Anda di halaman 1dari 12

BAB V

PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Prinsip lingkup, dan teknik Penilaian

1. Prinsip-prinsip penilaian

Penilaian dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan


yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

25
2. Lingkup dan Teknik Penilaian

1. Lingkup penilaian

Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan, sedangkan lingkup penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.

2. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik


dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian
sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan
keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal
ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka
pembentukan karakter peserta didik.

a. Sikap Spiritual

Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,


menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
b. Sikap Sosial

Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku


antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang.
Penilaian utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal
harian. Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antarteman,
hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui wawancara,
catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record)
sebagai unsur penilaian utama.

26
Tabel penilaian sikap

Tabel Mekanisme penilaian sikap antar teman

3. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur


penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses
berpikir. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan,
pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan
pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian. Hasil penilaian pencapaian
pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat, dan deskripsi. Angka
menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat disajikan dalam huruf
A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh Satuan
Pendidikan.
27
Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Teknik penilaian pengetahuan
menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.

4. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain kinerja,
penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan menggunakan angka
dengan rentang skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.

28
B. Kriteria Kenaikan Kelas, Kriteria Kelulusan dan Mutasi

1. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga
Madrasah……………………dengan mempertimbangkan antara lain:

a) ketaatan pada tata tertib Madrasah……………,


b) Peserta didik mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran dan penilaian
yang maksimal;
c) Sikap Spiritual dan Sosial minimal bernilai baik;
d) Memiliki nilai rapor semua aspek pada semua mata pelajaran sampai dengan
semester 2 pada kelas yang bersangkutan;

2. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan

Kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik dari Madrasah………………….


ditetapkan melalui rapat dewan guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari
Madrasah……………………………………… setelah memenuhi syarat berikut;
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik; dan
c. Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran.

3. Mutasi

Prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara demokratis


dan berkeadilan, serta tidak diskriminâtif dengan menjunjung tinggi hak asasi setiap
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa Indonesia.
Prinsip tersebut berlaku tidak hanya pada proses kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas, tetapi berlaku juga pada tahap penerimaan dan
perpindahan peserta didik. Karena "pindah Belajar" merupakan hak setiap peserta

29
didik seperti yang tercantum di dalam pasal 12 (ayat 1, poin ke 5) UU No. 20 Tahun
2003, yang berbunyi:
"Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke program
pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara."
Berikut ini aturan-aturan yang berkaitan dengan pindah Belajar peserta
didiklpeserta didik dari Madrasah……………………., maupun dari jalur
pendidikan lain yang setara, pada jenjang dasar (SMP/MTs).
Adapun Aturan/syarat secara prosedur pindah Belajar peserta didik
Madrasah………………………….:
a. MTs atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima warga negara berusia 13
(tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun sebagai peserta didik
sampai dengan batas daya tampungnya. dengan batas daya tampungnya yaitu
paling banyak 32 orang per rombongan belajar/kelas.
b. Peserta didik jalur nonformal dan 'informal dapat diterima di SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat tidak pada awal kelas 7 (tujuh) setelah memenuhi
persyaratan: lulus ujian kesetaraan Paket A; dan lulus tes kelayakan dan
penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal yang
bersangkutan. Tidak hanya peserta didik jalur formal saja (SMP/MTs) yang
diperbolehkan untuk pindah sekolah, tetapi juga peserta didik dari jalur
nonformal ataupun informal memiliki kesempatan yang sama dengan syarat
lulus ujian kesetaraan paket A, dan lulus tes kelayakan/penempatan sekolah yang
dituju.
c. Peserta didik pendidikan dasar setara SMP/MTs di negara lain dapat pindah ke
SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat di Indonesia setelah memenuhi
persyaratan: menunjukkan ijazah atau dokumen lain yang membuktikan bahwa
yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan dasar setara SD/MI; dan
lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan. Melalui ayat di pasal ini pemerintah Indonesia
memfasilitasi peserta didik setara SMP dari Negara lain untuk dapat pindah
sekolah di Indonesia, dengan syarat telah menyelesaikan pendidikan dasar setara
SD, dan lulus tes kelayakan dan penempatan sekolah yang dituju terlebih dulu.
d. Satuan pendidikan memberikan bantuan penyesuaian akademik, sosial, dan/atau
mental yang diperlukan oleh peserta didik berkelainan dan peserta didik
pindahan dari satuan pendidikan formal lain atau jalur pendidikan lain. Bantuan

