengah;
c. tenaga administrasi atau tata usaha (TU);
d. tenaga kependidikan TKByang direkrut dari masyarakat di sekitar TKB
e. laboran;
f. pustakawan; dan
g. teknisi.
Struktur pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah adalah
sebagai berikut:

i KEPAL\SEKOlAH
INOUIe
I
I PENGELOLA
SEKOLAH TEA8UICA
I r
lU,labornn,
Pustalcawan, un
Telenlsl
SARANA

II
I 1
TIK I. IPENDIOIK/GURU]
I MAPEl.-
I P£NOIDII(/GURU
MAPEL".~.
PENOIOIK/GURU
OK
I
I
r
JARINGAN
INTERNET

1 I
~ ~
I 1 I I I 1
I- IC TENAGA TENAGA TENAGA TENAGA TENAGA TENAOA AN t-
EPENOIOIKAN KEPENDIOIKAN KEPENDIDIKAN KfPENOIDIKAN KEPENDIOIKAN KEPENOIDIK
01 TlCB 011l(B DITKa OITKB Ot lKB Ot 11CB
5 IS W A
I }---
---_-
,
-- .......... - __-_
.--------,
I MOOUL MATA PaAJARAN. MIiO.A PSM8&LAJAAAN.
I
---------
DAN PIiRANGKAT PIiN.LAIAN I
L ~ (CIiTAK & ~ _I
IiL~AKlAONIKI

V. PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH TERBUKA

A. Penerimaan Peserta Didik

1. Kegiatan Sosialisasi
a. kegitan sosialisasi melibatkan tokoh agama (Toga), tokoh masyarakat
(Tomas),dan aparat kecamatarr/desa;
b. sosialisasi program sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah
dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai media, baik media cetak
maupun elektronik.
2. Langkah-langkah:
a. Penyusunan tim
b. Penyusunan bahan sosialisasi
c. Penyusunan jadwal sosialisasi
d. Pelaksanaan sosialisasi
3. Pendaftaran, Seleksi, dan Registrasi
a. Mekanisme pendaftaran
b. Proses seleksi peserta didik (administrasi)
c. Pengumuman hasil penerimaan peserta didik baru (PPDB)
d. Registrasi: semua peserta didik yang diterima di sekolah terbuka pada
jenjang pendidikan menengah menjadi bagian dari peserta didik sekolah
induk (mendapat Nomor Induk Siswa Nasional/NISN).

B. Kegiatan Awal Tahun Pelajaran Baru

Pada awal tahun pelajaran baru semua peserta didik yang telah diterima sebagai
peserta didik sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah mendapat
orientasi yang meliputi:

1. pengenalan ten tang penyelengaraan sekolah terbuka pada jenjang pendidikan


menengah;
2. pengenalan sistem pembelajaran mandiri (bimbingan belajar online dan tatap
muka);
3. sistem penilaian hasil belajar dan ijazah dan/ atau sertifikat kompetensi;
4. pelatihan penggunaan TIK.

c. Model Layanan Bimbingan Belajar

Model layanan bimbingan belajar sekolah terbuka pada jenjang pendidikan


menengah yang diselenggarakan terdiri atas 3 (tiga) model. Model layanan
bimbingan belajar yang dipilih oleh pengelola sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah, tergantung pad a kondisi jaringan internet di wilayah
sasaran. Ketiga model tersebut adalah:

1. Dominan Online (DOMON)

Model layanan belajar dominan online yang selanjutnya disebut DOMON


adalah layanan bimbingan belajar mandiri yang dilaksanakan secara online
dengan memanfaatkan fasilitas TIK secara dominan. Proporsi bimbingan
belajar online ± 80% dan bimbingan tatap muka ±20%. Kegiatan bimbingan
belajar online dilaksanakan di tempat tinggal masing-masing peserta didik
jika ada fasilitas internet atau di TKB. Bimbingan belajar tatap muka
dilaksanakan di TKB dan/ atau di sekolah induk.