30
bisa berupa penyesuaian nilai mata pelajaran dan nilai raport, bantuan
pengenalan lingkungan sekolah dll. Penerimaan peserta didik pada satuan
pendidikan dasar dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
e. Keputusan penerimaan calon peserta didik menjadi peserta didik dilakukan
secara mandiri oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala satuan
pendidikan. Setiap satuan pendidikan diberikan wewenang khusus untuk
menerima atau tidaknya pindahan peserta didik melalui rapat guru yang
dipimpin oleh kepala Madrasah. Salah satu tujuan dari rapat ini adalah untuk
mendengarkan pendapat dari wali kelas tentang kondisi daya tampung
kelas/jumlah peserta didik. Satuan pendidikan dasar (SMP/MTs) dapat
menerima peserta didik pindahan dan satuan pendidikan dasar lain.

f. Satuan pendidikan dapat menetapkan tata cara dan persyaratan tambahan


penerimaan peserta didik pindahan. Pemerintah memberikan hak kepada setiap
satuan pendidikan untuk membuat juknis dan persyaratan tambahan penerimaan
peserta didik pindahan sesuai dengan aturan yang berlaku dimasing-masing
sekolah. Persyaratan tambahan dan tatacara penerimaan peserta didik pindahan
yang berlaku ditiap-tiap satuan pendidikan dengan ketentuan tidak boleh
bertentangan/melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(PP No. 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan ).;

C. Penilaian hasil belajar pada masa darurat

1. Sistem Penilaian hasil belajar pada masa darurat

Sistem penilaian pembelajaran pada masa darurat Guru dapat merancang


penilaian hasil belajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;

a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar dari
Kemenag RI dengan penyesuaian masa darurat;
b. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan;
c. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan, proyek, praktek,
tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk

31
asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan/atau keamanan;
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), penilaian akhir semester (PAS) dan
penilaian akhir tahun (PAT);
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak
perlu dipaksakan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh;
f. Pemberian tugas kepada siswa dan penilaian hasil belajar pada masa Belajar dari
Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas belajar di
rumah. Pemberian tugas perlu proporsional atau tidak berlebihan, agar
perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi siswa selama masa darurat
tetap terjaga;
g. Hasil belajar anak dikirim ke guru bisa berupa foto, gambar, video, animasi,
karya seni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan yang
memungkinkan diwujudkan di masa darurat;
h. Dari hasil belajar tersebut, guru dapat melakukan penilaian baik dengan teknik
skala capaian perkembangan, maupun hasil karya
i. Kemudian dianalisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang muncul
lalu dilakukan skoring.

D. Evaluasi dan Supervisi

1. Evaluasi Keterlaksanaan Kurikulum darurat

Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,


supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan.
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas.
a. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan
mutu secara berkelanjutan.
b. Sistem dan Entitas Pengawasan
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas
pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.

32
c. Kepala Madrasah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.

d. Kepala Madrasah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi


akademik dan supervise manajerial.

2. Proses Pengawasan

a. Pemantauan

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,


pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui
antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi

Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,


pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara
lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan.

c. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses


pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.

d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar; dan

2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program


pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

33
Evaluasi Ketercapaian Lulusan

Indikator Penanggung jawab


Sasaran Program Keberhasilan Kegiatan
Tersedianya Pengembang Sekolah belum Rapat komite Kepala madrasah
ruang kelas yang an Sarana memiliki ruang kelas dan dewan dan Waka Sarpras
presentatif guna prasarana yang sesuai dengan guru
kelancaran KBM jumlah siswa (masih
pinjam)
Tersedianya alat Pengembang Sekolah sudahmemili Rapat Kepala
praktik an kurikulum ki alat praktik Komite dan Madrasah/Komite
komputer yang dan komputer yang bisa Dewan Guru
bisa menunjang pembelajaran menunjang
pengetahuan pengetahuan
siswa dibidang siswadibidang
TIK TIK namun belum
memenuhi seluruh
siswa
Sosialisasi Kepala Madrasah
program
kepada wali
murid
Menjalin Komite Madrasah
kerjasama
dengan masy
arakat
Tersedianya Pengembang Madrasah  tersedia Pengadaan Kepala Madrasah
buku BSE Kelas  an kurikulum buku BSE Kelas 7s.d  buku melalui dan Bendahara BOS
7s.d 9dan buku dan 9 dan buku Agama. : Buku
Agama. pembelajaran Kerja sama
dengan BOS
Buku
Terciptanya Pengembang Peserta Didik Pembentukan Kepala Madrasah
keberanian an kurikulum mengaplikasikan study club dan Guru Bidang
Speaking English, dan kemampuan Studi Bahasa
kecakapan pembelajaran Speaking English, Inggris
berdiskusi, dan kecakapan
kecakapan berdiskusi, dan
memecahkan soal kecakapan
memecahkan soal
Pengadaan
Tourisme
Pengadaan
kegiatan
dengan nativ
e speaker
(pembicara
asli)
Pengadaan
lomba speak
Contest
lokal, tingkat

34
KKM.
Terbentuknya Pengembang Peserta didik siap Pengadaan Kepala Madrasah
peserta didik yang an kurikulum dalam kecakapan kerja sama dan Kabag Humas
terampil dan hidup dengan MTs
pembelajaran terdekat
Terbentuknya Pengembang Tenaga pendidik Peningkatan Kepala Madrasah
tenaga pendidik an kurikulum berkualitas kecakapan
yang profesional dan pendidik
pembelajaran melalui
pelatihan
PAKEM
Peningkatan
kecakapan
PTK
Terlaksananya Pengembang Tenaga pendidik Pembuatan Kepala Madrasah
kegiatan studi an kurikulum berwawasan luas rincian /
banding dalam dan rancangan
rangka upaya pembelajaran studi banding
peningkatan mutu dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu dalam
hal
keadministra
sian,
kelengkapan
sarana
prasarana
Rapat
sosialisasi
studi banding
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Pelaksanaan
studi banding
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Tersusunnya job Perlengkapan Sekolah memiliki job Penyusunan Kepala Madrasah
description yang organisasi description yang baru job
baru untuk dan untuk Komite description
Komite kelembagaan Madrasah, Kepala yang baru
Madrasah, Kepala Madrasah, Guru dan untuk
Madrasah, Guru Staf Komite
dan Staf di awal Madrasah,
semester genap Kepala
tahun pelajaran Madrasah,
2016/2017 Guru dan
Staf
Terbentuknya Sekolah menjalin 1.      Pengadaan1.      Kabag Kesiswaan
kerja sama kerja sama dengan kegiatan 2.      Kabag Kurikulum
dengan lembaga lembaga pendidikan lomba
35
pendidikan lain di lain di luar olahraga
luar kecamatan untuk (bola kaki –
kecamatan  untuk mengembangkan Bola voli)
mengembangkan sekolah dalam hal antar
sekolah dalam hal peningkatan kualitas madrasah
peningkatan peserta didik 2.      Pengadaan
kualitas peserta kerja sama
didik dengan MTs
Di wilayah
sekitar untuk
mengadakan
study
banding

36

Anda mungkin juga menyukai