2. Balance Online dan Tatap Muka (BONTAMU)

Model layanan belajar Balance Online dan tatap muka yang selanjutnya
disebut BONTAMU adalah layanan bimbingan belajar mandiri dengan
proporsi bimbingan belajar secara online dan bimbingan belajar tatap muka
secara seimbang (50% online dan 50% tatap muka). Kegiatan bimbingan
belajar online dilaksanakan di tempat tinggal masing-masing peserta didik
jika ada fasilitas internet atau di TKB. Bimbingan belajar tatap muka
dilaksanakan di TKB dan/ atau di sekolah induk.
3. Domlnan Tatap Muka (DOMTAMU)

Model layanan belajar Dominan tatap muka yang selanjutnya disebut


DOMTAMUadalah layanan bimbingan belajar mandiri dengan proporsi
bimbingan belajar secara tatap muka lebih dominan dibandingkan bimbingan
belajar online dengan proporsi 80% tatap muka dan online 20%. Kegiatan
bimbingan belajar online dilaksanakan di tempat tinggal masing-masing
peserta didik jika ada fasilitas internet atau di TKB. Bimbingan belajar tatap
muka dilaksanakan di TKBdan/ atau di sekolah induk.

Beban belajar peserta didik, beban kerja pendidik, dan konversi jam belajar
sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

V1.PENGENDALIAN MUTU PROGRAM SEKOLAH TERBUKA

A. Monitoring dan Evaluasl

1. Tujuan

a. melakukan pemantauan pelaksanaan program sekolah terbuka pada


jenjang pendidikan menengah baik di sekolah induk maupun di TKB;
b. melakukan pengukuran pencapaian proses pembelajaran sekolah terbuka
pada jenjang pendidikan menengah;
c. memfasilitasi pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah untuk dapat saling berinteraksi dalam menyampaikan
permasalahan dalam pelaksanaan sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah;
d. memberikan masukan bagi tindak lanjut penyelesaian masalah yang
dihadapi pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah
dalam pencapaian mutu yang telah ditetapkan;
e. memberikan masukan bagi perbaikan program sekolah terbuka pad a
jenjang pendidikan menengah.

2. Pelaksanaan

a. monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh pemerintah pusat (Dit.


Pembinaan PK-LKDikmen) dan daerah (disdik provinsi dan kab/kota);
b. monitoring dan evaluasi oleh pusat dilaksanakan minimal dua kali dalam
setahun;
c. monitoring dan evaluasi oleh daerah dilaksanakan secara rutin per
triwulan.
18

3. Sasaran

Sasaran monitoring dan evaluasi adalah pengelolaan sekolah terbuka pad a


jenjang pendidikan menengah di sekolah induk dan TKB.

4. Komponen

a. Aspek administratif, meliputi kelengkapan:


1) dokumen-dokumen masukan (input), yaitu kelengkan data peserta
didik, Pendidik sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah,
tenaga kependidikan TKB, kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP),buku/modul cetak dan noncetak, dan sarana input
lainnya;
2) dokurnen-dokumen proses, yaitu kelengkapan dokumen RIPS sekolah
terbuka pada jenjang pendidikan menengah, rencana kerja, laporan
pelaksanaan program, laporan keuangan, jadwal pembelajaran online
dan tatap muka, dan dokumen proses lainnya. .
3) dokumen-dokumen luaran (output), yaitu kelengkapan dokumen hasil
belajar peserta didik yang meliputi: buku le~er, buku rapor, dan
dokumen luaran lainnya.
b. Aspek Edukatif
1) jadwal kegiatan pembelajaran online dan tatap muka;
2) pelaksanaan bimbingan belajar online dan tatap muka;
3) pelaksanaan bimbingan dan konseling.

5. Instrumen Monitoring dan Evaluasi

a. monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara offline dan online;


b. monitoring dan evaluasi secara offline dilaksanakan dengan cara: petugas
monitoring dan evaluasi langsung mendatangi dan mewawancarai
responden yaitu: pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah di sekolah induk dan TKB, komite sekolah, peserta didik, dan
I
alumni Sekolah terbuka pada jenjang pendidikan menengah
mengggunakan instrumen yang telah disediakan;
c. monitoring dan evaluasi secara online dilaksanakan dengan cara
responden yaitu pengelola sekolah terbuka pada jenjang pendidikan
menengah di sekolah induk dan TKB mengisi instrumen yang telah
disediakan secara online. Pengisian instrumen monitoring dan evaluasi
online dilaksanakan setiap akhir semester.
19

B. Supervisi

1. Supervisi Sekolab Induk

Kepala sekolah induk sebagai penanggung jawab sekolah terbuka pada


jenjang pendidikan menengah yang dikelolanya harus melaksanakan
supervisi secara rutin dan terjadwal, baik terhadap pengelola sekolah terbuka
pada jenjang pendidikan menengah di sekolah induk maupun di TKB.

2. Supervisi oleb Pusat

Supervisi oleh pusat dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh Direktorat
Pembinaan PK-LKDikmen.

3. Supervisi oleh Daerab

Supervisi oleh daerah dilaksanakan dinas pendidikan dengan memanfaatkan


pengawas sekolah di wilayah masing-masing.

VII. PEMBIAYAAN

A. Satuan Biaya

Satuan biaya untuk menunjang penyelenggaraan sekolah terbuka pada jenjang


pendidikan menengah dihitung berdasarkan kornponen biaya yang bersifat
variabel, yaitu komponen biaya untuk peserta didik yang bervariasi tergantung
jumlah peserta didik yang dikelola, dan komponen biaya statis, yaitu komponen
biaya untuk investasi dan pemeliharaan.

B. Komponen Pembiayaan

1. Biaya Pengelolaan (Manajemen)


a. Honor (bulanan) bagi:
1) Pengelola,
2) Pendidik dan tenaga kependidikan sekolah terbuka pada jenjang
pendidikan menengah, tenaga kependidikan TKB,
3) Tenaga administrasi, pustakawan, laboran, dan ~knisi.
b. Transport untuk:
1) Kunjungan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah induk ke TKB,
2) Kunjungan tenaga kependidikan dan peserta didik ke sekolah induk,
3) Pembinaan (supervisi akademik dan administratit).
c. Honor Kegiatan Penunjang Akademik:
1) Pengawas Ujian Tengah Semester,
2) Pengawas Ujian Akhir Semester,
3) Kegiatan Remedial.
2. Alat Tutis Kanlor (ATK)
3. Biaya Investasi untuk:
a. Perawatan dan pcngembangan jaringan TIK,
b. Peralatan praktck,
c. Bahan prakt.ikurrr/ praktek kelerampiIan,
d. Perawatan gcdung dan alat/barang inventaris.

C. Sumber Dana

1. Pusat (APBN)
a. bantuan opcrasional sckolah terbuka pada jenjang pendidikan mencngah
merupakan bantuan operasional kunjungan pendidik sekolah lerbuka
pada jcnjang pcndidikan menengah lee TKB dan tcnaga kepcndidikan TKB
kc sckolah incluk;
b. bantuan siswa miskin merupakan bantuan untuk pcrlengkapan pcserta
c1iclik, seperti buku tulis, alal tulis, dan transportasi ke TKB dan sckolah
induk;
c. sarana dan prasarana pcnunjang sekolah terbuka pada jcnjang pcncliclikan
mcnengah;
2. Daerah (APBD)
a. Provinsi:
1) BOS daerah,
2) Bantuan pcndidikan lainnya.
b. Kabupaterr/Kota:
1) BOS daerah,
2) Bantuan pcndidikan lainnya.
3. Masyarakat dan Dunia Usaha:
Q. Sumbangan pendiclikan,
b. Sumbangan sukarela,
c. CSR pcrusahaan.

Anda mungkin juga menyukai